BIDANG KEGIATAN
PKM RISET EKSAKTA
Diusulkan oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL
1. Judul Kegiatan : Efektifitas Family Based Diabetes
Self-Management Education Melalui
WhatsApp Terhadap Self -Care dan
Kadar Glukosa Darah
2. Bidang Ilmu : Kesehatan
3. Ketua :
a. Nama : Janadaru Prawita A
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Nim : 2211022
d. Prodi : D3 Keperawatan
e. Institusi : Stikes Adi Husada Surabaya
f. Alamat : Jl. Gembong Gg IV No.47A
4. Jumlah Tim :6
5. Anggota 1 Dewi Kartika Sari
2 Novia Rizky
3 Sindy Maullina Anggraeni
4 Elvina Briliantin Valensia
5 Sonya Putri Naga S.
6. Bentuk Reset Eksata :
7. Lokasi :
8. Tanggal Pelaksanaan : 31 Juli sd 18 Agustus 2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal
Program Kreativitas Mahasiswa Efektifitas Family Based Diabetes Self-Management
Education Melalui WhatsApp Terhadap Self Care Dan Kadar Glukosa Darah. Selama
proses penyusunan laporan, kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu kami berterimakasih kepada,
1. Ibu Dwi Yuniar, S.Kep.Ns., M.Kep selaku pembimbing dan fasilitator
2. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan
3. Anggota kelompok yang telah membantu menyelesaikan proposal ini
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan laporan
pekan kreativitas mahasiswa kepada pengabdian masyarakat ini.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak, sehingga kami dapat membuka wawasan ilmu yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih
dihadapi Indonesia hingga saat ini. Seperti dikutip dalam halaman website
Departemen Kesehatan RI dan Badan Kesehatan Dunia atau WHO
memprediksikan kenaikan jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia dari
8,4 juta pada tahun 2000 meningkat menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
Berdasarkan data dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) pada
tahun 2015, penderita diabetes melitus mencapai 9.1 juta orang, menempati
urutan ke 5 terbanyak setelah Cina, India, USA dan Brazil, yang sebelumnya
menempati urutan ke 7 pada tahun 2013. Sebagian besar penyandang diabetes di
Indonesia adalah kelompok Diabetes Melitus tipe 2 yaitu lebih dari 90% dari
seluruh populasi diabetes. Beberapa penelitian tentang DM menyatakan bahwa
self-care manajemen diabetes cukup besar pengaruhnya pada penatalaksanaan
DM (Yessy Mardianti Sulistria, 2013).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Qifti et al., 2020, peningkatan
jumlah pasien Diabetes Mellitus (DM) dan besarnya biaya perawatan pasien DM
terutama disebabkan oleh komplikasi, dan termasuk juga pengetahuan yang
minim. Dengan demikian, perlu adanya pemahaman terkait pengetahuan dan
keterampilan yang mumpuni dalam penanganan penyakit tersebut, baik yang
dilakukan tim medis atau perawatan secara mandiri (self-care) (Nur Imallah &
Rahmawati, 2020). Pengetahuan juga berkaitan dengan tingkat pendidikan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang tentunya akan semakin banyak
pula informasi yang dimiliki sehingga berpengaruh terhadap perilaku seseorang
(Kurniawati et al., 2021).
Berdasarkan hasil penelitian Sulistria., 2013, tingkat self-care di
Puskesmas Kalirungkut Surabaya sudah memiliki tingkat aktivitas selfcare yang
baik mengenai tentang pengaturan pola makan (diet), olahraga, dan terapi. Akan
tetapi, kemampuan aktivitas self-care yang baik juga kurang memadai jika tidak
diiringi dengan dukungan anggota keluarga. Kurangnya respon dari keluarga
juga dapat menyebabkan penurunan tingkat self-care pasien dalam mengontrol
kadar glukosa darah (Kurniawati et al., 2021).
Peran keluarga penting dalam kepatuhan manajemen perawatan pada
penderita diabetes melitus. Penderita yang mendapatkan dukungan dan perhatian
dari keluarga jauh lebih mudah mengubah pola hidup yang lebih sehat,
dari pada penderita yang kurang dukungan dan perhatian dari keluarga (Prakasa
Sentosa, 2016). Edukasi dalam perawatan pasien diabetes melitus menjadi
elemen penting terutama pada pasien yang memiliki resiko terjadinya
komplikasi, adapun salah satu cara pendekatan edukasi pada manajemen diri
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga Diabetes Mellitus
Family based support merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas
hidup penderita diabetes karena keluarga merupakan motivasi terdekat bagi
penderita diabetes. Keluarga berperan dalam pengendalian gula darah dan
kunjungan untuk membantu mengelola efek samping dan komplikasi diabetes,
mengontrol gula darah dengan baik, dan meningkatkan kesehatan dan kualitas
hidup diabetes (Kurnia, 2022).
Dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga pada penderita diabetes
memiliki peran penting dalam meningkatkan perilaku pelaksanaan diabetes self
management dan juga mengontrol kadar gula darah pada pasien. Sehingga
keterlibatan keluarga sangat diperlukan dalam manajemen diabetes, karena
keluarga memiliki peran sebagai pemberi asuhan utama selama pasien dirumah.
Jika penderita diabetes mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga, maka
akan memberikan pengaruh yang positif dalam upaya pelaksanaan self
management dan terkontrolnya kadar gula darah (Kurnia, 2022).
