Disusun Oleh :
Tingkat/ Kelas : II / II A
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai
pihak, kami telah berusaha untuk memberikan yang terbaik, walaupun didalam
pembuatannya kami mengalami kesulitan, karna keterbatasan kemampuan dan
ilmu yang kita miliki. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih terkhusus kepada Ibu Maliha Amin SKM., M. Kes
selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah memberi
dorongan dan dukungan kepada kami. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karna itu kami membutuhkan saran
dan kritik yang membangun saat kami butuhkan agar dapat memperbaikinya di
masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi tema-teman yang berkepentingan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang.....................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................2
Tujuan .................................................................................................2
BAB II Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 32
ii
BAB I
PENDAHLUAN
Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan
untuk menyusui nantinya, hal ini dikarenakan payudara merupakan organ esensial
penghasil ASI pada bayi, masalah utama dan prinsip yaitu bahwa ibu-ibu
membutuhkan bantuan dan informasi serta dukungan agar merawat payudara pada saat
menyusui (Ronald, 2011). Perawatan Payudara adalah untuk memperlancar peredaran
darah dan mencegah penyumbatan pada saluran susu sehingga memperlancar ASI
dengan cara menjaga kebersihan dan menghindari puting susu yang lecet dan infeksi
payudara. (astutik, 2013) Salah satu fungsi perawatan payudara adalah untuk
melancarkan ASI, selain melancarkan ASI perawatan payudara juga bisa merawat
payudara agar terjaga kebersihannya dan terjaga bentuk serta fungsinya. Dengan
perawatan payudara keadaan ibu akan semakin baik karena ibu tidak harus bingung
karena ASI keluar sedikit, keadaan payudara lebih bersih, membuat ibu dan bayi
nyaman, dan perawatan payudara juga bermanfaat pada kebutuhan ASI untuk si kecil
karena produksi ASI setelah dilakukan perawatan payudara secara tidak langsung akan
menjadi lancar jika ASI tidak keluar dengan baik maka kebutuhan nutrisi pada bayi
akan berkurang, karena ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,lactoe
dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bagi bayi. (setyo retno wulandarai, 2011, hal. 23). Air Susu Ibu (ASI)
merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah.ASI
mengandung berbagai zat yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan, perkembangan
bayi, kesehatan dan imunitas bayi . ASI yang diproduksi selama hari pertama
kelahiran, mengandung kolostrum yang dapat melindungi bayi dari penyakit.
Pemberian ASI dini merupakan komponen penting dalam kelangsungan hidup bayi.
Pemberian ASI pada jam pertama setelah lahir akan merangsang terjadinya
peningkatan prolaktin dalam darah dan mencapai puncak pada 45 menit pertama.
Apabila ASI dikeluarkan atau dikosongkan secara menyeluruh maka akan
meningkatkan produksi ASI menjadi lebih banyak. Pemberian ASI awal sampai bayi
1
berumur 6 bulan dapat dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor yang menjadi
penyebab adalah proses pertumbuhan jaringan pembuat ASI, dimulainya produksi ASI
setelah bayi lahir, kelangsungan atau kontinuitas produksi ASI, dan reflek
pengeluaran. Masalah menyusui dapat juga disebabkan karena keadaan khusus yaitu
ibu sering mengeluh produksi ASI. Rendahnya produksi ASI menyebabkan bayi tidak
dapat mendapatkan ASI eksklusif seutuhnya. Hal ini menyebabkan ibu atau keluarga
sering memberikan PASI untuk menggantikan ASI supaya bayi tidak rewel. Maka
dari itu dilakukan upaya pijat oksitosin dan pijat oketani untuk memperlancar produk
asi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tujuan Perawatan Payudara
4
hatilah pada area yang mengerasPengerasan Payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa membantu
mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan
sudah mencapai berat badan ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu
untuk mengurangi tekanan pada payudara.
Tehnik Pengurutan Payudara
Tehknik Dan Cara pengurutan payudara di Paparkan Oleh Siti, 2012 antara
lain :
a.Massase
Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI tekan 2-4 jari ke dinding dada,
buat gerakan melingkar pada satu titik di area payudara Setelah beberapa
detik pindah ke area lain dari payudara, dapat mengikuti gerakan spiral.
mengelilingi payudarake arah puting susu ataugerakan lurus dari pangkal
payudara ke arah puting susu.
b. Stroke
1) Mengurut dari pangkal payudara sampai ke puting susu dengan
jari-jari atau telapak tangan.
2) Lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah payudara diseluruh
bagian payudara.
3) Ini akan membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran
ASI (hormon oksitosin).
4) Shake (goyang)
Dengan posisi condong kedepan, goyangkan payudara dengan
lembut, biarkan gaya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengaliran.
5
kompres putting susu dengan kapas yang telah diberi minyak selama 3-5 menit
Bersihkan dan tariklah putting susu yang keluar
Gunakan ujung-ujung jari untuk mengetuk-ngetuk sekeliling puting susu
Kedua tangan diberi minyak kelapa dan diletakan diantara kedua payudara
Pengurutan dimulai dari atas, samping, ke telapak tangan kiri, kea rah sisi
kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan
Diteruskan kebawah, samping, lalu melintang, telapak tangan mengurut
kedepan kemudian dilepas dari kedua payudara.
Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, lalu jari-jari tangan kanan
sisi kelingking mengurut payudara kearah putting susu
MERAWAT PAYUDARA KETIKA MENYUSUI
Pelajari bagaimana memosisikan Si Kecil dan mulutnya dengan benar ketika
menyusui. Pastikan mulut Si Kecil mencakup sebagian besar areola (area gelap
di sekitar puting) ibu, jangan hanya puting. Jika posisi mulut Si Kecil benar, ibu
pun akan merasa nyaman dan tidak pegal. Posisi mulut yang tepat juga
membantu mencegah puting terasa sakit dan melancarkan proses menyusui.
Cobalah posisi menyusui yang berbeda. Ada beberapa posisi menyusui yang
dapat ibu coba. Temukan posisi terbaik untuk ibu dan Si Kecil. Minta saran
dokter atau bidan tentang cara menggendong dan menyusui bayi dengan benar.
Cegah Si Kecil agar tidak menggigit puting. Pada usia 3-4 bulan, gigi pada bayi
mungkin sedang mulai tumbuh. Untuk mencegah agar puting tidak digigit,
hentikan isapan ASI setelah Si Kecil selesai menyusui atau ketika tertidur.
Untuk menghentikan isapan ASI, selipkan jari Anda ke sisi mulut Si Kecil.
Menyusui Si Kecil secara teratur, setiap 2-3 jam. Ibu mungkin perlu
membangunkan Si Kecil pada malam hari untuk memberinya ASI. Bayi harus
menyusu dari kedua payudara sama banyaknya selama sehari. Jika pada jam 8
Si Kecil menyusu dari payudara kanan, maka pada jam 10 tawarkan payudara
kiri ibu.
Untuk melancarkan aliran ASI, bunda dapat mencoba memberi pijatan payudara
atau kompres hangat pada payudara untuk membuka saluran-saluran kelenjar
ASI. Untuk nyeri pada payudara, berikan kompres hangat dan dingin secara
6
bergantian untuk mengurangi nyeri.
7
f. Payudara kotor
g. Ibu belum siap menyusui
h. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet (Prawirohardjo, 2011).
8
bengkak, mengurangi sumbatan ASI dan mempertahankan produksi ASI
ketika ibu dan bayi sakit.
Pelaksanaan Tindakan Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Pijat ini
dilakukan selama 15 sampai 20 menit (Sari, 2015). Pijat ini tidak harus selalu
dilakukan oleh petugas kesehatan. Pijat oksitosin dapat dilakukan oleh suami
atau keluarga yang sudah dilatih. Keberadaan suami atau keluarga selain
membantu memijat pada ibu, juga memberikan suport atau dukungan secara
psikologis, membangkitkan rasa percaya diri ibu serta mengurangi cemas.
Sehingga membantu merangsang pengeluaran hormon oksitosin
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu yang pertama ibu melepas pakian
bagian atas dan bra, pasang handuk di pangkuan ibu, kemudian posisi ibu
duduk dikursi (gunakan kursi tanpa sandaran untuk mem udahakan penolong
atau pemijat), kemudian lengan dilipat diatas meja didepannya dan kepala
diletakkan diatas lengannya, payudara tergantung lepas tanpa baju. Melumuri
kedua telapak tangan menggunakan minyak atau baby oil Selanjutnya
penolong atau pemijat memijat sepanjang tulang belakang ibu dengan
menggunakan dua kepal tangan, dengan ibujari menunjuk ke depan dan
menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil dengan kedua ibujari. Pada saat bersamaan, pijat ke arah
bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari leher kearah tulang belikat.
