Disusun Oleh:
Putri Susela
NPM. 201941002
Disusun Oleh:
Putri Susela
NPM. 201941002
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
Putri Susela
NPM. 201941002
Ketua
Julaecha, M.Keb
NIDN. 1021098102
Anggota
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Putri Susela
NPM. 201941002
Telah diuji pada hari, Tanggal 05 Juli 2022, Dan dinyatakan Lulus Dengan
Susunan Tim Penguji:
Ketua
: Julaecha, M.Keb
Sekretaris
: Suci Rahmani N, M.Keb
Anggota
: Nurbaiti, S,Sit, M.Kes
Menyetujui:
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Julaecha, M.Keb
NIDN. 1021098102 Suci Rahmani N, M.Keb
NIDN. 1028068503
Mengetahui:
iii
SURAT PERNYATAAN
NMP 201941002
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan proposal saya
yang berjudul:
Apabila suatu saat saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima saksi yang telah ditetapkan
Putri Susela
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. BIODATA
Nama : Putri Susela
Tempat, Tanggal Lahir : Muara Bulian, 28 Agustus 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan
STIKes Baiturrahim Jambi
Alamat : Desa Simpang Sungai Rengas Kecamatan
Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari
Provinsi Jambi
Telpon/HP 081368055521
B. RIWAYAT HIDUP
Tahun 2007-2013 : SDN 33/ I Simpang Sungai Rengas
Tahun 2013-2016 : MTs N 7 Batang Hari
Tahun 2016-2019 : SMA N 7 Batang Hari
Tahun 2019 s/d sekarang : STIKes Baiturrahim Jambi
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat terselesainya Proposal Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil Di PMB
Junaida Kota Jambi” Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Ahli
Madya Kebidanan Pada Program Studi D III Kebidanan STIKes Baiturrahim
Jambi.
Selama penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menemukan berbagai
hambatan dan kesulitan, dan penulis juga banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Filius Chandra, SE, MM selaku ketua STIKes Baiturrahim Jambi.
2. Bapak Ariyanto, SKM. M.Kes selaku wakil ketua I STIKes Baiturrahim
Jambi.
3. Ibu Gustina, M.Keb selaku wakil ketua II STIKes Baiturrahim jambi.
4. Ibu Nurbaiti, S.SiT, M.Kes selaku ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Baiturrahim Jambi sekaligus selaku penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan Laporan Tugas Akhir.
5. Ibu Julaecha M.Keb selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktunya
dan penuh kesabaran memberi bimbingan, arahan dan dorongan dalam
Laporan Tugas Akhir Ini.
6. Ibu Suci Rahamani Nurita, SST, M.Keb selaku pembimbing II, yang telah
meluangkan waktunya dan penuh kesabaran memberi bimbingan, arahan dan
dorongan dalam Laporan Tugas Akhir Ini.
7. Ibu Junaida Am.Keb yang telah memberikan izin serta membimbing saya di
lahan dalam melakukan asuhan kebidanan dalam Laporan Tugas Akhir ini.
8. Ny F dan Keluarga yang telah bersedia untuk menjadi subjek studi kasus saya
dalam laporan tugas akhir ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi D III Kebidanan yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat dan bimbingan selama menempuh Proses Pendidikan.
vi
10. Teristimewah untuk orang tua Ibu Suriatun dan Bapak Alm Zainal Aksin
yang telah memberikan dukungan dan do’a dalam proses Pendidikan dan
penyelesaian Tugas Akhir.
11. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan
tugas akhir.
Laporan Tugas Akhir ini tentunya masih banyak keterbatasan dan
kekurangan yang penulis miliki, namun penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelesaikannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi pembaca, Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat-Nya
serta memberikan kemudahan kepada kita semua serta mendapat kebahagiaan
dan Ridho-Nya.
Putri Susela
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Perumusan Masalah.........................................................................7
C. Tujuan Laporan Tugas Akhir..........................................................7
D. Manfaat Laporan Tugas Akhir........................................................9
E. Ruang Lingkup...............................................................................10
viii
5. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir.......................................49
6. Kunjungan Neonatal.................................................................52
7. Asuhan Neonatus Usia 0-28 Hari.............................................52
D. Nifas...............................................................................................53
1. Pengertian Masa Nifas..............................................................53
2. Perubahan Pisiologis Masa Nifas.............................................53
3. Tahapan Masa Nifas.................................................................56
4. Kebutuhan Masa Nifas.............................................................57
5. Kunjungan Masa Nifas.............................................................61
6. Tanda Bahaya Masa Nifas........................................................62
8. Manajeman Asuhan Kebidanan...............................................62
E. Keluarga Berencama......................................................................64
F. Asuhan Komplementer...................................................................69
G. Kewenangan Bidan.........................................................................76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................140
B. Saran...............................................................................................141
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Kematian ibu sebesar kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Dari
pendaftaran program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan pada
tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Angka ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan 2019 sebesar 4.221 Mati.
Sebagian besar kematian ibu di pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan
sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan
gangguan sistem peredaran sebanyak 230 kasus. Sama kasus AKI, laju
penurunan AKB belum mencapai target MDGs 2015 yaitu: 23 dan target
SDGs 2030 adalah 12. Angka Kematian ibu dan bayi melonjak. Angka
kematian ibu meningkat 300 kasus dari 2019 menjadi sekitar 4.400 kematian
pada tahun 2020 sedangkan kematian bayi pada tahun 2019 sekitar 26.000
kasus meningkat hampir 40 persen menjadi 44.000 kasus pada tahun 2020
(Kementerian Kesehatan RI, 2021).
Risiko kehamilan cukup membuat ibu hamil resah, meski diketahui
sedang dalam proses kehamilan. Akan ada perubahan fisik dan psikis.
Perubahan fisik tersebut adalah: peningkatan hormon yang juga dapat
mempengaruhi suasana hati seseorang, sakit punggung, kram atau kaki
kesemutan, dan kaki bengkak yang sering terjadi pada malam hari dan
mengganggu kualitas tidur ibu hamil. Edema tungkai atau pembengkakan
tungkai ditemukan pada sekitar 80% ibu hamil pada trimester ketiga, terjadi
karena kompresi uterus yang menghambat aliran balik vena dan tarikan
gravitasi, menyebabkan retensi cairan yang lebih besar. Penyebab edema kaki
fisiologis keinginan, perasaan berat, dan kram pada malam hari. Edema dapat
menunjukkan tanda-tanda bahaya pada kehamilan jika ada udema atau di jari-
jari (Hamdayani, dkk, 2020:85).
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk percepatan penurunan
AKI dan AKB dengan membuat kebijakan agar setiap ibu mampu mengakses
pelayanan kesehatan yang berkualitas, pada ibu hamil mendapatkan pelayanan
3
Antenatal Care yang berkualitas dan terpadu (14T) dan diberikan program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. (Kemenkes RI, 2021).
Pada ibu bersalin diberikan asuhan persalinan sesuai dengan standar
Asuhan Persalinan Normal (APN) berdasarkan lima benang merah. Upaya
penurunan AKI pada ibu nifas dengan memberikan asuhan sesuai standar
yang dilakukan 3 kali jadwal kunjungan nifas (KF) yaitu KF 1, KF 2 dan KF 3
pasca persalinan. Upaya untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB)
dengan memberikan asuhan sesuai dengan standar yang dilakukan 3 kali
jadwal kunjungan neonates (KN) yaitu KN 1, KN 2 dan KN 3 setelah lahir,
selain itu untuk mencegah peningkatan AKI dan AKB pemerintah juga
menyediakan rumah sakit PONEK untuk pasien yang mengalami
kegawatdaruratan (Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada direktorat kesehatan keluarga
pada tahun 2020 dari 28.158 kematian balita, 72,0% (20,266 kematian)
diantaranya terjadi pada masa neonatus. Dari seluruh kematian neonatus yang
dilaporkan 72,0 % (20.266 kematian) terjadi pada usia 0-28 hari, sementara
19,1 % (5. 386 kematian) terjadi pada usia 29-11 bulan dan 9,9 % (2.506
kematian) terjadi pada usia 12-59 bulan (Profil Kesehatan Indonesia,
2020:117).
Secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehata
Indonesia (SDKI) terjadi penurunan angka kematian, baik AKN, AKB,
maupun AKBA sejak tahun 1991 sampai dengan tahun 2017 SDKI terakhir.
Beberapa faktor dapat menyebabkan penurunan AKB, diantaranya pemerataan
pelayanan kesehatan dan fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Perbaikan status ekonomi
masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi terhadap penurunan
kematian bayi. Sedangkan untuk Provinsi Jambi, hasil laporan fasilitas
kesehatan lima tahun terakhir (2016-2020), terlihat jumlah kematian neonatal,
4
ibu dan bayi. Biasanya setiap ibu hamil itu mempunyai buku ibu hamil atau
buku KIA (kesehatan ibu dan anak) buku ini berisi catatan kesehatan ibu
hamil, dari mulai hamil sampai dengan masa nifas dan anak bayi mulai usia 0
bulan sampai dengan usia 2 tahun dan informasi cara memelihara kesehatan si
ibu dan anak program ini juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan
kandungannya agar tidak terjadi komplikasi saat hamil maupun saat
persalinan nantinya (Kementiran Kesehatan RI, 2020).
Asuhan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan
secara menyeluruh dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas sampai
KB. Tujuan asuhan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal yang terjadi
pada seorang wanita sejak hamil, bersalin hingga bayi dilahirkan sampai
pemilihan KB, serta melakukan pengkajian dan menegakkan diagnose secara
tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera,
melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu serta mampu
melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan (Novitasari Anis
et al, 2020).
Pelayanan kebidanan komplementer merupakan bagian dari penerapan,
pengobatan komplementer dan alternative dalam tatanan pelayanan
kebidanan. Sesuai dengan peraturan menteri dan alternative adalah
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
dengan kualitas dan keamanan. Adapun kelebihan Pelayanan kebidanan
komplementer adalah untuk mengurangi intervensi medis saat hamil dan
melahirkan, sedangkan kekurangannya adalah sebagaian besar terapi
komplementer tidak di anggap bermakna dalam pengobatan konvensional. Hal
ini disebabkan oleh kalangan dalam hal bukti klinis dan informasi yang
diterbitkan sehubungan dengan evektifitas pelayanan kebidanan
6
B. Perumusan Masalah
Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal,
namun memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang
abnormal atau kematian. Kematian ibu bisa terjadi karena keterlambatan dan
diperlukan asuhan yang komprehensif sebagai salah satu cara untuk
menurunkan AKI. Berdasarkan uraian diatas adalah rumusan masalah dalam
laporan tugas akhir ini “ Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil Di PMB Junaida Kota Jambi?
E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan pada laporan tugas akhir adalah Ny F G6 P5 A0 H5 hamil
31-32 minggu di PMB Junaida Kota Jambi, mulai dari usia kehamilan 32-
32 minggu, persalinan, nifas, BBL dan KB yang dilakukan sesuai standar
asuhan kebidanan.
2. Tempat
Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil
dilakukan di PMB Junaida Kota Jambi.
3. Waktu
Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil di
PMB Junaida di mulai pada tanggal 28 Januari 2022 sampai 24 Mei 2022.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila
dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, Kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester
dimana trimester 1 dimulai dari 0-12 minggu, trimester ke 2 dimulai dari
13-27 minggu dan trimester ke 3 dimulai dari 28-40 minggu
(Prawirohardjo, 2016:213).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama
280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender nasional
(Prawirohardjo, 2016:220).
11
12
2) Serviks uteri
Serviks manusia merupaka organ yang kompleks dan heterogen
yang mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan
persalinan. Uterus bersifat seperti katup yang bertanggung jawab
menjaga janin didalam uterus sampai akhir kehamilan dan sampai
persalinan. Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa. Komposisinya
berupa jaringan matriks ekstra selular terutama mengandung kolagen
dengan elastis dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung
otot dan fibroblast, epitel, serta pembuluh darah. Rasio relative
jaringan ikat terhadap otot tidak sama sepanjang serviks yang
semakin ke distal rasio ini semakin besar (Prawirohardjo, 2016:177).
3) Uterus
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk
aslinya seperti buah avokad. seiring dengan perkembangan
kehamilan, daera fundus dan karpus akan membulat dan akan
membentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu, panjang uterus
akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan
membentuk oval. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan
hipertopi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi
lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda hegar
(Prawirohardjo, 2016:175).
Pembesaran uterus yang dapat tejadi karena ada kombinasi
antara hipertopi (peningkatan ukuran sel) dan pengaruh mekanis
tekanan interior terhadap dinding uterus seiring perkembangan janin
didalam kandungan, selama bulan-bulan pertama kehamilan, terjadi
peningkatan ukuran pembuluh lipm uterus akibat nya terjadi
vaskularisasi, kongesti dan edema. Ketiga hal ini kemungkinan besar
menyababkan pelunakan uterus secara keseluruhan (Varney, 2017).
14
4) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda, hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-
7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal
(Prawirohardjo, 2016:178).
Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip
dengan insulin dan insulin like growth factor1&11, disekresikan oleh
korpus luteum , dedidua, plasenta dan hati, aksi biologi utamanya
adalah dalam proses remodeling jaringan ikat pada saluran
reproduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan
keberhasilan proses persalinan. Perannya belum diketahui secara
menyeluru, tetapi diketahui mempunyai efek pada perubahan struktur
biokimia serviks dan kontraksi myometrium yang akan berimplikasi
pada kehamilan preterm (Prawirohardjo, 2016:178).
5) Sistem payudara
Pada awal kehamilan wanita akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting
payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan
pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolestrum
dapat keluar. Kolestrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang
mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
diproduksi karna hormone prolactin ditekan oleh prolactin inhibiting
hormone, setelah persalinan kadar progesterone dan ekstrogen akan
menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap
15
kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang
merupakan singkatan dari kunjungan, pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah KI, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali
kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan
antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak 2 kali kunjungan
antenatal pada usia kehamilan 36 minggu.
Pemeriksaan rutin dan penelusuran penyulit selama kehamilan.
Dalam pemeriksaan rutin dilakukan pola mencatatan data klien,
keluarganya serta pemeriksaan fisik dan obstetric seperti dibawah ini :
Identivikasi dan riwayat kesehatan
1) Data umum pribadi
Nama, usia, alamat, pekerjaan ibu/suami, lamanya menikah, kebiasaan
yang dapat merugikan kesehatan
2) Keluhan saat ini
Jenis dan sifat gangguan yang diraskan ibu, lamanya mengalami
gangguan tersebut
3) Riwayat haid
Hari pertama haid terakhir (HPHT), usia kehamilan dan taksiran
persalinan (Rumus Naegele:tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan
dikurangi 3)
4) Riwayat kehamilan dan perslinan
5) Riwayat kehamilan saat ini
6) Riwayat penyakit dalam keluarga
7) Riwayat penyakit ibu
Penyakit yang pernah diderita, DM, HDK, ISK, penyakit jantung,
infeksi virus berbahaya, alergi obat atau maknan tertentu, pernah
mendapat tranfusi darah dan indikasi tersebut, inkompatibilitas rhesus,
paparan sinar-X/Rontgen
19
Pemeriksaan fisik
12) Keadaan umum
Tanda-tanda vital, pemeriksaan jantung dan paru, pemeriksaan
payudara, kelainan otot dan rangka serta neurologi
13) Periksaan abdomen
a) Inspeksi
Bentuk dan ukuran abdomen, perut bekas operasi, tanda-tanda
kehamilan, gerakan janin, varises atau pelebaran vena, hernia,
edema
b) Palpasi
TFU, punggung bayi, presentasi, sejauh mana bahian terbawah
masuk pintu atas panggul
c) Auskultasi
10 minggu dengan dopler, 20 minggu dengan fetoskop pinard
d) Inspekulo vagina untuk identifikasi pada trimester I/II
Laboratorium
14) Pemeriksaan
Analisis urin rutin, analisis tinja rutin, Hb, MCV, golongan darah,
antigen hepatitis B virus, antibody rubella, HIV/VDRL
15) Ultrasonografi-rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi
kelainan janin (Prawirohardjo, 2016:279-281).
