Anda di halaman 1dari 119

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI SEIMBANG, AKTIVITAS

FISIK DAN JUNK FOOD TERHADAP PENCEGAHAN


OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA IT ASH-
SHIDDIIQI BATANGHARI, JAMBI
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH

SARI DWI RAHAYU

2010.15201.019

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KELUARGA BUNDA JAMBI

2022
ii

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI SEIMBANG, AKTIVITAS FISIK DAN


JUNK FOOD TERHADAP PENCEGAHAN OBESITAS PADA REMAJA
PUTRI DI SMA IT ASH-SHIDDIIQI BATANGHARI, JAMBI
TAHUN 2022

Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan

Pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana

OLEH

SARI DWI RAHAYU

20.10.15201.019

SKRIPSI

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KELUARGA BUNDA JAMBI

2022
iii

YAYASAN KELUARGA BUNDA JAMBI


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
STIKES KELUARGA BUNDA JAMBI
SKRIPSI 2022
SARI DWI RAHAYU
Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik, dan Junk Food Terhadap
Pencegahan Obesitas Pada Remaja Putri di SMA IT Ash-Shiddiiqi Batang Hari Jambi
Tahun 2022
XIII + 88 Halaman + 7 Tabel + 2 Bagan + 7 Lampiran

ABSTRAK

Permasalahan-permasalahan pada remaja putri kebanyakan disebabkan karena kurangnya


informasi yang diperoleh remaja putri tentang gizi seimbang, aktivitas fisik dan junk food sehingga
berdampak pada pengetahuan mereka tentang obesitas.
Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan desain one group pretest-postest
yang bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan gizi seimbang, aktivitas fisik dan junk food
terhadap pencegahan obesitas pada remaja putri di SMA IT-Ash Shiddiiqi Batanghari Jambi tahun
2022. Penelitian dilakukan di SMA IT-Ash Shiddiiqi Batanghari Jambi pada bulan Februari tahun
2022. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 130 orang dan jumlah sampel sebanyak 32 orang.
Teknik yang diambil secara stratified random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariat dan bivariat dengan menggunakan uji paired t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan
remaja putri tentang gizi seimbang, aktivitas fisik dan junk food sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan yang ditunjukkan dengan hasil p value 0,000.
Diharapkan pihak sekolah bekerjasmaa dengan petugas kesehatan dilakukannya pendidikan
kesehatan mengenai obesitas, menjelaskan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar
responden dapat memahami dengan baik dan juga dengan cara memberikan leaflet, brosur, dan
kegiatan promotif lainnya seperti melakukan diskusi bersama responden.

Daftar Pustaka : 33 Referensi


Kata Kunci : Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik, Junk Food, Obesitas
iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : Sari Dwi Rahayu


Nomor Induk Mahasiswa : 20.10.15201.019
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik dan
Junk Food Terhadapa Pencegahan Obesitas Pada Remaja Putri
di SMA IT Ash-Shiddiiqi Batang Hari, Jambi Tahun 2022
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana

Skripsi ini telah diterima dan akan diuji di depan dosen penguji pada sidang hasil penelitian
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Keluarga Bunda
Jambi.

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Silvia Mariana., SKM.M.Kes


NIDN. 1013038303
v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Identitas
Nama : Sari Dwi Rahayu
Tempat dan Tanggal Lahir : Sarolangun, 10 Februari 1998
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Desa Sungai Buluh , Kec. Muara Bulian, Kab.
Batanghari Jambi
b. Riwayat Pendidikan
Tahun 2003-2004 : TK Harapan Ibu
Tahun 2004-2010 : SD N 169 Mentawak Baru Sarolangun
Tahun 2010-2013 : SMP N 32 Sarolangun
Tahun 2013-2016 : SMK N 1 Sarolangun
Tahun 2016-2019 : Universitas Adiwangsa Jambi
Tahun 2020 – Sekarang : Stikes Keluarga Bunda Jambi

c. Orang Tua
Nama Ayah : Harsono
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Alamat : Desa Mentawak Baru , Kec. Air Hitam, Kab.
Sarolangun Jambi
Nama Ibu Kandung : Sulis Karyani
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Desa Mentawak Baru , Kec. Air Hitam, Kab.
Sarolangun Jambi
vi

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sari Dwi Rahayu

Nim : 20.10.15201.019

Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik dan Junk Food
Terhadap Pencegahan Obesitas Pada Remaja Putri di SMA IT Ash-
Shiddiiqi Batanghari Jambi

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adlah betul-betul karya sendiri
dari dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dan apabila kelak dikemudian hari terbukti dalam skripsi ini ada
unsur penjiplakan maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Jambi, Mei 2022

Penulis

Sari Dwi Rahayu


vii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Sari Dwi Rahayu


Nomor Induk Mahasiswa : 20.10.15201.019
Judul Proposal Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang,
Aktivitas Fisik, dan Junk Food Terhadap
Pencegahan Obesitas Pada Remaja Putri di
SMA IT Ash-Shiddiiqi Batang Hari Jambi
Tahun 2021
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan dosen pembimbing dan dosen penguji
pada sidang hasil penelitian Program Studi Kebidanan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Keluarga Bunda Jambi dan dinyatakan Lulus pada tanggal 19 Mei 2022
Menyetujui,
Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2 Dosen Penguji 3

Rini Mustikasari KP S.SiT.,M.Keb Rosa Riya, SKM.,M.Kes Silvia Mariana,


SKM.,M.Kes NIDN : 1017039002 NIDN : 1022018071 NIDN :
1013038303

Mengetahui,
Ka. Prodi Sarjana Kebidanan
STIKES Keluarga Bunda Jambi

Nisa Kartika Ningsih., S.Tr.Keb., M.Keb


NIDN. 1010059701
viii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dah Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan judul “Pengaruh
Pendidikan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik, dan Junk Food Terhadap Pencegahan Obesitas
Pada Remaja Putri Di SMA IT Ash-Shiddiiqi Batanghari, Jambi Tahun 2022”. Adapun tujuan
penulisan skripsi ini adalah sebagai suatu syarat untuk melakukan penelitian dalam
menyelesaikan studi pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Keluarga Bunda Jambi.
Penyusunan ini tidak terlepas dari dukungan dan arahan berbagai pihak, maka dari itu
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rini Mustikasari KP., S.SiT., M.Keb selaku Penguji I yang penuh dedikasi dalam
membantu untuk penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Rosa Riya., SKM., M.Kes selaku penguji II yang penuh dedikasi membantu untuk
penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Silvia Mariana, SKM., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Keluarga Bunda Jambi sekaligus sebagai pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dukungan serta motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini.
4. Seluruh dosen Program Studi Program Studi Kebidanan Program Sarjana Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Keluarga Bunda Jambi 2022 yang telah memberikan ilmu pengetahuan
untuk mendukung penyusunan skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah melimpahkan rahmat, ampunan dan karunia-Nya
kepada semua pihak yang terlibat penyusunan skripsi ini.

Jambi, Mei 2022

Penulis
ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... v
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vi
DAFTAR ISI............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN.................................................................................................... x
LAMPIRAN.............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 8
E. Ruang Lingkup.......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja....................................................................................................... 10
B. Obesitas..................................................................................................... 12
C. Gizi Seimbang........................................................................................... 18
D. Aktivitas Fisik........................................................................................... 25
E. Junk Food.................................................................................................. 27
F. Pengetahuan............................................................................................... 34
BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori.......................................................................................... 40
B. Kerangka Konsep...................................................................................... 43
C. Defenisi Operasional................................................................................. 44
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian....................................................................................... 47
B. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 48
C. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 48
D. Populasi dan Sampel.................................................................................. 49
E. Instrument penelitian................................................................................. 52
F. Uji Validitas dan Realibilitas..................................................................... 52
G. Pengumpulan Data ................................................................................... 53
H. Analisis Data............................................................................................. 55
BAB V HASIL PENELITIAN
x

A. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 57
B. Hasil Penelitian........................................................................................... 57
C. Pembahasan Hasil....................................................................................... 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................. 82
B. Saran........................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Defenisi Operasional.................................................................................. 44


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Seimbang Remaja Putri............... 57
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Aktivitas Fisik Remaja Putri............... 61
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Junk Food Remaja Putri .................... 65
Tabel 5.13 Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang Pada Remaja Putri Terhadap
Pencegahan Obesitas................................................................................. 67
Tabel 5.14 Pengaruh Pendidikan Aktivitas Fisik Pada Remaja Putri Terhadap
Pencegahan Obesitas................................................................................. 68
Tabel 5.15 Pengaruh Pendidikan Junk Food Pada Remaja Putri Terhadap
Pencegahan Obesitas................................................................................. 68
xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Teori ........................................................................................ 42


Bagan 3.2 Kerangka Konsep ..................................................................................... 43
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Permohonan Menjadi Responden.


2. Persetujuan Menjadi Responden.
3. Kuesioner Penelitian.
4. Pengolahan Data SPSS.
5. Lembar Konsul Pembimbing.
6. Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian.
7. Surat Pengantar Survey Awal.
xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa time transition (perpindahan) dari masa anak-anak

ke masa dewasa. Periode ini oleh para ahli psikologi digambarkan sebagai periode

yang penuh dengan tekanan dan ketegangan (stress and strain), karena pertumbuhan

kematangannya hanya pada aspek fisik, sedang psikologisnya masih belum matang

(Damayanti, 2016).

Menurut Cole (2002) dalam Hadi (2010) perkembangan fisik sudah di mulai

pada masa praremaja dan terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang akan

makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Perkembangan

fisik merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan

psikis dan sosialis, yang artinya, jika perkembangan fisik berjalan secara baik dan

lancar, maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar.

Manusia mengalami percepatan pertumbuhan pada masa ini. Kecepatan

pertumbuhan fisik pada masa remaja adalah kedua tercepat setelah masa bayi,

sebanyak 20% tinggi badan (TB) dan 50% berat badan (BB) yang dicapai selama

periode ini. Oleh karena itu, diperlukan asupan gizi yang cukup untuk menjamin

pertumbuhan yang optimal (Damayanti, 2016).

Masa remaja merupakan sebuah periode dari perkembangan manusia. Masa ini

merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial.

Perubahan-perubahan tersebut tentu akan mempengaruhi gaya hidup pada remaja

semisal bagaimana bersikap di dalam memilih makanan yang dikonsumsinya (Noer et

L, 2018).
xv

Kebiasaan remaja terhadap makanan sangat beragam seperti makan

berlebihan, mengikuti trend dengan makan junk food tanpa memperhatikan

kecukupan gizi yang mereka butuhkan. Dengan kondisi tersebut, remaja akan

beresiko mengalami Overweight/Obesitas (Noer et al., 2018).

Masalah kelebihan zat gizi atau sering disebut obesitas kini masih menjadi

perhatian karena prevalensi kejadian tiap tahunnya semakin meningkat. Obesitas

merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh

melebihi kebutuhan sehingga terjadi penimbunan lemak yang berlebihan.Obesitas

merupakan penyakit kronis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain genetik

budaya, sosial ekonomi dan faktor lingkungan (Rakhmawati & Fithra Dieny, 2013).

Menurut WHO tahun 2016 sekitar 24-47% remaja putri mengalami

mengalami gizi lebih (Lasandang et al., 2016).

Menurut Data Riset Kesehatan Dasar prevalensi status gizi lebih pada remaja

di Indonesia usia 16-18 tahun mengalami peningkatan sebanyak 6,2% dimana pada

tahun 2013 prevalensinya yaitu 7,3% dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 13,5%.

Diketahui pula bahwa dalam 7 hari terakhir melakukan aktivitas fisik secara

keseluruhan minimal 60 menit sehari, paling banyak hanya 1 hari (27,45%). Pelajar

yang melakukan aktivitas setiap hari juga hanya 12,23% (Badan Litbangkes

Kemenkes RI, 2016).

Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 jumlah remaja obesitas di

Indonesia mencapai 21,8% . Tingginya kejadian obesitas pada remaja disebabkan

karena konsumsi makanan cepat saji cukup popular bagi remaja yakni sekitar 28,33%

laki-laki dan 29,59% perempuan biasa 1 hari sekali dalam 7 hari sekali

mengkonsumsi makanan siap saji seperti KFC, Texas Fried Chicken, California Fried

Chicken, Mc Donald, Burger King, Pizza, dll. (Kemenkes RI, 2018).


xvi

Menurut data dari Dinas Kesehatan Batang Hari, Jambi tahun 2020

menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja umur >16 tahun sebesar 32,90%

pada remaja putri dan 19,60% pada remaja putra (Dinas Kesehatan Batanghari Jambi,

2020).

Ada tiga alasan mengapa remaja putri dikategorikan rentan terhadap masalah

gizi dari pada remaja putra. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan

tubuh remaja memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua,

perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energi

dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan

obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, di samping itu tidak sedikit remaja

putri yang makan secara berlebihan tanpa mengetahui kebutuhan gizi yang harus di

penuhi oleh tubuhnya dan akhirnya mengalami obesitas (Wahyu Ningsih, 2019).

Pendidikan gizi adalah suatu proses yang berkesinambungan untuk

menambah pengetahuan tentang gizi, membentuk sikap dan perilaku hidup sehat

dengan memperhatikan pola makan sehari-hari dan faktor lain yang mempengaruhi

makanan, serta meningkatkan derajat kesehatan dan gizi seseorang dan pola makan

dan aktivitas fisik pada remaja (Nurmasyita et al., 2016).

Pernyataan di atas sama dengan penelitian Marisa (2013) dengan judul

pengaruh pendidikan gizi terhadap perubahan pengetahuan dan gaya hidup sedentary

pada remaja gizi lebih di SMA N Sudirman I Makassar Tahun 2013 menunjukkan,

ada pengaruh signifikan antara edukasi gizi dengan perubahan pengetahuan remaja

gizi lebih di SMA N Sudirman I Makassar Tahun 2013 dengan nilai p 0,000 (p<0,05)

(Sineke et al., 2019).

Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan prevalensi

terjadinya Obesitas.Orang-orang yang kurang aktif memerlukan kalori dalam jumlah


xvii

sedikit dibandingkan oramg dengan aktivitas tinggi. Seseorang yang hidupnya kurang

aktif (sedentary life) atau tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan

megkonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung mengalami Obesitas

(Rahmat, I. C.; Raharjo, S.; Kinanti, 2018).

Pernyataan di atas sama dengan penelitian Emelia (2016) dengan judul

pengaruh antara aktivitas fisik dengan obesitas pada siswa di SMA Negeri 1 Kota

Bitung yang menunjukkan bahwa siswa yang mengalami obesitas sebesar 51,6%, dan

sebesar 83,2% siswa diantaranya memiliki aktivitas fisik ringan. Hasil analisis

statistik menggunakan uji Rank Spearman menunjukkan ada hubungan antara

aktivitas fisik dengan obesitas (p = 0.019) (Wismoyo Nugraha Putra, 2017).

Makanan cepat saji seperti burger, ayam goreng, dan kentang goreng dapat

menyebabkan kegemukan atau obesitas secara cepat, hal ini disebabkan jenis-jenis

makanan tersebut mengandung tinggi lemak, garam, dan juga kalori secara

keseluruhan (Nurmasyta et al, 2016).

Pernyataan di atas sama dengan penelitian Oktaviani (2012) yang berjudul

hubungan kebiasaan konsumsi junk food, aktivitas fisik, pola konsumsi, karakteristik

remaja, karakteristik otang tua (tingkat pendidikan ibu, penghasilan orang tua) dengan

Indeks Massa Tubuh (IMT) pada remaja SMA Negeri 9 Semarang tahun 2012

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi junk food

(p=0,038) dengan kejadian obesitas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

prevalensi gizi lebih (overweight dan obesitas) pada remaja SMA Negeri 9 Semarang

adalah sebesar 23,75% dan seluruh remaja SMA Negeri 9 Semarang pernah

mengkonsumsi junk food dalam satu minggu terakhir. Frekuensi terendah adalah satu

kali dan tertinggi adalah >7kali/minggu (43,75%) (Damapolii et al., 2013)


xviii

Salah satu upaya dalam pengendalian serta pencegahan kegemukan adalah

dengan meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang, aktivitas fisik dan junk

food pada remaja yang mengalami kelebihan berat badan. Peningkatan pengetahuan

tentang gizi seimbang untuk remaja yang mengalami kegemukan sangat dibutuhkan

guna memperoleh berat badan yang ideal serta mencapai derajat kesehatan yang

optimal dan mengurangi resiko terjadinya penyakit berbahaya.

Berdasarkan data dari TU SMA IT Ash-Shiddiiqi Batanghari, Jambi

menunjukkan bahwa seluruh jumlah siswa-siswi SMA IT Ash-Shiddiqii berjumlah

246 orang, dimana siswa 116 orang dan siswi 130 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA IT Ash-shiddiiqi

Batanghari, Jambi. Peneliti melakukan pendataan dan pengukuran terhadap 20 siswi,

diantara 20 siswi tersebut yang mempunyai TB dan BB berlebih terdapat 16,9% (13

orang siswi) dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) > 25.

Dari studi pendahuluan tersebut peneliti menemukan kejadian obesitas. Serta

seorang perawat yang menjadi kepala UKS di SMA IT Ash-Shiddiiqi Batanghari,

Jambi juga mengatakan belum pernah ada penyuluhan tentang pendidikan gizi

seimbang, aktivitas fisik, junk food dan obesitas di SMA IT tersebut .

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai “Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik, dan Junk

Food Terhadap Pencegahan Obesitas Pada Remaja Putri Di SMA IT Ash-Shiddiiqi

Batanghari, Jambi Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah
xix

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah untuk melihat adakah Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik,

dan Junk Food Terhadap Pencegahan Obesitas Pada Remaja Putri Di SMA IT Ash-

Shiddiiqi Batanghari, Jambi Tahun 2021 dari hasil pre test dan post test.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik, dan

Junk Food Terhadap Pencegahan Obesitas Pada Remaja Putri Di SMA IT Ash-

Shiddiiqi Batanghari, Jambi Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran pengetahuan gizi seimbang pada remaja putri

terhadap pencegahan obesitas sebelum diberikan pendidikan tentang

Pendidikan gizi seimbang.

b. Diketahuinya gambaran pengetahuan gizi seimbang pada remaja putri

terhadap pencegahan obesitas setelah diberikan pendidikan tentang gizi

seimbang.

c. Diketahuinya gambaran pengetahuan aktivitas fisik pada remaja putri

terhadap pencegahan obesitas sebelum diberikan Pendidikan tentang aktivitas

fisik.

d. Diketahuinya gambaran pengetahuan aktivitas fisik pada remaja putri

terhadap pencegahan obesitas setelah diberikan pendidikan tentang aktivitas

fisik.

e. Diketahuinya gambaran pengetahuan junk food pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas sebelum diberikan pendidikan tentang junk food.


xx

f. Diketahuinya gambaran pengetahuan junk food pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas setelah diberikan pendidikan tentang junk food.

g. Diketahuinya pengaruh pendidikan gizi seimbang pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas.

h. Diketahuinya pengaruh pendidikan aktivitas fisik pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas.

i. Diketahuinya pengaruh pendidikan junk food pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian daat dijadikan sebagai media latihan dalam

mengaplikasikan teori-teori yang pernah dipelajari selama perkuliahan.

2. Bagi Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Keluarga Bunda Jambi

Sebagai bahan bacaan dan referensi di perpustakaan agar mahasiswi dapat

menggali informasi yang lebih mendalam tentang pencegahan obesitas dan

membantu memecahkan masalah kesehatan khususnya tentang obesitas.

3. Bagi SMA IT Ash-Shiddiiqi Batanghari, Jambi

Sebagai bahan masukan informasi mengenai pencegahan obesitas

bekerjasama dengan petugas kesehatan yang berada di wilayah kerjanya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya yang akan

melakukan penelitian tentang pencegahan obesitas dengan desain variabel yang

berbeda.
xxi

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan desain one group

pretest-postest yang bertujuan untuk melihat pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang,

Aktifitas Fisik dan Junk Food Terhadap Pencegahan Obesitas Remaja Putri di SMA

IT Ash-Shiddiiqi Batanghari, Jambi Tahun 2021. Penelitian dilakukan di SMA IT

Ash-Shiddiiqi Batanghari, Jambi pada bulan November tahun 2021. Populasi dalam

penelitian ini yaitu seluruh siswi kelas X XI dan XII SMA IT Ash-Shiddiiqi

Batanghari, Jambi sebanyak 130 orang dan jumlah sampel sebanyak 32 orang. Teknik

yang diambil secara stratified random sampling. Pengumpulan menggunakan data

kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Analisis data yang digunakan adalah

analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji paired t-test.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Secara etimologi, remaja berasal dari bahasa latin “adolescere” atau

“to grow up” yang berarti tumbuh menjadi dewasa. WHO (2005)

mendefinisikan remaja sebagai periode umur 10-19 tahun. Remaja merupakan

masa percepatan pertumbuhan kedua yang cepat setelah anak-anak.

Masa remaja di tandai dengan percepatan pertumbuhan fisik,

kematangan seksual, psikologis & perubahan perilaku sehingga membawa

tranfomasi dari anak-anak menjadi dewasa ((Kliegman dan Nelson (2007)

Mehndiratta (2011) dalam Sitti Patimah (2016)).

Menurut Pardede, et al (2002) WHO (2005) CDPH (2012) dalam Sitti

Patimah (2016) Remaja dapat di kelompokkan ke dalam tiga tahap

perkembangan, yaitu :

a. Remaja awal (10/13-14/15 tahun) yang ditandai oleh kejadian pubertas

dan peningkatan perkembangan kognitif, peningkatan yang cepat dari

pertumbuhan dan kematangan fisik.

b. Remaja pertengahan (14/15-17 tahun) yang di tandai oleh hampir

lengkapnya pertumbuhan pubertas, peningkatan kebebasan dan

eksperimentasi.

22
23

c. Remaja akhir (18-21 tahun) merupakan suatu masa pembuatan keputusan

personal (internalisasi suatu sistem nilai pribadi) dan yang berhubungan

dengan pekerjaan.

Selama masa remaja, mereka mengalami beberapa perubahan

perkembangan fisik, di antaranya :

a. Pertambahan berat dan tinggi badan yang cepat

b. Pertambahan berat badan merupakan hasil dari peningkatan lemak tubuh

pada perempuan dan perkembangan otot pada laki-laki.

c. Perkembangan karakteristik seks sekunder.

d. Perkembangan otak berkelanjutan

Menurut Gillespie (1997) yang di kutip oleh WHO (2005) dalam Sitti

Patimah (2016), bahwa intervensi pada remaja putri mempunyai manfaat

yang terkait reproduksi.

a. Meningkatkan berat badan sebelum hamil dan cadangan gizi, yang

berkontribusi terhadap perbaikan outcome kehamilan dan laktasi.

b. Memperbaiki status zat besi dengan berkurangnya risiko anemia pada

masa hamil, berat badan lahir rendah (BBLR), kesakitan dan kematian

ibu, meningkatkan produktifitas kerja dan pertumbuhan linier.

c. Memperbaiki status folat, serta berkurangnya anemia megaloblastik

pada masa kehamilan.


24

2. Masa Percepatan Pertumbuhan Remaja Putri

Remaja merupakan periode pertumbuhan cepat kedua yang dapat

mencapai 50% berat badan dari berat badan orang dewasa dan 50% dari massa

skleton (rangka tubuh) dari massa orang dewasa, serta >20% total

pertumbuhan tinggi badan dari tinggi dewasa sehingga dapat di jadikan

sebagai pertanda perolehan phenotip orang dewasa. Akibat pertumbuhan yang

cepat, terjadi peningkatan kebutuhan gizi, baik gizi makro maupun gizi mikro.

(WHO (2005) Kamal, et al (2010) dalam Sitti Patimah (2016)).

Remaja putri merupakan periode krusial bagi kehidupan seorang

perempuan. Kesehatan dan status gizi selama fase remaja penting untuk

kematangan fisik, yang pada gilirannya memengaruhi kesehatan keturunanya

(Sharma, et al (2005) dalam Sitti Patimah (2016)).

Percepatan pertumbuhan lebih cepat dua tahun pada remaja putri di

bandingkan remaja laki-laki. Diantara remaja putri, paling banyak mulai

mengalami percepatan pertumbuhan antara umur 13 dan 19 tahun, dan hampir

setiap organ tubuhnya bertumbuh lebih cepat selama periode tersebut yang

berlangsung selama 3 tahun (Parimalavalli dan Sangeetha, (2011) dalam Sitti

Patimah (2016)).

B. Obesitas

1. Pengertian Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan lemak tubuh yang

berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat

membahayakan kesehatan (Wahyuningsih, 2019).


25

Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk

dan energi yang keluar, sehingga terjadi peningkatan rasio lemak dan lean

body tissue yang terlokalisir atau merata seluruh tubuh. (Wahyuningsih,

2019).

2. Tipe-tipe Obesitas

Menurut Wahyuningsih, 2019. Berdasarkan bentuk tubuh, tipe

obesitas terbagi menjadi 2 (dua), yaitu : obesitas sentral/abdominal (tipe

android/apel) dan obesitas perifer (tipe ginoid/pear).

a. Kegemukan tipe buah apel

Kegemukan tipe buah apel ini sering pula disebut kegemukan

sentral atau terpusat karena lemak banyak terkumpul di rongga perut dan

karena banyak terdapat pada laki-laki disebut juga sebagai kegemukan

tipe android/apple type.

b. Kegemukan tipe buah pir

Kegemukan tipe buah pir ini juga disebut sebagai kegemukan

perifer karena lemak berkumpul di pinggir tubuh yaitu di pinggul dan

paha. Oleh karena tipe ini banyak terdapat pada perempuan juga sebagai

kegemukan tipe perempuan atau kegemukan tipe gynoid.

3. Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak

dari yang diperlukan tubuh. Penyebab obesitas pada remaja terlihat cenderung

kompleks, multifaktorial, dan berperan sebagai pencetus terjadinya penyakit

kronis dan degeneratif (Retno Wahyuningsih, 2019).


26

Faktor resiko yang berperan terjadinya obesitas antara lain :

a. Faktor Genetik

Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga diduga memiliki

penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi

juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang biasa mendorong

terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup

dengan faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata faktor

genetik memberikan kontribusi sebesar 33% terhadap berat badan

seseorang.

b. Faktor lingkungan

Lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup

penting, diantaranya adalah perilaku atau pola gaya hidup, misalnya apa

yang dimakan dan berapa kali seseorang makan, serta bagaimana

aktifitasnya setiap hari.

c. Faktor psikososial

Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi

kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap

emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah

persepsi diri yang negatif. Gangguan emosi ini merupakan masalah serius

pada wanita muda penderita obesitas, dan dapat menimbulkan kesadaran

berlebih tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan

bersosial.
27

d. Faktor Kesehatan

Obat-obatan juga dapat mengakibatkan terjadinya obesitas, yaitu

obatobatan tertentu seperti steroid dan beberapa anti depresant dapat

menyebabkan penambahan berat badan.

e. Faktor perkembangan

Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak menyebabkan

bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita

obesitas terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, dapat

memiliki sel lemak sampai lima kali lebih banyak dibandingkan dengan

orang dengan berat badan normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat

dikurangi, oleh karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan

dengan cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.

f. Pola makan

Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang

berberat badan normal terhadap syarat lapar eksternal, seperti rasa dan

bau makanan, atau saatnya waktu makan. Orang gemuk cenderung makan

bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar.

