Anda di halaman 1dari 38

Makalah Perawatan Payudara, Pijat Oksitosin, Konsuling ASI,

Cara Pemberian ASI, Penyimpanan ASI

Disusun Oleh :

Desti Aliah Faradika (PO.71.20.1.20.007)

Rhizma Kusuma Dewi (PO.71.20.1.20.014)

Fransis Prabowo (PO.71.20.1.20.022)

Nissa Amalia Putri (PO.71.20.1.20.029)

Reyfi Mariska (PO.71.20.1.20.037)

Ariesta Arisuseni (PO.71.20.1.20.044)

Tingkat/ Kelas : II / II A

Dosen Pengampu : Maliha Amin SKM., M. Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA
III TAHUN AKADEMIK
2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulilah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Keperawatan Maternitas yang berjudul “Perawatan Payudara, Pijat Oksitosin,
Konsuling ASI, Cara Pemberian ASI, Penyimpanan ASI” dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai
pihak, kami telah berusaha untuk memberikan yang terbaik, walaupun didalam
pembuatannya kami mengalami kesulitan, karna keterbatasan kemampuan dan
ilmu yang kita miliki. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih terkhusus kepada Ibu Maliha Amin SKM., M. Kes
selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah memberi
dorongan dan dukungan kepada kami. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karna itu kami membutuhkan saran
dan kritik yang membangun saat kami butuhkan agar dapat memperbaikinya di
masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi tema-teman yang berkepentingan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, 26 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

Latar Belakang.....................................................................................1

Rumusan Masalah................................................................................2

Tujuan .................................................................................................2

BAB II Pembahasan

2.1 Perawatan Payudara......................................................................3

2.2 Pijat Oksitosin ..............................................................................8

2.3 Konseling ASI..............................................................................10

2.4 Cara Pemberian ASI ....................................................................20

2.5 Penyimpanan ASI ........................................................................26

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................31

3,2 Saran ..............................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 32

ii
BAB I
PENDAHLUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan
untuk menyusui nantinya, hal ini dikarenakan payudara merupakan organ esensial
penghasil ASI pada bayi, masalah utama dan prinsip yaitu bahwa ibu-ibu
membutuhkan bantuan dan informasi serta dukungan agar merawat payudara pada saat
menyusui (Ronald, 2011). Perawatan Payudara adalah untuk memperlancar peredaran
darah dan mencegah penyumbatan pada saluran susu sehingga memperlancar ASI
dengan cara menjaga kebersihan dan menghindari puting susu yang lecet dan infeksi
payudara. (astutik, 2013) Salah satu fungsi perawatan payudara adalah untuk
melancarkan ASI, selain melancarkan ASI perawatan payudara juga bisa merawat
payudara agar terjaga kebersihannya dan terjaga bentuk serta fungsinya. Dengan
perawatan payudara keadaan ibu akan semakin baik karena ibu tidak harus bingung
karena ASI keluar sedikit, keadaan payudara lebih bersih, membuat ibu dan bayi
nyaman, dan perawatan payudara juga bermanfaat pada kebutuhan ASI untuk si kecil
karena produksi ASI setelah dilakukan perawatan payudara secara tidak langsung akan
menjadi lancar jika ASI tidak keluar dengan baik maka kebutuhan nutrisi pada bayi
akan berkurang, karena ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,lactoe
dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bagi bayi. (setyo retno wulandarai, 2011, hal. 23). Air Susu Ibu (ASI)
merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah.ASI
mengandung berbagai zat yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan, perkembangan
bayi, kesehatan dan imunitas bayi . ASI yang diproduksi selama hari pertama
kelahiran, mengandung kolostrum yang dapat melindungi bayi dari penyakit.
Pemberian ASI dini merupakan komponen penting dalam kelangsungan hidup bayi.
Pemberian ASI pada jam pertama setelah lahir akan merangsang terjadinya
peningkatan prolaktin dalam darah dan mencapai puncak pada 45 menit pertama.
Apabila ASI dikeluarkan atau dikosongkan secara menyeluruh maka akan
meningkatkan produksi ASI menjadi lebih banyak. Pemberian ASI awal sampai bayi

1
berumur 6 bulan dapat dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor yang menjadi
penyebab adalah proses pertumbuhan jaringan pembuat ASI, dimulainya produksi ASI
setelah bayi lahir, kelangsungan atau kontinuitas produksi ASI, dan reflek
pengeluaran. Masalah menyusui dapat juga disebabkan karena keadaan khusus yaitu
ibu sering mengeluh produksi ASI. Rendahnya produksi ASI menyebabkan bayi tidak
dapat mendapatkan ASI eksklusif seutuhnya. Hal ini menyebabkan ibu atau keluarga
sering memberikan PASI untuk menggantikan ASI supaya bayi tidak rewel. Maka
dari itu dilakukan upaya pijat oksitosin dan pijat oketani untuk memperlancar produk
asi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan perawatan payudara?
2. Apa pengertian pijat oksitosin?
3. Bagaimana konseling ASI?
4. Bagaimana cara pemberian ASI?
5. Bagaimana melakukan penyimpanan asi ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Agar mengetahui apa itu perawatan payudara
2. Mengetahui pengertian dari pijat oksitosin
3. Mengetahui konseling ASI
4. Mengetahui cara pemberian ASI dengan benar
5. Mengetahui cara melakukan penyimpanan ASI dengan benar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perawatan Payudara

Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara


yang dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI,
selain itu untuk kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke
dalam atau datar. Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi
ibu untuk menyusui dengan baik dengan mengetahui sejak awal, ibu
mempunyai waktu untuk mengusahakan agar puting susu lebih mudah
sewaktu menyusui. Disamping itu juga sangat penting memperhatikan
kebersihan personal hygiene (Rustam, 2009). Payudara adalah pelengkap
organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu.
Payudara mungkin akan sedikit berubah warna sebelum kehamilan, areola
(area yang mengelilingi puting susu) biasanya berwarna kemerahan, tetapi
akan menjadi coklat dan mungkin akan mengalami pembesaran selama masa
kehamilan dan masa menyusui(Manuaba, 2011)

3
 Tujuan Perawatan Payudara

Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan


payudara semasa hamil, mempunyai tujuan antara lain
a) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi.
b) Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet.
c) Untuk menonjolkan puting susu.
d) Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
e) Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
f) Untuk memperbanyak produksi ASI
g) Untuk mengetahui adanya kelainan (Notoadmojo, 2008).

