Anda di halaman 1dari 192

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. T.L

DI PUSKESMAS OESAO KECAMATAN KUPANG TIMUR

KOTA KUPANG

TAHUN 2022

Disusun Oleh :

RITA LEMBA KAPATANG


NIM: 141902619

PRODI D-III KEBIDANAN

STIKES MARANATHA KUPANG

TAHUN 2021
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. L .T

DI PUSKESMAS OESAO KECAMATAN KUPANG TIMUR

KOTA KUPANG

TAHUN 2022

Disusun oleh :

RITA LEMBA KAPATANG


NIM : 141902619

PRODI D-III KEBIDANAN

STIKES MARANATHA KUPANG

TAHUN 2022

ii
LEMBARAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. L.T

DIPUSKESMAS OESAO KECAMATAN KUPANG TIMUR

KOTA KUPANG

TAHUN 2022

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk

dipertahankan di hadapan penguji

PEMBIMBING

MARIA .M THEOFILA DUKA,S.Tr.Keb.M.Keb

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa,

karena atas berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir ini dengan judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif pada NY. L.T

di Puskesmas Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang dengan

baik.” Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Ahli Madya Kebidanan.

Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (Studi Kasus) ini, penulis

banyak mendapat bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu,

melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada yang

terhormat :

1. Ns. Stefanus M. Kiik, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep. Kom selaku Ketua STIKes

Maranatha Kupang

2. Roslin E. M. Sormin, SST., M.Kes sebagai Ketua Program Studi D-III

Kebidanan

3. Matilda Bupu Ria, S.ST., M.Kes. M.K.M. sebagai penguji yang telah

menyediakan waktu untuk menguji penulis.

4. Kepala Puskesmas Oesapa berserta staf yang telah memberikan izin bagi

penulis untuk melakukan penelitian

5. NY. A. L selaku pasien yang telah dengan rendah hati meluangkan

waktunya bagi penulis untuk melakukan penelitian.

iv
6. Teman-teman kelas angkatan tahun 2019 Prodi D-III Kebidanan STIKes

Maranatha Kupang yang telah membantu penulis dalam penyelesaian studi

kasus ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak untuk menyempurnakan Laporan Tugas Akhir ini.Puji

Tuhan yang mahakuasa ucapan syukur dan doa semoga Tuhan membalas

semua budi baik yang penulis dapatkan.

Kupang, 27 Maret 2022

Penulis

(Rita Lemba Kapatang)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN JUDUL SPESIFIKASI


LEMBARAN PERSETUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
GAMBARAN KASUS.................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................. 1
1. Tujuan Umum............................................................................. 3
2. Tujuan Khusus............................................................................ 3
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus.................................................. 4

v
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................... 6
A. Antenatal Care............................................................................... 6
1. Kehamilan Trimester III............................................................ 6
2. Adaptasi Perubahan Fisik Kehamilan Trimester III............................. 6
3. Adaptasi Psikologis Kehamilan Trimester III...................................... 9
4. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan................................................... 10
B. Persalinan Dan Bayi Baru Lahir (BBL) Umur 1 jam.............................. 24
C. Bayi................................................................................................... 52
D. Nifas................................................................................................ 62
BAB III PERKEMBANGAN KASUS............................................................ 83
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil..................................................... 83
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Persalinan................................................ 100
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir............................................ 114
D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas..................................................... 121
BAB IV PEMBAHASAN KASUS................................................................ 155
A. Antenatal Care.................................................................................. 155
B. Intranatal Care.................................................................................. 160
C. Bayi Baru Lahir.................................................................................. 165
D. Post Natal Care................................................................................. 166
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 169
A. Kesimpulan...................................................................................... 169
B. Saran................................................................................................ 172
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN KONSULTASI
LAMPIRAN REVISI
LAMPIRAN KEGIATAN KUNJUNGAN CONTINUITY OF CARE

STIKES Maranatha Kupang

Nama Penulis : Rita Lemba Kapatang


Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. A. L
Di Puskesmas Oesoa Kecamatan Kupang
Timur   Kabupaten Kupang Tahun 2022
Jumlah BAB & Halaman : V/172

GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan
Bayi, salah satu upayanya dengan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif. Tujuannya adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif.

Kehamilan

vi
Kasus yang diambil di Puskesmas Oesao Kecamatan Kupang Timur dari tangal 30
Januari 2022 s/d 20 Februari 2022. NY.” L.T “ G4 P3 A0 AH3 umur 37 tahun
usia kehamilan 39-40 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi kepala, intra
uterin.

Persalinan
Tanggal 20 Februari 2022 jam 06.00 WITA Ny. L.T datang dengan keluhan sakit
perut bagian bawah menjalar kepinggang dan keluar lendir bercampur darah dari
jalan lahir sejak jam 02.00 WITA. hasil pemeriksaan Ny.” L .T“ G4 P3 A0 AH3,
40-41 minggu, partus kala 1 fase aktif keadaan ibu dan janin baik.Jam 20.35
WITA bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala, berat badan 2800 gram,
panjang badan 46 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm, lingkar perut 29
cm, bayi tidak cacat dan tidak ada kelainan. Tanggal 20 Februari 2022 jam 20.40
WITA Ny. “L .T“ P3 A0 AH3, partus kala III keadaan ibu dan janin baik, plasenta
lahir dengan spontan lengkap. Tanggal 20 Februari 2022 Jam 21.00 WITA Ny.
“L.T ” P3 A0 AH3 partus kala IV, keadaan ibu dan janin baik. Tanggal 20
Februari 2022 jam 23.00 WITA Ny. “L.T “ P3 A0 AH3,2 jam nifas, keadaan ibu
dan janin baik. Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 jam keadaan
ibu dan bayi baik.

KN dan KF
Tanggal 22 Maret 2021 jam 17.00 WITA dilakukan kunjungan rumah I, Ny. “A.
L “ P2 A0 AH2 nifas hari ke-2, keadaan ibu baik, bayi umur 2 hari, keadaan ibu
dan bayi baik dan sehat. Tanggal 28 Maret 2021 jam 16.00 WITA dilakukan
kunjungan rumah kedua, Ny. “A. L” P2 A0 AH2 nifas hari ke 6 keadaan ibu
baik,bayi umur 6 hari keadaan bayi sehat. Tanggal 15 April 2021 jam 16.30
WITA dilakukan lagi kunjungan rumah ketiga bayi umur 24 hari keadaan bayi
baik dan tanggal 23 April 2021 jam 16.30 WITA kunjungan rumah ketiga nifas
hari ke-26 keadaan ibu baik.

Pustaka : 18 buku (Tahun 2015-2019)

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan pelayanan kesehatan

utama kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir. Setiap

ibu hamil akan menghadapi resiko yang bisa mengancam jiwanya. Maka

dari itu setiap ibu hamil memerlukan asuhan kebidanan selama masa

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir, (Dwi, 2016)

Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan merupakan

pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga dan

masyarakat. Asuhan kebidanan mengutamakan pelayanan

berkesinambungan (Continuty Of Care), sangat penting bagi wanita untuk

mendapatkan pelayanan dari tenaga profesional yang akan menangani

perawatan berkelanjutan sejak ibu hamil, ibu nifas serta perawatan bayi

baru lahir. Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang

sudah cukup berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarganya

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu, (Fitriana dan Nurwiyandani

2018)

Berdasarkan Data World Health Organization (WHO) tahun 2017,

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan

1
kehamilan atau penanganannya (tidak termaksud kecelakaan atau kasus

insidental) tanpa menghitug lama kehamilan pe 100.000 kelahiran hidup

Berdasarkan (SUPAS) tahun 2015 bahwa AKI di indonesia adalah

305/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab hipertensi, perdarahan,

komplikasi obstetric, infeksi dan penyebab lainnya. Demikian juga AKB

di indonesia menurut (SDKI) 2017 yaitu 24/1000 kelahiran hidup dengan

penyebab kematian adalah Asfiksia, Infeksi dan BBLR

Untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan Laporan Tahunan

Dinas Kesehatan, Tahun 2020 jumlah kasus kematian ibu di Nusa

Tenggara Timur sebanyak 151 kasus dengan penyebab perdarahan 49

(41,04%), preeklampsi/eklampsi 17 (14,04%), infeksi 6 (0,5%), sedangkan

jumlah kematian bayi dan balita di Nusa Tenggara Timur adalah 943

kasus, dengan penyebab stanting (24,2%), wasting (7,7%), underweight

(18,0%)

Dinas Kesehatan Kota Kupang berdasarkan Laporan Tahunan Dinas

Kesehatan Kabupaten Kupang tahun 2019 jumlah kunjungan ANC 9.573

ibu hamil, persalinan Nakes 8.119 ibu bersalin, kunjungan Nifas 8.285 ibu

nifas, kunjungan Neonatus 8.150 neonatus. Jumlah kematian ibu di

Kabupaten Kupang sebanyak 5 kasus, jumlah kematian bayi 18 kasus

Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Oesao pada tahun

2019, kunjungan ANC tahun 2019 KI berjumlah 1.838 orang, K4

berjumlah 1.603 orang, persalinan normal 1.661, persalinan di fasilitas

kesehatan 1.661, persalinan di non fasilitas kesehatan 54 orang, persalinan

2
non Nakes 54 jumlah pasangan usia subur (PUS) yang bersalin di fasilitas

kesehatan dan mendapatkan pelayanan kb pasca persalinan 226 terdiri dari

kondom 0, pil 0, suntik 171, AKDR 8, Implan 47, MOW 0, MOP 0, Nifas

yang mendapatkan Vitamin A 1.715, kunjungan nifas yakni : kunjungan

KF1 1708 orang, KF2 1708 orang, KF3 1708 orang dan KN 1 laki-laki

869 dan perempuan 835 KN lengkap laki-laki 869 dan perempuan 835,

neonatus komlikasi laki-laki 93 dan perempuan 75.

Salah satu program untuk penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah Program Perencanaan Persalinan dan

Pencagahan Komplikasi (P4K). Program perencanaan stiker ini dapat

meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan

persiapan menghadapi pada saat kehamilan. Selain program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Propinsi NTT juga

memiliki salah satu program Revolusi KIA, yaitu semua persalinan harus

ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih di fasilitas kesehatan yang

memadai.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada NY. “L.T.” Gllll Plll AO AHlll

usia kehamilan 39-40 minggu di Puskesmas Oesao Tahun 2022

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan laporan tugas akhir dengan Asuhan Kebidanaan

komprehensif ini adalah sebagai berikut:

3
1. Tujuan Umum

Mampu memahami dalam menerapkan asuhan kebidanan secara

komprehensif pada Ny.L.T mulai dari masa kehamilan, persalinan,

bayi baru lahir dan nifas.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada Ny.

L .T.G4 P3 A0 AH3 dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan

bayi baru lahir

b. Dapat menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada Ny. L .T G4

P3 A0 AH3 dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru

lahir

c. Melakukan penatalaksanaan pada Ny. L .T G4 P3 A0 AH3 dari

masa kehamilan, persalinan, mifas dan bayi baru lahir

d. Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP pada Ny. L

.T G4 P3 A0 AH3 dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

baru lahir

C. Waktu Dan TempatPengambilan Kasus

Pengambilan kasus dilakukan di tempat/rumah oesao Kecamatan Kupang

Timur dengan menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif yang

dimulai tanggal :

1. 30 Januari 2022 : Pemeriksaan kehamilan pertama

2. 18 Maret 2021 : Pemeriksaan kehamilan kedua

3. 20 Maret 2021 : Pertolongan Persalinan

4
4. 22 Maret 2021 : Kunjungan Rumah KF 1 dan KN 1 6-8 jam pertama

5. 28 Maret 2021 : Kunjungan Rumah KF II dan KN II hari ke-6

6. 15 April 2021 : Kunjungan Rumah KN III hari ke-24

7. 23 April 2021 : Kunjungan Rumah KF III hari ke-26

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Antenatal Care

1. Kehamilan

Kehamilan merupakan proses yang alamiah, dan merupakan

pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga dan

masyarakat. Kehamilan trimester III adalah trimester akhir kehamilan

pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40 minggu

dan janin berada pada tahap penyempurnaan, (Dwi, 2016).

2. Kehamilan Trimester III

Kehamilan trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan

kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya

perhatian pada kelahiran bayi. Ibu selalu waspadah untuk melindungi

bayinya dari bahaya, cederah dan akan menghindari orang atau hal-hal

yang di anggapnya membahayakan bayinya, (Marni, 2016).

3. Adaptasi Perubahan Fisik Kehamilan Trimester III

Perubahan kehamilan trimester III yang terjadi pada fisik

(Marmi,2016) meliputi:

a. Uterus

Pada trimester III tinggi fundus uteri usia 28 minggu mencapai 3

jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosessus xifoideus

(25 cm). Pada usia kehamilan 32 minggu TFU kira-kira mencapai ½

antara pusat dan prosessus xifoideus (27 cm). Pada usia kehamilan

6
36 minggu TFU berada di 1 jari bawah prosessus xifoideus (30 cm),

sedangkan pada usia 40 minggu TFU terletak kira-kira di 3 jari

dibawah prosessus xifoideus (33 cm). Uterus yang semula biasanya

30 gram akan mengalami hipertropi dan hyperplasia karena

pengaruh hormone estrogen dan progesterone sehingga pada akhir

kehamilan uterus ini menjadi 1000 gram dengan panjang 20 cm.

b. Vulva dan Vagina

Pada akhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih

kental karena akibat stimulasi estrogen.

c. Serviks Uteris

Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang

terdiri atas kolagen. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut

kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks

menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

d. Mamae atau Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi, hormon yang

mempengaruhi :

a. Estrogen

1) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam

sehingga payudara tampak semakin membesar.

2) Tekanan serta syaraf akibat penimbunan lemak dan air serta

garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.

7
b. Somatotropin

1) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.

2) Merangsang pengeluaran colostrum pada payudara.

c. Progesterone

1) Menambah jumlah sel acinus.

2) Pegeluaran ASI belum berlangsung karena prolactin belum

berfungsi.

3) Setelah persalinan, hambatan prolactin tidak ada sehingga

membuat ASI dapat keluar dengan lancar.

d. Sistem Perkemihan

Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul, sehingga

keluhan sering kencing akan muncul kembali karena kandung

kemih tertekan oleh bagian terendah janin. Selain itu juga terjadi

hemodilusi menyebabakan metabolisme air menjadi lancar.

e. Sirkulasi Darah

Volume darah semakin meningkat kira-kira 25% dimana

jumlah serum darah lebih besar dari pada pertumbuhan sel

darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah

(hemodilusi) dengan puncaknya pada usia 32 minggu,

terjadisupine hypotensive syndrome karena penekanan vena

kava inverior.

f. Sistem Pernapasan

8
Pada 32 minggu keatas karena usus-usus tertekan uterus

yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang

leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil

mengalami derajat kesulitan bernafas.

g. Sistem Kardiovaskular

Pada usia kehamilan 30 minggu curah jantung turun

kembali karena pembesaran uterus yang menekan vena yang

membawa darah dari tungkai ke jantung.

h. Sistem Muskuloskeletal

Pada akhir kehamilan, hormon estrogen dan progesteron

memberi efek maksimal terhadap relaksasi otot dan ligamen

pelvis. Relaksasi ini di gunakan pelvis untuk meningkatkan

kemampuan menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan

pada saat kelahiran, (Sulistyawati, 2016).

4. Adaptasi Psikologis Kehamilan Trimester III

Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III (Marmi, 2016), yakni :

a. Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian yang mana

pada trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai

bagian dari dirinya dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat

bayinya dan ada perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya

tidak lahir tepat waktu.

9
b. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua dan ini dapat menimbulkan perasaan

khawatir.

c. Pada Trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap

bayinya, khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan).

Akan tetapi kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya

dapat mengurangi kekhawatirannya.

d. Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi

oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya

perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya.

e. Wanita akan kembali merasakan ketidak nyamanan fisik yang

semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ibu akan merasa

canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan dari

pasangannya yang sangat besar.

5. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Asuhan kebidanan dilakukan pendokumentasian menggunakan SOAP

(Marmi, 2016), meliputi :

a. Data Subjektif

Subyektif adalah data yang didapat dan klien sebagai pendapat

terhadap suatu situasi dan kejadian. Pada trimester III data subjektif

ibu menyatakan telat haid 7-8 bulan dan nyeri pinggang bagian

belakang. Pada data subyektif meliputi:

1) Biodata

10
Biodata mencakup identitas pasien yaitu :

a) Nama yang jelas dan lengkap bila perlu ditulis nama panggilan

sehari-hari.

b) Umur, dicatat dalam tahun, berguna mengantisipasi diagnosa

masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.

c) Agama, ditanyakan untuk kemungkinan pengaruhnya terhadap

kebiasaan kesehatan pasien dan mempermudah pendekatan

didalam melaksanakan asuhan kebidanan.

d) Suku/bangsa berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasan

sehari-hari.

e) Pendidikan, ditanyakan untuk mengetahui tingkat

intelektualnya, juga tingkat pengetahuan sikap perilaku

kesehatan seseorang.

f) Pekerjaan, gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat

sosial ekonominya, karena ini juga berpengaruh dalam gizi

pasien tersebut.

g) Alamat, ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan

bila di perlukan keadaan mendesak dengan diketahui alamat

bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien dan

lingkungannya.

2) Keluhan utama, ibu mengatakan telah haid 7 – 9 bulan, pernah

atau tidak pernah keguguran, jumlah anak yang hidup, serta

jumlah kelahiran.

11
3) Riwayat menstruasi, untuk mengetahui faal alat reproduksi yang

meliputi usia saat menarche, siklus haid, lamanya haid, sifat darah

dan nyeri yang terjadi pada saat haid.

4) Riwayat perkawinan yang perlu dikaji adalah berapa kali

menikah, status menikah syah atau tidak, karena tanpa status yang

jelas akan berkaitan dengan psikologis.

5) Riwayat kehamilan yang lalu, ditanyakan apakah ada gangguan

yang sangat selama kehamilan, selama hamil melakukakan

pemeriksaan dimana.

6) Riwayat kehamilan sekarang, untuk mengetahui sejak kapan

pergerakan anak dirasakan, keluhan yang dialami saat hamil,

imunisasi TT berapa kali dan therapi yang didapatkan.

7) Riwayat keluarga berencana, untuk mengetahui apakah pasien

pernah mengikuti KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama,

adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi dan alasan

berhenti dari KB.

8) Riwayat kesehatan keluarga, data ini diperlukan untuk dapat

mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga

terhadap kesehatan pasien dan janinnya yaitu apabila ada penyakit

keluarga yang menyertai.

9) Keadaan psikososial, untuk mengetahui respon ibu dan keluarga

terhadap kehamilannya. Wanita mengalami perubahan

emosi/psikologis selama masa kehamilan.

12
10) Riwayat pola nutrisi, menggambarkan tentang pola makan,

frekuensi, jenis makanan dan minuman dan keluhan.

11) Riwayat eliminasi, menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu

kebiasaan buang air besar dan buang air kecil, meliputi frekuensi,

warna, bau, dan keluhan.

12) Pola istirahat, meggambarkan pola istirahat dan tidur pasien,

berapa jam pasien tidur dan keluhan yang dialami pasien saat

istirahat.

13) Riwayat kebersihan diri, dikaji untuk mengetahui apakah ibu

selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genitalia,

karena pada masa kehamilan terjadi peningkatan PH vagina.

Data subjektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat.

Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari

pasien, suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat

menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat

persalinan, riwayat KB, penyakit sekarang, riwayat penyakit

keluarga, riwayat psikososial, pola hidup).

b. Objektif ( Data Yang Diobservasi)

Data Adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan pada pasien,

pemeriksaan umum, kebidanan dan pemeriksaan penunjang. Pada

data objektif pemeriksaan tersebut adalah meliputi :

13
1) Pemeriksaan fisik umum : keadaan umum pasien yang ditunjukan

dengan kesadaran, postur tubuh, gerakan tubuh dan ekspresi

wajah.

2) Pengukuran tanda-tanda vital : suhu ( 36,50C-37,50C ), nadi (80-

90x/menit), tekanan darah (110/70-120/80 mmHg), dapat menent

ukan adanya gangguan kesehatan  dalam tubuh pasien.

3) Pemeriksaan inspeksi, meliputi :

a. Kepala : Kebersihan rambut dan apakah ada benjolan.

b. Wajah : Observasi kulit muka apakah ada pucat atau

oedema dan cloasma.

c. Mata : Apakah ada ikterik dan pucat.

d. Hidung : Apakah ada polip dan secret.

e. Telinga : Apakah ada serumen.

f. Leher : Apakah ada benjolan abnormal dan pembesaran

kelenjar.

g. Dada :
Bentuknya apakah ada benjolan abnormal, apakah

puting susu menonjolan atau tidak, adakah

hiperpigmentasi dan pengeluaran colostrum.


h. Abdomen :

i. Ekstremitas : Apakah ada bekas operasi, strie dan linea nigra.

Ekstremitas atas dan bawah apakah ada oedema


j. Genitalia :

14
dan varises.

Apakah ada kelainan, pengeluaran cairan

abnormal dari jalan lahir.

4) Pemeriksaan palpasi meliputi :

a. Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan, tinggi fundus

uteri, dan bagian apa yang terdapat pada fundus.