Pola makan berlebihan inilah yang menyebabkan mereka sulit

untuk keluar dari kegemukan jika individu tidak memiliki kontrol diri dan

motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan. Pemilihan jenis

makanan yang rendah serat, tinggi natrium, tinggi energi dan tinggi lemak
28

seperti fastfood, pizza, ayam centucky, kentang goreng, es krim juga

menjadi faktor penyebab kegemukan.

g. Aktivitas fisik

Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan

angka kejadian terjadinya obesitas. Orang-orang yang kurang aktif

memerlukan energi dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan

aktivitas tinggi. Seseorang yang hidupnya kurang aktif (sedentary life)

atau tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan mengkonsumsi

makanan yang tinggi lemak, akan cenderung mengalami obesitas.

4. Klasifikasi Obesitas

Klasifikasi obesitas ada yang berdasarkan WHO dan Wilayah Asia

Pasifik. Klasifikasinya masing-masing didasarkan atas lingkar perut dan

indeks massa tubuh (IMT/BMI). IMT menggambarkan jumlah lemak tubuh

yang dapat dinilai dengan menimbang di bawah air (r 2 = 79%) yang

dilanjutkan dengan mengoreksi hasil dengan umur dan jenis kelamin.

Pengukuran ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat memberikan gambaran

yang sesuai mengenai obesitas karena variasi lean body mass (air, tulang, otot)

(Ii, 2012).

Sedangkan lingkar perut bertujuan untuk memberi gambaran lemak

tubuh, tidak termasuk berat tulang kecuali tulang belakang. Adapun cara

pengukurannya adalah dengan mengukur pada pertengahan antara batas

bawah iga dan krista iliaka dengan menggunakan pita. Pada pemeriksaan ini
29

subjek diminta untuk melebarkan kaki sebesar 20-30 cm serta tidak menahan

nafas (Ii, 2012).

Tabel 2.1

KLASIFIKASI OBESITAS BERDASARKAN IMT MENURUT WHO

KLASIFIKASI IMT

Berat badan kurang (Underweight) <18,5

Berat badan normal 18,5-22,9

Kelebihan berat badan (Overweight) 23-24,9

Obesitas I 25-29,9

Obesitas II >30

5. Dampak Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Obesitas

a. Gangguan menstruasi

Keadaan ini berkaitan erat dengan status obesitas dan gangguan

hormonal yang diakibatkan oleh status obesitas (Rakhmawati & Fithra

Dieny, 2013).

Obesitas dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi melalui

jaringan adiposa yang secara aktif mempengaruhi rasio hormon estrogen

dan androgen. Pada wanita yang mengalami obesitas terjadi peningkatan


30

produksi estrogen karena selain ovarium, jaringan adiposa juga dapat

memproduksi estrogen. Peningkatan kadar estrogen yang terus-menerus

secara tidak langsung menyebabkan peningkatan hormon androgen yang

dapat mengganggu perkembangan folikel sehingga tidak dapat

menghasilkan folikel yang matang (Rakhmawati & Fithra Dieny, 2013).

b. Gangguan Kesuburan

Obesitas bisa mengganggu kesuburan khususnya bagi wanita.

Dampak dari obesitas, ovarium yang memproduksi sel telur tidak

memungkinkan wanita untuk hamil. Walaupun terjadi pembuahan, maka

janin sulit berkembang secara normal sehingga keguguran sangat rentan

terjadi. Selain itu, menstruasi menjadi tidak teratur akibat

ketidakseimbangan hormon yang dipicu oleh obesitas. (Wahyuningsih,

2019).

C. Gizi Seimbang

1. Pengertian Gizi Seimbang

Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar

tahun 1952- 1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata

gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Disatu sisi

ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia.

Secara klasik ilmu gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu

untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh,

serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh (Fitria, 2013).


31

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas SDM, kekurangan gizi

akan menyebabkan kegagalan pertu mbuhan fisik dan perkembangan

kecerdasan, menurunkan produktifitas kerja dan daya tahan tubuh, yang

berakibat meningkatnya kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat

diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih didalam

kandungan, bayi, anak-anak, remaja dewasa sampai usia lanjut. Ibu atau

calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang

cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat

melahirkan bayi yang sehat (Fitria, 2013).

Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu

sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi

dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Fitria,

2013).

2. Pedoman Gizi Seimbang

a. Pengertian Pedoman Gizi Seimbang

Pedoman Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari

yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai

dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur, konsumsi

makanan harus memperhatikan prinsip 4 pilar yaitu anekaragam

pangan, perilaku hidup bersih,aktivitas fisik dan memperhatikan berat

badan normal(Kementrian Kesehatan RI, 2014).


32

Pola menu seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950

dengan istilah ”Empat Sehat Lima Sempurna” (Sulistyoningsih

(2012) dalam Pada et al (2016)).

b. Prinsip Gizi Seimbang

Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada

dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara

zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat

badan secara teratur.

Menurut Kementrian Kesehatan RI 2014, Empat pilar

tersebut adalah :

1. Mengkonsumsi makanan beragam

Beranekaragam dalam prinsip ini selain kenaekaragaman

jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang,

dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara

teratur.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih

Membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan

seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Dengan cara

selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

sebelum makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan

makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil,
33

akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari

kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri.

3. Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh

termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk

menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi

utama nya sumber energi dalam tubuh.

Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu aktivitas fisik

juga memperlancar sistem metabolisme didalam tubuh termasuk

metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan

dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk

ke dalam tubuh.

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal

Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan

bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah

tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang

sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator tersebut dikenal dengan

Indeks Masa Tubuh (IMT).

Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal

yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi

Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpanan BB dari BB

normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan

langkah-langkah pencegahan dari penanganannya.


34

3. Pesan Umum Gizi Seimbang Menurut Kemenkes RI 2014 adalah

sebagai berikut :

a. Syukuri dan nikmati anekaragaman makanan

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi

oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk

memenuhi kebutuhan gizi. Bahkan semakin beragam pangan yang

dikonsumsi semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat lainnya

yang bermanfaat bagi kesehatan dan dengan bersyukur dan

menikmati makan anekaragam makananan akan mendukung

terwujudnya cara makan yang baik tidak tergesa-gesa. Dengan

demikian makanan dapat dikunyah, dicerna dan diserap oleh tubuh

lebih baik.

b. Banyak makan sayuran & cukup buah-buahan

Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan sumber

berbagai vitamin, mineral dan serat pangan. Sebagaian vitamin,

mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan

sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh.

Berbeda dengan sayuran, buah-buahan juga menyediakan karbohidrat

terutama berupa fruktosa & glukosa. Sayur tertentu juga

menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang sayur.

Sementara buah tertentu juga menyediakan lemah tidak jenuh seperti

buah alpukat dan buah merah. Oleh karena itu, konsumsi sayuran dan
35

buah-buahan merupakan salah satu bagian penting dalam

mewujudkan gizi seimbang.

c. Biasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi

Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan

pangan sumber protein nabati. Kelompok pangan lauk pauk sumber

protein hewani meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging

kambing, daging rusa dll), daging unggas (daging ayam, daging

bebek dll), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil olahnya.

Kelompok pangan lauk pauk sumber protein nabati meliputi kacang-

kacangan dan hasil olahnya seperti kedelai, tahu, tempe, kacang

hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang hitam, kacang tolo dan

lain-lain.

d. Biasakan mengkonsumsi anekaragam makanan pokok

Makanan pokok adalah pangan mengandung karbohidrat yang

sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan

berbagai etnik di Indonesia sejak lama. Disamping mengandung

karbohidrat, dalam makanan pokok biasanya juga terkandung antara

lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin) dan beberapa mineral.

Mineral dari makanan pokok ini biasanya mempunyai mutu biologis

atau penyerapan oleh tubuh yang rendah.

e. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang

Pencantuman Infoemasi Kandungan Gula, garam dan lemak serta


36

pesan kesehatan untuk pangan oalahan dan pangan siap saji

menyebtkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok makan),

natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/ minyak total

lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang per hari akan

meningkatkan risiko hipertensi. Stroke, diabetes, dan serangan

jantung.

f. Biasakan Sarapan

Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan

antara bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian

kebutuhan gizi harian (15-30% kebutuhan gizi) dalam rangka

mewujudkan hidup sehat, aktif, & produktif.

g. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman

Air merupakan salah satu zat gizi makro esensial, yang berarti

bahwa air di butuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak untuk hidup

sehat, dan tubuh tidak dapat memproduksi air untuk memenuhi

kebutuhan ini. Sekitar dua pertiga dari berat tubuh kita adalah air.

h. Biasakan membaca label pada kemasan pangan

Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi,

tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain yang di cantumkan

pada kemasan.

i. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir


37

Tanggal 15 oktober adalah hari Cuci Tangan Sedunia Pakai

Sabun yang di canangkan oleh PBB sebagai salah satu cara

menurunkan angka kematian anak usia di bawah lima tahun serta

mencegah penyebaran penyakit. Penggunaan sabun khusus cuci

tangan baik berbentuk batang maupun cair sangat di sarankan untuk

kebersihan tangan yang maksimal.

j. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan

normal

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan

pengeluaran tenaga atau energi dan pembakaran energi. Aktivitas

fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik

atau oalahraga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari

dalam seminggu.

D. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja

otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Aktivitas ini

mencakup aktivitas yang dilakukan di sekolah, di tempat kerja, aktivitas

keluarga atau rumah tangga, aktivitas selama dalam perjalanan dan aktivitas

fisik lain yang di lakukan untuk mengisi waktu senggang sehari-hari.

(Kementerian Kesehatan RI, 2017)

Menurut Kementrian Kesehatan RI 2017, aktivitas fisik dibagi

menjadi tiga kategori berdasarkan intensitas dan besaran kalori yang di


38

gunakan yaitu aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik

berat, yaitu :

1. Aktivitas fisik ringan

Aktivitas fisik ini hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya

tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan, saat melakukan

aktivitas masih dapat berbicara dan menyanyi. Energi yang di keluarkan

selama melakukan aktivitas ini (<3,5 Kcal/menit).

a. Berjalan santai dirumah, kantor, atau pusat perbelanjaan.

b. Duduk bekerja di depan komputer, membaca, menulis, menyetir,

mengoperasikan mesin dengan posisi duduk atau berdiri.

c. Berdiri melakukan pekerjaan rumah tangga ringan seperti mencuci

piring, setrika, memasak, menyapu, mengepel, lantai, menjahit.

2. Aktivitas fisik sedang

Pada saat melakukan aktivitas fisik sedang tubuh sedikit

berkeringat, denyut jantung dan frekuensi nafas menjadi lebih cepat, tetap

dapat berbicara tetapi tidak bisa bernyayi. Energi yang dikeluarkan saat

melakukan aktivitas ini antara 3,5-7 Kcal/menit.

Contoh aktivitas fisik yang masuk dalam kategori sedang adalah :

a. Berjalan cepat (kecepatan 5 km/jam) pada permukaan yang rata.

b. Pekerjaan tukang kayu, membawa dan menyusun balok kayu,

membersihkan rumput dengan mesin pemotong rumput.


39

c. Pekerjaan rumah seperti mengepel lantai, membersihkan rumah,

memindahkan perabot ringan, berkebun, menanam pohon, mencuci

mobil.

3. Aktivitas fisik berat

Aktivitas fisik dikategorikan berat apabila selama aktivitas tubuh

mengeluarkan banyak berkeringat, denyut jantung dan frekuensi nafas

sangat meningkat sampai dengan kehabisan nafas. Energi yang

dikeluarkan saat melakukan aktivitas pada kategori ini >7 Kcal/menit.

Contoh aktivitas yang masuk dalam kategori berat adalah :

a. Berjalan sangat cepat (kecepatan lebih >5 km/jam), berjalan mendaki

bukit, berjalan dengan membawa beban di punggung, naik gunung,

jogging (kecepatan 8 km/jam) dan berlari.

b. Pekerjaan seperti mengangkut beban berat, menyekop pasir,

memindahkan batu bata, menggali selokan, mencangkul.

Rekomendasi aktivitas fisik yang di sarankan untuk

mendapatkan manfaat kesehatan adalah 150 menit perminggu untuk

aktivitas fisik sedang atau 175 menit perminggu untuk aktivitas fisik

berat atau kombinasi keduanya (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

E. Junk Food

1. Pengertian Junk Food

Junk food adalah sejumlah makanan yang kandungan garam, gula,

lemak, dan kalorinya tinggi tetapi kandungan gizinya sedikit (Widyastuti,

2018).
40

Seorang Dokter Spesialis Gizi mengatakan “Junk food” kerap

dikenal sebagai makanan yang tidak sehat (makanan sampah). Junk food

mengandung jumlah lemak yang besar, rendah serat, banyak mengandung

garam, gula, zat adiktif dan kalori tinggi tetapi rendah nutrisi, rendah

vitamin, dan rendah mineral” sehingga dapat memicu segala macam

penyakit berbahaya seperti obesitas, jantung dan kanker (Purwaningsih,

2013).

Seorang ahli kesehatan Parengkuan mengatakan Junk food atau

makanan sampah ini dideskripsikan sebagai makanan yang tidak sehat atau

minim kandungan nutrisi (Purwaningsih, 2013).

2. Beberapa Golongan Yang Termasuk Makanan Junk Food

World Health Organization (WHO) secara serius membahas

mengenai dampak buruk makanan junk food. WHO menyebutkan 10

golongan yang termasuk dalam makanan junk food, (Purwaningsih, 2013)

yaitu:

a. Makanan asinan mengandung kadar garam sangat tinggi dapat

memberatkan kerja ginjal,mengiritasi lambung dan usus.

b. Makanan kalengan, yaitu makanan yang dikemas dalam kaleng, bisa

berupa buah-buahan atau daging.

c. Makanan gorengan mengandung kalori, lemak dan minyak yang

banyak, mengakibatkan kegemukan dan jantung koroner. Pada proses

menggoreng muncul zat karsiogenik yang memicu kanker.


