Anda di halaman 1dari 169

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY F DENGAN

PIJAT IBU HAMIL DI PMB JUNAIDA


KOTA JAMBI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:
Putri Susela
NPM. 201941002

PROGAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
2022
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY F DENGAN
PIJAT IBU HAMIL DI PMB JUNAIDA
KOTA JAMBI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan Tugas Akhir


Diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir dalam
menyelesaikan Pendidikan D III Kebidanan STIKes Baiturrahim

Disusun Oleh:
Putri Susela
NPM. 201941002

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY F


DENGAN PIJAT IBU HAMIL DI PMB JUNAIDA
KOTA JAMBI

Disusun Oleh:
Putri Susela
NPM. 201941002

Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui, diperiksa untuk dipertahankan


dihadapan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir
Pada tanggal 05 Juli 2022 dan dinyatakan lulus dengan memenuhi syarat

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua

Julaecha, M.Keb
NIDN. 1021098102
Anggota

Suci Rahmani N, M.Keb


NIDN. 1028068503
Anggota

Nurbaiti, S,Sit, M.Kes


NIDN. 1031048601
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Nurbaiti, S.SiT. M.Kes


NIDN. 1031048601

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY F


DENGAN PIJAT IBU HAMIL DI PMB JUNAIDA
KOTA JAMBI

Disusun Oleh:
Putri Susela
NPM. 201941002

Telah diuji pada hari, Tanggal 05 Juli 2022, Dan dinyatakan Lulus Dengan
Susunan Tim Penguji:
Ketua
: Julaecha, M.Keb
Sekretaris
: Suci Rahmani N, M.Keb
Anggota
: Nurbaiti, S,Sit, M.Kes

Menyetujui:
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping

Julaecha, M.Keb
NIDN. 1021098102 Suci Rahmani N, M.Keb
NIDN. 1028068503

Mengetahui:

Ketua STIKes Baitturahim Ketua Prodi DIII Kebidanan


Jambi

Nurbaiti, S.SiT. M.Kes


Dr. Filius Chandra, SE, MM NIDN. 1031048601
NIDN. 1013016902

iii
SURAT PERNYATAAN

yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Putri Susela

NMP 201941002

Program Studi : DII Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan proposal saya
yang berjudul:

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY F DENGAN

PIJAT IBU HAMIL DI PMB JUNAIDA KOTA JAMBI

Apabila suatu saat saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima saksi yang telah ditetapkan

Jambi, Juli 2022


Penulis

Putri Susela

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA
Nama : Putri Susela
Tempat, Tanggal Lahir : Muara Bulian, 28 Agustus 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan
STIKes Baiturrahim Jambi
Alamat : Desa Simpang Sungai Rengas Kecamatan
Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari
Provinsi Jambi

Telpon/HP 081368055521

B. RIWAYAT HIDUP
Tahun 2007-2013 : SDN 33/ I Simpang Sungai Rengas
Tahun 2013-2016 : MTs N 7 Batang Hari
Tahun 2016-2019 : SMA N 7 Batang Hari
Tahun 2019 s/d sekarang : STIKes Baiturrahim Jambi

v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat terselesainya Proposal Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil Di PMB
Junaida Kota Jambi” Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Ahli
Madya Kebidanan Pada Program Studi D III Kebidanan STIKes Baiturrahim
Jambi.
Selama penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menemukan berbagai
hambatan dan kesulitan, dan penulis juga banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Filius Chandra, SE, MM selaku ketua STIKes Baiturrahim Jambi.
2. Bapak Ariyanto, SKM. M.Kes selaku wakil ketua I STIKes Baiturrahim
Jambi.
3. Ibu Gustina, M.Keb selaku wakil ketua II STIKes Baiturrahim jambi.
4. Ibu Nurbaiti, S.SiT, M.Kes selaku ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Baiturrahim Jambi sekaligus selaku penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan Laporan Tugas Akhir.
5. Ibu Julaecha M.Keb selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktunya
dan penuh kesabaran memberi bimbingan, arahan dan dorongan dalam
Laporan Tugas Akhir Ini.
6. Ibu Suci Rahamani Nurita, SST, M.Keb selaku pembimbing II, yang telah
meluangkan waktunya dan penuh kesabaran memberi bimbingan, arahan dan
dorongan dalam Laporan Tugas Akhir Ini.
7. Ibu Junaida Am.Keb yang telah memberikan izin serta membimbing saya di
lahan dalam melakukan asuhan kebidanan dalam Laporan Tugas Akhir ini.
8. Ny F dan Keluarga yang telah bersedia untuk menjadi subjek studi kasus saya
dalam laporan tugas akhir ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi D III Kebidanan yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat dan bimbingan selama menempuh Proses Pendidikan.

vi
10. Teristimewah untuk orang tua Ibu Suriatun dan Bapak Alm Zainal Aksin
yang telah memberikan dukungan dan do’a dalam proses Pendidikan dan
penyelesaian Tugas Akhir.
11. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan
tugas akhir.
Laporan Tugas Akhir ini tentunya masih banyak keterbatasan dan
kekurangan yang penulis miliki, namun penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelesaikannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi pembaca, Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat-Nya
serta memberikan kemudahan kepada kita semua serta mendapat kebahagiaan
dan Ridho-Nya.

Jambi, Juli 2022

Putri Susela

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Perumusan Masalah.........................................................................7
C. Tujuan Laporan Tugas Akhir..........................................................7
D. Manfaat Laporan Tugas Akhir........................................................9
E. Ruang Lingkup...............................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kehamilan................................................................................................ 11
1. Pengertian.................................................................................11
2. Perubahan Pada Kehamilan......................................................11
3. Penatalaksanan Dalam Kehamilan...........................................17
4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil.....................................................21
5. Tanda Bahaya Kehamilan........................................................22
6. Manajemen Asuhan Kehamilan...............................................25
B. Persalinan.......................................................................................27
1. Pengertian Persalinan...............................................................27
2. Bentuk Persalinan.....................................................................27
3. Tanda Persalinan......................................................................28
4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan...................................28
5. Sebab Yang Menimbulkan Persalinan.....................................30
6. Kebutuhan Dasar Persalinan....................................................32
7. Tanda Permulaan Persalinan....................................................34
8. Tahapan Persalinan..................................................................35
9. Pimpinan Persalinan.................................................................37
10. Partograf...................................................................................38
11. Manajemen Asuhan Persalinan................................................41
C. Bayi Baru Lahir..............................................................................46
1. Pengertian.................................................................................46
2. Tujuan Utama Perawatan Bayi Baru Lahir..............................47
3. Adaptasi Bayi Baru Lahir.........................................................47
4. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir...............................................49

viii
5. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir.......................................49
6. Kunjungan Neonatal.................................................................52
7. Asuhan Neonatus Usia 0-28 Hari.............................................52
D. Nifas...............................................................................................53
1. Pengertian Masa Nifas..............................................................53
2. Perubahan Pisiologis Masa Nifas.............................................53
3. Tahapan Masa Nifas.................................................................56
4. Kebutuhan Masa Nifas.............................................................57
5. Kunjungan Masa Nifas.............................................................61
6. Tanda Bahaya Masa Nifas........................................................62
8. Manajeman Asuhan Kebidanan...............................................62
E. Keluarga Berencama......................................................................64
F. Asuhan Komplementer...................................................................69
G. Kewenangan Bidan.........................................................................76

BAB III METODE LAPORAN TUGAS AKHIR


A. Jenis Laporan Kasus.......................................................................77
B. Lokasi dan Waktu...........................................................................77
C. Subyek Laporan Kasus...................................................................77
D. Instrument Laporan Kasus.............................................................78
E. Tehnik Pengumpulan Data.............................................................78
F. Alat dan Bahan...............................................................................78

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran umum............................................................................81
B. Tinjauan kasus................................................................................82
C. Pembahasan....................................................................................130

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................140
B. Saran...............................................................................................141

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Surat Izin Persetujuan Bimbingan Dan Pemberian Asuhan
Kebidanan di PMB Junaida
Lampiran 3 : Buku KIA
Lampiran 4 : Dokumentasi Kunjungan Kehamilan
Lampiran 5 : Dukumentasi Kunjungan BBL
Lampiran 6 : Dokumentasi Kunjungan Nifas
Lampiran 7 : Dokumentasi Kunjungan KB
Lampiran 8 : Dukumentasi Pijat Ibu Hamil
Lampiran 6 : Patograf

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu


sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhir kehamilan, tidak
bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan
dalam kematian ibu adalah angka kematian ibu (Maternal Mortality Ratio)
yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. (Prawirohardjo,
2016:53-54).
Kematian ini dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.
Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, atau masa nifas dan segala invertensi atau pemenang tidak tepat
dari komplikasi tersebut, kematian ibu tidak langsung merupakan akibat
penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang
berpengaruh terhadap kehamilan misalnya anemia, malaria, HIV/AIDS, dan
penyakit kardiovaskular, Secara global 80% kematian ibu tergolong pada
kematian ibu langsung, pola penyebab langsung dimana-mana sama yaitu
perdarahan 25% biasanya perdarahan pasca persalinan, hipertensi dalam
kehamilan 12% partus macet 8% komplikasi abortus tidak aman 13% dan
sebab-sebab lain 8% (Prawihardjo, 2016:53-54).
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa.
Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000
kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Menurut Data Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 angka

1
2

Kematian ibu sebesar kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Dari
pendaftaran program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan pada
tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Angka ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan 2019 sebesar 4.221 Mati.
Sebagian besar kematian ibu di pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan
sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan
gangguan sistem peredaran sebanyak 230 kasus. Sama kasus AKI, laju
penurunan AKB belum mencapai target MDGs 2015 yaitu: 23 dan target
SDGs 2030 adalah 12. Angka Kematian ibu dan bayi melonjak. Angka
kematian ibu meningkat 300 kasus dari 2019 menjadi sekitar 4.400 kematian
pada tahun 2020 sedangkan kematian bayi pada tahun 2019 sekitar 26.000
kasus meningkat hampir 40 persen menjadi 44.000 kasus pada tahun 2020
(Kementerian Kesehatan RI, 2021).
Risiko kehamilan cukup membuat ibu hamil resah, meski diketahui
sedang dalam proses kehamilan. Akan ada perubahan fisik dan psikis.
Perubahan fisik tersebut adalah: peningkatan hormon yang juga dapat
mempengaruhi suasana hati seseorang, sakit punggung, kram atau kaki
kesemutan, dan kaki bengkak yang sering terjadi pada malam hari dan
mengganggu kualitas tidur ibu hamil. Edema tungkai atau pembengkakan
tungkai ditemukan pada sekitar 80% ibu hamil pada trimester ketiga, terjadi
karena kompresi uterus yang menghambat aliran balik vena dan tarikan
gravitasi, menyebabkan retensi cairan yang lebih besar. Penyebab edema kaki
fisiologis keinginan, perasaan berat, dan kram pada malam hari. Edema dapat
menunjukkan tanda-tanda bahaya pada kehamilan jika ada udema atau di jari-
jari (Hamdayani, dkk, 2020:85).
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk percepatan penurunan
AKI dan AKB dengan membuat kebijakan agar setiap ibu mampu mengakses
pelayanan kesehatan yang berkualitas, pada ibu hamil mendapatkan pelayanan
3

Antenatal Care yang berkualitas dan terpadu (14T) dan diberikan program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. (Kemenkes RI, 2021).
Pada ibu bersalin diberikan asuhan persalinan sesuai dengan standar
Asuhan Persalinan Normal (APN) berdasarkan lima benang merah. Upaya
penurunan AKI pada ibu nifas dengan memberikan asuhan sesuai standar
yang dilakukan 3 kali jadwal kunjungan nifas (KF) yaitu KF 1, KF 2 dan KF 3
pasca persalinan. Upaya untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB)
dengan memberikan asuhan sesuai dengan standar yang dilakukan 3 kali
jadwal kunjungan neonates (KN) yaitu KN 1, KN 2 dan KN 3 setelah lahir,
selain itu untuk mencegah peningkatan AKI dan AKB pemerintah juga
menyediakan rumah sakit PONEK untuk pasien yang mengalami
kegawatdaruratan (Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada direktorat kesehatan keluarga
pada tahun 2020 dari 28.158 kematian balita, 72,0% (20,266 kematian)
diantaranya terjadi pada masa neonatus. Dari seluruh kematian neonatus yang
dilaporkan 72,0 % (20.266 kematian) terjadi pada usia 0-28 hari, sementara
19,1 % (5. 386 kematian) terjadi pada usia 29-11 bulan dan 9,9 % (2.506
kematian) terjadi pada usia 12-59 bulan (Profil Kesehatan Indonesia,
2020:117).
Secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehata
Indonesia (SDKI) terjadi penurunan angka kematian, baik AKN, AKB,
maupun AKBA sejak tahun 1991 sampai dengan tahun 2017 SDKI terakhir.
Beberapa faktor dapat menyebabkan penurunan AKB, diantaranya pemerataan
pelayanan kesehatan dan fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Perbaikan status ekonomi
masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi terhadap penurunan
kematian bayi. Sedangkan untuk Provinsi Jambi, hasil laporan fasilitas
kesehatan lima tahun terakhir (2016-2020), terlihat jumlah kematian neonatal,
4

bayi, maupun jumlah kematian balita terlihat mengalami penurunan dan


kenaikan diantaranya pada tahun 2016 AKB sebanyak 274 orang, pada tahun
2017 menurun menjadi 239 orang, pada tahun 2018 kembali meningkat
menjadi 263 orang, pada tahun 2019 menurun menjadi 290 orang, dan pada
tahun 2020 kembali meningkat menjadi 353 orang. Sedangkan jumlah AKI
pada tahun 2016 sebanyak 58 orang, pada tahun 2017 menurun menjadi 54
orang, pada tahun 2019 menurun menjadi 46 orang, pada tahun 2019
meningkat menjadi 59 orang, dan pada tahun 2020 kembali meningkat
menjadi 62 orang (Profil Kesehatan Provinsi Jambi, 2020:25).
Penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir
rendah (BBLR), penyebab kematian lainnya adalah asfiksia, kelainan
kongenital, tetanus neonatorium dan lainnya. Penyakit infeksi menjadi
penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari – 11 bulan sama
seperti tahun sebelumnya tahun 2020,pneumonia dan diare masih menjadi
masalah utama yang menyebabkan 73,9% kematian (pneumonia) dan 14,5%
kematian (diare). Penyebab meningitis, demam berdarah, penyakit saraf dan
lainya (Profil Kesehatan Indonesia, 2020:118).
Upaya penanggulangan kesehatan dilakukan untuk mengendalikan
resiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan difasilitas kesehatan serta menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru
lahir, kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam,
umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari (Profil Kesehatan Indonesia, 2020:119).
Upaya bidan untuk menangani AKI dan AKB adalah dengan melakukan
program perencanaan dan persalinan dalam mencegah komplikasi yang
terjadi, program ini menggunakan stiker yang dipasang disetiap rumah ibu
yang hamil, guna untuk mengetahui anau meningkatkan kesiagaan suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman selamat
5

ibu dan bayi. Biasanya setiap ibu hamil itu mempunyai buku ibu hamil atau
buku KIA (kesehatan ibu dan anak) buku ini berisi catatan kesehatan ibu
hamil, dari mulai hamil sampai dengan masa nifas dan anak bayi mulai usia 0
bulan sampai dengan usia 2 tahun dan informasi cara memelihara kesehatan si
ibu dan anak program ini juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan
kandungannya agar tidak terjadi komplikasi saat hamil maupun saat
persalinan nantinya (Kementiran Kesehatan RI, 2020).
Asuhan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan
secara menyeluruh dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas sampai
KB. Tujuan asuhan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal yang terjadi
pada seorang wanita sejak hamil, bersalin hingga bayi dilahirkan sampai
pemilihan KB, serta melakukan pengkajian dan menegakkan diagnose secara
tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera,
melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu serta mampu
melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan (Novitasari Anis
et al, 2020).
Pelayanan kebidanan komplementer merupakan bagian dari penerapan,
pengobatan komplementer dan alternative dalam tatanan pelayanan
kebidanan. Sesuai dengan peraturan menteri dan alternative adalah
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
dengan kualitas dan keamanan. Adapun kelebihan Pelayanan kebidanan
komplementer adalah untuk mengurangi intervensi medis saat hamil dan
melahirkan, sedangkan kekurangannya adalah sebagaian besar terapi
komplementer tidak di anggap bermakna dalam pengobatan konvensional. Hal
ini disebabkan oleh kalangan dalam hal bukti klinis dan informasi yang
diterbitkan sehubungan dengan evektifitas pelayanan kebidanan
6

komplementer pada kehamilan, persalinan dan nifas (Novitasari Anis et


al,2020).
Saat dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan nyeri punggung, kaki dan
pegal di badan dan yang terpenting karena efek metode pemijatan ini dapat
mengatasi banyak problem ketidaknyamanan yang umum dialami ibu hamil
karena faktor perubahan tubuh saat kehamilan dan sirkulasi darah akibat
perubahan hormon pada Ny. F, sehingga dilakukan Pijat kehamilan yang
dapat membantu menenangkan dan merelaksasikan ibu hamil yang sering
mengalami kecemasan, sehingga ibu hamil dapat merasakan tidur yang lebih
berkualitas. Ibu hamil relaks akan lebih merasa bahagia, sehat dan persalinan
lancar (Nilawati Iin, et al,2018:25).
Manfaat pijat ibu hamil adalah meningkatkan kualitas tidur lebih baik,
dapat meningkatkan rasa bahagia pada ibu hamil dan membantu mengurangi
keluhan ibu hamil seperti nyeri punggung bagian bawah, kekakuan leher,
kram pada kaki, pusing kepala, oedema dan pergelangan kaki bengkak.
(Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan dari hasil penelitian atau studi ilmiah memberikan
pemijatan dari pada ibu hamil trimester akhir dapat membantu mengurangi
tekanan pada saraf dan otot, hal ini dikarenakan gerakan pijat mampu
menstimulasi saraf dan otot-otot yang tegang sehingga menjadi relaks.
Jaringan saraf dan otot yang mengalami relaksasi dapat merangsang tubuh
secara otomatis untuk meningkatkan hormone endorphine yang dihasilkan
secara alami oleh otak, (Luh dan Lakustini, 2019).
Berdasarkan dari studi kasus di lapangan pada Ny. F saat dilakukan
pemeriksaaan fisik ditemukan keluhan sulit tidur pada kehamilan trimester III,
masalah gangguqn nyeri punggung pada ibu hamil harus diatasi karena jika
hal tersebut tidak segera diatasi maka dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
ibu hamil dimana ibu hamil menjadi mudah lelah, pegal, malas, emosi
meningkat dan berakhir dengan stress yang memicu peningkatan kerja
jantung, sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya persalinan premature
(Yantina dan Evrianasari, 2020).
7

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengambil judul


Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny F dengan pijat ibu hamil di PMB
Junaida Kota Jambi.

B. Perumusan Masalah
Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal,
namun memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang
abnormal atau kematian. Kematian ibu bisa terjadi karena keterlambatan dan
diperlukan asuhan yang komprehensif sebagai salah satu cara untuk
menurunkan AKI. Berdasarkan uraian diatas adalah rumusan masalah dalam
laporan tugas akhir ini “ Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil Di PMB Junaida Kota Jambi?

C. Tujuan Laporan Tugas Akhir


1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan komprehensif diberikan pada Ny F
dimulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB, dan kebidanan
komplementer dengan standar asuhan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny F di harapkan
mahasiswa :
a. Mampu melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data objektif dan
subjektif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, KB, dan pemberian
asuhan kebidanan komplementer pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil
Di PMB Junaida Kota Jambi.
8

b. Mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnose,


masalah dan kebutuhan asuhan kebidanan komplementer pada ibu
hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB pada Ny F dengan Pijat Ibu
Hamil di PMB Junaida Kota Jambi.
c. Mampu menganalisis dan menentukan diagnosa dan masalah potensial
pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB, dan kebidanan
komplementer pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil di PMB Junaida
Kota Jambi.
d. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik mandiri,
kalaborasi maupun rujukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB, dan kebidanan komplementer
pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil di PMB Junaida Kota Jambi.
e. Mampu menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan kebutuhan ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus,
KB, dan kebidanan komplementer pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil
di PMB Junaida Kota Jambi.
f. Mampu menerapkan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan sesuai
dengan rencana yang efisien dan aman pada I bu hamil, bersalin, nifas,
neonatus, KB, dan kebidanan komplementer pada Ny F dengan Pijat
Ibu Hamil di PMB Junaida Kota Jambi.
g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus, KB, dan kebidanan komplementer pada Ny F dengan Pijat
Ibu Hamil di PMB Junaida Kota Jambi.
9

D. Manfaat Laporan Tugas Akhir


1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi perkembangan
kebidanan, khususnya dalam pembahasan asuhan komprehensif.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Bidan di PMB Junaida
Sebagai bahan masukan informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB,
dan kebidanan komplementer pijat ibu hamil
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk menambah referensi sehingga dapat
dijadikan bahan perbandingan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa lainya.
c. Bagi Ibu Hamil
Pentingnya asuhan kebidanan komprehensif dengan cara mengatasi
ketidaknyamanan selama kehamilan, terutama pada trimester III
dengan pijat ibu hamil.
10

E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan pada laporan tugas akhir adalah Ny F G6 P5 A0 H5 hamil
31-32 minggu di PMB Junaida Kota Jambi, mulai dari usia kehamilan 32-
32 minggu, persalinan, nifas, BBL dan KB yang dilakukan sesuai standar
asuhan kebidanan.
2. Tempat
Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil
dilakukan di PMB Junaida Kota Jambi.
3. Waktu
Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny F dengan Pijat Ibu Hamil di
PMB Junaida di mulai pada tanggal 28 Januari 2022 sampai 24 Mei 2022.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila
dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, Kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester
dimana trimester 1 dimulai dari 0-12 minggu, trimester ke 2 dimulai dari
13-27 minggu dan trimester ke 3 dimulai dari 28-40 minggu
(Prawirohardjo, 2016:213).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama
280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender nasional
(Prawirohardjo, 2016:220).

