Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI PADA NY. A USIA 27 TAHUN


DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS KELING I

KABUPATEN JEPARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik

Stase Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi

Oleh:

ALIF NOVIANI

NIM. 22022180022

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEBIDANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2022

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi Pada Ny. A Usia 27 Tahun Dengan Obesitas

di Puskesmas Keling 1 Kab.Jepara

Oleh:

ALIF NOVIANI

NIM. 22022180022

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing CI

(...........................................) (Susi Widayati, A.md Keb)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Bidan

( Indah Puspitasari, M.Keb)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penyusunan laporan pendahuluan yang berjudul “ Asuhan kebidanan Pra konsepsi Pada Ny.
A Usia 27 tahun dengan Obesitas di Puskesmas Keling I Kabupaten Jepara” dapat selesai
tepat pada waktunya. Penyusunan Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai salah satu Tugas
dalam menjalankan study Progsus Kebidanan Universitas Muhammadiyah Kudus. Dalam
Penyusunan Laporan pendahuluan penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan,
dan dukungan, maka dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr.Rusnoto, S.KM.,M.Kes(Epid), selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus


2. Ibu Indah Puspita sari, S.SiT. M. Keb selaku KaProdi Profesi Bidan Universitas
Muhammadiyah Kudus
3. Ibu Noor Azizah M.Keb selaku pembimbing stase pra konsepsi
4. Ibu selaku Susi Widayati, A.md Keb CI ( Clinikal Instruktur) di Puskesmas Keling
5. Pihak-pihak lainnya yang juga turut membantu penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini, semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih

Jepara, Juni 2023

Alif Noviani
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KOKAJIAN KASUS SOAPIE………………………. 3
BAB III PEMBAHASAN.................................................…………………………………..13
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………...

16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu sebelum

sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau Wanita usia subur

yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini berbeda dengan anak-

anak, remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan kesehatan prakonsepsi berdampak

pada peningkatan kesehatan reproduksi dan dapat mengurangi risiko pengeluaran

biaya yang mungkin timbul akibat gangguan kesehatan reproduksi. Layanan

prakonsepsi dianggap sebagai komponen penting dari layanan kesehatan bagi

wanita usia subur (Dieny,dkk,2019).

Prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan penting untuk

membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Ini termasuk

menilai kesehatan umum wanita dan mengidentifikasi faktor risiko yang dapat

mempersulit kehamilan (Astuti, dkk, 2017).

Bagi kalangan wanita khususnya wanita prakonsepsi, status gizi kesehatan

ibu dan anak adalah faktor penentu sumber daya manusia. Hal ini diperjelas

dengan bukti bahwa status gizi dan kesehatan calon ibu pada masa prakonsepsi,

saat kehamilan, dan menyususi adalah fase yang sangat kritis. Salah satu Masalah

gizi pada periode prakonsepsi meliputi kelebihan gizi. Masalah kelebihan gizi

yakni obesitas dikaitkan dengan berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti

diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, dan kanker (Dieny,dkk,

2019).

Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi obesitas Di


indonesia pada wanita dewasa >18 tahun sebesar 44,3 %. (Handajani, 2020). Data

obesitas tertinggi di Indonesia terjadi di Sulawesi utara dan terendah di Nusa

tenggara, sedangkan angka kejadian obesitas di Sulawesi selatan pada wanita

dewasa >18 tahun sebesar 30 % (Riskesdas,2018). Obesitas adalah kondisi

ketidakseimbangan antara asupan energi yang dikonsumsi dengan pengeluaran

energi dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan energi ini kemudian disimpan

dalam bentuk lemak dan jaringan adiposa, yang bisa menyebabkan penambahan

berat badan (Hutasoit, 2020)

Obesitas pada tahap perencanaan kehamilan mempengaruhi metabolisme

dan hormon. Hal ini terjadi ketika sel lemak visceral mengubah metabolisme

dengan mensekresi adipokin (adiponektin dan sitokin) yang mengganggu proses

hormonal. Selain itu, obesitas menginduksi perubahan berbagai hormon pengatur

seperti insulin, androgen, dan globulin pengikat hormon seks. Perubahan ini dapat

menyebabkan anovulasi, infertilitas, dan peningkatan resiko keguguran.( )

Data dari Puskesmas Sungai Sariak pada tahun 2020 didapatkan dari 312

wanita usia subur terdapat 20 wanita usia subur mengalami obesitas, di tahun

2021 dari 323 wanita usia subur 24 wanita usia subur mengalami obesitas, dan di

tahun 2022 ditemukan 27 wanita usia subur yang mengalami obesitas.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

Obesitas pada tahap perencanaan kehamilan mempengaruhi metabolisme

dan hormon. Hal ini terjadi ketika sel lemak visceral mengubah metabolisme

dengan mensekresi adipokin (adiponektin dan sitokin) yang mengganggu proses


hormonal. Selain itu, obesitas menginduksi perubahan berbagai hormon pengatur

seperti insulin, androgen, dan globulin pengikat hormon seks. Perubahan ini dapat

menyebabkan anovulasi, infertilitas, dan peningkatan risiko keguguran (dieny,dkk,

2018).