41

d. Makanan daging yang diproses seperti sosis, ham, dan lain-lain,

mengandung bahan pewarna dan pengawet yang membahayakan organ

hati. Selain itu, kadar natrium yang tinggi menyebabkan hipertensi dan

gangguan ginjal, hingga bisa memicu kanker.

e. Mie instant mengandung bahan pengawet serta kadar garam di dalam

mie instant menyebabkan kerja ginjal menjadi berat. Mie instant juga

mengandung trans lipid yang berisiko buruk pada pembuluh darah

jantung.

f. Makanan yang dibakar atau dipanggang dapat mengakibatkan

makanan menjadi gosong sehingga muncul zat yang memicu penyakit

kanker.

g. Keju olahan dapat meningkatkan berat badan dan meningkatkan gula

darah.

h. Makanan asinan kering mengandung garam nitrat yang memicu

munculnya zat karsiogenik di dalam tubuh, mengakibatkan tingginya

risiko gangguan pada fungsi hati, serta memberatkan kerja ginjal.

i. Makanan manisan beku seperti ice cream, cake beku, dan lain-lain,

umumnya mengandung mentega tinggi yang dapat mengakibatkan

obesitas dan kadar gula tinggi.

j. Makanan daging berlemak dan jeroan mengandung lemak jenuh dan

kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, kanker

usus besar, dan kanker payudara.

3. Beberapa Zat Yang Terkandung Dalam Makanan Junk Food


42

Beberapa zat-zat yang terkandung di dalam junk food,

(Purwaningsih, 2013) sebagai berikut :

a. Antibiotik, seperti tetrasiklin, penisilin, dan eritromisin, merupakan

antibiotik untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.

Selain itu juga menggunakan mercury untuk mengawetkan daging

ikan yang sudah mati agar terlihat segar.

b. Zat adiktif, zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan

tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan di dalam makanan-

makanan tersebut adalah penyedap rasa (mono sodium glutamate),

pengawet seperti BHA, K-nitrit dan lain-lain, anti kempal, pemutih

dan pematang tepung (aseton peroksida) dan sekustran (asam fosfat).

c. Natrium, Hasil penelitian Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya

Keluarga IPB Bogor menunjukkan satu porsi fried chicken bagian

dada dari Kentucky Fried Chicken (KFC) mengandung 2.520 mg

natrium, California Fried Chicken (CFC) 1.469 mg, dan Texas Fried

Chicken (Texas) 2.460 mg. Satu porsi kentang goreng, KFC 1.530

mg natrium, CFC 650 mg, Texas 1.080 mg, dan McDonald’s 1.220

mg. Setidaknya telah menyantap 2.275 mg natrium. Padahal

konsumsi natrium yang disarankan dikonsumsi dalam sehari tidak

lebih dari 2000 mg.

d. Kalori, kalori adalah karbohidrat, lemak dan protein yang terkandung

dalam makanan diubah menjadi energi di dalam tubuh. Kalori di bagi


43

3 zat yang terkandung di dalam makanan, Berikut penjelasan

beberapa macam zat kalori tersebut.

1) Karbohidrat, istilah karbohidrat berasal dari kata hidrat karbon

(hidrates of carbon) atau yang populer dikenal dengan sebutan

hidrat arang atau sakarida (dari Bahasa yunani sakcharon yang

berarti gula). Karbohidrat adalah zat gizi berupa senyawa organik

yang terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen yang

digunakan sebagai bahan pembentuk energi.

2) Lemak, lemak (lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat

sukar larut dalam air. Namun, dapat larut pada pelarut non polar

seperti eter, alkohol, kloroform, dan benzena. Lemak adalah zat

yang kaya akan energi dan berfungsi sebagai sumber energi yang

memiliki peranan penting dalam proses metabolisme lemak.

3) Protein, merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi

kehidupan manusia selain karbohidrat dan lemak. Protein

dikaitkan dengan berbagai bentuk kehidupan, salah satunya

adalah enzim yang dibuat dari protein. Tidak adanya kehidupan

tanpa adanya enzim yang terdapat dalam berbagai jenis dan

fungsi yang berbeda di dalam tubuh manusia.

e. Vitamin, kata vitamin berasal dari Bahasa latin, yaitu gabungan dari

kata “vital” artinya “hidup” amina (amin) yang mengacu pada suatu

gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N).


44

Sampai saat ini terdapat 13 jenis vitamin yang telah diakui

sebagai vitamin dan esensialnya bagi kesehatan manusia, yaitu 4 jenis

vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K), serta 9 jenis vitamin

larut air, yaitu vitamin C, B1, B2, B6 (phyridoxin), B12, asam folat

(folic acid), B3 (niacin), B5 (pantothenic acid).

f. Mineral, adalah unsur kimia yang diperlukan tubuh dan berada dalam

bentuk elektrolit anion atau bermuatan negatif dan kation bermuatan

positif.

4. Dampak Negatif Yang di Timbulkan Junk Food Terhadap Kesehatan

Tubuh

Menurut (Purwaningsih, 2013) dampak negatif dari junk food adalah :

a. Penggunaan antibiotik berlebihan terhadap hewan

The disease control center menyimpulkan bahwa alasan

peningkatan resistensi antibiotik pada penyakit yang disebabkan dari

makanan di Amerika Serikat adalah karena penggunaan antibiotik di

pertanian dan peternakan hewan. Perhatian medis bahwa penggunaan

rutin antibiotik secara terus-menerus yang digunakan dalam pakan

ternak akan membuat “superbug” yang resisten terhadap antibiotik,

bahwa hal itu akan menuai kehancuran yang luas pada hewan dan jika

dikonsumsi manusia akan berbahaya. Banyak organisasi, termasuk

American Medical Association dan American Public Health

Association, telah mendukung upaya untuk mengurangi penggunaan

antibiotik sebagai pakan ternak.


45

b. Terdapat zat adiktif

Zat aditif yang biasa terkandung dalam pengawet maupun pewarna

makanan jika dikonsumsi secara terus menerus bisa mengakibatkan

kerusakan hati, sorosis hingga kanker hati. Dampak yang bisa

ditimbulkan zat berbahaya ini sifatnya jangka panjang dan akan

menyerang manusia akibat rusaknya fungsi hati.

c. Mengandung natrium yang tinggi

Dampak dari penggunaan natrium menurut laporan Federation of

the American Society for Experimental Biologi adalah rasa terbakar di

bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress dan tegang pada

kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat,

rasa lemah atau cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung

merasakan dampak ini ketika mengkonsumsi junk food yang

menggunakan natrium.

d. Mengandung kalori yang tinggi

Jumlah kalori dari junk food lebih tinggi dari makanan yang

dimasak sendiri di rumah. Jumlah kalori yang seharusnya dikonsumsi

dalam sehari bisa dipenuhi hanya dengan sekali makan. Konsumsi

kalori yang sangat tinggi melebihi anjuran konsumsi kalori sebanyak

2000kkal perhari menjadi penimbunan kalori dalam tubuh apabila

tidak digunakan. Berikut dampak yang dihasilkan dari jumlah kalori

yang berlebih di dalam tubuh.


46

1) Karbohidrat dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti

diabetes melitus (DM), intoleran laktosa, karies gigi apabila salah

dalam asupan mengkonsumsinya.

2) Kandungan lemak yang tinggi

junk food banyak mengandung lemak yang berlebihan.

Lemak dalam makanan tersebut mencakup lemak jenuh dan lemak

trans. Jika di dalam tubuh terdapat banyak lemak jenuh, maka

pembuluh darah akan menyempit dan jalan aliran darah akan

terhambat. Menurut anjuran pedoman gizi seimbang, konsumsi

lemak yang baik adalah 25% dari kebutuhan.

e. Protein yang berlebih

Di dalam junk food, Protein hewaninya yang berlebihan bisa

menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium di dalam tubuh.

Kalsium berfungsi sebagai penunjang akselerasi muskular, skeletal,

dan perkembangan endokrin.

f. Kurangnya kandungan vitamin

Vitamin merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Walaupun dibutuhkan dalam

jumlah kecil, peranan vitamin sangat vital bagi pertumbuhan dan

perkembangan, pencegahan penyakit, dan mencapai kehidupan yang

sehat dan optimal. Vitamin sebagai zat gizi mikro tidak dapat

diproduksi oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari makanan.

g. Kekurangan atau kelebihan mineral


47

Mineral menempati 4% bagian dari penyusunan tubuh manusia.

Mineral adalah unsur kimia yang diperlukan tubuh dan berada dalam

bentuk elektrolit anion atau bermuatan negative dan kation bermuatan

positif. Mineral esensial adalah mineral yang jika terjadi defisiensi

dalam menu makanan secara konsisten akan mengakibatkan terjadinya

fungsi biologis yang subsoptimal, dan gangguan fungsi biologis

tersebut dapat dicegah atau dapat dipulihkan melalui pemberian

sejumlah mineral.

F. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan adalah hasil pengindraan manusia, atau

hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010).

Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu,

mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut

sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan

diakui secara universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan

perkataan lain, pengetahuan ini dapat berkembang menjadi ilmu apabila

memenuhi kriteria mempunyai objek kajian, mempunyai metode


48

pendekatan, bersifat universal (mendapat pengakuan secara umum)

(Notoatmodjo, 2010).

2. Sumber Pengetahuan

Menurut (Wawan dan Dewi, 2010) cara memperoleh pengetahuan

yaitu adalah sebagai berikut :

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba-coba salah (Trial dan Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan

dan bahkan mungkin sebelum adanya peradapan yang dilakukan

dengan menggunakan kemungkinaan yang lain sampai masalah

dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,

pemegang pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa

terlebih dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan

fakta empiris maupun berdasarkan masa lalu.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara


49

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah“ atau lebih populer

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Franeuis Bacor (1561-1626) kemudian dikembangkan oleh Deobold

van Dallien akhirnya lahir suatu cara penelitian yang dewasa ini kita

kenal sebagai metodologi penelitian ilmiah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah berlangsung

seumur hidup.

b. Masa media / informasi

Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal dan non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate inpact)

sehingga menghasilakan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh seseorang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan


50

demikian seseorang akan bertambah pengetahuan walaupun tidak

melakukannya.

d. Lingkungan

Lingkungan sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi

kembali pengetahauan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu.

e. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan makin bertambah pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik.

4. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis

besarnya pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan sebagai berikut:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai recal (memanggil) memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus


51

dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi ini diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau dapat mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi dan lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen.

f. Evaluasi (Evalution)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

5. Hasil Ukur Tingkat Pengetahuan


52

Menurut Arikunto (2010) dalam Wawan dan Dewi (2011),

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala

yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Kurang Baik : Hasil presentase < 56%.

2. Cukup Baik : Hasil presentase 56%-75%.

3. Baik : Hasil presentase 76%-100%.


53
BAB III

KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Menurut Notoatmdjo (2010), perilaku kesehatan adalah suatu

respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku

kesehatan terhadap makanan (Nutrition behavior), yaitu suatu respon

seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.

Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek-praktek kita

terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya,

pengelolaan makanan dan sebagainya.

Lewrence Green (1980) menjelaskan bahwa perilaku di latar

belakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok:

1. Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor predisposisi merupakan faktor yang menjadi dasar

motivasi atau niat seseorang melakukan sesuatu. Faktor predisposisi

meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai, persepsi,

tradisi, dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu maupun

masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.

2. Faktor-faktor pendukung (Reinforsing factor)

Faktor-faktor yang mendukung atau memfasilitasi perilaku

atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung adalah

54
55

sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku

kesehatan dan komitmen petugas kesehatan serta pemerintah dalam

kesehatan.

3. Faktor-faktor pendorong (Enabling factor)

Faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku seperti terwujud dalam sikap dukungan dari tenaga

kesehatan, teman sebaya serta dukungan dari keluarga merupakan

koordinasi referensi dalam perilaku masyarakat.

Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, kerangka teori

perilaku kesehatan yang digunakan adalah teori Lawrence Green

(1980) yang dapat digambarkan sebagai berikut :


56

Bagan 3.1

Kerangka Teori

Faktor Predisposisi :

 Pengetahuan
 Sikap
 Motivasi 1
 Keyakinan
 Nilai
2

Faktor Pendukung :

 Tersedianya sarana kesehatan Perilaku


 Akses sarana6kesehatan 3 Kesehatan
 Prioritas dan komitmen masyarakat
atau pemerintah terhadap kesehatan

5
Faktor pendorong:

 Keluarga 4
 Teman sebaya
 Pengalaman
 Petugas kesehatan

Sumber :Teori Green Dalam Notoatmodjo, 2010

Keterangan :

Garis Utuh : Menunjukkan pengaruh langsung

Garis Putus-Putus : Menunjukkan pengaruh tidak langsung

Huruf Bold : Variabel yang diteliti


57

Angka : Menunjukkan kira-kira urutan terjadinya tindakan

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu kepada teori

Lawrence Green dalam Notoatdmojo (2010) bahwa perilaku manusia

dipengaruhi oleh 3 faktor yang terdiri dari faktor predisposisi, faktor

pendukung dan faktor pendorong.Penelitian ini hanya dibatasi pada faktor

predisposisi yaitu pengetahuan, aspek yang lain seperti faktor eksternal

tidak diteliti karena keterbatasan waktu dan tenaga maka peneliti hanya

ingin fokus pada pengetahuan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan

kemampuan remaja putri agar lebih mengetahui tentang kesehatan

reproduksi.