Evaluasi pada pemijatan oksitosin dilakukan (Depkes RI, 2007 dalam
Trijayati, 2017).
Gambar 2. Pijat oksitosin (Sumber : Vaikoh, 2017)
9
2.3Konseling ASI
10
o Menyusui menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak. Anak
merasa memiliki tempat yang aman. Menyusui juga berperan penting
dalam perkembangan emosional dan spiritual anak.
Selain baik untuk bayi, menyusui juga bermanfaat untuk ibu. Proses
menyusui memberikan efek menguntungkan berikut bagi ibu:
o Mengurangi risiko kanker payudara. Wanita yang menyusui mengurangi
risiko terkena kanker payudara sebanyak 25 persen. Pengurangan risiko
kanker terjadi proporsional dengan durasi menyusui kumulatif seumur
hidup. Artinya, semakin banyak bulan atau tahun ibu menyusui, semakin
rendah risikonya terkena kanker payudara.
o Mengurangi risiko kanker rahim dan ovarium. Tingkat estrogen yang
lebih rendah selama menyusui menyebabkan risiko kedua kanker itu
menurun. Diduga penurunan estrogen menyebabkan berkurangnya
rangsangan terhadap dinding rahim dan juga jaringan payudara, sehingga
memperkecil risiko jaringan tersebut menjadi kanker.
o Mengurangi osteoporosis. Wanita tidak menyusui memiliki risiko empat
kali lebih besar mengembangkan osteoporosis daripada wanita menyusui
dan lebih mungkin menderita patah tulang pinggul di tahun-tahun setelah
menopause.
11
1. Reflek Prolaktin
Saat bayi mulai menghisap atau menyusu yang merupakan rangsangan fisik
akan mengirimkan sinyal-sinyal ke kelenjar hipotalamus di otak (hipofise
anterior) untuk menghasilkan hormon prolaktin, prolaktin akan beredar dalam
darah dan masuk ke payudara,memerintahkan alveolus untuk memproduksi ASI
2. Reflek Let Down (Oksitosin)
Bersamaan dengan dihasilkannya prolaktin dari hipofise anterior, rangsangan
isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofise posterior sehingga dikeluarkanlah
oksitosin. Oksitosin masuk ke peredaran darah masuk ke rahim untuk
menstimulus kontraksi rahim, dan masuk ke payudara untuk memeras air susu
yang sudah dibuat di alveolus untuk keluar mengalir di saluran ASI, ditampung
di areola dan nantinya akan bermuara ke putting. Reflek aliran ini atau
keluarnya ASI bahkan sampai menyemprot juga dipengaruhi beberapa faktor
seperti psikologis ibu yang bahagia melihat bayinya, mendengar suara
bayi,melihat foto bayi,ibu bahagia karena peran serta ayah. Reflek ini juga
dihambat oleh faktor stress.
Ada suatu zat dalam ASI yang dapat mengurangi atau mencegah (inhibitor)
produksi ASI. Bila ada banyak ASI tertinggal dalam satu payudara, zat pencegah
atau inhibitor tersebut menghentikan sel-sel pembuat ASI agar tidak
memproduksi ASI lagi. Penghentian ini membantu melindungi payudara yang di
dalamnya masih tertinggal banyak ASI dari bahaya efek kepenuhan. Hal ini jelas
di perulkan bila bayi meninggal atau berhenti menyusu untuk alas an lainnya.
Bila ASI dikeluarkan, baik melalui hisapan bayi atau di perah, inhibitor juga
turut dikeluarkan. Payudara akan memproduksi ASI lagi.
12
upayakan sejak pertama menyusui, Ibu dan bayi mulai belajar menerapkan
metode perlekatan yang benar. Jika pada awal-awal terasa sulit, jangan putus asa
ya. Seiring waktu, bayi Ibu akan pandai melakukan perlekatan dan mampu
menyusu secara optimal.
3. badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke perut
itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus (kepala
bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan);
4. kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala bayi
mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi seperti ini,
dagu bayi dan bukan hidungnya yang akan menempel ke payudara ibu;
5. leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan ibu.