2.2 Konsep Diabetes Self Management Education (DSME)
Diabetes Self Management Education (DSME) adalah Pendidikan kesehatan
untuk memfasilitasi pengetahuan dan keterampilan mengenai pengelolaan mandiri
penyakit diabetes melitus yang diperlukan bagi klien DM dalam perawatan
mandiri (Sudirman & Modjo, 2021). Pendekatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan menggunakan metode DSME tidak hanya melalui penyuluhan baik
secara langsung maupun tidak langsung, namun juga melibatkan kerja sama antara
klien diabetes dan keluarga.
Tujuan dari DSME sendiri yaitu untuk mendukung informasi pengambilan
keputusan, perilaku perawatan diri, pemecahan masalah dan kolaborasi aktif
dengan tim perawatan kesehatan untuk meningkatkan hasil klinis, status
kesehatan, dan kualitas kehidupan (Kurniawati et al., 2021). Waktu yang efektif
dilakukan Diabetes Self Management Education adalah 3 minggu sebanyak 3 sesi
dalam 1 jam setiap sesinya dan direncanakan tindak lanjut selama 3 bulan
(Andriyanto et al., 2021).
Komponen Diabetes Self Management Education (DSME) menurut (Rahayu,
2014) Meliputi:
1. Pola makan diabetes mellitus
Pemilihan jenis makanan bagi penderita diabetes ini harus berkaitan dengan
naik turunnya kadar gula darah., maka untuk jenis makanan harus
diperhatikan karena asupan gula dalam tubuh berasal dari makanan yang
dikonsumsi.
2. Diet diabetes mellitus
5
Baik
Self Care
Kurang
Terkontrol
Kadar Gula Darah
Tidak Terkontrol
7
BAB 3
METODE RISET
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, hanya kelompok eksperimen yang diberikan
perlakuan. Pada tahap awal, kedua kelompok dilakukan pra-test, kemudian
setelah diberikan perlakuan dilakukan evaluasi (one grup pre-post test). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anggota keluarga
dengan diabetes melitus di wilayah Puskesmas Kalirungkut, dengan kriteria
penelitian yaitu a) Usia produktif 30-50 tahun, b) Pasien yang memiliki riwayat
penyakit Diabetess Mellitus tanpa ada komplikasi, c) Pasien yang mampu
melakukan aktivitas secara mandiri, d) Pasien mampu berkomunikasi dengan
baik, d) Bersedia mengikuti program Family Based Diabetes Self Management
Education melalui WhatsApp, e) Pasien memiliki dan atau tinggal dengan
keluarga yang memiliki handphone yang terinstal aplikasi WhatsApp dan besar
sampel...dan teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Table 1.
Rekapitulasi Rancangan Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
1 Belanja baham Perguruan tinggi
Print Rp. 150.000
kertas Rp. 100.000
Pensil Rp. 50.000
Penghapus Rp. 50.000
Stabilo Rp. 40.000
Komsumsi Rp. 2.080.000
Souvenir Rp. 600.000
2 Belamja sewa Perguruan Tinggi
Sewa balai Rp. 800.000
Alat presentasi Rp. 200.000
3 Transportasi Perguruan Tinggi
Bahan Bakar Minyak Rp. 240.000,-
4 Biaya publikasi Perguruan Tinggi Rp. 500.000,-
Jumlah
Rekap Sumber Dana Perguruan Tinggi Rp. 5.000.000,-
Jumlah Rp.4.810.000,-
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto, A., Janes, C., & Akbar, N. (2021). Pelaksanaan Diabetes Self-Management
Education (Dsme) Terhadap Kemandirian Keluarga Merawat Pasien Diabetes Mellitus.
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN, 6(1), 23–30.
Feng, Y., Zhao, Y., Mao, L., Gu, M., Yuan, H., Lu, J., Zhang, Q., Zhao, Q., & Li, X. (2023).
The Effectiveness of an eHealth Family-Based Intervention Program in Patients With
Uncontrolled Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) in the Community Via WeChat:
Randomized Controlled Trial. JMIR MHealth and UHealth, 11, 1–16.
https://doi.org/10.2196/40420
Katuuk, M. E., Sitorus, R., & Sukmarini, L. (2020). Penerapan Teori Self Care Orem Dalam
Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan, 8(1), 1–22.
https://doi.org/10.35790/jkp.v8i1.28405
Kurnia, A. (2022). Family Support and Diabetes Self-Management Program for Type 2
Diabetes Mellitus: Systematic Review. Journal.Umtas.Ac.Id, 4(2), 278–290.
Kurniawati, T., Huriah, T., & Primanda, Y. (2021). Pengaruh Diabetes Self Management
Education (DSME) terhadap Self Management pada Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 12(2), 588–594. https://doi.org/10.48144/jiks.v12i2.174
Mao, L., Lu, J., Zhang, Q., Zhao, Y., Chen, G., Sun, M., Chang, F., & Li, X. (2019). Intervensi
berbasis keluarga untuk pasien dengan diabetes tipe 2 melalui WeChat di Cina : protokol
untuk uji coba terkontrol secara acak. 0, 1–10.
Mustafidah, H., Imantoyo, A., & Suwarsito, S. (2020). Pengembangan Aplikasi Uji-t Satu
Sampel Berbasis Web. JUITA: Jurnal Informatika, 8(2), 245.
https://doi.org/10.30595/juita.v8i2.8786
Nur Imallah, R., & Rahmawati, A. (2020). Tingkat Self Care Klien Rawat Jalan Diabetes
Mellitus Di Rs Pku Muhammadiyah Bantul. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 2(2009),
142–147. https://doi.org/10.34035/jk.v11i2.434
Prakasa Sentosa, B. (2016). Mengenali Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus. Intisari
Sains Medis, 6(1), 111–116. https://doi.org/10.15562/ism.v6i1.26
Qifti, F., Malini, H., & Yetti, H. (2020). Karakteristik Remaja SMA dengan Faktor Risiko
Diabetes Melitus di Kota Padang. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 560.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.950
Rahayu. (2014). Pengaruh Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap
Peningkatan Manajemen Diri Penderita Diabetes Melitus Tipe II. 9.