Menurut Hidayat (2010), jenis pre experimental ini dilakukan

dengan cara sebelum diberikan treatment atau perlakuan. Variabel di

observasi atau diukur terlebih dahulu (pre test) setelah dilakukan

treatment atau perlakuan dan setelah treatment dilakukan pengukuran

obervasi (post test).Berdasarkan penjelasan di atas maka kerangka konsep

untuk penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.2

Kerangka Konsep Penelitian

Pre Test Proses Post Test

Peningkatan Pengetahuan
Pengetahuan Remaja Putri
Remaja Putri Mengenai
mengenai Pendidikan Gizi Penyuluhan dan Pendidikan Gizi Seimbang,
Seimbang, Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik dan Junk
dan Junk Food Terhadap Pembagian Leaflet
Food Terhadap Pencegahan
Pencegahan Obesitas
Obesitas
58

Bagan di atas merupakan kerangka konsep penelitian variabel di

observasi atau diukur terlebih dahulu (pre test) setelah dilakukan

treatment atau perlakuan dan setelah treatment dilakukan pengukuran

obervasi (post test) untuk melihat pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan pada remaja putri di SMA IT Ash-Shiddiiqi, Batang

Hari, Jambi.

C. Defenisi Operasional

N Variabel Defenisi Cara Alat Ukur Skala Kriteria


O Yang Diteliti Operasional Ukur Ukur Obyektif

1. Pendidikan Materi Gizi Pengisian Kuesioner Ordinal 1. Pre Test


Gizi Seimbang Kuesioner
2. Post Test
Seimbang,  Pengertian
Aktifitas Fisik Gizi
dan Junk Food  Pedoman
terhadap Gizi
Seimbang
pencegahan
 Pesan Umum
obesitas
Gizi
Seimbang
Materi Aktivitas
Fisik

 Pengertian
Aktivitas
Fisik
 Jenis-jenis
Aktivitas
Fisik
Materi Junk Food

 Pengertian
junk food
59

 Golongan
makanan
junk food
 Zat makanan
junk food
 Dampak
negatif junk
food
60

2. Pengetahuan Pengetahuan remaja Pengisian Kuesiner Ordinal 0 Kurang Baik :


Gizi Seimbang putri tentang gizi Kuesioner bila skor
jawaban < 56%
seimbang atau dari skor total.
makanan yang 1 Cukup Baik
dikonsumsi individu bila skor
yang mengandung 5 jawaban 56-
75% dari skor
zat gizi dalam total.
jumlah cukup, tidak 2 Baik : bila skor
berlebihan dan tidak jawaban 76% -
kekurangan 100% dari skor
total.
(Wawan, 2010)

3. Pengetahuan Pengetahuan remaja Pengisian Kuesioner Ordinal 0 Kurang Baik :


Aktivitas Fisik putri tentang Kuesioner bila skor
jawaban < 56%
aktivitas fisik atau dari skor total.
segala kegiatan 1 Cukup Baik
tubuh yang bila skor
meningkatkan jawaban 56-
75% dari skor
pengeluaran tenaga total.
atau energi. 2 Baik : bila skor
jawaban 76% -
100% dari skor
total.
(Wawan, 2010)

4. Pengetahuan Pengetahuan remaja Pengisian Kuesioner Ordinal 0 Kurang Baik :


Junk Food putri tentang junk Kuesioner bila skor
jawaban < 56%
food atau sejumlah dari skor total.
makanan yang 1 Cukup Baik
mengandung garam, bila skor
gula, dan kalorinya jawaban 56-
75% dari skor
61

tinggi tetapi total.


kandungan gizinya 2 Baik : bila skor
jawaban 76% -
sedikit. 100% dari skor
total.
(Wawan, 2010)
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperiment dengan

desain one group pre test dan post test untuk mengetahui adanya

pengaruh pendidikan gizi seimbang, aktivitas fisik, dan junk food

terhadap pencegahan obesitas pada remaja putri di SMA IT Ash-Shiddiiqi,

Batang Hari, Jambi tahun 2022.

Dalam rancangan ini digunakan dalam satu kelompok subjek.

Dimana kelompok subjek dilakukan observasi sebelum dilakukan

intervensi selama waktu 2 hari dengan membagikan kuesioner dan

diberikan waktu ± 30 menit pada hari pertama, lalu pada hari kedua

dikenakan perlakukan yaitu pemberian materi pendidikan gizi seimbang,

aktivitas fisik, dan junk food selama ± 45 menit, kemudian dilakukan

observasi kembali setelah diberikan intervensi, kuesioner akan dibagikan

kembali pada kelompok responden yang sama dan diberikan waktu ± 30

menit.

Desain ini digambarkan dengan pola sebagai berikut :

O1 X O2

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

X : Perlakuan (Penyuluhan dan pemberian leaflet)

O1 : Pre Test Kelompok Perlakuan

62
63

O2 : Post Test kelompok perlakuan

B. Hipotesis Penelitian

Menurut Hidayat (2010), hipotesis berasal dari kata hipo (lemah)

dan tesis (pernyataan) yaitu suatu pernyataan yang masih lemah yang

membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis dapat

diterima atau ditolak. Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. H0: Tidak ada pengaruh pendidikan gizi seimbang, aktivitas fisik,

dan junk food terhadap pencegahan obesitas pada remaja putri di

SMA IT Ash-Shiddiiqi, Batanghari Jambi.

2. H1 : Ada pengaruh pendidikan gizi seimbang , aktivitas fisik, dan

junk food terhadap pencegahan obesitas pada remaja putri di

SMA IT Ash-Shiddiiqi, Batanghari, Jambi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat dalam penelitian ini dilakukan di SMA IT Ash-

Shiddiiqi, Batanghari, Jambi yang beralamat di Jl. Jambi Muara

Bulian KM 36, RT 03, Kel. Jembatan Mas, Kec. Pemayung,

Batanghari, Jambi.

2. Waktu

Waktu dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Februari

tahun 2022.
64

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sinambela (2014), populasi adalah objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X,XI dan XII

SMA IT Ash-Shiddiiqi, Batang Hari, Jambi tahun 2022 yaitu

sebanyak 130 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Sampel adalah sebagian dari populasi yang

memiliki karakteristik tertentu yang dianalisis.

Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini

menggunakan rumus besaran sampel (Lemeshow dalam Hidayat,

2010) yaitu :

n = Z²1 – α/2 P(1-P) N

d² (N-1) + Z²1 – α/2 P(1-P)

Ket :

N = Jumlah sampel yang dibutuhkan

Z²1 – α/2 = Nilai z pada derajat kepercayaan 1- α/2 deviasi normal

95% (1.96)
65

P = Proporsi tidak diketahui maka p yang dipilih adalah

50%=0,5, sehingga P(1-P) adalah 0.5

d = Presisi absolute yang diinginkan sebesar 15%

N = Jumlah populasi 130 orang

Perhitungan :

n = Z²1 – α/2 P(1-P) N

d² (N-1) + Z²1 – α/2 P(1-P)

n = (1,96)² (0,5)(0,5)(130)

(130-1) (0,15)² + 1,96² (0,5)(0,5)

= (3,8416) (0,25) (130)

(129) (0,0225) + 3,8416 (0,25)

= 124,852

2,9025 + 0,9604

= 32,3 =32 0rang

Jadi, sampel yang dapat mewakili jumlah populasi sebanyak 32 orang.

Perhitungan untuk sampel setiap jurusan menggunakan rumus :

Ni

ni =X n
66

ni =Jumlah sampel per kelas

Ni = Jumlah siswa per kelas

N = Jumlah populasi keseluruhan

n = Jumlah sampel keseluruhan

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel setiap kelas

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1
Jumlah Sampel Setiap Kelas X, XI , dan XII di SMA IT Ash-Shiddiiqi,
Batanghari, Jambi
No Kelas Jumlah Jumlah Sampel

1 Kelas X IPA 30 32x30/130 = 7


2 Kelas X IPS Plus 22 32x22/130 = 5
3 Kelas XI IPA 27 32x27/130 = 7
4 Kelas XI IPS Plus 20 32x20/130 = 5
5 Kelas XII IPA 31 32x31/130 = 8

Total 130 32

a. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dipilih dengan teknik stratified random sampling yaitu

penelitian dilakukan dengan mengambil responden secara acak

sederhana berdasarkan strata atau masing-masing kelas.


67

b. Kriteria Sampel

Kriteria inklusi :

1) Siswi kelas X,XI dan XII di SMA IT Ash-Shiddiiqi, Batanghari,

Jambi.

2) Siswi yang hadir pada saat penelitian berlangsung

3) Bersedia menjadi responden.

4) Dapat diajak berkomunikasi dan kooperatif

E. Instrumen Penelitian

Instrumen data pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden (Hidayat,2010).

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012).

Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas karena

pada kuesioner gizi seimbang, aktivitas fisik dan junk food peneliti

mengadopsi kuesioner penelitian dari (Rosalina 2020).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat di percaya atau dapat di andalkan. Hal ini
68

menunjukkan hasil pengukuran itu tetap konsisten bila di lakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan

menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).

Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan uji reliabilitas

karena pada kuesioner gizi seimbang, aktivitas fisik dan junk food

peneliti mengadopsi kuesioner dari (Rosalina 2020).

G. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer data yang didapat dari pengisian kuesioner

tentang kesehatan reproduksi yang dibagikan oleh peneliti dan

diisi langsung oleh responden. Dalam pengisian kuesioner peneliti

dibantu oleh enumerator sebanyak 1 orang, sebelumnya peneliti

melakukan persamaaan persepsi dengan enumerator menyepakati

kontrak waktu penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang

seluruh jumlah siswi yang diperoleh dari bagian tata usaha SMA

IT Ash-Shiddiiqi, Batang Hari Jambi.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

data primer. Menurut (Hidayat 2010), data primer disebut juga dengan

data tangan pertama. Pengumpulan data yang dikumpulkan langsung


69

dari sumbernya. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini

yaitu pengaruh pendidikan gizi seimbang,aktivitas fisik, dan junk food

terhadap pencegahan obesitas remaja putri di SMA IT Ash-Shiddiiqi,

Batang Hari, Jambi tahun 2021.

3. Pengolahan Data

Menurut Notoadmojo (2010) proses pengolahan data itu

melalui beberapa tahap :

1. Editing

Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.Secara umum

editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi

formulir atau kuesioner tersebut.

2. Scoring

Scoring semua kuesioner dengan menetapkan skor (nilai)

pada setiap pertanyaan kuesioner dan pada saat pengkategorian

setiap variabel pengetahuan.Jika jumlah benar 76-100 %

dikelompokkan pengetahuan baik, jika menjawab benar 56-75 %

dikelompokkan pengetahuan cukup dan jika menjawab benar 56

% dikelompokkan pengetahuan kurang baik.

3. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.


70

a. Pengetahuan Gizi Seimbang

0 : Kurang Baik

1 : Cukup Baik

2 : Baik

b. Aktivitas Fisik

0 : Kurang Baik

1 : Cukup Baik

2 : Baik

c. Pengetahuan Junk Food

0 : Kurang Baik

1 : Cukup Baik

2 : Baik

4. Entry data

Data yang telah diperiksa dan diberi kode dimasukkan ke

dalam program komputer untuk dianalisa.

5. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya. Kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data

(data cleaning).
71

H. Analisis Data

Teknik yang digunakan pada penelitian ini untuk menganilisis data

yaitu analisis inferensial, dimana teknik analisis data yang digunakan

untuk menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari

suatu sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara

keseluruhan. Berdasarkan jenis analisis data tersebut, maka uji yang

digunakan adalah uji T Dependent. Uji t untuk data sampel berpasangan

membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sampel tunggal.

Uji ini menghitung selisih antara nilai dua variabel untuk tiap kasus dan

menguji apakah selisih rata-rata tersebut bernilai nol.


72
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, keterbatasan penelitian ditemukan pada variabel

yang diteliti yaitu kuesioner pengetahuan, kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup sehingga yang diperoleh hanya jawaban benar atau salah dan

jawaban tersebut memungkinkan belum terwakilinya pengukuran pada variabel

tersebut.

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Pengetahuan Gizi Seimbang Pada Remaja Putri Terhadap

Pencegahan Obesitas

Penilaian pengetahuan gizi seimbang pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas diukur menggunakan lembar kuesioner. Adapun distribusi

frekuensi kuesioner pengetahuan gizi seimbang pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas (pre test) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pengetahuan Gizi Seimbang Pada Remaja
Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Pre Test)
n = 32
No Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1 Pengertian gizi seimbang adalah 18 56.2 14 43.8


makanan yang mengandung semua
zatzat gizi terdiri dari karbohidrat,

73
74

protein, vitamin, lemak dan mineral.

2 Keanekaragaman makanan adalah 21 65.6 11 34.4


apabila saat kita makan pagi, siang,
malam, makanan yang kita konsumsi
mengandung 5 unsur, yaitu
karbohidrat (nasi, roti, mie, gandum,
jagung, umbiumbian), protein
hewani (ayam, ikan, seafood, daging
sapi, dll), protein nabati (tahu,
tempe, kacang-kacangan), sayur, dan
buah.

3 Secara umum gizi seimbang 18 56.2 14 43.8


dijabarkan kedalam 4 pilar yaitu
makan-makanan bervariasi, aktifitas
fisik, senam, olahraga.

4 Mengkonsumsi sayur dan buah 14 43.8 18 56.2


secara rutin sangat baik bagi tubuh

5 Karbohidrat dikenal sebagai zat gizi 22 68.8 10 31.2


makro sumber “Bahan bakar”
(energy) utama bagi tubuh.