 Tehnik Perawatan Payudara


Beberapa Keadaan Yang Berkaitan Dengan Teknik Dan Saat
PerawatanPayudara antara lain :
1. Puting Lecet
a) Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air
hangat ketika sedang mandi dan janganmenggunakan sabun,
karena sabun bisa membuat puting susu kering dan iritasi.
b) Pada ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa
riwayat abortus, perawatnnya dapat dimulai pada usia kehamilan
6 bulan atas.
c) Ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dengan riwayat
abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia kehamilan diatas
8 bulan.
d) Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam,
perawatannya harus dilakukan lebih dini, yaitu usia kehamilan 3
bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia
kehamilan setelah 6 bulan.
2. Penyumbatan Kelenjar Payudara

Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar


kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-

4
hatilah pada area yang mengerasPengerasan Payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa membantu
mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan
sudah mencapai berat badan ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu
untuk mengurangi tekanan pada payudara.
 Tehnik Pengurutan Payudara
Tehknik Dan Cara pengurutan payudara di Paparkan Oleh Siti, 2012 antara
lain :
a.Massase
Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI tekan 2-4 jari ke dinding dada,
buat gerakan melingkar pada satu titik di area payudara Setelah beberapa
detik pindah ke area lain dari payudara, dapat mengikuti gerakan spiral.
mengelilingi payudarake arah puting susu ataugerakan lurus dari pangkal
payudara ke arah puting susu.

b. Stroke
1) Mengurut dari pangkal payudara sampai ke puting susu dengan
jari-jari atau telapak tangan.
2) Lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah payudara diseluruh
bagian payudara.
3) Ini akan membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran
ASI (hormon oksitosin).
4) Shake (goyang)
Dengan posisi condong kedepan, goyangkan payudara dengan
lembut, biarkan gaya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengaliran.

 Cara melakukan perawatan payudara

PIJAT PAYUDARA (BREAST MASSAGE)

5
 kompres putting susu dengan kapas yang telah diberi minyak selama 3-5 menit
 Bersihkan dan tariklah putting susu yang keluar
 Gunakan ujung-ujung jari untuk mengetuk-ngetuk sekeliling puting susu
 Kedua tangan diberi minyak kelapa dan diletakan diantara kedua payudara
 Pengurutan dimulai dari atas, samping, ke telapak tangan kiri, kea rah sisi
kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan
 Diteruskan kebawah, samping, lalu melintang, telapak tangan mengurut
kedepan kemudian dilepas dari kedua payudara.
 Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, lalu jari-jari tangan kanan
sisi kelingking mengurut payudara kearah putting susu
MERAWAT PAYUDARA KETIKA MENYUSUI
 Pelajari bagaimana memosisikan Si Kecil dan mulutnya dengan benar ketika
menyusui. Pastikan mulut Si Kecil mencakup sebagian besar areola (area gelap
di sekitar puting) ibu, jangan hanya puting. Jika posisi mulut Si Kecil benar, ibu
pun akan merasa nyaman dan tidak pegal. Posisi mulut yang tepat juga
membantu mencegah puting terasa sakit dan melancarkan proses menyusui.
 Cobalah posisi menyusui yang berbeda. Ada beberapa posisi menyusui yang
dapat ibu coba. Temukan posisi terbaik untuk ibu dan Si Kecil. Minta saran
dokter atau bidan tentang cara menggendong dan menyusui bayi dengan benar.
 Cegah Si Kecil agar tidak menggigit puting. Pada usia 3-4 bulan, gigi pada bayi
mungkin sedang mulai tumbuh. Untuk mencegah agar puting tidak digigit,
hentikan isapan ASI setelah Si Kecil selesai menyusui atau ketika tertidur.
Untuk menghentikan isapan ASI, selipkan jari Anda ke sisi mulut Si Kecil.
 Menyusui Si Kecil secara teratur, setiap 2-3 jam. Ibu mungkin perlu
membangunkan Si Kecil pada malam hari untuk memberinya ASI. Bayi harus
menyusu dari kedua payudara sama banyaknya selama sehari. Jika pada jam 8
Si Kecil menyusu dari payudara kanan, maka pada jam 10 tawarkan payudara
kiri ibu.
 Untuk melancarkan aliran ASI, bunda dapat mencoba memberi pijatan payudara
atau kompres hangat pada payudara untuk membuka saluran-saluran kelenjar
ASI. Untuk nyeri pada payudara, berikan kompres hangat dan dingin secara

6
bergantian untuk mengurangi nyeri.

MERAWAT PAYUDARA USAI MENYUSUI


Selain melakukan perawatan saat menyusui, Ibu dapat melanjutkan
perawatan usai menyusui dengan beberapa langkah sederhana yang bisa
dilakukan ketika Si Kecil sedang tidur, antara lain:
Bersihkan puting dengan lembut tanpa menggunakan sabun atau sampo
hingga bersih. Jangan oleskan alkohol, lotion, atau parfum pada puting.
Gunakan salep antibakteri untuk mengatasi puting pecah-pecah.
Biarkan puting kering dengan sendirinya tanpa perlu dilap.
Oleskan salep pelembap yang mengandung lanolin pada puting setiap kali
selesai menyusui. Ini akan mengurangi rasa sakit atau nyeri dan mencegah
puting mengering dan pecah-pecah.

Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara Berbagai dampak negatif


dapat timbul jika tidak dilakukanperawatan payudara sedini mungkin.
Dampak tersebut meliputi :
a. Puting susu kedalam
b. Asi lama keluar
c. Produksi ASI terbatas
d. Pembengkakan pada payudara
e. Payudara meradang

7
f. Payudara kotor
g. Ibu belum siap menyusui
h. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet (Prawirohardjo, 2011).

2.2 Pijat Oksitosin


Pengertian Pijat Oksitosin
Menurut Ummah (2014), pijat oksitosin adalah pijat relaksasi untuk
merangsang hormon oksitosin. Pijat yang lakukan disepanjang tulang vertebre
sampai tulang costae kelima atau keenam. pijat oksitosin merupakan salah
satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Menurut Depkes
RI (2007 dalam Setiowatii, 2017), pijat okitosin dilakukan dengan cara
memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang sehingga
diharapkan ibu akan merasakan rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan
hilang.

Mekanisme Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin adalah pijat yang dilakukan disepanjang tulang belakang


(vertebre) sampai costae ke lima atau keenam (Ummah, 2014). Melalui
pemijatan pada tulang belakang, neurotransmitter akan merangsang medulla
oblongata langsung mengirim pesan ke hipotalamus untuk mengeluarkan
oksitosin. Dengan pijat oksitosin ini juga akan merileksasi ketegangan dan
menghilangkan stress serta meningkatkan rasa nyaman (Perinasia, 2007 dalam
Wulandari, 2014).

Manfaat Pijat Oksitosin


Pijat oksitosin mempunyai beberapa manfaat yang sangat membantu bagi
ibu setelah persalinan. Seperti yang dilajelaskan oleh Mulyani (2009, dalam
Wulandari, 2014), pijat oksitosin dapat mengurangi ketidak nyamanan fisik
serta memperbaiki mood. Pijat yang dilakukan disepanjang tulang belakang
ini juga dapat merileksasikan ketegangan pada punggung dan menghilangkan
stres sehingga dapat memperlancar pengeluaran ASI. Sedangkan menurut
Depkes RI (2007, dalam Wijayanti, 2014), pijat oksitosin dapat mengurangi