Rivers, P., Hingle, M., Ruiz-Braun, G., Blew, R., Mockbee, J., & Marrero, D. (2020). Adapting
a Family-Focused Diabetes Prevention Program for a Federally Qualified Health Center: A
Qualitative Report. Diabetes Educator, 46(2), 161–168.
https://doi.org/10.1177/0145721719897587
Sudirman, A. A., & Modjo, D. (2021). Efektifitas Diabetes Self Management Education
(DSME) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah
Puskesmas Limboto Barat. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(2),
151–156. https://doi.org/10.56338/mppki.v4i2.1489
Sulistria, Y. (2013). Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, 2(2), 1–11.
Yuliana, S., & Junaidin. (2021). Efektifitas Family Based Diabetes Self-Management Education
terhadap Self-Care dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Keperawatan
Jiwa, 9(4), 879–886.
11
LAMPIRAN
(Janadaru Prawita)
12
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpaiketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM
(Novia Rizky)
17
2. Riwayat Pendidikan
No. Gelar Akademik S1/Sarjana S2/Magister S3/Doktor
1 Nama Institusi Universitas Universitas
Airlangga Diponegoro
2 Jurusan/Prodi PSIK M. Keperawatan
3 Tahun Masuk-Lulus 2005-2008 2014-2016
2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Perilaku STIKes Adi Husada 2017
Sedentary Pada Anak Usia 9-11 Tahun Di
SDN Kedurus Iii/430 Kelurahan Kedurus
Kecamatan Karang Pilang Surabaya
2 Perbedaan Perkembangan Anak Usia STIKes Adi Husada 2018
Prasekolah Yang Diasuh Oleh Ibu Bekerja
Dengan Tidak Bekerja Di Posyandu RW
18
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan PKM-PM.
Lampiran 3
Lampiran 4
LEMBAR KONSULTASI
21
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Pertemuan Awal, Pre test, dan Pemberian Materi Konsep DM
Sasaran : 30 klien DM Tipe 2 Di Puskesmas Kalirungkut
Tempat : Rumah masing-masing responden (media WhatsApp)
Waktu : 100 menit
Sesi :1
1. Analisa Situasioal
a. Penyuluh : Mahasiswa Program Studi D-III Keperawatan Stikes Adi Husada
Surabaya yang sedang melakukan penelitian
b. Peserta : Klien dengan DM tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut
2. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Interaksional Umum Setelah proses penyuluhan diharapkan Klien DM dapat
mengerti tentang Konsep DM
b. Tujuan Instruksional Khusus
Klien mengerti dan memahami tentang pengertian DM
Klien mengerti dan memahami tentang penyebab DM
Klien mengerti dan memahami tentang klasifikasi DM
Klien mengerti dan memahami tentang tanda dan gejala DM
Klien mengerti dan memahami tentang faktor risiko DM
Klien mengerti dan memahami tentang komplikasi DM
3. Materi (terlampir)
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Klasifikasi DM
d. Tanda dan gejala DM
e. Faktor risiko DM
f. Komplikasi DM
4. Metode
a. Diabetes Self Management Education (DSME)
b. Diskusi dan Tanya jawab
5. Media
a. Aplikasi WhatsApp
b. Powerpoint
c. Buku Pedoman
6. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1. Perkenalan dan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
pertemuan awal 2. Memperkenalkan diri 2. Menjawab petanyaan
3. Menjelaskan tujuan peneliti
penelitian dan inform
consent
4. Menjelaskan tata cara/alur
acara
5. Menyampaikan kontrak
waktu
2. Pengisian pre 15 1. Menjelaskan cara Mengisi kuesioner
test self care menit pengisian
2. Memperlihatkan cara
mengisi form identitas
responden
3. Pemberian 60 Mengirim PPT materi Konsep 1. Memperhati kan
materi berupa menit DM, yang berisi: peneliti
PPT dan a. Pengertian DM 2. Membaca materi
memberikan b. Penyebab DM
kesempatan c. Klasifikasi DM
reponsen untuk d. Tanda dan gejala DM
membaca materi e. Faktor risiko DM
f. Komplikasi DM
4. Diskusi 15 1. Memberi kesempatan 1. Bertanya mengenai
menit klien untuk bertanya materi yang
2. Menjawab pertanyaan disampaikan
klien 2. Mengisi evaluasi
3. Memberikan kuesioner
evaluasi
5. Penutup 5 menit 1. Memberi salam Menjawab salam
2. Mengucapkan
terimakasih
7. Evaluasi
Evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan dengan memberikan kuesioner yang
berisi pernyataan tertutup mengenai materi DSME yang telah disampaikan. Kuesioner
diberikan pada tiap sesi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan klien
terhadap materi yang diberikan.