Data dari Puskesmas puskesmas Keling 1 pada tahun 2020 didapatkan dari 312

wanita usia subur terdapat 20 wanita usia subur mengalami obesitas, di tahun

2021 dari 323 wanita usia subur 24 wanita usia subur mengalami obesitas, dan di

tahun 2022 ditemukan 27 wanita usia subur yang mengalami obesitas.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

asuhan kebidanan tentang “Asuhan Kebidanan Pada Ny. A Umur 27 Tahun


Prakonsepsi dengan Obesitas di Puskesmas Keling 1 Tahun 2023

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan kebidanan Pra Konsepsi yang dilakukan pada Ny.A Usia 27
tahun dengan Obesitas sesuai dengan tinjauan teori.
2. Untuk menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus yang didapatkan

C. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi pada Ny. A Usia 27 tahun dengan Obesitas di
Puskesmas Keling I Kabupaten Jepara ?

BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KAJIAN KASUS METODE SOAPIE

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu, “pra” berarti sebelum, “konsepsi”

berarti pertemuan antara sel telur dengan sperma atau yang disebut dengan

pembuahan/fertilisasi. Prakonsepsi adalah waktu sebelum bertemunya sperma

dan sel telur/fertilisasi atau sebelum hamil (Dieny, dkk, 2019).

Status Kesehatan pada periode prakonsepsi adalah bagian dari kesehatan

secara keseluruhan selama masa reproduksi yang membantu mengurangi

risiko dan menerapkan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan

2. Pengertian Obesitas

Menurut WHO dalam P2PTM dari Kementerian Kesehatan RI

(2018), obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan akibat

ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dan energi yang terpakai

(energy consumption) dalam jangka waktu yang lama (Kemenkes RI,2018).

Obesitas diartikan sebagai suatu penyakit atau kelainan yang dapat

dilihat dengan penimbunan lemak tubuh yang berlebih. Obesitas adalah suatu

kondisi patologis di mana terjadi penimbunan lemak berlebih dibandingkan

dengan yang diperlukan untuk fungsi tubuh.

3. Klasifikasi Obesitas
a. Obesitas sentral/abdominal (tipe android/apel)

Obesitas sentral adalah keadaan kelebihan lemak di bawah kulit

dinding perut dan di dalam rongga perut, hingga tampak gemuk di perut

dan bentuk tubuh menjadi seperti apel (apple type). Obesitas


jenis

Status gizi berperan dalam emmpengaruhi pertumbuhan dan

fungsi organ reproduksi. Pada wanita dengan wanita usia subur atau

wanita prakonsepsi diperlukan sttus gizi yang baik dengan cara

mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan saat

menstruasi, terutama pada fase luteal. Pada fase ini terjadi

peningkatan kebutuhan zat gizi. Gangguan siklus menstruasi salah

satunya ditemukan pada wanita yang mengalami obesitas. hal ini

dikaitkan dengan jumlah jaringan lemak tubuh. Jaringan lemak tidak

hanya sebagai tempat penyimpanan lemak, tetapi juga sebagai

kelenjar endokrin penghasil hormon dan sel target untuk berbagai

hormon yang salah satunya adalah hormon reproduksi. Perubahan

sirkulasi hormon reproduksi berhubungan dengan kelebihan lemak

tubuh, obesitas pada bagian perut, gangguan fungsi ovulasi dan

hiperandrogisme.

11. Penatalaksanaan

a. Low calorie diet (diet rendah kalori)

Prinsip diet rendah kalori ada dua yaitu: makan dengan dalam porsi

yang lebih kecil atau dibatasi agar tidak terlalu kenyang (kurang lebih
seperti yang dikatakan Rasul sekitar 1/3 dari perut untuk dimakan) dan

yang terpenting dalam diet ini adalah mengurangi asupan kalori. Orang

dewasa normal biasanya mengonsumsi 2000 kalori sehari, jadi mulai

sekarang perlu mengurangi asupan kalori sekitar sepertiganya, misalnya

dari 2000 menjadi 1.200 kalori sehari. Ini kemungkianan dapat dicapai

secara otomatis dengan memotong porsi makanan. Tetapi mengurangi

kalori tidak berarti mengurangi asupan nutrisi lainnya.