Pelekatan:
3. Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar (dower)
dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu;
13
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga lipatan pada
bagian dagu yang menandakan bahwa bayi sedang membuka mulut dengan
lebar.
Lalu bagaimana Posisi dan Pelekatan Bayi yang benar?. Perhatikan Gambar
dibawah ini Posisi Bayi saat Menyusui :
14
Gambar b (kurang benar)
Pelekatan Bayi yang benar adalah tampak lebih banyak areola (bagian hitam
disekitar puting) diatas bibir bayi, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah terputar
keluar dan dagu bayi menempal pada payudara. Pada kedua gambar diatas dapat
dilihat bahwa, pelekatan bayi untuk gambar a sudah benar karena tampak lebih
banyak areola (bagian hitam disekitar puting) diatas bibir bayi, mulut bayi terbuka
lebar, bibir bawah terputar keluar dan dagu bayi menempal pada payudara.
Namun untuk gambar b masih kurang benar pelekatan bayi karena dagu bayi
tidak menempal pada payudara. Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada
umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan
bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap dengan baik.
3. Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot
(tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah
15
satu sisi.
4. Refleks mencari (rooting reflex) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi
diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons,
bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam
upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap.
5. Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba
pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang
mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir itu melengkungkan
punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan
tangan dan kakinya.
16
11. Refleks tonic neck Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia
satu bulan danakan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala
bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan
lengan yang berlawananakan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan
sangat halus atau lemah).\
12. Refleks tonic Labyrinthine / labirin Pada posisi telentang, reflek ini
dapat diamati dengan menggangkattungkai bayi beberapa saat lalu
dilepaskan. Tungkai yang diangkat akanbertahan sesaat, kemudian jatuh. H
14. Refleks berjalan dan melangkah (stepping) Jika ibu atau seseorang
menggendong bayi dengan posisi berdiri dantelapak kakinya menyentuh
permukaan yang keras, ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan,
yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan..
15. Refleks yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar,
biasanyakemudian disertai dengan tangisan.13. Reflek Plantar Reflek ini
juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir danberlangsung
hingga sekitar satu tahun kelahiran.
17
Menkes RI berharap seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia,
baik Pemerintah maupun Swasta menerapkan 10 LMKM yaitu:
1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang secara
rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
talaksananya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur
2 tahun.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah
melahirkan di ruang bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi
medis.
Posisikan bayi dekat dengan ibu, pinggul bayi menyamping (kearah badan
ibu), sehingga bayi tidak menggerakkan kepalanya untuk mencapai
payudara. Mulut dan hidung bayi menghadap puting ibu. Jika
memungkinkan minta bantuan seseorang untuk memposisikan bayi setelah
anda duduk nyaman. (Lihat Seputar Aturan Dasar”)
Sanggah payudara sehingga tidak menekan dagu bayi. Dagu bayi diarahkan
ke payudara.
Lekatkan bayi pada payudara ibu. Bantu bayi agar mau membuka lebar
mulutnya dan tarik bayi sedekat mungkin dengan menyanggah
punggungnya (bukan kepalanya) sehingga dagu bayi terarah ke payudara
ibu. Hidung bayi akan bersentuhan dengan payudara. Tangan ibu
membentuk leher kedua/sanggahan leher untuk bayi.
18
Nikmatilah! Bila anda merasa puting anda sakit, lepaskan bayi dari
payudara dan posisikan kembali perlahan.
Tahapan ini mungkin harus sering diulang pada masa awal menyusui.
Namun pada akhirnya anda dan bayi anda akan menemukan cara yang paling
sesuai.
2.3 Konseling Bagi Ibu
Petugas kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke klinik dan juga
2
mengajari ibu untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak
harus segera dibawa ke klinik serta menilai praktik pemberian ASI dan
memberikan konseling untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Konseling
meliputi juga untuk kesehatan ibu sendiri. Berikan juga konseling tentang cara
melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi muda sehat maupun sakit
termasuk melakukan asuhan dasar di rumah. Konseling diberikan pada bayi
muda dengan klasifikasi kuning dan hijau. Lakukan konseling setelah anda
selesai memberikan tindakan/ pengobatan.