1. Evaluasi Struktur
a. Responden dan keluarga berada ditempat pertemuan sesuai kontrak
b. Penyelenggaraan DSME dilakukan menggunakan aplikasi group
WhatsApp
c. Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum
pelaksanaan
2. Evaluasi Proses
a. Responden dan keluarga antusias terhadap kegiatan yang dilakukan
b. Responden dan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan dengan
mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
a. Responden dan keluarga memahami konsep materi yang diberikan pada
setiap sesi
b. Kegiatan DSME sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Sasaran : 30 klien DM Tipe 2 Di Puskesmas Kalirungkut
Tempat : Rumah masing-masing responden (media WhatsApp)
Waktu : 85 menit
Sesi :2
1. Analisa Situasioal
a. Penyuluh : Mahasiswa Program Studi D-III Keperawatan Stikes Adi Husada
Surabaya yang sedang melakukan penelitian
b. Peserta : Klien dengan DM tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut
2. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Interaksional Umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan Klien DM dapat mengerti tentang
Penatalaksanaan DM
b. Tujuan Instruksional Khusus
Klien mengerti dan memahami tentang 4 pilar penanganan DM
Klien mengerti dan memahami tentang pilar 1: edukasi
Klien mengerti dan memahami tentang pilar 2: aturan makan
Klien mengerti dan memahami tentang pilar 3: aktifitas fisik
Klien mengerti dan memahami tentang pilar 4: terapi obat
3. Materi (terlampir)
a. 4 Pilar Penanganan DM
b. Pilar 1: Edukasi
c. Pilar 2: Aturan Makan
d. Pilar 3: Aktivitas Fisik
e. Pilar 4: Terapi Obat
4. Metode
a. Diabetes Self Management Education (DSME)
b. Diskusi dan Tanya jawab
5. Media
a. Aplikasi WhatsApp
b. Powerpoint
c. Buku Pedoman
6. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1. Perkenalan 5 menit 1. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam
dan pertemuan 2. Menjelaskan tata 4. Menjawab
awal cara/alur acara petanyaan
3. Menyampaikan kontrak peneliti
waktu
2. Pemberian 60 menit Mengirim PPT materi 3. Memperhati kan
materi berupa penatalaksanaan DM yang peneliti
PPT dan berisi: 4. Membaca materi
memberikan a. 4 Pilar Penanganan
kesempatan DM
reponsen b. Pilar 1: Edukasi
untuk c. Pilar 2: Aturan
membaca Makan
materi d. Pilar 3: Aktivitas
Fisik
e. Pilar 4: Terapi Obat
3. Diskusi 15 menit 4. Memberi kesempatan 3. Bertanya
klien untuk bertanya mengenai materi
5. Menjawab pertanyaan yang
klien disampaikan
6. Memberikan kuesioner 4. Mengisi evaluasi
evaluasi
4. Penutup 5 menit 3. Memberi salam Menjawab salam
4. Mengucapkan
terimakasih
7. Evaluasi
Evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan dengan memberikan kuesioner yang
berisi pernyataan tertutup mengenai materi DSME yang telah disampaikan. Kuesioner
diberikan pada tiap sesi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan klien
terhadap materi yang diberikan.
1. Evaluasi Struktur
a. Responden dan keluarga berada ditempat pertemuan sesuai kontrak
b. Penyelenggaraan DSME dilakukan menggunakan aplikasi group WhatsApp
c. Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum pelaksanaan
2. Evaluasi Proses
a. Responden dan keluarga antusias terhadap kegiatan yang dilakukan
b. Responden dan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan dengan mengajukan dan
menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
a. Responden dan keluarga memahami konsep materi yang diberikan pada setiap sesi
b. Kegiatan DSME sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Analisa Situasioal
a) Penyuluh : Mahasiswa Program Studi D - I I I Ke p e r a w a t a n S t ik e s
Ad i H u s a d a S u r a ba ya yang sedang melakukan penelitian
b) Peserta : Klien dengan DM di Puskesmas Kalirungkut
2. Tujuan Instruksional
a) Tujuan Interaksional Umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan Klien DM dapat mengerti tentang
Manajemen Stres Diabetes Mellitus
b) Tujuan Instruksional Khusus
1) Klien mengerti dan memahami tentang pengertian stress
2) Klien mengerti dan memahami tentang stress pada penderita DM
3) Klien mengerti dan memahami tentang individu yang berisiko
mengalami stres
4) Klien mengerti dan memahami tentang dampak yang ditimbulkanstress
5) Klien mengerti dan memahami tentang penanganan stres
3. Materi (terlampir)
a. Pengertian stress
b. Stress pada penderita DM
c. Individu yang berisiko mengalami stress
d. Dampak yang ditimbulkan dari stress
e. Penanganan stress
4. Metode
a) Diabetes Self Management Education (DSME)
b) Diskusi dan Tanya jawab
5. Media
a) Aplikasi WhatsApp
b) Powerpoint
c) Buku Pedoman
6. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1. Perkenalan 6 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
dan pertemuan 2. Menjelaskan tata salam
awal cara/alur acara 2. Menjawab
3. Menyampaikan kontrak petanyaan
waktu peneliti
2. Pemberian 60 menit Mengirim PPT materi 1. Memperhati
materi berupa Manajemen Stres, yang kan peneliti
PPT dan berisi: 2. Membaca
memberikan a. Pengertian stress materi
kesempatan
b. Stress pada
reponsen
penderitaDM
untuk
c. Individu yang
membaca
berisiko
materi
mengalami stres
d. Dampak yang
ditimbulkan stress
Penangan stres
3. Diskusi 15 menit 1. Memberi kesempatan 1. Bertanya
klien untuk bertanya mengenai materi
2. Menjawab pertanyaan yang
klien disampaikan
3. Memberikan kuesioner 2. Mengisi
evaluasi evaluasi
4. Penutup 5 menit 1. Memberi salam Menjawab salam
2. Mengucapkan
terimakasih
7. Evaluasi
Evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan dengan memberikan kuesioner yang
berisi pernyataan tertutup mengenai materi DSME yang telah disampaikan. Kuesioner
diberikan pada tiap sesi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan klien
terhadap materi yang diberikan.