Dari tabel 5.1, diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab

benar pada pernyataan tentang “Karbohidrat dikenal sebagai zat gizi makro

sumber “Bahan bakar” (energy) utama bagi tubuh sebanyak 22 responden

(68,8%) dan pernyataan “Keanekaragaman makanan adalah apabila saat kita

makan pagi, siang, malam, makanan yang kita konsumsi mengandung 5 unsur,

yaitu karbohidrat (nasi, roti, mie, gandum, jagung, umbi- umbian), protein

hewani (ayam, ikan, seafood, daging sapi, dll), protein nabati (tahu, tempe,

kacang-kacangan), sayur, dan buah” sebanyak 21 responden (65,6%).

Sedangkan sebagian besar responden menjawab salah pada pertanyaan tentang


75

“Mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin sangat baik bagi tubuh” sebanyak

18 responden (56,2%)”.

Hasil ukur tingkat pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu baik, cukup

dan kurang. Gambaran pengetahuan gizi seimbang pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas (pre test)dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Gizi Seimbang Pada
Remaja Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Pre Test)
n = 32
No. Pengetahuan Jumlah %

1 Baik 6 18.8

2 Cukup 17 53.1

3 Kurang 9 28.1

Total 32 100

Tabel 5.2 memperlihatkan pengetahuan remaja putri sebelum diberikan

pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang sebagian besar memiliki

pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 17 orang (53,1%).

Distribusi frekuensi kuesioner pengetahuan gizi seimbang pada remaja

putri terhadap pencegahan obesitas (post test) dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pengetahuan Gizi Seimbang Pada Remaja
Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Post Test)
n = 32
No Pertanyaan Tahu Tidak Tahu

f % f %

1 Pengertian gizi seimbang adalah 29 90.6 3 9.4


makanan yang mengandung semua
76

zatzat gizi terdiri dari karbohidrat,


protein, vitamin, lemak dan mineral.

2 Keanekaragaman makanan adalah 31 96.9 1 3.1


apabila saat kita makan pagi, siang,
malam, makanan yang kita konsumsi
mengandung 5 unsur, yaitu
karbohidrat (nasi, roti, mie, gandum,
jagung, umbiumbian), protein
hewani (ayam, ikan, seafood, daging
sapi, dll), protein nabati (tahu,
tempe, kacang-kacangan), sayur, dan
buah.

3 Secara umum gizi seimbang 27 84.4 5 15.6


dijabarkan kedalam 4 pilar yaitu
makan-makanan bervariasi, aktifitas
fisik, senam, olahraga.

4 Mengkonsumsi sayur dan buah 23 71.9 9 28.1


secara rutin sangat baik bagi tubuh

5 Karbohidrat dikenal sebagai zat gizi 27 84.4 5 15.6


makro sumber “Bahan bakar”
(energy) utama bagi tubuh.

Dari tabel 5.3, diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab

benar pada pernyataan tentang “Keanekaragaman makanan adalah apabila saat

kita makan pagi, siang, malam, makanan yang kita konsumsi mengandung 5

unsur, yaitu karbohidrat (nasi, roti, mie, gandum, jagung, umbiumbian), protein

hewani (ayam, ikan, seafood, daging sapi, dll), protein nabati (tahu, tempe,

kacang-kacangan), sayur, dan buah sebanyak 31 responden (96,9%%) dan

pernyataan “Pengertian gizi seimbang adalah makanan yang mengandung

semua zatzat gizi terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan mineral”

sebanyak 29 responden (90,6%). Sedangkan responden yang menjawab salah


77

pada pernyataan tentang “Mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin sangat

baik bagi tubuh” sebanyak 9 responden (28,1%)”.

Hasil ukur tingkat pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu baik, cukup

dan kurang. Gambaran pengetahuan gizi seimbang pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas (post test)dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Gizi Seimbang Pada
Remaja Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Post Test)
n = 32
No. Pengetahuan Jumlah %

1 Baik 28 87.5

2 Cukup 4 12.5

3 Kurang 0 0

Total 32 100

Tabel 5.4 memperlihatkan pengetahuan ibu sesudah diberikan

pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang sebagian besar memiliki

pengetahuan yang baik sebanyak 28 orang (87,5%).

2. Gambaran Pengetahuan Aktivitas Fisik Pada Remaja Putri Terhadap

Pencegahan Obesitas

Penilaian pengetahuan aktivitas fisik pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas diukur menggunakan lembar kuesioner. Adapun disribusi

frekuensi kuesioner pengetahuan aktivitas fisik pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas (pre test) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pengetahuan Aktivitas Fisik Pada Remaja
Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Pre Test)
n = 32
78

No Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1 Olahraga selama 30 menit dapat 17 53.1 15 46.9


membantu menghilangkan tumpukan
lemak di perut, pinggang, pinggul,
paha dan lengan atas serta
mempertahankan berat badan.

2 Aktivitas fisik tidak harus dilakukan 26 81.2 6 18.8


selama berjam-jam,cukup selama 15-
20 menit tetapi rutin dilakukan.

3 Melakukan kegiatan ringan dalam 15 46.9 17 53.1


keseharian seperti rekreasi, berjalan-
jalan di taman, berkebun dan
membersihkan pekarangan rumah
dapat dikatakan aktivitas fisik.

4 Aktivitas fisik adalah kegiatan yang 23 71.9 9 28.1


menggerakkan tubuh.

5 Aktivitas fisik yang sehat adalah 22 68.8 10 31.2


mengepel, mencuci baju, dan jalan
kaki

Dari tabel 5.5, diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab

benar pada pernyataan tentang “Aktivitas fisik tidak harus dilakukan selama

berjam-jam,cukup selama 15-20 menit tetapi rutin dilakukan” sebanyak 26

responden (81,2%) dan pada pernyataan “Aktivitas fisik adalah kegiatan yang

menggerakkan tubuh” sebanyak 23 responden (71,9%). Sedangkan sebagian

besar responden menjawab salah pada pernyataan tentang “Melakukan kegiatan

ringan dalam keseharian seperti rekreasi, berjalan-jalan di taman, berkebun dan

membersihkan pekarangan rumah dapat dikatakan aktivitas fisik” sebanyak 17


79

responden (53,1%)” dan pernyataan tentang “Olahraga selama 30 menit dapat

membantu menghilangkan tumpukan lemak di perut, pinggang, pinggul, paha

dan lengan atas serta mempertahankan berat badan” sebanyak 15 responden

(46,9%)”.

Hasil ukur tingkat pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu baik, cukup

dan kurang. Gambaran pengetahuan aktivitas fisik pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas (pre test) dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Aktivitas Fisik Pada
Remaja Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Pre Test)
n = 32
No. Pengetahuan Jumlah %

1 Baik 9 28.1

2 Cukup 18 56.2

3 Kurang 5 15.6

Total 32 100

Tabel 5.6 memperlihatkan pengetahuan ibu sebelum diberikan

pendidikan kesehatan tentang aktivitas fisik sebagian besar memiliki

pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 18 orang (56,2%).

Distibusi frekuensi kuesioner pengetahuan aktivitas fisik pada remaja

putri terhadap pencegahan obesitas (post test) dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pengetahuan Aktivitas Fisik Pada Remaja
Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Post Test)
n = 32
No Pertanyaan Tahu Tidak Tahu
80

f % f %

1 Olahraga selama 30 menit dapat 32 100 0 0


membantu menghilangkan tumpukan
lemak di perut, pinggang, pinggul,
paha dan lengan atas serta
mempertahankan berat badan.

2 Aktivitas fisik tidak harus dilakukan 31 96.9 1 3.1


selama berjam-jam,cukup selama 15-
20 menit tetapi rutin dilakukan.

3 Melakukan kegiatan ringan dalam 28 87.5 4 12.5


keseharian seperti rekreasi, berjalan-
jalan di taman, berkebun dan
membersihkan pekarangan rumah
dapat dikatakan aktivitas fisik.

4 Aktivitas fisik adalah kegiatan yang 29 90.6 3 9.4


menggerakkan tubuh.

5 Aktivitas fisik yang sehat adalah 29 90.6 3 9.4


mengepel, mencuci baju, dan jalan
kaki

Dari tabel 5.7, diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab

benar pada pernyataan tentang “Olahraga selama 30 menit dapat membantu

menghilangkan tumpukan lemak di perut, pinggang, pinggul, paha dan lengan

atas serta mempertahankan berat badan” sebanyak 32 responden (100%) dan

“Aktivitas fisik tidak harus dilakukan selama berjam-jam,cukup selama 15-20

menit tetapi rutin dilakukan” sebanyak 23 responden (63,9%). Sedangkan

beberapa responden yang menjawab salah pada pernyataan tentang

“Melakukan kegiatan ringan dalam keseharian seperti rekreasi, berjalan-jalan


81

di taman, berkebun dan membersihkan pekarangan rumah dapat dikatakan

aktivitas fisik” sebanyak 4 responden (12,5%)”.

Hasil ukur tingkat pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu baik, cukup

dan kurang. Gambaran pengetahuan aktivitas fisik pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas (post test) dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini:

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Aktivitas Fisik Pada
Remaja Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Post Test)
n = 32
No. Pengetahuan Jumlah %

1 Baik 32 100

2 Cukup 0 0

3 Kurang 0 0

Total 32 100

Tabel 5.2 memperlihatkan pengetahuan ibu sesudah diberikan

pendidikan kesehatan tentang aktivitas fisik seluruh responden memiliki

pengetahuan baik sebanyak 32 orang (100%).

3. Gambaran Pengetahuan Junk Food Pada Remaja Putri Terhadap

Pencegahan Obesitas

Penilaian pengetahuan junk food pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas diukur menggunakan lembar kuesioner. Adapun disribusi frekuensi

kuesioner pengetahuan junk food pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas (pre test) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


82

Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pengetahuan Junk Food Pada Remaja
Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Pre Test)
n = 32
No Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1 Junk food adalah makanan yang 17 53.1 15 46.9


sehat dan baik untuk di konsumsi.

2 Contoh makanan yang tergolong 12 37.5 20 62.5


junk food adalah aneka gorengan,
hamburger dan soft drink.

3 Akibat mengkonsumsi junk food 19 59.4 13 40.6


setiap hari adalah badan jadi gemuk
dan sehat

4 Makanan junk food pada umumnya 20 62.5 12 37.5


makanan yang mengandung kalori,
kadar lemak dan gula yang tinggi.

5 Makanan junk food menyebabkan 12 37.5 20 62.5


terjadinya obesitas

Dari tabel 5.9, diketahui bahwa sebagian besar responden yang

menjawab benar tentang “Makanan junk food pada umumnya makanan yang

mengandung kalori, kadar lemak dan gula yang tinggi” sebanyak 20 responden

(62,5%) dan “Akibat mengkonsumsi junk food setiap hari adalah badan jadi

gemuk dan sehat” sebanyak 19 responden (59,4%). Sedangkan sebagian besar

responden menjawab salah pada pernyataan “Contoh makanan yang tergolong

junk food adalah aneka gorengan, hamburger dan soft drink” dan “Makanan

junk food menyebabkan terjadinya obesitas” masing-masing sebanyak 20

responden (62,5%)”.
83

Hasil ukur tingkat pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu baik, cukup

dan kurang. Gambaran pengetahuan junk food pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas (pre test)dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Junk Food Pada Remaja
Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Pre Test)
n = 32
No. Pengetahuan Jumlah %

1 Baik 2 6.2

2 Cukup 11 34.4

3 Kurang 19 59.4

Total 32 100

Tabel 5.10 memperlihatkan pengetahuan ibu sebelum diberikan

pendidikan kesehatan tentang junk food sebagian besar memiliki pengetahuan

yang kurang yaitu sebanyak 19 orang (59,4%).

Distibusi frekuensi kuesioner pengetahuan junk food pada remaja putri

terhadap pencegahan obesitas (post test) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Kuesioner Pengetahuan Junk Food Pada Remaja
Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Post Test)
n = 32
No Pertanyaan Tahu Tidak Tahu

f % f %

1 Junk food adalah makanan yang 32 100 0 0


sehat dan baik untuk di konsumsi.

2 Contoh makanan yang tergolong 24 75 8 25


junk food adalah aneka gorengan,
hamburger dan soft drink.

3 Akibat mengkonsumsi junk food 28 87.5 4 12.5


84

setiap hari adalah badan jadi gemuk


dan sehat

4 Makanan junk food pada umumnya 26 81.2 6 18.8


makanan yang mengandung kalori,
kadar lemak dan gula yang tinggi.

5 Makanan junk food menyebabkan 27 84.4 5 15.6


terjadinya obesitas

Dari tabel 5.11, diketahui bahwa sebagian besar responden yang

menjawab benar tentang “Junk food adalah makanan yang sehat dan baik untuk

di konsumsi” sebanyak 32 responden (100%) dan “Akibat mengkonsumsi junk

food setiap hari adalah badan jadi gemuk dan sehat” sebanyak 28 responden

(87,5%). Sedangkan beberapa responden yang menjawab salah pada

pernyataan tentang “Contoh makanan yang tergolong junk food adalah aneka

gorengan, hamburger dan soft drink” sebanyak 8 responden (25%).

Hasil ukur tingkat pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu baik, cukup

dan kurang. Gambaran pengetahuan junk food pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas (post test) dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut ini:

Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Junk Food Pada Remaja
Putri Terhadap Pencegahan Obesitas (Post Test)
n = 32
No. Pengetahuan Jumlah %

1 Baik 31 96.9

2 Cukup 1 3.1

3 Kurang 0 0

Total 32 100
85

Tabel 5.12 memperlihatkan pengetahuan ibu sesudah diberikan

pendidikan kesehatan tentang junk food sebagian besar memiliki pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 31 orang (96,9%).

4. Pengaruh pendidikan gizi seimbang pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas

Tabel 5.13
Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang Pada Remaja Putri Terhadap
Pencegahan Obesitas
Kelompok N Mean Std. Deviation P value
Pretest 32 1,91 0,689 0,000
Posttest 32 2,88 0,336

Berdasarkan tabel 5.13 dapat disimpulkan bahwa dari 32 responden,

didapatkan hasil rata-rata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan

tentang gizi seimbang adalah 1,91 dan sesudah diberikan adalah 2,88. Dari

hasil uji statistic diketahui nilai p value 0,000 < 0,05 yang artinya ada pengaruh

pendidikan kesehatan gizi seimbang pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas.