8
bengkak, mengurangi sumbatan ASI dan mempertahankan produksi ASI
ketika ibu dan bayi sakit.
Pelaksanaan Tindakan Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Pijat ini
dilakukan selama 15 sampai 20 menit (Sari, 2015). Pijat ini tidak harus selalu
dilakukan oleh petugas kesehatan. Pijat oksitosin dapat dilakukan oleh suami
atau keluarga yang sudah dilatih. Keberadaan suami atau keluarga selain
membantu memijat pada ibu, juga memberikan suport atau dukungan secara
psikologis, membangkitkan rasa percaya diri ibu serta mengurangi cemas.
Sehingga membantu merangsang pengeluaran hormon oksitosin
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu yang pertama ibu melepas pakian
bagian atas dan bra, pasang handuk di pangkuan ibu, kemudian posisi ibu
duduk dikursi (gunakan kursi tanpa sandaran untuk mem udahakan penolong
atau pemijat), kemudian lengan dilipat diatas meja didepannya dan kepala
diletakkan diatas lengannya, payudara tergantung lepas tanpa baju. Melumuri
kedua telapak tangan menggunakan minyak atau baby oil Selanjutnya
penolong atau pemijat memijat sepanjang tulang belakang ibu dengan
menggunakan dua kepal tangan, dengan ibujari menunjuk ke depan dan
menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil dengan kedua ibujari. Pada saat bersamaan, pijat ke arah
bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari leher kearah tulang belikat.
Evaluasi pada pemijatan oksitosin dilakukan (Depkes RI, 2007 dalam
Trijayati, 2017).
Gambar 2. Pijat oksitosin (Sumber : Vaikoh, 2017)

9
2.3Konseling ASI

Pentingnya menyusui bagi ibu dan bayi


ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya
air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Bayi
yang diberikan ASI secara esklusif cenderung lebih sering pemberian ASI-nya
daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula. Menyusui dapat
dilakukan setiap wanita, namun tidak selalu berarti tanpa proses belajar. Setiap
anak berbeda dan setiap ibu berbeda. Menyusui adalah keterampilan yang
memerlukan proses belajar pada kedua belah pihak. Bagi beberapa ibu, proses
belajarnya dapat sangat melelahkan dan membuat frustrasi. Namun, tetaplah
bersabar menjalankannya mengingat manfaatnya yang sedemikian besar.
Pentingnya pemberian ASI ini banyak manfaat dan faedahnya baik bagi kesehatan
ibu menyusui itu sendiri atau pun bagi bayi yang diberikan ASI itu
sendiri.Menyusui adalah memberikan Air Susu Ibu yang memang telah khusus
diperuntukkan kepada bayi dan anak-anaknya sendiri. Dan itu sedikit
mengenaipengertian menyusui. Dan hal ini ASI akan lebih benyak memberikan
manfaat kepada kesehatan bayi bila pemberiannya adalah sampai dengan 2 tahun.

Keuntungan Menyusui bagi Bayi


o Kolostrum (susu pertama di hari pertama) banyak mengandung zat
kekebalan4 yang melindungi bayi terhadap penyakit dan infeksi.
o Bayi yang diberi ASI lebih jarang menderita sakit. ASI terutama
mengurangi risiko:
- Muntah, diare, gastroenteritis, sembelit kronis, kolik, dan gangguan
perut lainnya.
- Usus buntu akut, artritis rematik, hernia inguinalis, stenosis
pilorus, diabetes tipe I, alergi, asma dan eksim.
- Infeksi telinga, penyakit pernapasan, pneumonia, bronkitis, infeksi
ginjal, septicaemia (keracunan darah).

10
o Menyusui menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak. Anak
merasa memiliki tempat yang aman. Menyusui juga berperan penting
dalam perkembangan emosional dan spiritual anak.

Manfaat menyusui bagi ibu

Selain baik untuk bayi, menyusui juga bermanfaat untuk ibu. Proses
menyusui memberikan efek menguntungkan berikut bagi ibu:
o Mengurangi risiko kanker payudara. Wanita yang menyusui mengurangi
risiko terkena kanker payudara sebanyak 25 persen. Pengurangan risiko
kanker terjadi proporsional dengan durasi menyusui kumulatif seumur
hidup. Artinya, semakin banyak bulan atau tahun ibu menyusui, semakin
rendah risikonya terkena kanker payudara.
o Mengurangi risiko kanker rahim dan ovarium. Tingkat estrogen yang
lebih rendah selama menyusui menyebabkan risiko kedua kanker itu
menurun. Diduga penurunan estrogen menyebabkan berkurangnya
rangsangan terhadap dinding rahim dan juga jaringan payudara, sehingga
memperkecil risiko jaringan tersebut menjadi kanker.
o Mengurangi osteoporosis. Wanita tidak menyusui memiliki risiko empat
kali lebih besar mengembangkan osteoporosis daripada wanita menyusui
dan lebih mungkin menderita patah tulang pinggul di tahun-tahun setelah
menopause.

Lalu bagaimana perbedaan ASI dengan susu formula itu sendiri ?


Bahan-bahan yang ada dalam kandungan ASI berbeda dengan
kandungan yang terdapat dalam susu botol. Perbedaannya bisa kita lihat
contohnya adalah bahwasannya susu sapi atau susu formula mengandung
protein dua kali lebih banyak dari ASI. Sedangkan ASI lebih banyak kandungan
akan asam lemak tak jenuh ganda dibandingkan dengan susu formula atau susu
botol. Itu bila dilihat dari sisi rasio bahan-bahan perbandingan antara susu
formula dengan susu ASI. Dan ini juga salah satu perbedaan kandungan ASI
dengan susu formula.
 Sensasi dan reflek penting dalam menyusui

11
1. Reflek Prolaktin
Saat bayi mulai menghisap atau menyusu yang merupakan rangsangan fisik
akan mengirimkan sinyal-sinyal ke kelenjar hipotalamus di otak (hipofise
anterior) untuk menghasilkan hormon prolaktin, prolaktin akan beredar dalam
darah dan masuk ke payudara,memerintahkan alveolus untuk memproduksi ASI
2. Reflek Let Down (Oksitosin)
Bersamaan dengan dihasilkannya prolaktin dari hipofise anterior, rangsangan
isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofise posterior sehingga dikeluarkanlah
oksitosin. Oksitosin masuk ke peredaran darah masuk ke rahim untuk
menstimulus kontraksi rahim, dan masuk ke payudara untuk memeras air susu
yang sudah dibuat di alveolus untuk keluar mengalir di saluran ASI, ditampung
di areola dan nantinya akan bermuara ke putting. Reflek aliran ini atau
keluarnya ASI bahkan sampai menyemprot juga dipengaruhi beberapa faktor
seperti psikologis ibu yang bahagia melihat bayinya, mendengar suara
bayi,melihat foto bayi,ibu bahagia karena peran serta ayah. Reflek ini juga
dihambat oleh faktor stress.
Ada suatu zat dalam ASI yang dapat mengurangi atau mencegah (inhibitor)
produksi ASI. Bila ada banyak ASI tertinggal dalam satu payudara, zat pencegah
atau inhibitor tersebut menghentikan sel-sel pembuat ASI agar tidak
memproduksi ASI lagi. Penghentian ini membantu melindungi payudara yang di
dalamnya masih tertinggal banyak ASI dari bahaya efek kepenuhan. Hal ini jelas
di perulkan bila bayi meninggal atau berhenti menyusu untuk alas an lainnya.
Bila ASI dikeluarkan, baik melalui hisapan bayi atau di perah, inhibitor juga
turut dikeluarkan. Payudara akan memproduksi ASI lagi.