Tanya : Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawaban ibu dengan seksama. Saudara
akan mengetahui apa saja yang telah dilakukan dengan benar dan apa yang masih
perlu diubah.
Nasihati : Batasi nasihat kepada ibu untuk hal yang benarbenar tepat. Gunakan
bahasa yang dimengerti ibu.
Cek pemahaman : Ajukan pertanyaan untuk mengetahui apa yang telah dipahami
ibu dan apa yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Hindari pertanyaan yang
jawabannya “ya” atau “tidak”
19
Menasihati dan Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah
Langkah-langkah mengajari ibu cara pemberian obat di rumah adalah:
1. Tunjukkan kepada ibu obat oral yang akan diberikan kepada bayi di rumah dan
dosis pemberiannya.
2. Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut.
6. Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, kemudian beri label dan
bungkus obat.
7. Jelaskan bahwa semua obat oral harus diberikan sesuai waktu yang
dianjurkan, walaupun bayi telah menunjukkan perbaikan.
Saat buah hati yang telah dinanti-nanti selama sembilan bulan lamanya
lahir, kini saatnya Ibu memasuki tahap menyusui. Akan tetapi, bagi beberapa
ibu masa kini bisa terasa cukup menakutkan. Mungkin Anda cemas bayi tidak bisa
menyusui dengan lancar atau khawatir bila jumlah air susu ibu (ASI) tidak begitu
banyak. Sebenarnya, cara menyusui bayi yang benar itu tidak sulit untuk diterapkan
baik saat bayi baru lahir maupun sudah berusia beberapa bulan. memberikan ASI,
termasuk ASI eksklusif. Pada dasarnya tidak sesulit yang mungkin ada di bayangan
Ibu. Pasalnya, begitu bayi lahir, ia sudah memiliki kemampuan untuk mengisap susu
dan makan secara mandiri. Menyusui bisa dilakukan sejak bayi baru lahir atau dikenal
dengan nama inisiasi menyusui dini (IMD). Pemberian air susu ibu (ASI) sejak bayi
baru lahir ini idealnya terus dilanjutkan tanpa tambahan makanan dan minuman
apapun alias ASI eksklusif, Ini karena ada banyak manfaat ASI baik bagi bayi maupun
20
ibu. Manfaat ASI untuk bayi di antaranya memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan
kecerdasan, menjaga sistem imun bayi, dan lainnya.
Setelah bayi baru lahir, ini saat yang tepat untuk menerapkan segala hal
yang sudah Anda pelajari tentang cara menyusui. Dengan begitu, Anda
tidak merasa kaget karena sedikit banyak sudah cukup memahami
mengenai cara menyusui yang benar. Sebaiknya jangan ada yang
terlewatkan karena mempersiapkan segala halnya dengan baik tepat bisa
menjadi salah satu indikator keberhasilan menyusui.
Berikut persiapan yang sebaiknya bisa dilakukan :
21
1) Dekatkan bayi Anda dan terapkan interaksi langsung antara kulit
(skin to skin contact) tepat setelah bayi lahir.
2) Usahakan untuk tidak memberikan botol dot maupun puting buatan
sampai bayi bisa menemukan dan menempel dengan mudah pada
puting payudara Anda.
22
sebentar karena menunggu sampai bayi menemukan puting ibu dengan
sendirinya untuk mulai menyusu. Dengan begitu, bayi bisa mulai segera
menyusu langsung melalui payudara setelah dilahirkan. Dokter dan tim
medis juga tidak akan memberikan bayi air putih, susu formula, maupun
cairan lainnya. Terkecuali jika pemberian berbagai hal tersebut memang
diperlukan karena kondisi medis yang dialami bayi. Jika keseluruhan
proses IMD sudah dilakukan, artinya Ibu bisa menyusui bayi dengan
langsung menggendong dan mengarahkan bibir bayi pada puting payudara.
Cara atau teknik yang benar ini akan terus Ibu lakukan di sesi menyusui
selanjutnya dalam beberapa bulan ke depan, terutama selama masa
pemberian ASI eksklusif. Cara menyusui bayi yang baik dan benar bisa
Anda lakukan dengan menerapkan beberapa aturan, yakni:
Menerapkan perlekatan atau latch on sebelum menyusui
dengan cara yang benar
23
mulai menyusui dengan cara yang benar.