Pada Trimester III usia kehamilan:

7 bulan : 3 jari atas pusat

8 bulan : ½ pusat – procesus xipoideus

9 bulan : 3 jari bawah procesus xipoideus

Untuk menentukan letak punggung janin sebelah

b. Leopold II : kanan atau kiri dan bagian terkecil janin, jika

teraba keras, datardan memanjang seperti

papan(punggung)

Untuk menentukan apa yang terdapat dibagian

c. Leopold III : bawah (jika kepala maka teraba bulat, melenting,

dan keras), bokong (bulat, lunak, ttidak melenting)

dan apakah bagian bawah janin ini sudah atau

15
belum terpegang oleh pintu atas panggul

Untuk menentukan apa yang menjadi bagian

bawah dan berapa masuknya bagian bawah

d. Leopold IV : kedalam rongga panggul.

5) Pemeriksaan Auskultasi

Apakah DJJ terdengar atau tidak, frekuensi, jelas dan teratur atau

tidak dan terdengar di kanan atau kiri perut ibu. DJJ normal 120-

160 x/menit.

6) Pemeriksaan Perkusi

Tungkai refleks atau tidak

7) Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan Darah:

(1) Golongan Darah : untuk mengetahui golongan darah

pasien: A, B,O dan AB.

(2) Hemoglobin (Hb) : Hb normal adalah 11-16 g/dl.

(3) Malaria (DDR) : Hasil pemeriksaan negatif atau positif.

(4) Hepatitis B (HbsAg) : Hasil pemeriksaan positif atau

negatif.

16
b) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) : Dilakukan atau tidak di

lakukan.

c) Analisa

G P A AH UK 28-40 minggu janin tunggal/gemeli, hidup,

presentasi Kepala/Sungsang/Lintang intra uterine.

d) Pelatalaksanaan

(1) Melakukan asuhan kebidanan dengan standar 10 T untuk

pelayanan antenatal care menurut, (Kemenkes RI, 2018),

yaitu :

(a) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan

Pengukuran tinggi badan cukup 1 kali, bila tinggi badan

<145 cm, maka faktor resiko panggul sempit,

kemungkinan sulit melahirkan secara normal.

Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak

bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.

(b) Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan

darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada

faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam

kehamilan.

(c) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)

17
Bila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita

kurang energi kronis (ibu hamil KEK) dan beresiko

melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

(d) Pengukuran tinggi Rahim.

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat

pertumbuha janin apakah sesuai dengan usia

kehamilan.

Tinggi Fundus Usia

Kehamilan

1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas 12 minggu

simpisis

½ simpisis-pusat 16 minggu

2/3 diatas simpisis atau 3 jari 20 minggu

dibawah pusat

Setinggi pusat 22 minggu

1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas 28 minggu

pusat

½ pusat-procesus xipoideus 34 minggu

Setinggi procesus xipoideus 36 minggu

2 jari dibawah procesus xipoideus 40 minggu

(Kemenkes RI, Tahun 2017)

(e) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan

jenis jantung janin.

18
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala

atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada

kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung

janin kurang dari 120x/menit atau lebih dari 160x/menit

menunjukan ada tanda gawat janin, segera rujuk.

(f) Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT)

Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan

mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran

petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan

bayi.

Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama

perlindungannya

Imunisasi Selangwaktuminimal Masa

TT Perlindungan

TT1 Langkah awal

pembetukan

kekebalan tubuh

terhadap

penyakit tetanus

TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun

TT5 1 tahun setelah TT 4 >25tahun

(Kemenkes RI, Tahun 2017)

19
(g) PemberianTablet Tambah Darah (Tablet Besi)

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah

darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah

darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa

mual.

(h) Tes Laboratorium:

1. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi

ibu hamil bila diperlukan.

2. Tes haemoglobin

Untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah

(Anemia).

3. Tes pemeriksaan urine (air kencing).

4. Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan Sifilis,

sementara pemeriksaan malaria dilakukan didaerah

endemis.

(i) Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan Menurut Kemenkes RI (2018), meliputi:

1. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan 1 porsi

lebih banyak dari sebelum hamil

2. Istirahat yang cukup, tidur malam paling sedikit 6-7

jam dan usahakan siangnya tidur atau berbaring 1-2 jam

3. Menjaga kebersihan diri :

20
a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

sebelum makan, setelah buang air besar dan air

kecil.

b. Menyikat gigi secara benar dan teratur minimal

setelah sarapan dan sebelum tidur

c. Mandi 2 kali sehari

d. Bersihkan payudara dan daerah kemaluan

e. Ganti pakaian dalam dan luar setiap hari

f. Cuci rambut minimal 2-3 kali dalam seminggu

4. Aktivitas fisik

a. Ibu hamil yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik

sehari-hari dengan memperhatikan kondisi ibu dan

keamanan janin yang dikandungnya

b. Suami membantu istrinya yang sedang hamil untuk

melakukan pekerjaan sehari-hari

c. Ikuti senam ibu hamil sesuai dengan anjuran petugas

kesehatan

5. Yang harus dihindari ibu selama hamil

a. Pekerjaan terlalu berat

b. Merokok atau terpapar asap rokok berlebihan

c. Minum minuman bersoda, beralkohol daan jamu

d. Tidur terlentang > 10 menit pada masa hamil tua

e. Ibu hamil minum obat tanpa resep dokter

21
f. Stres berlebihan

6. Persiapan melahirkan atau bersalin

a) Tanyakan kepada bidan dan dokter tanggal perkiraan

persalinan

b) Suami atau keluarga mendampingi ibu saat periksa

kehamilan

c) Siapkan lebih dari 1 orang yang memiliki golongan

darah yang sama dan bersediah menjadi pendonor

jika diperlukan.

d) Persiapan tabungan atau dana cadangan untuk biaya

persalinan dan biaya lainnya.

e) Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan

kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan.

f) Rencanakan melahirkan ditolong oleh bidan atau

dokter di fasilitas kesehatan

g) Pastikan ibu hamil dan keluarga menyepakati amanat

persalinan dalam stiker P4K dan sudah ditempelkan

didepan rumah ibu hamil

h) Siapkan KTP, Kartu Keluarga, Kartu Jaminan

Kesehatan Nasional, dan keperluan lain untuk ibu

dan bayi yang akan dilahirkan.

22
i) Untuk memperoleh kartu JKN, daftarkan diri ke

kantor BPJS Kesehatan setempat atau tanyakan ke

petugas Puskemas.

j) Rencanakan ikut keluarga berencana (KB) setelah

bersalin. Tanyakan ke petugas kesehatan cara

berKB.

7. Tanda bahaya pada kehamilan

a) Muntah terus dan tidak mau makan

b) Demam tinggi

c) Bengkak pada kaki, tangan dan wajah, atau sakit

kepala disertai kejang

d) Janin di rasakan kurang bergerak dibandingkan

sebelumnya

e) Pendarahan pada hamil tua

f) Air ketuban keluar sebelum waktunya

g) Demam, menggigil dan berkeringat. Bila ibu berada

didaerah endemis malaria, menunjukan adanya

gejalah penyakit malaria

h) Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan

atau gatal-gatal didaerah kemaluan

i) Batuk lama (lebih dari 2 minggu)

j) Jantung brdebar-debar atau nyeri didada

k) Diare berulang, sulit tidur dan cemas berlebihan.

23
Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat

kunjungan ibu hamil.

8. Tata laksana atau mendapatakan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat

hamil.

B. Persalinan Normal

1. Persalinan

a. Persalinan Normal.

Persalinan merupakan rangkaian dari ritme, kontraksi progresif

pada rahim yang biasanya memindahkan janin melalui bagian bawah

rahim (servik) dan saluran lahir (vagina) menuju dunia luar. (Nuha

Medika 2018).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di

luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan

atau dengan kekuatan ibu sendiri, (Manuaba, 2016).

b. Tahapan Persalinan

Proses persalinan ini terdiri dari 4 kala ( Kusumawati, 2017), yaitu :

1) Kala I

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan

lengkap yaitu 10 cm. Dimana kala I ini dibagi menjadi dua yaitu :

a) Fase Laten

24
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai

pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

b) Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase, yaitu :

(a) Periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi

4 cm.

(b) Periode dilatasi maksimal selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 jam.

(c) Periode deselarasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

2) Kala II

Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his

ditambah kekuatan mengedan, mendorong janin keluar hingga

lahir. Persalinan kala II dimulai saat pembukaan serviks lengkap

(10cm) dan berakhir dengan keluarnya janin. Tanda dan gejala

kala II, antara lain ibu ingin meneran (dorongan meneran/doran),

perineum menonjol, vulva membuka, tekanan anus,

meningkatnya pengeluaran lendir dan darah, kepala telah turun di

dasar panggul. Pada proses persalinan kala II ini ternyata ada

beberapa hal yang kita lakukan.

3) Kala III

Waktu pelepasan dan pengeluaran ari-ari/plasenta. Lepasnya

plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-

25
tanda seperti uterus menjadi bulat, uterus terdorong keatas karena

plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah

panjang, terjadi perdarahan.

4) Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melahirkan observasi karena

perdarahan pasca persalinan paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran

penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadi

perdarahan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan (Manuaba, 2016),

antara lain :

1) Power (Kekuatan)

Kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan

tersebut meliputi kontraksi dan tenaga meneran.

2) Passenger (Penumpang)

Penumpang dalam persalinana dalah janin dan plasenta. Hal-hal

yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala

janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin, sedangkan yang

perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan

luasnya.

3) Passage (Jalan lahir)

26
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir

lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan keras adalah

ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan pada jalan lahir

lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang,

serviks, otot dasar panggul, vagina dan introitus vagina.

d. Tanda-tanda Persalinan

Tanda-tanda persalinan (Manuaba, 2016), yaitu:

1) Terjadinya his persalinan.

Mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke

depan, sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya

makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks,

semakin beraktivitas kekuatan makin bertambah.

2) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran Cairan.

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan

persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

4) Perubahan Serviks

27
Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti

pelunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks.

e. Asuhan kebidanan di lakukan pendokumentasian menggunakan

SOAP (Marmi, 2016), meliputi:

a) Subjektif

Ibu mengatakan merasa nyeri pada perut bagian bawah menjalar

ke pinggang di sertai keluar lendir bercampur darah dari jalan

lahir, sejak kapan ibu mulai merasakan tanda-tanda persalinan,

HPHT dan riwayat persalinan yang lalu.

b) Objektif

Data obyektif di dapatkan dari pemeriksaan umum, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang :

1) Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan umum mencakup Keadaan umum (menilai

keadaan umum ibu lemah atau tidak) kesadaran: composmentis

(sadar penuh dapat menjawab semua pertanyaan tentang

keadaan di sekelilingnya), ekspresi wajah (ceriah atau

gelisah).

2) Tanda-Tanda Vital meliputi :

a) Suhu normal yaitu 36,5ºC-37ºC, jika lebih dari 38ºC maka

kemungkinan infeksi.

b) TD normal ibu hamil 110/70 mmHg - 120/80 mmHg.

Dikatakan tinggi bila lebih dari 140-90 mmHg.

28
c) Nadi : dalam keadaan santai, denyut nadi normal sekitar 60-

80x/menit.

d) Pernapasan normal 16-20x/menit.

e) Berat Badan sebelum hamil dan BB saat hamil. Kenaikan

badan normal pada ibu hamil 9-12 kg.

f) Lila : di periksa pada tangan kiri, normalnya 23,5 cm jika

kurang dari 23,5 cm merupakan indikator status gizi kurang.

g) Tinggi badan : normalnya > 145 cm, jika < 145 cm beresiko

tinggi seperti panggul sempit.

3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi.

(a) Inspeksi

1. Kepala : Kebersihan rambut dan

apakah ada benjolan.

2. Wajah : Observasi kulit muka apakah

ada pucat atau tidak.

3. Mata : Apakah ada ikterik dan pucat.

4. Hidung : Apakah ada polip dan secret.

5. Telinga : Apakah ada serumen

6. Leher : Apakah ada benjolan

abnormal dan pembesaran

29
kelenjar

7. Dada : Bentuknya apakah ada

benjolan abnormal, apakah

putting susu menonjolkan

atau tidak, adakah

hiperpigmentasi ada

pengeluaran colostrum.

8. Abdomen : Tumor membesar sesuai

umur kehamilan, striae

lividae dan striae albikans

pada primi dan luka bekas

operasi pada multi.

9. Ekstermitas : Ekstremitas atas dan bawah

apakah ada oedema dan

varises.

10. Genetalia : Apakah ada varices, oedema

atau penegluaran lendir dan

darah serta cairan ketuban

yang merembes warna putih

keruh bau anyir.

11. Anus : Ada hemoroid atau tidak

(b) Palpasi

30
1. Leopold I : Usia kehamilan 9 bulan : 3

jari diatas pusat, 9 bulan :½

pusat – procesus xipoideus, 9

bulan : 3 jari dibawah

procesus xipoideus.

2. Leopold II : Menentukan dimana letak

punggung janin (kanan atau

kiri, teraba datar, keras

seperti papan) dan letal

bagian-bagian terkecil janin.

3. Leopold III : Menentukan apakah yang

terdapat dibagian bawah dan

apakah bagian terbawah janin

sudah atau belum terpegang

oleh pintu atas panggul.

Kepala (keras, bulat,

melenting), bokong (bulat,

lunak, melenting).

4. Leopold IV : Divergen sudah masuk PAP

berapa masuknya bagian

terbawah kedalam rongga

panggul, dengan gambar v/v

(c) Aukultasi

31
Apakah DJJ terdengar atau tidak, frkuensi, jelas dan teratur

atau tidak dan terdengar di kanan atau kiri perut ibu. DJJ

normal 120-160 x/menit.

(d) Perkusi

Tungkai refleks atau tidak

4) Pemeriksaan Dalam

Hasil pemeriksaan dalam sesuai dengan keadaan pasien dan

kemajuan persalinan meliputi:

(a) Keadaan vulva : Tidak ada oedema, tidak ada massa, tidak

ada varises.

(b) Vagina : Ada pengeluaran lendir, darah dan air ketuban.

(c) Porsio : Tebal lunak, tipis lunak tidak teraba.

(d) Kantong ketuban : Ketuban positif atau negatif.

(e) Pembukaan : Pembukaan dimulai dari 1-10 cm.

(f) Kepala : Proses penurunan kepala dalam tahapan persalinan

yaitu hodge I-IV.

5) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah:

(a) Golongan darah : untuk mengetahui golongan darah pasien

A, B,O dan AB.

(b) Hemoglobin (Hb) : Hb normal adalah 11-16 g/dl.

(c) Malaria (DDR) : Hasil pemeriksaan negatif atau positif.

32
(d) Hepatitis B (HbsAg) : Hasil pemeriksaan positif atau

negatif.

(e) Pemeriksaan Ultrasonografi(USG) : dilakukan atau tidak di

lakukan.

c) Analisa

G4 P3 A0 AH 3 UK 39minggu, Tunggal/Gemeli, Hidup,

Presentasi Kepala/Sungsang/Melintang intra uterine, Inpartu

kala I Fase laten/aktif – kala IV.

d) Penatalaksanaan

a. Melakukan asuhan sayang ibu

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling

menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah

satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan

keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan

akan mendapatkan rasa aman dan pengeluaran yang lebih

baik, juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan

(ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan

akan berlangsung lebih cepat.

Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan, antara lain :

(1) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan

memperlakukannya sesuai martabatnya.

33
(2) Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan

pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.

(3) Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan

keluarganya.

(4) Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa

takut atau khawatir.

(5) Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan

kekhawatiran ibu.

(6) Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan

menentramkan perasaan ibu serta anggota keluarga yang

lain.

(7) Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau

anggota keluarga yang lain selama persalinan dan

kelahiran bayinya.

(8) Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara

memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan

dan kelahiran bayinya.

(9) Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara

konsisten.

(10) Menghargai privasi ibu.

(11) Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi

selama persalinan dan kelahiran bayi.

34
(12) Menganjurkan ibu untuk minum dan makan makanan

ringan bila ia menginginkannya.

(13) Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin

membahayakan (episiotomi, pencukuran, dan klisma).

b. PARTOGRAF

Menurut (JNPK-KR, 2017) partograf adalah alat bantu

untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan

imformasi untuk membuat keputusan klinik dan digunakan

selama fase aktif persalinan.

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:

1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.

2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjakan secara

normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini

kemungkinan terjadinya persalinan lama.

3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi

ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan,

pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan

asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu

dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu

bersalin dan bayi baru lahir. Pencatatatan selama fase aktif

persalinan:

a) Informasi tentang ibu

35
Nama, umur, gravida, para, abortus, nomor catatan

medis/nomor puskesmas, tanggal dan waktu mulai

dirawat.

b) Kondisi janin

DJJ, catat setiap 30 menit.

c) Warna dan adanya air ketuban

U : Selaput utuh

J : Selaput pecah

M : Air ketuban bercampur mekonium

D : Air ketuban berwarna darah

K : Tidak ada cairan ketuban/kering

d) Penyusupan (molase) kepala janin

1 : Sutura terpisah

2 : Sutura yang tepat/bersesuaian

3 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki

4 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.

e) Kemajuan persalinan

Pembukaan serviks dimulai setiap 4 jam dan diberi tanda

silang (x). Penurunan bagian terbawah janin catat dengan

tanda lingkaran (o) pada setiap dalam.Pada posisi 0/5

atau separuh atas kepala berada di simfisis pubis. Garis

waspada dan garis bertindak.

f) Jam dan waktu

36
Waktu mulainya fase aktif persalinan. Waktu aktual saat

pemeriksaan atau penilaian.

g) Kontraksi uterus

Catat setiap setengah jam. Lakukan palpasi untuk

menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan

lamanya setiap kontraksi dalam hitungan detik: kurang

dari 20 detik, antara 20 detik dan 40 detik, lebih dari 40

detik.

h) Obat-obatan dan cairan yang digunakan oksitosin, obat-

obatan lainnya dan cairan intra vena (IV) yang diberikan.

i) Kondisi ibu

Nadi setiap 30-60 dan tandai dengan sebuah titik besar

(.) Tekanan darah catat setiap 4 jam dan ditandai dengan

anak panah. Suhu badan catat setiap 2 jam.Urine

(volume, aseton dan protein) catat setiap kali ibu BAB.

c. Melakukan pertolongan persalinan normal 60 langkah antara

lain :

1. Mengenali tanda dan gejala kala II

Mendengar dan melihat adanya tanda-tanda persalinan

kala II : Ibu merasa dorongan kuat untuk meneran, ibu

merasakan tekanan yang semakin meningkat pada

rectum/vagina, perineum menonjol, vulva vagina dan

spinter ani membuka.

37
2. Menyiapkan pertolongan persalinan

1) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan

esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin

10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali

pakai di dalam partus set.

2) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang

bersih

3) Melepaskan semua perhiasan yang di pakai dibawah

siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air

bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan

handuk satu kali pakai atau pribadi yang bersih.

4) Memakai satu sarung dengan DTT atau steril dengan

semua pemeriksaan dalam

5) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik

(dengan memakai sarung tangan desinfeksi tingkat

tinggi atau steril dan meletakan kembali di dalam partus

set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa

mengontaminasi tabung suntik).

3. Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Janin Baik

6) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya

dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan

menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air

38
desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum

atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,

membersihkannya dengan seksama dengan cara

menyeka dari depan ke belakang, membuang kapas

atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang

benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi

(meletakan kedua sarung tangan tersebut dengan benar

di dalam larutan dekontaminasi)

7) Dengan menggunakan teknik aseptik,melakukan

pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa

pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban

belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengakap,

lakukan amniotomi.

8) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara

mencelupkan tangan yang masih memakai sarung

tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan

kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta

merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit. Mencuci kedua tangan(seperti diatas)

9) Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah

kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam

batas normal (120-160 kali/menit).

39
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal,

Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam,

DJJdan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya

pada patograf.

4. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses

Pimpinan Meneran

10) Memberitahu tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi

yang nyaman sesuai dengan keinginannya

(a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk

meneran melanjutkan pemantauan kesehatan dan

kenyaman ibu serta janin sesuai dengan pedoman

persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-

temuan.

(b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana

mereka dapat mendukung dan memberi semangat

kepada ibu saat ibu mulai meneran.

(c) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu

untuk meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam

posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

11) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai

dorongan yang kuat untuk meneran :

40
(a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai

dorongan yang kuat.

(b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk

meneran

(c) Membuat ibu untuk mengambil posisi yang nyaman

sesuai dengan pilihannya (tidak meminta ibu berbaring

terlentang)

(d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi

(e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.

(f) Menganjurkan asupan cairan per oral

(g) Menilai DJJ setiap lima menit

(h) Jika bayi belum lahir atau kelhairan bayi belum akan

terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran

untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak

mempunyai keinginan untuk meneran.

(i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau

mengambil posisi yang aman jika ibu belum ingin

meneran dalam 60 menit. Anjurkan ibu untuk mulai

meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan

beristirahat diantara kontraksi.

41
(j) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan

terjadi segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu

dengan segera.

(k) Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

12) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6

cm, letakan handuk bersih di atas perut ibu untuk

mengeringkan bayi.

13) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah

bokong ibu.

14) Membuka partus set.

15) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

5. Menolong Kelahiran Bayi

16) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain

tadi, letakan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan

tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi, membiarkan kepala keluar perlahan- lahan.

Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau

bernapas cepat saat kepala lahir.

17) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi

dengan kain atau kasa yang bersih.

18) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera

42
proses kelahirannya bayiJika tali pusat melilit leher janin

dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi dan

Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya

di dua tempat dan memotongnya.

19) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

20) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan

kedua tangan dimasing-masing sisi muka bayi.

Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.

Muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut

menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu

posterior.

21) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah kearah

perieum,membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke

tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan

bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah

untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan

tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan

tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

22) Setelah tubuh dari lengan lahir,menelusurkan tangan yang

ada diatas (anterior) dan punggung ke arah kaki bayi untuk

43
menyangganya saat punggung, kaki lahir memegang kedua

mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

6. Penanganan Bayi Baru Lahir

23) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik),kemudian

meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi

sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu

pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).

Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan resusitasi.

24) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk

dan biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan

oksitosin/IM.

25) Menjepit tali pusat meggunakan klem kira-kira 3cm dari

pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari

klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2cm dari klem

pertama.

26) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi

dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem

tersebut.

27) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan

kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat

terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil

tindakan yang sesuai.

44
28) Memberikan bayi kepala ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

29) Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua.

7. Suntik Oksitosin

30) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

31) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu

bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

8. Penegangan tali pusat terkendali

32) Memindahkan klem pada tali pusat.

33) Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat

diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

34) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan belakang

(Dorso Cranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40

45
detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga

kontraksi berikut mulai.

9. Mengeluarkan Plasenta

35) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah

panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm

dari vulva. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan

penegangan tali pusat selama 15 menit, Mengurangi

pemberian oksitosin 10 unit IM. Menilai kandung kemih dan

dilakukan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan

teknik aseptik jika perlu. Meminta keluarga untuk

menyiapkan rujukan Mengulangi penegangan tali pusat

selama 15 menit berikutnya, Merujuk ibu jika plasenta tidak

lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.

36) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan memegang

plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar

plasenta hingga selaput ketuban terpilin dengan lembut

perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut, Jika selaput

ketuban robek memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi

atau steril untuk memeriksa vagina dan serviks ibu dengan

46
seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps

desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian

selaput tertinggal.

10. Pemijatan Uterus

37) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

11. Menilai Perdarahan

38) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakan

plasenta didalam kantung plastik atau tempat khusus.Jika

uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama

15 detik mengambil tindakan sesuai.

39) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

12. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan

40) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi

dengan baik.

41) Mencelupkan kedua tangan yang mmemakai sarung tangan

kedalam larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan ynag

masih bersarung tangan tersebut dengan air desinfeksi

47
tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang

bersih dan kering.

42) Menempatkan klem tali pusat desinfeksi tingkat tinggi atau

steril atau meningkatkan tali desinfeksi tingkat tinggi

dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari

pusat.

43) Mengikat satu satu lagi simpul mati dibagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama.

44) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya kedalam

larutan klorin 0,5%.

45) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya

memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

46) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian Asi.

47) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginamSetiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca

persalinan setiap 30 menit pada jam ke 2 pasca persalinan.

48) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan

masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

49) Mengvaluasi kehilangan darah.

50) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan nadi setiap 15

menit selama satu jam pertama pasca persalinan, dan

setiap 30 menit selama jam ke 2 pasca persalinan.

13. Kebersihan dan Keamanan

48
51) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 %

untuk dekontaminasi (10 menit) mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi.

52) Membuang bahan-bahan terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

53) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT

membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah.

membantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.

54) Memastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan

ASI, menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu

makanan dan minuman yang diinginkan.

55) Memastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan

ASI, menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu

makanan dan minuman yang diinginkan.

56) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

57) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5 %, membalikan bagian dalam ke luar dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

58) Mencuci ke dua tangan dengan sabun dan air mengalir.

14. Dokumentasi

59) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

60) Partograf telah dilengkapi (halaman depan dan belakang)

49
C. Bayi Baru Lahir Normal Umur 1 Jam

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan 39-40 minggu sampai dengan 41 minggu dengan berat badan

2500-4000 gram, nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan,(Rukiyah,

2016).

b. Ciri-ciri Bayi Normal(Prawirohardjo, 2018)

a) Berat badan 2500 - 4000 gram.

b) Panjang badan 48 - 52 cm.

c) Lingkar dada 30 - 38 cm.

d) Lingkar kepala 33 - 35 cm.

e) Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit.

f) Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit.

g) Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.

h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

i) Kuku agak panjang dan lemas.

j) Genetalia : Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.

Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.

k) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.

m)Reflek graps atau menggenggam sudah baik.

50
n) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

c. Asuhan segera pada bayi baru lahir

1) Penanganan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-

aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir:

a) Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.

b) Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya

sesegera mungkin.

Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian

sepintas:

(1) Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis

kuat, bayi bergerak aktif, warna kulit kemerahan) 

letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu.

(2) Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir

dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang.

Periksa ulang pernapasan bayi (sebagian besar bayi akan

menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik

setelah lahir).

(3) Nilai APGAR SKOR, jika bayi bernafas megap-megap atau

lemah maka segera lakukan tindakan  resusitasi bayi baru

lahir.

51
(4) Penilaian Apgar Skor.

Tabel : 2 Penilaian Apgar Skor

Nilai 0 1 2

Apperen Seluruh tubuh


Pucat Badan merah
ce kemerahan

Pulse Tidak ada <100x/ menit >100x/ menit

Sedikit

Grimace Tidak ada gerakan Batuk/ bersin

mimic

Ekstremitas
Activity Tidak ada Gerak aktif
sedikit fleksi

Respirat Baik,
Tidak ada Lemah
ion menangis kuat

(Nuratif & Kusuma, 2015)

Penggunaan Apgar Score bayi baru lahir ada 3 golongan:

(a) Apgar Score 1 menit 7-10 : Normal/baik

(b) Apgar Score 1 menit 4-6 : Asfiksia sedang

(c) Apgar Score 1 menit 0-3 : Asfiksia berat

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR UMUR 1 JAM

Asuhan kebidanan dilakukan pendokumentasian menggunakan SOAP

(Marmi, 2016):

1) Subjektif

52
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 1 jam yang lalu dengan

jenis kelamin perempuan/laki-laki pada tanggal berapa dan jam

berapa. Bayi dalam keadaan sehat/tidak sehat.

2) Objektif

b) Pemeriksaan umum

Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum, antara lain

keadaan umum, kesadaran, keaktifan dan kulit. Observasi warna

kulit bayi dalam hubungannya dengan perubahan aktifitas, posisi

dan temperatur. Pada umumnya bayi akan memerah jika dia

menangis, penurunan temperatur dapat meningkatkan derajat

sianosis karena vasokontriksi, (Prawirohardjo,2018).

b) Pemeriksaan fisik
(1) Kepala : Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil,

sutura, moulase, caput succedaneum,

cephal hematome, hidrosepalus.

(2) Mata : Ukuran, bentuk (strabismus, pelebarane

fikantus), kesimetrisan, bengkak pada

kelopak mata, perdarahan

subkonjungtiva.

(3) Telinga : Kesimetrisan letak dihubungkan dengan

mata dan kepala serta adanya gangguan

pendengaran.

Bentuk hidung, pola pernafasan,

53
(4) Hidung : kebersihan.

Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut

(5) Mulut : kering/basah, lidah, palatum, bercak

putih pada gusi, refleks menghisap, ada

labio/palatoskisis.

Bentuk simetris/tidak, adakah
(6) Leher :
pembengkakan dan benjolan, kelainan

tiroid.

(7) Dada : Bentuk dan kelainan bentuk dada,

putting susu, gangguan pernafasan,

auskultasi bunyi jantung dan

pernafasan.

(8)Abdomen : Penonjolan sekitar tali pusat pada saat

menangis, perdarahan tali pusat, dinding

perut dan adanya

benjolan, gastroskisis, omfalokel,

bentuk Simetris/tidak, palpasi hati,

ginjal.

(9) Genetalia : Kelamin laki-laki : panjang penis, penis

sudah turun dalam skorotum, urifisium

uretra diujung penis (fimosis,

54
hipospadia/epispadia). Kelamin

perempuan : labia mayora, labia minora,

orifisium vagina, orifisium uretra, sekret

dan lain-lain.

(10) Anus : Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter

ani, adanya atresia ani.

(11) Ekstremitas : Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah

jari (sindaktili, polidaktili).

3) Analisa

Bayi Baru Lahir umur 1 jam

4) Penatalaksanaan

a) Pencegahan infeksi

BBL sangat rentan terhadap infeksi mikrooganisme yang

terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setelah lahir. Oleh karena itu dalam asuhan BBL

pastikan tangan, semua peralatan dan pakaian dalam keadaan

bersih.

b) Penilaian segera setelah lahir

Penilaian meliputi apakah bayi cukup bulan, apakah air ketuban

jernih dan tidak bercampur mekonium, apakah bayi menangis

atau bernafas, apakah tonus otot bayi baik.

c) Pencegahan kehilangan panas

55
BBL dapat mengalami kehilangan panas tubuhnya melalui

proses konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi. Segera setelah

bayi lahir upayakan untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh

bayi, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh

bayi, selimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain yang

kering, jangan mandikan bayi sebelum suhu tubuhnya stabil,

yaitu 6 jam setelah bayi lahir, lingkungan yang hangat.

Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir:

(1) Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada

tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena menguapnya

cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi setelah lahir

karena bayi tidak cepat dikeringkan atau terjadi setelah bayi

dimandikan.

(2) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi

yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau timbangan

yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh

melalui konduksi.

(3) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi

ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur

tubuh rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi akan

mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun

56
benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan

langsung dengan tubuh bayi.

(4) Konveksi yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran

udara sekeliling bayi. Misalnya : bayi diletakkan dekat,

pintu/jendela terbuka.

d) Asuhan tali pusat

Setelah tali pusat dipotong dan diikat, biarkan tali pusat tetap dalam

keadaan terbuka tanpa mengoleskan cairan atau bahan apapun ke

puntung tali pusat. Mengoleskan alkohol atau povidon iodin masih

diperbolehkan, tetapi tidak dikompreskan karena akan

menyebabkan tali pusat basah dan lembab. Jika tali pusat basah

atau kotor bersihkan menggunakan air DTT dan sabun kemudian

segera dikeringkan dengan kain atau handuk bersih. Apabila tali

pusat berdarah, bernanah, kemerahan yang meluas dan berbau

maka segera ke pelayanan kesehatan untuk segera ditangani.

e) IMD

Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera

setelah lahir selama kurang lebih 1 jam. Bayi harus menggunakan

naluri alamiahnya untuk melakukan IMD.

f) Manajemen laktasi

Memberikan ASI dini akan membina ikatan emosional dan

kehangatan ibu dan bayi. Manajemen laktasi meliputi masa

57
antenatal, segera setelah bayi lahir, masa neonatal dan masa

menyusui selanjutnya.

g) Evidence Based

1) Memulai Pemberian ASI Dini dan Ekslusif

Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk

peningkatan sumber daya manusia antara lain dengan jalan

memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan

untuk meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang

akhirnya bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi.

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu

segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting

susu ibunya sendiri. Pada prinsipnya IMD merupakan kontak

langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi ditengkurapkan di

dada atau di perut ibu selekas mungkin setelah seluruh badan

dikeringkan (bukan dimandikan), kecuali pada telapak

tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan tetap terkena air

ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau

yang dikeluarkan payudara ibu dengan demikian ini menuntun

bayi untuk menemukan puting. Lemak (verniks) yang

menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel.

Kontak antar kulit ini bisa dilakukan sekitar satu jam sampai

bayi selesai menyusu. Selain mendekatkan ikatan kasih sayang

(bonding) antara ibu dan bayi pada jam-jam pertama

58
kehidupannya, IMD juga berfungsi menstimulasi hormon

oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam

proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini

juga membantu pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan,

merangsang hormon lain yang dapat meningkatkan ambang

nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih

mencintai bayi.

2) Baby Friendly

Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative

(inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang

didirikan oleh WHO/UNICEF pada tahun 1991 untuk

mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan

kelanjutan menyusui. Program ini mendorong rumah sakit dan

fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat optimal perawatan

untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly

Hospital/Maternity berfokus pada kebutuhan bayi dan

memberdayakan ibu untuk memberikan bayi mereka awal

kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang

bayi mendorong dan membantu wanita untuk sukses memulai

dan terus menyusui bayi mereka dan akan menerima

penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak awal

program, lebih dari 18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah

menerapkan program baby friendly. Negara-negara industri

59
seperti Australia, Austria, Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang,

Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris dan

Amerika Serikat telah resmi di tetapkan sebagai rumah sakit

sayang bayi.

3) Regulasi suhu bayi baru lahir dengan kontak kulit dan kulit

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya,

sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan

lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang

suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban

menguap lewat kulit pada lingkungan yang dingin, pembentukan

suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama

seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.

Kontak kulit bayi dengan ibu dengan perawatan metode

kangguru dapat mepertahankan suhu bayi dan mencegah bayi

kedinginan/ hipotermi. Keuntungan cara perawatan bayi dengan

metode ini selain bisa memberikan kehangatan, bayi juga akan

lebih sering menetek, banyak tidur, tidak rewel dan kenaikan

berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan merasa lebih dekat

dengan bayi, bahkan ibu bisa tetap beraktivitas sambil

menggendong bayinya.

4) Perawatan Tali Pusat

Saat bayi dilahirkan, tali pusat (umbilikal) yang

menghubungkannya dan plasenta ibunya akan dipotong meski

60
tidak semuanya. Tali pusat yang melekat di perut bayi akan

disisakan beberapa senti. Sisanya ini akan dibiarkan hingga

pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas dengan

sendirinya. Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi

harus dirawat dengan benar.

Cara merawatnya adalah sebagai berikut :

a) Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat.

Membersihkan tali pusat saat bayi tidak berada di dalam bak

air. Hindari waktu yang lama bayi di air karena bisa

menyebabkan hipotermi.

b) Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat

terlebih dahulu.

c) Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi

bedak karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya

kuman.

d) Tetaplah rawat tali pusat dengan menutupnya menggunakan

kasa steril hingga tali pusat lepas secara sempurna.

5) Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua

peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit

dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut Soetjinsih, pertumbuhan (growth) berkaitan

dengan masalah perubahan dalam besar jumlah ukuran atau

61
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur

dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

(cm, meter). Sedangkan perkembangan (development) adalah

bertambahnya kemampuan (skil) dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan sebagai hasil dan proses pematangan. Stimuasi

pertumbuhan dan perkembangan bayi balita adalah rangsangan

yang dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan setiap hari

untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,

penglihatan, perabaaan, pembauan dan pengecapan).

E. Bayi

Masa Perawatan Pada Bayi Difokuskan Pada Masa Neonatus

1. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan

intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan

normal masa neonatal adalah 28 hari, (Rukiyah, 2018).

Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usi 28

hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari dan neonatus lanjut

adalah bayi berusia 8-28 hari, (Saifudin, 2015)

2. Perawatan Neonatus

Menurut Kemenkes RI (2018), perawatan pada Neonatus meliputi :

a. Pemberian ASI

Berikan hanya ASI saja sampai berusia 6 bulan (ASI Eksklusif)

62
b. Cara menjaga bayi tetap hangat

1. Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat memakai

pakaian kering dan lembut.

2. Ganti popok dan baju jika basah

3. Jangan tidurkan bayi ditempat dingin dan banyak angin

4. Jaga bayi tetap hangat dengan menggunakan topi, kaos kaki, kaos

tangan danpakain yang hangat pada saat tidak dalam dekapan.

c. Perawatan tali pusar

1. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum

dan sesudah memegang bayi

2. Jangan memberikan apapun pada tali pusat

3. Rawat tali pusat terbuka dan kering

4. Bila tali pusat kotor atau basah cuci dengan air bersih dan sabun

mandi dan keringkan dengan kain bersih.

3. Kunjungan Dan Asuhan Neonatus

1. Kunjungan Neonatus

Menurut Kemenkes RI (2018) Kunjungan neonatal (KN) adalah

kontak neonatus dengan tenaga kesehatan minimal 3 kali yaitu :

a. Kunjungan pertama kali pada 6 jam – 48 jam dengan setelah lahir.

b. Kunjungan kedua kali pada hari ke 3 – 7 hari setelah lahir

c. Kunjungan ketiga kali pada hari ke 8 – 28 setelah lahir.

2. Asuhan Neonatus

Asuhan diberikan pada neonatus sesuai dengan kunjungannya yaitu :

63
1. Kunjungan I

Dilakukan pada 6 jam pertama setelah kelahiran.

a) Menjaga bayi agar tetap hangat dan kering. Menilai

penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana keadaan bayi

secara keseluruhan  yang menggambarkan keadaan

kesehatannya.

b) Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan

penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.

c) Menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.

d) Pemberian ASI awal.

2.    Kunjungan II

Pada hari ke-3 setelah melahirkan

a. Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi

b. Menanyakan bagaimana bayi menyusui.

c. Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)

d. Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah

baunya busuk.

3. Kunjungan III

Pada hari ke-8 sampai 28 hari setelah kelahiran. Tapi biasanya

pada minggu ke-2 bersamaan dengan saat melakukan kunjungan

nifas yang ketiga pada ibu.

a. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu

pasca salin.

64
b. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup.

c. Bayi harus mendapatkan imunisasi

F. Nifas (Puerperium)

1. Pengertian Masa Nifas (Puerperium)

Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu,

(Nugroho, 2015).

Nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan

rentang waktu kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai

setelah plasenta keluar sampai alat-alat kandungan kembali normal

seperti sebelum lahir, (Purwoastuti, 2017).

2. Periode Masa Nifas (Marmi, 2016)

a) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna  terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi.

3. Adaptasi psikologis masa nifas

Tiga tahap perubahan perilaku menurut (Walyani, 2017), yaitu:

a. Taking In

65
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan

sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih

mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami,

kebutuhan tidur meningkat.

b. Taking Hold

Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada

kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap

perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga

membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi

kritikan yang dialami ibu.

c. Letting Go

Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan

pengaturan bersama keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai

ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat

tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

4. Adaptasi perubahan fisik masa nifas, (Walyani, 2017)

1) Uterus

Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan

setinggi umbilicus, setelah 4 minggu masuk panggul, setelah2 ming

gu kembali pada ukuran sebelum hamil).

2) Lochea

Pengeluaran lochea biasanya berakhir dalam waktu 3 minggu

sampai 6 minggu. Lochea berasal dari pengelupasan decidua.

66
Adapun macam-macam lochea yaitu:

a) Lochea rubra (cruenta) : berwarna merah tua berisi darah dari

perobekan / luka pada plasenta dan sisa-sisa selaput ketuban,

sel-sel decidua (yakni selaput tenar rahim dalam keadaan hamil),

verniks caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas

palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang menyelimuti

kulit bayi), lanugo (yakni bulu halus pada anak yang baru lahir),

mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas

getah kelenjar usus dan air ketuban berwarna hijau) selama 3

hari postpartum.

b) Lochea sanguinolenta : berwarna kecoklatan berisi darah dan

lendir, hari ke 4-7 postpartum.

c) Lochea serosa : berwarna kuning, berisi cairan lebih sedikit

darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan

robekan laserasi plasenta, hari ke 8-14 postpartum.

d) Lochea alba : cairan putih berisi leukosit, berisi selaput lendir

serviks dan serabut jaringan yang mati setelah 2 minggu sampai

6 minggu postpartum.

e) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk

f) Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya atau tertahan.

3) Serviks

67
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-

perubahan yang terdapat pada serviks adalah bentuk serviks akan

membuka seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri

yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak

berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan

serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah

kehitaman karena penuh pembuluh darah. Beberapa hari setelah

persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-

pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam

persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1

jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari

canalis cervikalis. pada serviks terbentuk sel-sel otot baru yang

mengakibatkan serviks memanjang seperti celah. Karena

hyperpalpasi dan retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi

sembuh, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

4) Vulva/ vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses persalinan dan dalam beberapa hari

pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada

keadaan sebelum hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-

angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih

menonjol.

68
5) Perineum

Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Pada hari ke 5 postpartum, perineum sudah mendapatkan kembali

sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada

keadaan sebelum melahirkan.

6) Payudara

Perubahan yang terjadi pada payudara yaitu payudara menjadi

besar dankeras sebagai tanda dimulainya proses laktasi, kolostrum

sudah ada saat persalinan, produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau

hari ke-3 setelah persalinan, penurunan kadar progesteron secara

tepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.

a. Sistem pencernaan

Biasanya ibu akan mengalami keadaan konstipasi setelah

persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat

pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon

menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan pada waktu

persalinan, kurangnya asupan dan makanan serta kurangnya

aktivitas tubuh. Selain konstipasi, ibu juga mengalami anoreksia

akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan

mempengaruhi perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan

kalori yang menyebabkan kurang nafsu makan.

b. Sistem kardiovaskuler

69
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera

setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta

yang menyebabkan beban jantung meningkat yang dapat diatasi

dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal

dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.

1) Volume darah

Perubahan pada volume darah tergantung pada beberapa

variabel. Kehilangan darah mengakibatkan perubahan volume

darah tetapi hanya terbatas pada volume darah total. Kemudian

perubahan cairan tubuh normal mengakibatkan suatu

penurunan yang lambat pada volume darah. Dalam 2 sampai 3

minggu setelah persalinan volume darah seringkali menurun

sampai pada nilai sebelum kehamilan.