2. Perubahan Pada Kehamilan


a. Perubahan fisik dan psikologis
Pengetahun kondisi fisiologis fisik pada awal kehamilan penting
dimiliki untuk memahami tanda dugaan (presumptive) dan tidak
kemungkinan (probable) kehamilan. Pengetahuan ini juga penting untuk
pengetahuan adanya kelainan pada kehamilan atau kondisi tertentu yang
dapat menimbulkan tanda atau gejala khusus (Varney, 2017).

11
12

Perubahan psikologis pada ibu hamil menurut Varney (2017)


1) Ibu meresa tidak sehat dan kadang benci dengan kehmilannya.
2) Kadang muncul penolakan, kekecewaaan, kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil, hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapatkan perhatian secara seksama.
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin akan diberitahunya kepada orang lain atau
malah mungkin dirahasiakannya.
6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada setiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalai penurunan.
b. Perubahan pada sistem refroduksi (perubahan fisik)
1) Vagina dan perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perenium dan vulva, sehingga
pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan
tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertofi dari sel-sel otot polos.
dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan
hipertofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah
panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertofi
dengan gambaran seperti paku sepatu (Prawirohardjo, 2016:178).
13

2) Serviks uteri
Serviks manusia merupaka organ yang kompleks dan heterogen
yang mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan
persalinan. Uterus bersifat seperti katup yang bertanggung jawab
menjaga janin didalam uterus sampai akhir kehamilan dan sampai
persalinan. Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa. Komposisinya
berupa jaringan matriks ekstra selular terutama mengandung kolagen
dengan elastis dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung
otot dan fibroblast, epitel, serta pembuluh darah. Rasio relative
jaringan ikat terhadap otot tidak sama sepanjang serviks yang
semakin ke distal rasio ini semakin besar (Prawirohardjo, 2016:177).
3) Uterus
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk
aslinya seperti buah avokad. seiring dengan perkembangan
kehamilan, daera fundus dan karpus akan membulat dan akan
membentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu, panjang uterus
akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan
membentuk oval. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan
hipertopi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi
lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda hegar
(Prawirohardjo, 2016:175).
Pembesaran uterus yang dapat tejadi karena ada kombinasi
antara hipertopi (peningkatan ukuran sel) dan pengaruh mekanis
tekanan interior terhadap dinding uterus seiring perkembangan janin
didalam kandungan, selama bulan-bulan pertama kehamilan, terjadi
peningkatan ukuran pembuluh lipm uterus akibat nya terjadi
vaskularisasi, kongesti dan edema. Ketiga hal ini kemungkinan besar
menyababkan pelunakan uterus secara keseluruhan (Varney, 2017).
14

4) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda, hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-
7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal
(Prawirohardjo, 2016:178).
Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip
dengan insulin dan insulin like growth factor1&11, disekresikan oleh
korpus luteum , dedidua, plasenta dan hati, aksi biologi utamanya
adalah dalam proses remodeling jaringan ikat pada saluran
reproduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan
keberhasilan proses persalinan. Perannya belum diketahui secara
menyeluru, tetapi diketahui mempunyai efek pada perubahan struktur
biokimia serviks dan kontraksi myometrium yang akan berimplikasi
pada kehamilan preterm (Prawirohardjo, 2016:178).
5) Sistem payudara
Pada awal kehamilan wanita akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting
payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan
pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolestrum
dapat keluar. Kolestrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang
mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
diproduksi karna hormone prolactin ditekan oleh prolactin inhibiting
hormone, setelah persalinan kadar progesterone dan ekstrogen akan
menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap
15

prolaktalbulmin akan hilang. peningkatan prolactin akan merangsang


sintisis lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air
susu (Prawirohardjo, 2016:179).
6) Sistem endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±
135 % akan tetapi, kelenjar ini begitu tidak mempunyai arti penting
dalam kehamilan. Pada perempuang yang mengalami hipofisektomi
persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolactin akan
meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterem. Sebaliknya setelah
persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun, hal ini juga
ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui. kelenjar tiroid akan
mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat
dari hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi
(Prawiroharjdo, 2016:186).
7) Sistem perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih, keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika
kepala janin sudah mulai turun kepintu atas panggul, keluhan itu
akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2016:185).
Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal
plasma flow juga akan mengikat. Pada ekskresi akan dijumpai kadar
asam amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah lebih banyak.
Glukosuria juga merupakan suatu hal yang umum, tetapi
kemungkinan adanya diabetes mellitus juga tetap juga harus
diperhitungkan. Sementara itu, proteinuria dan hematuria suatu hal
16

yang abnormal, pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan


clearance lebih tinggi 30 % (Prawirohardjo, 2016:185).
8) Sistem Pencernaan
Perubahan pada saluran cerna memungkinkan pengangkutan
nutrien untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin dan perubahan ini
berada di bawah pengaruh hormon dan mekanis, hal penting yang
perlu diingat oleh bidan adalah bahwa banyak diantara perubahan ini
bertanggung jawab terhadap sejumlah ketidaknyamanan yang dialami
selama kehamilan, estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah
kemulut sehingga gusi menjadi rapu dan dapat menimbulkan
gingivitis, hal ini juga dapat mendorong ibu memperhatikan
perawatan gigi dan mulu, tetapi bukan dikarenkan ia akan kehilangan
kalsium dari cadangan kalsium didalam tubuh ibu, bukan dari gigi
ibu, saliva akan menjadi lebih asam tetapi jumlahnya tidak meningkat
(Varney, 2017).
9) Sistem Kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik.
Selain itu juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke
10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi
peningkatan prekoad. Performa ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular sistemik dan
perubahan pada aliran pulpusi arterial. Kapasitar vaskular juga akan
meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan ekstrogen dan
progesteron juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan
penurunan resistensi vaskular perifer. Vertikel kiri akan mengalami
hipertrofi dan dilate untuk memfesilitsi perubahan cardiac ouput,
tetapi kontraktilitasnya tidak berubah. Bersamaan dengan perubahan
17

posisi diafragma, apeks akan bergerak ke nterior dan kekiri, sehingga


pada pemeriksaan EGK akan terjadi deviasi aksis kiri, depresi
segmen ST, dan inferse atau pendataran gelombang T pada lead III
(Prawiroharjdo, 2016:182-183).
Perubahan hemodinamil memudahkan sistem kardiovaskulas
pada ibu memenuhi kebutuhan janin sambil mempertahankan status
kardiovaskularnya sendiri. Perubahan - perubahan ini disebabkan
oleh peningkatan kadar estrogen, progesterone dan prostaglandin dan
perubahan ini akan kembali normal setelah kehamilan berakhir
(Varney, 2017).

3. Penatalaksaan Asuhan pada Kehamilan


Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi iuaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian pemantauan rutin selama kehamilan, Ada 6 alasan
penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu :
a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.
b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi.
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kuwalitas kehamilan dan merawat bayi.
f. Menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal bila kehamilan termasuk resiko
tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. Namun, bila
kehamilan normal jadwal asuhan cukup 4 kali. Dalam bahasa program
18

kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang
merupakan singkatan dari kunjungan, pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah KI, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali
kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan
antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak 2 kali kunjungan
antenatal pada usia kehamilan 36 minggu.
Pemeriksaan rutin dan penelusuran penyulit selama kehamilan.
Dalam pemeriksaan rutin dilakukan pola mencatatan data klien,
keluarganya serta pemeriksaan fisik dan obstetric seperti dibawah ini :
Identivikasi dan riwayat kesehatan
1) Data umum pribadi
Nama, usia, alamat, pekerjaan ibu/suami, lamanya menikah, kebiasaan
yang dapat merugikan kesehatan
2) Keluhan saat ini
Jenis dan sifat gangguan yang diraskan ibu, lamanya mengalami
gangguan tersebut
3) Riwayat haid
Hari pertama haid terakhir (HPHT), usia kehamilan dan taksiran
persalinan (Rumus Naegele:tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan
dikurangi 3)
4) Riwayat kehamilan dan perslinan
5) Riwayat kehamilan saat ini
6) Riwayat penyakit dalam keluarga
7) Riwayat penyakit ibu
Penyakit yang pernah diderita, DM, HDK, ISK, penyakit jantung,
infeksi virus berbahaya, alergi obat atau maknan tertentu, pernah
mendapat tranfusi darah dan indikasi tersebut, inkompatibilitas rhesus,
paparan sinar-X/Rontgen
19

8) Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan


Dilatasi dan kuretase, reparasi vagina, seksio sesaria, serviks
ingkompaten, operasi non-ginekologi
9) Riwayat mengikuti program keluarga berencana
10) Riwayat imunisasi
11) Riwayat menyusui

Pemeriksaan fisik
12) Keadaan umum
Tanda-tanda vital, pemeriksaan jantung dan paru, pemeriksaan
payudara, kelainan otot dan rangka serta neurologi
13) Periksaan abdomen
a) Inspeksi
Bentuk dan ukuran abdomen, perut bekas operasi, tanda-tanda
kehamilan, gerakan janin, varises atau pelebaran vena, hernia,
edema
b) Palpasi
TFU, punggung bayi, presentasi, sejauh mana bahian terbawah
masuk pintu atas panggul
c) Auskultasi
10 minggu dengan dopler, 20 minggu dengan fetoskop pinard
d) Inspekulo vagina untuk identifikasi pada trimester I/II

Pemeriksaan Leopold diantaranya :

e) Leopold I : bertujuan untuk menentukan tuanya kehamilan dan


bagaian apa yang terdapat di fundus.
20

(Sastrawinata Sulaiman, 2015:162).


f) Leopold II : bertujuan untuk menentukan dimana letak punggung
anak dan diman bagain- bagian terkecil janin.

(Sastrawinata Sulaiman, 2015:162).


g) Leopold III : bertujuan untuk menentukan apa yang terdapat
dibagaian bawah dan apakah bagaian bawah telah masuk pintu atas
panggul (Sastrawinata Sulaiman, 2015:162).

(Sastrawinata Sulaiman, 2015:162).


21

h) Leopold IV : bertujuan untuk menentukan seberapa jauh bagian


terbawah janin memasuki pintu atas panggul (Sastrawinata
Sulaiman, 2015:162).

(Sastrawinata Sulaiman, 2015:162).

Laboratorium
14) Pemeriksaan
Analisis urin rutin, analisis tinja rutin, Hb, MCV, golongan darah,
antigen hepatitis B virus, antibody rubella, HIV/VDRL
15) Ultrasonografi-rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi
kelainan janin (Prawirohardjo, 2016:279-281).

4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


Menurut (Romauli Suryati, 2013:134). Adapun kebutuhan dasar pada ibu
hamil diantaranya :
a. Kebutuhan fisik
1) Oksigen
2) Nutrisi
3) Personal hygiene
4) Eliminasi
5) Seksual
6) Istirahat
7) Persiapan laktasi
22

8) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi


b. Kebutuhan psikologis
1) Support keluarga
2) Support dari tenaga kesehatan
3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
4) Persiapan menjadi orang tua
5) Subling

5. Tanda Bahaya Kehamilan


Komplikasi penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda,
adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa
kehamilan muda meliputi abortus, Inkompetensi Cerviks, Kehamilan
Ektopik, Mola Hidatidosa, Blighted Ovum. Sedangkan kehamilan lanjut
meliputi, plasenta previa, solutio plasenta, gangguan pembekuan darah
(Damai, 2017).
Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan
hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang
menjadi kehamilan patologis, kehamilan patologis sendiri tidak terjadi
secara medadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh
berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan
tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah
terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan
ibu hamil, Faktor prdisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga
dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal
untuk mencegah gangguan yang beratbaik terhadap kehamilan dan
keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya (Prawirohandjo,
2016:282)
23

Adapun tanda bahaya pada kehamilan diantaranya :


a. Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20
minggu, umumnya disebabkan oleh abortus, sekitar 10-12 % kehamilan
akan berakhir dengan keguguran yang pada umumnya 60-80 %
disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa
ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala
perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang
diatas normal, pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa.
Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak
jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia
kehamilan, dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh
kehamilan ekropik.
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada
umumnya disebabkan oleh plasenta previa, perdarahan yang terjadi
sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawahrahim
yang menjadi tempatimplementasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang
tipis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka pada umumnya terjadi
perdarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi
penyebab 25 % kasus perdarahan antepartum. Bila mendekati saat
persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta 40%
aatau vesa previa 5% dari seluruh kasus perdarahan antepartum
(Prawirohardjo, 2016:282)
b. Preklamsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20
minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah diatas normal sering
diasosiasikan dengan preeklamsia. Data atau informasi awal terkait
dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas
24

kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah ada


sebelumnya) dengan preeklasia. Gejala dan tanda lain dari preeklamsia
adalah sebagai berikut :
1) Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)
2) Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik
dengan pengobatan umum
3) Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau dan
berkunang-kunag
4) Nyeri epigestrik
5) Oliguria (Iuaran kurang dari 500ml/24 jam)
6) Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolic 10-20 mmHg
diatas normal
7) Proteinuria (diatas positif 3)
8) Edema Menyeluruh
c. Nyeri hebat di daera abdominopelvikum
Apabila hal tersebut di atas terjadi pada kehamilan trimester kedua
dan trimester ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda
dibawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik
dari jenis yang disertai perdarahan (revealed) maupun tersembunyi
(concealed).
d. Gejala dan tanda lain yang harus di waspadai diantaranya :
1) Muntah berlebihan yang berlansung selama kehamilan
2) Disuria
3) Menggigil atau deman
4) Ketubah pecah dini atau sebelum waktunya
5) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang
sesungguhya (Prawirohardjo,2016:283)
25

6. Manajemen Asuhan Kehamilan


Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi iuaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian pemantauan rutin selama kehamilan, Ada 6 alasan
penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu :
a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.
b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi.
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kuwalitas kehamilan dan merawat bayi.
f. Menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal bila kehamilan termasuk
resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. Namun,
bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup 4 kali. Dalam bahasa
program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode
angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan, pemeriksaan
antenatal yang lengkap adalah KI, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti
minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28
minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu
dan sebanyak 2 kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan 36
minggu.
Pemeriksaan rutin dan penelusuran penyulit selama kehamilan.
Dalam pemeriksaan rutin dilakukan pola mencatatan data klien,
keluarganya serta pemeriksaan fisik dan obstetric seperti dibawah ini :
Identivikasi dan riwayat kesehatan
26

1) Data umum pribadi : Nama, usia, alamat, pekerjaan ibu/suami,


lamanya menikah, kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
2) Keluhan saat ini : Jenis dan sifat gangguan yang diraskan ibu,
lamanya mengalami gangguan tersebut
3) Riwayat haid : Hari pertama haid terakhir (HPHT), usia kehamilan
dan taksiran persalinan ( Rumus Naegele:tanggal HPHT ditambah 7
dan bulan dikurangi 3 )
4) Riwayat kehamilan dan perslinan
5) Riwayat kehamilan saat ini
6) Riwayat penyakit dalam keluarga
7) Riwayat penyakit ibu : Penyakit yang pernah diderita, DM, HDK,
ISK, penyakit jantung, infeksi virus berbahaya, alergi obat atau
maknan tertentu, pernah mendapat tranfusi darah dan indikasi
tersebut, inkompatibilitas rhesus, paparan sinar-X/Rontgen
8) Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan : Dilatasi
dan kuretase, reparasi vagina, seksio sesaria, serviks ingkompaten,
operasi non-ginekologi
9) Riwayat mengikuti program keluarga berencana
10) Riwayat imunisasi
11) Riwayat
menyusui
Pemeriksaan fisik
12) Keadaan umum : Tanda-tanda vital, pemeriksaan jantung dan paru,
pemeriksaan payudara, kelainan otot dan rangka serta neurologi
13) Periksaan abdomen
a) Inspeksi : Bentuk dan ukuran abdomen, perut bekas operasi,
tanda-tanda kehamilan, gerakan janin, varises atau pelebaran
vena, hernia, edema
27

b) Palpasi : TFU, punggung bayi, presentasi, sejauh mana bahian


terbawah masuk pintu atas panggul
c) Auskultasi : minggu dengan dopler, 20 minggu dengan fetoskop
pinard
d) Inspekulo vagina untuk identifikasi pada trimester I/II

Laboratorium
14) Pemeriksaan : Analisis urin rutin, analisis tinja rutin, Hb, MCV,
golongan darah, antigen hepatitis B virus, antibody rubella,
HIV/VDRL
15) Ultrasonografi-rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk
identifikasi kelainan janin ( Prawirohardjo, 2016:279-281).

B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah pross di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu, persalinan di anggap normal jika proses nya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa di sertai
adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks ( membuka dan menipis ) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (APN,2013:37).

2. Bentuk Macam Persalinan


Bentuk persalinan ada 3 yaitu :
a. Persalinan Spontan
Bila seluruh persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar.
28

c. Persalinan Anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan pemberian rangsang.

3. Tanda-tanda Persalinan

Persalinan di mulai bila ibu sudah dalam inpartu (saat uterus


berkontraksi menyebabkan perubahan pada seriks membuka dan
menipis), berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Tanda dan
gejala menjelang persalinan antara lain:perasaan distensi berkurang
(linghtening), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban pecah, blood
show, lonjakan energy, gangguan pada saluran cerna (Hidayat Asri,
Sujiyatini, 2015:3).
Linghtening yang mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi kedalam pelvis minor.
Pada presentasi sefalik kepala bayi biasanya menancap (engaged)
linghtenging menyebabkan TFU menurun ke posisi yang sama dengam
posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan, pada kondisi bidan tidak dapat
melakukan pemeriksaan ballottement terhadap kepala janin yang
sebenarnya dapat digerakkan diatas simfisis pubis pada palpasi abdomen
(Hidayat Asri, Sujiyatini, 2015:3).

4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


Menurut (Hidayati Asri, Sujiyatini, 2013:12), ada beberapa faktor
yang mempengaruhi persalinan diantaranya :
a. Power
Power atau tenaga yang mendorong anak adalah:
1) His adalah kontraksi otot-otot Rahim pada persalinan, his
persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks
29

terdiri dari his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri,
his pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks.
2) Tenaga mengejan diantaranya kontraksi otot-otot dinding perut,
kepala didasar panggul merangsang mengejan dan yang paling
efektif saat kontraksi/his.
b. Passage / panggul
1) Bagian-bagain tulang panggul
a) Dua Os Coxae
b) Os ischium
c) Os pubis
d) Os illium
2) Bagian-bagian pelvis minor
a) Pintu atas panggul
b) Cavum pelvis
c) Pintu bawah panggul
3) Bidang panggul
a) Pintu atas panggul
b) Bidang luas panggul
c) Pintu bawah panggul
d) Bidang sempit panggul
c. Passage / Fetus ( janin dan plasenta )
Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari
faktor passage adalah :
1) Presentasi janin da bagian janin yang terletak pada bagian depan
jalan lahir seperti (presentasi kepala (vertex, muka, dahi ) presentasi
bokong dan presentasi bahu)
2) Sikap janin
3) Posisi janin
30

4) Bentuk ukuran kepala janin menentukan kemampuan kepala untuk


melewati jalan lahir.

5. Sebab yang Menimbulkan Persalinan


Menurut (Utami Istri, Enny Fitriahadi, 2019:12-14), Hormon-
hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu :
a. Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot Rahim dan
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti langsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanis.
b. Progesterone
Fungsi untuk menurunkan sensitivitas otot Rahim, menyulitkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan
prostaglandin, rangsangan mekanik, dan menyebabkan otot Rahim dan
otot polos relaksasi. Pada kehamilan, kedua hormone tersebut berada
dalam keadaan yang seimbang sehingga kehamilan dapat
dipertahankan, perubahan keseimbangan kedua hormone tersebut
menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipose parst posterior
dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton hicks. Dengan
demikian dapat dikemungkinkan beberapa teori yang memungkinkan
terjadinya proses persalinan.
1) Teori keregangan
Otot Rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu, setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat dimulai, keadaan uterus yang mulai
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot
uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menggangu
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
31

2) Teori penurunan progesterone


Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu. Villi kariales mengelami
perubahan-perubahan dan produksi progenteron mengalami
penurunan, sehingga otot Rahim lebih sensitive terhadap oksitosin.
Akibatnya otot Rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
3) Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar Hipose parst posterior,
perubahan keseimbangan ekstrogen dan progesterone dapat
mengubah sensitivitas otot Rahim, sehingga sering terjadi kontraksi
Braxton hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya
kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga
persalinan dimulai.
4) Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan
15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua pemberian prostaglandin
pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot Rahim sehingga
terjadi persalinan. Prostaglandin dapat merupakan pemicu
terjadinya persalinan.
5) Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenaalis
Kehamilan dengan anensefalus sering terjadi keterlambatan
persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi
persalinan. Dari beberapa percobaan tersebut disimpulkan ada
32

hubungan antara hipotalamus pituitary dengan mulainya persalinan.


Glandulasuprerenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.
6) Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh
hippokrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin
berkurang maka konsepsi akan segera dikeluarkan.
7) Faktor lain
Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser
yang terletak dibelakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka
kontraks uterus dapat dibangkitkan.

6. Kebutuhan Dasar Persalinan


Menurut (Hidayat Asri, Sujiyatini, 2015:32).
a. Nutrisi dan cairan
Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu
berencana hamil, sehingga pada saat hamil dan persalinan badan
sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin dan
sesudahnya. Gizi pada ibu menyusui sangat penting untuk produksi air
susu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi, kebutuhan
nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandung nutrisi air susu dan
jumlah nutrisi penghasil air susu, ibu menyusui disarankan
memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal, kebutuhan kalori ini
lebih tinggi bila disbanding saat kehamilan. Kandung kalori ASI rata-
rata yang dihasilkan ibu untuk nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan
kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang I hasilkan,
rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan
pertama dan 510 kal/hari selam 6 bulan kedua untuk menghasilkan
susu normal. Kebutuhan nutrient ibu menyusui meliputi :
33

1) Protein : ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan


normal ketika menyusui, jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500
kal yang dianjurkan
2) Cairan : nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan
cairan, dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter perhari, dalam
bentuk air putiih, susu dan jus buah
3) Vitamin dan mineral : kebutuhan vitamin dan mineral selama
menyusui lebih tinggi dari pada selam hamil
b. Dukungan persalinan
Mengurangi nyeri persalinan dan memberi kenyamanan dalam
bentuk yang sederhana, efektif, murah, resiko rendah, kemajuan
persalinan bertambah baik, hasil persalinan bertambah baik dam
bentuk metode-metode dukungan persalinan yaitu : Asuhan dan
dukungan bagi ibu, orang yang memberi dukungan persalinan,
mengatur posisi, latihan relaksasi dan pernafasan, istirahat dan privasi,
penjelasan proses dan kemajuan prosedur, asuhan fisik-perwatan
mulut, hydrotherapi, lingkungan bersih dan kering, handuk lembab,
kipas tangan dan sentuhan untuk metode dukungan persalinan,
diantaranya :
1) Mengurangi nyeri pada sumber nyeri, memberi perangsang
alternative yang kuat untuk mengurangi sensasi nyeri / hambatan
rasa sakit, mengurangi reaksi negative emosional dan atau reaksi
fisik wanita terhadap ras sakit.
2) Mengurangi nyeri pada sumber nyeri, posisi dan pergerakan, posisi
yang menyenangkan, megubah posisi seperlunya, tekanan yang
berlawanan, meredakan ketegangan pada ligament sacroiliaka,
penekanan pada pinggul pada kedua sisi, penekanan pada kedua
lutut, mengurangi ketegangan pada ligament sacroiliaka.
34

3) Memberi perangsang alternative yang kuat untuk mengurangi


sensasi nyeri / menghambat rasa sakit, kompres panas, kompres
dingin, sentuhan dan pijitan, ringan/mantap dengan remasan, pijitan
melingkar yang dalam, mnegurut ( sentuhan halus/ringan )
4) Mengurangi reaksi negative emosional dan atau reaksi fisik wanita
terhadap rasa sakit
5) Mempertahankan kehadiran pendamping persalinan, kehadiran
seorang pendamping fisik dan emosional, kehadiran pendamping
persalinan bermanfaat bagi ibu dan bayi dalam proses persalinan.

7. Tanda Permulaan Persalinan


Persalinan dimulai bila ibu sudah dalam inpartu (saat uterus
berkontraksi menyebabkan perubahan pada serviks membuka dan
menipis), berakhir dengan lahirnya bayi dan plasenta secara lengkap.
Tanda dan gelaja menjelang persalinan antara lain : perasaan distensi
berkurang (Lightening), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban
pecah, blood show, lonjakan energy, gangguan pada saluran cerna.
Linghtening yang mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi kedalam pelvis minor.
Pada presentasi sefalik kepala bayi biasanya menancap (engaged)
linghtenging menyebabkan TFU menurun ke posisi yang sama dengam
posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan, pada kondisi bidan tidak dapat
melakukan pemeriksaan ballottement terhadap kepala janin yang
sebenarnya dapat digerakkan diatas simfisis pubis pada palpasi abdomen
(Hidayat Asri, Sujiyatini, 2015:3).
35

8. Tahap Persalinan
Menurut (APN, 2013:139) ada empat tahap dalam persalingan
diantaranya:
a. Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat ( frekuensi dan kekuatannya ) hingga serviks
membukan lengkap (10 cm) kala satu terdiri dari dua fase, yaitu fase
laten dan fase aktif :
Fase Laten :
1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap\
2) Berlansung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm
3) Pada umumnya fase laten berlangsung atau hingga 8 jam
4) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
Fase Aktif :
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap ( kontraksi di anggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih ).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10
cm, akan terjadi dengan kecepatan rat-rata 1 cm per jam (nulipara
atau prigmagravida) atau lebih dari I cm hingga 2 cm ( multipara )
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
b. Kala II
Kala dua persalinan di mulai ketika pembukaan serviks lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, kala dua juga disebut sebagai
kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua yaitu ibu merasa
ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan
36

adanya peningkatan takanan pada rectum atau vaginanya, perenium


menonjol, vulva vagina dan spingter ani membuka, meningkatnya
pengeluran lender bercampur darah.
Jika terlihat tanda-tanda tersebut maka dekatkan alat, atur posisi pasien
dan pimpin meneran saat kontraksi (APN, 2013:76).
c. Kala III
Kala III persalinan di sebut juga dengan kala pengeluaran plasenta,
kala tiga dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.
Manajemen Aktif Kala III
Tujuan manajemen aktif kala tiga adalh untuk menghasilkan kontraksi
uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu,
mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah, kala tiga
persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis
sebagaian besar kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan
oleh perdarahan pasca persalinan dimana sebagain besar disebabkan
oleh atonia uteri dan retensio plasenta yang sebenarnya dapat dicegah
dengan melakukan manajemen aktif kala III diantaranya :
a) Pemberian suntikan oksitosin
b) Peregangan tali pusat terkendali
c) Rangsagan taktil ( masase ) fundus uteri
d. Kala IV
Kala IV dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir dua jam
setelahnya. Selama dua jam pertama pasca persalinan lakukan
pemantauan pada ibu diantaranya :
a) Pantau tekanan darah, nadi, tinggu fundus, kandung kemih dan
darah yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30
37

menit pada satu jam berikutnya, jika ada temuan yang tidak
normal tingkatkan frekuensi obserfasi dan penilaian kondisi ibu.
b) Masase terus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap
15 menit selam satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam
kedua, jika ada temuan yang tidak normal tingkatkan prekuensi
obserfasi dan penilaian kondisi ibu
c) Pantau temperature tubuh setiap jam sela dua jam pertama pasca
persalinan, jika meningkat pantau dan laksanakan sesuai dengan
apa yang diperlukan
d) Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagiana setiap 15 menit
selama satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam kedua
e) Ajarkan ibu dan keluarga bagimana menilai kontraksi uterus dan
jumlah dara yang keluar dan bagaimana melakukan masase jika
uterus menjadi lembek
f) Mintak anggota keluarga untuk memeluk bayi, bersihkan dan
minta ibu membentu mengenakan baju atau sarung yang bersih
dan keri ng, atur posisi ibu dengan nyaman, duduk bersender
bantal atau berbaring miring, jaga agar bayi diselimuti dengan
baik, bagaian kepala terputup baik, kemusian berikan bayi kepada
ibu dan anjurkan ibu untuk memeluk bayi dan berikan ASI
g) Lengkapi asuhan esensial bagi bayi baru lahir

9. Pimpinan persalinan
Pimpinan persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu
obstetric yang harus diketahui penolong. Pertanyaan yang sering
ditanyakan oleh ibu hamil adalah “bolehkan bersalin dirumah atau
dirumah sakit “ walaupun persalinan 85% berjalan normal, tetapi 15%
sisanya terdapat komplikasi yang memerlukan penanganan khusus.
38

10. Patograf
Patograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan dari
penggunaan patograf untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan dengan menilai pembukaan servik dengan melalui
memeriksaan dalam, mendeteksi apakah persalinan berjalan dengan
normal dengan demikin juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan
terjadinya partus lama, data lengkap yang terkait dngan pemantauan
kondisi ibu, kondisi bayi, gravik kemajuan proses persalinan bahan dan
medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat
keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua
itu dicatat secara rinci pada status atau rekam medic ibu bersalin dan bayi
baru lahir. Penggunaan patograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu
dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu
serta membantu mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka (APN, 2013:55).
39

(APN,2013:55)
40

(APN,2013:55).
41

11. Manajemen Asuhan Persalinan


Menurut (Prawirohardjo, 2016:334-347), Dasar asuhan persalinan
normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan
setalah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi komplikasi
terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia dan asfiksia bayi baru
lahir. Sementara it focus utamanya adalah mencegah terjadinya
komplikasi hal ini merupakan suatu pergeseran paradigm dari sikap
menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi
yang mungkin terjadi.
Adapun 60 langkah asuhan persalinan normal diantaranya :
1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua diantaranya ibu ingin
meneran, ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan vaginanya, perineum menonjol, vulva vagina dan sfingter ani
membuka.
2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan, mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik suntik steril sekali pakai didalam partus set.
3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih.
4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan haduk satu kali pakai/pribadi yang
bersih.
5) Memaka sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksan
dalam.
6) Menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disenfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan
kembali dipartus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa
mengontaminasi tabung sutik).
42

7) Membersihkan vulva dan perineum menyekanya dengan hati-hatidari


depan kebelakang dengan menggunkan kapas atau kasa yang sudah
dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.
8) Menggunkan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks telah lengkap, bila selaput
ketubahn belum pecah sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan
amniotomi.
9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5%dan kemudian melepaskannya secara terbalik dan merendamnya
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berkahir untuk
meastikan DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit).
11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan telah lengkap dan keadaan janin
baik membantu ibu untuk berada dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan keinginan.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat da his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman).
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15) Meletakan kain yang bersih dilipat1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
16) Membuka partus set
17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
18) Saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
43

letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang
lembut dan tidak menghambat kepala bayi, membiarkan kepala
keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-
lahan atau bernafas cepat sat kepala lahir.
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain
atau kasa yang bersih.
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan kemudian mneruskan segera proses persalinan.
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagaian atas kepala bayi, jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat,
mengklemnya disua tempat dan memotonya.
21) Menunggu hingga kepala baayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan dimasing-masing sisi muka bayi, menganjurkan ibu untuk
meneran saat ada kontraksi berikutnya. Dengan lembut meneriknya
kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian dengna lembut menarik kearah atas dan
kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut, mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat
dilahirkanmenggunkan tangan anterior (bagian atas) untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung kearah kaki untuk menyangganya sat
44

punggung kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi dengan hari-
hati membantu kelahiran bayi.
25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik, kemudian meletakkan
bayi diatas perut ibu.
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan ibu dan bayi berkontak kulit.
27) Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cmdari tali pusat.
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem.
29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan selimuti bayi
dengan kain atau selimut.
30) Memberikan bayi pada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memberikan ASI.
31) Meletakakan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik.
33) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin
10 untik secara IM.
34) Memindahkan klem pada tali pusat.
35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas
tulang pubis, dan menggunkan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memagang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan
kearah bawah pada taali pusat dengan lembut.
37) Setelah plasenta lepas meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva
jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan kearah uterus.
45

38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta


dengan menggunakan kedua tangan, memegang plasenta dengan
kedua tangan dengan hati-hati putar searah jarum jam sampai terpilih
seluruhnya.
39) Segera dan setelah plasenta dan selaput ketubahn lahir, lakukan
masase uterus.
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan plasenta dan selaput
ketuban lengkap dan utuh.
41) Mengevaluasi adanya laserasi vagina dan perineum dan segera
menjahit leserasi jika mengalam perdarahan aaktif.
42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%.
44) Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi.
45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berserangan
dengan simpul mati yang pertama.
46) Melepas klem beda dan meletakkan nya kedalam larutan klorin 0,5%.
47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
48) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI.
49) Melanjutkan pementauan kontraksi uterus dan perdarahan pervagina
pada 2 jam bertama setelah plasenta lahir, 15 menit sekali dalam satu
jam pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam kedua.
50) Mengajarkan ibu dan kelaurga bagaimana melakukan masase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus.
51) Mengevaluasi kehilangan darah.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan kandung kemih.
46

53) Menempetkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk


dekontaminasi, mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat
sampah.
55) Membersihkan ibu menggunakan air desinfektan tingkat tinggi.
56) Memastikan bahwa ibu nyam, membantu ibu memberikan ASI,
menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu makanan dan
minumam.
57) Mendekontaminasi daera yang digunakan untuk untuk melahirka
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke larutan klorin 0,5% membalik
bagain dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
59) Mencuci kedua tanggan dengan sabun dan air mengalir.
60) Melengkapi partograf.

C. Bayi Baru Lahir


1. Pengertian
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonates) adalah bayi
yang baru dilahirkan sampai dengan usia empat minggu. Bayi cukup
bulan adalah bayi yang dilakirkan setelah usia kehamilan genap mencapai
41 minggu (Williamson, 2014:3)
47

2. Tujuan Utama Perawatan Bayi Baru Lahir


Menurut Prawirohardjo (2016:367) pelayanan kesehatan untuk
bayk baru lahir merupakan salah satu program kesehatan anak yang
bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang anak
secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi.

3. Adaptasi Bayi Bayi Baru Lahir


Pada bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dianamis
dari seluruh siklus kehidupan, bayi mengalami suatu proses perubahan
yang dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika
bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
bergantung menjadi mandiri, secara fisiologis selama beberapa minggu
untuk sistem organ tertentu, jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian
bayi baru lahir dalam uterus ke luar uterus. Adaptasi bayi baru lahir yang
terjadi sangat cepat diantaramya :
a. Perubahan sister pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem yang paling tergantung ketika
mengalami perubahan dari fase intrauterus sampai fase ekstrauterus.
b. Perubahan sirkulasi
Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan darah
rendah, karena paru-paru masih tertutup dan berisi cairan, organ
tersebut memerlukan darah dalam jumlah minimal.pemasangan klem
tali pusat akan menutup sistem tekanan darah dari plasenta ke jann.
c. Perubahan termoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecendrungan cepat stress akibat
perubahan suhu, lingkungan karena belum dapat mengatur suhu tubuh
sendiri, pada saat bayi meninggalkan lingkungan Rahim ibu yang
bersuhu rata-rata 37 ºC, kemudian bayi masuk kedalam lingkungan
48

suhu ruangan persalinan yang suhu 25 ºC sangat berbeda dengan suhu


didalam Rahim. Bayi kehilangan panas melalui 4 cara diantaranya :
1) Konduksi : kehilangan panas melalui benda-benda padat yang
berkontang dengan kulit bayi
2) Konveksi : kehilanagan panas pendingin melalui aliran udara
disekitar bayi
3) Evaporasi : kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi
yang basah
4) Radiasi : kehilangan panas melalui benda padat yang dekat dengan
bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi
d. Perubahan glukosa
Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60 hingga 70 %
dari kadar darah ibu dalam persiapan untuk kehidupan diluar Rahim
seorang janin yang sehat mencadangkan glukosa sebagai glikogen
terutama didalam hati, sebagai penyimpanan glikogen berlangsung
pada trimester III.
e. Perubahan darah
Pada waktu bayi baru lahir mempunyai nilai hemoglobin, kadar
hemoglobin normal berkisar 11,7 hingga 20,0 g/dl. Hemoglobin janin
mempunyai daya ikat terhadap oksigen yang sangat tinggi.
f. Perubahan sistem gastrointestinal
sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan relative
sudah matang, sebelum lahir janin cukup bulan melakukan hisapan dan
tindakan menelan, reflek batuk dan muntah yang sudah sempurna tetap
utuh pada saat lahir.
49

g. Perubahan sistem imunitas


Sel-sel tubuh memberikan fungsi imunitas yang terdapat pada
saat lahir, guna membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme
yang asing.
h. Perubahan sistem ginjal
Ginjal bayi baru lahir dmemperlihatkan aliran penurunan darah
dan ginjal, penurunan laju filtrasi glomerulus. Hal ini dapat
menimbulkan dengan mudah retensi cairan dan intoksikasi air, fungsi
tubulus masih belum matang yang dapat menghilangkan nutrium
dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain.

4. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir


Menurut Prawirohardjo (2016:367), asuhan segera bayi baru lahir
diantara nya :
a. Keringkan dan hangatkan bayi
b. Lakukan IMD (inisiasi menyusui dini)
c. Pengukuran berat badan, lingkar kepala dan panjang badan bayi
d. Perawatan tali pusat
e. Pemberian suntik vit k

5. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir


Menurut Varney (2017) memahami manajeman bayi baru lahir
sebagai upaya menatalaksana secara tepat dan adekuat. Tujuan
instruksional khusus diantara nya :
a. Mengatur dan mempertahan kan suhu tubuh bayi pada tingkat yang
normal.
Bayi dapat kehilangan panas melalui empat cara diantaranya :
50

1) Konduksi
Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan bayi mudah kehilangan panas, kehilangan panas
secara konduksi jarang terjadi kecuali jika bayi diletakkan pada alas
yang dingin.
2) Konveksi
Suhu udara dikamar bersalin tidak boleh berkurang dari 20 ºC
dan sebaiknya tidak berangin, tidak boleh ada pintu dan jendela
yang terbuka. Kipas angin dan AC yang kuat harus cukup jauh dari
area resusitasi.
3) Evaporasi
Bayi baru lahir yang dalam keadaan basah kehilangan panas
dengan cepat melalui cara ini, karena itu bayi dikeringkan
seluruhnya termasuk kepala dan rambut sesegera mungkin setelah
dilahirkan.lebih baik bila menggunkan handuk hangat untuk
mencegah hilangnya pansa secara konduktif.
4) Radiasi
Panas dapat hilang secara radiasi ke benda padat yang
terdekat, misal jendela pada musim dingin karena itu harus
diselimuti termasuk kepalanya, idealnya dengan handuk hangat.
b. Mengetahui cara dan manfaat inisiasi menyusui dini
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi
pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik disbanding
dengan incubator, menjaga kalonisasi kuman yang aman untuk bayi
dan mencegah infeksi nosocomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih
cepat normal karena pengeluaran mmekonium lebih cepat sehingga
dapat menurunkan insiden icterus bayi baru lahir kontak kulit dengan
kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang
51

lebih baik. Bila demikian berat badan lebih cepat meningkat dan lebih
cepat keluar dari rumah sakit, bagi ibu IMD dapat mengoptimalkan
pengeluaran hormone oksitosin, prolactin, dan secara psikologis dapat
menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi.
c. Memahami cara memotong, mengikat, dan merawat tali pusat
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan
baanyak dilakukan secara luas diseluruh dunia, tetapi penelitian
menunjukan hal ini tidak bermanfaat bagi ibu ataupun bayi bahkan
dapat berbahaya bagi bayi, penundaan pengikatan tali pusat
memberikan kesempatan bagi terjadinya transfuse fetomaternal
sebanyak 20-50% (rata-rata 21%) volume darah bayi.
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
seminggu pertama secara bermakna mengurangi insideninfeksi pada
neonatus, Jelly Wharton yang membentuk jaringan nekrotik dapat
berkonalisasi dengan organisme patogen kemudian menyebar dan
meyebabkan infeksi kulit dan infeksi sistematim pada bayi.
d. Memahami pentingknya pemberian vit k sekaligus cara
memberikannya
Pemberian vit k baik secara intramuscular maupun oral terbukti
menurunkan insiden kejadian PDVK.
e. Mengetahui cara memandikan bayi secara benar
Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan, tetapi
masih banyak kebiasaan yang salah dalam memandikan bayi, seperti
memandikan bayi setelah lahir yang dapat mengakibatkan hipotermia.
Pada beberapa kondisi seperti bayi kurang sehat, bayi belum leps tali
pusat atau dalam perjalanan, tidak perlu dipaksakan untuk mandi, bayi
cukup diseka dengan sabun dan air hangat untuk memastikan bayi
tetap segar dan bersih.
52

6. Kunjungan Neonatal
Kunjungan Neonatal Bayi berusia kurang dari satu bulan adalah
kelompok usia yang paling rentan terhadap risiko gangguan kesehatan.
Upaya kesehatan dilakukan untuk mengurangi risiko ini adalah dengan
memberikan layanan kunjungan neonatus (KN).
Cakupan kunjungan neonatus (KN) adalah persentase neonatus
(bayi kurang dari satu bulan) yang menerima kunjungan neonatal
minimal tiga kali dari tenaga kesehatan, kunjungan neonatus I (KN 1)
pada 6-48 jam setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN 2) pada hari ke-3
7 hari, kunjungan neonatus ketiga (KN 3) pada 8-28 hari (Prawirohardjo,
2016).