Laboratorium
14) Pemeriksaan : Analisis urin rutin, analisis tinja rutin, Hb, MCV,
golongan darah, antigen hepatitis B virus, antibody rubella,
HIV/VDRL
15) Ultrasonografi-rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk
identifikasi kelainan janin ( Prawirohardjo, 2016:279-281).
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah pross di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu, persalinan di anggap normal jika proses nya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa di sertai
adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks ( membuka dan menipis ) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (APN,2013:37).
c. Persalinan Anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan pemberian rangsang.
3. Tanda-tanda Persalinan
terdiri dari his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri,
his pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks.
2) Tenaga mengejan diantaranya kontraksi otot-otot dinding perut,
kepala didasar panggul merangsang mengejan dan yang paling
efektif saat kontraksi/his.
b. Passage / panggul
1) Bagian-bagain tulang panggul
a) Dua Os Coxae
b) Os ischium
c) Os pubis
d) Os illium
2) Bagian-bagian pelvis minor
a) Pintu atas panggul
b) Cavum pelvis
c) Pintu bawah panggul
3) Bidang panggul
a) Pintu atas panggul
b) Bidang luas panggul
c) Pintu bawah panggul
d) Bidang sempit panggul
c. Passage / Fetus ( janin dan plasenta )
Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari
faktor passage adalah :
1) Presentasi janin da bagian janin yang terletak pada bagian depan
jalan lahir seperti (presentasi kepala (vertex, muka, dahi ) presentasi
bokong dan presentasi bahu)
2) Sikap janin
3) Posisi janin
30
8. Tahap Persalinan
Menurut (APN, 2013:139) ada empat tahap dalam persalingan
diantaranya:
a. Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat ( frekuensi dan kekuatannya ) hingga serviks
membukan lengkap (10 cm) kala satu terdiri dari dua fase, yaitu fase
laten dan fase aktif :
Fase Laten :
1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap\
2) Berlansung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm
3) Pada umumnya fase laten berlangsung atau hingga 8 jam
4) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
Fase Aktif :
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap ( kontraksi di anggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih ).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10
cm, akan terjadi dengan kecepatan rat-rata 1 cm per jam (nulipara
atau prigmagravida) atau lebih dari I cm hingga 2 cm ( multipara )
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
b. Kala II
Kala dua persalinan di mulai ketika pembukaan serviks lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, kala dua juga disebut sebagai
kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua yaitu ibu merasa
ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan
36
menit pada satu jam berikutnya, jika ada temuan yang tidak
normal tingkatkan frekuensi obserfasi dan penilaian kondisi ibu.
b) Masase terus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap
15 menit selam satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam
kedua, jika ada temuan yang tidak normal tingkatkan prekuensi
obserfasi dan penilaian kondisi ibu
c) Pantau temperature tubuh setiap jam sela dua jam pertama pasca
persalinan, jika meningkat pantau dan laksanakan sesuai dengan
apa yang diperlukan
d) Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagiana setiap 15 menit
selama satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam kedua
e) Ajarkan ibu dan keluarga bagimana menilai kontraksi uterus dan
jumlah dara yang keluar dan bagaimana melakukan masase jika
uterus menjadi lembek
f) Mintak anggota keluarga untuk memeluk bayi, bersihkan dan
minta ibu membentu mengenakan baju atau sarung yang bersih
dan keri ng, atur posisi ibu dengan nyaman, duduk bersender
bantal atau berbaring miring, jaga agar bayi diselimuti dengan
baik, bagaian kepala terputup baik, kemusian berikan bayi kepada
ibu dan anjurkan ibu untuk memeluk bayi dan berikan ASI
g) Lengkapi asuhan esensial bagi bayi baru lahir
9. Pimpinan persalinan
Pimpinan persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu
obstetric yang harus diketahui penolong. Pertanyaan yang sering
ditanyakan oleh ibu hamil adalah “bolehkan bersalin dirumah atau
dirumah sakit “ walaupun persalinan 85% berjalan normal, tetapi 15%
sisanya terdapat komplikasi yang memerlukan penanganan khusus.
38
10. Patograf
Patograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan dari
penggunaan patograf untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan dengan menilai pembukaan servik dengan melalui
memeriksaan dalam, mendeteksi apakah persalinan berjalan dengan
normal dengan demikin juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan
terjadinya partus lama, data lengkap yang terkait dngan pemantauan
kondisi ibu, kondisi bayi, gravik kemajuan proses persalinan bahan dan
medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat
keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua
itu dicatat secara rinci pada status atau rekam medic ibu bersalin dan bayi
baru lahir. Penggunaan patograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu
dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu
serta membantu mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka (APN, 2013:55).
39
(APN,2013:55)
40
(APN,2013:55).
41
letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang
lembut dan tidak menghambat kepala bayi, membiarkan kepala
keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-
lahan atau bernafas cepat sat kepala lahir.
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain
atau kasa yang bersih.
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan kemudian mneruskan segera proses persalinan.
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagaian atas kepala bayi, jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat,
mengklemnya disua tempat dan memotonya.
21) Menunggu hingga kepala baayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan dimasing-masing sisi muka bayi, menganjurkan ibu untuk
meneran saat ada kontraksi berikutnya. Dengan lembut meneriknya
kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian dengna lembut menarik kearah atas dan
kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut, mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat
dilahirkanmenggunkan tangan anterior (bagian atas) untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung kearah kaki untuk menyangganya sat
44
punggung kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi dengan hari-
hati membantu kelahiran bayi.
25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik, kemudian meletakkan
bayi diatas perut ibu.
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan ibu dan bayi berkontak kulit.
27) Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cmdari tali pusat.
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem.
29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan selimuti bayi
dengan kain atau selimut.
30) Memberikan bayi pada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memberikan ASI.
31) Meletakakan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik.
33) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin
10 untik secara IM.
34) Memindahkan klem pada tali pusat.
35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas
tulang pubis, dan menggunkan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memagang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan
kearah bawah pada taali pusat dengan lembut.
37) Setelah plasenta lepas meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva
jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan kearah uterus.
45
1) Konduksi
Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan bayi mudah kehilangan panas, kehilangan panas
secara konduksi jarang terjadi kecuali jika bayi diletakkan pada alas
yang dingin.
2) Konveksi
Suhu udara dikamar bersalin tidak boleh berkurang dari 20 ºC
dan sebaiknya tidak berangin, tidak boleh ada pintu dan jendela
yang terbuka. Kipas angin dan AC yang kuat harus cukup jauh dari
area resusitasi.
3) Evaporasi
Bayi baru lahir yang dalam keadaan basah kehilangan panas
dengan cepat melalui cara ini, karena itu bayi dikeringkan
seluruhnya termasuk kepala dan rambut sesegera mungkin setelah
dilahirkan.lebih baik bila menggunkan handuk hangat untuk
mencegah hilangnya pansa secara konduktif.