2) Cardiac output

Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II

persalinan. Puncaknya selama masa nifas dengan tidak

memperhatikan tipe persalinan dan penggunaan anastesi.

Cardiac output tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48

jam postpartum. Cardiac output akan kembali pada keadaan

semula seperti sebelum hamil dalam 2 sampai 3 minggu.

c. Sistem hematologi

Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma sedikit

menurun tetapi darah lebih kental dengan peningkatan viskositas

70
sehingga meningkatkan pembekuan darah. hematokrit dan

haemoglobin meningkat pada hari ke 3-7 setelah persalinan dan

akan kembali normal seperti sebelum hamil pada 4-5 minggu

postpartum. Leukosit meningkat dapat mencapai 15.000/mm3

selama persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa hari

postpartum.

d. Sistem perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama hal ini

disebabkan karena terdapat spasme sfingter dan odema kandung

kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala

janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.

e. Sistem endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam

postpartum. Progesterone turun pada hari ke 3 postpartum.

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan HCG

menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam

hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan

mamae pada hari ke-3 postpartum. Prolaktin darah meningkat

dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu

2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler

pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

f. Sistem musculoskeletal

71
Ambulasi pada umunnya dimulai 4-8 jam postpartum.

Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan

mempercepat proses involusi.

g. Sistem integument

Penurunan melanin umumnya setelah persalinan

menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit. Perubahan

pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan

akan menghilang pada saat estrogen menurun.

h. Perubahan tanda-tanda vital

1) Suhu badan

Sekitar hari ke 4 setelah persalinan suhu tubuh mungkin naik

sedikit, antara 37,2ᴼC-37,5ᴼC. Disebabkan karena ikutan

aktivitas payudara. Bila naik mencapai 38ᴼC pada hari kedua

sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai infeksi nifas.

2) Denyut nadi

Denyut nadi ibu akan melabat sampai sekitar 60 kali per menit

yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan

istirahat penuh. Ini terjadi terutama pada minggu pertama post

partum.

3) Tekanan Darah

Tekanan darah <120/80 mmHg. Tekanan darah bisa meningkat

dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum.

4) Respirasi

72
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Tidak

lain karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi

istirahat.

5) Laktasi dan Menyusui

Dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran

yang timbul akibat perangsangan putting susu oleh hisapan

bayi

a. Refleks prolaktin

Pada waktu bayi mengisap payudara ibu, ibu menerima

rangsangan neurohormonal pada putting dan areola,

rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke

hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus anterior akan

mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui

peredaran darah sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat

ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.

b. Refleks let down

Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar,

isapan bayi akan merangsang putting susu dan areola yang

dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula

pituitary posterior dikeluarkan hormon oxytosin kedalam

peredaran darah yang menyebabkan adanya kontraksi ini

maka ASI akan terperas kearah ampula.

5. Nifas Dini

73
Masa nifas dini adalah masa permulaan nifas yaitu 6jam sesudah

melahirkan sampai 7 hari (Nugroho, 2015). Kunjungan masa nifas :

a) Kunjungan I (6-48 jam setelah persalinan)

Tujuan:

(1) Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut.

(3) Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota

keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

(4) Pemberian ASI awal.

(5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

(6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi

hipotermi.

(7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

b) Kunjungan II ( 4-28 hari setelah persalinan)

Tujuan :

(1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak

ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.

74
(2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

(3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan

istirahat.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi

sehari-hari.

c) Kunjungan III (29-42 setelah persalinan)

Tujuan : Sama dengan kunjungan II.

6. Nifas Lanjut

a) Pengertian

Masa nifas lanjut adalah satu minggu setelah melahirkan sampai

dengan 6 minggu setelah melahirkan, (Nugroho,2015).

1) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

Tujuan:
(1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.

(2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

7. Evidence Based

Table: 4 Evedance Based


N Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM
O dilakukan

1. Pemakaian Tampon Tampon menyerap Tampon dapat

75
Vagina perdarahan tapi menyebabkan Infeksi

tidak menghentikan

perdarahan.

2. Perawatan terpisah Bayi benar-benar Untuk mempererat

Ibu dan Bayi siaga selama 2 jam Bounding


pertama.
Attachhment.

3. Pemakaian Gurita Gurita untuk Gurita mempersulit

atau sejenisnya memperbaiki pemantauan involusi


bentuk tubuh Ibu. o rahim dan

menyebabkan

infeksi.

4. Perawatan tali pusat Perawatan tali Perawatan tali pusat

pusat dikasih sekarang hanya

alcohol dan menggunakan kasa

betadine. steril.

8. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

a) Subjektif

Ibu telah melahirkan 6 jam sampai dengan 42 hari(Nugroho, 2015).

b) Objektif

(1) Pemeriksaan Umum

1) Keadaan Umum : Baik, Cukup, Buruk.

2) Kesadaran : Composmentis/tidak.

76
3)Tensi/Suhu/Nadi/ : TD Normal : 120/80 mmHg,

Respirasi Suhu: 36,5ᴼC, Nadi :

80-100x/menit, Respirasi : 16-

24x/menit.

(2) Pemeriksaan Fisik

(a). Kepala dan wajah : Untuk mengetahui kebersihan,

kerontokan dan warna rambut.

(b). Mata : Cloasma gravidarum,

conjungtiva merah

mudah/tidak, sklera

putih/tidak.

(c). Mulut dan gigi : Untuk mengetahui kebersihan,

adakah sianosis atau caries

gigi.

(d). Leher : Ada atau tidak pembesaran

vena jugularis, kelenjar limfe,

thiroid, atau stroma.

(e). Payudara

Bentuk : Normalnya berbetuk simetris

Areola : Terjadi hyperpigmentasi/tidak

Putting susu : Sudah menonjol atau belum

77
Keluaran : Apa keluarnya ASI, Pus/Darah

(f). Abdomen

TFU : Untuk mengetahui involusi

Konsistensi Uterus : uteri

Kontraksi Uterus : Keras/lembek

Kuat/lemah

(g). Pengeluaran

Pervaginam/Lochea

Warna : Merah, putih atau yang lainnya

Jumlah : Banyaknya lochea yang keluar

tiap hari

Bau : Berbau busuk atau tidak

(h). Perineum

Bekas jahitan : Ada atau tidak bekas jahitan

pada perineum, kering atau

tidak

Kebersihan : Keadaan perineum bersih atau

tidak
Oedema :
Ada oedema pada perineum

atau tidak

(i). Anus : Ada tidaknya hemoroid

(j). Ektremitas : Ada/tidak oedema dan varices

pada ekstremitas

78
c) Analisa

P A AH, nifas normal 6 jam-42 hari.

d) Penatalaksanaan

(1) KF1(6 jam − 48 jam): Melakukan pemeriksaan umum dan

pemeriksaan fisik, melakukan masase untuk memastikan

kontraksi uterus baik, melakukan mobilisasi dini, memastikan ibu

makan dan minum yang bergizi, menjaga kebersihan diri, istirahat

teratur, tanda bahaya masa nifas, menyusui bayinya sesering

mungkin setiap 2 jam dan memberikan ASI Ekslusif 6 bulan dan

kunjungan ulang.

(2) KF2 (4 hari − 28 hari): Melakukan pemeriksaan umum dan

pemeriksaan fisik, menjelaskan tanda bahaya masa nifas, menjaga

kebersihan diri, perawatan payudara, makan dan minum bergizi,

istirahat teratur, memberikan ASI pada bayi dan kunjungan ulang.

(3) KF3 (28 hari-40 hari): Melakukan pemeriksaan umum dan

pemeriksaan fisik, menanyakan penyulit yang di alami,

memberikan konseling KB pada ibu, mengingatkan ibu untuk

memberikan ASI ekselusif.

F. TEORI PENDOKUMENTASIAN SOAP

Pendokumentasian SOAP merupakan salah satu metode

pendokumentasian yang di kerjakan oleh bidan, setelah memberikan

asuhan kepada pasien yang meliputi : status kesehatan pasien, kebutuhan

79
pasien, dan kegiatan asuhan serta respon pasien terhadap asuhan yang

telah diterimanya, (Anjarwati, 2016).

Pendokumentasian manajemen kebidanan menggunakan SOAP yaitu :

a. Data Subjektif

Data Subjektif (S) merupakan pendokumentasian kebidanan

menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data) terutama data

yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjectif ini berhubungan

dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai

kekhwatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung

dengan diagnosis. Data subjectif ini nantinya akan menguatkan

diagnosis yang akan disusun.

b. Data Objektif

Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data) terutama

data yang diperoleh melalui hasil observasi dari pemeriksaan pasien,

pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain, catatan medic

dan informasi dari keluarga atau orange lain dapat dimasukan dalam

data objectif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien

dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa.

c. Analisa

Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisa dan intervensi

(kesimpulan) dari data subjectif dan objektif. Dalam pendokumentasian

manenjemen kebidanan, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa

80
mngalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data

subjectif maupun objektif.

Analisa/assessment merupakan pendokumentasian metode

kebidanaan menurut Hellen Varney langkah kedua, ketiga dan keempat

sehingga mencakup hal hal berikut ini : diagnosis/masalah kebidanan,

diagnosis masalh potensial serta perlunya identifiksi kebutuhan tindakan

segera untuk antisipasi diagnosis atau masalah potensial, kebutuhan

tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan,

meliputi: tindakan mandiri, kolaborasi dan merujuk pasien.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang

akan datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahteraan.

Dalam soap meliputi pendokumentasian manejemen kebidanan

menurut Hallen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.

Pendokumentasian dalam SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai

rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dalam rangka

mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh

pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan atau membahayakan

keselamtan pasien.

Dalam penatalaksanaan ini harus mencantumkan evaluasi yaitu

tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas

81
asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil

yang telah dicapai dan merupakan fokus ketetapan nilai tindakan atau

asuhan. Untuk pendokumentasian proses evaluasi ini, diperlukan catatan

perkembangan, dengan tetap mengacu pada metode SOAP dan 7

Langkah Varney.

SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan

tertulis. Adapun SOAP digunakan untuk pendokumentasian karena

pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang

sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu

rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan dari intisari

prosespenatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan

pendokumentasian

82
BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

1. Kunjungan pertama

Tanggal : 30 Januari 2022 Jam : 14.00 Wita

Tempat : Rumah Pasien

Klien

Nama Istri : Ny. L.T Nama Suami : Tn. A.H

Umur : 37tahun Umur : 39tahun

Nikah : 12 tahun Nikah : 12 tahun

Suku : Timor Suku : Timor

Agama : Kristen Agama : Kristen Protestan

Protestan

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Oesao Alamat : Oesao

a. Data Subjektif

Alasan datang : Ibu mengatakan hamil anak ke empat, tidak pernah

keguguran dan saat ini ibu mengatakan tidak ada

keluhan lain.

1. Riwayat Haid

Menarche : 14 tahun

83
Siklus : 28 hari

Lamanya Haid : 4 hari

Sifat Darah : encer

Nyeri Haid : Ibu mengatakan saat haid nyeri perut

bagian bawah

HPHT : 06-05-2021

Tafsiran Persalinan : 13- 02 -2022

2. Riwayat Keluarga Berencana

a. KB yang pernah digunakan : Kb Implan

b. Lamanya : 3 tahun

c. Efek samping : Tidak ada

d. Alasan berhenti : ingin punya anak lagi

3. Riwayat Kesehatan

a) Riwayat penyekit yang sedang diderita : tidak ada

b) Riwayat penyakit yang lalu : tidak ada

4. Riwayat dan kebiasaan sehari-hari

a. Pola Makanan

1) Jenis Makanan : nasi, sayur, tempe/tahu, ikan

2) Frekuwnsi Makanan : 3-4 kali/hari

3) porsi : 1-2 piring ukuran dewasa

4) Nafsu makan : baik

5) Jenis minuman : air putih dan susu

b. Personal hygiene

84
1. Mandi : 2 kali/ hari

2. Sikat gigi : 2 kali/ hari

3. Keramas rambut : 3 kali/ minggu

4. Ganti pakaian dalam : 2 kali/ hari

5. Ganti pakaian luar : 2 kali/ hari

6. Perawatan payudara : setiap kali mandi

c. Pola Eliminasi

1) BAK

Frekuensi : 4-5 kali/ hari

Warna : kekuningan

Bau : khas amoniak

Keluhan : tidak ada

2) BAB

Frekuensi : 1-2 kali

Warna : kuning

Bau : khas feses

Konsistensi : lembek

Keluhan : tidak ada

5. Kondisi Psikososial

Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan, ibu mengatakan

keluarga senang dan sangat mendukung ibu dengan baik pada

kehamilan sekarang ini.

a) Keluarga sangat mendukung ibu

85
b) Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin adalah

Klinik Lasiana dan di tolong oleh Bidan

c) Beban kerja dan kegiatan sehari-hari yaitu memasak dan

mencuci

d) Jenis kelamin yang diharapkan yaitu laki-laki danperempuan

sama saja.

e) Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami

6. Riwayat Perkawinan

a. Status Perkawinan : Syah

b. Lamanya Kawin : 12tahun

c. Umur pada saat kawin : 28 tahun

d. Berapa kali kawin : 1 kali

7. Riwayat Kehamilan Sekarang

a) TM I berapa kali : ANC 1 kali

Usia Kehamilan : 29minggu

Keluhan : Mual muntah

Terapi : Antasida, B com

b) TM II berapa kali : ANC 2 kali

ANC Pertama

Usia Kehamilan : 20-21 minggu

Keluhan : Pusing

Terapi : SF, Kalk, tablet Fe

ANC Kedua

86
Usia Kehamilan : 39-40minggu

Keluhan : tidak ada

Terapi : SF, Kalk, Vit C

c) TM III berapa kali : ANC 3 kali

ANC Pertama

Usia Kehamilan : 30-31 minggu

Keluhan : Nyeri pinggag

Terapi : Sf, Kalk, Vit C

ANC Kedua

Usia Kehamilan : 33-34 minggu

Keluhan : Mudah kelelahan walaupun

beraktiitas ringan

Terapi : Sf, Kalk, Vit C

ANC Ketiga

Usia Kehamilan : 38-39 minggu

Keluhan : Sakit pada pinggang dan sering kencing

Terapi : Sf, Kalk, Vit C

d) Imunisasi TT didapatkan sebanyak 1 kali

e) P4K, terdiri dari

1. Tempat Persalinan : Puskesmas Oesao

2. Penolong Persalinan : Bidan

3. Transportasi : Roda 2

4. Biaya Persalinan : Umum

87
5. Metode KB setelah melahirkan : kb implan 3 tahun

b. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Bentuk tubuh : Normal

d. Ekspresi wajah : Ceriah

e. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg,

Suhu : 35,1°C

Pernapasan : 20 x per menit

Nadi : 80 x per menit

f. Tinggi badan : 148 cm

g. BB : Sebelum hamil : 48 kg

Saat hamil : 54 kg

h. Lingkar lengan atas : 25cm

i. Tafsiran persalinan : 13 Februari 2022

2. Pemeriksaan Obstetric

1. Inspeksi

a. Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, tidak

ada benjolan

b. Rambut : Hitam

88
c. Wajah

Bentuk : Oval

Pucat : Tidak pucat

Cloasma : Tidak ada

gravidarum

Oedema : Tidak ada

d. Mata

Conjungtiva : Merah mudah

Sklera : Putih

Palpebra : Tidak ada

e. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada

serumen

f. Mulut dan gigi : Bersih, mukosa bibir lembab,

tidak ada caries pada gigi

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar

thyroid, kelenjar limfe dan

kelenjar vena jugularis


h. Dada

Payudara : Simetris, tidak ada benjolan

Areola Mammae : Hyperpigmentasi (colostrum

belum keluar)

89
Putting susu : Menonjol

i. Abdomen

Luka bekas operasi : Tidak ada

Strie : Tidak ada

Linea : Ada

j. Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedema, tidak

ada varises

k. Genetalia : Bersih, tidak ada oedema,

tidakada varises, tidak ada PMS

(kondoloma, sifilis, gonore) ada

keputihan

l. Anus : Berlubang, tidak ada hemoroid

2. Palpasi

a. Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah

prosesus xipoideus. Pada fundus

teraba bagian janin lembek, tidak

melenting (bokong)

b. Leopold II : Pada bagian perut kanan ibu teraba

keras, datar, memanjang seperti

90
papan dan pada bagian perut kiri

ibu teraba bagian kecil-kecil janin

c. Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, keras,

melenting (kepala)

d. Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas

pangggul (konvergen)

e. Mc Donald : 36cm

f. TBBJ : 3.720gram

3. Auskultasi/ DJJ : (+) 148x/mrnit

4. Perkusi : Reflex patella ka/ki (+/+)

3. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium :

Darah : Hb 11gr/dl, Gol darah A, HbsAg Negatif(-),Malaria (-),

Hiv Negatif (-) dan Sifilis Negatif (-).

b. Urine

Reduksi : tidak dilakukan, dan protein tidak dilakukan

d. USG : tidak dilakukan

c. Analisa

GIIPIA0AHI, UK 39-40 minggu janin tunggal, hidup, presentasi kepala,

intra uterin

d. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan

91
a. Keadaan Umum : Ibu dan bayi baik

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 36,8ᴼC

Nadi : 80x/menit

RR : 18x/menit

Berat badan : 55 kg

LILA : 26 cm

DJJ : 145x/menit

TBBJ : 2.790 gram

Tafsiran Persalinan : 13 Maret 2021

Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Memberikan KIE pada ibu tentang makanan yang bergizi seimbang

meliputi :

a. Zat tenaga yaitu Nasi, jagung, ubi.

b. Zat pembangun yaitu daging, ikan, telur , tempe, tahu, kacang-

kacangan.

c. Zat pengatur yaitu sayur kangkung, bayam, wortel, tomat, apel,

pisang.

Ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali makanan bergizi

seimbang meliputi zat tenagayaitunasi, jagung, ubi, zat pembangun

daging, ikan, telur, tempe dan tahu dan Zat pengatur yaitu sayur

kangkung, bayam, wortel, tomat, apel, pisang.

92
3. Memberikan KIE pada ibu tentang istirahat yang cukup yaitu tidur

malam paling sedikit 6-7 jam dan tidur siang 1-2 jam.

Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali istirahat yang cukup

yaitu tidur malam 6-7 jam dan tidur siang 1-2 jam.

4. Memberikan KIE pada ibu untuk menjaga kebersihan diri yaitu cuci

tangan dengan air bersih mengalir sebelum makan, setelah buang air

besar, dan buang air, mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari,

keramas rambut 3 kali seminggu, ganti pakaian luar setiap kali selesai

mandi, ganti pakaian dalam setiap kali selesai mandi atau jika basah,

membersihkan genetalia dan anus setiap kali selesai BAK/BAB.

Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang kebersihan diri

yaitu cuci tangan dengan air bersih mengalir sebelum makan, setelah

buang air besar, buang air, mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari,

keramas rambut 2-3 kali seminggu, ganti pakaian luar setiap kali

selesai mandi, ganti pakaian dalam setiap kali selesai mandi atau jika

basah, membersihkan genetalia dan anus setiap kali selesai

BAK/BAB.

5. Memberikan KIE pada tentang aktivitas fisik seperti melakukan

pekerjaan sehari- hari dibantu oleh suami, jalan-jalan pada pagi hari

dan sore hari.

Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali aktifitas fisik yaitu

melakukan pekerjaan sehari- hari dibantu oleh suami, jalan-jalan pada

pagi hari dan sore hari.

93
6. Memberikan KIE pada ibu hal-hal yang harus dihindari ibu selama

hamil seperti kerja berat, merokok atau terpapar asap rokok, minum

minuman bersoda, beralkohol dan jamu, tidur terlentang > 10 menit

pada masa hamil tua, ibu hamil minum obat tanpa resep dokter, dan

tidak boleh stress berlebihan.

Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali beberapa hal yang harus

dihindari disaat hamil seperti kerja berat, merokok, minum minum

beralkohol, tidur terlentang lebih dari 10 menit.

7. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester

III yaitu muntah terus dan tak mau makan, demam tinggi, bengkak

kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala disertai kejang, janin di

rasakan kurang bergerak di bandingkan sebelumnya, perdarahan lewat

jalan lahir, air ketuban keluar sebelum waktunya, demam, mengigil

dan berkeringat, terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan

atau gatal-gatal di daerah kemaluan, batuk lama (lebih dari 2 minggu),

jantung berdebar-debar atau nyeri didada, diare berulang, sulit tidur

dan cemas berlebihan. Segera ke fasilitas kesehatan bila mengalami

salah satu tanda bahaya tersebut.

Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali beberapa tanda bahaya

tersebut seperti bengkak pada kaki, tangan, dan wajah, demam tinggi

dan sakit kepala, muntah terus dan tidak mau makan. ibu bersedia

datang ke fasilitas kesehatan jika mengalami salah satu tanda bahaya

tersebut.

94
8. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda awal persalinan seperti perut

sakit-sakit yang teratur, semakin sering dan semakin lama, keluar

lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar cairan atau ketuban

dari jalan lahir.

Ibu mengerti dan ibu dapat menyebutkan kembali tanda awal

persalinan seperti perut sakit-sakit yang teratur, semakin sering dan

semakin lama, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar

cairan atau ketuban lewat jalan lahir.