B. Cara Pelekatan Bayi dan Ibu Saat Menyusui 8


Pelekatan (latching on) adalah proses masuknya puting payudara Ibu ke dalam
mulut bayi. Proses ini sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI.
Perlekatan yang baik tidak hanya membuat bayi Ibu dapat mengisap ASI secara
optimal, namun juga menghindari masalah pada payudara Ibu. Untuk itu,

12
upayakan sejak pertama menyusui, Ibu dan bayi mulai belajar menerapkan
metode perlekatan yang benar. Jika pada awal-awal terasa sulit, jangan putus asa
ya. Seiring waktu, bayi Ibu akan pandai melakukan perlekatan dan mampu
menyusu secara optimal.

Bagaimanakah posisi dan pelekatan yang benar?


1. ibu mencari posisi menyusui yang paling nyaman;

2. ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi menghadap ke


payudara ibu, hidung bayi sejajar dengan puting ibu;

3. badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke perut
itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus (kepala
bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan);

4. kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala bayi
mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi seperti ini,
dagu bayi dan bukan hidungnya yang akan menempel ke payudara ibu;

5. leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan ibu.
Pelekatan:

1. Usahakan agar bayi memasukkan payudara ibu ke dalam mulutnya dari


arah bawah, sehingga ketika sedang menyusu lebih banyak terlihat areola
ibu pada bagian atas bibir atas dibandingkan dengan areola pada bagian
bawah bibir bawah bayi;

2. Mulut bayi terbuka lebar seolah-olah sedang menguap atau menangis,


sehingga tidak saja puting ibu yang masuk ke dalam mulut bayi tetapi
juga sebagian besar areola, karena pabrik-pabrik ASI banyak yang terletak
dibawah areola;

3. Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar (dower)
dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu;

13
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga lipatan pada
bagian dagu yang menandakan bahwa bayi sedang membuka mulut dengan
lebar.

Lalu bagaimana Posisi dan Pelekatan Bayi yang benar?. Perhatikan Gambar
dibawah ini Posisi Bayi saat Menyusui :

Gambar (a) benar

Gambar b (kurang benar)


Posisi bayi yang benar saat menyusui adalah Kepala dan Badan Bayi dalam satu
garis lurus, Bayi dipeluk dekat dengan Ibu, Seluruh badan Bayi ditopang, Bayi
mendekat ke payudara, hindung berhadapan dengan putin. Pada kedua gambar
dapat dilihat bahwa gambar a, posisi bayinya sudah benar karen1a 0 Kepala dan
Badan Bayi dalam satu garis lurus, Bayi dipeluk dekat dengan Ibu, Seluruh
badan Bayi ditopang, Bayi mendekat ke payudara, hindung berhadapan dengan
puting. Untuk gambar b masih kurang benar posisi bayi karena tidak seluruh
badan bayi ditopang oleh ibu.
Pelekatan Bayi
Gambar a (benar)

14
Gambar b (kurang benar)

Pelekatan Bayi yang benar adalah tampak lebih banyak areola (bagian hitam
disekitar puting) diatas bibir bayi, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah terputar
keluar dan dagu bayi menempal pada payudara. Pada kedua gambar diatas dapat
dilihat bahwa, pelekatan bayi untuk gambar a sudah benar karena tampak lebih
banyak areola (bagian hitam disekitar puting) diatas bibir bayi, mulut bayi terbuka
lebar, bibir bawah terputar keluar dan dagu bayi menempal pada payudara.
Namun untuk gambar b masih kurang benar pelekatan bayi karena dagu bayi
tidak menempal pada payudara. Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada
umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan
bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap dengan baik.

Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali Sejak Lahir

1. Refleks menghisap (sucking reflex) Bayi akan melakukan gerakan


menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi.
Refleks menghisapterjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis
menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka.

2. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex adalah


refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang
disentuhkan ke bayi, indikasi syafar berkembang normal – hilang setelah
3-4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda
menyodorkan jari telunjuk kepadanya.

3. Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot
(tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah

15
satu sisi.

4. Refleks mencari (rooting reflex) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi
diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons,
bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam
upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap.

5. Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba
pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang
mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir itu melengkungkan
punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan
tangan dan kakinya.

6. Babinski Reflex . Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari


mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf
berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.

7. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang


didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada
secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman

8. Breathing Reflex Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan


nafas secara berulang-ulang – fungsi : menyediakan O2 dan membuang
CO2 – permanen dalam kehidupan

9. Eyeblink Reflex Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata


– fungsi : melingdungi mata dari cahaya dan benda-benda asing –
permanen dalam kehidupan Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin,
matanya akan menutupatau dia akan mengerjapkan matanya.

10. Puppilary Reflex Rekleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap


cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap lingkungan gelap. –
fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana
gelap

16
11. Refleks tonic neck Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia
satu bulan danakan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala
bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan
lengan yang berlawananakan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan
sangat halus atau lemah).\

12. Refleks tonic Labyrinthine / labirin Pada posisi telentang, reflek ini
dapat diamati dengan menggangkattungkai bayi beberapa saat lalu
dilepaskan. Tungkai yang diangkat akanbertahan sesaat, kemudian jatuh. H

13. Refleks merangkak (crawling) Jika ibu atau seseorang menelungkupkan


bayi baru lahir, iamembentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim
kakinya tertekuk kearah tubuhnya.

14. Refleks berjalan dan melangkah (stepping) Jika ibu atau seseorang
menggendong bayi dengan posisi berdiri dantelapak kakinya menyentuh
permukaan yang keras, ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan,
yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan..

15. Refleks yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar,
biasanyakemudian disertai dengan tangisan.13. Reflek Plantar Reflek ini
juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir danberlangsung
hingga sekitar satu tahun kelahiran.

Ciri-ciri menyusui dengan benar


- Bayi tampak tenang
- Perut dan badan bayi menempel pada perut ibu
- Mulut bayi terbuka lebar
- Dagu bayi menempel pada payudara ibu
- Sebagian besar areola, terutama bagian bawah, masuk ke dalam mulut
bayi.
- Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan tanpa mengeluarkan
bunyi selain bunyi menelan.
- Telinga dan lengan bayi berada dalam 1 garis lurus.

17
Menkes RI berharap seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia,
baik Pemerintah maupun Swasta menerapkan 10 LMKM yaitu:
1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang secara
rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
talaksananya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur
2 tahun.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah
melahirkan di ruang bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi
medis.

Tahapan Dasar untuk Posisi Menyusui yang Baik :

 Posisikan diri pada keadaan nyaman, gunakan penyanggah di bagian


punggung, bantal penyanggah tangan, dan penggunaan penyaggah kaki
khusus atau buku telepon untuk menyamankan posisi kaki.

 Posisikan bayi dekat dengan ibu, pinggul bayi menyamping (kearah badan
ibu), sehingga bayi tidak menggerakkan kepalanya untuk mencapai
payudara. Mulut dan hidung bayi menghadap puting ibu. Jika
memungkinkan minta bantuan seseorang untuk memposisikan bayi setelah
anda duduk nyaman. (Lihat Seputar Aturan Dasar”)

 Sanggah payudara sehingga tidak menekan dagu bayi. Dagu bayi diarahkan
ke payudara.

 Lekatkan bayi pada payudara ibu. Bantu bayi agar mau membuka lebar
mulutnya dan tarik bayi sedekat mungkin dengan menyanggah
punggungnya (bukan kepalanya) sehingga dagu bayi terarah ke payudara
ibu. Hidung bayi akan bersentuhan dengan payudara. Tangan ibu
membentuk leher kedua/sanggahan leher untuk bayi.