4) Radiasi
Panas dapat hilang secara radiasi ke benda padat yang
terdekat, misal jendela pada musim dingin karena itu harus
diselimuti termasuk kepalanya, idealnya dengan handuk hangat.
b. Mengetahui cara dan manfaat inisiasi menyusui dini
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi
pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik disbanding
dengan incubator, menjaga kalonisasi kuman yang aman untuk bayi
dan mencegah infeksi nosocomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih
cepat normal karena pengeluaran mmekonium lebih cepat sehingga
dapat menurunkan insiden icterus bayi baru lahir kontak kulit dengan
kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang
51
lebih baik. Bila demikian berat badan lebih cepat meningkat dan lebih
cepat keluar dari rumah sakit, bagi ibu IMD dapat mengoptimalkan
pengeluaran hormone oksitosin, prolactin, dan secara psikologis dapat
menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi.
c. Memahami cara memotong, mengikat, dan merawat tali pusat
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan
baanyak dilakukan secara luas diseluruh dunia, tetapi penelitian
menunjukan hal ini tidak bermanfaat bagi ibu ataupun bayi bahkan
dapat berbahaya bagi bayi, penundaan pengikatan tali pusat
memberikan kesempatan bagi terjadinya transfuse fetomaternal
sebanyak 20-50% (rata-rata 21%) volume darah bayi.
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
seminggu pertama secara bermakna mengurangi insideninfeksi pada
neonatus, Jelly Wharton yang membentuk jaringan nekrotik dapat
berkonalisasi dengan organisme patogen kemudian menyebar dan
meyebabkan infeksi kulit dan infeksi sistematim pada bayi.
d. Memahami pentingknya pemberian vit k sekaligus cara
memberikannya
Pemberian vit k baik secara intramuscular maupun oral terbukti
menurunkan insiden kejadian PDVK.
e. Mengetahui cara memandikan bayi secara benar
Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan, tetapi
masih banyak kebiasaan yang salah dalam memandikan bayi, seperti
memandikan bayi setelah lahir yang dapat mengakibatkan hipotermia.
Pada beberapa kondisi seperti bayi kurang sehat, bayi belum leps tali
pusat atau dalam perjalanan, tidak perlu dipaksakan untuk mandi, bayi
cukup diseka dengan sabun dan air hangat untuk memastikan bayi
tetap segar dan bersih.
52
6. Kunjungan Neonatal
Kunjungan Neonatal Bayi berusia kurang dari satu bulan adalah
kelompok usia yang paling rentan terhadap risiko gangguan kesehatan.
Upaya kesehatan dilakukan untuk mengurangi risiko ini adalah dengan
memberikan layanan kunjungan neonatus (KN).
Cakupan kunjungan neonatus (KN) adalah persentase neonatus
(bayi kurang dari satu bulan) yang menerima kunjungan neonatal
minimal tiga kali dari tenaga kesehatan, kunjungan neonatus I (KN 1)
pada 6-48 jam setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN 2) pada hari ke-3
7 hari, kunjungan neonatus ketiga (KN 3) pada 8-28 hari (Prawirohardjo,
2016).
D. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum
hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari.
Masa nifas puerperineum dimulai sejak I jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu ( Prawihardjo,2016:354).
laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak
laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
e. Perubahan tanda-tanda vital
Suhu dalam 24 jam postpartum akan naik sekitar 37,5 ºC -38 ºC
yang merupakan pengaruh dari proses persalinan diman ibu banyak
kehilangan cairana dan kelelahan. Nadi normal pada orang dewasa
berkisar 60-80 kali permenit, setelah persalinan denyut nadi menjadi
lebih cepat sampai ≥ 100 kali permenit disebabkan karena infeksi atau
perdarahan postpartum yang tertunda. Pernafasan selalu terkait dengan
kondisi suhu dan denyut nadi apabila nadi dan suhu tidak normal
perafasan juga akan mengikuti bila respirasi cepat ≥30 kali permenit
mungkin di ikuti oleh tanda-tanda shock. Tekanan darah relative
rendah karena ada proses kehilangan darah karena persalinan, tekanan
darah tinggi mengindikasikan adanya preeklamsi postpartum biasanya
tekanan darah normal kurang dari 140/90 mmHg. Namun dapat
mengalami peningkatkan dari pra persalinan pada 1-3 hari postpartum.
f. Perubahan sistem kardiovaskuler
Segera setelah bayi lahir, kerja jantung mengalami peningkatan
80% lebih tinggi dari pada sebelum persalinan karena autotransfusi
dari uteroplacater. Resistensi pembulu perifer meningkat karena
hilangnya proses uteroplacater dan kembali normal setelah 3 minggu.
g. Perubahan sistem hematologi
Jumlah kehilangan darah yang normal dalam persalinan,
persalinan pervagina 300-400 ml, persalinan section secaria 1000 ml,
histeraktomi secaria 1500 ml, total volume darah kembali normal
dalam waktu 3 minggu postpartum jumlah sel darah putih akan
meningkat terutama pada kondisi persalinan lama berkisar 25000-
30000. Semua ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi dari ibu
56
d. Kebersihan diri
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan persaan nyaman pada ibu, bagi ibu melahirkan yang
mempunyai luka episiotomi, sarankan untuk tidak menyentuh luka
(Berikut tips merawat perineum ibu melahirkan normal :
1) Ganti pembalit setiap 3-4 jam sekali atau bila pembalut sudah
penuh, agar tidak tercemar bakteri
2) Lepas pembalut dengan hati-hati dari arah depan kebelakang
untuk mencegah pindahnya bakteri dari anus kevagina
3) Bilas perineum dengan larutan antiseptic sehabis buang air kecil
atau saat ganti pembalut. Keringkan dengan handuk bersih atau
kering, ditepuk-tepuk lembut
4) Jangan pegang area perineum sampai pulih
5) Jangan duduk terlalu lama untuk menghindari tekanan lama pada
perineum, sarankan ibu bersalinan untuk duduk bersalin untuk
duduk diatas bantal untuk mendukung otot-otot disekitar perineum
dan berbaring miring saat tidur
6) Rasa gatal menunjukkan luka perineum hampir sembuh, ibu dapat
meredakan gatal dengan mandi berendanm dengan air hangat atau
kompres panas
7) Sarankan untuk melakukan latihan kagel untuk merangsang
peredaran darah diperineum, agar cepat sembuh.
e. Seksual
Dinding vagina akan kembali pada keadaan sebelum hamil
dalam waktu 6-8 minggu, pada saat ibu secara fisik aman untuk
memulai hubungan suami istri begitu darah merah merah telah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina
tampa rasa nyeri. Hubunga seksual dapat dilakukan dengan aman
60
diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat
didefinisikasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan. Langkah
ini dilakukan dengan mengumpulkan setiap informasi tambahan yang
hilang atau diperlukan untuk melengkapi data dasar.
f. Langkah VI : Melaksanaan perencanaan
Langkah ini dapat dilaksanakan secara keseluruhan oleh bidan
atau dilakukan sebagian oleh orang tua, bidan, atau anggota tim
kesehatan lain. Apabila tidak dilakukan sendiri bidan bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa implementasi benar-benar dilakukan.
g. Langkah VII :Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana
perawatan yang dilakukan benar-benar telah tercapai tujuan yaitu
memenuhi kebutuhan pasien, seperti yang diidentifikasi pada langkah
kedua tentang masalah, diagnosis, maupun kebutuhan perawatan
kesehatan.
E. Keluarga Berencana
1. Definisi Keluarga Berencana
Salah satu Program KB adalah salah satu program dari Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program ini
salah satu tujuannya adalah penjaringan kehamilan menggunakan metode
kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi
seluruh masyarakat melalui usaha- usaha perencanaan dan penjaringan
penduduk. Program kependudukan dan KB merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (Trianziani, 2018).
Kontrasepsi terdiri dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan konsepsi
(pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma), maka
65
2. Suntik 3 bulan
Merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara intra muscular
setiap tiga bulan. Keluarga berencana suntik merupakan metode
kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai
efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta
angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat
kontrasepsi sederhana.
e. Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan
akibat perdarahan bawah kulit.
f. Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama
dan terasa mengganggu (keputihan).
G. Kewenangan Bidan
Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, peleyanan
kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, pelakdaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang atau
pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Tugas bidan sebagai
mana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama atau sendiri,
pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara
bertanggung jawab dan akuntabel.