7. Asuhan Neonatus Usia 0-28 Hari


1. Kebersihan memandikan bayi dengan kain atau busa 2 kali sehari,
setiap buang air besar/mandi dibersihkan dengan sabun.
2. Pemberian ASI dilakukan setelah lahir dan terjaga, bayi harus minimal
4 bulan pertama menurut bayi, ASI adalah yang terbaik untuk bayi.
3. Tidur dengan meletakkan bayi telentang atau menyamping, usahakan
jangan menggunakan bantal.
4. Ujung tali pusat dijaga tetap bersih dan kering sampai tali pusat
terlepas dengan sendirinya, beritahu ibu untuk melapor ke bidan jika
ada tanda-tanda infeksi tali pusat
5. Heptitis B ke-0, imunisasi BCG untuk mencegah TBC dan DPT-Polio
dalam waktu terdekat (Prawirohardjo, 2016).
53

D. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum
hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari.
Masa nifas puerperineum dimulai sejak I jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu ( Prawihardjo,2016:354).

2. Perubahan Pisiologis Masa Nifas


a. Perubahan sistem reproduksi
Keajaiban tubuh seorang wanita dapat dibuktikan dengan
perubahan ukuran Rahim ( uterus )dari 60 gram dari ukuran sebelum
hamil menjadi perlahan-lahan mencapai 1 kg. Berat tersebut dialami
selama masa kehamilan dan setelah persalinan ukurannya akan
kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil, perubahan alat
genetalia yang berangsur pulih kedalam semula disebut dengan
involusi.
b. Perubahan sistem perkemihan
Pelvis, ginjal dan uterus yang merenggang dan berdilatasi selama
kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat setelah
melahirkan, pemeriksaan siskotopik segera setelah melahirkan
menunjukan tidak saja edema dan hyperemia dinding kandung kemih,
tetapi sering kali terdapat ekstravasesi darah yang submukosa. Kurang
lebih 40% wanita nifas mengalami protein urin yang nonpatologis
sejak pasca persalinan sampai 2 hari postpartum contoh specimen
dapat diambil melalui kateter agar tidak terkontaminasi dengan lochea
yang nonpatologis hal ini dapat diwujudkan hanya bila tidak ada tanda
dan gejala infeksi saluran kemih atau preeklamsi.
54

c. Perubahan sistem musculoskeletal


Setelah persalinan dinding perut longgar karena direnggang
begitu lama, tetapi biasnya pulih dalam 6 minggu. Ligament, fasia dan
diafagma pelvis yang merenggang pada waktu persalinan, setalah bayi
lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga
tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrifleksi. Alasanyan
ligament rotundum menjadi kendor, stabilisasi secara sempurna terjadi
pada 6-8 minggu setelah persalinan akibat purusnya serat-serat elastis
kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada
saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara
waktu pemulihannya dibantu dengan latihan.
d. Perubahan sistem mendokrin
Selama periode postpartum terjadi perubahan hormone yang
besar pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan segnifikan
hormone-hormon yang diproduksi oleh plasenta kemudian prolacting
juga meningkat dengan cepat, pada wanita yang tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu FSH dan LH meningkat pada fase
konsentrasi folikuler pada minggu ke 3 dan LH tetap rendah hingga
ovulasi terjadi. Kemudian oksitosn dikeluarkan dari kelenjar otak
bagian belakang (posterior) bekerja terhadap otot uterus dan jaringan
payudara.
Bagi wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan
mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi, seringkali
menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya
kadar ekstrogen dan progesterone. Diantara wanita laktasisekitar 15%
memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu,
sedangkan wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu
65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Umumnya wanita
55

laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak
laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
e. Perubahan tanda-tanda vital
Suhu dalam 24 jam postpartum akan naik sekitar 37,5 ºC -38 ºC
yang merupakan pengaruh dari proses persalinan diman ibu banyak
kehilangan cairana dan kelelahan. Nadi normal pada orang dewasa
berkisar 60-80 kali permenit, setelah persalinan denyut nadi menjadi
lebih cepat sampai ≥ 100 kali permenit disebabkan karena infeksi atau
perdarahan postpartum yang tertunda. Pernafasan selalu terkait dengan
kondisi suhu dan denyut nadi apabila nadi dan suhu tidak normal
perafasan juga akan mengikuti bila respirasi cepat ≥30 kali permenit
mungkin di ikuti oleh tanda-tanda shock. Tekanan darah relative
rendah karena ada proses kehilangan darah karena persalinan, tekanan
darah tinggi mengindikasikan adanya preeklamsi postpartum biasanya
tekanan darah normal kurang dari 140/90 mmHg. Namun dapat
mengalami peningkatkan dari pra persalinan pada 1-3 hari postpartum.
f. Perubahan sistem kardiovaskuler
Segera setelah bayi lahir, kerja jantung mengalami peningkatan
80% lebih tinggi dari pada sebelum persalinan karena autotransfusi
dari uteroplacater. Resistensi pembulu perifer meningkat karena
hilangnya proses uteroplacater dan kembali normal setelah 3 minggu.
g. Perubahan sistem hematologi
Jumlah kehilangan darah yang normal dalam persalinan,
persalinan pervagina 300-400 ml, persalinan section secaria 1000 ml,
histeraktomi secaria 1500 ml, total volume darah kembali normal
dalam waktu 3 minggu postpartum jumlah sel darah putih akan
meningkat terutama pada kondisi persalinan lama berkisar 25000-
30000. Semua ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi dari ibu
56

selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan


plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari
pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun namun, darah lebih mengental dan meningkat viskositas
sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah .
Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih
dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam
beberapa hari pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih
tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tampa adanya
kondisi patologis jika wanita tersebut menglami persalinan lama,
jumlah hemoglobin, hematocrit dan eritosit akan sangat bervariasi.
Apabila pada awal-awal masa postpartum sebagi akibat dari volume
darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-rubah.
Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi
wanita tersebut , kira-kira selama kelahiran dan masa postpartum
terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml. penurunan volume dan
peningkatan sel darah pada kehmilan diasosiasikan dengan
peningkatan dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.

3. Tahapan Masa Nifas


Menurut Andina Vita (2018:17 ), ada beberapa tahapan pada masa
nifas diantaranya :
a. Puerperineum dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan
b. Peurperineum internal, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetelia
yang lamanya 6-8 minggu
c. Romote puerperineum, yaitu waktu yang diperlakukan untuk pulih
kembali sempurna berminggu-minggu, berbulan-bulan atau tahunan
57

4. Kebutuhan Masa Nifas


Menurut Susanto Andina Vita (2018:35-62), ada beberapa
kebutuhan pada masa nifas diantara :
a. Nutrisi dan cairan
Bicara tentang kebutuhan nutrisi dan cairan yang diperlukan bagi
ibu nifas tidak lepas dari pedoman nutrisi yang berfokus pada
penyembuhan fisik dan stabilitas setalah melahirkan serta persipan
laktasi, gizi yang diperlukan pada ibu menyusui akan sangat
betpengeruh pada produksi ASI yang dibutuhkan untuk pertembuhan
dan perkembangan bayi. Bila memberikan ASI berhasil maka berat
badan bayi akan meningkat kebiasaan anak akan memuasakan,
intergritas kulit, dan tonus otot baik.
b. Ambulansi dan mobilisasi dini
Ambulasi dini adalah kebijaksaaan untuk secepat mungkin
membimbing ibu bersalin keluar dari tempat tidur dan membimbing
secepat mungkin untuk berjalan, MBULai sini dilakukan secara
berangsuur-angsur, pada persalinan normal sebaiknya ambulasi
dilakukan 2 jam (ibu boleh miring kiri dan kanan untuk mencegah
trombosit).
c. Eliminasi
1) Buang Air Kecila ( BAK )
Ibu bersalin akan sulit, nyeri dan panas saat buang air kecil
kurang lebih selama 1-2 hari, terutama dialami oleh ibu yang baru
pertama kali melahirkan melalui persalinan normal padahal BAK
secara spontan normlanya terjadi setiap 3-4 jam, peneyababnya
trauma kandung kemih dan nyeri serta pembekakan (edema )
pada perineum yang mengakibatkan kejang pada saluran kencing.
58

Ibu bersalin harus di usahakan dapat BAK, walaupun ibu


mengalami gejalan seperti diatas agar menghindari kondisi
kandung kemih yang penuh, sehingga untuk perlu dilakukan
penyadapan karena sekecil apapun bentuk penyadapnya akan
berpotensi membawa bahaya infeksi. Ibu diusahan agar dapat
BAK sendiri, apabila tidak maka akan dilakukan tindakan berikut
ini :
a) Di rangsang dengan mengalirkan air keran didekat pasien
b) Mengompres air hangat diatas simfisis
c) Berendam air hangat dan pasien diminta untuk KAB
Tindakan yang perlu dilakukan apabila hal diatas belum
bekerja adalah dilakukan katerisasi, katerisasi hanya boleh
dilakukan setelah 6 jam postpartum karena katerisasi membuat
ibu bersalin merasa tidak nyaman dan hanya akan
menyebabkan resiko ISK.
2) Baung Air Besar ( BAB )
Kesulitan BAB bagi ibu bersalin disebabkan oleh trauma
usus bawah akibat persalinan sehingga untuk sementara usus tidak
berfungsi dengan baik, faktor psikologis juga turut mempengaruhi
ibu bersalin umumnya takut BAB karena khawatir perineum robek
semakin besar lagi.
Defekasi atau BAB normalnya harus terjadi dalam 3 hari
postpartum, apabila terjadi obstipasi dan timbul koprostase hingga
skibala (feses yang mengeras) tertimbun dalam rektu, akan
berpotensi menjadi febris, bila hal tersebut terjadi dapat dilakukan
klisma atau diberi laksan per os (melalui mulut) biasanya bila ibu
bersalin tidak bisa BAB selama 2 hari setelah persalinan, akan
ditolong dengan pemberian spuit gliserine atau obat-obatan.
59

d. Kebersihan diri
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan persaan nyaman pada ibu, bagi ibu melahirkan yang
mempunyai luka episiotomi, sarankan untuk tidak menyentuh luka
(Berikut tips merawat perineum ibu melahirkan normal :
1) Ganti pembalit setiap 3-4 jam sekali atau bila pembalut sudah
penuh, agar tidak tercemar bakteri
2) Lepas pembalut dengan hati-hati dari arah depan kebelakang
untuk mencegah pindahnya bakteri dari anus kevagina
3) Bilas perineum dengan larutan antiseptic sehabis buang air kecil
atau saat ganti pembalut. Keringkan dengan handuk bersih atau
kering, ditepuk-tepuk lembut
4) Jangan pegang area perineum sampai pulih
5) Jangan duduk terlalu lama untuk menghindari tekanan lama pada
perineum, sarankan ibu bersalinan untuk duduk bersalin untuk
duduk diatas bantal untuk mendukung otot-otot disekitar perineum
dan berbaring miring saat tidur
6) Rasa gatal menunjukkan luka perineum hampir sembuh, ibu dapat
meredakan gatal dengan mandi berendanm dengan air hangat atau
kompres panas
7) Sarankan untuk melakukan latihan kagel untuk merangsang
peredaran darah diperineum, agar cepat sembuh.
e. Seksual
Dinding vagina akan kembali pada keadaan sebelum hamil
dalam waktu 6-8 minggu, pada saat ibu secara fisik aman untuk
memulai hubungan suami istri begitu darah merah merah telah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina
tampa rasa nyeri. Hubunga seksual dapat dilakukan dengan aman
60

ketika luka perineum telah sembuh lochea telah berhenti dan


sebaiknya dapat ditunda sedapat mungkin hingga 40 hari setelah
persalinan, ibu mungkin mengalami ovulasi sehingga memungkinkan
terjadinya kehamilan sebelum haid yang pertama timbul setelah
persalinan oleh karena itu pasngan perlu mencari metode keluarga
berencana yanag paling cocok dengan kondisi yang di alami.
f. Keluarga berencana
Istilah keluarga berencana ( KB ) dapat didukung dengan istilah
kontrasepsi yang berarti mencegah pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma yang akan mengakibatkan kehamilan (
kontra : mencegah, Konsepsi : pembuahan ). Biasanya wanita akan
mengahasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya
selama menyusui (Amenorhea Laktasi) Hal tersebut dapat
dipertimbangkan sebagi salah satu metode keluarga berencana.
g. Latihan senam nifas
Senam nifas adalah senanm yang dilakukan ibu postpartum
setelah keadaan tubuhnya pulih kembali semua wanita akan sembuh
dari persalinan dengan waktu yang berdeda-beda, senam nifas ini
bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya
komplikasi serta pemulihan dan menguatkan otot-otot panggul dan
otot perut sekitar rahim ditambah otot vagina saat hamil organ-organ
tubuh tersebut memerang dan lemak.
Banyak diantara senam postpartum sebenarnya adalah sama
dengan senam antenatal, hal yang penting bagi ibu adalah agar senam
tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan kemudiang semakin
lama semakin sering dan kuat.
61

5. Kunjungan Masa Nifas


Menurut Andina Vita (2018), Asuhan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan selaku melakukan kunjungan nifas memiliki kunjungan
berbeda, hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
a. 6-8 jam pasca persalinan, tujuanya adalah :
1) Mencegah perdarahan karena atonia uteri
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu dan salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan
4) Pemberian ASI awal
5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
6) Bila petugas kesehatan yang menolong persalinan ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi 2 jam pertama setalah kelahiran atau sampai
ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b. 6 hari setelah persalinan
1) Memastikan involusi uteri berjalan normal
2) Menilai adanya tanda-tanda infeksi, demam atau payudara
abnormal
3) Memastikan ibu menyusui dengan baik, dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
4) Memberikan konseling KB secara mandiri
5) Memastikan ibu cukup makanan, cairan dan istiahat
c. 2 minggu setelah persalinan
Tujuannya sama dengan kunjungan 6 hari pasca persalinan
62

d. 6 minggu setelah persalinan


1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulityang ia atau bayi
alami
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini

6. Tanda Bahaya Masa Nifas


Menurut Susanto Andina Vita (2018:155) Berikut ini adalah
tanda-tanda bahaya dalam masa nifas yang dapat dijadikan sebagai
pedoman untuk mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin terjadi,
diantaranya :
a. Adanya tanda-tanda infeksi puerperalis
b. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
c. Sembelit atau hemoroid
d. Sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur
e. Perdarahan pervagina yang deras
f. Lochea berbau busuk dan disertai dengan nheri abdomen atau
punggung
g. Putting susu lecet dan bendungan ASI
h. Merasakan sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri
i. Edema, sakit, dan panas pada tungkai
j. Pembengkakan diwajah dan ditangan
k. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

7. Manajeman Asuhan Kebidanan


Menurut Varney (2017) proses pelaksanaan terdiri dari tujuh
langka berurutan, yang secara periodik disempurnakan. Proses
penatalaksanaan ini dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi. Tujuh langka tersebut adalah sebagi berikut :
63

a. Langkah I : Pengumpulan data dasar


Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap. Pada langkah ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien.
b. Langkah II : Interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnose atau masalah dan kebutuhan pasien berdasrkan interprestasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
dikumpulkan dikembangkan sehingga ditemukan maslah dan
diagnosa yang spesifik.
c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau maslah potensial.
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan masalah dan diagnosa saat ini berkenan dengan tindakan
antisipasi, pencegahan jika memungkinkan menunggu dengan
waspada penuh dengan persiapan terhadap semua keadaan yang
mungkin muncul. Langkah ini adalah langkah yang sangat penting
dan memberikan perawatan kesehatan yang aman.
d. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan perawatan
segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
e. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Mengembangkan subuah rencana keperawatan yang
menyeluruh ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah
selanjutnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau
64

diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat
didefinisikasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan. Langkah
ini dilakukan dengan mengumpulkan setiap informasi tambahan yang
hilang atau diperlukan untuk melengkapi data dasar.
f. Langkah VI : Melaksanaan perencanaan
Langkah ini dapat dilaksanakan secara keseluruhan oleh bidan
atau dilakukan sebagian oleh orang tua, bidan, atau anggota tim
kesehatan lain. Apabila tidak dilakukan sendiri bidan bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa implementasi benar-benar dilakukan.
g. Langkah VII :Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana
perawatan yang dilakukan benar-benar telah tercapai tujuan yaitu
memenuhi kebutuhan pasien, seperti yang diidentifikasi pada langkah
kedua tentang masalah, diagnosis, maupun kebutuhan perawatan
kesehatan.

E. Keluarga Berencana
1. Definisi Keluarga Berencana
Salah satu Program KB adalah salah satu program dari Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program ini
salah satu tujuannya adalah penjaringan kehamilan menggunakan metode
kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi
seluruh masyarakat melalui usaha- usaha perencanaan dan penjaringan
penduduk. Program kependudukan dan KB merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (Trianziani, 2018).
Kontrasepsi terdiri dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan konsepsi
(pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma), maka
65

kontrasepsi dapat diartikan sebagai cara untuk mencegah pertemuan antara


sel telur dan sel sperma sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan.

2. Suntik 3 bulan
Merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara intra muscular
setiap tiga bulan. Keluarga berencana suntik merupakan metode
kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai
efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta
angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat
kontrasepsi sederhana.

3. Jenis KB suntik 3 bulan


a. DMPA (Depo medroxy progesterone acetate) atau Depo Provera
yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 mg yang disuntik
secara IM.
b. Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200 mg Nore-
tindron Enantat.

4. Cara kerja KB suntik 1 bulan


a. Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing factor dan hipotalamus.
b. Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi
sperma melalui serviks uteri.
c. Menghambat implantasi ovum dalam endometrium.

5. Efektivitas KB suntik 3 bulan


Efektifitas keluarga berencana suntuk 3 bulan sangat tinggi, angka
kegagalan kurang dari 1%. World Health Organization (WHO) telah
66

melakukan penelitian pada DMPA (Depo medroxy progesterone acetate)


dengan dosis standart dengan angka kegagalan 0,7%, asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan.

6. Keuntungan KB suntik 3 bulan


a. Efiktifitas tinggi.
b. Sederhana pemakaiannya.
c. Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam
setahun).
d. Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak.
e. Tidak berdampak serius terhadap penyakit gangguan pembekuan
darah dan jantung karena tidak mengandung hormon estrogen.
f. Dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik, serta
beberapa penyebab penyakit akibat radang panggul.

7. Kekurangan KB suntik 3 bulan


a. Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid pada
setiap bulan selama menjadi akseptor keluarga berencana suntik 3
bulan berturut-turut. Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan di luar
haid yang terjadi selama akseptor mengikuti keluarga berencana
suntik. Metroragia yaitu perdarahan yang berlebihan di luar masa haid.
Menoragia yaitu datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya.
b. Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau
tidak bila digunakan dalam jangka panjang.
c. Berat badan yang bertambah 2,3 kg pada tahun pertama dan
meningkat 7,5 kg selama enam tahun.
d. Pusing dan sakit kepala.
67

e. Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan
akibat perdarahan bawah kulit.
f. Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama
dan terasa mengganggu (keputihan).

8. Indikasi KB Suntik 3 Bulan


a. Ibu usia reproduksi ( 20-35 tahun ).
b. Ibu pasca persalinan.
c. Ibu pasca keguguran.
d. Ibu yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
e. Nulipara dan yang telah mempunyai anak banyak serta belum bersedia
untuk KB tubektomi.
f. Ibu yang sering lupa menggunakan KB pil.
g. Anemia defisiensi besi.
h. Ibu yang tidak memiliki riwayat darah tinggi.
i. Ibu yang sedang menyusui.