18
 Nikmatilah! Bila anda merasa puting anda sakit, lepaskan bayi dari
payudara dan posisikan kembali perlahan.

Tahapan ini mungkin harus sering diulang pada masa awal menyusui.
Namun pada akhirnya anda dan bayi anda akan menemukan cara yang paling
sesuai.
2.3 Konseling Bagi Ibu
Petugas kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke klinik dan juga
2
mengajari ibu untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak
harus segera dibawa ke klinik serta menilai praktik pemberian ASI dan
memberikan konseling untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Konseling
meliputi juga untuk kesehatan ibu sendiri. Berikan juga konseling tentang cara
melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi muda sehat maupun sakit
termasuk melakukan asuhan dasar di rumah. Konseling diberikan pada bayi
muda dengan klasifikasi kuning dan hijau. Lakukan konseling setelah anda
selesai memberikan tindakan/ pengobatan.

Menggunakan Keterampilan Komunikasi yang Baik


Lakukan konseling bagi ibu untuk melanjutkan pengobatan di rumah dengan
keterampilan komunikasi sebagai berikut:

Tanya : Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawaban ibu dengan seksama. Saudara
akan mengetahui apa saja yang telah dilakukan dengan benar dan apa yang masih
perlu diubah.

Puji : Jika ibu telah bertindak benar.

Nasihati : Batasi nasihat kepada ibu untuk hal yang benarbenar tepat. Gunakan
bahasa yang dimengerti ibu.

Cek pemahaman : Ajukan pertanyaan untuk mengetahui apa yang telah dipahami
ibu dan apa yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Hindari pertanyaan yang
jawabannya “ya” atau “tidak”

19
Menasihati dan Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah
Langkah-langkah mengajari ibu cara pemberian obat di rumah adalah:
1. Tunjukkan kepada ibu obat oral yang akan diberikan kepada bayi di rumah dan
dosis pemberiannya.
2. Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut.

3. Peragakan cara mengukur/ membuat satu dosis.

4. Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis.

5. Mintalah ibu memberi dosis pertama pada bayi di klinik

6. Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, kemudian beri label dan
bungkus obat.

7. Jelaskan bahwa semua obat oral harus diberikan sesuai waktu yang
dianjurkan, walaupun bayi telah menunjukkan perbaikan.

8. Cek pemahaman ibu.

2.4 Cara pemberian ASI

Saat buah hati yang telah dinanti-nanti selama sembilan bulan lamanya
lahir, kini saatnya Ibu memasuki tahap menyusui. Akan tetapi, bagi beberapa
ibu masa kini bisa terasa cukup menakutkan. Mungkin Anda cemas bayi tidak bisa
menyusui dengan lancar atau khawatir bila jumlah air susu ibu (ASI) tidak begitu
banyak. Sebenarnya, cara menyusui bayi yang benar itu tidak sulit untuk diterapkan
baik saat bayi baru lahir maupun sudah berusia beberapa bulan. memberikan ASI,
termasuk ASI eksklusif. Pada dasarnya tidak sesulit yang mungkin ada di bayangan
Ibu. Pasalnya, begitu bayi lahir, ia sudah memiliki kemampuan untuk mengisap susu
dan makan secara mandiri. Menyusui bisa dilakukan sejak bayi baru lahir atau dikenal
dengan nama inisiasi menyusui dini (IMD). Pemberian air susu ibu (ASI) sejak bayi
baru lahir ini idealnya terus dilanjutkan tanpa tambahan makanan dan minuman
apapun alias ASI eksklusif, Ini karena ada banyak manfaat ASI baik bagi bayi maupun

20
ibu. Manfaat ASI untuk bayi di antaranya memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan
kecerdasan, menjaga sistem imun bayi, dan lainnya.

Persiapan menyusu saat masa kehamilan


Persiapan jauh-jauh hari ini tentu sedikit banyak akan membantu diri Anda
lebih siap sehingga bisa menyusui dengan cara yang benar.

1. Banyak bertanya dan bertukar cerita mengenai cara yang benar


dengan ibu yang telah mulai menyusui bayinya lebih dahulu.
2. Banyak bertanya dengan dokter untuk mendapatkan jawaban
mengenai kebingungan seputar cara menyusui. Mencari banyak
informasi dari buku, internet, maupun beragam sumber terpercaya
lainnya.
3. Diskusikan dengan dokter mengenai kondisi kesehatan tubuh
Anda. Terutama jika Anda pernah menjalani operasi, mengalami
cedera, maupun berbagai kondisi medis lainnya.
4. Bicarakan juga dengan dokter jika Anda mengalami depresi atau
sedang rutin minum suplemen maupun obat-obatan tertentu agar
nantinya dapat menyusui dengan cara yang benar.
5. Persiapkan beberapa hal yang sekiranya akan Anda butuhkan
nantinya. Persiapan bisa berupa bra menyusui, penutup menyusui
(cover atau nursing scarf), maupun bantal menyusui (nursing
pillow).
6. Rutin melakukan teknik relaksasi.

Persiapan sebelum mulai menyusui bayi

Setelah bayi baru lahir, ini saat yang tepat untuk menerapkan segala hal
yang sudah Anda pelajari tentang cara menyusui. Dengan begitu, Anda
tidak merasa kaget karena sedikit banyak sudah cukup memahami
mengenai cara menyusui yang benar. Sebaiknya jangan ada yang
terlewatkan karena mempersiapkan segala halnya dengan baik tepat bisa
menjadi salah satu indikator keberhasilan menyusui.
Berikut persiapan yang sebaiknya bisa dilakukan :

21
1) Dekatkan bayi Anda dan terapkan interaksi langsung antara kulit
(skin to skin contact) tepat setelah bayi lahir.
2) Usahakan untuk tidak memberikan botol dot maupun puting buatan
sampai bayi bisa menemukan dan menempel dengan mudah pada
puting payudara Anda.

3) Cari ruangan khusus menyusu atau sudut maupun ruangan yang


tenang bila Anda sedang berada di luar rumah.
4) Gunakan bra khusus untuk memudahkan Anda saat menyusui.
5) Gunakan pakaian yang dilengkapi celah di bagian kanan dan kiri
pada area dekat payudara untuk memudahkan proses menyusu.
6) Pilih dan sediakan jenis bantal menyusui yang sekiranya nyaman
untuk Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan.
7) Siapkan penutup atau nursing scarf khususnya jika Anda hendak
menyusui bayi di luar rumah dengan cara yang benar. Dokter
maupun tim medis biasanya memang akan langsung meletakkan bayi di
atas perut Anda untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Selain
bertujuan agar terjadi interaksi langsung antara kulit Anda dan bayi alias
skin to skin contact, prosedur IMD juga akan membantu bayi agar bisa
mencari puting payudara Anda dengan sendirinya.
Cara pemberian ASI yang benar

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemberian ASI dapat


dimulai langsung setelah proses melahirkan selesai atau IMD (Inisiasi
Menyusui Dini). Proses IMD mungkin memakan waktu yang tidak