Dalam pelenyelenggaraan praktik kebidanan, bidan dapat berperan
sebagai, pemberi pelayanan kebidanan, pengelolah pelayanan kebidanan,
penyuluh dan konselor, pendidik, pembimbing, fasilitator klinik, penggerak
peran serta masyarakat dam pemberdaya perempuan atau peneliti. Bidan
dalam menyelenggarakan praktik kebidanan sebagai mana telah dimaksud
dalam pasal 46 dan pasal 47 harus sesuai dengan kompetensi dan
wewenangnya.
BAB III
77
78
F. Alat dan Bahan serta Etika Studi Kasus pada Laporan Tugas Akhir
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini antara lain :
a. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksaan kehemilan : leanec, Doppler, matline, pita LILA, selimut,
reflek hammer, timbangan, tensi, stetoskop, kelender kehamilan, DJJ
dan jelly.
79
b. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan pijat hamil: Kursi
(jika ada), tempat duduk yang ada tempat bersandar, kasur, selimut,
bantal, Aromatherapy candel, minyak Aromatherapy sesuai keinginan
pasien, dan handuk.
c. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakuakan observasi dan
pemeriksaan persalinan : partus set (2 handscoon steril, 1 buah kateter, 2
buah klem, setengah kocher, gunting episiotomy, dan gunting tali
pusat). Heacting set (nail fuder, gunting tajam, klem arteri, klem
cerugis, pingset anatomi), kom kecil, kom besar dan kendi.
d. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksan BBL : timbangan bayi, pita centimeter, lampu sorot,
handscon, kapas alcohol, kassa steril, jam tangan, thenrmometer, dan
stetoskop.
e. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksaan masa nifas : tensimeter, stetoskop, thermometer, jam
tangan, handcon dan kasa steril.
f. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksaan KB : leaflet, lembaran balik ABPK dan alat kontrasepsi
yang akan digunakan.
g. Alat dan bahan yang digunakan untuk wawancara : format asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB.
h. Alat dan bahan yang dilakukan untuk melakukan studi dokumentasi
adalah catatan medic atau status pasien, buku KIA.
80
81
82
HPHT : 20-06-2021
Perkiraan partus : 27 Maret 2022
Masalah lain : tidak ada
b. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke 1
Usia kawin : 17 tahun
Lama perkawinan : 18 tahun
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
NO Hamil Persalinan NifasBayi
ke kompllaktaKompJKBBSekar
UK PenoloJenis
ikasisilikasiang
ng
6Ini
n. Leher :
Pembesaran kejenjar tiroid : Tidak ada pembesar
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar V. jugularis : Tidak ada pemebesaran
o. Payudara : Simestris
Putting susu : Menonjol
Aerrola mammae : Bersih
Pengeluaran ASI : Belum keluar
p. Abdomen
1) Pemebesaran : Sesuai usia kehamilan
2) Strie : Ada
3) Linea : Alba
4) Gerakan janin : Gerakan teratur
5) Pemeriksaan palpasi
a) Leopold I :Tujuannya untuk mengetahu TFU dan apa yang ada
difundus ibu.
Hasil : TFU pertengahan PX dan Pusat
b) Leopold II :Tujuannya untuk mengetahui apa yang terdapat
disisi kiri dan kanan perut ibu.
Kiri : teraba bagian kecil janin dan menonjol (ekstremitas)
Kanan : Teraba panjang keras seperti papan
c) Leopold III :Tujuannya untuk mengetahui bagian apa yang
terdapat di bawah janin, dan apakah sudah masuk PAP atau
belum.
Hasil :Teraba bagian keras, bulat, melenting (kepala), sudah
masuk PAP.
88
Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Beritahu ibu hasil pemeriksan yang telah dilakukan
3. Lakukan pijat ibu hamil
4. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan seimbang
5. Anjurkan tidur miring kekiri
6. Anjurkan rajin minum air putih
7. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe
8. Beritahu ibu tanda bahaya TM III
9. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
c) Solusio Plasenta
Gejala utama solusio plasenta adalah tidak ada perdarahan atau
perdarahan vagina ringan, nyeri rahim ringan, tekanan darah dan
denyut nadi ibu normal, tidak ada gangguan koagulasi darah dan
tidak ada gawat janin.
d) Nyeri kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit
kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit
kepala yang hebat dalam kahamilan adalah gejala dari preeklamsi.
Sehingga keadaan sakit kepala yang hebat ini juga merupakan tanda
bahaya kehamilan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan
janin.
e) Penglihatan yang kabur
Perubahan penglihatan mungkin disertai sakit kepala yang hebat
dan mugkin menandakan preeklamsi. Selain itu penglihatan adalah
gejala yang sering ditemukan pada preeklamsi berat dan merupakan
petunjuk akan terjadi eklamsi, tanda inilah yang perlu dideteksi
sejak dini untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mengancam
keselamatan ibu dan janin.
f) Bengkak pada kaki, tangan dan muka
Penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh, biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan yang
berlebihan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
g) Perdarahan yang keluar dari jalan lahir
Penyebab perdarahan yang mungkin terjadi seperti plasenta previa
dan solutio plasenta.
h) Air ketuban keluar belum pada waktunya
92
CATATAN PERKEMBANGAN KE II
Hari/tanggal : Senin, 28 Februari 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 08.00 Wib
A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya dan ibu mengatakan tidak
ada keluhan
2. Ibu mengatakan sering BAK
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg P : 20 kali/menit
N : 85 kali/menit S : 36,5C
BB : 65 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Abdomen
1) Pembesaran : Sesuai masa kehamilan
2) Gerakan janin : Gerakan teratur
b. Palpasi Leopold
1) Leopold I :Tujuannya untuk mengetahu TFU dan apa yang ada
difundus ibu.
Hasil : TFU pertengahan PX dan Pusat
2) Leopold II :Tujuannya untuk mengetahui apa yang terdapat disisi
kiri dan kanan perut ibu.
Kiri : teraba bagian kecil janin dan menonjol
(ekstremitas) Kanan : Teraba panjang keras seperti papan
94
C. Assessment
Diagnosis : Ny. F usia 35 tahun G6 P5 A0 H5 hamil 35-36 minggu janin tunggal
hidup intrauterin presentasi kepala.
Kebutuhan : edukasi tentang persiapan persalinan
Masalah : Tidak ada
95
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilan ibu normal dan bayi
dalam keadaan baik.
3. Asuhan untuk mengatasi sering BAK, yaitu buang air kecil sepenuhnya,
jangan menahan pipis, hindari mengonsumsi minuman diuretik, minum air
putih yang cukup, dan rutin melakukan senam kegel.
4. Memberitahu ibu untuk mempersiapkan perlengkapan untuk persalinan
seperti tempat bersalin, penolong persalinan, keluarga yang mendampingi,
biaya saat bersalin, kendaraan, donor darah jika terjadi kegawatdaruratan,
perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu.
5. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang lagi atau bila ada keluhan
96
3. BB : 67 Kg
4. Pemeriksaan Fisik (fokus Inpartu)
a. Palpasi leopold
1) Pembesaran : Memanjang
2) Strie : Tidak ada
3) Linea : Alba
4) Gerakan janin : Teratur
5) Pemeriksaan leopold
Leopold I : Tujuan : Untuk mengetahui usia kehamilan dan
bagian janin apa yang terdapat dibagian atas
perut ibu (TFU).
Hasil : 3 jari dibawah px teraba bulat, lunak,
tidak melenting (bokong)
Leopold II : Tujuan: Untuk menentukan posisi janin apakah
menghadap kanan atau kiri
Hasil : Kanan teraba panjang keras seperti
papan (Punggung)
Kiri teraba bagian terkecil janin dan menonjol
(ekstremitas)
Leopold III : Tujuan : untuk mengetahui bagian apa yang
terdapat dibawah perut ibu dan untuk
mengetahui sudah masuk PAP atau belum.