9. Kontraindikasi KB suntik 3 bulan


a. Ibu hamil atau dicurigai hamil.
b. Ibu yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
c. Diabetes mellitus yang disertai konplikasi.
d. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

10. Waktu mulai menggunakan KB suntik 3 bulan


a. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid dan
pasien tidak hamil. Pasien tidak boleh melakukan hubungan seksual
68

untuk 7 hari lamanya atau penggunaan metode kontrasepsi yang lain


selama masa waktu 7 hari.
c. Jika pasien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan ibu tidak
hamil.
d. Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberikan.
e. Ibu pasca keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.
f. Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan
ingin mengganti dengan kontrasepsi hormonal progestin, selama ibu
tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan
progestin dapat segera diberikan tanpa menunggu haid. Bila ragu-ragu
perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu
tersebt ingin mengganti dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
h. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil dan
pemberiannya tanpa menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada
hari 1-7 siklus haid metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila
sebelumnya IUD dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi,
maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid. Cabut segera
IUD (Pratiwi, 2018).
69

F. Asuhan Kebidanan Komplementer


1. Pengertian Pijat Hamil
Massage/Pijat merupakan aplikasi tekanan pada jaringan lunak tubuh,
seperti kulit, otot, dan ligament. Pijat merupakan salah satu cara untuk
memunculkan wellness for body and mind (Kusmiyati. 2015) Pijat bisa
dimulai dari kehamilan trimester kedua dengan durasi pijat masing-masing
selama 1,5 jam dan bisa dilakukan dua kali sebulan (Kusmiyati. 2015).
Saat ini, masyarakat dunia memiliki kecenderungan untuk kembali kea
lam dalam hal menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya, dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional
yang salah satunya adalah pijat. Yang dimaksud pijat itu sendiri adalah
Teknik perawatan tubuh dengan cara mengusap, menekan, mencubit,
menepuk dan menggetarkan menggunakan tangan, umumnya
menggunakan minyak kelapa yang ada kalanya diperkaya dengan ramuan
tradisional khas Indonesia pada permukaan tubuh yang memberikan efek
stimulasi dan relaksasi, melancarkan peredaran darah (Kemenkes, 2015).
Sebelum melakukan pemijatan, bidan harus melakukan hal-hal
berikut:
a. klien/ibu hamil dalam posisi yang nyaman.
b. Mempertimbangkan suhu ruangan (Kusmiyati. 2015).
70

2. Alat Untuk Pijat Hamil


Kursi (jika ada) / tempat duduk dan tempat bersandar,
kasur, sprei putih, selimut, bantal.
aromatherapy candle, minyak aromatherapy sesuai keinginan pasien, dan handuk
(Modul Pijat Hamil AzRiani, 2019).
3. Tujuan Pijat Hamil
Memberikan efek rileksasi pada ibu hamil yang bertujuan untuk mengurangi
stress dan kecemasan. mengendurkan otot yang tegang serta meningkatkan
sirkulasi limfatik dan juga alirah darah lewat tekanan pijat yang ringan yang
ditekan pada titik otot tertentu.. Pijat hamil dapat memproduksi endomorfin
dengan mengurangi otot adalah kebalikan dari respons stress. Studi menunjukkan
bahwa massage dapat membantu menyelesaikan masalah seperti kecemasan,
depresi, stress, nyeri, udem, dan insomnia (Kusmiyati. 2015).

4. Manfaat Pijat Hamil


Manfaat pijat ibu hamil adalah menurunkan hormone penyebab stress,
ketegangan, juga dapat memperbaiki mood ibu hamil, meningkatkan
kualitas tidur lebih baik, meningkatkan rasa bahagia pada ibu hamil dan
membantu mengurangi keluhan ibu hamil seperti nyeri punggung bagian
bawah, kekakuan leher, kram pada kaki, pusing kepala, oedema dan
pergelangan kaki bengkak. (Kemenkes RI, 2015).

Manfaat dari Prenatal Massage adalah antara lain (Kusmiyati. 2015).:

a. Menurunkan hormon penyebab stres, ketegangan dan juga dapat


memperbaiki mood pada ibu hamil.
b. Meningkatkan kualitas tidur lebih baik dan juga meningkatkan rasa
bahagia pada ibu hamil.
c. Membantu mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme tubuh
melalui limfatik dan system sirkulasi yang dapat mengurangi
kelelahan dan membuat ibu lebih berenergi.
71

d. Membantu mengurangi keluhan ibu hamil seperti nyeri punggung


bagian bawah, kekakuan leher, kram pada kaki, pusing kepala, oedema
dan pergelangan kaki bengkak.

5. Indikasi Pijat Ibu Hamil


Menurut Resmaniasih (2018) adapun indikasi pijat ibu hamil, adalah
sebagai berikut:

a. Pijat daerah kepala


b. Pijat daerah bokong dan punggung
c. Pijat daerah lengan
d. Pijat daerah paha
h. Pijat daerah betis
i. UK >12 minggu

6. Kontraindikasi Pijat Hamil


Menurut Resmaniasih (2018) adapun pijat ibu hamil, adalah sebagai berikut:
a. Pijat pergelangan kaki
b. Pijat tangan
c. Pijat bagian pusar tubuh
d. UK <12 minggu

7. Hal-Hal Yang Harus di Perhatikan Saat Pijat Hamil


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pijat ibu hamil (Kusmiyati.
2015):
a. Tanyakan kepada klien apakah klien menyukai usapan punggung
karena beberapa klien tidak menyukai kontak secara fisik.
b. Perlu diperhatikan kemungkinan adanya alergi atau kulit mudah
terangsang, sebelum memberikan lotion atau oil.
c. Hindari untuk melakukan masase pada area kemerah-merahan, kecuali
bila kemerahan tersebut hilang sewaktu dimasase.
72

d. Massage punggung dapat merupakan kontraindikasi pada pasien


imobilitas tertentu yang dicurigai mempunyai gangguan
penggumpalan darah.
e. Indentifikasi juga faktor-faktor atau kondisi seperti fraktur tulang
rusuk atau vertebra, luka bakar,daerah kemerahan pada kulit, atau luka
terbuka yang menjadi kontraindikasi untuk massage punggung.

8. Alat, Bahan, dan Ruangan Pijat Hamil


a. Persiapan alat
1) Kursi (jika ada) / tempat duduk dan tempat bersandar.
2) Kasur, sprei putih, selimut, bantal.
3) Aromatherapy candle.
4) Minyak aromatherapy sesuai keinginan pasien.
5) Handuk.
b. Persiapan terapis.
1) Menyiapkan alat dan mendekatkannya ke pasien.
2) Mencuci tangan.
c. Persiapan lingkungan
1) Menutup gorden atau pintu.
2) Pastikan privasi pasien terjaga (Kusmiyati. 2015).

9. Teknik Pijat Hamil Pada Kehamilan Trimester III


a. Pemijatan daerah bokong dan punggung
Buka selimut pada daerah punggung hingga ke gluteal (bokong) ibu
kemudian balurkanminyak di daerah punggung dan mulai dengan
peregangan.
73

1) Lakukan pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang


atau tidak putus-putus dengan menggunakan ujung jari yang
ditekan lembut dan ringan
a) Mulailah dari atas punggung meluncur ke bawah pada kedua
sisi tulangbelakang hingga atas otot gluteal.
b) Kembali lagi dari bawah ke atas.
c) Tekanan pijatan ke atas dikurangi.
2) Pijat daerah pinggang dan bahu dengan meremas otot panggul
dan bahu.
a) Pinggang: Lakukan kneading (meremas otot) mulai dari otot
gluteal (bokong)dan pinggang dengan lembut bergeser bolak
balik
b) Bahu: Lanjutkan kneading (meremas) ke bagian atas bahu
3) Memijat menyilang daerah bahu dan bokong.
a) Urut dari daerah bahu ke daerah gluteal ( daerah bokong )
secara menyilangdari sisi kanan ke sisi kiri
b) Urut dari daerah gluteal ke daerah bahu ( daerah bokong )
menyilang dari sisikanan ke sisi kiri
c) Lakukan hal ini secara bergantian.
4) Pijat daerah sekitar ilium dengan cara menekan pada daerah
sekitar ilium kemudian bergerak ke daerah punggung hingga ke
bahu menggunakan tarianjempol sambil memutar ibu jari
5) Memijat daerah otot spina.
a) Gunakan jempol untuk membentuk lingkaran keluar pada
sisi kanan dan kiri ototspina (secara sirkular)
b) Gunakan jempol untuk menekan ke dalam dan keluar dari
spina
74

6) Lakukan gerusan pada otot tulang belakang dengan


menggunakan buku jari tangan,dapat bergerak maju-mundur.
7) Deeper Cross Friction Therapy
a) Gunakan 2 tangan 4 jari, dimulai dari sisi atas otot gluteal.
b) Meluncur dari alur lamina diatas otot tulang belakang
lanjutkan kepunggung ke atas hingga bahu dan kembali
8) Ellbow Teknik
a) Letakkan salah satu telapak tangan pada bahu dan siku
tangan lainnya padapunggung.
b) Meluncur turun pada otot tulang belakang dari bahu dengan
umpe utamatekanan pada otot umpeng.
9) Akhiri pemijatan daerah punggung dengan usapan lembut daerah
punggung.
b. Pemijatan untuk daerah lengan
Langkah-langkah pemijatan daerah lengan sebagai berikut:
1) Melakukan pemijatan daerah lengan dengan mengusap lembut
lengan bawah lalu naik ke atas.
2) Melakukan teknik V Stroke. Buat huruf V diantara ibu jari dan jari
telunjuk, pijat dari lengan bawah ke lengan atas.
3) Kneading: Buat bentuk hati antara ibu jari dan jari telunjuk, saat
memijat ibu jari diarahkan naik turun hingga bertemu jari telunjuk.
Pemijatan dimulai dari bawah ke lengan atas.
4) Usap samping (leaf stroke): mengusap lembut tangan bagian
samping dari atas kebawah dengan menggunakan ujung jari.
5) Gerusan; Membuat gerakan seperti mengguerus dengan
menggunakan buku jari tangan. Dilakukan dari atas sampai lengan
bawah.
6) Memijat tangan menggunakan ibu jari untuk membuat lingkaran
75

kecil di atas telapak tangan; di punggung tangan, menggosok di


antara ruang-ruang tulang; meluncur ke bawah setiap jari.
c. Pemijatan daerah Betis
1) Melakukan pemijatan/usapan lembut pada daerah betis mulai dari
bawah sampaikearah lutut.
2) Pemijatan dengan teknik V – Stroke yaitu memijat menggunakan
sisi dalam jaritelunjuk dan jempol kemudian memijat daerah betis
dari bawah ke atas.
3) Melakukan peremasan lembut pada otot betis. Dengan lembut
lakukan pada daerahbetis sampai ke lutut.
4) Teknik Leaf stroke dengan menggunakan jempol dengan
membuat setengah lingkaran (seperti gerakan membentuk daun)
pijat daerah betis dari bawah keatas.
5) Melakukan teknik Chisel Fist dengan melakukan gerusan ke arah
atas dari pergelangan kaki dengan menggunakan buku jari
pemijat.
6) Melakukan teknik Pumping Tahan lutut dengan telapak tangan
kemudian lakukan dorso fleksi dan ekstensi secara bergantian
pada telapak kaki dengan lembut.
7) Lakukan massage dengan lembut pada kaki.
8) Usap dengan lembut bagian telapak kaki.
9) Gosok telapak kaki dengan arah ke atas dan ke bawah dengan
menggunakan buku-buku jari.
10) Pijat dari jari kaki ke tumit dengan ibu jari dan bergerak kembali
ke arah jari kaki Setelah selesai pemijatan, bersihkan badan ibu
dengan menggunakan handuk (Kusmiyati, 2015).
76

G. Kewenangan Bidan
Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, peleyanan
kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, pelakdaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang atau
pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Tugas bidan sebagai
mana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama atau sendiri,
pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara
bertanggung jawab dan akuntabel.
Dalam pelenyelenggaraan praktik kebidanan, bidan dapat berperan
sebagai, pemberi pelayanan kebidanan, pengelolah pelayanan kebidanan,
penyuluh dan konselor, pendidik, pembimbing, fasilitator klinik, penggerak
peran serta masyarakat dam pemberdaya perempuan atau peneliti. Bidan
dalam menyelenggarakan praktik kebidanan sebagai mana telah dimaksud
dalam pasal 46 dan pasal 47 harus sesuai dengan kompetensi dan
wewenangnya.
BAB III

METODE LAPORAN TUGAS AKHIR

A. Jenis Laporan Kasus


Metode yang digunakan dalam studi kasus asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas, KB, dan kebidanan
komplementer ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian case
study, yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan yang berhubungan
dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengeruhi kejadian-kejadian
khusus yang muncul sehubungan dengan kasus maupun tindakan dari reaksi
kasus dengan penerapan asuhan kebidanan 7 langkah Varney pada pengkajian
awal dan dengan menggunakan metode SOAP pada catatan perkembangan.

B. Lokasi dan Waktu


1. Tempat
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan di Praktik Mandiri
Bidan Junaida Kota Jambi.
2. Waktu
Asuhan kebidanan komprehensif ini di laksanakan pada tanggal 28
Januari 2022- 20 Mei 2022.

C. Subyek Laporan Kasus


Subyek studi kasus merupakan subyek yang dituju untuk diberi asuhan
kebidanan oleh pemberi asuhan dalam studi kasus ini adalah Ny. F usia 35
tahun G6 P5 A0 H5 dimulai sejak kehamilan trimester III dengan usia
kehamilan 31-32 minggu, kemudian diikuti dengan persalinan, BBL, nifas,
KB serta kebidanan komplementer.

77
78

D. Instrument Studi Kasus pada Laporan Tugas Akhir


Instrumen yang digunakan berupa format pengkajian, daftar tilik
pemeriksaan, buku KIA, lembar observasi, lembar SOAP dan partograf.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan data sekunder dan data
primer.
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung tanpa ada
perantara, dengan cara menggali sumber asli secara langsung melalui
informasi. Data diperoleh melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan
observasi secara langsung. Sumber data primer pada laporan tugas akhir ini
adalah Ny F.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data
primer. Sumber data sekunder juga merupakan data tidak langsung yang
mampu memberikan tambahan serta penguat terhadap data yang dibuat.
Sumber data sekunder laporan tugas akhir ini diperoleh melalui catatan
pasien, buku KIA, KTP dan USG.

F. Alat dan Bahan serta Etika Studi Kasus pada Laporan Tugas Akhir
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini antara lain :
a. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksaan kehemilan : leanec, Doppler, matline, pita LILA, selimut,
reflek hammer, timbangan, tensi, stetoskop, kelender kehamilan, DJJ
dan jelly.
79

b. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan pijat hamil: Kursi
(jika ada), tempat duduk yang ada tempat bersandar, kasur, selimut,
bantal, Aromatherapy candel, minyak Aromatherapy sesuai keinginan
pasien, dan handuk.
c. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakuakan observasi dan
pemeriksaan persalinan : partus set (2 handscoon steril, 1 buah kateter, 2
buah klem, setengah kocher, gunting episiotomy, dan gunting tali
pusat). Heacting set (nail fuder, gunting tajam, klem arteri, klem
cerugis, pingset anatomi), kom kecil, kom besar dan kendi.
d. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksan BBL : timbangan bayi, pita centimeter, lampu sorot,
handscon, kapas alcohol, kassa steril, jam tangan, thenrmometer, dan
stetoskop.
e. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksaan masa nifas : tensimeter, stetoskop, thermometer, jam
tangan, handcon dan kasa steril.
f. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksaan KB : leaflet, lembaran balik ABPK dan alat kontrasepsi
yang akan digunakan.
g. Alat dan bahan yang digunakan untuk wawancara : format asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB.
h. Alat dan bahan yang dilakukan untuk melakukan studi dokumentasi
adalah catatan medic atau status pasien, buku KIA.
80

2. Etika studi kasus laporan tugas akhir


Masalah etika penelitian merupakan masalah penting dalam
melakukan penelitian, mengingat penelitian ini berhubunggan langsung
dengan manusia maka sebagai etika penemuan harus dihentikan antara lain
sebagai berikut :
a. Lembaran persetujuan penelitian ( informed consent )
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara pemberi
asuhan dan yang memberi asuhan dengan memberi dengan memberikan
lembaran persetujuan tindakan, lembaran persetujuan diberikan sebelum
pelaksanaan penelitian dengan sebelumnya diberikan penjelasan yang
cukup, setelah itu responden diminta menendatanganinya.
b. Tanpa nama ( anonymily )
Untuk menjaga kerahsiaan identitas responden, pemberi asuhan
tidak akan mencantumkan nama dan identitas lain dari responden paa
pengumpulan data yang akan diteliti responden, lembar tersebut hanya
diberi kode sesuai dengan keperluan analisa data.
c. Kerahasiaan
Data dan informasi yang diperoleh dari responden dijamin
kerahasiaan, penyajian data akan disajikan sebagai hasil riset.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Laporan Tugas Akhir


PMB Junaida dimiliki oleh bidan Junaida, PMB ini berlokasi di
JL.KH.Hasan Anang RT 3 Olak Kemang, Kota Jambi. PMB ini beroperasi
sejak tahun 2003, sumber daya manusia pada PMB Junaida terdapat 3 orang
bidan, sarana dan prasarana yang ada pada PMB Junaida antara lain:
1. 1 kamar bersalin
2. 1 ruang nifas
3. 1 kamar mandi pasien
4. 1 ruang pemeriksaan
5. 1 ruang tamu atau ruang tunggu
6. Set lengkap alat pertolongan persalinan
7. 2 tensi meter
8. Set lengkap alat pemeriksaan kehamilan
Jenis pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, asuhan BBL, pelayanan KB, pemeriksaan HB,
pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kolesterol, untuk pelayanan persalinan
dilaksanakan 24 jam dan untuk imunisasi dasar dilakukan setiap tanggal 9
pagi jam 09.00 WIB.

81
82

B. Asuhan Kebidanan Kehamilan


Hari / tanggal : Jum’at 28 Januari 2022
Waktu : 17.00 WIB
Tempat : PMB Junaida
Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Data subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny F Nama suami : Tn N
Umur : 35 tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 08 Olak Kemang Alamat : Rt 08 Olak
kemang
2. Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan utama : Badan pegal-pegal
4. Data kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Umur menarche : 12 tahun
Lamanya haid : 7 hari
Jumlah darah haid : 3 kali ganti
Siklus haid : 28 hari
Teratur / tidak teratur : teratur
Konsistensi : cair
83

HPHT : 20-06-2021
Perkiraan partus : 27 Maret 2022
Masalah lain : tidak ada
b. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke 1
Usia kawin : 17 tahun
Lama perkawinan : 18 tahun
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
NO Hamil Persalinan NifasBayi
ke kompllaktaKompJKBBSekar
UK PenoloJenis
ikasisilikasiang
ng

1 2005 Atere Bidan Spontan Tidak 2 th Tidak Lk3000Sehat


m Ada ada
Atere Tidak Tidak
2 2008 m Bidan Spontan Ada 1,5 ada Pr 2900 Sehat
Atere Tidak th Tidak
m ada 7 bln ada
3 2011 Atere Bidan Spontan Tidak Tidak Lk 3400 Sehat
m ada ada
Atere Tidak Tidak
4 2014 m Bidan Spontan ada 1 th ada Lk 3100 Sehat

5 2019 Bidan Spontan 2 th Lk 3700 Sehat

6Ini

d. Riwayat kehamilan saat ini : G6 P5 A0 H5


Perama kali memeriksakan kehamilan usia : 4 minggu
Di : Bidan Oleh : Bidan
Pemeriksaan saat ini yang ke : 3
84

ANC : Trimester I : 1 kali


Trimmester II : 2 kali
Trimester III : 5 kali
5. Masalah yang pernah dialami ( indicator UK hamil ≤ 20 minggu hamil
tua ≥ 20 minggu )
6. Gerakan janin : Terasa
7. Gerakan terakhir : 15.30
8. Imunisasi : Iya
9. Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamila : tidak ada
10. Riwayat penyakit/operasi yang lalu : Tidak ada
11. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
Kangker : Tidak ada
Penyakit jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Penyakit ginjal : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
12. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
Infentilitas : Tidak ada
Infeksi virus : Tidak ada
PMS : Tidak ada
Servitis kronis : Tidak ada
Endometriosis : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
13. Riwayat keluarga berencana ( alami, sunti, IUD, Implan, pil )
Metode kontrasepsi yang pernah di pakai : suntik 3 bulan
85

Lamanya : 1,5 tahun


Masalah / komplikasi : Tidak ada
14. Pola makan / minum :
Makan : 3 kali sehari
Minum : 8 gelas per hari
Jenis makanan : Sayur, buah, lauk pauk, kacang, ikan dll
15. Pola eliminasi
BAB : 1 kali
BAK : 4 kali
Masalah : Tidak ada
16. Pola istirahat
Tidur : 8 jam
Tidur terakhir jam : 21.00 wib
Masalah : Pegal-pegal
17. Pola seksualitas
Frekuensi : 1 kali dalam seminggu
Masalah : Tidak ada
18. Riwayat psikologis
Psikologis penerimaan klien terhadap kehamilan ini :
diharapkan Alasan : ingin menambah anak
Social support dari : suami, orang tua, mertua dan keluarga lainnya
Masalah psikologis : Tidak ada
19. Perilaku kesehatan
Penggunaan miras : Tidak ada
Penggunaan zat adiaktif : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Memakai benda padat : Tidak ada
Membawa benda tajam : Tidak ada
86