22
sebentar karena menunggu sampai bayi menemukan puting ibu dengan
sendirinya untuk mulai menyusu. Dengan begitu, bayi bisa mulai segera
menyusu langsung melalui payudara setelah dilahirkan. Dokter dan tim
medis juga tidak akan memberikan bayi air putih, susu formula, maupun
cairan lainnya. Terkecuali jika pemberian berbagai hal tersebut memang
diperlukan karena kondisi medis yang dialami bayi. Jika keseluruhan
proses IMD sudah dilakukan, artinya Ibu bisa menyusui bayi dengan
langsung menggendong dan mengarahkan bibir bayi pada puting payudara.
Cara atau teknik yang benar ini akan terus Ibu lakukan di sesi menyusui
selanjutnya dalam beberapa bulan ke depan, terutama selama masa
pemberian ASI eksklusif. Cara menyusui bayi yang baik dan benar bisa
Anda lakukan dengan menerapkan beberapa aturan, yakni:
 Menerapkan perlekatan atau latch on sebelum menyusui
dengan cara yang benar

Sebelum mulai menyusui, penting untuk menempatkan bayi pada


posisi perlekatan yang tepat (latch on). Latch on bertujuan supaya
tidak muncul rasa sakit atau tidak nyaman dan bayi bisa menyusu
dengan lancar. Ini karena posisi menyusui yang tepat antara mulut
bayi dengan puting payudara bisa menimbulkan rasa tidak nyaman
yang berujung pada nyeri dan sakit. Alhasil, timbullah berbagai
masalah ibu menyusui. Untuk melakukannya, berikut tahapan
perlekatan saat menyusui (latch on) yang tepat pada bayi:
1) Usahakan untuk menjaga posisi telinga, bahu, serta pinggul
bayi. Pastikan tubuhnya sejajar dengan tubuh Anda agar bayi
bisa lebih mudah menelan selama menyusu.
2) Usahakan agar posisi hidung bayi berhadapan langsung dengan
puting payudara Anda dan tidak tertekan sebagai upaya
menyusui dengan cara yang benar.
3) Pegang dagu bayi secara perlahan, kemudian bantu untuk
membukanya sembari bibir bayi mendekati payudara untuk

23
mulai menyusui dengan cara yang benar.
4) Arahkan puting payudara dan gesekkan atau sentuh perlahan
bagian bibir bayi dengan menggunakan puting payudara Anda.
5) Kemudian tunggu sampai bibir bayi terbuka lebar seolah sedang
menguap, sebagai pertanda telah siap untuk mengisap puting
payudara, seperti dijelaskan oleh American College of
Obstetricians and Gynecologists.
6) Bimbing bibir bayi menuju ke puting payudara, agar bayi bisa
lebih mudah untuk mengisapnya.
7) Usahakan bibir dan mulut bayi telah mengisap puting payudara
Anda saat menyusu.

8) Tarik puting dari mulut bayi dan ulangi lagi tahapannya dari
awal, bila bayi tidak bisa mengisapnya dengan tepat. Jika latch
on tidak dilakukan dengan benar, biasanya Anda akan merasa
nyeri atau sakit pada puting. Setelah perletakan (latch on)
dilakukan dengan baik, kini bayi bisa mulai menyusu.
 Tanda perlekatan menyusui sudah tepat

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut ini tanda


perlekatan sudah benar dan tepat :

1) Dagu bayi menyentuh payudara ibu.


2) Bibir bawah bayi terpuntir keluar.
3) Mulut bayi terbuka lebar.
4) Areola bagian bawah lebih banyak yang masuk ke mulut bayi
dibanding bagian atas.
5) Bayi yang menyusu dengan baik akan mengisap dengan pelan,
berirama, tidak tergesa-gesa dan tidak terdengar bunyi berdecak.
Pipi bayi akan menggembung dan ibu tidak terasa sakit.

 Tahapan cara menyusui bayi yang benar

Ketika semua persiapan telah Anda lakukan dan paham mengenai cara

24
latch on, kini masuk ke saat utama untuk menyusui bayi yang benar.
Secara keseluruhan, berikut ini cara agar dapat menyusui dengan baik
dan benar:

1) Bagi ibu, posisikan diri senyaman mungkin dan rilekskan diri


Anda.
2) Setelah posisi ibu terasa nyaman, gendong dan pegang kepala
bayi dengan satu tangan sembari mempertahankan posisi
payudara ibu dengan tangan yang lainnya.
3) Kemudian dekatkan wajah bayi ke arah payudara ibu. Cara
menyusui yang benar bisa terlihat saat tubuh bayi menempel
sepenuhnya dengan tubuh ibu.
4) Beri rangsangan pada daerah bibir bawah bayi dengan
menggunakan puting susu ibu. Tujuannya agar mulut bayi
terbuka lebar.

5) Biarkan bayi memasukkan areola (seluruh bagian gelap di


sekitar puting payudara ibu) ke dalam mulut bayi.
6) Bayi akan mulai menggunakan lidahnya untuk mengisap ASI.
Ibu tinggal mengikuti irama menyedot dan menelan yang
dilakukan bayi.
7) Ketika ibu ingin menyudahi atau berpindah ke payudara yang
lain, letakkan satu jari ibu ke sudut bibir bayi supaya bayi
melepaskan isapannya.
8) Hindari melepaskan mulut bayi atau menggeser payudara Anda
secara tiba-tiba karena akan membuat bayi rewel dan sulit
menyusu lagi nantinya.
9) Biarkan bayi mengatur sendiri kecepatannya saat menyusu.
10) Perpindahan payudara saat menyusu bisa Anda lakukan ketika
payudara terasa lebih lunak setelah bayi menyusu. Ini karena
ASI di dalam payudara tersebut telah diminum oleh bayi
sehingga terasa tidak lagi penuh.
Ingat, tindakan menyusu secara bergantian dapat mencegah

25
payudara yang belum dikeluarkan ASI-nya menjadi nyeri karena
penuh terisi oleh ASI. Sebaliknya, menyusui dengan cara atau
teknik yang benar harus dilakukan dengan bergantian
menggunakan kedua sisi payudara.
 Cara yang benar untuk mengetahui bayi masih ingin menyusu
Biasanya, bayi tidak cukup menyusu hanya pada satu payudara.
Jika masih menunjukkan tanda lapar, bayi akan terlihat masih ingin
menyusu. Untuk memastikan dengan benar kalau bayi masih ingin
menyusui, berbagai cara yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

1) Lakukan langkah yang sama seperti langkah-langkah


sebelumnya. Beri rangsangan pada daerah bibir bawah bayi
dengan menggunakan puting susu ibu.
2) Ketika bayi masih ingin menyusu, ia akan memasukkan areola
ke dalam mulutnya dan kembali mengisap. Sementara kalau
sudah kenyang, bayi akan berhenti dengan sendirinya.
3) Dalam menerapkan cara menyusui yang benar, biarkan bayi
menentukan seberapa lama akan menyusu sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya.
4) Bayi yang merasa telah cukup menyusu biasanya akan berhenti atau
tertidur dengan sendirinya.
2.5 Penyimpanan ASI
Kini semakin banyak ibu menyusui yang beraktivitas di luar rumah.
Memerah ASI pun menjadi pilihan agar asupan gizi anak tetap terpenuhi. Itu
sebabnya penting untuk mengetahui bagaimana penyimpanan ASI perah yang
benar.

