DISUSUN OLEH :
YUNI HASTUTI
NIM:213001080090
LAPORAN LENGKAP
STASE
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PADA Nn.V CATIN
DENGAN KEK
DI PUSKESMAS NIPAH PANJANG TAHUN 2022
LAPORAN LENGKAP
STASE KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN
MELAKUKAN ASUHAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PADA Nn.V
CATIN DENGAN KEK
DI PUSKESMAS NIPAH PANJANG TAHUN 2022
Mengetahui
CI Akademik
Disetujui,
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Allah SWT,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyajikan Laporan Stase
Asuhan Kebidanan Pra nikah dan Pra konsepsi dengan judul “STASE PRAKTIK
KEBIDANAN ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
PADA Nn.V CATIN DENGAN KEK DI PUSKESMAS NIPAH PANJANG
TAHUN 2022”. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng, Prac, selaku Rektor Universitas Adiwangsa
Jambi.
2. Ibu Bdn., Devi Arista S.Keb, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kesehatan dan
Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi
3. Ibu Bdn. Devi Arista S.Keb.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi profesi
Bidan di Universitas Adiwangsa Jambi.
4. Ibu Bdn. Devi Arista, S.Keb, M.Kes, selaku CI Akademik yang telah
memberikan banyak bantuan dan telah memberikan waktu selama menyusun
Laporan Kasus pada Stase ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan
untuk perbaikan.
Jambi, September 2022
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum
terjadinya pertemuan antara ovum ( sel telur) dengan sperma. Wanita pra
konsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang
siap menjadi seorang ibu. Kekurangan Energi Kronis (KEK) didefinisikan
sebagai keadaan ketika wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan
protein) yang berlangsung lama atau menahun. Kekurangan energi kronis
(KEK) ditandai dengan lingkar lengan atas <23,5 cm. kekurangan energi
kronis pada wanita usia subur (pra konsepsi) yang berlangsung secara terus
menerus dan dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan.
Komplikasi pada kekurangan energi kronik (KEK) yaitu: Pada masa pra
konsepsi yaitu Gangguan reproduksi, anemia, kekurangan nutrisi, dan rentang
terkena penyakit. Pada ibu Hamil keguguran, anemia, dan IUFD, Pada
Persalinan perdarahan, anemia, persalinan lama dan
infeksi, Pada Bayi berat badan lahir rendah (BBLR), kematian perinatal, dan
cacat lahir. Menurut Riskesdas angka kejadian keguguran pada tahun 2017 di
Indonesia sebesar 4% pada kelompok perempuan pernah kawin usia 10-59
tahun, persentase kejadian abortus spontan di Indonesia
berdasarkan kelompok umur yaitu 3,8 pada kelompok umur 15-19 tahun
5,8% pada kelompok umur 15-19 tahun,5,8% pada kelompok umur 20-24
tahun, 5,7% pada kelompok umur 25-29 tahun 5,7% pada kelompok umur 30-
39% tahun (kemenkes RI, 2015). Besarnya kemungkinan keguguran yang
terjadi pada wanita usia subur adalah 10%-25% (Purwaningrum et al., 2017).
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah ;
1) Mahasiswa diharapkan mengetahui dan menerapkan asuhan kehamilan
2) Mahasiswa diharapkan dapat membuat dokumentasi asuhan
kebidanan pranikah dan prakonsepsi dengan KEK
3) Mahasiswa diharapkan Menentukan antisipasi terhadap masalah yang
muncul terhadap asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi dengan
KEK
4) Mahasiswa diharapkan Melaksanakan rencana tindakan secara efisien
dan aman terhadap asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi dengan
KEK
5) Mahasiswa diharapkan mampu menemukan alternatif pemecahan masalah
pada asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi dengan KEK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pra Konsepsi
Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum
terjadinya pertemuan antara ovum (sel telur) dengan sperma. Wanita pra
konsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang
siap menjadi seorang ibu. Reproduksi manusia merupakan hasil dari
pembentukan kompleks yang melibatkan interaksi berbagai proses, seperti
genetik, biologis,
lingkungan dan tingkah laku. Proses pra konsepsi dialami oleh pria dan
wanita sebagai tahap sebelum konsepsi (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah
Kurniawati, 2019).