Membawa tumbuh-tumbuhan : Tidak ada


Pantangan makanan : Tidak ada
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Sikap tubuh : Lordosis
d. Cacat : Tidak ada
e. Vital sign :TD : 120/70 mmHG TB : 158 cm
N : 87 Xpermenit BB sebelum:54kg
S : 36 ºC BB hamil : 64 kg
Rr: 20 X permenit
f. Kepala : Baik
g. Rambut : Bersih
h. Muka : Oedema
Lain-lain : Tidak ada
i. Mata : Baik
Sekrela : Tidak icterus
Konjungtiva : Tidak pucat
Penglihatan : Jelas
j. Bibir : Tidak Nampak kering dan pecah-
pecah Lain-lain : Tidak ada
k. Rahang dan lidah : Tidak sakit dan tidak
lesi Lain-lain : Tidak ada
l. Gigi : Tidak ada gigi palsu atau karies
Lain-lain : Tidak ada
m. Telinga : Tidak tampak kelainan
87

n. Leher :
Pembesaran kejenjar tiroid : Tidak ada pembesar
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar V. jugularis : Tidak ada pemebesaran
o. Payudara : Simestris
Putting susu : Menonjol
Aerrola mammae : Bersih
Pengeluaran ASI : Belum keluar
p. Abdomen
1) Pemebesaran : Sesuai usia kehamilan
2) Strie : Ada
3) Linea : Alba
4) Gerakan janin : Gerakan teratur
5) Pemeriksaan palpasi
a) Leopold I :Tujuannya untuk mengetahu TFU dan apa yang ada
difundus ibu.
Hasil : TFU pertengahan PX dan Pusat
b) Leopold II :Tujuannya untuk mengetahui apa yang terdapat
disisi kiri dan kanan perut ibu.
Kiri : teraba bagian kecil janin dan menonjol (ekstremitas)
Kanan : Teraba panjang keras seperti papan
c) Leopold III :Tujuannya untuk mengetahui bagian apa yang
terdapat di bawah janin, dan apakah sudah masuk PAP atau
belum.
Hasil :Teraba bagian keras, bulat, melenting (kepala), sudah
masuk PAP.
88

d) Leopold IV: Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh


bagaian terbawah masuk PAP.
Hasil : 4/5
TFU ( Mc Donald ) 28 cm
TBJ TFU -12X155
28 – 11 X 155 = 2.635
Lain-lain : tidak ada
6) Auskultasi
DJJ : Teratur
Frekuensi : 150 x per menit
Puntum maksimum : 5 cm sebelah kiri bawah pusat
7) Ekstramitas : Oedema
8) Refleks patella : Positif kanan dan kiri
9) Anogenetalia : Tidak ada pengeluaran pervagina
10) Palpasi pembengkakan kelenjar : Tidak ada
pembengkakan kelenjar skene dan bartholini
q. pemeriksaan penunjang : Tidak ada

Langkah II : Interpretasi data dan diagnose masalah


1. diangnosa
Ny. F usia 35 tahun G6 P5 A0 H5 hamil 31-32 minggu janin tunggal
hidup intra uterin presentasi kepala.
2. masalah : Oedema dan pegal-pegal
3. kebutuhan : Pijat ibu hamil

Langkah III: Antisipasi masalah / diagnose masalah


Tidak ada masalah / Diagnosa potensial
89

Langkah IV: Tindakan segera dan kalaborasi


Tidak ada

Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Beritahu ibu hasil pemeriksan yang telah dilakukan
3. Lakukan pijat ibu hamil
4. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan seimbang
5. Anjurkan tidur miring kekiri
6. Anjurkan rajin minum air putih
7. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe
8. Beritahu ibu tanda bahaya TM III
9. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang

Langkah VI: Penatalaksanaan


1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
TD : 120/70 mmHg Nadi : 87X/menit
Suhu : 36 ºC Pernafasan : 20X/menit
DJJ : 150X/menit
TBJ : 2.635 gram
3. Melakukan pijat ibu hamil pada:
b) Pemijatan daerah kepala
c) Pemijatan daerah bokong dan punggung
d) Pemijatan untuk daerah lengan
e) Pemijatan daerah paha
f) Pemijatan daerah betis (jangan gunakan tekanan yang kuat pada
betis)
90

4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan seimbang


dan mengandung zat besi seperti nasi, sayur mayor, lauk pauk, buah-
buahan, susu. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu dan
janin dan mengatasi masalah yang akan timbul seperti kekurangan
energy gronis.
5. Menganjurkan ibu miring ke kiri untuk meningkatkan aliran darah dan
nutrisi ke plasenta menuju janin, selain itu dengan posisi miring ke kiri
cairan yang menumpuk akan berkurang.
6. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi air putih, lebih
banyak asupan air mengurangi pembengkakan.
7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe diminum I kali
sehari pada malam hari karena efek dari minum tablet Fe adalah tidak
enak di ulu hati dan mengundang mual dan muntah.
8. Memberitahu ibu tanda bahaya TM III
a) Preeklamsia
Gejala dan tanda lain dari pre eklamsia adalah sebagai berikut:
hiperrefleksia, sakit kepala atau sefalgia yang tidak membaik
dengan pengobatan umum, gangguan penglihatan seperti pandangan
mata kabur, skotomata, silau atau berkunang–kunang, nyeri
epigastrik, oliguria (luaran kurang dari 500 ml/jam), tekanan darah
sistolik 20 – 30 mmHg dan diastolik 10 – 20 mmHg di atas normal,
proteinuria (diatas positif 3), edema menyeluruh.
b) Plasenta Previa
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang
terjadi pada akhir trimester trimester ketiga kehamilan. Ciri
perdarahan tersebut umumnya berupa tanpa disertai rasa sakit,
berwarna merah cerah, bisa banyak atau sedikit, bisa terjadi
berulang dalam beberapa hari.
91

c) Solusio Plasenta
Gejala utama solusio plasenta adalah tidak ada perdarahan atau
perdarahan vagina ringan, nyeri rahim ringan, tekanan darah dan
denyut nadi ibu normal, tidak ada gangguan koagulasi darah dan
tidak ada gawat janin.
d) Nyeri kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit
kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit
kepala yang hebat dalam kahamilan adalah gejala dari preeklamsi.
Sehingga keadaan sakit kepala yang hebat ini juga merupakan tanda
bahaya kehamilan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan
janin.
e) Penglihatan yang kabur
Perubahan penglihatan mungkin disertai sakit kepala yang hebat
dan mugkin menandakan preeklamsi. Selain itu penglihatan adalah
gejala yang sering ditemukan pada preeklamsi berat dan merupakan
petunjuk akan terjadi eklamsi, tanda inilah yang perlu dideteksi
sejak dini untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mengancam
keselamatan ibu dan janin.
f) Bengkak pada kaki, tangan dan muka
Penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh, biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan yang
berlebihan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
g) Perdarahan yang keluar dari jalan lahir
Penyebab perdarahan yang mungkin terjadi seperti plasenta previa
dan solutio plasenta.
h) Air ketuban keluar belum pada waktunya
92

Ketuban pecah sebelum waktunya atau ketuban pecah dini adalah


ketuban yang pecah sebelum ada pembukaan pada servik. Bila
keadaan ini terjadi dapat mengakibatkan infeksi yang dapat
membahayakan ibu dan janin.
i) Gerakan janin berkurang
Pada trimester III, gerakan janin sudah bisa dirasakan ibu dan total
gerakan janin pada trimester III mencapai 20 kali perhari.
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 09
februari 2022, akan tetapi jika keluhan segera datang ke fasilitas
kesehatan kapanpun.

Langkah VII: Evaluasi


1. Ibu mengerti dan memahami apa yang akan dilakukan
2. Ibu telah dilakukan pijat hamil
3. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
4. Ibu mengerti dan akan makan-makanan yang bergizi dan seimbang
seperti ikan, sayur-sayuran, daging dan buah-buahan
5. Ibu mengerti untuk mengkonsumsi lebih banyak air putih
6. Ibu mengerti untuk mengkonsumsi tablet Fe diminum I kali sehari
pada malam hari
7. Ibu mengerti tanda-tanda bahaya TM III
8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 09
ferbuari 2022.
93

CATATAN PERKEMBANGAN KE II
Hari/tanggal : Senin, 28 Februari 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 08.00 Wib
A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya dan ibu mengatakan tidak
ada keluhan
2. Ibu mengatakan sering BAK

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg P : 20 kali/menit
N : 85 kali/menit S : 36,5C
BB : 65 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Abdomen
1) Pembesaran : Sesuai masa kehamilan
2) Gerakan janin : Gerakan teratur
b. Palpasi Leopold
1) Leopold I :Tujuannya untuk mengetahu TFU dan apa yang ada
difundus ibu.
Hasil : TFU pertengahan PX dan Pusat
2) Leopold II :Tujuannya untuk mengetahui apa yang terdapat disisi
kiri dan kanan perut ibu.
Kiri : teraba bagian kecil janin dan menonjol
(ekstremitas) Kanan : Teraba panjang keras seperti papan
94

3) Leopold III :Tujuannya untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di


bawah janin, dan apakah sudah masuk PAP atau belum.
Hasil :Teraba bagian keras, bulat, melenting (kepala), sudah
masuk PAP.
4) Leopold IV: Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh bagaian
terbawah masuk PAP.
Hasil : 4/5
Mc. Donald : 30 cm
TBJ : (TFU – 11) x 155 (30-11)x155 = 2.945gram
Auskultasi : DJJ : (+) frekuensi : 150 kali/menit
Punctum maksimum : 5 cm dikanan bawah (Nomor 1)

C. Assessment
Diagnosis : Ny. F usia 35 tahun G6 P5 A0 H5 hamil 35-36 minggu janin tunggal
hidup intrauterin presentasi kepala.
Kebutuhan : edukasi tentang persiapan persalinan
Masalah : Tidak ada
95

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilan ibu normal dan bayi
dalam keadaan baik.
3. Asuhan untuk mengatasi sering BAK, yaitu buang air kecil sepenuhnya,
jangan menahan pipis, hindari mengonsumsi minuman diuretik, minum air
putih yang cukup, dan rutin melakukan senam kegel.
4. Memberitahu ibu untuk mempersiapkan perlengkapan untuk persalinan
seperti tempat bersalin, penolong persalinan, keluarga yang mendampingi,
biaya saat bersalin, kendaraan, donor darah jika terjadi kegawatdaruratan,
perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu.
5. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang lagi atau bila ada keluhan
96

B. Asuhan Kebidanan Persalinan


Hari / tanggal : Minggu, 27 Maret 2022
Waktu : 04.00 WIB
Tempat : PMB Junaida

Langkah I: Pengumpulan Data


Data subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny F Nama suami : Tn N
Umur : 35 tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 08 Olak Kemang Alamat : Rt 08 Olak
kemang
a. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin melahirkan
b. Keluhan utama : Ibu mengatakan sakit perut menjalar ke
pinggang dan keluar lendir bercampur darah
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentris
2. Vital sign
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Pernafasan : 21 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36.5C
97

3. BB : 67 Kg
4. Pemeriksaan Fisik (fokus Inpartu)
a. Palpasi leopold
1) Pembesaran : Memanjang
2) Strie : Tidak ada
3) Linea : Alba
4) Gerakan janin : Teratur
5) Pemeriksaan leopold
Leopold I : Tujuan : Untuk mengetahui usia kehamilan dan
bagian janin apa yang terdapat dibagian atas
perut ibu (TFU).
Hasil : 3 jari dibawah px teraba bulat, lunak,
tidak melenting (bokong)
Leopold II : Tujuan: Untuk menentukan posisi janin apakah
menghadap kanan atau kiri
Hasil : Kanan teraba panjang keras seperti
papan (Punggung)
Kiri teraba bagian terkecil janin dan menonjol
(ekstremitas)
Leopold III : Tujuan : untuk mengetahui bagian apa yang
terdapat dibawah perut ibu dan untuk
mengetahui sudah masuk PAP atau belum.
Hasil :Teraba bagian keras, bulat, melenting
(kepala), sudah masuk PAP
Leopold IV : Tujuan : untuk mengetahui apakah janin sudah
berada pada jalan lahir dengan masuk ke dalam
panggul ibu atau tidak.
Hasil: 2/5
98

1) Mc Donald : 32 cm
2) TBJ : (TFU-11) x 155
(32-11) x 155 = 3.255 gram
3) Frekuensi DJJ : 140 x/menit, irama teratur
4) Puctum maksimum : 5 cm di kanan bawah
5) Kontraksi : 4/10’/35”
6) Genetalia eksterna
a) Oedema : Tidak ada
b) Varises : Tidak ada
c) Infeksi : Tidak ada
d) Kelenjar bartolini : Tidak ada
e) Anus :+
5. Fokus Pengkajian Inpartu
a. Tanda-tanda persalinan
Kontraksi sejak : 22:00 Wib
b. Pengeluaran pervaginam
Lendir bercampur darah : Ada
Air ketuban : Ada
c. Periksa Dalam
Jam : 04.10 Wib
Pembukaan : 7 cm
Porsio : Tipis
Selaput ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK
Penurunan kepala : HIII
99

Langkah II : Interprestasi Data dan Diagnosa Masalah


1. Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun G6 P5 A0 H5 hamil 39-40 minggu inpartu
kala 1 fase aktif janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Support dari suami dan keluarga saat mendampingi ibu.

Langkah III : Antisipasi Masalah/Diagnosa Potensial


Tidak ada masalah/diagnosa potensial

Langkah IV : Tindakan Segera dan Kolaborasi


Tidak ada

Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu tentang keadaan ibu dan bayinya
3. Berikan asuhan sayang pada ibu dan menganjurkan kepada keluarga untuk
melakukan asuhan sayang ibu.
4. Siapkan tempat, alat dan obat-obatan untuk proses persalinan
5. Lakukan periksa dalam setiap 4 jam kemudian
6. Pantau kemajuan persalinan dengan menggunakan lembar partograf

Langkah VI : Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu tentang keadaan ibu dan
bayinya
3. Memberikan asuhan sayang ibu
a. Menyarankan ibu untuk tidur miring kiri
100

b. Memberikan dukungnan emosional kepada ibu dan mendengarkan


keluhan ibu, bila ibu gelisah/kesakitan biarkan ibu mengganti
posisi sesuai keinginannya. Mengikut sertakan suami dan keluarga
mendampingi ibu saat proses persalinan.
c. Mengajarkan ibu teknik relaksasi/bernafas, bila timbul his tarik nafas
panjang dari hidung lalu keluarkan pelan-pelan dari mulut tetapi jangan
mengejan.
d. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum pada saat his tidak ada agar
menambah tenaga ibu saat proses persalinan.
e. Menjaga privasi ibu dengan cara tidak membiarkan orang lain
masuk kedalam kamar bersalin kecuali suami/keluarga.
4. Menyiapkan tempat, alat dan obat-obatan untuk proses persalinan
5. Melakukan periksa dalam 1 jam lewat 10 menit dilakukan pada pukul
05.15 Wib. Dikarenakan sudah ada tanda-tanda persalinan seperti dorongan
ingin meneran (doran), tekanan pada anus (teknus), perenium menonjol
(perjol), vulva membuka (vulka).
6. Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan lembar partograf

Langkah VII : Evaluasi


1. Ibu mengerti dan memahami apa yang akan dilakukan
2. Ibu mengerti tentang keadaan ibu dan bayinya
3. Keluarga tahu bagaimana memberikan asuhan sayang ibu.
4. Bidan sudah menyiapkan tempat, alat dan obat-obatan untuk proses
persalinan.
5. Bidan sudah melakukan periksa dalam pada pukul 05.15 Wib
6. Bidan memantau menggunakan partograf
101

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II


Hari/tanggal : Minggu, 27 Maret 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 05.15 Wib
A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan perutnya mules semakin sering dan teratur
2. Ibu mengatakan ada dorongan ingin meneran

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentris
2. Vital sign
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Pernafasan : 21 kali/menit
c. Nadi : 80 kali/menit
d. Suhu : 36,5C
3. Abdomen
a. His : 5x/10’/50’’
b. DJJ : 150 x/menit
c. Puntum maksimum : 5 cm di kanan bawah
4. Genitalia
a. Pemeriksaan Dalam (PD)
1) Pembukaan : 10 cm
2) Portio : Tidak teraba
3) Ketuban : (-) Jernih ketuban pecah sendiri
4) Posisi : UUK
102

5) Hodge IV
6) Penyusupan 0
5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun G6 P5 A0 H5 hamil 39-40 minggu inpartu kala II
janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala.

Penatalaksanaan
1. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan,
mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik suntik
steril sekali pakai didalam partus set.
2. Menberitahu ibu dan keluarga bahwa persalinan akan dilakukan
3. Mengosongkan kandung kemih
4. Melakukan asuhan sayang ibu (anjurkan suami untuk mendampingi atau
keluarga selama proses persalinan)
5. Pimpin ibu untuk meneran jika sudah ada dorongan ingin mengejan
6. Melakukan pertolongan sesuai APN 60 Langkah:
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakan
handuk bersih diatas perut.
b. Meletakan kain bersih dilipat 1/3 dibawah bokong ibu.
c. Membuka partus set
d. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
e. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat sat kepala lahir.
f. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau
kasa yang bersih.
103

g. Tidak ada lilitan tali pusat


h. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
i. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan
dimasing-masing sisi muka bayi, menganjurkan ibu untuk meneran saat
ada kontraksi berikutnya.
j. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ketangan tersebut.
k. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung kearah kaki untuk menyangganya sat punggung
kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi dengan hari-hati membantu
kelahiran bayi.
l. Bayi lahir spontan, nilai selintas bayi menangis kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot aktif, bayi lahir lengkap segera mengeringkan bayi,
membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian muka. Bungkus bayi
menggunakan kain bersih dan kering kemudian lakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) selama 1 jam dimana bayi ditengkurupkan diatas dada ibu.
m. Pada hari Rabu 27 Maret 2022 jam 05:30 Wib bayi lahir spontan, keadaan
saat lahir bayi sehat, jenis kelamin laki-laki berat badan 3300 gram,
panjang badan 49 cm, lingkar dada 30 cm, LK 32 cm, anus (+). Tidak ada
cacat bawaan.
104

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III


Hari/tanggal : Minggu, 27 Maret 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 05.30 Wib
A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan perut terasa mules
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentris
2. Vital sign
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Pernafasan : 23 kali/menit
c. Nadi : 83 kali/menit
d. Suhu : 36,5C
3. Abdomen
a. Kontraksi Uterus : Baik
b. TFU : Setinggi pusat
c. Kandung kemih : Kosong

C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 parturien kala
III. Kebutuhan : Tidak ada
Masalah : Tidak ada

D. Penatalaksanaan .
1. Melakukan palpasi abdomen memastikan tidak ada janin kedua, dengan cara
perabahan kembali pada fundus dengan sedikit tekanan.
105

2. Memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin agar uterus berkontraksi


baik.
3. Melakukan suntikkan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 atas paha bagian luar.
4. Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) pada saat uterus
berkontraksi
5. Melihat tanda-tanda lepasnya plasenta, seperti tali pusat memanjang dan
semburan darah tiba-tiba.
a. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas
tulang pubis, dan menggunkan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi. Memagang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
b. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan
kearah bawah pada taali pusat dengan lembut.
c. Setelah plasenta lepas meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan kearah uterus.
d. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan, memegang plasenta dengan kedua
tangan dengan hati-hati putar searah jarum jam sampai terpilih seluruhnya.
e. Segera dan setelah plasenta dan selaput ketubahn lahir, lakukan masase
uterus.
f. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan plasenta dan selaput ketuban
lengkap dan utuh.
6. Plasenta lahir spontan
7. Melakukan masase
8. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta.
106

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV


Hari/tanggal : Minggu, 27 Maret 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 06.00 Wib

A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan merasa lelah dan mengantuk.
2. Ibu mengatakan senang bayinya lahir dengan selamat.
3. Ibu merasakan perutnya mules.
4. Ibu memberitahu ingin istrihat.