4. Evaluasi Struktur
d. Responden dan keluarga berada ditempat pertemuan sesuai kontrak
e. Penyelenggaraan DSME dilakukan menggunakan aplikasi group WhatsApp
f. Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum pelaksanaan
5. Evaluasi Proses
c. Responden dan keluarga antusias terhadap kegiatan yang dilakukan
d. Responden dan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan dengan mengajukan dan
menjawab pertanyaan dengan benar
6. Evaluasi Hasil
c. Responden dan keluarga memahami konsep materi yang diberikan pada setiap sesi
d. Kegiatan DSME sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Analisa Situasioal
a) Penyuluh : Mahasiswa Program Studi D - I I I Ke p e r a w a t a n S t ik e s
Ad i H u s a d a S u r a ba ya yang sedang melakukan penelitian
b) Peserta : Klien dengan DM di Puskesmas Kalirungkut
2. Tujuan Instruksional
a) Tujuan Interaksional Umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan Klien DM dapat mengerti tentang
pencegahan komplikasi DM dan perawatan kaki
b) Tujuan Instruksional Khusus
1) Klien mengerti dan memahami tentang komplikasi yang sering terjadi
pada DM
2) Klien mengerti dan memahami tentang pencegahan komplikasi pada
DM
3) Klien memahami cara mengontrol kadar gula darah
4) Klien mengerti alat yang digunakan untuk memeriksa kadar gula darah
3. Materi (terlampir)
a. Komplikasi yang sering terjadi pada DM
b. Pencegahan komplikasi pada DM
c. Cara mengontrol kadar gula darah
d. Alat yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah
4. Metode
a. Diabetes Self Management Education (DSME)
b. Diskusi dan Tanya jawab
5. Media
a. Aplikasi WhatsApp
b. Powerpoint
c. Buku pedoman
6. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1. Perkenalan 7 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab
dan salam salam
pertemuan 2. Menjelaskan tata 2. Menjawab
awal cara/alur acara petanyaan peneliti
3. Menyampaikan
kontrak waktu
2. Pemberian 60 menit Mengirim PPT materi 1. Memperhati
materi berupa pencegahan komplikasi kan peneliti
PPT dan DM dan perawatan 2. Membaca materi
memberikan kaki, yang berisi:
kesempatan a. Komplikasi yang
reponsen sering terjadi pada
untuk DM
membaca b. Pencegahan
materi komplikasi pada DM
c. Cara
mengontrol kadar
gula darah
d. Alat yang
digunakan untuk
mengontrol kadar
gula darah
7. Evaluasi
Evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan dengan memberikan kuesioner yang
berisi pernyataan tertutup mengenai materi DSME yang telah disampaikan. Kuesioner
diberikan pada tiap sesi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan klien
terhadap materi yang diberikan.
1. Evaluasi Struktur
a. Responden dan keluarga berada ditempat pertemuan sesuai kontrak
b. Penyelenggaraan DSME dilakukan menggunakan aplikasi group WhatsApp
c. Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum pelaksanaan
2. Evaluasi Proses
a. Responden dan keluarga antusias terhadap kegiatan yang dilakukan
b. Responden dan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan dengan mengajukan dan
menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
a. Responden dan keluarga memahami konsep materi yang diberikan pada setiap sesi
b. Kegiatan DSME sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan buku pedoman Family Based Diabetes
Self-Management Education Terhadap Self Care Dan Kadar Glukosa Darah. Selama proses
penyusunan buku ini, kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu kami berterimakasih kepada,
1. Ibu Dwi Yuniar, S.Kep.Ns., M.Kep selaku pembimbing dan fasilitator
2. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan
3. Anggota kelompok yang telah membantu menyelesaikan proposal ini
Kami menyadari buku ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan laporan pekan kreativitas mahasiswa
kepada pengabdian masyarakat ini.
Demikian akhir kata dari kami, semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak, sehingga
kami dapat membuka wawasan ilmu yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
LEMBAR PANDUAN BUKU PEDOMAN
1. Tujuan disusunya buku panduan ini adalah untuk mengetahui pengaruh family based
diabetes self-management education terhadap self care dan kadar glukosa darah
2. Buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu Keperawatan sebagai
upaya mengembangkan media pendidikan kesehatan mengunakan media lebih terkini.
3. Pemberian materi dilakukan media Aplikasi WhatsApp sebanyak 4 sesi dalam 3 minggu
dengan durasi waktu antara 1-2 jam untuk tiap sesi. Waktu yang dibutuhkan adalah
sekitar 60 menit untuk mempelajari materi yang diberikan melalui Powerpoint. 10-15
menit untuk mengisi evaluasi secara online melalui link google formulir yang telah
dikirimkan oleh peneliti kepada responden melalui aplikasi Whatsapp. Satu minggu
setelah sesi ke-empat, responden akan mengisi kuesioner mengenai perawatan mandiri
yang dikirim oleh peneliti melalui google formulir.
4. Responden diminta untuk mengisi pre-test melalui g-form yang sudah disediakan. Bagi
kelompok eksperimen yaitu dengan mengunakan aplikasi WhatsApp dan kelompok
kontrol dengan pertemuan langsung di Puskesmas Kalirungkut. Peneliti melakukan post-
test melalui g-form untuk mengetahui tingkat perawatan diri (self care) setelah dilakukan
pendidikan kesehatan dengan mengunakan aplikasi WhatsApp.
5. Seandainya Anda tidak menyetujui cara ini maka Anda dapat memilih tidak mengikuti
penelitian ini. Partisipasi Anda bersifat sukarela, tidak ada paksaan, dan Anda bisa
sewaktu-waktu mengungdurkan diri dari penelitian ini.
4
PANDUAN KEGIATAN DAN MATERI SESI 1
5
dapat memproduksi insulin sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh
insulin, menyebabkan terjadinya penumpukan gula dalam darah.