Ada berbagai pilihan tempat untuk menyimpan ASI


perah, seperti botol kaca, botol plastik dengan label bebas
bahan berbahaya, ataupun kemasan plastik khusus untuk
ASI. Sebaiknya hindari menyimpan ASI perah dalam kemasan botol atau plastik
yang biasa digunakan untuk keperluan umum. Hal ini karena tempat

26
penyimpanan ASI turut memengaruhi kualitas ASI yang disimpan. Rutin
memompa ASI diyakini dapat melancarkan produksi ASI pada payudara Ibu.
Selanjutnya, hal yang perlu Ibu perhatikan, yakni cara menyimpan ASI perah
yang benar agar tetap awet dan tidak mudah basi sampai saatnya diminum si
Kecil. Bagaimana caranya.
 Cara menyimpan ASI yang tepat

1) Pastikan tangan dan alat-alat penyimpan ASI sudah bersih


Sebelum memompa ASI dan menyimpannya, biasakan untuk selalu
mencuci tangan Ibu terlebih dahulu. Bukan itu saja, Ibu juga perlu
memastikan semua alat- alat yang digunakan untuk memompa dan
menyimpan ASI sudah dalam kondisi steril. Pompa ASI juga harus
dibersihkan sesaat setelah dipakai supaya tetap bersih. Ibu bisa
membersihkan semua bagian peralatan dengan air hangat dan sabun.
Jangan lupa dibilas sampai bersih dan dikeringkan. Baru setelah itu Ibu
boleh menyimpan kembali peralatan pompa dan penyimpan ASI si Kecil
di tempatnya. Sebisa mungkin, usahakan untuk selalu menjaga kebersihan
semua benda yang bersentuhan langsung ASI. Tujuannya untuk mencegah
agar bakteri tidak mudah berkembang biak di peralatan yang digunakan.

2) Gunakan wadah yang sesuai


Cara menyimpan ASI tidak boleh sembarangan, termasuk dalam menggunakan
wadah penampung ASI. Melansir dari Mayo Clinic, idealnya Ibu disarankan
untuk memakai wadah tertutup dan bebas dari bahan kimia BPA (bisphenol-
A). Ibu dapat menggunakan wadah dalam bentuk botol kaca atau kantung
khusus penyimpan ASI. Kantung penyimpan ASI biasanya dilengkapi dengan
pelindung ekstra agar tertutup rapat, sehingga memastikan ASI di dalamnya
tidak mudah bocor atau tumpah. Hindari menyimpan ASI di dalam botol bekas
pakai atau kantung plastik yang seharusnya digunakan untuk menyimpan
bermacam-macam kebutuhan rumah tangga.

3) Pakai metode first in first out


Sebelum memasukkan botol atau kantung penyimpan ASI, jangan lupa

27
untuk memberikan label keterangan pada bagian depan wadah tersebut.
Tuliskan tanggal dan waktu Ibu menyimpan ASI agar tidak lupa. Ibu harus
menggunakan ASI yang sudah disimpan lebih lama dan mengeluarkannya
berurutan sesuai tanggal. Cara menyimpan ASI yang satu ini dikenal dengan
nama first in first out (FIFO). Supaya lebih mudah, Ibu bisa meletakkan ASI
yang sudah lama dipompa di bagian depan, hingga di bagian belakang berisi
ASI yang baru dipompa. Hal ini akan memudahkan Ibu dalam pengambilan
ASI yang paling lama disimpan.

4) Perhatikan suhu penyimpanan ASI


Selain wadah tempat ASI disimpan, cara menyimpan ASI lainnya yang
tidak boleh luput dari perhatian Ibu yakni mengenai suhu ruangan
penyimpannya. Menyimpan ASI di suhu yang tepat dapat membantu menjaga
kualitas ASI senantiasa baik sampai nantinya diberikan pada si kecil.

Berikut tempat yang biasanya dijadikan ruangan penyimpan ASI beserta suhu
simpan idealnya:

 Suhu kamar atau ruang, 25 derajat Celcius tahan selama sekitar 4 jam.
 Kulkas, 4-10 derajat Celcius atau kurang dari 4 derajat Celcius, tahan
selama 5-8 hari.
 Freezer dengan kulkas, suhu -10 ℃ ttahan selama 2-4 bulan
untuk freezer dan kulkas 2 pintu, serta 2 minggu untuk freezer dan
kulkas 1 pintu.
 Freezer tanpa kulkas, 18 derajat Celcius atau di bawahnya, tahan selama
6-12 bulan.

5) Hindari menggabungkan ASI perah baru ke dalam ASI beku


Meski sama-sama ASI perah, Ibu tidak dianjurkan untuk mencampurkan
ASI yang baru saja dipompa ke dalam ASI beku yang telah disimpan

28
sebelumnya. Lebih baik Ibu simpan ASI yang baru diperah ke dalam wadah
baru dari berbeda dari ASI yang sudah disimpan. Menyimpan ASI dengan cara
ini akan membantu menjaga kualitasnya agar tetap awet.

 Botol sebagai cara menyimpan ASI


Cara menyimpan ASI di dalam botol dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
1) Botol ASI Plastik

Meski berbahan dasar plastik, Anda tidak perlu khawatir mengenai


keamanannya saat digunakan. Botol plastik biasanya telah dirancang
sedemikian rupa sehingga aman untuk bayi. Jika Anda tidak ingin membeli
botol ASI plastik yang mengandung bahan kimia tertentu, coba pilih botol
yang bebas dari BPA (bisphenol-A).

Berikut kelebihan dan kekurangan botol ASI plastik:

Kelebihan botol ASI plastik


 Ringan
 Kuat
 Tidak mudah pecah
 Harganya relatif murah
 Tersedia dalam berbagai ukuran berbeda

Kekurangan botol ASI plastic


 Tidak bisa dipakai untuk jangka waktu yang lama
 Tidak bisa direbus atau direndam di dalam air dengan suhu yang
terlalu panas

2) Botol ASI Kaca

29
Jika ingin lebih memastikan botol ASI yang Anda pakai aman dan bebas dari
BPA, Anda bisa menggunakan bahan kaca. Ketimbang botol plastik, botol ASI
kaca memang jauh lebih berat yang mungkin akan menyulitkanbayiuntuk
memegangnya saat menyusu. Meski begitu, jangan khawatir botol ASI kaca
ini akan mudah pecah. Sebagai solusinya, Anda bisa memilih botol dari bahan
kaca yang dilengkapi dengan penutup botol berbahan silikon. Silikon ini hadir
dalam bentuk yang sesuai dan pas dengan botol sehingga bisa membantu
melindunginya agar tidak mudah pecah.
Berikut kelebihan dan kekurangan botol ASI kaca:

Kelebihan botol ASI kaca


 Lebih tahan untuk digunakan dalam waktu lama dibandingkan dengan
botol plastik
 Bebas dari bahan BPA
 Botol bisa direbus atau direndam di dalam air dengan suhu panas
Kekurangan botol ASI kaca
 Harganya relatif lebih mahal
 Mudah pecah jika terjatuh
 Lebih berat
 Hanya tersedia dalam ukuran tertentu

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpiulan
Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara yang
dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain itu
untuk kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke dalam atau
datar. ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya
air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemberian ASI dapat dimulai langsung setelah
proses melahirkan selesai atau IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
Sebaiknya hindari menyimpan ASI perah dalam kemasan botol atau plastik yang
biasa digunakan untuk keperluan umum. Hal ini karena tempat penyimpanan ASI
turut memengaruhi kualitas ASI yang disimpan. Rutin memompa ASI diyakini
dapat melancarkan produksi ASI pada payudara Ibu. Selanjutnya, hal yang perlu
Ibu perhatikan, yakni cara menyimpan ASI perah yang benar agar tetap awet dan
tidak mudah basi sampai saatnya diminum si Kecil. Bagaimana caranya.