5. Pengaruh pendidikan aktivitas fisik pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas

Tabel 5.14
Pengaruh Pendidikan Aktivitas Fisik Pada Remaja Putri Terhadap
Pencegahan Obesitas
Kelompok N Mean Std. Deviation P value
Pretest 32 2,12 0,660 0,000
Posttest 32 3,00 0,000

Berdasarkan tabel 5.14 dapat disimpulkan bahwa dari 32 responden,

didapatkan hasil rata-rata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan


86

tentang gizi seimbang adalah 2,12 dan sesudah diberikan adalah 3,00. Dari

hasil uji statistic diketahui nilai p value 0,000 < 0,05 yang artinya ada pengaruh

pendidikan kesehatan aktivitas fisik pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas.

6. Pengaruh pendidikan junk food pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas

Tabel 5.14
Pengaruh Pendidikan Junk Food Pada Remaja Putri Terhadap
Pencegahan Obesitas
Kelompok N Mean Std. Deviation P value
Pretest 32 1,47 0,621 0,000
Posttest 32 2,97 0,177

Berdasarkan tabel 5.14 dapat disimpulkan bahwa dari 32 responden,

didapatkan hasil rata-rata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan

tentang gizi seimbang adalah 1,47 dan sesudah diberikan adalah 2,97. Dari

hasil uji statistic diketahui nilai p value 0,000 < 0,05 yang artinya ada pengaruh

pendidikan kesehatan junk food pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Pengetahuan Gizi Seimbang Pada Remaja Putri Terhadap

Pencegahan Obesitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden

sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang didapatkan


87

bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak

17 responden (53,1%).

Pengetahuan responden yang cukup dapat dilihat dari jawaban

responden yang menjawab salah pada pernyataan “mengkonsumsi sayur dan

buah secara rutin sangat baik bagi tubuh” sebanyak 18 responden (56,2%)”,

pernyataan “Pengertian gizi seimbang adalah makanan yang mengandung

semua zatzat gizi terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan mineral”

dan “Secara umum gizi seimbang dijabarkan kedalam 4 pilar yaitu makan-

makanan bervariasi, aktifitas fisik, senam, olahraga” masing-masing sebanyak

14 responden (43,8%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurdin (2019) tentang pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan

peserta didik tentang gizi seimbang di SMP Muhammadiyah Ratatotok

Kabupaten Minahasa Tenggara yang menunjukkan bahwa sebelum dilakukan

intervensi terhadap kelas VII, pengetahuan responden di kategorikan kurang

baik sebanyak 33 peserta didik (76,7%) dan baik sebanyak 10 peserta didik

(23,3%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap satu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia yakni, indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).


88

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun

orang lain. Pengetahuan gizi memegang peranan penting di dalam penggunaan

dan pemberian bahan makanan yang baik sehingga dapat mencapat keadaan

gizi yang seimbang (Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti berasumsi bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang masih rendah tentang

gizi seimbang. Kurangnya pengetahuan responden tentang gizi seimbang

disebabkan karena informasi yang diperoleh oleh remaja masih sangat minim.

Kesadaran remaja mencari informasi dan kurangnya paparan informasi dari

petugas kesehatan melalui kegiatan penyuluhan atau pemberian pendidikan

kesehatan menyebabkan rendahnya tingkat pengetahuan. Untuk meningkatkan

pengetahuan responden tentang gizi seimbang dapat dilakukan dengan

berbagai kegiatan salah satunya pemberian pendidikan kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden sesudah

diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang didapatkan bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 28

responden (87,5%).

Pengetahuan responden yang baik dapat dilihat dari jawaban

responden yang menjawab benar pada pernyataan “Keanekaragaman makanan

adalah apabila saat kita makan pagi, siang, malam, makanan yang kita

konsumsi mengandung 5 unsur, yaitu karbohidrat (nasi, roti, mie, gandum,

jagung, umbiumbian), protein hewani (ayam, ikan, seafood, daging sapi, dll),

protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan), sayur, dan buah sebanyak 31


89

responden (96,9%%) dan pernyataan “Pengertian gizi seimbang adalah

makanan yang mengandung semua zatzat gizi terdiri dari karbohidrat, protein,

vitamin, lemak dan mineral” sebanyak 29 responden (90,6%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurdin (2019) tentang pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan

peserta didik tentang gizi seimbang di SMP Muhammadiyah Ratatotok

Kabupaten Minahasa Tenggara menunjukkan bahwa pengetahuan responden

sesudah dilakukan intervensi dapat dikategorikan yang berpengetahuan kurang

baik sebanyak 13 peserta didik (30,2%) dan yang berpengetahuan baik

sebanyak 30 peserta didik (69,8%).

Terjadinya peningkatan pengetahuan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan tentang gizi seimbang karena terdapatnya antusias serta semangat

dari responden selama pendidikan kesehatan diberikan, adanya rasa ingin tahu

mendorong responden untuk mengikuti pemberian pendidikan kesehatan

dengan baik.

Sesuai dengan teori Munandar (2022) yang menyatakan bahwa

pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran

yang ada hubungannya dengan kesehatan. Pendidikan kesehatan tentang gizi

seimbang merupakan kegiatan promosi kesehatan gizi yang diharapkan lebih

efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang gizi yang selanjutnya akan

meningkatkan status gizi masyarakat. Pentingnya perubahan pengetahuan


90

merupakan faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang.

2. Gambaran Pengetahuan Aktivitas Fisik Pada Remaja Putri Terhadap

Pencegahan Obesitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden

sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang aktivitas fisik didapatkan

bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak

18 responden (56,2%).

Pengetahuan responden yang cukup dapat dilihat dari jawaban

responden yang menjawab salah pada pernyataan “Melakukan kegiatan ringan

dalam keseharian seperti rekreasi, berjalan-jalan di taman, berkebun dan

membersihkan pekarangan rumah dapat dikatakan aktivitas fisik” sebanyak 17

responden (53,1%)” dan pernyataan tentang “Olahraga selama 30 menit dapat

membantu menghilangkan tumpukan lemak di perut, pinggang, pinggul, paha

dan lengan atas serta mempertahankan berat badan” sebanyak 15 responden

(46,9%)”.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Syafira (2021) tentang pengaruh edukasi melalui video terhadap pengetahuan

dan sikap remaja putri tentang pencegahan obesitas menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 31

orang dengan persentase 81,6% sebelum diberikan video.

Pengetahuan merupakan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
91

telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata)

(Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti berasumsi bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang masih rendah tentang

aktivitas fisik. Kurangnya kesadaran remaja mencari informasi dan kurangnya

paparan informasi dari petugas kesehatan melalui kegiatan penyuluhan atau

pemberian pendidikan kesehatan menyebabkan rendahnya tingkat

pengetahuan tentang aktivitas fisik. Untuk meningkatkan pengetahuan

responden tentang aktivitas fisik dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan

salah satunya pemberian pendidikan kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden sesudah

diberikan pendidikan kesehatan tentang aktivitas fisik didapatkan bahwa

seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 32 responden

(100%).

Pengetahuan responden yang baik dapat dilihat dari jawaban

responden yang menjawab benar pada pernyataan “Olahraga selama 30 menit

dapat membantu menghilangkan tumpukan lemak di perut, pinggang, pinggul,

paha dan lengan atas serta mempertahankan berat badan” sebanyak 32

responden (100%) dan “Aktivitas fisik tidak harus dilakukan selama berjam-
92

jam,cukup selama 15-20 menit tetapi rutin dilakukan” sebanyak 23 responden

(63,9%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Syafira (2021) tentang pengaruh edukasi melalui video terhadap pengetahuan

dan sikap remaja putri tentang pencegahan obesitas menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 37

orang dengan persentase 97,4% setelah diberikan video.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan pengetahuan

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Sesuai dengan teori

Ummah et al (2021) yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan

merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan

tersebut buka sekedar proses transfer materi atau teori dari seseorang ke orang

lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut

karena adanya kesadaran dari dalam individu, kelompok atau masyarakat itu

sendiri. Pendidikan kesehatan adalah sekumpulan pengalaman yang saling

terkait dan mendukung satu kebiasaan dengan kebiasaan lain, sikap dan

pengethauan yang berhubungan dengan kesehatan individu.

3. Gambaran Pengetahuan Junk Food Pada Remaja Putri Terhadap

Pencegahan Obesitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden

sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang junk food didapatkan bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 19

responden (59,4%).
93

Pengetahuan responden yang kurang dapat dilihat dari jawaban

responden yang menjawab salah pada pernyataan “Contoh makanan yang

tergolong junk food adalah aneka gorengan, hamburger dan soft drink” dan

“Makanan junk food menyebabkan terjadinya obesitas” masing-masing

sebanyak 20 responden (62,5%)”.

Hasil penelitian ini sejala dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kubillawati (2022) tentang pengaruh penyuluhan kesehatan tentang obesitas

pada remaja kelas XII di SMKN 58 Jakarta Timur yang menunjukkan bahwa

sebelum dilakukannya intervensi dari 80 orang responden terdapat 79 (98,8%)

responden memiliki pengetahuan kurang dan 1 (40%) responden memiliki

pengetahuan baik.

Pengetahuan adalah hasil yang dihasilkan setelah individu melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan di

dalam domain kognitif terdiri dari enam tingkatan (Nurmala, et al, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti berasumsi bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang Junk

Food. Kurangnya pengetahuan disebabkan karena responden tidak ingin

mencari tahu tentang makanan cepat saji yang saat ini menjadi kesukaan para

remaja. Selain itu, kurangnya informasi yang diterima baik dari keluarga dan

juga dari petugas kesehatan menyebabkan rendahnya tingkat pengetahuan.


94

Untuk itu, dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang junk food

dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah pemberian

penyuluhan atau pendidikan kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden sesudah

diberikan pendidikan kesehatan tentang junk food didapatkan bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 31 responden

(96,9%).

Pengetahuan responden yang baik dapat dilihat dari jawaban

responden yang menjawab salah pada pernyataan “Junk food adalah makanan

yang sehat dan baik untuk di konsumsi” sebanyak 32 responden (100%) dan

“Akibat mengkonsumsi junk food setiap hari adalah badan jadi gemuk dan

sehat” sebanyak 28 responden (87,5%).

Hasil penelitian ini sejala dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kubillawati (2022) tentang pengaruh penyuluhan kesehatan tentang obesitas

pada remaja kelas XII di SMKN 58 Jakarta Timur yang menunjukkan bahwa

sesudah dilakukan intervensi, dari 80 responden terdapat 30 (37,5%)

responden memiliki pengetahuan kurang dan 50 (62,5%) memiliki

pengetahuan baik.

Peningkatan pengetahuan yang terjadi pada responden dikarenakan

adanya pemberian pendidikan kesehatan tentang junk food. Sesuai dengan

teori Sinaga (2021) yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan merupakan

cabang ilmu kesehatan yang memiliki akar tiga bidang ilmu yaitu ilmu

perilaku, pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pendidikan kesehatan


95

merupakan bentuk intervensi terhadap perilaku. Pendekatan pendidikan

kesehatan didasarkan pada asumsi tentang hubungan pengetahuan dan

perilaku. Peningkatan pengetahuan akan mengubah sikap seseorang untuk

mendorong perubahan perilaku.

4. Pengaruh pendidikan gizi seimbang pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan

kesehatan tentang gizi seimbang pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas dengan nilai p 0,000 < 0,05. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang

gizi seimbang dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata pengetahuan

responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 1,91 dan sesudah

diberikan adalah 2,88.

Hasil penelitian ini sejala dengan penelitian yang dilakukan oleh

Najahah (2018) tentang pengaruh penyuluhan gizi seimbang pada remaja

terhadap tingkat pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren Islam NW

Penimbung yang menunjukkan nilai significancy 0,000 (p < 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan gizi seimbang pada

remaja putri terhadap tingkat pengetahuan remaja putri.

Sesuai dengan teori Nurmasyita, et al (2016) yang menyatakan bahwa

pendidikan gizi adalah suatu proses yang berkesinambungan untuk menambah

pengetahuan tentang gizi, membentuk sikap dan perilaku hidup sehat dengan

memperhatikan pola makan sehari-hari dan faktor lain yang mempengaruhi


96

makanan, serta meningkatkan derajat kesehatan dan gizi seseorang dan pola

makan dan aktivitas fisik pada remaja.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya

promotif dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang

memegang peranan penting yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan

remaja. Melalui informasi yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan remaja untuk mengetahui gizi seimbang dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pengaruh pendidikan aktivitas fisik pada remaja putri terhadap

pencegahan obesitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan

kesehatan tentang aktivitas fisik pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas dengan nilai p 0,000 < 0,05. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang

aktivitas fisik dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata pengetahuan

responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 2,12 dan sesudah

diberikan adalah 3,00.

Hasil penelitian ini sejala dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri

(2019) tentang Efektifitas Pendidikan Kesehatan Pengguaan Media Audio

Visual Vidio Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Pengetahuan Remaja

Tentang Obesitas di SMPN 1 Pekanbaru yang menunjukkan hasil uji statistic

didapatkan nilai 0.001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan

antara nilai Pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan tentang Obesitas


97

dengan media AVA dan setelah diberikan penyuluhan tentang Obesitas

dengan media AVA.

Sesuai teori Sinaga, et al (2021) yang menyatakan bahwa pendidikan

kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan yang

menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Secara

konsep pendidikan kesehatan merupakan upaya mempengaruhi/ mengajak

orang lain (individu, kelompok dan masyarakat) agar berperilaku hidup sehat.