Sedangkan pada penyakit diabetes tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin secara
normal. Tetapi, insulin tidak dapat tubuh gunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga
sebagai resistensi insulin (Pangestika, Ekawati, and Murni 2022).
3. Tanda dan Gelaja Diabetes Mellitus
Gejala masalah kesehatan pada diabetes muncul secara bervariasi pada setiap
pengidapnya. Sebab, kondisi ini akan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis
penyakit gula yang pengidapnya miliki. Namun, secara umum ada beberapa gejala yang
akan dialami oleh pengidap diabetes tipe 1 maupun tipe 2 menurut (Prakasa Sentosa
2016), yaitu:
Peningkatan rasa haus.
Peningkatan frekuensi buang air kecil.
Mudah lelah atau rasa kelelahan terus-menerus.
Adanya gangguan penglihatan, seperti pandangan yang kabur.
Terjadinya infeksi pada tubuh terus-menerus, yang umum terjadi pada bagian gusi,
kulit, maupun area vagina (pada wanita).
Penurunan berat badan yang tidak jelas apa penyebabnya.
Kehadiran keton dalam urine (keton adalah produk sampingan dari pemecahan otot
dan lemak yang terjadi ketika tidak ada cukup insulin yang tersedia).
4. Faktor Resiko Diabetes Mellitus
Menurut (Qurniawati et al. 2020) faktor resiko yang terjadi pada pasien dengan
diabetes mellitus adalah:
Kegemukan (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2), cek IMT anda disini
Lingkar Perut (Pria > 90 cm dan Perempuan >80 cm)
Kurang aktivitas fisik
Hipertensi/Tekanan darah Tinggi (> 140/90 mmHg)
Dislipidemia (Kolesterol HDL laki-laki ≤ 35 mg/dL dan perempuan ≤ 45, trigliserida
≥ 250 mg/dL).
Riwayat penyakit jantung
Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat)
merokok/terpapar asap rokok
5. Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi dari diabetes akan berkembang secara bertahap. Semakin lama
seseorang mengidap diabetes dan semakin tidak terkontrolnya penyakitnya, maka akan
semakin tinggi pula risiko komplikasi (Nur Imallah and Rahmawati 2020). Akhirnya,
komplikasi diabetes dapat melumpuhkan atau bahkan mengancam jiwa. Berikut adalah
beberapa kemungkinan komplikasi diabetes secara umum, yaitu:
Penyakit kardiovaskular. Diabetes dapat meningkatkan risiko berbagai masalah pada
sistem kardiovaskular. Hal ini termasuk penyakit arteri koroner dengan nyeri dada
(angina), serangan jantung, stroke dan penyempitan arteri (aterosklerosis).
6
Kerusakan mata (retinopati). Baik diabetes tipe 1 maupun 2 dapat menyebabkan
komplikasi berupa kerusakan retina mata,
Kerusakan saraf (neuropati). Kelebihan gula dapat melukai dinding pembuluh darah
kecil (kapiler) yang memberi nutrisi pada saraf terutama pada kaki. Hal ini dapat
menyebabkan kesemutan, mati rasa, terbakar atau nyeri yang biasanya dimulai pada
ujung jari kaki atau jari tangan dan secara bertahap menyebar ke atas.
EVALUASI SESI 1
7
PANDUAN KEGIATAN DAN MATERI SESI 2
Topik : Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Sasaran : Keluarga yang memiliki riwayat penyakit DM
Tempat : Rumah masing-masing responden (media WhatsApp)
Waktu : 100 menit
Sesi : 2
Materi :
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Kepatuhan 4 pilar dalam penanganan Diabetes Mellitus menurut (Putra and Berawi
2015), yaitu:
1. Edukasi
Edukasi yang diberikan adalah pemahaman tentang perjalanan penyakit, pentingnya
pengendalian penyakit, komplikasi yang timbul dan resikonya, pentingnya intervensi obat
dan pemantauan glukosa darah, cara mengatasi hipoglikemia, perlunya latihan fisik yang
teratur, dan cara mempergunakan fasilitas kesehatan. Mendidik pasien bertujuan agar
pasien dapat mengontrol gula darah, mengurangi komplikasi dan meningkatkan
kemampuan merawat diri sendiri.
2. Terapi Nutrisi
Perencanaan makan yang baik merupakan bagian penting dari penatalaksanaan
diabetes secara total. Diet seimbang akan mengurangi beban kerja insulin dengan
meniadakan pekerjaan insulin makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik. Jumlah kalori
disesuaikan dengan mengubah gula menjadi glikogen. Keberhasilan terapi ini melibatkan
dokter, perawat, ahli gizi, pasien itu sendiri dan keluarganya. pertumbuhan, status gizi,
umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan barat badan
ideal. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan idaman dikali kebutuhan
kalori basal (30 Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg BB untuk wanita).Kemudain
ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktivitas (10-30% untuk atlet dan pekerja berat
dapat lebih banyak lagi, sesuai dengan kalori yang dikeluarkan dalam kegiatannya).
Makanan sejumlah kalori terhitung dalam 3 porsi besar untuk makanan pagi (20%), siang
(30%), dan sore (25%) serta 2- 3 porsi (makanan ringan, 10-15%).
3. Aktivitas Fisik
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun
harus tetap dilakukan Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan
jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan
berenang.Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran
jasmani. Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
8
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
DM tipe 2.
4. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
(gaya hidup sehat).Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan.Obat
hipoglikemik oral, Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:Pemicu
sekresi insulin sulfonylurea dan glinid.Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin
dan tiazolidindion. Penghambat glukoneogenesis. Penghambat absorpsi glukosa:
penghambat glukosidase alfa.DPP-IV inhibitor
EVALUASI SESI 2
Evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan dengan memberikan kuesioner yang berisi
pernyataan tertutup mengenai materi DSME yang telah disampaikan. Kuesioner diberikan pada
tiap sesi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan klien terhadap materi yang
diberikan. Pengisian form evaluasi adalah dengan memberi tanda (V) pada kolom setuju atau
tidak setuju.
No. Pertanyaan Setuju Tidak Setuju
1. Jadwal diet bagi penderita diabetes harus
dibagi menjadi enam waktu makan, yaitu
tiga kali makanan utama dan tiga kali
makanan selingan.
2. Anjuran asupan garam untuk penderita
Diabetes tidak sama dengan orang sehat
3. Aktivitas fisik yang baik adalah 3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit
4. Konsumsi kolesterol yang dianjurkan
adalah lebih dari 200 mg/hari
5. Gula dalam bumbu masak diperbolehkan
9
PANDUAN KEGIATAN DAN MATERI SESI 3
Topik : Manajemen Stres Diabetes Melitus
Sasaran : Keluarga yang memiliki riwayat penyakit DM
Tempat : Rumah masing-masing responden (media WhatsApp)
Waktu : 100 menit
Sesi : 3
Materi :
10
glukokortikoid (kortisol), ketokolamin (epinefrin), dan hormone pertumbuhan.
Kecemasan melibatkan perasaan, perilaku dan respon fisiologis. Reaksi fisiologi terhadap
cemas dapat mempengaruhi aksi hipotalamus hipofisis, sehingga dapat mempengaruhi
fungsi endokrin seperti meningkatkan kadar kortisol yang ternyata memberikan dampak
antagonis terhadap fungsi insulin, serta dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap
kontrol glukosa darah (Widayani et al. 2021).
3. Individu Yang Beresiko Mengalami Stres
Penderita DM memiliki risiko sedikit lebih besar (15%) menderita stres
dibandingkan dengan orang tanpa DM. Sementara itu orang dengan stres memiliki 60%
risiko lebih besar menderita DM. Stres pada orang dengan diabetes berkaitan dengan
kontrol glikemik dan metabolik yang lebih buruk, percepatan timbulnya komplikasi yang
lebih cepat, dan risiko morbiditas dua kali lebih besar dibandingkan dengan penderita
DM tanpa stres. Selain itu, kualitas hidup penderita DM juga secara signifikan jauh lebih
buruk dibandingkan orang dengan stres saja, diabetes saja, atau orang tanpa diabetes
maupun tanpa stres. Risiko stres pada penderita DM disebabkan oleh stresor psikososial
kronik karena mengidap penyakit kronik. Sebaliknya, stres dapat menjadi faktor risiko
DM. Secara teori, hal ini diakibatkan dari proses peningkatan sekresi dan aksi hormon
kontra regulasi, perubahan fungsi transport glukosa, dan peningkatan aktivasi inflamasi.
Menurut sebuah penelitian, kejadian cemas dan stres pada pasien DM wanita lebih
banyak dibandingkan pada pasien DM pria.Mortalitas akibat DM pada pria relatif lebih
rendah dibandingkan mortalitas pada pasien wanita (Harista and Lisiswanti 2017).
4. Penanganan Setres
Menurut (Putra Ritonga and Ningsih 2021) banyak hal yang diperkirakan menjadi
penyebab timbulnya stres diantaranya kurang pengetahuan akan penyakit yang diderita
yaitu diabetes milletus secara rinci, kurangnya informasi mengenai diabetes melitus dari
petugas kesehatan, kurang istirahat dan terlalu lelah karena aktifitas yang padat,
kebisingan serta lingkungan yang tidak kondusif menjadi penyebab timbulnya stres.
Berikut merupakan penanganan stres pada pasien Diabetes Melitus:
1. Melatih kesabaran.
2. Tenangkan pikiran dan mengembangkan hobi.
3. Meningkatkan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing masing.
4. Lakukan teknik relaksasi nafas dalam.
11
5. Memberikan dukungan kepada pasien yang menderita Diabetes Melitus.
6. Melakukan kegiatan sesuai minat dan kemampuan.
7. Berpikir positif.
EVALUASI SESI 3
Evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan dengan memberikan kuesioner yang berisi
pernyataan tertutup mengenai materi DSME yang telah disampaikan. Kuesioner diberikan pada
tiap sesi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan klien terhadap materi yang
diberikan. Pengisian form evaluasi adalah dengan memberi tanda (V) pada kolom setuju atau
tidak setuju.
12
PANDUAN KEGIATAN DAN MATERI SESI 4
Topik : Pencegahan komplikasi DM dan kontrol gula darah
Sasaran : Keluarga yang memiliki riwayat penyakit DM
Tempat : Rumah masing-masing responden (media WhatsApp)
Waktu : 100 menit
Sesi : 4
Materi :
Pencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus
1. Komplikasi yang sering terjadi pada DM
Diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut
dan kronis. Menurut (Nugroho 2013), komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu :
a. Komplikasi Akut
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang di bawah
nilai normal (< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM
tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu. Kadar gula darah yang terlalu
rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak
berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan (Nugroho 2013).
2. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba, dapat
berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya antara lain
ketoasidosis diabetik, koma hiperosmoler non ketotik (KHNK) dan kemolakto
asidosis (Nugroho 2013).
b. Komplikasi Kronis
1. Komplikasi makrovaskuler
Komplikasi makrovaskuler yang terjadi pada penderita DM adalah trombosit otak
(pembekuan darah pada sebagian otak), penyakit jantung koroner, gagal jantung
kongetif, dan stroke (Nugroho 2013).