9. Mengingatkan ibu untuk minum obat sesuai dosis yang di berikan oleh

bidan dan waktu yang ditentukan

a). Sf tablet 1x200 mg

b) Vit C tablet 1x 50 mg

c) Kalk tablet 1x500 mg

Ibu mengerti dan mau minum obat sesuai anjuran yang diberikan dan

sesuai dosis yaitu Sf tablet 1x 200 mg, Vit C 1x 50 mg, Kalk tablet 1x

500 mg

10. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk persiapan persalinan yakni:

a) Persiapan uang, kendaraan, pendonor darah

b) Persiapan pakaian ibu dan bayi

c) Persiapan penolong dan tempat persalinan

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 2-3 persiapan

persalinan seperti persiapan uang, kendaraan, pendonor darah,

95
persiapan pakaian ibu dan bayi, persiapan penolong dan tempat

persalinan.

11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan telah di dokumentasi

2. Kunjungan rumah Ke dua

Tanggal : 18 Maret 2021 Jam : 14.00 Wita

Tempat : Rumah pasien

a. Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

b. Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Berat Badan : 57 kg

4 LILA : 26 cm

5. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36,7°C

Nadi : 83x/menit

RR : 22x/menit

6. Palpasi

a. Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah

prosesus xipoideus (29cm).

96
Bagian fundus teraba bulat, lunak

dan tidak melenting

b. Leopold II : Pada perut bagian kanan teraba

keras, datar, dan memanjang

seperti papan dan bagian perut kiri

ibu teraba bagian keci,l janin

c. Leopold III : Bagian terendah teraba bulat,

keras dan melenting

d. Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP

(divergen)

c. Analisa

GII P1 A0 AHI UK 40-41minggu, janin tunggal, hidup, presentasi

kepala, intra uteri

d. Penatalaksanaan

1. Mengobservasi keadaan umum dan menginformasikan hasil

pemeriksaan pada ibu

Keadaan Umum : Ibu dan bayi baik

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36,7ᴼC

Nadi : 83x/menit

RR : 22x/menit

97
DJJ : 140x/menit

Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Menilai kembali pemahaman ibu tentang makanan bergizi

seimbang.

Ibu mengatakan makan sesuai dengan penjelasan yang diberikan

yaitu makan nasi, jagung, sayuran, tempe, tahu, telur dan ikan

daging.

3. Menilai kembali pemahaman ibu tentang pola istirahat yang cukup

Ibu mengatakan istirahat sesuai dengan penjelasan yaitu tidur

siang 1-2 jam/ hari, tidur malam 6-7 jam/ hari.

4. Menilai kembali pemahaman ibu tentang kebersihan diri

Ibu mengatakan telah menjaga kebersihan diri sesuai dengan

penjelasan seperti mandi 2x/hari, sikat gigi 2 kali sehari, ganti

pakaian dalam sesudah mandi atau jika basah, cuci tangan

sebelum makan dan sesudah BAB/BAK.

5. Mengevaluasi kembali ibu tentang aktifitas fisik

Ibu mengatakan melakukan pekerjaan sehari dibantu oleh suami

dan ibu dan ibu mengatakan jalan- jalan pada sore hari.

6. Mengevaluasi kembali ibu tentang hal-hal yang dihindari selama

hamil

98
Ibu dapat menyebut kembali beberapa hal yang harus dihindari

selama hamil yaitu kerja berat, merokok, minum minuman

beralkohol, tidur terlentang lebih dari 10 menit.

7. Mengevaluasi kembali ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada

trimester III

Ibu dapat menyebut tanda bahaya seperti bengkak pada kaki,

tangan,wajah, demam tinggi, sakit kepala, muntah terus tidak mau

makan dan keluar air ketuban sebelum waktunya.

8. Mengevaluasi kembali ibu tentang tanda awal persalinan

Ibu dapat menyebut tanda persalinan yaitu perut mules teratur,

semakin sering dan semakin lama, keluar lendir bercampur darah

dari jalan lahir dan keluar air ketuban lewat jalan lahir.

9. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk persiapan persalinan yakni:

a. Persiapan uang, kendaraan, pendonor darah

b. persiapan pakaian ibu dan bayi

c. persiapan penolong dan tempat persalinan

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 2-3 persiapan

persalinan seperti persiapan uang, kendaraan, pendonor darah,

persiapan pakaian ibu dan bayi, persiapan penolong dan tempat

persalinan.

10. Mengingatkan ibu untuk tetap minum obat yang masih ada

1. Sf tablet 1x200 mg

2. Vit C tablet 1x50 mg

99
3. Kalk tablet 1x500 mg

Ibu mengerti dan mau minum obat sesuai anjuran yang diberikan

dan sesuai dosis yaitu Sf tablet 1x 200 mg, Vit C tablet 1x 50 mg,

kalk tablet 1x 500 mg

11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan

B. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU PERSALINAN

1. Kala 1

Tanggal : 20 Maret 2021

Jam : 15.00 wita

Tempat : Klinik Lasiana

a. Subjektif

Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah menjalar kepinggang dan

keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir sejak jam 13:00 Wita

b. Objektif

1. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/m

Suhu : 370C

RR : 20x/m

DJJ : 140x/m

His : 3x dalam 10 menit, durasinya 30-40 detik.

100
2. Palpasi

a. Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah

prosesus xipoideus pada fundus

teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong)

b. Leopold II : Pada bagian perut kanan ibu

teraba keras, datar memanjang

seperti papan, (PU-KA) dan pada

bagian perut kiri ibu teraba bagian

terkecil janin

c. Leopold III : Bagian terendah teraba bulat,

keras, melenting (kepala)

d. Leopold IV : Kepala sudah masuk pintu atas

panggul (divergen)

e. Pemeriksaan dalam (VT I)

Tanggal : 20-03-2021 Jam : 15. 00 wita

Oleh : Bidan

10 hasil V/T

Vulva : tidak ada varises, tidak ada oedema

Vagina : tidak ada massa lain

Portio : Tipis

Pembukaan : 5 cm

Keadaan ketuban : (+)

101
Molase : Tidak ada

Presentasi : Kepala

Penurunan : Kepala TH III

Kesan Panggul : Normal

Pelepasan : Lendir darah

c. Analisa

GII P1 A0 AH1 UK 40-41 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi

kepala, intra uteri, Inpartu kala I fase aktif

d. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan ibu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

yaitu ibu dan janin baik dan hasil pemeriksaan yaitu :

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Suhu : 370C

Nadi : 82x/m,

RR : 20x/m

DJJ : 140x/m

Dalam pemeriksaan dalam di dapatkan pembukaan 5 cm.

Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali hasil pemeriksaan

dan kondisi saat ini.

2. Mengobservasi kemajuan persalinan menggunakan partograf

3. Melakukan asuhan sayang ibu dalam proses persalinan yaitu

a) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan

memperlakukan sesuai martabatnya.

102
b) Menganjurkan ibu tidur dalam posisi miring ke kiri untuk

mempercepat proses penurunan kepala.

Ibu bersedia melakukan sesuai anjuran yang di sampaikan

c) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum diluar His

d) Memberi dukungan mental dan emosional pada ibu yaitu

dengan menyemangati ibu kalau ibu mampu menghadapi

persalinan.

e) Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi disaat his yaitu ibu

dapat menarik napas melaui hidung lalu keluarkan melalui

mulut secara perlahan-lahan

f) Mengajarkan pada ibu cara mengedan yaitu bila merasa ingin

BAB, rangkul kedua paha, dagu menempel pada dada, lihat

keperut.

g) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat

persalinan sesuai saft,yaitu:

1. Saft I

a. Baki berisi Partus set (handscoon steril2pasang,

setengah koher, kasa steril, gunting tali pusat, gunting

epis, klem tali pusat 2 buah, pengikat tali pusat)

b. Funandoscope / dopler

c. Betadine

d. Air DTT

e. Baki Steril

103
f. Clorin spray

g. Hand sanitizer

h. Tempat berisi dispo 1cc, 3cc dan 5cc

i. Obat-obatan esensial

j. Jam weaker

2. Saft II

a. Wadah plastik berisi klorin 0,5% untuk sarung tangan

bekas pakai

b. Tempat plasenta yang dialasi plastik merah

c. Penghisap lender

d. Heatcing set

e. Tensimeter

f. Stetoscope

g. Benang catgut choomic pada tempatnya

h. Tempat ampul bekas

3. Saft III

a. Keranjang yang berisi perlengkapan ibu dan bayi

b. Celemek

c. Topi

d. Masker

e. Kacamata

f. Cairan infuse

g. Abocath No 16-18

104
h. Infus set

i. Torniquet

j. Handscoon

Dibawah : tempat tidur, ember berisi cairan clorin 0,5% , air

bersih, air DTT, tempat sampah medis, sepatu boot.

2. Kala II

Tanggal : 20 Maret 2021 Jam : 19.00 wita

a. Subjektif

Ibu mengatakan nyeri perut bertambah dan semakin kuat, merasakan

dorongan yang sangat kuat untuk meneran, saat timbul rasa ingin

buang air besar.

b. Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Pemeriksaan dalam (VT II)

Tanggal : 20 Maret 2021 Jam : 19.00 wita

Oleh : Bidan

10 hasil VT

Vulva vagina tidak ada kelainan

Portio : tidak teraba

Pembukaan : 10 cm

Keadaan ketuban : pecah spontan jernih

Molase : Tidak ada

105
Presentasi : Kepala

Penurunan : Kepala TH IV

Kesan Panggul : Normal

Pelepasan : Lendir darah

c. Analisa

GII P1 A0 AH1UK 40-41 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi

kepala, intra uteri, inpartu kala II.

d. Penatalaksanaan

Tolong persalinan Asuhan persalinan normal

Tanggal : 20 maret 2021 Jam : 19.00 wita

Oleh : Bidan

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua, ibu mempunyai

keinginan untuk meneran, ibu merasakan tekanan yang semakin

meningkat pada rectum dan/atau vagina, perineum menonjol

vulva vagina dan sfingter ani membuka

2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial siap digunakan. Alat partus dalam keadaan siap pakai.

Mematahkan ampul oksitisin 10 umit dan menempatkan tabung

suntik steril sekali pakai didalam partus set.

3. Menyiapkan diri yaitu : penolong memakai celemek, tutup kepala,

masker, kacamata dan sepatu

106
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,

mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

keringkan dengan handuk yang bersih

5. Memakai sarung tangan DTT untuk pemeriksaan dalam.

6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan

meletakan kembali ke partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa

yang sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vulva, perineum atau

anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, bersihkan dengan cara

seksama.

8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa

pembukaan serviks sudah lengkap dan ternyata pembukaan sudah

lengkap.

9. Mendekontaminasi sarung tanagan dengan cara mencelupkan

tangan yang bersarung ke dalam larutan clorin 0,5%, cuci tangan

kembali dengan sabun dan air mengalir.

10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus berakhir untuk

memastikan DJJ dalam vatas normal 120-160x/menit dan hasil

pemeriksaan DJJ 147x/menit.

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap, keadaan janin baik,

meminta ibu untuk meneran saat ada his bila ia sudah merasa

ingin meneran.

107
12. Meminta bantuan keluarga unutk menyiapkan posisi untuk

meneran (pada saat ada his kuat bantu ibu dalam posisi setengan

duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikn ibu merasa

nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran.

14. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakan handuk bersih untuk mengeringkan bayi pada perut ibu.

15. Mengambil kain bersihdilipat 1/3 bagian dan meletakannya

dibawah bokong ibu.

16. Membuka Partus set.

17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva, maka lindungi perineum dengan tangan kanan yang

dilapisi dengan kain bersih dan kering. Sementara tangan kiri

menahan puncak kepala bayi agar tidak terjadi defleksi yang

terlalu cepat saat kepala lahir (minta ibu untuk meneran dengan

bernapas pendek-pendek).

19. Mengusapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin

dari lendir dan darah.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin dan jika ada

ambil tindakan yang sesuai dan ternyata tidak ada lilitan .

108
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi

luar secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala

secara biparietal. Tarik secara hati-hati kearah bawah sampai

bahu depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai

bahu belakang lahir.

23. Setelah bahu lahir geser tangan bawah ke arah perineum ibu

untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah

gunakan lengan atas untuk menelusuri dan memegang lengan

dan siku sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penyusuran tangan diatas

berlanjut ke punggung, tungkai dan kaki, pegang kedua mata

kaki (selipkan jari telunjuk diantara kaki dan pegang masing-

masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya.

25. Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada

lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah

penolong. Nilai bayi, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu

dengan posisi kepala lebih rendah dari badan. Tanggal 20

Maret 2021 jam 20.35 wita, bayi lahir spontan pervaginam,

bayi lahir langsung menangis, jenis kelamin laki-laki, A/S : 8/9.

26. Segera mengeringkan tubuh bayi, membungkus kepala dan

badan bayi kecuali bagian tali pusat.

109
27. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,

membungkus bayi hingga kepala.

28. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

umblicus bayi. Melakukan pengurutan pada tali pusat ke arah

ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.

29. Memegang tali pusat di antara kedua klem menggunakan tangan

kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali

pusat diantara kedua klem.

30. Memberikan bayi kepada ibu untuk diusui bila ibu menghendaki

3. Kala III

Tanggal : 20 Maret 2021 Jam : 20.50 wita

a. Subjektif

Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya dan nyeri

perut masih terasa

b. Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Ibu tampak kelelahan, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik,

uterus teraba keras dan bundar, tali pusat bertambah panjang dan

ada semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir

c. Analisa

PII A0 AH2 Partus Kala III

d. Penatalaksanaan

110
Manajemen aktif kala III

1. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal,

dan ternyata tidak ada kehamilan kembar

2. Memberitahu ibu akan disuntik

3. Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intra muscular pada bagian

luar paha kanan 1/3 atas, setelah melakukan aspirasi terlebih

dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai

pembuluh darah

4. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva

5. Meletakan satu tangan kiri di atas shymphysis menahan bagian

bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat

menggunakan klem dengan jarak 5-10 cm dari vulva

6. Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan

kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati

kearah dorso cranial

7. Lakukan penegangan dan dorsal kranial hingga plasenta terlepas,

minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan

arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti proses

jalan lahir, (tetap dilakukan tegangan tali pusat dorso kranial)

8. Setelah plasenta muncul di intrainus vagina, teruskan melahirkan

plasenta dengan hati-hati. Bila merasa ada tahanan, pegang

plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk

111
membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput

ketuban.

9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga kontraksi uterus

baik (fundus teraba keras)

10. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa

bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan

untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban

sudah lahir lengkap, dan memasukan kedalam kantong plastik

yang tersedia.

11. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan

perineum yang menimbulkan perdarahan aktif dan ternyata tidak

ada laserasi/ robekan jalan lahir.

4. Kala IV

Tanggal : 20 Maret 2021 Jam : 21.00 wita

a. Subjektif

Ibu mengatakan perut masih teras mules, merasa lelah dan ingin

istirahat

b. Objektif

Jam 20.50 wita plasenta lahir legkap, spontan, tidak ada laserasi,

berat plasenta 600 gram pendarahan 100 cc

c. Analisa

PII A0 AH2 Partus kala IV

112
d. Penatalaksanaan

1. Periksa Kembali kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam 100

cc dan kontraksi uterus baik.

2. Mencelipukan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5%, membilas, kedua tangan yang masih

bersarung tangan dengan air DTT dan mengeringkannya dengan

kain yang bersih.

3. Menempatkan klem tali pusat DTT/ steril atau mengikatkan tali

DTT dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1cm dari tali

pusat.

4. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama

5. Melepaskan klem tali pusat dan meletakkan ke dalam bak partus

6. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih dan kering.

7. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

8. Lanjutkan pemantauan terhadap kotraksi uterus, tanpa perdarahan

pervaginam dan tanda vital ibu. kontraksi uterus baik, TT ibu

dalam batas normal.

113
9. Mengajarkan ibu atau keluarga untuk memeriksa/merasakan

uterus yang memiliki kontrakis baik dan mengajarkan untuk

melakukan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik.

10. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi. Jumlah

perdarahan normal.

11. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin

0,5% umtuk dekontaminasi (10 menit) cuci dengan air sabun

(detergent) bilas dengan airbersih dan keringkan.

12. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasike tempat yang di

sediakan.

13. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah dan

mengganti pakaiannya dengan pakaian yang bersih/kering.

14. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga.

untuk membantu ibu apabila ibu ingin makan dan minum.

15. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan clorin 0,5%

16. Membersihkan sarung tangan didalam larutan clorin 0,5%,

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan clorin 0,5%.

17. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan

keringkan dengan handuk yang bersih

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR UMUR 1 JAM

Tanggal : 20 Maret 2021 Jam : 22.00 wita

Tempat : Klinik Lasiana

114
a. Subjektif

Ibu mengatakan melahirkan bayinya 1jam yang lalu secara normal,

jenis kelamin laki-laki, bayinya dalam keadaan baik

b. Objektif

Tanggal : 20 Maret 2021

Jam : 22.00 wita

Dimana : Klinik Lasiana

Bayi lahir spontan letak kepala, jenis kelamin laki-laki, telah dilakukan

IMD dan berhasil, A/S: 8/9

a. Pemeriksaan Antropologi

1. BB : 3000 gram

2. PB : 46 cm

3. LK : 32 cm

4. LP : 29 cm

5. LD : 30 cm

b. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi

1. Kepala : Tidak ada pembengkakan abnormal

2. Mata : Simetris, tidak ada kelainan

3. Mulut : Bersih dan mukosa bibir lembab

4. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar

thyroid, dan vena jugularis

5. Dada : Putting susu simetris, tidak ada

115
tarikan dinding dada

6. Abdomen : Tidak ada pembengkakan abnormal

7. Tali pusat : Tidak berdarah

8. Kulit : Kemerahan

9. Ektremitas atas/bawah : +/+

10. Genitalia : Lubang uretra ada, skrotum, testis

lengkap

11. Anus : Berlubang

12. Refleks

a. Morro : (+)

b. Rotting : (+)

c. Sucking : (+)

d. Swallowing : (+)

e. Babinski : (+)

c. Melakukan penimbangan/pengukuran bayi yaitu:

1. Berat Badan : 3000 gram

2. Panjang Badan : 46 cm

3. Lingkar Kepala : 32 cm

4. Lingkar Dada : 30 cm

5. Lingkar Perut : 29 cm

c. Analisa

Bayi Baru Lahir Umur 1 jam

d. Penatalaksanaan

116
1. Mencuci tangan dengan 6 langkah untuk pencegahan infeksi

2. Mencegah hipotermi pada bayi dengan cara membungkus bayi

dengan selimut dan selalu mengganti pakaian atau popok yang

sudah basah.

3. Melakukan perawatan bayi baru lahir seperti: memberikan suntikan

Vitamin K1 1mg secara IM dipaha kiri dengan dosis 0,5 ml dan

memberikan salep mata antibiotic gentamisin 1% pada kedua mata

4. Melakukan pengukuran antropometri

BB : 3000 gram

PB : 46cm

LK : 32 cm

LD : 30 cm

LP : 29 cm

Rawat tali pusat sudah dilakukan

5. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, yaitu:

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Suhu : 36,5ᴼC

HR : 142x/m

RR : 46x/m

6. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi

a. Kepala : Tidak ada pembengkakan abnormal

b. Mata : Simetris, tidak ada kelainan

117
c. Mulut : Bersih dan mukosa bibir lembab

d. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar

thyroid, dan vena jugularis

e. Dada : Putting susu simetris, tidak ada

tarikan dinding dada

f. Abdomen : Tidak ada pembengkakan abnormal

g. Tali pusat : Tidak berdarah

h. Kulit : Kemerahan

i. Ektremitas atas/bawah : +/+

j. Genitalia : Lubang uretra ada, skrotum, testis

lengkap

k. Anus : Berlubang

i. Refleks

a. Morro : (+)

b. Rotting : (+)

c. Sucking : (+)

d. Swallowing : (+)

e. Babinski : (+)

7. Menjelaskan pada ibu cara perawatan tali pusat yaitu cuci tali pusat

dengan sabun dan air bersih kemudian dibiarkan terbuka tanpa

memberi atau membubuhkan sesuatu apapun, baik itu obat maupun

118
ramuan tradisonal pada tali pusat yang masih basah, jaga tali pusat

tetap bersih dan kering.

Ibu mengerti dan menerima penjelasan yan diberikan yaitu cara

perawatan tali pusat yaitu cuci tali dengan sabun dan air bersih

kemudian dibiarkan terbuka tanpa memberi atau membubuhkan

sesuatu apapun, baik itu obat maupun ramuan tradisional pada tali

pusat yang masih basah, jaga tali pusat bersih dan kering.

8. Menjaga bayi tetap hangat yaitu pakaikan pakaian bayi, bungkus bayi

dengan selimut kering dan bersih dan tempatkan bayi ditempat yang

hangat

9. Memberi salep mata, oxytetracycline 1% pada kedua mata bayi utnuk

mencegah terjadinya infeksi pada mata.

10. Menyuntikan Vit K 1 mg pada paha kiri bayi untuk mencegah

perdarahan pada otak

11. Melakukan suntikan HB0 di paha kanan secara IM

12. Memakaikan identitas bayi pada tangan kanan

13. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif minimal 2 jam.

ASI ekslusif adalah ASI yang diberikan selama 6 bulan tanpa

makanan tambahan lainnya karena mengandung zat-zat yang

dibutuhkan untuk gizi bayi.

Ibu menerima anjuran yang diberikan yaitu memberikan ASI

Ekslusif minimal 2 jam. ASI Ekslusif adalah ASI yang diberikan

119
selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya karena

mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk gizi bayi.