Hasil :Teraba bagian keras, bulat, melenting
(kepala), sudah masuk PAP
Leopold IV : Tujuan : untuk mengetahui apakah janin sudah
berada pada jalan lahir dengan masuk ke dalam
panggul ibu atau tidak.
Hasil: 2/5
98
1) Mc Donald : 32 cm
2) TBJ : (TFU-11) x 155
(32-11) x 155 = 3.255 gram
3) Frekuensi DJJ : 140 x/menit, irama teratur
4) Puctum maksimum : 5 cm di kanan bawah
5) Kontraksi : 4/10’/35”
6) Genetalia eksterna
a) Oedema : Tidak ada
b) Varises : Tidak ada
c) Infeksi : Tidak ada
d) Kelenjar bartolini : Tidak ada
e) Anus :+
5. Fokus Pengkajian Inpartu
a. Tanda-tanda persalinan
Kontraksi sejak : 22:00 Wib
b. Pengeluaran pervaginam
Lendir bercampur darah : Ada
Air ketuban : Ada
c. Periksa Dalam
Jam : 04.10 Wib
Pembukaan : 7 cm
Porsio : Tipis
Selaput ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK
Penurunan kepala : HIII
99
Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu tentang keadaan ibu dan bayinya
3. Berikan asuhan sayang pada ibu dan menganjurkan kepada keluarga untuk
melakukan asuhan sayang ibu.
4. Siapkan tempat, alat dan obat-obatan untuk proses persalinan
5. Lakukan periksa dalam setiap 4 jam kemudian
6. Pantau kemajuan persalinan dengan menggunakan lembar partograf
Langkah VI : Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu tentang keadaan ibu dan
bayinya
3. Memberikan asuhan sayang ibu
a. Menyarankan ibu untuk tidur miring kiri
100
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentris
2. Vital sign
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Pernafasan : 21 kali/menit
c. Nadi : 80 kali/menit
d. Suhu : 36,5C
3. Abdomen
a. His : 5x/10’/50’’
b. DJJ : 150 x/menit
c. Puntum maksimum : 5 cm di kanan bawah
4. Genitalia
a. Pemeriksaan Dalam (PD)
1) Pembukaan : 10 cm
2) Portio : Tidak teraba
3) Ketuban : (-) Jernih ketuban pecah sendiri
4) Posisi : UUK
102
5) Hodge IV
6) Penyusupan 0
5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun G6 P5 A0 H5 hamil 39-40 minggu inpartu kala II
janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala.
Penatalaksanaan
1. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan,
mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik suntik
steril sekali pakai didalam partus set.
2. Menberitahu ibu dan keluarga bahwa persalinan akan dilakukan
3. Mengosongkan kandung kemih
4. Melakukan asuhan sayang ibu (anjurkan suami untuk mendampingi atau
keluarga selama proses persalinan)
5. Pimpin ibu untuk meneran jika sudah ada dorongan ingin mengejan
6. Melakukan pertolongan sesuai APN 60 Langkah:
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakan
handuk bersih diatas perut.
b. Meletakan kain bersih dilipat 1/3 dibawah bokong ibu.
c. Membuka partus set
d. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
e. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat sat kepala lahir.
f. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau
kasa yang bersih.
103
C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 parturien kala
III. Kebutuhan : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
D. Penatalaksanaan .
1. Melakukan palpasi abdomen memastikan tidak ada janin kedua, dengan cara
perabahan kembali pada fundus dengan sedikit tekanan.
105
A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan merasa lelah dan mengantuk.
2. Ibu mengatakan senang bayinya lahir dengan selamat.
3. Ibu merasakan perutnya mules.
4. Ibu memberitahu ingin istrihat.
B. Data Objektif
1. Kesadaran umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Pernafasan : 22 kali/menit
c. Nadi : 80 kali/menit
d. Suhu : 36,5C
4. Inspeksi : Tidak ada
5. TFU : 2 jari dibawah pusat
6. Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bulat.
7. Kandung kemih : Kosong
8. Anogenital : Pengeluaran: jumlah darah yang keluar ±250 ml
C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 AH6 parturien kala IV.
107
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
bayi baik, ibu da keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Melakukan pemantauan kala IV
a. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : 22 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,5℃
b. Inspeksi : Tidak ada
c. TFU : 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bulat.
e. Kandung kemih : Kosong
f. Anogenital : Pengeluaran: jumlah darah yang keluar ±250 ml
3. Pemberian asuhan pada jam pertama tiap 15 menit dan pada 1 jam kedua
tiap 30 menit.
4. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan.
5. Mengajarkan kepada suami dan keluarga cara melakukan massase
6. Memberitahu ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya kala IV
a. Perut teraba lembek
b. Perdarahan hebat
c. Demam tinggi
d. Sakit kepala hebat dan pandangan kabur/gelap
7. Pemantauan sudah dicatat dalam partograf.
108
10. Tali pusat : Dibungkus dengan kassa steril dan tidak ada perdarahan.
11. Punggung : Tidak ada spina bifida
12. Ekstremitas
13. Atas : Jari tangan lengkap, tidak ada polidaktil
Bawah : Jari kaki lengkap, tidak ada kelainan
14. Genetalia : Tidak ada kelainan, ada penis, dan skrotum
15. Anus : Tidak tampak kelainan, ada lubang anus
16. Refleks
a. Morro (+)
b. Rooting (+)
c. Sucking (+)
d. Walking (+)
e. Grasphing (+)
f. Babinsky (+)
g. Tonic neck (+)
Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Jelaskan informasi hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan asuhan yang telah dilakukan pada BBL
4. Jaga kehangatan bayi agar tidak terjadi hipotermi
5. Berikan penkes
a. ASI eksklusif
b. Tanda-tanda bahaya pada BBL
6. Lakukan perawatan tali pusat dan jaga kehangatan bayi baru lahir
7. Tanda-tanda bahaya BBL
8. Kunjungan ulang
Langkah VI : Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Menjelaskan informasi hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik
dan tidak ada ditemukan kelainan.
3. Menjelaskan asuhan yang telah dilakukan pada BBL
a. Pemberian Vit K 1 mg
b. Pemberian HB0 0,5 mg
c. Pemberian salep mata cendon gentamicin 0,3%
4. Memberitahu ibu untuk menjaga suhu kehangatan bayi agar tidak terjadi
hipotermi dengan cara :
a. Tidak meletakkan bayi didekat pintu atau jendela yang terbuka.
b. Jauhkan bayi dari paparan udara, seperti kipas angin atau ac.
c. Segera mengganti pakaian bayi jika basah.
112
d. Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus
tertutup dengan topi.
5. Mengajarkan ibu untuk sering menyusui bayinya sesering mungkin dan
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara punggung bayi
ditepuk pelan agar tidak muntah.
6. Mengajarkan ibu untuk merawat tali pusat dengan cara menjaga tali pusat
tetap dalam keadaan kering dan bersih serta membungkusnya dengan kassa
yang steril.
7. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti:
a. Pemberian ASI sulit
b. Pernafasan lebih cepat >60 kali/menit
c. Suhu badan yang tinggi
d. Tali pusat merah dan bernanah
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada bayinya tanggal
02 April 2022
C. Assessment
Diagnosa : Bayi baru lahir normal 6 hari
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Asi eksklusif
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Menjaga kebersihan bayi dengan cara memandikan bayi, mengganti
pakaian bayi jika basah, mengecek tali pusat belum lepas, tali pusat
sudah kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
4. Mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara punggung
bayi ditepuk pelan-pelan agar bayi tidak muntah.
5. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya baru lahir seperti :
a. Pemberian Asi sulit
b. Pernafasan lebih cepat >60 kali/menit
c. Suhu badan yang tinggi
d. Tali pusat merah dan bernanah
e. Mata bengkak
f. Kemungkinan infeksi bakteri
g. Berat badan rendah
6. Memberikan informasi kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan jangan diberi makanan tambahan..
7. Memberitahu ibu untuk membawa bayinya ke bidan atau pelayanan
kesehatan untuk diberikan Imuniasi dan beritahu ibu untuk rutin
imunisasi bayinya.