3.2 Saran
Setelah disusun makalah ini dengan sebaik-baiknya diharapkan agar pembaca
dapat memahami dan menerapkan materi yang sudah ada dalam makalah ini untuk
kepentingan bayi dan ibu menyusui. Mulai dari mempersiapkan Asi sampai
penyimpananan ASI.

31
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Kevin. 2018. Penyimpanan ASI yang benar. Diakses pada tangal 23
september 2021 pukul 22: 00,
dari https://www.alodokter.com/penyimpanan-asi-
perah-yang-benar.

Ariani, Karinta. 2021. Cara memberi ASI yang tepat. Diakses pada tanggal 23
september 2021 pukul 22: 00
dari
https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/apa-itu-menyusui/.

Ariani, Karinta. 2021. Cara peyimpanan ASI yang baik dan benar. Diakses pada
tanggal 23 september 2021 pukul 22: 00 dari
https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/cara-menyimpan-asi/.

N, Heriyenni. 2013. Konseling menyusui. Padang

Puja Yulia, Intan. 2018. Penerapan Pijat Oksitosin Ibu Menyusui Pada Masa
Post Partum di Puskesmas Melati III. Yogyakarta

Waraduhita, Ardila. 2016. Konseling asi Eksklusif. Jakarta

Syifa, N (2018). Perawatan Payudara ketika Menyusui. Diakses pada 26


September 2021 dari https://rsudkotabogor.org/web/id/perawatan-
payudara-ketika- menyusui/

32
Contoh soal Kelompok 7 :

1. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam


karena PPOK. Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg,
frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi 100x/menit, tampak retraksi
dada, dan tampak penggunaan otot- otot pernapasan. Hasil pemeriksaan
AGD didapatkan nilai pH 7,30, PaCO 2 49 mmHg, PaO 2 85 mmHg, HCO
3 – 22 mEq/L, saturasi oksigen 97 %. Apakah interpretasi hasil AGD pada
pasien?
a. Asidosis Metabolik terkompensasi
b. Alkalosis Respiratorik
c. Asidosis Respiratorik
d. Alkalosis Metabolik
e. Asidosis Metabolik
2. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam
karena PPOK. Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg,
frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi 100x/menit, tampak retraksi
dada, dan tampak penggunaan otot- otot pernapasan. Hasil pemeriksaan
AGD didapatkan nilai pH 7,47, PaCO 2 49 mmHg, PaO 2 85 mmHg, HCO
3 – 22 mEq/L, saturasi oksigen 97 %. Apakah interpretasi hasil AGD pada
pasien?
a. Asidosis Metabolik terkompensasi
b. Alkalosis Respiratorik
c. Asidosis Respiratorik
d. Alkalosis Metabolik
e. Asidosis Metabolik
3. Tn. SK umur 47 tahun mengalami hemiplegi akibat stroke sehingga
gangguan beraktivitas yaitu kemampuan untuk bergerak dengan batasan
yang menetap sehingga pasien tersebut mengalami gangguan yang menetap
hal ini disebabkan karena :
a. sistem syaraf yang reversibel
b. kerusakan pada otot rangka yang reversibel

33
c. Kerusakan pada sistem muskoloskletal yang reversibel
d. Kerusakan pada ligamen
e. pada syaraf sensorik yang permanen
4. Laki-laki, umur 58 tahun dirawat di ruang bedah karena menderita
pembesaran prosat. Laki-laki tersebut kesakitan setiap kali buang air kecil,
sehingga laki-laki tersebut menahan kencing. Laki-laki tersebut merasa tidak
tuntas pengeluaran urine meskipun baru kencing. Hasil pemeriksaan tensi
130/90 mmHg, nadi 80 x/menit, intake cairan 200 ml per hari, kencing
sedikit. Kemungkinan penyebab seorang laki-laki yg mengalami kesakitan
saat berkemih tersebut, adalah ....
a. Trauma
b. Hipetropi prostat
c. Saluran kemih
d. Pembedahan
e. urolitiasis
5. Pasien L mengatakan pada perawat bahwa malam saat tidur kemudian
terjaga, ia merasakan bahwa ia tidak dapat mengangkat bagian tubuhnya,
dan kesulitan untuk bergerak yang dirasakan sesaat. Phenomena tidur seperti
yang disampaikan pasien adalah....
a. Walking
b. Apnoe
c. Sleep paralysis
d. .Sleep pathern
e. e.Sleep Disturbance
6. Nn triani usia 19 tahun mengeluh nyeri pada area suprapubik, menurut
pengakuannya bahwa ia tidak BAK selama 2 hari, tanpak ada distensi blas
dan nyeri tekan. Gejala-gejala tersebut menunjukkan :
a. Inkontensia urin
b. Retensi urine
c. Disuria
d. poliuria
e. anuria

34
7. M, berumur 70 tahun, dirawat dengan masalah gangguan pencernaan, saat
dirawat mengalami keluhan mudah lelah, perasaan lemas dan merasakan
kesulitan tidur. Untuk memenuhi kebutuhan tidur tuan M, maka secara
kuantitas jumlah jam tidur yang diperlukan.
a. 11-14 jam
b.9-11 jam
c.7-9 jam
d.7-8 jam
e.5-6 jam

8. A 45 tahun di rawat dengan masalah diabetes melitus, saat pengkajian


ditemukan masalah pasien kesulitan tidur (sulit untuk jatuh tidur), saat
memulai tidur sampai dengan tertidur memerlukan waktu 1-2 jam. Data
tersebut memberikan gambaran bahwa Ny A mengalami:
a.Insomnia
b.Sleep Apnoe
c.Sleep paralisis
d. Narkolepsi
e.Hypersomnia

9. Seorang pasen perempuan usia 18 tahun belum menikah akan dilakukan


tidakan operasi kista ovarium dan sesuai SOP harus dipasang kateter untuk
kontrol intake output cairan selama dan sesudah operasi. Secara anatomi
harus diperhatikan anatomi system perkemihan pada perempuan.
a. Meatus uretra eksterna berada dibawah vagina
b. Meatus uretra eksterna diatas vagina
c. Meatus uretra eksterna berada disisi vagina
d. Meatus uretra eksterna di belakang vagina
e. Meatus uretra eksterna di depan vagina
10. Di sebuah ruangan d irawat pasen dewasa laki laki usia 46 tahun dengan
diagnose thypus abdominalis (demam thypus). Hasil pengkajian pada shift
pagi TTV TD. 90/70 mmHg, suhu 39 derajat C, denyut nadi 90 x/mnt.
Interperetasi Tekanan darah pada kasus diatas.
a. Normal
b. Hypotensi
c. Hypertensi
d. Bradikardi
e. Takikardi

35

Anda mungkin juga menyukai