14. Menjelaskan tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti bayi malas

atau tidak mau menyusu, panas tinggi, ikterus (kuning), kulit

kebiruan, bernafas megap-megap, tali pusat berdarah, bernanah, bau

dan kemerahan serta kejang.

Ibu mengerti dan dapat mengulang kembali tanda bahaya pada bayi

baru lahir yaitu bayi malas atau tidak mau menyusu, panas tinggi,

ikterus (kuning), kulit kebiruan, bernafas megap-megap, tali pusat

berdarah, bernanah, bau dan kemerahan serta kejang.

15. Menjelaskan kepada ibu teknik menyusui yang baik dan benar yaitu

posisikan kepala bayi disiku ibu, tangan menyanggah dan tubuh bayi

lurus, tubuh bayi menghadap pada ibu sehingga mulut bayi tepat

berada didepan puting susu ibu, perut bayi menempel pada perut ibu,

pencet payudara sampai keluar beberapa tetes, lalu oleskan keputting

dan areola mamae masuk kedalam mulut bayi.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang berikan teknik menyusui yang

baik dan benar yaitu posisikan kepala bayi disiku ibu, tangan

menyanggah dan tubuh bayi lurus, tubuh bayi menghadap pada ibu

sehingga mulut bayi tepat berada didepan puting susu ibu, perut bayi

menempel pada perut ibu, pencet payudara sampai keluar beberapa

tetes, lalu oleskan keputting dan areola mamae masuk kedalam

mulut bayi.

120
16. Mengajarkan pada ibu cara menyendawa bayi yaitu posisi setengah

duduk lalu tepuk pelan punggung bayi hingga bayi mengeluarkan

sendawa setelah bayi diberi ASI.

Ibu mengerti dengan cara menyendawa bayi yaitu posisi setengah

duduk lalu tepuk pelan punggung bayi hingga bayi mengeluarkan

sendawa setelah bayi diberi ASI.

17. Pendokumentasian hasil tindakan sudah dilakukan

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

1. Neonatus 6 jam – 48 jam ( KN 1)

Tanggal : 22 Maret 2021 Jam : 17.00 wita

Tempat : Klinik Lasiana

a. Subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang kedua, jenis kelamin

laki-laki, pada tanggal 20 Maret 2021, jam 20.35 wita, jenis kelamin

laki-laki, bayinya dalam keadaan sehat menghisap kuat dan

menyusui sering, BAB : 1x/ BAK : 1x

b. Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda –tanda vital

Suhu : 36,7oC

HR : 145x/menit

RR : 40x/menit

121
Kepala tidak ada caput hematoma, mata simetris, congjungtiva

merah muda, hidung bersih dan tidak ada pernapasan cuping

hidung, tidak ada tarikan dinding dada, warna kulit kemerahan,

tidak ada perdarahan tali pusat, skrotum sudah turun, ada lubang

anus ektremitas atas bawah aktif.

c. Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 2 hari

d. Penatalaksnaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda vital

Suhu : 36,7oC

HR : 145x/menit

RR : 40x/menit

Ibu sudah mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Menginformasikan pada ibu dan keluarga bayi dalam keadaan

sehat, tidak ada tanda-tanda infeksi.

Ibu mengerti dan merasa senang dengan keadaan bayinya yang

sehat dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

3. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat yaitu cuci tali pusat

dengan sabun dan air bersih kemudian dibiarkan terbuka tanpa

122
memberi atau membubuhkan sesuatu apapun, baik itu obat

maupun ramuantradisonal pada tali pusat yang masih basah, jaga

tali pusat tetap bersih dan kering.

Ibu mengerti dan mau melakukannya dengan tidak menaruh

apapun pada tali pusat bayi

4. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin yaitu

setiap 2 jam, minimal 8-10x/hari dan ibu paham bahwa dengan

hisapan bayi sesering mungkin dapat memperlancar produksi

ASI.

5. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat ASI ekslusif yaitu ASI

ekslusif memberikan manfaat yang banyak untuk ibu dan bayi.

Salah satunya bagi ibu sebagai alat kontrasepsi alami dan bagi

bayi ialah meningkatkan kekebalan tubuh dan bagus untuk

pertumbuhan fisik dan otak bayi.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali manfaat dari

pemberian ASI ekslusif seperti bagi ibu sebagai alat kontrasepsi

alami dan bagi bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan

bagus untuk pertumbuhan fisik dan otak bayi.

6. Menganjutrkan ibu pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa

pemberian makanan dan minuman tambahan apapun termasuk air

putih.

123
Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa pemberian makanan dan minuman tambahan apapun

termasuk air putih.

7. Menjelakan ibu tentang tanda bahaya pada bayi yaitu :

a. Bayi tidak mau menyusu dan sering rewel.

b. Suhu tubuh meningkat atau kurang dari normal (norml 36,5

37,5ᴼC).

c. Kejang

d. Keadaan umum lemah dan pergerakan bayi melemah

e. Bayi tidak BAK/BAB

f. Pusar kemerahan

g. Demam tinggi

h. Kulit terlihat kuning

i. Sesak napas

j. Mata bernanah

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 2-3 tanda bahaya

pada bayi seperti, kejang, pusar bernanah, bayi tidak mau menyusu

dan sering rewel

8. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan cara

jangan membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan benda

dingin, misalnya lantai, jangan letakan bayi dekat jendela atau

kipas angin. Segera keringkan atau ganti pakaian bayi setelah

124
mandi atau saat bayi basah, untuk mengurangi penguapan dan jaga

lingkungan sekitar bayi agar tetap hangat.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan 2 cara untuk menjaga

kehangatan bayi seperti, jangan letakan bayi didekat jendela atau

kipas angin, segera ganti pakaian bayi jika bayi selesai mandi atau

buang air kecil

9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan telah didokumentasiakan

2. Neonatus 3 hari – 7 hari ( KN 2)

Tanggal : 28 Maret 2021 Jam : 16.00 wita

Tempat : Rumah Pasien

a. Subjetif

Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, tidak ada masalah

dengan bayi, BAB : 3x, BAK : 5x/hari tali pusat sudah puput

b. Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda vital

Suhu : 36,6oC

HR : 144x/menit

RR : 41x/ menit

Tali pusat sudah kering (tidak ada tanda-tanda infeksi, bayi

menyusui dengan baik)

125
c. Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6 hari

d. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu

a. Keadaan umum bayi : Baik

b. Kesadaran : Composmenis

c. Tanda-tanda vital

Suhu : 36,6oC

HR : 144x/menit

RR : 41x/ menit

Tali pusat sudah kering tidak ada tanda-tanda infeksi pada bekas

tali pusat, dan bayi menyusui dengan baik.

Ibu sudah mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan kembali ibu untuk menyusui bayinya sesering mugkin

setiap 2 jam, minimal 8-10x/hari, dengan hisapan bayi sesering

mungkin dapat memperlancar produksi ASI.

Ibu sudah mengerti dan akan menyusui bayinya sesering mungkin

setiap 2 jam, minimal 8-10x/hari dan ibu paham bahwa dengan

hisapan bayi sesering mungkin dapat memperlancar produksi ASI

3. Mengingatkan kepada ibu tentang manfaat ASI ekslusif, ASI ekslusif

memberikan manfaat yang banyak untuk ibu dan bayi. Salah satunya

bagi ibu sebagai alat kontrasepsi alami dan bagi bayi ialah

126
meningkatkan kekebalan tubuh dan bagus untuk pertumbuhan fisik

dan otak bayi.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali manfaat dari

pemberian ASI ekslusif seperti bagi ibu sebagai alat kontrasepsi

alami dan bagi bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan bagus

untuk pertumbuhan fisik dan otak bayi

4. Mengingatkan ibu pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa

pemberian makanan dan minuman tambahan apapun termasuk air

putih

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa pemberian makanan dan minuman tambahan apapun termasuk

air putih

5. Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan

untuk mendapatkan imunisasi, karena imunisasi sangat penting

untuk daya tahan tubuh bayi sehingga bayi tdiak mudah terserang

penyakit.

Ibu mengerti dan akan membawa bayinya ke fasilitas kesehatan

untuk mendapatkan imunisasi

6. Mengingatkan kembali ibu tentang tanda bahaya pada bayi yaitu:

a. Bayi tidak mau menyusu dan sering rewel

b. Suhu tubuh meningkat atau kurang dari normal (normal 36,5-

37,5ᴼC)

c. Kejang

127
d. Keadaan umum lemah dan pergerakan bayi melemah

e. Bayi tidak BAK/BAB

g. Demam tinggi

h. Kulit terlihat kuning

i. Sesak napas

j. Mata bernanah

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 2-3 tanda bahaya

pada bayi seperti, kejang, pusar bernanah, bayi tidak mau menyusu

dan sering rewel.

7. Mengingatkan kembali ibu tentang menjaga kehangatan bayi dengan

cara jangan membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan benda

dingin, misalnya lantai, jangan letakan bayi dekat jendela atau kipas

angin. Segera keringkan atau ganti pakaian bayi setelah mandi atau

saat bayi basah, untuk mengurangi penguapan dan jaga lingkungan

sekitar bayi agar tetap hangat.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan 2 cara untuk menjaga

kehangatan bayi seperti, jangan letakan bayi didekat jendela atau

kipas angin, segera ganti pakaian bayi jika bayi selesai mandi atau

buang air kecil.

8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan

3. Neonatus 8 hari – 28 hari ( KN 3)

Tanggal : 15 April 2021 Jam : 16 .30 wita

128
Tempat : Rumah Pasien

a. Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada masalah selama ini dengan bayinya, BAB 3-

4x/BAK: 5-6x/hari

b. Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda vital

Suhu : 36,7ᴼC

HR : 140x/menit

RR : 40x/m

d. BB : 2.900 gram

Tidak ada masalah pada bayi

c. Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 24 hari

d. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu

a). Keadaan umum bayi : Baik

b). Kesadaran : Composmenis

c). Tanda-tanda vital

Suhu : 36,7oC

HR : 140x/menit

RR : 40x/ menit

129
Ibu sudah mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan kembali ibu untuk menyusui bayinya sesering

mugkin setiap 2 jam, minimal 8-10x/hari, dengan hisapan bayi

sesering mungkin dapat memperlancar produksi ASI.

Ibu sudah mengerti dan akan menyusui bayinya sesering mungkin

setiap 2 jam, minimal 8-10x/hari dan ibu paham bahwa dengan

hisapan bayi sesering mungkin dapat memperlancar produksi ASI

3. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat ASI ekslusif, ASI ekslusif

memberikan manfaat yang banyak untuk ibu dan bayi. Salah

satunya bagi ibu sebagai alat kontrasepsi alami dan bagi bayi ialah

meningkatkan kekebalan tubuh dan bagus untuk pertumbuhan fisik

dan otak bayi.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali manfaat dari

pemberian ASI ekslusif seperti bagi ibu sebagai alat kontrasepsi

alami dan bagi bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan

bagus untuk pertumbuhan fisik dan otak bayi

4. Menganjurkan ibu pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa

pemberian makanan dan minuman tambahan apapun termasuk air

putih.

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa pemberian makanan dan minuman tambahan apapun

termasuk air putih.

130
5. Mengingatkan kembali ibu tentang tanda bahaya pada bayi yaitu

tidak mau menyusui, kejang, sering rewel, kejang, bayi tidak

BAK/BAB, demam tinggi, kulit terlihat kuning, Sesak napas dan

mata bernanah

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 2-3 tanda bahaya

pada bayi seperti, kejang, pusar bernanah, bayi tidak mau

menyusui, dan sering rewel

6. Mengingatkan kembali ibu tentang menjaga kehangatan bayi

dengan cara jangan membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan

benda dingin, misalnya lantai, jangan letakan bayi dekat jendela

atau kipas angin. Segera keringkan atau ganti pakaian bayi setelah

mandi atau saat bayi basah, untuk mengurangi penguapan dan jaga

lingkungan sekitar bayi agar tetap hangat.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan 2 cara untuk menjaga

kehangatan bayi seperti, jangan letakan bayi didekat jendela atau

kipas angin, segera ganti pakaian bayi jika bayi selesai mandi atau

buang air kecil.

7. Menganjurkan ibu untuk pergi ke puskesmas agar mendapatkan

imunisasi pada bayinya yaitu:

a. 1 bulan : BCG, Polio I

b. 2 bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2

c. 3 bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3

d. 4 bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV

131
e. 9 bulan : Campak

f. 18 bulan : DPT-Hb-Hib-lanjutan dan campak lanjutan

Ibu mengerti dan bersedia untuk membawa bayinya ke Puskesmas

agar mendapatkan imunisasi.

8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan

E. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 2 Jam Post Partum

Tanggal : 20 Maret 2021 Jam : 23.00 wita

Tempat : Klinik Lasiana

a. Subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ketigapada tanggal

20 Maret 2020, jam 20.35 wita dan tidak ada keluhan apapun .

b. Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 110/80 mmHg,

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,5ᴼC

RR : 24x/menit

2. Pemeriksaan fisik

132
a. Mata : Tidak ada oedema, tidak pucat

b. Mata : Conjungtiva merah muda, sclera

putih

c. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar

thyroid, limfe dan vena jugularis

d. Payudara : Simetris, putting susu menonjol,

hiperpigmentasi pada putting susu

dan areola dan ASI keluar,

Colostrum (+)

e. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, strie

alba, linea nigra, TFU 2 jari

dibawah pusat, kandung kemih

kosong, kontraksi uterus baik

(keras)

f. Genitalia : Lochea rubra, perdarahan 100 cc

atau pembalut penuh

c. Analisa

P1 A0 AH1 post partum normal 2 jam

d. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

a. Keadaan Umum : Baik

TD : 110/80 mmHg

133
Nadi : 80x/ menit

Suhu : 36,5ᴼC

RR : 24x/ menit

b. Perdarahan 100 cc atau normal

c. TFU 2 jari dibawah pusat

Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Memberitahu ibu penyebab keluhan yang dirasakan ibu adalah hal

yang normal dialami ibu yang baru melahirkan seperti rasa mules

diakibatkan dari kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bahwa keadaan

yang ibu sedang rasakan adalah keadaan yang normal untuk ibu

yang baru selesai melahirkan seperti, rasa mules, diakibatkan

kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan.

3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara dini untuk

mempercepat pemuihan

Ibu mengerti dan mau melakukan mobilisasi secara dini untuk

mempercepat pemulihan.

4. Menjelaskan kepada ibu tentang cara menyusui yang baik dan

benar yaitu ibu duduk atau berbaring dengan santai, perah sedikit

kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting dan

sekitarnya, bayi diletakan mengahadap ke ibu dengan posisi, perut

bayi menempel keperut ibu, dagu bayi menempel ke payudara,

telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus, mulut bayi

134
terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting susu. Berikan

ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke

payudara lainnya, pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara

yang belum kosong tadi.

Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali 3-4 cara menyusui

yang baik dan benar seperti ibu duduk atau berbaring dengan

santai, perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah

putting dan sekitarnya, bayi diletakan mengahadap ke ibu dengan

posisi, perut bayi menempel keperut ibu, dagu bayi menempel ke

payudara, telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus,

mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting

susu. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum

pindah ke payudara lainnya, pemberian ASI berikutnya mulai dari

payudara yang belum kosong tadi.

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, pada saat bayi tidur

ibu juga harus tidur

Ibu mengerti dan bersedia istirahat jika bayinya tidur.

6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti nasi, sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, telur,

tahu, tempe, daging, ikan laut dan banyak minum air putih

minimal 10 gelas/hari untuk membantu memperbanyak produksi

ASI berfungsi untuk menambah energi ibu selama menyusui.

135
Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi

sperti nasi, sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, telur,

tahu, tempe, daging, iakn laut dan banyak minum air putih

minimal 10 gelas/hari untuk membantu memperbanyak produksi

ASI berfungsi untuk menambah energi ibu selama menyusui.

7. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas,

yaitu :

a. Kontraksi uterus yang lemah ditandai dengan kontraksi uterus

yang lembek yang dapat berakibat pada perdarahan

b. Infeksi pada payudara ditandai dengan pembengkakan pada

payudara dan keluar darah dari putting susu

c. Infeksi pada luka perineum yang ditandai dengan daerah luka

kemerahan, bengkak, nyeri, dan keluar cairan atau nanah yang

berbau.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 1-2 tanda bahaya

masa nifas seperti, kontraksi uterus yang lemah, ditandai dengan

kontraksi uterus yang lembek yang dapat mengakibatkan

perdarahan, infeksi pada payudara yang ditandai dengan bengkak

pada payudara, putting susu lecet, panas, merah disekitar

payudara dan keluar darah dari putting susu.

8. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri dengan mengganti

pembalut 3x sehari atau jika sudah terasa penuh langsung diganti.

136
Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya jika sudah terasa

penuh langsung digantikan minimal di ganti 3x sehari.

9. Menganjurkan ibu memberikan ASI saja tanpa makanan dan

minuman tambahan apapun termasuk air putih selama 6 bulan

tanpa makanan dan minuma tambahan apapun termasuk air putih.

Ibu mengerti dan menerima anjuran yang diberikan dan akan

memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman apapun

termasuk air putih.

10. Mengingatkan ibu pada ibu untuk mengkonsumsi obat sesuai

yang disarankan oleh petugas medis

a. Amoxilin 3x500 mg

b. Asam mafenamet 3x500 mg

c. Tablet Fe 60 mg 1x1

d.Vit A 200.000 UI 1x (karena dosis pertama setelah

melahirkan)

e. Vit C 50 mg 1x1

Ibu mengerti dan bersedia minum obat sesuai dosis yang

diberikan petugas kesehatan seperti, Amoxilin 3x500 mg, Asam

mafenamet 3x 500mg, Tablet Fe 60 mg, 1x1, Vit A 200.000 UI

1x, Vitc 50 mg1x1.

2. Asuhan Kebidanan KF I – III Pada Ibu Nifas

a. Kunjungan Nifas I ( 6 jam – 48 jam)

Tanggal : 22 maret 2021 Jam : 17.00 wita

137
Tempat : Klinik Lasiana

1. Subjektif

Ibu mengatakan masih merasa mules di perut bagian bawah dan

masih keluar darah sedikit dari jalan lahir.

2. Objektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,8oc

RR : 24x/menit

b. Pemeriksaan fisik

1. Wajah : tidak pucat, tidak oedema.

2. Mata : conjungtiva merah mudah, sclera

putih.

3. Mulut : mukosa bibir lembab, gigi putih dan

tidak ada caries

4. Payudara : membesar, putting susu menonjol,

ada pengeluaran colustrum.

5. Abdomen : tinggi fundus uteri 2 jari dibawah

138
pusat, kontrakssi uterus baik.

6. Genitalia : ada pengeluaran lochea rubra,

banyaknya 2 kali ganti pembalut.

3. Analisa

PII A0 AH I2 Nifas hari ke-2

4. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu

a. Keadaan umum : Baik

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/80mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,8oC

RR : 24x/menit

c. TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi Uterus : Baik

Lochea : Rubra

d. Pengeluaran pervaginam normal, tidak ada masalah

Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan ibu tentang tanda bahaya masa nifas

a. Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk

b. Ibu demam tinggi

c. Menggigil dan sakit kepala

d. Sulit tidur dan sesak nafas

139
e. Jantung berdebar kencang

f. Kejang

g. Nyeri perut bagian bawah yang hebat

h. Bengkak pada kaki, tangan dan wajah serta penglihatan kabur

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 2-3 tanda bahaya

masa nifas seperti, kejang, jantung berdebar kencang, nyeri perut

bagian bawah yang hebat.

3. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti

nasi, sayuran hijau seperti sayur bayam, kangkung, daun kelor,

kacang kacangan dan lauk pauk seperti tempe, tahe, ikan, daging,

telur dan banyak minum air putih minimal 10 gelas// hari untuk

membantu memperbanyak produksi ASI.

Ibu mengerti dan bersedia untuk makan makanan yang bergizi

seperti nasi, sayuran hijau seperti sayur bayam, kangkung, daun

kelor, kacang kacangan dan lauk pauk seperti tempe, tahe, ikan,

daging, telur dan banyak minum air putih minimal 10 gelas// hari

untuk membantu memperbanyak produksi ASI.

4. Memberitahukan kepada ibu bahwa perut mules dan keluarnya

darah melalui jalan lahir merupakan hal yang normal yang sering

dialami oleh ibu nifas.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan mampu

mengulang kembali yaitu perut mules dan keluarnya darah

140
melalui jalan lahir merupakan hal yang normal yang sering

dialami oleh ibu nifas.

5. Menganjurkan ibu melakukan perawatan payudara pada pagi dan

sore hari dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering

menggunakan babyoil atau minyak kelapa terutama putting susu,

menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila putting

susu lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali

pada saat menyusui.

Ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan payudara pada

pagi hari dan sore hari agar payudara ibu tetap berisi dan kering

menggunakan baby oil atau minyak kelapa terutama putting susu,

menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila putting

susu lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali

pada saat menyusui.

6. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup dan beristirahat setiap bayi

masih tidur.

Ibu mengerti dan akan istirahat yang cukup pada saat bayi masi

tidur.

7. Menjelaskan kepada ibu menyusui bayinya sesering mungkin

setiap 2 jam, minimal 8-10x/hari, dengan hisapan bayi sesering

mungkin dapat memperlancar produksi ASI.

Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali bahwaakan

menyusui bayinya sesering mungkin setiap 2 jam, minimal 8-

141
10x/hari, dengan hisapan bayi sesering mungkin dapat

memperlancar produksi ASI.

8. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat ASI ekslusif, ASI

ekslusif memberikan manfaat yang banyak untuk ibu dan bayi.

Salah satunya bagi ibu sebagai alat kontrasepsi alami dan bagi

bayi ialah meningkatkan kekebalan tubuh dan bagus untuk

pertumbuhan fisik dan otak bayi

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali manfaat dari

pemberian ASI ekslusif seperti bagi ibu sebagai alat kontrasepsi

alami dan bagi bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan

bagus untuk pertumbuhan fisik dan otak bayi.

9. Menganjurkan ibu pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa

pemberian makanan dan minuman tambahan apapun termasuk air

putih.

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa pemberian makanan dan minuman tambahan apapun

termasuk air putih.

10. Menjelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar, yaitu:

a. Seluruh bada bayi tersanggah dengan baik

b. Kepala dan tubuh bayi dalam 1 garis lurus

c. Badan bayi menghadap ke dada ibu

d. Dagu menempel pada payudara

e. Mulut terbuka lebar

142
f. Areola bagian atas tampak lebih banyak

g. Menghisap dalam, teratur, diselingi, istirahat, terdengar suara

menelan

Ibu sudah mengerti dan memahami beberapa teknik menyusui

yang dan benar yaitu, seleruh badan bayi tersanggah dengan baik,

kepala dan tubuh bayi dalam 1 garis lurus, mulut terbuka lebar,

areola bagian atas tampak lebih banyak, menghisap dalam,

teratur, diselingi istirahat, terdengar suara menelan.

11. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri dengan mengganti

pembalut 3x sehari atau jika sudah terasa penuh langsung

diganti.

Ibu mengerti dan bersedia diganti jika sudah terasa penuh dan

mengganti pembalut minimal 3x/hari

12. Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi obat atau vitamin

sesuai yang disarankan oleh petugas medis.

a. Amoxilin 3x500 mg

b. Asam mafenamet 3x500 mg

c. Tablet Fe 60 mg 1x1

d. Vit A 200.000 UI 1x (karena dosis pertama segera setelah

melahirkan)

e. Vit C 50 mg 1x1

Ibu mengerti dan bersedia minum obat sesuai dosis yang

diberikan petugas kesehatan seperti, Amoxilin 3x500 mg, Asam

143
mafenamet 3x 500mg, Tablet Fe 60 mg, 1x1, Vit A 200.000 UI

1x, Vitc 50 mg1x1.

13. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan telah didokumentasiakan

b. Kunjungan Nifas II ( Hari 4 hari – 28 hari)

Tanggal : 28 Maret 2021 Jam : 16.00 wita

Tempat : Rumah Pasien

1. Subjektif

Ibu mengatakan ada keluarnya darah warna kecoklatan dari jalan

lahir.

2. Objektif

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Suhu : 37ᴼC

Nadi : 80x/m

RR : 22x/menit

d. TFU : Pertengahan shymphysis- pusat,

e. Lochea : Sanguilenta

3. Analisa

PII A0 AHII Nifas hari ke-6

4. Penatalaksanaan

144
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu

a. Keadaan umum : Baik

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/80mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,8oC

RR : 24x/menit

Ibu mengerti dan merassa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan kembali ibu tentang tanda bahaya masa nifas

a. Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk

b. Ibu demam tinggi

c. Menggigil dan sakit kepala

d. Sulit tidur dan sesak nafas

e. Jantung berdebar kencang

f. Kejang

g. Nyeri perut bagian bawah yang hebat

h. Bengkak pada kaki, tangan dan wajah serta penglihatan kabur

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 2-3 tanda

bahaya masa nifas seperti, kejang, jantung berdebar kencang,

nyeri perut bagian bawah yang hebat.

3. Mengingatkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti

nasi, sayuran hijau seperti sayur bayam, kangkung, daun kelor,

kacang kacangan dan laukmpauk seperti tempe, tahu, ikan,

145
daging, telur, dan banyak minum air putih minimal 10 gelas/hari

untuk membantu memperbanyak produksi ASI.

Ibu mengerti dan bersedia untuk makan makanan yang bergizi

seperti nasi, sayuran hijau seperti sayur bayam, kangkung, daun

kelor, kacang kacangan dan lauk pauk seperti tempe, tahu, ikan,

daging, telur, dan banyak minum air putih minimal 10 gelas/hari

untuk membantu memperbanyak produksi ASI.

4. Mengingatkan ibu melakukan perawatan payudara pada pagi dan

sore hari dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering

menggunakan babyoil atau minyak kelapa terutama putting susu,

menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila putting

susu lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali

pada saat menyusui.

Ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan payudara pada

pagi hari dan sore hari agar payudara ibu tetap berisi dan kering

menggunakan babyoil atau minyak kelapa terutama putting susu,

menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila putting

susu lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali

pada saat menyusui.

5. Mengingatkan ibu istirahat yang cukup dan beristirahat setiap bayi

masih tidur.

Ibu mengerti dan akan istirahat yang cukup pada saat bayi masi

tidur.

146
6. Mengingatkan kepada ibu menyusui bayinya sesering mungkin

setiap 2 jam, minimal 8-10x/hari, dengan hisapan bayi sesering

mungkin dapat memperlancar produksi ASI.

Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali bahwaakan

menyusui bayinya sesering mungkin setiap 2 jam, minimal 8-

10x/hari, dengan hisapan bayi sesering munhkin dapat

memperlancar produksi ASI.

7. Menngingatkan kepada ibu tentang manfaat ASI ekslusif, ASI

ekslusif memberikan manfaat yang banyak untuk ibu dan bayi.

Salah satunya bagi ibu sebagai alat kontrasepsi alami dan bagi

bayi ialah meningkatkan kekebalan tubuh dan bagus untuk

pertumbuhan fisik dan otak bayi.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali manfaat dari

pemberian ASI ekslusif seperti bagi ibu sebagai alat kontrasepsi

alami dan bagi bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan

bagus untuk pertumbuhan fisik dan otak bayi.

8. Mengingatkan ibu pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa

pemberian makanan dan minuman tambahan apapun termasuk air

putih.

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa pemberian makanan dan minuman tambahan apapun

termasuk air putih.

147
9. Mengingatkan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar yaitu:

a. Seluruh bada bayi tersanggah dengan baik

b. Kepala dan tubuh bayi dalam 1 garis lurus

c. Badan bayi menghadap ke dada ibu

d. Dagu menempel pada payudara

e. Mulut terbuka lebar

f. Areola bagian atas tampak lebih banyak

g. Menghisap dalam, teratur, diselingi, istirahat, terdengar suara

menelan

Ibu sudah mengerti dan memahami beberapa teknik menyusui

yang dan benar yaitu, seleruh badan bayi tersanggah dengan baik,

kepala dan tubuh bayi dalam 1 garis lurus, mulut terbuka lebar,

areola bagian atas tampak lebih banyak, menghisap dalam,

teratur, diselingi istirahat, terdengar suara menelan.

10. Mengingatkan ibu menjaga kebersihan diri dengan mengganti

pembalut 3x sehari atau jika sudah terasa penuh langsung

diganti.

Ibu mengerti dan bersedia diganti jika sudah terasa penuh dan

mengganti pembalut minimal 3x/hari

11. Mengingatkan ibu untuk memilih metode kontrasepsi yaitu:

berbagai jenis alat kontrasepsi hormonal, (suntik, implan,dan

pil), IUD, MOW/ MOP

148
Ibu mengerti dan bersedia untuk memilih salah satu alat

kontrasepsi yang sudah dijelaskan

12. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan sudah didokumentasiakan

3. Kunjungan Nifas III ( 29 hari-42 hari)

Tanggal : 23 April 2021 Jam : 16.30 wita

Tempat : Rumah Pasien

1. Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,8oc

RR : 24x/menit

4. Tinggi badan : tidak teraba

5. Lochea : Alba

3. Analisa

PII A0 AHII nifas hari ke 26

4. Pentalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu

149
a. Keadaan umum : Baik

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/80mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,8oC

RR : 24x/menit

Ibu mengerti dan merassa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Mengigatkan kembali ibu tentang tanda bahaya masa nifas

a. Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk

b. Ibu demam tinggi

c. Menggigil dan sakit kepala

d. Sulit tidur dan sesak nafas

e. Jantung berdebar kencang

f. Kejang

g. Nyeri perut bagian bawah yang hebat

h. Bengkak pada kaki, tangan dan wajah serta penglihatan kabur

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali 2-3 tanda bahaya

masa nifas seperti kejang, jantung berdebar kencang, nyeri perut

bagian bawah yang hebat.

3. Mengingatkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti

nasi, sayuran hijau seperti sayur bayam, kangkung, daun kelor,

kacang kacangan dan laukmpauk seperti tempe, tahu, ikan,

150
daging, telur, dan banyak minum air putih minimal 10 gelas/hari

untuk membantu memperbanyak produksi ASI.

Ibu mengerti dan bersedia untuk makan makanan yang bergizi

seperti nasi, sayuran hijau seperti sayur bayam, kangkung, daun

kelor, kacang kacangan dan laukmpauk seperti tempe, tahe, ikan,

daging, telur, dan banyak minum air putih minimal 10 gelas/hari

untuk membantu memperbanyak produksi ASI.

4. Mengingatkan ibu melakukan perawatan payudara pada pagi dan

sore hari dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering

menggunakan babyoil atau minyak kelapa terutama putting susu,

menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila putting

susu lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali

pada saat menyusui

Ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan payudara pada

pagi hari dan sore hari agar payudara ibu tetap berisi dan kering

menggunakan babyoil atau minyak kelapa terutama putting susu,

menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila putting

susu lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali

pada saat menyusui.

5. Mengingatkan ibu istirahat yang cukup dan beristirahat setiap bayi

masih tidur

Ibu mengerti dan akan istirahat yang cukup pada saat bayi masi

tidur.

151
6. Mengingatkan kepada ibu menyusui bayinya sesering mungkin

setiap 2 jam, minimal 8-10x/hari, dengan hisapan bayi sesering

mungkin dapat memperlancar produksi ASI.

Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali bahwaakan

menyusui bayinya sesering mungkin setiap 2 jam, minimal 8-

10x/hari, dengan hisapan bayi sesering munhkin dapat

memperlancar produksi ASI.

7. Menngingatkan kepada ibu tentang manfaat ASI ekslusif, ASI

ekslusif memberikan manfaat yang banyak untuk ibu dan bayi.

Salah satunya bagi ibu sebagai alat kontrasepsi alami dan bagi

bayi ialah meningkatkan kekebalan tubuh dan bagus untuk

pertumbuhan fisik dan otak bayi.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan kembali manfaat dari

pemberian ASI ekslusif seperti bagi ibu sebagai alat kontrasepsi

alami dan bagi bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan

bagus untuk pertumbuhan fisik dan otak bayi

8. Mengingatkan ibu pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa

pemberian makanan dan minuman tambahan apapun termasuk air

putih.

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa pemberian makanan dan minuman tambahan apapun

termasuk air putih.

9. Mengingatkan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar yaitu:

152
a. Seluruh bada bayi tersanggah dengan baik

b. Kepala dan tubuh bayi dalam 1 garis lurus

c. Badan bayi menghadap ke dada ibu

d. Dagu menempel pada payudara

e. Mulut terbuka lebar

f. Areola bagian atas tampak lebih banyak

g. Menghisap dalam, teratur, diselingi, istirahat, terdengar suara

menelan

Ibu sudah mengerti dan memahami beberapa teknik menyusui

yang dan benar yaitu, seleruh badan bayi tersanggah dengan baik,

kepala dan tubuh bayi dalam 1 garis lurus, mulut terbuka lebar,

areola bagian atas tampak lebih banyak, menghisap dalam,

teratur, diselingi istirahat, terdengar suara menelan.

10. Mengingatkan ibu menjaga kebersihan diri dengan mengganti

pembalut 3x sehari atau jika sudah terasa penuh langsung diganti.

Ibu mengerti dan bersedia diganti jika sudah terasa penuh dan

mengganti pembalut minimal 3x/hari.

11. Mengingatkan ibu untuk memilih metode kontrasepsi yaitu:

berbagai jenis alat kontrasepsi hormonal, (suntik, implan dan pil),

IUD, MOW/ MOP

Ibu mengerti dan bersedia untuk menggunakan salah satu alat

kontrasepsi yatu kb suntik 3 bulan.

12. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

153
Hasil pemeriksaan sudah didokumentasiakan

154
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan

kebidanan komprehensif yang diberikan pada ibu hamil, persalinan,

nifasdan bayi baru lahiryang dilaksanakan dari usia kehamilan Trimester

III yaitu 39-40 minggu sampai dengan 6 minggu postpartum yang dimulai

dari tanggal 10 maret 2021 sampai 23 april 2021 di Puskesmas Oesapa

Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. Pada BAB ini penulis

membandingkan hasil asuhan dengan tinjauan teori yang ada pada BAB II

dan dianalisa faktor pendukung maupun faktor penghambat sehingga hasil

asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai. Pembahasan mencakup:

A. Antenatal Care

Pada kasus Ny. A.L. GII P1 A0 AH1, usia kehamilan 39-40

minggu, janin tunggal,  hidup,  presentasi kepala,  intrauterine

mendapat  pemeriksaan kehamilan sesuai dengan panduan tugas akhir

pada kehamilan trimester III sebanyak 2 kali.

Kunjungan antenatal care I pada tanggal 10 Maret 2021, asuhan

kebidanan yang diberikan adalah menginformasikan hasil

pemeriksaan , memberikan KIE pada ibu tentang makanan bergizi

seimbang, istirahat yang cukup, menjaga kebersihan diri, aktifitas

fisik, hal-hal yang harus dihindari, tanda bahaya kehamilan, dan tanda

awal persalinan.

155
Kunjungan antenatal care II pada tanggal 18 Maret 2021, asuhan

kebidanan yang diberikan adalah mengobservasi keadaan umum dan

tanda-tanda vital, menilai kembali pemahaman ibu tentang makanan

begizi seimbang, pola istirahat yang cukup, kebersihan diri,

mengevaluasi kembali ibu tentang aktifitas fisik, hal-hal yang

dihindari selama hamil, tanda bahaya kehamilan pada trimester III,

tanda awal persalinan.

Menurut Kemenkes RI (2018), bahwa asuhan yang diberikan

pada kehamilan trimester III meliputi 7 T, yakni :

1. Penimbangan berat badan

Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak bulan ke-4

pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.

2. Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih

besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko

hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

3. Pengukuran tinggi rahim.

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuha

janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.

4. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan jenis

jantung janin.

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau

kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak

156
atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari

120x/menit atau lebih dari 160x/menit menunjukan ada tanda

gawat janin, segera rujuk.

5. Pemberian tablet tambah darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah

setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah

diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

6. Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan Menurut kemenkes RI (2018), meliputi :

1. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan 1 porsi lebih

banyak dari sebelum hamil.

2. Istirahat yang cukup, tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan

usahakan siangnya tidur atau berbaring 1-2 jam.

7. Menjaga kebersihan diri :

a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum

makan, setelah buang air besar dan air kecil.

b. Menyikat gigi secara benar dan teratur minimal setelah

sarapan dan sebelum tidur.

c. Mandi 2 kali sehari

d. Bersihkan payudara dan daerah kemaluan

e. Ganti pakaian dalam dan luar setiap hari

f. Cuci rambut minimal 2-3 kali dalam seminggu

157
8. Aktivitas fisik

a. Ibu hamil yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik sehari-

hari dengan memperhatikan kondisi ibu dan keamanan janin

yang dikandungnya.

b. Suami membantu istrinya yang sedang hamil untuk

melakukan pekerjaan sehari-hari.

c. Ikuti senam ibu hamil sesuai dengan anjuran petugas

kesehatan.

9. Yang harus dihindari ibu selama hamil

a. Pekerjaan terlalu berat

b. Merokok atau terpapar asap rokok berlebihan

c. Minum minuman bersoda, beralkohol dan jamu

d. Tidur terlentang > 10 menit pada masa hamil tua

e. Ibu hamil minum obat tanpa resep dokter

f. Stres berlebihan

10. Persiapan melahirkan atau bersalin

a. Tanyakan kepada bidan dan dokter tanggal perkiraan

persalinan.

b. Suami atau keluarga mendampingi ibu saat periksa

kehamilan.

c. Siapkan lebih dari 1 orang yang memiliki golongan darah

yang sama dan bersediah menjadi pendonor jika diperlukan.

158
d. Persiapan tabungan atau dana cadangan untuk biaya

persalinan dan biaya lainnya.

e. Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika

sewaktu-waktu diperlukan.

f. Rencanakan melahirkan ditolong oleh bidan atau dokter di

fasilitas kesehatan.

g. Pastikan ibu hamil dan keluarga menyepakati amanat

persalinan dalam stiker P4K dan sudah ditempelkan didepan

rumah ibu hamil.

h. Siapkan KTP, Kartu Keluarga, Kartu Jaminan Kesehatan

Nasional, dan keperluan lain untuk ibu dan bayi yang akan

dilahirkan.

i. Untuk memperoleh kartu JKN, daftarkan diri ke kantor BPJS

Kesehatan setempat atau tanyakan ke petugas Puskemas.

j. Rencanakan ikut keluarga berencana (KB) setelah bersalin.

Tanyakan ke petugas kesehatan cara berKB.

11. Tanda bahaya pada kehamilan.

a. Muntah terus dan tidak mau makan

b. Demam tinggi

c. Bengkak pada kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala

disertai kejang

d. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya

e. Pendarahan pada hamil tua

159
f. Air ketuban keluar sebelum waktunya

g. Demam, menggigil dan berkeringat. Bila ibu berada didaerah

endemis malaria, menunjukan adanya gejalah penyakit

malaria

h. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau

gatal-gatal didaerah kemaluan

i. Batuk lama (lebih dari 2 minggu)

j. Jantung berdebar-debar atau nyeri didada

k. Diare berulang, sulit tidur dan cemas berlebihan.

Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan

ibu hamil.

12. Tata laksana atau mendapatakan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. A. L. tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek

B. Intranatal Care

Pada Tanggal 20 Maret 2021 Ny. A.L. GII PA AO AHI, UK 40-

41 minggu, Janin Tunggal, Hidup, Presentasi Kepala, Intra uterine partus

kala I fase aktif. Asuhan yang diberikan,antara lain : Menganjurkan ibu

untuk tidur miring kiri, karena posisi ini memberikan keuntungan pada

bayi mendapatkan aliran darah dan nutrisi ke plasenta karena adanya

vena besar (Vena cafa inferior) dibagian belakang sebelah kanan spina

yang mengembalikan aliran darah ke tubuh bagian bawah ke jantung

160
yang membantu ginjal untuk membuang sisa cairan dari tubuh ibu

sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki dan tangan ibu.

Asuhan selanjutnya adalah menganjurkan ibu untuk makan dan

minum, menyiapakan alat yang akan digunakan untuk menolong

persalinan, menganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 jam atau sesuai

keinginan ibu, menganjurkan dan menjelaskan kepada keluarga lakukan

masase (gosok punggung bila ada kontraksi), mengajarkan ibu cara

melakukan teknik relaksasi dan cara meneran, memberikan dukungan

emosional, melakukan pemantauan persalinanan keadaan ibu dan janin

mulai dari TD, suhu, nadi, pernapasan, kontraksi/ His, perdarahan dan

DJJ, serta melakukan evaluasi pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali.

Kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. kala I

dinamakan kala pembukaan. Proses membukanya serviks dibagi dalam 2

macam yaitu fase laten merupakan fase pembukaan yang lama dari 0-3

cm membutuhkan waktu 1 jam. Fase aktif merupakan fase yang

berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 bagian yaitu :

1. fase akselerasi (fase percepatan) : dalam waktu 2 jam pembukaan

dari 3 cm menjadi 4 cm.

2. fase dilatasi maksimal : dalam 2 jam pembukaan berlangsung cepat

dari 4 cm menjadi 9 cm.

3. fase deselerasi (kurangnya kecepatan ) : pembukaan menjadi lambat

dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm. Pada

161
primigravida kala 1 berlangsung 12 jam dan pada multigravida 8

jam, (Prawirohardjo, 2018).

Asuhan kala II yang diberikan antara lain : memberitahu ibu

pembukaan sudah lengkap dan ibu boleh mengedan jika ada rasa ingin

meneran, meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi utuk ibu

sesuai keinginan ibu, melakukan pimpin meneran saat ibu mempunyai

dorongan kuat untuk meneran, memastikan kelengkapan alat partus,

memakai APD, menolong kelahiran kepala, memastikan tidak ada lilitan

tali pusat, menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan, melahirkan bahu bayi, melahirkan badan sampai tungkai.

Jam 20.35 WITA bayi lahir spontan, letak belakang kepala,

langsung menangis kuat, kulit kemerahan, bernapas spontan,

mengeringkan tubuh bayi, memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada

lagi janin, melakukan suntikan oksitosin 10 IU dipaha bagian luar,

melakukan penjepitan tali pusat dengan klem plastik 3 cm dari pangkal

pusat, klem kedua 2 cm dari klem pertama, memotong tali pusat di antara

kedua klem sambil tangan kiri melindungi perut bayi, melakukan kontak

kulit ibu dan bayi dengan meletakan bayi secara tengkurap diatas perut

atau dada ibu, menyelimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan bersih

dan memasang topi di kepala bayi. Kala II berlangsung selama 40 menit,

bayi lahir spontan, menangis kuat, bergerak aktif, jenis kelamin

perempuan, TfU setinggi pusat, keluar darah banyak dari jalan lahir,

162
kontaksi uterus baik, uterus teraba keras dan bundar serta tali pusat

bertambah panjang.