Berikut ini adalah contoh daftar menu harian tetapi bisa diganti

dengan menu lain yang masih rendah kalori:

Contoh Daftar Menu Harian

1) Pagi : Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan sayur 2 SDM.

2) Siang : Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau tempe, ikan, ayam atau

daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2 potong buah.

3) Makanan selingan : buah apel, semangka, atau buah lainnya yang

banyak mengandung serat dan gampang untuk dijangkau

4) Malam : Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe, sayur 2 SDM dan

buah 1 potong.

b. Puasa

Selain itu, cara mengatasi kelebihan berat badan adalah puasa, baik

puasa Ramadhan atau puasa sunnah lainnya. Puasa adalah waktu yang

tepat untuk menyadari bahwa seseorang memiliki tubuh yang ideal.

Selama puasa jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang dibandingkan

dengan tidak puasa. Diketahui bahwa selama berpuasa proses detoksinasi


(pengeluaran zat beracun) di dalam tubuh lebih lengkap dibandingkan saat

tidak berpuasa. Selama puasa perut kosong selama beberapa jam, usus

pada perut kosong ini dapat mengurangi kemungkinan kontak antara senyawa
beracun dan usus.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Teori dan Kasus


Dalam kasus yang diambil oleh penulis yang berjudul asuhan kebidanan Pra
konsepsi pada Ny. A umur 27 tahun dengan Obesitas asuhan yang diberikan yang
dimulai dari pengkajian sampai evaluasi sesuai dengan tinjauan teori.
Menurut Varney , 2012 dalam praktiknya bidan menggunakan manajemen
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan. Manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan, keterampilan dalam tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
1. Pengkajian
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
yang berkaitan dengan kondisi klien. Pendekatan ini harus bersifat komprehensif
meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan.
Dalam implementasi dilapangan, pengkajian yang dilakukan oleh bidan
ditemukan kesejangan yaitu pengkajian skriining jiwa (psikologis calon penganti )
tidak dilakukan pengajian sedangkan Pelayanan kesehatan yang harus
diperhatikan dalam skrining
prakonsepsi adalah pemeriksaan psikologis. Kondisi psikologis
sangat mempengaruhi kehamilan sehingga perlu mendapatkan
perhatian khusus. Serta pemeriksaan fisik yang tidak dilakukan yaitu
penghitungan IMT( indeks Masa tubuh) .
2. Langkah II ( interpretasi Data)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Dalam langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya)
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasikan. Dalam
kasus ini diagnosis potensial yang didapatkan adalah Anemia ringan berdasarkan
hasil pemeriksaan penunjang pasien.
4. Langkah IV (Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera)
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
Dalam kasus ini tindakan segera yang dilakukan adalah pemberian tablet FE dan
edukasi makanan yang bergizi.
5. Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang
didapatkan.
6. Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Asuhan Efisien dan Aman)
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah kelima harus
dilaksanakan secara efisien dan aman.
Dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang
didapatkan
7. Langkah VII ( Mengevaluasi Hasil Tindakan)
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan. Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya. Dalam kasus ini, evaluasi yang didapatkan mengacu pada
implementasi yang dilakukan petugas.
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil adalah penyediaan pelayanan kesehatan
komprehensif yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan intervensi sosial
sebelum terjadinya kehamilan
2. Standar pemeriksaan pra konsepsi di Indonesia diatur dalam Permenkes nomer No
97 Tahun 2014 dimana salah satu tujuan nya adalah menurunkan angka Kematian
Ibu dan Bayi
3. Menurut Varney , 2012 dalam praktiknya bidan menggunakan manajemen
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan. Dimulai dari langkah 1 pengkajian
sampai langah VII yaitu evaluasi.
4. Asuhan kebidanan Pra Konsepsi Ny.A umur 27 tahun dengan Obesitas dilakukan
sesuai tinjauan teori dimulai dari pengkajian sampai evaluasi.
B. Saran
1. Penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan penulis dalam memberikan Asuhan kebidanan
Pra Konsepsi
2. Puskesmas
Dapat menjadi Standar prosedur Operasional dalam melakukan skreaning calon
pengantin sehingga dapat menjadi acuan petugas dalam melakukan pemeriksaan dan
asuhan kebidanan pra konsepsi
3. Calon pengantin

Sebaiknya calon pengantin melakukan persiapan pernikahan meliputi: persiapan


fisik, persiapan gizi, imunisasi TT sehingga calon pengantin siap dalam berumah
tangga dan menghadapi kehamilan setelah pernikahan

Anda mungkin juga menyukai