B. Data Objektif
1. Kesadaran umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Pernafasan : 22 kali/menit
c. Nadi : 80 kali/menit
d. Suhu : 36,5C
4. Inspeksi : Tidak ada
5. TFU : 2 jari dibawah pusat
6. Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bulat.
7. Kandung kemih : Kosong
8. Anogenital : Pengeluaran: jumlah darah yang keluar ±250 ml

C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 AH6 parturien kala IV.
107

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
bayi baik, ibu da keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Melakukan pemantauan kala IV
a. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : 22 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,5℃
b. Inspeksi : Tidak ada
c. TFU : 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bulat.
e. Kandung kemih : Kosong
f. Anogenital : Pengeluaran: jumlah darah yang keluar ±250 ml
3. Pemberian asuhan pada jam pertama tiap 15 menit dan pada 1 jam kedua
tiap 30 menit.
4. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan.
5. Mengajarkan kepada suami dan keluarga cara melakukan massase
6. Memberitahu ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya kala IV
a. Perut teraba lembek
b. Perdarahan hebat
c. Demam tinggi
d. Sakit kepala hebat dan pandangan kabur/gelap
7. Pemantauan sudah dicatat dalam partograf.
108

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


A. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Hari/tanggal : Minggu, 27 Maret 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 15.30 Wib
Langkah I : Pengumpulan Data
Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : By. Ny F Umur/tgl lahir : 1 jam/27-03-2022
Jenis kelamin : Laki-Laki
Nama klien/ibu : Ny. F
Nama suami : Tn. N
Umur : 35 Tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RT.08 Olak Kemang Alamat : RT. 08 Olak
Kemang
2. Riwayat kelahiran
G6 P6 A0 H6
Anak ke : 6 (6 hidup 0 meninggal )
Jenis persalinan : Spontan
Indikasi : Tidak ada
Pemeriksaan antenatal di : PMB
Tgl lahir : 27 Maret 2022 pukul 05.30 Wib
Nilai Apgar 9
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kelahiran : Tunggal
109

Usia dalam kandungan : Aterm


Penyakit ibu selama kehamilan : Tidak ada
3. Riwayat psikososial
a. Anak diharapkan : Iya
b. Bonding : Iya
c. Pemberian ASI : Segera setelah melahirkan
d. Nutrisi : ASI
e. Cara pemberian : Langsung dari payudara
f. Eliminasi
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Vital sign
N : 130 kali/menit
P : 50 kali/menit
S : 36 C
c. BB : 3.300 gram
d. PB : 49 cm
e. LK/LD : 32 cm dan 30 cm
f. Pemeriksaan fisik
2. Kepala : Bersih
3. Muka : Tidak tampak kelainan
4. Mata : Seklera tidak icterus, dan tidak ada perdarahan
5. Telinga : Bersih, daun telinga simetris
6. Hidung : Bersih, lubang hidung ada
7. Mulut : Bersih
8. Dada : Simetris
9. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
110

10. Tali pusat : Dibungkus dengan kassa steril dan tidak ada perdarahan.
11. Punggung : Tidak ada spina bifida
12. Ekstremitas
13. Atas : Jari tangan lengkap, tidak ada polidaktil
Bawah : Jari kaki lengkap, tidak ada kelainan
14. Genetalia : Tidak ada kelainan, ada penis, dan skrotum
15. Anus : Tidak tampak kelainan, ada lubang anus
16. Refleks
a. Morro (+)
b. Rooting (+)
c. Sucking (+)
d. Walking (+)
e. Grasphing (+)
f. Babinsky (+)
g. Tonic neck (+)

Langkah II : Interprestasi Data/Diagnosa Masalah


Diagnosa : Bayi baru lahir normal usia 1 jam
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. ASI Eksklusif pada bayi
2. Menjaga kehangatan bayi

Langkah III : Antisipasi Masalah/Diagnosa Potensial


Tidak ada masalah
111

Langkah IV : Tindakan Segera dan Kolaborasi


Tidak ada

Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Jelaskan informasi hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan asuhan yang telah dilakukan pada BBL
4. Jaga kehangatan bayi agar tidak terjadi hipotermi
5. Berikan penkes
a. ASI eksklusif
b. Tanda-tanda bahaya pada BBL
6. Lakukan perawatan tali pusat dan jaga kehangatan bayi baru lahir
7. Tanda-tanda bahaya BBL
8. Kunjungan ulang

Langkah VI : Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Menjelaskan informasi hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik
dan tidak ada ditemukan kelainan.
3. Menjelaskan asuhan yang telah dilakukan pada BBL
a. Pemberian Vit K 1 mg
b. Pemberian HB0 0,5 mg
c. Pemberian salep mata cendon gentamicin 0,3%
4. Memberitahu ibu untuk menjaga suhu kehangatan bayi agar tidak terjadi
hipotermi dengan cara :
a. Tidak meletakkan bayi didekat pintu atau jendela yang terbuka.
b. Jauhkan bayi dari paparan udara, seperti kipas angin atau ac.
c. Segera mengganti pakaian bayi jika basah.
112

d. Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus
tertutup dengan topi.
5. Mengajarkan ibu untuk sering menyusui bayinya sesering mungkin dan
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara punggung bayi
ditepuk pelan agar tidak muntah.
6. Mengajarkan ibu untuk merawat tali pusat dengan cara menjaga tali pusat
tetap dalam keadaan kering dan bersih serta membungkusnya dengan kassa
yang steril.
7. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti:
a. Pemberian ASI sulit
b. Pernafasan lebih cepat >60 kali/menit
c. Suhu badan yang tinggi
d. Tali pusat merah dan bernanah
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada bayinya tanggal
02 April 2022

Langkah VII : Evaluasi


1. Ibu mengerti dan memahami apa yang akan dilakukan
2. Ibu sudah diberi tahu keadaannya dan bayinya saat ini
3. Menjelaskan asuhan yang telah dilakukan pada BBL
4. Ibu sudah mengerti cara menjaga kehangatan bayi
5. Ibu sudah mengerti untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan setelah
itu disendawakan
6. Ibu sudah mengerti cara merawat tali pusat
7. Ibu sudah mengerti tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada bayinya tanggal 02
April 2022
113

CATATAN PERKEMBANGAN KE II BAYI BARU LAHIR


Hari/tanggal : Sabtu, 02 April 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 17.00 Wib
A. Data subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat, kuat menyusui dan tali pusat sudah lepas.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
2. Vital sign
a. Suhu : 36,5C
b. Pernafasan : 49 kali/menit
c. Nadi : 127 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Bersih
b. Mata : Normal
c. Telinga : Bersih, daun telinga simetris
d. Hidung : Simetris, ada lubang hidung, (-) fraktur lubang
hidung
e. Mulut : Bersih
f. Leher : Tidak ada pembengkakan
g. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan
h. Punggung : Tidak ada spina bifida
i. Kulit : Kemerahan
4. Ekstremitas : Jari-jari tangan dan kaki lengkap dan tidak ada kelainan.
114

C. Assessment
Diagnosa : Bayi baru lahir normal 6 hari
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Asi eksklusif

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Menjaga kebersihan bayi dengan cara memandikan bayi, mengganti
pakaian bayi jika basah, mengecek tali pusat belum lepas, tali pusat
sudah kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
4. Mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara punggung
bayi ditepuk pelan-pelan agar bayi tidak muntah.
5. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya baru lahir seperti :
a. Pemberian Asi sulit
b. Pernafasan lebih cepat >60 kali/menit
c. Suhu badan yang tinggi
d. Tali pusat merah dan bernanah
e. Mata bengkak
f. Kemungkinan infeksi bakteri
g. Berat badan rendah
6. Memberikan informasi kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan jangan diberi makanan tambahan..
7. Memberitahu ibu untuk membawa bayinya ke bidan atau pelayanan
kesehatan untuk diberikan Imuniasi dan beritahu ibu untuk rutin
imunisasi bayinya.
115

8. Memberitahu ibu untuk membawa kefasilitas terdekat bila ditemukan


tanda bahaya terhadap bayi.

CATATAN PERKEMBANGAN KE III BAYI BARU LAHIR


Kunjungan BBL 28 Hari
Hari/tanggal : Minggu, 24 April 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 15.00 Wib
A. Data subjektif
1. Ibu mengatakan bayinya sehat, kuat menyusui dengan baik
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
2. Vital sign
a. Suhu : 36,6C
b. Pernafasan : 50 kali/menit
c. Nadi : 130 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Bersih
b. Mata : Normal
c. Telinga : Bersih, daun telinga simetris
d. Hidung : simetris, ada lubang hidung, (-) fraktur lubang
hidung
e. Mulut : Bersih
f. Leher : Tidak ada pembengkakan
g. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan
h. Punggung : Tidak ada spina bifida
i. Kulit : Kemerahan
116

4. Ekstremitas : Jari-jari tangan dan kaki lengkap dan tidak ada


kelainan.

C. Assessment
Diagnosa : Bayi baru lahir cukup bulan
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Asi eksklusif

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan inform conset
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Memberitahu ibu telah dilakukan imunisasi BCG pada bayi dengan dosis
0,05 ml
4. Memberitahu pijat bayi sebaiknya dilakukan pada malam hari, sebelum tidur
5. Memberitahu ibu atau ayah bulan yang disarankan gerakan yang lebih
mendekat usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak
dilakukan pemijatan di daerah perut. 1-3 bulan, disarankan gerakan halus
disertai dengan tekanan ringan dalam waktu yang singkat. 3 bulan-3 tahun,
disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktuyang
semakin meningkat.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan setelah
selesai menyusui bayinya disendawakan dengan cara punggung bayi ditepuk
pelan-pelan agar bayi tidak muntah
7. Memberikan informasi kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan jangan diberi makan tambahan.
8. Memberitahu ibu untuk membawa bayinya ke bidan atau pelayanan kesehatan
untuk diberikan imunisasi dan beritahu ibu untuk rutin imunisasi bayinya.
117

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

A. Asuhan Kebidanan Masa Nifas


Hari/tanggal : Minggu, 27 Maret 2022
Tempat : PMB Junaida
Jam : 12.00 Wib
Langkah I :Pengumpulan Data
Data Subjektif
Keluhan: Ibu mengatakan kondisinya sehat dan ASI lancar
1. Riwayat post partum
a. Rasa nyeri : Iya
b. Perdarahan : ±250 ml
c. Kontraksi uterus : Baik
d. Pola eliminasi (BAK dan BAB) : BAB 1 kali/hari, BAK 4 kali/hari
e. Pola tidur : 7 jam/hari
f. Laktasi : Tidak ada keluhan
1) Data pengetahuan
Cara membersihkan vulva : Ibu sudah paham
Perawatan payudara : Ibu sudah paham
Mobilisasi/senan nifas : Ibu sudah paham
Zat besi/vitamin A : Ibu sudah paham
Gizi ibu menyusui : Ibu sudah paham
Teknik menyusui yang benar : Ibu sudah paham
Tanda bahaya masa nifas : Ibu sudah paham
ASI eksklusif : Ibu sudah paham
118

Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Vital sign
a. TD : 110/80 mmHg
b. S : 36,5C
c. N : 82 kali/menit
d. P : 23 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Muka
1) Oedema : Tidak ada
2) Pucat : Tidak ada
b. Payudara
1) Putting susu : Menonjol
2) Benjolan : Tidak ada
3) Pengeluaran : Colostrum
4. Abdomen
1) Luka operasi : Tidak ada
2) Panjang luka operasi : Tidak ada
3) Keadaan luka : Tidak ada
4) Tanda infeksi : Tidak ada
5) Keadaan perut : Bersih
6) TFU : 2 jari dibawah pusat
7) Kontraksi : Baik
5. Genetalia eksterna
1) Oedema : Tidak ada
2) Varises : Tidak ada
119

3) Hematoma : Tidak ada


4) Lokhea : Rubra
5) Anus : Tidak hemoroid
6. Ekstremitas
1) Atas : Tidak oedema
2) Bawah : Tidak oedema dan tidak ada varises.
3) Turgor kulit : Baik
7. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

Langkah II : Interprestasi Data


Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 post partum 6 jam
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Istirahat yang cukup
2. Mobilisasi dini miring kanan dan miring kiri
3. Minum dan makan

Langkah III : Antisipasi Masalah/Diagnosa Potensial


Tidak ada masalah/diagnosa potensial

Langkah IV :Tidakan Segera dan Kolaborasi


Tidak ada

Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Lakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasilnya
3. Beritahu ibu untuk menjaga kebersihan diri sendiri
4. Beritahu ibu tanda bahaya masa nifas
120

5. Beritahu ibu untuk pemberian ASI awal


6. Beritahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
7. Beritahu ibu untuk perawatan tali pusat.

Langkah VI : Implementasi/Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasilnya
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,5C
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 23 kali/menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
3. Memberitahu dan menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan mandi 2x
sehari dan rajin mengganti pembalut.
4. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas
a. Suhu badan meningkat
b. Kejang
c. Perdarahan yang banyak
d. Pusing yang hebat
e. Lochea berbau busuk
5. Memberitahu ibu untuk pemberian ASI awal dengan cara mengajarkan ibu
teknik menyusui yang benar dan ibu focus kebayinya.
6. Menjelaskan dan mengajarkan ibu perawatan tali pusat.
a. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi dan jangan memberikan apapun pada tali pusat.
b. Bila tali pusat kotor atau basah diganti dengan kassa steril
121

Langkah VII : Evaluasi


1. Sudah melakukan informed consent
2. Ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan ibu
mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
3. Ibu sudah mengerti untuk menjaga kebersihan dengan mengganti pembalut
2x sehari
4. Ibu mengetahui apa saja tanda bahaya masa nifas
5. Ibu mengerti tentang pemberian ASI awal
6. Ibu sudah mengerti cara perawatan tali pusat

CATATAN PERKEMBANGAN KE II MASA NIFAS

Hari/tanggal : Sabtu, 02 April 2022


Tempat : PMB Junaida
Jam : 10.00 Wib
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sehat dan ASI keluar lancar.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Vital sign
a. Tekanan darah : 120/60 mmHg
b. Nadi : 88 kali/menit
c. Pernafasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,5 C
122

3. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
b. Mata : Tidak oedema, conjungtiva merah, seklera putih.
c. Dada : Kolustrum sudah keluar dan tidak ada nyeri tekan
d. Abdomen : TFU pertengahan pusat dan simfisis, kontraksi kuat,
kandung kemih : Kosong
e. Genetalia : Lochea sanguilenta
f. Ekstremitas : Tidak ada varises, refleks patella positif dan tidak
oedema.
C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 post partum 6 hari
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Istirahat yang cukup
2. Makanan bergizi

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan fisik
3. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
uteri pertengahan pusat dan simfisis, tidak ada perdarahan, lochea tidak
berbau. Involusi uterus normal, lochea sanguinolenta dan tidak ada
perdarahan.
4. Menilai tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan
5. Memastikan ibu mendapakan asupan nutrisi, cairan dan istirahat yang
cukup.
6. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
123

7. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari
8. Memberitahu ibu jika ada keluhan segera kefasilitas kesehatan terdekat

CATATAN PERKEMBANGAN KE III MASA NIFAS

Hari/tanggal : Minggu, 10 April 2022


Tempat : PMB Junaida
Jam : 16.00 Wib
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sehat dan ibu ASI keluar lancar.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Vital sign
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 86 kali/menit
c. Pernafasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,5 C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
b. Mata : Tidak oedema, conjungtiva merah, seklera putih.
c. Dada : Kolustrum sudah keluar dan tidak ada nyeri tekan
d. Genetalia : Lochea serosa
e. Ekstremitas : Tidak ada varises, refleks patella positif dan tidak
oedema.
124

C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 post partum 2 minggu

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasil pemeriksaan fisik
3. Memastikan involusi normal
4. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan istirahat yang cukup
5. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan lancar
6. Memberikan asuhan pada ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga bayi
tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
7. Memberitahu ibu jika ada keluhan segera ke fasilitas kesehatan terdekat

CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS KE IV

Hari/tanggal : Minggu, 08 Mei 2022


Tempat : PMB Junaida
Jam : 10.00 Wib
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan kondisinya sehat
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Vital sign
a. Tekanan darah : 120/90 mmHg
b. Nadi : 89 kali/menit
125

c. Pernafasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,1C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak tampak kelainan
b. Mata : Tidak tampak kelainan
c. Dada : ASI lancar
d. Genetalia : Lochea alba
e. Ekstremitas : Tidak tampak kelainan

C. Assessment
Diagnosa : Ny. F usia 35 tahun P6 A0 H6 post partum 6 minggu

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed onsent
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan beritahu hasil pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan kepada ibu
3. Menanyakan kepada ibu apakah ada masalah yang dialami selama masa nifas
4. Memberikan konseling tentang Keluarga Berencana
5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya keposyandu atau puskesmas
untuk penimbangan berat badan dan imunisasi.
126

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA


Tanggal : 20 Mei 2022
Jam : 10.00 Wib
Tempat : PMB Junaida
A. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Langkah I : Pengumpulan Data
Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny F Nama suami : Tn N
Umur : 35 tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 08 Olak Kemang Alamat : Rt 08 Olak kemang
2. Alasan Kunjungan : Ingin melakukan suntik KB 3 bulan
3. Keluhan Utama : Tidak ada
4. Data kebidanan
a. Jumlah anak P6A0H6
b. Status peserta KB : Akseptor Lama
c. Penapisan
1) Haid terakhir : 20-06-2021
2) Siklus haid : Teratur
3) Hamil/dugaan hamil : Tidak ada
4) Menyusui : Ya
5) Riwayat penyakit sebelumnya : Tidak ada
127

Data Obyektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tekanan darah : 120/70 mmHg
3. Berat badan : 60 kg
4. Konjungtiva : Merah muda

Langkah II : Interprestasi Data dan Diagnosa Masalah


1. Diagnose : Ny. F usia 35 tahun P6A0H6 Akseptor
KB suntik 3 bulan
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada

Langkah III : Antisipasi Masalah/Diagnosa Potensial


Tidak ada

Langkah IV : Tindakan Segera dan Kolaborasi


Tidak ada

Langkah V : Perencanaan
1. Lakukan inform consent
2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Tanyakan kepada ibu apakah ada keluhan selama menggunakan KB suntik 3
bulan sebelumnya
4. Ingatkan ibu efek samping dari KB suntik 3 bulan dan kelebihannya
5. Siapkan alat dan bahan
6. Jaga privasi ibu
128

7. Atur posisi ibu


8. Beritahu ibu akan dilakukan penyuntikan
9. Lakukan penyuntikan
10. Beritahu ibu telah dilakukan penyuntikan
11. Bereskan alat dan bahan yang digunakan
12. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang KB suntik 3 bulan

Langkah VI : Penatalaksanaan
1. Melakukan inform consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan TD : 120/70 mmHg
BB : 60 kg
Konjungtiva : Merah muda
3. Menanyakan kepada ibu apakah ada keluhan selama menggunakan KB suntik
3 bulan
4. Mengingatkan ibu efek samping dan kelebihan dari KB suntik 3 bulan
a. Efek samping
1) Meningkatkan berat badan
2) Perubahan siklus menstruasi
3) Sakit kepala
b. Kelebihan
1) Aman untuk ibu menyusui
2) Tidak repot mengingat seperti komsumsi pil setiap hari
3) Jika ingin berhenti tidak harus ke tenaga kesehatan
5. Mempersiapkan alat dan bahan
a. Spuit 3 cc
b. Kapas alcohol
c. Obat KB suntik 3 bulan (medroxyprogesteron acetate 150 mg)
129

6. Menjaga privasi ibu dengan menutup pintu dan jendela ruangan


7. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin dengan posisi slim
8. Memberitahu ibu akan dilakukan penyuntikan
9. Melakukan penyuntikan pada bokong kanan ibu secara IM pada 1/3 spina
iliaka anterior superior (SIAS), lakukan disinfektan, aspirasi dan masukkan
obat lalu tarik spiut.
10. Memberitahu ibu telah dilakukan penyuntikan
11. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
12. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang KB suntik 3 bulan pada tanggal 12
Agustus 2022

Langkah VII : Evaluasi


1. Telah dilakukan inform consent
2. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama menggunakan KB suntik 3 bulan
sebelumnya
4. Ibu telah mengerti kelebihan dan efek samping KB suntik 3 bulan
5. Alat dan bahan telah disiapkan
6. Pintu dan jendela ruangan telah ditutup
7. Ibu diatur dengan posisi slim
8. Ibu telah diberikan akan disuntik
9. Telah dilakukan penyuntikan
10. Ibu telah mengetahui bahwa dirinya sudah disuntik
11. Alat dan bahan yang digunakan telah dibereskan
12. Ibu telah mengetahui jadwal kunjungan ulang
130

B. PEMBAHASAN
1. Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama
280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender nasional
(Prawirohardjo, 2016:220).
Ny. F G6P5A0H5 usia 35 tahun datang ke PMB Junaida Kota Jambi
ingin memeriksakan kehamilannya. Pemeriksa kehamilan ibu selama di
BPM Junaida ada 4 kali, hanya 2 kali pada tanggal 28 Januari 2022 dan 28
Februari 2022 selama peneliti melakukan penelitian hanya 2 kali ibu
melakukan kunjungan ke PMB Junaida Kota Jambi. Yaitu di Trimester III
terdapat 2 kali kunjungan. Walyani, dkk (2015) kunjungan minimal selama
kehamilan yaitu 4 kali.
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir
kehamilan yang dimulai pada minggu ke-29 sampai minggu ke-40.
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan
mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa
persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif,
serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 28 Januari 2022 pada
jam 17.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Ibu mengatakan tidak ada
keluhan, usia kehamilan 31-32 minggu, kesadaran composmentis, TD:
131

120/70 mmhg, RR: 20 x/menit, N: 87x/menit, S: 36 C, TFU: 28 cm, TBJ:


2.635 gram, puntum maksimum 5 cm sebelah kiri, DJJ: 150 x/menit, dan
pijat hamil dilakukan atas dasar keinginan Ny. F untuk mengatasi
gangguan tidur dan pegal pada ibu hamil, ketegangan, juga dapat
memperbaiki mood pada ibu hamil, meningkatkan kualitas tidur lebih baik,
juga meningkatkan rasa bahagia pada ibu hamil, membantu mengeluarkan
produk-produk sisa metabolisme tubuh melalui limfatik dan system
sirkulasi yang dapat mengurangi kelelahan dan membuat ibu lebih
berenergi dan membantu mengurangi keluhan ibu hamil seperti nyeri
punggung bagian bawah, kekakuan leher, kram pada kaki, pusing kepala,
oedema dan pergelangan kaki bengkak.
Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 28 Februari 2022 pada jam
08.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Usia kehamilan 35-36 minggu, ibu
mengatakan sering BAK setelah diperiksa keadaan ibu sehat lalu diberi
konseling tentang ketidaknyamanan yang normal terjadi pada kehamilan
Trimester III. Dan hal tersebut sesuai dengan teori menurut Walyani, dkk
(2015) hal tersebut normal karena pada kehamilan Trimester III
pembesaran uterus bertambah sesuai usia kehamilannya akan menekan
kandung kemih, sehingga menimbulkan rasa ingin berkemih., kesadaran
composmentis, TD: 120/80 mmhg, RR: 23x/menit, N: 80x/menit, S: 36,5
C, TFU: 32\0 cm, TBJ: 3.255 gram, puntum maksimum 5 cm dikanan
bawah, DJJ: 150 x/menit.
Terdapat sedikit kesenjangan hasil teori Wagiyo (2016) yaitu
menggunakan 14T : Timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi
fundus, pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan,
pemberian imunisasi, pemeriksaan HB, perawatan payudara, pemeliharaan
tingkat kebugaran senam hamil, temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan, pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan reduksi urine
132

atas indikasi, pemeriksaan terapi konsul yodium untuk daerah endemis


gondok, pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
Tetapi di PMB Junaida Jambi masih menggunakan 10 T : Timbang berat
badan dan tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi, ukur tinggi
fundus, tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining
status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT), beri
tablet penambah darah (tablet Fe), periksa laboratorium, tatalaksana kasus,
temu wicara (konseling).
2. Persalinan
Persalinan adalah pross di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu, persalinan di anggap normal jika proses nya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa di sertai
adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks ( membuka dan menipis ) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (APN,2013:37).
Tanda-tanda persalinan kala dua diantaranya ibu ingin meneran, ibu
merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vaginanya,
perineum menonjol, vulva vagina dan sfingter ani membuka.
Pada tanggal 27 Maret 2022 ibu datang ke PMB Junaida mengeluh
sakit perut menjalar ke pinggang dan keluar lendir bercampur darah sejak
pukul 22.00 Wib, dalam setengah jam perut ibu terasa kencang dan sakit
lebih lama.
a. Kala I
Fase aktif dimana dilatasi servik membuka 4 sampai dengan 10 cm.
Keluhan ibu mengatakan sakit perut menjalar ke pinggang dan keluar
lendir bercampur darah, kesadaran composmentis, TD: 120/80 mmHg,
RR: 21 x/menit, N: 80 x/menit, S: 36,5 C, inspeksi tidak ada, periksa
dalam 7 cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala, posisi UUK,
133

penurunan kepala HIII, leopod 4 2/5, Kontraksi 4/10’/35”, DJJ:140


x/menit, TFU: 32 cm.
Kala I berlangsung selama 1 jam 5 menit mulai dari pembukaan 7
cm pukul 04.10 Wib sampai pembukaan lengkap pukul 05.15 Wib
disebut fase aktif, kemajuan persalinan dipantau menggunakan
partograf. Berdasarkan hitungan Hidayat (2013) lama kala I untuk
primigravida berlangsung selama 12 jam dengan pembukaan 1 cm/jam
dan untuk multigravida berlangsung 7 jam dengan pembukaan 2
cm/jam.
b. Kala II
Kala dua persalinan di mulai ketika pembukaan serviks lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, kala dua juga disebut sebagai
kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua yaitu ibu merasa ingin
meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya
peningkatan takanan pada rectum atau vaginanya, perenium menonjol,
vulva vagina dan spingter ani membuka, meningkatnya pengeluran
lender bercampur darah. Jika terlihat tanda-tanda tersebut maka
dekatkan alat, atur posisi pasien dan pimpin meneran saat kontraksi
(APN, 2013:76). Keluhan ibu mengatakan perutnya mules semakin
sering, teratur, dan ada dorongan ingin meneran, kesadaran
composmentis, TD: 120/80 mmHg, RR: 21 x/menit, N: 80 x/menit, S:
36,5 C, periksa dalam 10 cm, ketuban jernih pecah sendiri, presentasi
kepala, posisi UUK, penurunan kepala HIV, Kontraksi 5/10’/50”,
DJJ:150 x/menit.
Kala II berlangsung selama 15 menit dari pembukaan lengkap sampai
bayi lahir. Dimana dilakukan pertolongan persalinan dengan 60 langkah
APN dan bayi lahir spontan dan segera menangis.
134

Menurut Hidayat (2013) langkah asuhan persalinan normal terdiri


dari 60 langkah dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori
dengan asuhan yang diberikan kepada Ny. F di PMB Junaida Kota
Jambi.
c. Kala III
Kala III persalinan di sebut juga dengan kala pengeluaran plasenta,
kala tiga dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban (APN, 2013:37). Keluhan ibu mengatakan
perut terasa mules, kesadaran composmentis, TD: 110/80 mmHg, RR:
23x/menit, N: 83x/menit, S: 36,5 C, kontraksi uterus baik (keras), TFU
setinggi pusat, kandung kemih kosong, melakukan PTT (Peregangan
Pusat Terkendali).
Kala III berlangsung selama 15 menit dan asuhan yang diberikan
kepada Ny. F Sesuai dengan asuhan bayi baru lahir dan dipastikan tidak
ada janin kedua dilakukan penyuntikan oksitosin 10 IU secara IM,
melakukan PTT dan menilai pelepasan plasenta setelah ada pelepasan
plasenta lahirkan plasenta dengan penegangan yang lembut, lakukan
massase fundus, dan periksa kelengkapan plasenta.
d. Kala IV
Kala IV dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir dua jam
setelahnya. Selama dua jam pertama pasca persalinan lakukan
pemantauan pada ibu. Observasi yang dilakukan meliputi, tingkat
kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, kandung
kemih ,perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400- 500 cc. Keluhan ibu mengatakan merasa lelah dan
mengantuk, ibu mengatakan senang bayinya lahir dengan selamat, ibu
mengatakan perutnya mules, ibu memberitahu ingin istirahat, kesadaran
composmentis, TD: 110/70 mmHg, RR: 22 x/menit, N: 80 x/menit, S:
135

36,5 C, inspeksi tidak ada, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik (uterus teraba keras dan bulat), pengeluaran anogenenital jumlah
darah yang keluar ±250 ml.
Menurut Hidayat (2013) segera setelah kelahiran plasenta, sejumlah
perubahan maternal terjadi sehingga perlu dilakukan pemantauan pada
tanda vital, kontraksi uterus, pengeluaran pervaginam, kandung kemih
pada satu jam pertama setiap 15 menit dan jam kedua setiap 30 menit.
Pemantauan kala IV berlangsung selama 2 jam (pukul 06.00-07.45
Wib) dengan memantau tanda vital ibu, kontraksi, kandung kemih, dan
pengeluaran pervaginam. Pengawasan pada jam pertama setiap 15 menit
dan pada jam kedua setiap 30 menit sesuai partograf.
3. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonates) adalah bayi
yang baru dilahirkan sampai dengan usia empat minggu. Bayi cukup bulan
adalah bayi yang dilakirkan setelah usia kehamilan genap mencapai 41
minggu (Williamson, 2014:3).
Asuhan bayi baru lahir, yaitu mengatur dan mempertahan kan suhu
tubuh bayi pada tingkat yang normal, mengetahui cara dan manfaat inisiasi
menyusui dini, memahami cara merawat tali pusat, memahami pentingknya
pemberian Vit K sekaligus cara memberikannya, memahami pentingknya
pemberian HB0 sekaligus cara memberikannya.
Pada hari minggu tanggal 27 Maret 2022 pukul 05.30 Wib bayi lahir
spontan segera menangis dilakukan penilaian 1 menit pertama apgar score
9, segera keringkan bayi dan lakukan IMD. Menurut sari (2014) apgar
score yaitu penilaian Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratory
dilakukan pada 1 menit kelahiran untuk memberikan kesempatan pada bayi
136

untuk memulai perubahan, ulangi menit ke 5 dan menit ke 10. Penilaian


dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang rendah dan perlu tindakan
resusitasi.
Setelah melakukan IMD 1 jam dilakukan pemberian salep mata
untuk pencegahan infeksi dan penyuntikan vitamin K dan pemberian
imunisasi HB0 jarak 1 jam dari penyuntikan vitamin K dan lakukan
penimbangan dan pengukuran BB 3300 gram, PB 49 cm, LD, 30 cm, LK
32 cm. Asuhan tersebut sesuai dengan teori Williamson (2014)
pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vit K, salep mata dan imuniasi
dilakukan setelah IMD.
Kunjungan neonatus yang dilakukan penulis sebanyak 3x kunjungan
pada saat bayi baru lahir usia 1 jam tanggal 27 Maret 2022, kunjungan
kedua 6 hari pada tanggal 02 April 2022 dan kunjungan ketiga 28 hari pada
tanggal 24 April 2022.
Kunjungan pertama pada neonatus dilakukan pada 1 jam setelah lahir
pada tanggal 27 Maret 2022 jam 17.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi.
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, dilakukan pemeriksaan
fisik pada bayi dam beritahu pada ibu hasil dari pemeriksaan bayi dalam
keadaan sehat dan ibu diberitahu agar menjaga kehangatan bayi,
kebersihan bayi serta memberikan ASI eksklusif dan merawat tali pusat
bayi.
Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke 6 pada tanggal 02 April
2022 jam 17.00 Wib di rumah Ny. F ibu mengatakan tidak ada keluhan
pada bayinya, dilakukan pemeriksaan fisil pada bayi dan beritahu pada ibu
hasil dari pemeriksaan bayi dalam keadaan sehat dan ibu diberitahu untuk
menjaga kehangatan bayi, kebersihan bayi dan ASI eksklusif.
Kunjungan ketiga dilakukan pada hari ke 28 tanggal 24 April 2022
jam 15.00 Wib dirumah Ny. F ibu mengatakan tidak ada keluhan pada
137

bayinya, BB: 3,8 kg, PB: 53 cm, LK: 35 cm, dilakukan pemeriksaan fisik
pada bayi dan beritahu pada ibu hasil dari pemeriksaan bayi dalam keadaan
sehat, melakukan pijat bayi dan ibu diberitahu untuk menjaga kehangatan
bayi, tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan pemberian
imunisasi 1 bulan.
4. Nifas
Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum
hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari. Masa
nifas puerperineum dimulai sejak I jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu ( Prawihardjo, 2016).
Kunjungan nifas dilakukan 3 kali yaitu kunjungan pertama pada
tanggal 27 Maret 2022 6 jam post, kunjungan kedua pada tanggal 02 April
2022 6 hari postpartum, kunjungan ketiga pada tanggal 10 April 2022 jam.
Menurut teori Maryunani (2013) kunjungan masa nifas ada 4 yaitu
kunjungan pertama yaitu 6-8 jam persalinan, kunjungan kedua yaitu 6 hari
setelah persalinan, kunjungan ketiga yaitu 2 minggu setelah persalinan dan
kunjungan keempat 6 minggu setelah persalinan. Asuhan yang diberikan
kepada Ny. F. Asuhan yang diberikan kepada Ny. F hanya dilakukan
pemeriksaan sampai nifas ke 3 saja karena peneliti sedang sakit dan berada
dikampung, tidak sesuai dengan teori.
Kunjungan masa nifas yang pertama pada tanggal 27 Maret 2022
pada jam 12.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Dilakukan pemeriksaan
tanda vital ibu dalam batas normal, kontraksi baik, lokhea rubra, TFU 2 jari
dibawah pusat dan memberikan konseling tentang perawatan bayi dan
tanda bahaya masa nifas.
Kunjungan masa nifas yang kedua dilakukan pada tanggal 02 April
2022 pada jam 10.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Dilakukan
138

pemeriksaan tanda vital ibu dalam batas normal, TFU pertengahan pusat
dan simpisis, lokhea sanguelenta, tidak ada penyulit yang dirasakan ibu
maupun bayi. Dan memberikan konseling tentang perawatan bayi sehari-
hari dan tanda bahaya masa nifas.
Kunjungan masa nifas yang ketiga dilakukan pada tanggal 10 April
2022 pada jam 16.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Dilakukan
pemeriksaan tanda vital ibu dalam batas normal, lokhea serosa, tidak ada
penyulit yang dirasakan ibu dan bayi. Dan memberikan konseling tentang
perawatan bayi sehari-hari, makanan yang bergizi dan memastikan ibu
menyusui bayi dengan baik dan benar.
Kunjungan masa nifas yang keempat dilakukan pada tanggal 08 Mei
2022 pada jam 10.00 Wib di PMB Junaida Kota Jambi. Dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda dalam batas normal, keadaan ibu dan bayi sehat,
tidak ada penyulit yang dirasakan ibu dan bayi. Namun karena peneliti
tidak melakukan penelitian saat itu dikarenakan sedang sakit dan berada
dikampung, maka peneliti tidak melakukan Asuhan masa nifas yang
keempat, tetapi data tetap peneliti ambil.
5. Keluarga Berencana
Suntik 3 suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara
intra muscular setiap tiga bulan. Keluarga berencana suntik merupakan
metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya
mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih
tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
alat kontrasepsi sederhana (Trianziani, 2018).
Asuhan keluarga berencana pada Ny. F dilakukan pada tanggal 20
Mei 2022. Ibu sudah mengerti tentang alat kontrasepsi karna sudah
dijelaskan pada kunjungan nifas. Dan ibu memilih kontrasepsi suntik 3
bulan karena menurut ibu dari penjelasan yang telah dilakukan suntik 3
139

bulan aman untuk ibu menyusui.Jika memakai alat kontrasepsi jangka


panjang ibu takut.
Ibu memilih KB suntik 3 bulan dan penulis menjelaskan kembali
secara lengkap tentang alat kontrasepsi yang dipilihnya seperti apa
keuntungan dan kerugian dan keefektifan dari KB suntik 3 bulan.
Kelebihannya meliputi : tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain, relatif
aman untuk ibu menyusui, tidak perlu menghitung masa subur jika ingin
hendak berhubungan seksual, jika ingin berhenti cukup hentikan
pemakaian tidak perlu kebidan atau dokter dan dapat mengurangi resiko
munculnya kanker ovarium dan kanker Rahim. Kelemahannya meliputi :
efek samping berupa sakit kepala, kenaikan berat badan, nyeri payudara,
butuh cukup waktu lama agar tingkat kesuburan kembali normal, tidak
memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual, sehingga perlu
tetap menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Dan ibu sudah benar-benar mantap memilih KB suntik 3 bulan.
Kemudian ibu dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa riwayat
kesehatan semua dalam keadaan baik, kemudian beritahu ibu akan
dilakukan penyuntikan dan beritahu ibu untuk suntik ulang pada tanggal 12
Agustus 2022.
Asuhan keluarga berencana pada Ny. F dilakukan pada tanggal 20
Mei 2022. Ibu sudah mengerti tentang alat kontrasepsi karna sudah
dijelaskan pada kunjungan nifas ke III. Namun karena peneliti tidak
melakukan penelitian saat itu dikarenakan sedang sakit dan berada
dikampung, maka peneliti tidak melakukan Asuhan Kontrasepsi Hormonal,
tetapi data tetap peneliti ambil.
140

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setalah dilakukan asuhan kebidanan dari mulai kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir, nifas, keluarga berencana, dan komplementer kebidanan Ny. F
dimulai dari tanggal 28 Januari- 20 Mei 2022 penulis dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kehamilan
Pemeriksa kehamilan ibu selama di PMB Junaida ada 4 kali, hanya 2 kali
bertemu dengan peneliti. Yaitu diusia kehamilan 31-32 minggu pada tanggal
28 Januari 2022 ibu memiliki keluhan oedema pada wajah dan di 35-36
minggu ibu mengatakan sering BAK dan setelah diperiksa keadaan ibu baik,
dan setelah dijelaskan penyebab dari masalah yang dialami yaitu merupakan
ketidaknyamanan pada kehamilan Trimester III.
2. Persalinan
Ibu bersalin pada tanggal 27 Maret 2022 dengan usia kehamilan 39-40
minggu dimana Kala I fase Aktif berlangsung selama 1 jam 5 menit yaitu
dari pukul 04.10-05.15 Wib, Kala II berlangsung selama 15 menit, Kala III
berlangsung selama 15 menit dan dilanjutkan dengan Kala IV pemantauan
selama 2 jam. Persalinan Ny. F berlangsung normal dari Kala I dengan Kala
IV.
3. Bayi Baru Lahir
Bayi normal pada tanggal 27 Maret 2022 jam 05.30 Wib, BB : 3300 gram,
PB : 49 cm, LD: 30 cm dan LK. 32 cm. Kunjungan Neonatus dilakukan 3
kali kunjungan yaitu kunjungan pertama pada tanggal 27 Maret 2022,
kunjungan kedua pada tanggal 02 April 2022 dan kunjungan ketiga pada
141

tanggal 24 April 2022. Keadaan umum bayi baik, pemberian ASI cukup,
bayi sudah disuntik vitamin K dan Hb0 dan diberikan salep mata
4. Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan 3 kali yaitu kunjungan nifas pertama pada
tanggal 27 Maret 2022, kunjungan kedua pada tanggal 02 April 2022, dan
kunjungan ketiga pada tanggal 10 April 2022.
5. Keluarga Berencana
Pemasangan KB dilakukan pada tanggal 20 Mei 2022. Ibu sudah mengerti
tentang alat kontrasepsi karna sudah dijelaskan pada kunjungan nifas.
Namun karena keterbatasan fisik penulis akibat kecelakaan.
6. Asuhan Kebidanan Komplementer (Pijat Ibu Hamil)
Telah dilakukan pijat ibu hamil pada kunjungan ANC 1 untuk memberikan
efek rileksasi pada ibu hamil yang bertujuan untuk mengurangi stress dan
kecemasan. Teori stres Selye menjelaskan efektivitas fisiologis dari massage
merupakan respons terpadu yang berasal dari hipotalamus yang mengarah
pada peningkatan atau penurunan gairah dari sistem saraf pusat. Pijat hamil
dapat memproduksi endomorfin dengan mengurangi otot adalah kebalikan
dari respons stress. Studi menunjukkan bahwa massage dapat membantu
menyelesaikan masalah seperti kecemasan, depresi, stress, nyeri, udem, dan
insomnia dengan mengurangi otot.

B. Saran
1. Bagi Bidan di PMB Junaida
Sebagai bahan masukan informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB, dan
kebidanan komplementer pijat ibu hamil.
142

2. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan masukan untuk menambah referensi sehingga dapat
dijadikan bahan perbandingan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa lainya.
3. Bagi Ibu Hamil
Pentingnya asuhan kebidanan komprehensif dengan cara mengatasi
ketidaknyamanan selama kehamilan, terutama pada trimester III dengan
pijat ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Andina, Vita, 2018


Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
APN, 2013
Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK- KR
Dinkes Jambi, 2020
Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2020
Gugus Tugas, 2020
Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Peta Sebaran Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19.
Gusti, dkk. 2020
Pengaruh Pijat Kehamilan Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di
Desa Abiansemal Kabupaten Bandung Provinsi Bali Tahun 2020
Helen, Varney. 2017
Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Jilid 2. Jakarta: EGC
Hidayat Asri, Sujiyatini, 2013
Asuhan Kebidanan Persalinan, Penerbit Nuha medika, Yogyakarta
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyakesehatan/article/view/460
Hamdayani, dkk, 2020
Penyuluhan Tentang Penanganan Udem Pada Kaki Dan Kecemasan Pada Ibu
Hamil Trimester III Di Puskesmas Air Dingin Padang
JNPK-KR, 2013
Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini, Penerbit Klinik
Kesehatan Reproduksi, Jakarta iii+161 hlm
Kemenkes RI, 2013
Modul 3 Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Kemenkes RI,2019
Frofil kesehatan indonensia tahun 2019
Kemenkes RI,2020
Frofil kesehatan indonensia tahun 2020
Kemenkes RI,2021
Frofil kesehatan indonensia tahun 2021
Kusmiyati, 2015
Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan.Yogyakarta: Fitramaya
Maryunani, Anik 2013
Manajemen Kebidanan Terlengkap, Penerbit CV Trans Info Medica;Jakarta
Maryunani, Anik 2016
Manajemen Kebidanan Terlengkap, Penerbit CV Trans Info Medica;Jakarta
Novitasari Anis, et al, 2020
Asuhan Kebidanan Komplementer,Penerbit Politeknik Kesehatan Kemenkes
Manado, Manado
Nilawati Iin, 2018
Modul Praktik Asuhan Kebidanan Dengan Pelayanan Pendekatan
Komplementer di Komunitas, Penerbit STIKes Saptabakti
Notoatmojo, Soekijdo, 2018
Metodelogi penelitian kesehatan. Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta
Prawihardjo, Sarwono 2016
Ilmu kebidanan, Ed 4, Penerbit Jakarta
Romauli, Suryati, 2013
Asuhan kebidanan 1 konsep dasar asuhan kehamilan, Penerbit Nuha Medika;
Yogyakarta
Luh dan Lakustini, 2019
Terapi Pijat Ibu Hamil Untuk Mengurangi Spasme Otot Pada Masa Trimester
Akhir Kehamilan.
Sastrawinata, Sulaiman., et al. 2015
Asuhan kebidanan Jakarta: EGC
Suratun, et al, 2013
Pelayanan keluarga berencana & pelaynan kontrasepsi, Penerbit CV. Trans
Info Media,DKI Jakarta
Susanto Andina Vita, 2018
Nifas & Menyusui Penerbit, Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Trianziani, 2018
Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Oleh Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) Di Desa Karangjaladri Kecematan Parigi Kabupaten
Pangandaran
Utam, I., & Enny Fitriahadi, 2019
Buku Ajar : Asuhan Persalinan & Menegemen Nyeri Persalinan. Yogyakarta :
Unisa.
Walyani, Elisabet Siwi. 2015
Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Williamson,Kenda crozier .2014,
Asuhan Neonates .jakarta:penerbit EGC
Yuntina dan Evrianasari. 2020
Back Massage Pada Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III
Lampiran buku kia
Lampiran Buku KIA
Lampiran Dokumentasi Pemeriksaan ANC 1
Lampiran Dokumentasi Pemeriksaan ANC 2
Lampiran Dokumentasi Pemeriksaan Nifas
Lampiran Dokumentasi Pemeriksaan BBL 1
Lampiran Dokumentasi Pemeriksaan BBL 2
Lampiran Dokumentasi Pijat Ibu Hamil
Lampiran Patograf

Anda mungkin juga menyukai