Kala II disebut juga kala pengeluaran. Kala ini di mulai dari

pembukaan lengkap sampai lahirnya janin. Pada primigravida kala II

berlangsung 1 jam dan pada multigravida 10 menit. Pimpin meneran 2

jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida dan menolong

persalinan menggunakan APN 60 Langkah, (Kusumawati, 2017).

Asuhan kala III yang di berikan antara lain : memindahkan klem dari

tali pusat hingga berjarak 5-10 cm vulva, melatakan tangan kiri diatas

kain Pada perut ibu, ditepi atas sympisis untuk mendeteksi dan tangan

kanan meregang tali pusat. Uterus membundar (kontraksi baik ), adannya

semburan darah banyak dari jalan lahir, tali pusta bertambah panjang,

pada saat uterus berkontraksi tangan kanan meregangkan tali pusat

kearah bawah sambil tangan kiri mendorong uterus kearah belakang atas

(dorsalcranial) secara hati-hati.

Melakukan peregangan tali pusat dan dorongan dorsalcranial hingga

plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menolong menarik

tali pusat dengan kearah bawah kemudian kearah atas mengikuti jalan

lahir dan tangan kiri tetap melakukan tekanan dorsalcranial. Pada saat

plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua

tangan memegang dan memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin

kemudian melahirkan palsenta seluruhnya dan meletakkan di tempat

plasenta. Tanggal 20 Marer 2021, jam 20.40 WITA plasenta lahir

163
spontan, melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir,

memeriksa bagian maternal dan bagian fertal plasenta, selaput amnion

dan korion utuh, kotiledon lengkap, tebal plasenta kurang lebih 2 cm,

diameter 16 cm, insersi tali pusat setralis panjang tali pusat kurang lebih

45 cm, berat plasenta 370 gram. Kala III berlangsung selama 10 menit

Kala III disebut kala uri. Setelah bayi lahir uterus teraba keras

dengan fundus uteri 2 jari di bawah pusat. Biasa plasenta lahir 6 -15

menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada

fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah,

kira-kira 100-200 cc, (Kusumawanti, 2017).

Asuahan kala IV yang diberikan antara lain: memeriksa kembali

kontraksi uterus dan memastikan kontraksi uterus baik, memberitahu ibu

bahwa bayi tetap diatas perut ibu, melakukan kontak kulit antara ibu dan

bayi paling sedikit 1 jam, dan beritahu ibu bahwa setelah kontak kulit,

bidan akan melakukan perawatan bayi baru lahir, memberitahu ibu

bahwa bayinya akan diberi suntikan HB0 setelah 1 jam dari suntikan

vitamin K1, melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam, menganjurkan ibu untuk merasakan uterus berkontraksi baik

yaitu uterus terasa bundar dan keras.

Asuhan selanjutnya adalah menganjurkan ibu untuk melakukan

masase apabila terjadi kontraksi, mengevaluasi perdarahan, memeriksa

TTV dan kandung kemih setiap 15 menit pada jam pertama pasca

persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan, periksa

164
kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik dan

suhu bayi normal, merendam semua alat bekas pakai di dalam larutan

klorin 0,5 % selama 10 menit kemudian mencuci dan menyikat dengan

air sabun dan bilas dengan air bersih lalu dikeringkan untuk disterilkan,

membersihkan badann ibu dengan menggunakan air DTT dari sisa

ketuban, darah dan lender. Membantu ibu memakai pakaian yang kering

dan bersih, memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan

ASI pada bayinya. Kala IV dilakukan selama 2 jam.

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Kala IV

dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering

terjadi 2 jam pertama. Observasi yang di lakukan yaitu : keadaan umum,

kesadaran, TTV, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan

pervaginam tidak melebihi 400-500 cc masih dikatakan normal.

(Prawirohardjo, 2018).

Berdasarkan kajian pada kasus Ny.A.L. tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

C. Bayi

Asuhan kebidanan pada Bayi Ny. A.L dilakukan sebanyak 4 kali yaitu :

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir umur 1 jam meliputi :

memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibui dan keluarga bahwa

keadaan bayi sehat dan tidak cacat, menjaga kehangatan bayi, member

salep mata, menyuntik vit K dan menyuntikan HB0 setelah 1 jam

pemberian Vit K.

165
Kunjungan neonatus pertama dilakukan pada tanggal 22 Maret 2021

umur 2 hari dengan asuhan kebidanan meliputi: observasi keadaan umum

dan tanda vital bayi, menjaga kehangatan bayi, Menjelaskan pada ibu

untuk menyusui bayinya sesering mungkin setiap 2 jam, cara perawatan

tali pusat, tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir.

Kunjungan neonatus kedua dilakukan pada tanggal 28 Maret2021

umur 6 hari dengan asuhan meliputi: mengobservasi keadaan umum dan

tanda vital bayi, mengevaluasi kembali ibu tentang tanda bahaya bayi

baru lahir,menilai kembali ibu tentang pemberian ASI, memeriksa tali

pusat, evaluasi suhu tubuh agar bayi tetap hangat.

Kunjungan neonatus ketiga dilakukan pada tanggal 15 April 2021

umur 24 hari dengan asuhan kebidanan meliputi : mengobservasi

keadaan umum dan tanda vital bayi, cara menjaga kebersihan bayi,

menilai kembali pemberian ASI, evaluasi kembali tanda bahaya bayi

baru lahir, mengingatkan kembali pada ibu untuk membawa bayi untuk

imunisasi BCG serta Polio.

Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan pada bayi baru

lahir sampai umur 28 hari masa neonatus mendapat pelayanan neonatal 3

kali yaitu pada umur 6 jam-48 jam setelah lahir, kunjungan kedua 3-7

hari setelah lahir dan kunjungan ketiga 8-28 hari setelah lahir. Asuhan

yang di berikan meliputi: pencegahan infeksi, penilaian segera setelah

bayi lahir, pencegahan kehilangan panas, asuhan tali pusat, IMD,

pemberian salep mata, vitamin K1, imunisasi HB0, pemeriksaan BBL,

166
kunjungan ulang dan imunisasi sesuai jadwal yang ditentukan,

(Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan kajian pada kasus Bayi Ny.A.L. tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

D. Post Natal Care

Asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. A.L dilakukan sebanyak 3

kali yaitu Kunjungan nifas pertama (KF 1) dilakukan pada tanggal 22

Maret 2021 nifas hari ke 2 asuhan kebidanan yang diberikan meliputi:

mengobservasi keadaan umum dan TTV ibu, Memberikan KIE pada ibu

tentang makanan yang bergizi seimbang, kebutuhan air minum pada ibu

menyusui, menjaga kebersihan diri, istirahat yang cukup, cara perawatan

bayi yang benar, cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASI saja

selama 6 bulan, menjelaskan pada ibu agar jangan membiarkan bayi

menangis terlalu lama, memberitahu pada ibu tentang hal-hal yang harus

dihindari selama nifas, tanda bahaya masa nifas.

Kunjangan nifas kedua (KF 2) dilakukan pada tanggal 28 Maret

2021 nifas hari ke 6 dengan asuhan kebidanan meliputi :

menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, Mengevaluasi

kembali pemahaman ibu tentang makanan bergizi seimbang, kebutuhan

air minum pada ibu menyusui,

menilai kembali  ibu  tentang  kebersihan diri, istirahat  yang cukup,

mengevaluasi kembali pemahaman ibu tentang cara perawatan bayi yang

benar.

167
Kunjungan nifas ketiga (KF 3) dilakukan pada tanggal 23 April 2021

nifas hari ke 26 dengan asuhan kebidanan yang diberikan meliputi:

menginformasikan pada ibu tentang keadaan dan tanda vital, Menilai

kembali ibu tentang cara menyusui yang benar, mengevaluasi kembali

pemahaman ibu tentang hal-hal yang harus dihindari selama masa nifas,

tanda bahaya masa nifas, menjelaskan metode kontrasepsi ( KB) pada

ibu.

Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan pada ibu dalam

masa nifas yaitu mulai 6 jam sampai 42 hari dengan mendapat kunjungan

untuk pelayanan nifas sebanyak 3 kali yaitu pada saat 6 jam sampai 3

hari setelah melahirkan, kunjungan kedua 4 sampai 7 hari setelah

melahirkan dan kunjungan ketiga 29 sampai 42 hari setelah melahirkan.

Asuhan yang diberikan meliputi memeriksa keadaan umum, tanda-

tanda vital, lochea dan perdarahan, kontraksi rahim, tanda-tanda infeksi,

memberikan nasehat yaitu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,

memperhatikan asupan cairan, menjaga kebersihan diri, mengajarkan

cara menyusui yang baik dan benar serta memberikan ASI secara

Eksklusif, mengajarkan cara perawatan bayi yang benar, menjelaskan

tanda bahaya masa nifas, menjelaskan tentang KB, (Kemenkes RI,2018).

Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu, (Nugroho, 2015)

168
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan

menggunakan pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara

SOAP pada Ny. A.L dari kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL. Yang di

mulai dari tanggal 10 Maret 2021sampai 23 April 2021. Maka dapat di

simpulkan :

1. Pengkajian

a. Kehamilan

S: Ibu mengatakan hamil anak ke dua, tidak pernah keguguran, dan

saat ini ibu tidak ada keluhan lain.

O: Keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, bentuk tubuh :

normal, ekspresi wajah : ceria Tanda-tanda vital suhu : 36,8oc,

pernapasan : 18x/menit, TD : 110/70 mmHg, nadi : 80 x/menit,

BB :55 Kg Lila : 26 cm Tp : 13 Maret 2021

b. Persalinan

S: Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah menjalar kepinggang

dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir sejak jam 13:00

WITA.

O: 1). Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg,

N : 82x/m, S :37ᴼC, RR : 20x/m.

169
DJJ : 140x/m

His : 3x dalam 10 menit, lamanya 30-40 detik

2). Palpasi

a. Leopold I : TFU 3 Jari dibawah Px, pada daerah

fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)

b. Leopold II : Pada bagian perut kanan ibu keras, datar,

memanjang seperti papan ( PU-KA).

c. Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, keras,

melenting (kepala)

d. Leopold IV : Kepala sudah masuk pintu atas panggul.

TBBJ : 2790 Gram, DJJJ : 140x/menit, teratur.

e. Pemeriksaan dalam (VT) oleh Bidan Pukul 15:00 wita

Vulva/vagina tidak ada kelainan, Portio tipis, Ketuban (+),

Molase tidak ada, Presentasi Kepala, Penurunan Kepala

Turun Hodge III, Kesan Panggul Normal, Pelepasan

Lendir darah

c. Bayi baru lahir

S: Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke dua 2 secara

normal, jenis kelamin laki-laki.

O: Keadaan umum: baik, kesadaran : composmentis, bergerak aktif,

kulit kemerahan. Suhu : 36,80C, RR : 46x/menit, HR :

142x/menit, A/S : 8/9, PB : 46 cm, LK : 32 cm, LD : 30 cm, LP :

29 cm , BB : 3000 gram.

170
d. Nifas

S: Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke dua pada

tanggal 20 Maret 2021 jam 20 : 35 WITA

O : KU : baik, kesadaran : composmentis,

TTV : TD : 110/80 mmHg, Nadi: 82x/ menit, Suhu : 36,5ᴼC RR :

24x/ menit.

2. Analisa

a. G2 P1 A0 AH1 UK 39-40 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi

kepala, intra uterine, keadaan ibu dan janin baik.

b. G2 P1 A0 AH1 UK 40-41 minggu, janin tunggal hidup, presentasi

kepala, inpartu kala I Fase aktif.

c. Neonatus umur 2 hari.

d. P2 A0 AH2 nifas hari ke 2

3. Penatalaksanaan

a. Kehamilan : Menginformasikan hasil pemeriksaan , memberikan KIE

pada ibu tentang makanan bergizi seimbang, istirahat

yang cukup, menjaga kebersihan diri, aktifitas fisik,

hal-hal yang harus dihindari, tanda bahaya kehamilan,

dan tanda awal persalinan.

b. Persalinan : Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga,

melakukan asuhan sayang ibu, melakukan pemantauan

keadaan ibu dan janin dengan PARTOGRAF dan

menolong persalinan dengan 60 langkah APN

171
c. Neonatus : Mengobservasi KU dan TTV bayi, menjaga kehangatan

bayi, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

bayinya, menyusui bayinya sesering mungkin,

menjelaskan pada ibu cara perawatan tali pusat, tanda

bahaya bayi baru lahir.

d. Nifas : Mengobservasi keadaan umum dan TTV ibu, memberikan

KIE pada ibu makanan bergizi seimbang, kebutuhan air

minum pada ibu menyusui, menjaga kebersihan diri,

istirahat yang cukup, cara perawatan bayi yang benar,

cara menyusui yang benar, jangan membiarkan bayinya

menangis terlalu lama, hal-hal yang harus dihindari , dan

menjelaskan tanda bahaya masa nifas,

4. Melakukan pendokumentasian SOAP

Pendokumentasian dilakukan pada setiap masa hamil, bersalin, nifas

dan neonatus

B. Saran

1. Bagi Penulis

Mampu menguasai setiap asuhan yang akan diberikan kepada klien.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Keberhasilan suatu asuhan yang diberikan tidak terlepas dari dukungan

Institusi Pendidikan diharapkan adanya suatu sarana klinik yang

mendukung kegiatan asuhan Komprehensif dapat dilakukan sesuai

dengan kebutuhan klien

172
3. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan )

a. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan pada

setiap ibu hamil, bersalin, nifas juga pada bayi tentang apa saja

yang harus diketahui tentang keadaan ibu dan bayinya dengan jelas

sehingga apabila terdapat tanda-tanda bahaya bisa cepat ditangani’

b. Perlu adanya komunikasi yang edukatif antara tenaga kesehatan

dan pasien agar dapat menciptakan suasana yang harmonis dan

dapat meningkatkan pelayanan kebidanan terutama dalam

pelayanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

4. Bagi Puskesmas Oesapa

Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan dapat

memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan

kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai

dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

5. Bagi pasien

Agar pasien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan

kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan

nyaman karena mendapat gambaran tentang pentingnya pengawasan

pada saat hamil, bersalin, BBL dan nifas dengan melakukan

pemeriksaan rutin difasilitas kesehatan.

173
DAFTAR PUSTAKA

Data World Health Organization (WHO). 2017, Kematian Ibu dan Anak di
Indonesia. Jakarta.

Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia. 2017. Angka Kematian Bayi. SDKI.
Jakarta.

Data Survei Penduduk Antar Sensus. 2015.Angka Kematian Ibu. SUPAS. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Kupang. 2019. Laporan Tahunan. Dinkes Kota Kupang

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2020. Laporan Tahunan. Dinkes
Provinsi NTT.

Data Laporan Tahunan Puskesmas Oesapa. 2019. Kota Kupang

Dwi, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba medika.

JPNPK-KR. 2017. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal ( jaringan


Nasional Pelatihan Klinik- Kesehatan Reproduksi. Jakarta: JNP-KR

Kusumawati, A. 2017. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.Yogyakarta

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Buku Kesehatan ibu dan anak .
Jakarta: KemenKes RI.

Manuaba, 2016. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru


Press

Marmi, 2016. Asuhan Kebidanan . Jakarta: EGC.

Nugroho, 2015. Asuhan kebidanan pada ibu nifas.Yogyakarta : Pustaka Baru

Nuha Medika 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. 2018. Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal dan


Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rukiyah, 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.


Yogyakarta : Pustaka Baru.

Sulistyawati A.2016.Buku ajar asuhan kebidanan pada Kehamilan.


Yogyakarta:Andi Offset

174
Saifudin, AB. 2015. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :
YBP-S

Walyani & Purwoastuti, 2017. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan dan Masa
Nifas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

175
GANCHART KEGIATAN KUNJUNGAN DAN RENCANA
KUNJUNGAN (DIBUAT OLEH MAHASISWA MULAI DARI RENCANA
KUNJUNGAN AWAL HINGGA KUNJUNGAN NIFAS)

Tanggal Minggu Jenis RencanaAsuhan Tempat

Kunjungan Kunjungan

10-03-2021 ANC I 1. Lakukan pemeriksaan Rumah

TTV NY.A.L

2. Lakukan pemeriksaan

fisik

3. Lakukan palpasi 

abdomen

4. Berikan KIE tentang

makanan bergizi

seimbang

5. Berikan KIE tentang

istirahat yang cukup

6. Berikan KIE tentang

kebersihan diri

7. Berikan KIE tentang

hal-hal yang harus

dihindari selama hamil

8. Berikan KIE tentang

tanda bahaya

176
kehamilan TM III

9. Berikan KIE tentang

tanda awal persalinan

18-03-2021

ANC II 1. Observasi KU dan Rumah NY.

TTV ibu A.L.

2. Nilai kembali ibu

tentang makanan

bergizi seimbang

3. Nilai kembali ibu

tentang pola istirahat

4. Nilai kembali ibu

tentang kebersihan

diri

5. Evaluasi kembali ibu

tentang hal-hal yang

harus dihindari selama

hamil

6. Evaluasi kembali ibu

tentang tanda bahaya

kehamilan TM III

177
7. Evaluasi kembali ibu

tentang tanda awal

persalinan.

20-03-2021 INC 1. Lakukan pemeriksaan Klinik

TTV Lasiana

2. Lakukan asuhan

sayang ibu

3. Lakukan pemantauan

keadaan ibu dan

janin dengan partograf

22-03-2021 KN I 1. Observasi TTV bayi RumahNY.

2. Jelaskan pada ibu A.L

untuk menjaga

kehangatan bayi

3. Jelaskan pada ibu

untuk menjaga

kebersihan bayi

4. Jelaskan pada ibu

untuk menyusui

bayinya sesering

mungkin

5. Jelaskan pada ibu cara

178
perawatan tali pusat
RumahNY.
6. Jelaskan pada ibu
A.L
tanda bahaya bayi

baru lahir.

1. Observasi KU dan
KF I
TTV ibu

2. Berikan KIE pada ibu

tentang makan bergizi

seimbang

3. Jelaskan pada ibu

tentang kebutuhan air

minum pada ibu

menyusui

4. Jelaskan pada ibu

untuk jaga kebersihan

diri

5. Anjurkan ibu untuk

istirahat yang cukup

6. Berikan KIE pada ibu

cara perawatan bayi

yang benar

7. Berikan KIE pada ibu

tentang cara menyusui

179
yang benar

8. Beritahu ibu tentang

hal-hal yang harus di

hindari selama masa

nifas

9. Jelaskan pada ibu

tentang tanda bahaya

nifas

180
28-03-2021 KN II 1. Lakukan RumahNY.

pemeriksaan fisik dan A.L

TTV

2. Evaluasi kembali ibu

tentang tanda bahaya

BBL

3. Evaluasi kembali ibu

tentang cara menjaga

kebersihan bayi

4. Nilai kembali ibu

tentang pemberian

ASI

5. Periksa tali pusat

6. Evaluasi suhu tubuh

bayi

KF II Rumah NY.
1. Lakukan pemeriksaan
A.L.
fisik

2. Lakukan palpasi

abdomen untuk

mengetahui TFU

3. Evaluasi kembali ibu

tentang makan bergizi

181 4.
15-04-2021 KN III 1. Lakukan pemeriksaan RumahNY.

fisik dan TTV A.L

2. Evaluasi kembali ibu

tentang tanda bahaya

pada bayi baru lahir

3. Evaluasi kembali ibu

tentang cara menjaga

kebersihan bayi

4. Ingatkan ibu untuk

kunjungan ulang.

23-04-2021 KF III 1. Lakukan pemeriksaan RumahNY.

TTV A.L

2. Nilai kembali ibu

tentang cara

menyusui  yang benar

3. Evaluasi kembali ibu

tentang hal-hal yang

harus dihindari selama

masa nifas

4. Evaluasi kembali ibu

tentang tanda bahaya

masa nifas

5. Jelaskan metode

182
kontrasepsi (KB) pada

ibu

183
LEMBAR KONSULTASI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A.L

DIPUSKESMAS OESAPA KECAMATAN KELAPA LIMA

KOTA KUPANG

TAHUN 2021

NAMA MAHASISWA : SRI RAHMAWATI KESI

NAMA PEMBIMBING : MARDIANA S. BHOKO, SST., M.Kes

No Tanggal Bahan Rekomendasi Pembimbing Tanda

Konsultasi Tangan

1 17-05-2021 Bab III Revisi Bab III

2. 19-05-2020 Revisi Bab Revisi Bab III

III

3. 20-05-2021 Revisi Bab Revisi Bab III

III

4. 26-05-2021 Revisi Bab Revisi Bab III

III

5. 29-05-2021 ACC Bab ACC BAB III

III

184
6. 02-07-2021 Bab I II IV Revisi Bab I II IV

7. 23-07-2021 Revisi Bab I Revisi Bab I II IV V dan

II IV V dan Revisi Daftar Pustaka

Daftar

Pustaka

8. 26-07-2021 ACC Bab I Ujian LTA

II IV

185

Anda mungkin juga menyukai