Masa pra konsepsi merupakan fase dalam siklus kehidupan yang
memerlukan perhatian khusus terutama dari segi pencakupan kebutuhan
energi dan zat gizinya. Status gizi wanita yang optimal dalam masa persiapan
kehamilan merupakan hal yang krusial dan mempengaruhi outcome dari
kehamilan. Dikhawatirkan dengan asupan makan yang kurang baik dari segi
jumlah maupun kualitasnya, dapat berakibat buruk bagi calon ibu, salah satu
dampaknya adalah pertambahan berat badan saat kehamilan yang tidak
adekuat. Penambahan berat badan dibutuhkan saat kehamilan sesuai dengan
status gizi ibu sebelum hamil (Anggraeny and Aristiningsih, 2017).
1. PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS
Identitas Catin Wanita/Istri Catin Laki-laki/suami
Nama Nn.V Tn.R
Nik 15070xxxxxxxx 15050xxxxxxxx
Umur 25 th 26 th
Gol.darah A B
Agama Islam Islam
Pendidikan S1 S1
Pekerjaan Honorer Swasta
Suku/agama Padang Jawa
No.telepon 0852xxxxxxx 0852xxxxxxxx
Jenis dan BPJS -
No.Jaminan -
Alamat Niaph Panjang Jambi
B. Riwayat Menstruasi
Lamanya : 5 hari
C. Riwayat Obstetri
2. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
- Bentuk : simetris
- Rambut :.lurus
- Kebersihan : bersih
- Mudah rontok/tidak :tidak
b. Mata :
- Konjungtiva : merah muda
- Sklera : tidak ikterik.
- Kebersihan : bersih
- Kelainan : tidak ada.
- Gangguan penglihatan : tidak
c. Hidung :
- Kebersihan : bersih
- Polip : tidak
d. Mulut
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Hb : 11,5 gr%
b. Lain-lain :-
4. MASALAH POTENSIAL :
- Terjadinya anemia
- Beresiko gangguan reproduksi
- Rentan terhadap gangguan penyakit
5. TINDAKAN SEGERA/KONSULTASI/RUJUKAN
- Konsul dokter
- Konsul ahli gizi
5. RENCANA TINDAKAN
- Konseling perbaikan gizi
- Pemberian PMT
- Pemberian tablet tambah darah
- Melakukan skrining HIV
6. IMPLEMENTASI
- Melakukan konseling perbaikan gizi dengan melengkapi pola makan
yang bervariasi untuk seperti nasi, daging, telur, ikan, ayam, sayur-
sayuran yang berwarna hijau, buah-buahan, dan mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung pengawet
- Pemberian PMT berupa roti untuk menaikan berat badan
- Pemberian tablet tambah darah satu kali sehari diminum sebelum tidur
- Melakukan Skrining HIV
7. EVALUASI
- Nn.V mau melakukan perbaikan gizi
- Nn.V mau makan PMT
- Nn.V mau minum tablet tambah darah
- Nn.V mau dilakukan skrining HIV dan dengan hasil negati
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
(KEK) ditandai dengan lingkar lengan atas <23,5 cm. kekurangan
energy kronis pada wanita usia subur (pra konsepsi) yang berlangsung
secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan. Selain lingkar lengan
terhadap batasan lain untuk mendefinisikan kekurangan energi
kronis, yaitu jika indek masa tubuh (IMT) <18,5 kg/m. IMT
dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu underweight ringan
(mild), underweight sedang (moderate), dan underweight berat
(serve) (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2019)
Factor penyebab langsung yaitu tingkat konsumsi energi, tingkat
konsumsi protein, penyakit infeksi dan usia menarche. Sedangkan
penyebab tidak langsung adalah pengetahuan tentang gizi pra
konsepsi dan aktivitas fisik (Labuan, 2019)
B. Saran
memperbaiki status gizi pada wanita pada pra konsepsi ditahun
tindakan yang bisa lebih tepat untuk mengatasi gizi kurang seperti
penimbangan makanan.
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
1.
2.
3.
Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi
Bidan
email: nuryanigz@gmail.com
3I lmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Gorontalo
email: yanti_hano@yahoo.co.id
Abstract
1. PENDAHULUAN
Angka kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari
suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes, 2012). Berdasarkan poin ke 5 target MDGs angka kematian ibu di
Indonesia turun menjadi 118 pada tahun 2015 dan 102 pada tahun 2017
(Roeshadi, 2006). Tetapi pada kenyataannya angka kematian Ibu baru
mencapai 228 per 100.000
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah observasi dengan pendekatan analitik dan rancangan
cross sectional study. Waktu penelitian adalah maret – april 2017 yang
dilakukan di Kecamatan Tilamuta Kabupaten Bualemo. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasangan belum punya anak. Tehnik
pengambilan sampel dengan cara exshaustive sampling atau total sampling
yaitu pengambilan total jumlah keseluruhan wanita yang belum punya anak
yakni 152 wanita prakonsepsi.
Variable penelitian meliputi status gizi, pengetahuan gizi, asupan energy
dan asupan protein. Status gizi diukur menggunakan pita LILA untuk wanita
usia subur, dikategorikan status gizi normal jika LILA ≥ 23,5 cm dan KEK
jika < 23,5 cm. Pengetahuan gizi adalah tingkat pengetahuan pada wanita
prakonsepsi terkait gizi dan kesehatan diukur dengan menggunakan kuesioner.
Pengetahuan gizi dikategorikan baik apabila hasil pengukuran pengetahuan
gizi ≥ 50% skor benar dan dikategorikan pengetahuan kurang jika hasil
pengukuran kuesioner < 50% skor benar. Variabel asupan total energy dan
protein diukur menggunakan kuesioner recall 24 jam yang selanjutnya
dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG) dikategorikan menjadi
asupan energi dan protein cukup apabila asupan energy dan protein ≥ 80%
AKG dan kateogri kurang apabila total asupan energy dan protein < 80%
AKG.
Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis data
asupan energy dan zat gizi menggunakan aplikasi nutrysurvey untuk
mendapatkan total asupan energy dan zat gizi yang dikonsumsi oleh wanita
prakonsepsi, sementara analisis data penelitian secara keseluruhan
menggunakan aplikasi statistical package for social science (SPSS.18.0).
Analisis univariat untuk memberikan gambaran dari masing – masing
17
variabel. Analisis bivariat digunakan untuk menilai hubungan antara
variabel pengetahuan gizi,
18
asupan energy dan protein dengan kejadian KEK. Uji chi squere test
digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dengan derajat kesalahan
adalah α = 0,05.
21
Tangerang Selatan juga mendapatkan pengetahuan gizi wanita prakonsepsi
masih rendah yakni 50,7% (Amalia, 2016).
Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p value = 0,000 yang menunjukkan
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan kejadian KEK pada
wanita prakonsepsi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian di
Makassar menunjukkan bahwa wanita prakonsepsi yang wanita prakonsepsi
dengan pengetahuan kurang memiliki peluang lebih besar untuk menderita KEK,
responden dengan pengetahuan gizi baik memiliki pencegahan 0,06 kali terhadap
KEK dibandingkan responden dengan pengetahuan gizi kurang (p = 0,000,
95% CI =0,01-0,27) (Fauziyah, 2014). Demikian halnya juga dengan penelitian
Simarmata (2008) bahwa ada hubungan signifikan antara pengetahuan gizi
dengan KEK dengan besar risiko 3,852 artinya responden berpengetahuan gizi
kurang memiliki peluang 3,852 kali menderita KEK dibandingkan responden
berpengetahuan gizi baik ( p=0,009, 95% CI =1,325-11,197) (Simarmat, 2008).
Berbeda dengan penelitian Umisah dan Puspitasari (2017) yang mendapatkan
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan
kejadian KEK pada wanita prakonsepsi (p = 0,179).
Pengetahuan gizi prakonsepsi merupakan faktor tidak langsung yang
mempengaruhi kejadian KEK. Pengetahuan tentang bahan makanan akan
mempengaruhi perilaku dalam pemilihan dan pengolahan makanan. Pengaruh
pengetahuan gizi terhadap konsumsi makanan semestinya linier, artinya
semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi, diharapkan konsumsi makanan
menjadi baik. Meskipun konsumsi makanan jarang terpenuhi oleh
pengetahuan gizi sendiri tetapi merupakan interaksi sikap dan keterampilan
dalam konsumsi makanan (Khomsan, 2000).