115
C. Assessment
Diagnosa : Bayi baru lahir cukup bulan
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Asi eksklusif
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan inform conset
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Memberitahu ibu telah dilakukan imunisasi BCG pada bayi dengan dosis
0,05 ml
4. Memberitahu pijat bayi sebaiknya dilakukan pada malam hari, sebelum tidur
5. Memberitahu ibu atau ayah bulan yang disarankan gerakan yang lebih
mendekat usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak
dilakukan pemijatan di daerah perut. 1-3 bulan, disarankan gerakan halus
disertai dengan tekanan ringan dalam waktu yang singkat. 3 bulan-3 tahun,
disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktuyang
semakin meningkat.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan setelah
selesai menyusui bayinya disendawakan dengan cara punggung bayi ditepuk
pelan-pelan agar bayi tidak muntah
7. Memberikan informasi kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan jangan diberi makan tambahan.
8. Memberitahu ibu untuk membawa bayinya ke bidan atau pelayanan kesehatan
untuk diberikan imunisasi dan beritahu ibu untuk rutin imunisasi bayinya.
117
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Vital sign
a. TD : 110/80 mmHg
b. S : 36,5C
c. N : 82 kali/menit
d. P : 23 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Muka
1) Oedema : Tidak ada
2) Pucat : Tidak ada
b. Payudara
1) Putting susu : Menonjol
2) Benjolan : Tidak ada
3) Pengeluaran : Colostrum
4. Abdomen
1) Luka operasi : Tidak ada
2) Panjang luka operasi : Tidak ada
3) Keadaan luka : Tidak ada
4) Tanda infeksi : Tidak ada
5) Keadaan perut : Bersih
6) TFU : 2 jari dibawah pusat
7) Kontraksi : Baik
5. Genetalia eksterna
1) Oedema : Tidak ada
2) Varises : Tidak ada
119
Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Lakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasilnya
3. Beritahu ibu untuk menjaga kebersihan diri sendiri
4. Beritahu ibu tanda bahaya masa nifas
120
Langkah VI : Implementasi/Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasilnya
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,5C
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 23 kali/menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
3. Memberitahu dan menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan mandi 2x
sehari dan rajin mengganti pembalut.
4. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas
a. Suhu badan meningkat
b. Kejang
c. Perdarahan yang banyak
d. Pusing yang hebat
e. Lochea berbau busuk
5. Memberitahu ibu untuk pemberian ASI awal dengan cara mengajarkan ibu
teknik menyusui yang benar dan ibu focus kebayinya.
6. Menjelaskan dan mengajarkan ibu perawatan tali pusat.
a. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi dan jangan memberikan apapun pada tali pusat.
b. Bila tali pusat kotor atau basah diganti dengan kassa steril
121
3. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
b. Mata : Tidak oedema, conjungtiva merah, seklera putih.
c. Dada : Kolustrum sudah keluar dan tidak ada nyeri tekan
d. Abdomen : TFU pertengahan pusat dan simfisis, kontraksi kuat,
kandung kemih : Kosong
e. Genetalia : Lochea sanguilenta
f. Ekstremitas : Tidak ada varises, refleks patella positif dan tidak
oedema.
C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 post partum 6 hari
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Istirahat yang cukup
2. Makanan bergizi
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan fisik
3. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
uteri pertengahan pusat dan simfisis, tidak ada perdarahan, lochea tidak
berbau. Involusi uterus normal, lochea sanguinolenta dan tidak ada
perdarahan.
4. Menilai tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan
5. Memastikan ibu mendapakan asupan nutrisi, cairan dan istirahat yang
cukup.
6. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
123
7. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari
8. Memberitahu ibu jika ada keluhan segera kefasilitas kesehatan terdekat
C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 post partum 2 minggu
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasil pemeriksaan fisik
3. Memastikan involusi normal
4. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan istirahat yang cukup
5. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan lancar
6. Memberikan asuhan pada ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga bayi
tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
7. Memberitahu ibu jika ada keluhan segera ke fasilitas kesehatan terdekat
c. Pernafasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,1C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak tampak kelainan
b. Mata : Tidak tampak kelainan
c. Dada : ASI lancar
d. Genetalia : Lochea alba
e. Ekstremitas : Tidak tampak kelainan
C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 post partum 6 minggu
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed onsent
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan beritahu hasil pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan kepada ibu
3. Menanyakan kepada ibu apakah ada masalah yang dialami selama masa nifas
4. Memberikan konseling tentang Keluarga Berencana
5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya keposyandu atau puskesmas
untuk penimbangan berat badan dan imunisasi.
126
Data Obyektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tekanan darah : 120/70 mmHg
3. Berat badan : 60 kg
4. Konjungtiva : Merah muda
Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan inform consent
2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Tanyakan kepada ibu apakah ada keluhan selama menggunakan KB suntik 3
bulan sebelumnya
4. Ingatkan ibu efek samping dari KB suntik 3 bulan dan kelebihannya
5. Siapkan alat dan bahan
6. Jaga privasi ibu
128
Langkah VI : Penatalaksanaan
1. Melakukan inform consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan TD : 120/70 mmHg
BB : 60 kg
Konjungtiva : Merah muda
3. Menanyakan kepada ibu apakah ada keluhan selama menggunakan KB suntik
3 bulan
4. Mengingatkan ibu efek samping dan kelebihan dari KB suntik 3 bulan
a. Efek samping
1) Meningkatkan berat badan
2) Perubahan siklus menstruasi
3) Sakit kepala
b. Kelebihan
1) Aman untuk ibu menyusui
2) Tidak repot mengingat seperti komsumsi pil setiap hari
3) Jika ingin berhenti tidak harus ke tenaga kesehatan
5. Mempersiapkan alat dan bahan
a. Spuit 3 cc
b. Kapas alcohol
c. Obat KB suntik 3 bulan (medroxyprogesteron acetate 150 mg)
129
B. PEMBAHASAN
1. Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama
280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender nasional
(Prawirohardjo, 2016:220).
Ny. F G6P5A0H5 usia 35 tahun datang ke PMB Junaida Kota Jambi
ingin memeriksakan kehamilannya. Pemeriksa kehamilan ibu selama di
BPM Junaida ada 4 kali, hanya 2 kali pada tanggal 28 Januari 2022 dan 28
Februari 2022 selama peneliti melakukan penelitian hanya 2 kali ibu
melakukan kunjungan ke PMB Junaida Kota Jambi. Yaitu di Trimester III
terdapat 2 kali kunjungan. Walyani, dkk (2015) kunjungan minimal selama
kehamilan yaitu 4 kali.
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir
kehamilan yang dimulai pada minggu ke-29 sampai minggu ke-40.
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan
mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa
persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif,
serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 28 Januari 2022 pada
jam 17.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Ibu mengatakan tidak ada
keluhan, usia kehamilan 31-32 minggu, kesadaran composmentis, TD:
131
36,5 C, inspeksi tidak ada, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik (uterus teraba keras dan bulat), pengeluaran anogenenital jumlah
darah yang keluar ±250 ml.
Menurut Hidayat (2013) segera setelah kelahiran plasenta, sejumlah
perubahan maternal terjadi sehingga perlu dilakukan pemantauan pada
tanda vital, kontraksi uterus, pengeluaran pervaginam, kandung kemih
pada satu jam pertama setiap 15 menit dan jam kedua setiap 30 menit.
Pemantauan kala IV berlangsung selama 2 jam (pukul 06.00-07.45
Wib) dengan memantau tanda vital ibu, kontraksi, kandung kemih, dan
pengeluaran pervaginam. Pengawasan pada jam pertama setiap 15 menit
dan pada jam kedua setiap 30 menit sesuai partograf.
3. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonates) adalah bayi
yang baru dilahirkan sampai dengan usia empat minggu. Bayi cukup bulan
adalah bayi yang dilakirkan setelah usia kehamilan genap mencapai 41
minggu (Williamson, 2014:3).
Asuhan bayi baru lahir, yaitu mengatur dan mempertahan kan suhu
tubuh bayi pada tingkat yang normal, mengetahui cara dan manfaat inisiasi
menyusui dini, memahami cara merawat tali pusat, memahami pentingknya
pemberian Vit K sekaligus cara memberikannya, memahami pentingknya
pemberian HB0 sekaligus cara memberikannya.
Pada hari minggu tanggal 27 Maret 2022 pukul 05.30 Wib bayi lahir
spontan segera menangis dilakukan penilaian 1 menit pertama apgar score
9, segera keringkan bayi dan lakukan IMD. Menurut sari (2014) apgar
score yaitu penilaian Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratory
dilakukan pada 1 menit kelahiran untuk memberikan kesempatan pada bayi
136
bayinya, BB: 3,8 kg, PB: 53 cm, LK: 35 cm, dilakukan pemeriksaan fisik
pada bayi dan beritahu pada ibu hasil dari pemeriksaan bayi dalam keadaan
sehat, melakukan pijat bayi dan ibu diberitahu untuk menjaga kehangatan
bayi, tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan pemberian
imunisasi 1 bulan.
4. Nifas
Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum
hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari. Masa
nifas puerperineum dimulai sejak I jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu ( Prawihardjo, 2016).
Kunjungan nifas dilakukan 3 kali yaitu kunjungan pertama pada
tanggal 27 Maret 2022 6 jam post, kunjungan kedua pada tanggal 02 April
2022 6 hari postpartum, kunjungan ketiga pada tanggal 10 April 2022 jam.
Menurut teori Maryunani (2013) kunjungan masa nifas ada 4 yaitu
kunjungan pertama yaitu 6-8 jam persalinan, kunjungan kedua yaitu 6 hari
setelah persalinan, kunjungan ketiga yaitu 2 minggu setelah persalinan dan
kunjungan keempat 6 minggu setelah persalinan. Asuhan yang diberikan
kepada Ny. F. Asuhan yang diberikan kepada Ny. F hanya dilakukan
pemeriksaan sampai nifas ke 3 saja karena peneliti sedang sakit dan berada
dikampung, tidak sesuai dengan teori.
Kunjungan masa nifas yang pertama pada tanggal 27 Maret 2022
pada jam 12.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Dilakukan pemeriksaan
tanda vital ibu dalam batas normal, kontraksi baik, lokhea rubra, TFU 2 jari
dibawah pusat dan memberikan konseling tentang perawatan bayi dan
tanda bahaya masa nifas.
Kunjungan masa nifas yang kedua dilakukan pada tanggal 02 April
2022 pada jam 10.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Dilakukan
138
pemeriksaan tanda vital ibu dalam batas normal, TFU pertengahan pusat
dan simpisis, lokhea sanguelenta, tidak ada penyulit yang dirasakan ibu
maupun bayi. Dan memberikan konseling tentang perawatan bayi sehari-
hari dan tanda bahaya masa nifas.
Kunjungan masa nifas yang ketiga dilakukan pada tanggal 10 April
2022 pada jam 16.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Dilakukan
pemeriksaan tanda vital ibu dalam batas normal, lokhea serosa, tidak ada
penyulit yang dirasakan ibu dan bayi. Dan memberikan konseling tentang
perawatan bayi sehari-hari, makanan yang bergizi dan memastikan ibu
menyusui bayi dengan baik dan benar.
Kunjungan masa nifas yang keempat dilakukan pada tanggal 08 Mei
2022 pada jam 10.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda dalam batas normal, keadaan ibu dan bayi sehat,
tidak ada penyulit yang dirasakan ibu dan bayi. Namun karena peneliti
tidak melakukan penelitian saat itu dikarenakan sedang sakit dan berada
dikampung, maka peneliti tidak melakukan Asuhan masa nifas yang
keempat, tetapi data tetap peneliti ambil.
5. Keluarga Berencana
Suntik 3 suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara
intra muscular setiap tiga bulan. Keluarga berencana suntik merupakan
metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya
mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih
tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
alat kontrasepsi sederhana (Trianziani, 2018).
Asuhan keluarga berencana pada Ny. F dilakukan pada tanggal 20
Mei 2022. Ibu sudah mengerti tentang alat kontrasepsi karna sudah
dijelaskan pada kunjungan nifas. Dan ibu memilih kontrasepsi suntik 3
bulan karena menurut ibu dari penjelasan yang telah dilakukan suntik 3
139
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setalah dilakukan asuhan kebidanan dari mulai kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir, nifas, keluarga berencana, dan komplementer kebidanan Ny. F
dimulai dari tanggal 28 Januari- 20 Mei 2022 penulis dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kehamilan
Pemeriksa kehamilan ibu selama di PMB Junaida ada 4 kali, hanya 2 kali
bertemu dengan peneliti. Yaitu diusia kehamilan 31-32 minggu pada tanggal
28 Januari 2022 ibu memiliki keluhan oedema pada wajah dan di 35-36
minggu ibu mengatakan sering BAK dan setelah diperiksa keadaan ibu baik,
dan setelah dijelaskan penyebab dari masalah yang dialami yaitu merupakan
ketidaknyamanan pada kehamilan Trimester III.
2. Persalinan
Ibu bersalin pada tanggal 27 Maret 2022 dengan usia kehamilan 39-40
minggu dimana Kala I fase Aktif berlangsung selama 1 jam 5 menit yaitu
dari pukul 04.10-05.15 Wib, Kala II berlangsung selama 15 menit, Kala III
berlangsung selama 15 menit dan dilanjutkan dengan Kala IV pemantauan
selama 2 jam. Persalinan Ny. F berlangsung normal dari Kala I dengan Kala
IV.
3. Bayi Baru Lahir
Bayi normal pada tanggal 27 Maret 2022 jam 05.30 Wib, BB : 3300 gram,
PB : 49 cm, LD: 30 cm dan LK. 32 cm. Kunjungan Neonatus dilakukan 3
kali kunjungan yaitu kunjungan pertama pada tanggal 27 Maret 2022,
kunjungan kedua pada tanggal 02 April 2022 dan kunjungan ketiga pada
141
tanggal 24 April 2022. Keadaan umum bayi baik, pemberian ASI cukup,
bayi sudah disuntik vitamin K dan Hb0 dan diberikan salep mata
4. Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan 3 kali yaitu kunjungan nifas pertama pada
tanggal 27 Maret 2022, kunjungan kedua pada tanggal 02 April 2022, dan
kunjungan ketiga pada tanggal 10 April 2022.
5. Keluarga Berencana
Pemasangan KB dilakukan pada tanggal 20 Mei 2022. Ibu sudah mengerti
tentang alat kontrasepsi karna sudah dijelaskan pada kunjungan nifas.
Namun karena keterbatasan fisik penulis akibat kecelakaan.
6. Asuhan Kebidanan Komplementer (Pijat Ibu Hamil)
Telah dilakukan pijat ibu hamil pada kunjungan ANC 1 untuk memberikan
efek rileksasi pada ibu hamil yang bertujuan untuk mengurangi stress dan
kecemasan. Teori stres Selye menjelaskan efektivitas fisiologis dari massage
merupakan respons terpadu yang berasal dari hipotalamus yang mengarah
pada peningkatan atau penurunan gairah dari sistem saraf pusat. Pijat hamil
dapat memproduksi endomorfin dengan mengurangi otot adalah kebalikan
dari respons stress. Studi menunjukkan bahwa massage dapat membantu
menyelesaikan masalah seperti kecemasan, depresi, stress, nyeri, udem, dan
insomnia dengan mengurangi otot.
B. Saran
1. Bagi Bidan di PMB Junaida
Sebagai bahan masukan informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB, dan
kebidanan komplementer pijat ibu hamil.
142