Secara operasional pendidikan kesehatan merupakan semua kegiatan yang

memberikan/meningkatkan pengetahuan dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kesehatan merupakan upaya yang baik untuk meningkatkan

pengetahuan seseorang. Hal ini telah terbukti dari perubahan tingkat

pengetahuan remaja dari sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan. Dengan adanya pendidikan kesehatan, mampu memberikan

informasi kepada remaja khususnya tentang aktivitas fisik.

6. Pengaruh pendidikan junk food pada remaja putri terhadap pencegahan

obesitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan

kesehatan tentang junk food pada remaja putri terhadap pencegahan obesitas

dengan nilai p 0,000 < 0,05. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang junk food

dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata pengetahuan responden sebelum


98

diberikan pendidikan kesehatan adalah 1,47 dan sesudah diberikan adalah

2,97.

Hasil penelitian ini sejala dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kubillawati (2022) tentang pengaruh penyuluhan kesehatan tentang obesitas

pada remaja kelas XII di SMKN 58 Jakarta Timur yang menunjukkan hasil uji

statistik didapat nilai p value 0,000 (p<0,05) dengan demikian ada pengaruh

terhadap peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan

penyuluhan kesehatan tentang obesitas pada remaja.

Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2012) yang menyatakan bahwa

pendidikan kesehatan merupakan proses belajar ada individu, kelompok atau

masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi

masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga pendidikan kesehatan

merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok

dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap

maupun ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya pendidikan kesehatan yang diberikan tentang junk food dapat

meningkatkan pengetahuan remaja. Hal ini karena timbulnya kesadaran

remaja dan kemauan remaja untuk mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan

dengan baik dan mampu memahami setiap informasi yang diberikan.

Pendidikan kesehatan yang diberikan telah merubah dan meningkatkan

pengetahuan remaja.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan tentang

“Pengaruh Pendidikan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik, dan Junk Food Terhadap

Pencegahan Obesitas Pada Remaja Putri Di SMA IT Ash-Shiddiiqi Batanghari,

Jambi Tahun 2021”, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yaitu :

1. Pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi

seimbang sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 17 responden

(53,1%) dan sesudah diberikan dalam kategori baik sebanyak 28 responden

(87,5%).

2. Pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang

aktivitas fisik sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 18 responden

(56,2%) dan sesudah diberikan dalam kategori baik sebanyak 32 responden

(100%).

3. Pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang

junk food sebagian besar dalam kategori kurang sebanyak 19 responden

(59,4%) dan sesudah diberikan dalam kategori baik sebanyak 31 responden

(96,9%).

4. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada remaja putri

terhadap pencegahan obesitas dengan nilai p 0,000.

5. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang aktivitas fisik pada remaja putri

terhadap pencegahan obesitas dengan nilai p 0,000

99
100

6. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang junk food pada remaja putri

terhadap pencegahan obesitas dengan nilai p 0,000

B. Saran

1. Peneliti

Dapat dijadikan pengalaman oleh peneliti pada pendidikan ke strata yang

lebih tinggi.

2. Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Keluarga

Bunda Jambi

Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswi dalam meningkatkan

wawasan dan memperluas pola pikir mahasiswi yang membacanya

khususnya mengenai peningkatan pengetahuan dalam pencegahan obesitas.

3. SMA IT Ash-Shiddiiqi Batanghari, Jambi

Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam penerapan asuhan

kebidanan dan menambah wawasan untuk meningkatkan pengetahuan

melalui pendidikan kesehatan. Selain itu, pihak sekolah dapat menjalin

kerjasama lintas sektor seperti dengan Puskesmas setempat agar pelaksanaan

pendidikan kesehatan dapat dijadikan salah satu program ekstrakurikuler

untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan.

4. Peneliti lain

Agar dapat melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut dengan variabel

yang berbeda.
ci

DAFTAR PUSTAKA

Damapolii, W., Mayulu, N., & Masi, G. (2013). Hubungan Konsumsi Fastfood Dengan
Kejadian Obesitas Pada Anak Sd Di Kota Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 1(1),
111774.

Damayanti, A. E. (2016). Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik, Dan Pengetahuan Gizi
Seimbang Dengan Status Gizi Remaja Putri. In Skripsi.
http://repository.unair.ac.id/46573/

Dinas Kesehatan Batanghari Jambi (2020). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi


Pemerintah (Lakip) Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Satker
Dekonsentrasi 05. 75.

Fitria. (2013). Hakikat Gizi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.

Fitri, R.P. (2019). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Pengguaan Media Audio Visual Vidio
Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas di SMPN
1 Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 3 No. 2 (2019): Oktober 2019

Gizi, D. B. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Kementrian Kesehatan RI 2014.

Ii, B. A. B. (2012). BAB II. Obesitas sebagai Penyakit Multifaktorial.

Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI,
53(9), 1689–1699.

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka
Obesitas (GENTAS). In Http://P2Ptm.Kemkes.Go.Id/Dokumen-Ptm/Panduan-Gentas
(pp. 6–16). http://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/panduan-gentas

Kubillawati, S. (2022). Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang obesitas pada remaja kelas
XII di SMKN 58 Jakarta Timur. Kesehatan dan Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 E-ISSN : 2722-368X VOL. XI No. 1

Lasandang, N., Kundre, R., & Bataha, Y. (2016). Hubungan Status Gizi Dengan Usia
Menarche Pada Remaja Putri Di Smp Negeri 6 Tidore Kepulauan. Jurnal Keperawatan
UNSRAT, 4(1), 112899.

Munandar, A. Amanda, E. Imansari, A, Murdani, A.P, Ramadhani, F. Fanny, R.R., Mawarni,


E.E, Agustina, M, Khoiriyah, N. Vidigal, J.N.M, Janggu, J.P, 2022. Pendidikan Ilmu
Gizi. Bandung : Media Sains Indonesia

Najahah, I. (2018). Pengaruh penyuluhan gizi seimbang pada remaja terhadap tingkat

ci
cii

pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren Islam NW Penimbung. Media Bina


Ilmiah 467 ISSN 2615-3505 (Online), Vol.12, No.10 Mei 2018

Noer, E. R., Kustanti, E. R., & Fitriyanti, A. R. (2018). Perilaku gizi dan faktor psikososial
remaja obes. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 6(2), 109–
113. https://doi.org/10.14710/jgi.6.2.109-113

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan. Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Nurmasyita, N., Widjanarko, B., & Margawati, A. (2016). The effect of nutrition education
interventions on increasing nutritional knowledge, changes in nutrient intake and body
mass index for overweight adolescents. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal
of Nutrition), 4(1), 38–47.

Nurdin, N. (2019). Pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan peserta didik tentang
gizi seimbang di SMP Muhammadiyah Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara.
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019

Pada, J., Obesitas, R., & Semarang, D. I. (2016). Pengaruh Konseling Gizi Sebaya Terhadap
Asupan Serat Dan Lemak Jenuh Pada Remaja Obesitas Di Semarang. Journal of
Nutrition College, 5(1), 36–43. https://doi.org/10.14710/jnc.v5i1.16357

Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, (2019). Penguatan dan Inovasi Pelayanan


Kesehatan Dalam Era Revolusi Industri 4.0. Kendari UHO EduPress

Purwaningsih, S. (2013). Bab Ii Landasan Teori. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699. http://sir.stikom.edu/1062/5/BAB_II.pdf

Rahmat, I. C.; Raharjo, S.; Kinanti, R. S. (2018). Hubungan aktifitas fisik dengan kejadian
obesitas pada wanita di kota malang. Jurnal Sport Science, 7, 26–32.

Rakhmawati, A., & Fithra Dieny, F. (2013). Wanita Dewasa Muda. Journal of Nutrition
College, 2(1), 214–222. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc

Rosalina, (2020) Kuesioner Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik dan Fast Food Pada Remaja
Obesitas di SMA N 1 Bekasi).

Sinaga, L.R.V. Sianturi, E, Maisyarah, (2021). Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : Yayasan Kita Menulis

Sineke, J., Kawulusan, M., Purba, R. B., & Dolang, A. (2019). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Gizi Dan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa Smk Negeri 1
Biaro. Jurnal GIZIDO, 11(01), 28–35. https://doi.org/10.47718/gizi.v11i01.752

cii
ciii

Syafira, D.D. (2021). Pengaruh edukasi melalui video terhadap pengetahuan dan sikap remaja
putri tentang pencegahan obesitas. Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol 2 No 1, Agustus
2021.

Ummah, F. et al, (2021). Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan. Bandung : Media
Sains Indonesia

Wahyuningsih, R. (2019). No Title20–1 .‫الحاوی جلد بیستم‬.

Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Nuha Medika.

Widyastuti, D. A. (2018). Pengaruh Kebiasaan Konsumsi Junk Food Terhadap Kejadian


Obesitas Remaja. https://doi.org/10.31219/osf.io/7d8ey

Wismoyo Nugraha Putra. (2017). Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik Dan Aktivitas
Sedentari Dengan Overweight Di Sma Negeri 5 Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi,
5(3), 298–310. https://doi.org/10.20473/jbe.v5i3.2017.

ciii
civ

HASIL OUTPUT SPSS

Analisis Univariat

GS_Pre_Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 9 28.1 28.1 28.1

Cukup 17 53.1 53.1 81.2

Baik 6 18.8 18.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

GS_Post_Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Cukup 4 12.5 12.5 12.5

Baik 28 87.5 87.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

civ
cv

AF_Pre_Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 5 15.6 15.6 15.6

Cukup 18 56.2 56.2 71.9

Baik 9 28.1 28.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

AF_Post_Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 32 100.0 100.0 100.0

JF_Pre_Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 19 59.4 59.4 59.4

Cukup 11 34.4 34.4 93.8

Baik 2 6.2 6.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

cv
cvi

JF_Post_Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Cukup 1 3.1 3.1 3.1

Baik 31 96.9 96.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

cvi
cvii

Analisis Bivariat

1. T-Test =>>> Pengetahuan Gizi Seimbang

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 GS_Pre_Pengetahuan 1.91 32 .689 .122

GS_Post_Pengetahuan 2.88 32 .336 .059

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 GS_Pre_Pengetahuan &


32 .505 .003
GS_Post_Pengetahuan

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std. Difference
Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 GS_Pre_Pengetah
uan -
-.969 .595 .105 -1.183 -.754 -9.213 31 .000
GS_Post_Pengeta
huan

cvii
cviii

2. T-Test =>>> Pengetahuan Aktivitas Fisik

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AF_Pre_Pengetahuan 2.12 32 .660 .117

AF_Post_Pengetahuan 3.00 32 .000 .000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 AF_Pre_Pengetahuan &


32 . .
AF_Post_Pengetahuan

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std. Difference
Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 AF_Pre_Peng
etahuan -
-.875 .660 .117 -1.113 -.637 -7.501 31 .000
AF_Post_Pen
getahuan

cviii
cix

3. T-Test =>> Pengetahuan Junk Food

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 JF_Pre_Pengetahuan 1.47 32 .621 .110

JF_Post_Pengetahuan 2.97 32 .177 .031

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 JF_Pre_Pengetahuan &


32 .138 .452
JF_Post_Pengetahuan

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std. Difference
Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 JF_Pre_Peng
etahuan -
-1.500 .622 .110 -1.724 -1.276 -13.638 31 .000
JF_Post_Pen
getahuan

cix
cx

Distribusi Frekuensi Kuesioner Pengetahuan (Pretest)

Pernyataan1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 14 43.8 43.8 43.8

Benar 18 56.2 56.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 11 34.4 34.4 34.4

Benar 21 65.6 65.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 14 43.8 43.8 43.8

Benar 18 56.2 56.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

cx
cxi

Pernyataan4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 18 56.2 56.2 56.2

Benar 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 10 31.2 31.2 31.2

Benar 22 68.8 68.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 15 46.9 46.9 46.9

Benar 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

cxi
cxii

Pernyataan7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 6 18.8 18.8 18.8

Benar 26 81.2 81.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 17 53.1 53.1 53.1

Benar 15 46.9 46.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 9 28.1 28.1 28.1

Benar 23 71.9 71.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

cxii
cxiii

Pernyataan10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 10 31.2 31.2 31.2

Benar 22 68.8 68.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 15 46.9 46.9 46.9

Benar 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 20 62.5 62.5 62.5

Benar 12 37.5 37.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

cxiii
cxiv

Pernyataan13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 13 40.6 40.6 40.6

Benar 19 59.4 59.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 12 37.5 37.5 37.5

Benar 20 62.5 62.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 20 62.5 62.5 62.5

Benar 12 37.5 37.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

cxiv
cxv

Distribusi Frekuensi Kuesioner Pengetahuan (Posttest)

Pernyataan1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 3 9.4 9.4 9.4

Benar 29 90.6 90.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 1 3.1 3.1 3.1

Benar 31 96.9 96.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 5 15.6 15.6 15.6

Benar 27 84.4 84.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

cxv
cxvi

Pernyataan4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 9 28.1 28.1 28.1

Benar 23 71.9 71.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 5 15.6 15.6 15.6

Benar 27 84.4 84.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Benar 32 100.0 100.0 100.0

cxvi
cxvii

Pernyataan7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 1 3.1 3.1 3.1

Benar 31 96.9 96.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 4 12.5 12.5 12.5

Benar 28 87.5 87.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 3 9.4 9.4 9.4

Benar 29 90.6 90.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

cxvii
cxviii

Pernyataan10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 3 9.4 9.4 9.4

Benar 29 90.6 90.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Benar 32 100.0 100.0 100.0

Pernyataan12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 8 25.0 25.0 25.0

Benar 24 75.0 75.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

cxviii
cxix

Pernyataan13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 4 12.5 12.5 12.5

Benar 28 87.5 87.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 6 18.8 18.8 18.8

Benar 26 81.2 81.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pernyataan15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 5 15.6 15.6 15.6

Benar 27 84.4 84.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

cxix

Anda mungkin juga menyukai