Analisis bivariat asupan energy dan status gizi kekurangan energy kronik
pada wanita prakonsepsi ditunjukkan pada Tabel 2. Pada wanita prakonsepsi
KEK terdapat 37,6% dengan asupan energy kurang lebih banyak
dibandingkan wanita prakonsepsi dengan asupan energy cukup yakni 16,4%,
berbeda dengan kelompok wanita prakonsepsi dengan status gizi normal
menunjukkan asupan energy kurang 62,4% lebih rendah dibandingkan asupan
energy cukup yakni 83,6%. Presentasi perbandingan asupan energy pada
kelompok KEK hampir sama dengan penelitian Irawan dkk (2014) yakni
asupan energy kurang (29,7%) lebih besar dibandingkan asupan energy cukup
(25,9%).
Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p value = 0,007 yang
menunjukkan terdapat hubungan antara asupan energy dengan kejadian KEK
pada wanita prakonsepsi. Hal ini sesuai dengan penelitian Ernawati (2006)
yang dilakukan di Semarang, menunjukan ada hubungan yang bermakna
antara tingkat komsumsi energi dengan status gizi. Demikian halnya juga hasil
penelitian di Nepal yang mendapatkan bahwa konsumsi makanan yang
adekuat berhubungan signifikan dengan status gizi pada wanita usia
reproduksi (p = 0,001) (Acharya et al., 2017). Penelitian lain menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energy dengan KEK pada
wanita prakonsepsi (p = 0,001) (Umisah dan Puspitasari, 2017). Hal ini
didukung dengan pendapat Arnelia dan Sri Muljati (1991) yang mengatakan
bahwa adanya penurunan status gizi disebabkan karena kurangnnya jumlah
makanan yang dikomsumsi baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun,
hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Irawan dkk (2014) yang
22
menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan
LILA (p = 0,064, r = 0,192) meskipun pada indikator IMT
24
DAFTAR PUSTAKA
Acharya SR, Bhatta J, Timilsina DP. 2017. Factors associated with nutritional status
of women of reproductive age group in rural, Nepal. Asian fasific journal of
health sciences. vol 4 (4): 19 – 24.
Adiputra KP, Pinatih IGNI, Seriani L. 2018. Perbedaan persiapan prakonsepsi
ibu hamil primigravida yang mengalami kurang energi kronik dan tidak
kurang energi kronik di Puskesmas Gianyar 1 periode Januari-Agustus
2017. E- jurnal medika udayana. Vol 7(3): 121 – 124.
Arnelia dan S Muljati. 1991. Status Gizi Anak Balita PengunjungPosyandu
Kecamatan Ciomas dan Samplak, Kabupaten Bogor. Universitas
Diponegoro.
Amelia AN. Hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan sumber
energy pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA
KecamatanPamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. Skripsi
(tidak diterbitkan). Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Celtin. 2009. Role of micronutrients in the pereinceptional period. Human Reprod.
Vol. 16.
Duley L, Henderson-Smart DJ, Meher S. 2012. Altered Dietary Salt for Preventing Pre-
Eclampsia, and Its Complications (Review). Intervention Review The
Cochrane Collaboration. JohnWiley & Sons Ltd. Nottingham.
Ernawati A. 2006. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Higiene Sanitasi
Lingkungan, Tingkat Konsumsi dan Infeksi dengan Status Gizi Anak
Usia 2-5 Tahun di Kabupaten Semarang Tahun 2003. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Eiland E, Nzerue C, Faulkner M. 2012. Review Article: Preeclampsia 2012. Journal of
Pregnancy: 1-7.
Fauziyah H. 2014. Analisis Faktor Risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK)
pada Wanita Prakonsepsi di Kota Makassar. (Skripsi) Universitas
Hasanuddin.Makassar.
Gibson RS. 2005. Principle Of Nutritional and Assesment. Oxford University Press.
New York.
Irawan AMS, Thaha AR, Virani D. 2014. Hubungan asupan energy dan
protein dengan status IMT dan LILA ibu prakonsepsional di Kecamatan
Ujung Tanah dan Biringkanaiyya Kota Makassar. Skripsi (Tidak
diterbitkan). Universitas Hasanuddin. Makassar.
Khomsan A. 2000. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Rajawali Sport. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
25
26
27