2. Komplikasi mikrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler adalah merupakan lesi spesifik pada pasien DM yang
menyerang kapiler dan arteriol retina (retinopati diabetik), glomerulus ginjal
(nefropati diabetik), saraf perifer (neuropati diabetik), otot dan kulit (Nugroho
2013)
2. Cara Mengontrol Kadar Gula Darah
Menurut (kemenkes RI 2023) ada 9 cara mengontrol kadar gula darah, yaitu
1) Menjaga berat badan ideal.
2) Menerapkan pola makan sehat.
3) Menjaga porsi makan.
4) Rutin olahraga.
5) Berhenti merokok.
13
6) Banyak minum air putih.
7) Kelola Stres.
8) Menjaga Porsi Makan.
9) Melakukan pengecekan gula darah secara rutin
3. Alat yang digunakan untuk cek gula darah
Alat Pengukur Kadar Gula Darah (Glukometer) adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kadar gula darah manusia terutama digunakan oleh penderita Diabetes
Mellitus. Kadar gula darah merupakan zat yang berguna untuk dibakar agar mendapatkan
energi. Pengukuran nilai kadar gula darah dengan menggunakan alat glukometer sangat
penting dilakukan terutama untuk penderita Diabetes Mellitus agar mencegah sedini
mungkin untuk menghindari komplikasi yang semakin parah (Fitriyah 2016).
EVALUASI SESI 4
Evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan dengan memberikan kuesioner yang berisi
pernyataan tertutup mengenai materi DSME yang telah disampaikan. Kuesioner diberikan pada
tiap sesi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan klien terhadap materi yang
diberikan. Pengisian form evaluasi adalah dengan memberi tanda (V) pada kolom setuju atau
tidak setuju.
No. Pertanyaan Setuju Tidak Setuju
1. Memperbanyak konsumsi sayur dan buah,
kurangi lemak, gula, dan makanan asin
dapat mencegah terjadinya komplikasi
2. Peningkatan denyut nadi pada kaki adalah
salah satu tanda dan gejala terjadinya luka
diabetik
3. Membersihkan kaki setiap hari dengan air
bersih dan sabun mandi merupakan salah
satu cara merawat kaki diabetik
4. Menggunakan sepatu atau sandal yang
baik, sesuai dengan ukuran dan enak
untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang
cukup untuk jari-jari dapat menurunkan
risiko terjadinya luka diebetik
14
DAFTAR PUSTAKA
Fitriyah, Diah Ayu. 2016. “Alat Uji Gula Darah Dengan Tampilan PC.” In Kesehatan, Surabaya:
Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Harista, Rivandi Arief, and Rika Lisiswanti. 2017. “Depresi Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2.” Majority 4: 73–77. http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/02/13.pdf.
kemenkes RI. 2023. “9 Cara Mencegah Diabetes Yang Bisa Dilakukan Mulai Hari Ini.”
Kementrian Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2227/9-cara-mencegah-
diabetes-yang-bisa-dilakukan-mulai-hari-ini.
Nugroho, Muhammad Bagus. 2013. “Neutrofil Pada Penderita Ulkus Diabetikum.” Neutrofil
pada penderita ulkus diabetikum 53(9): 1689–99.
Nur Imallah, Rosiana, and Agustina Rahmawati. 2020. “Tingkat Self Care Klien Rawat Jalan
Diabetes Mellitus Di Rs Pku Muhammadiyah Bantul.” Jurnal Kesehatan Kusuma Husada
2(2009): 142–47.
Nur, Lina, and Hidayati Mugi. 2021. “Tinjauan Literatur Mengenai Stres Dalam Organisasi.”
Jurnal Ilmu Manajemen 18(1): 20–30.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jim/article/view/39339/15281.
Pangestika, Hanggayu, Dianita Ekawati, and Nani Sari Murni. 2022. “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2.” Jurnal ’Aisyiyah Medika 7(1):
27–31.
Petersmann, Astrid et al. 2018. “Definition, Classification and Diagnostics of Diabetes Mellitus.”
Journal of Laboratory Medicine 42(3): 73–79.
Prakasa Sentosa, Bagus. 2016. “Mengenali Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus.”
Intisari Sains Medis 6(1): 111–16.
Putra, I Wayan Ardana, and Khairun Nisa Berawi. 2015. “Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2.” Majority 4(9): 8–12.
Putra Ritonga, Edisyah, and Rizky Wahyu Ningsih. 2021. “Pengaruh Manajemen Stres Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Desa Cinta Rakyat
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.” Jurnal Ilmiah
Keperawatan Imelda 7(1): 40–46.
Qurniawati, Dewi, Ajeng Fatikasari, Juniatulo Tafonao, and Elis Anggeria. 2020. “Pengaruh
Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Perawatan Diri Pasien Luka
Diabetes Melitus.” Jurnal Ilmu Keperawatan 8(1): 10–21.
Widayani, Dwi, Nunung Rachmawati, Tenang Aristina, and Tri Arini. 2021. “Literature Review:
Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus.” Jurnal
Keperawatan Notokusumo (JKN) 9(1): 11–19.
15
MONITORING KADAR GULA DARAH
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin:
No. Tgl. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan
1. Gula Darah Acak Gula Darah
Puasa 70-110
Gula Darah Puasa
mg/dl
Gula Darah 2 jam PP
Gula Darah
2. Gula Darah Acak Acak 70-125
mg/dl
Gula Darah Puasa
Gula Darah 2
Gula Darah 2 Jam PP Jam PP 100-
3. Gula Darah Acak 150 mg/dl
16