4) Arahkan puting payudara dan gesekkan atau sentuh perlahan
bagian bibir bayi dengan menggunakan puting payudara Anda.
5) Kemudian tunggu sampai bibir bayi terbuka lebar seolah sedang
menguap, sebagai pertanda telah siap untuk mengisap puting
payudara, seperti dijelaskan oleh American College of
Obstetricians and Gynecologists.
6) Bimbing bibir bayi menuju ke puting payudara, agar bayi bisa
lebih mudah untuk mengisapnya.
7) Usahakan bibir dan mulut bayi telah mengisap puting payudara
Anda saat menyusu.
8) Tarik puting dari mulut bayi dan ulangi lagi tahapannya dari
awal, bila bayi tidak bisa mengisapnya dengan tepat. Jika latch
on tidak dilakukan dengan benar, biasanya Anda akan merasa
nyeri atau sakit pada puting. Setelah perletakan (latch on)
dilakukan dengan baik, kini bayi bisa mulai menyusu.
Tanda perlekatan menyusui sudah tepat
Ketika semua persiapan telah Anda lakukan dan paham mengenai cara
24
latch on, kini masuk ke saat utama untuk menyusui bayi yang benar.
Secara keseluruhan, berikut ini cara agar dapat menyusui dengan baik
dan benar:
25
payudara yang belum dikeluarkan ASI-nya menjadi nyeri karena
penuh terisi oleh ASI. Sebaliknya, menyusui dengan cara atau
teknik yang benar harus dilakukan dengan bergantian
menggunakan kedua sisi payudara.
Cara yang benar untuk mengetahui bayi masih ingin menyusu
Biasanya, bayi tidak cukup menyusu hanya pada satu payudara.
Jika masih menunjukkan tanda lapar, bayi akan terlihat masih ingin
menyusu. Untuk memastikan dengan benar kalau bayi masih ingin
menyusui, berbagai cara yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
26
penyimpanan ASI turut memengaruhi kualitas ASI yang disimpan. Rutin
memompa ASI diyakini dapat melancarkan produksi ASI pada payudara Ibu.
Selanjutnya, hal yang perlu Ibu perhatikan, yakni cara menyimpan ASI perah
yang benar agar tetap awet dan tidak mudah basi sampai saatnya diminum si
Kecil. Bagaimana caranya.
Cara menyimpan ASI yang tepat
27
untuk memberikan label keterangan pada bagian depan wadah tersebut.
Tuliskan tanggal dan waktu Ibu menyimpan ASI agar tidak lupa. Ibu harus
menggunakan ASI yang sudah disimpan lebih lama dan mengeluarkannya
berurutan sesuai tanggal. Cara menyimpan ASI yang satu ini dikenal dengan
nama first in first out (FIFO). Supaya lebih mudah, Ibu bisa meletakkan ASI
yang sudah lama dipompa di bagian depan, hingga di bagian belakang berisi
ASI yang baru dipompa. Hal ini akan memudahkan Ibu dalam pengambilan
ASI yang paling lama disimpan.
Berikut tempat yang biasanya dijadikan ruangan penyimpan ASI beserta suhu
simpan idealnya:
Suhu kamar atau ruang, 25 derajat Celcius tahan selama sekitar 4 jam.
Kulkas, 4-10 derajat Celcius atau kurang dari 4 derajat Celcius, tahan
selama 5-8 hari.
Freezer dengan kulkas, suhu -10 ℃ ttahan selama 2-4 bulan
untuk freezer dan kulkas 2 pintu, serta 2 minggu untuk freezer dan
kulkas 1 pintu.
Freezer tanpa kulkas, 18 derajat Celcius atau di bawahnya, tahan selama
6-12 bulan.
28
sebelumnya. Lebih baik Ibu simpan ASI yang baru diperah ke dalam wadah
baru dari berbeda dari ASI yang sudah disimpan. Menyimpan ASI dengan cara
ini akan membantu menjaga kualitasnya agar tetap awet.
29
Jika ingin lebih memastikan botol ASI yang Anda pakai aman dan bebas dari
BPA, Anda bisa menggunakan bahan kaca. Ketimbang botol plastik, botol ASI
kaca memang jauh lebih berat yang mungkin akan menyulitkanbayiuntuk
memegangnya saat menyusu. Meski begitu, jangan khawatir botol ASI kaca
ini akan mudah pecah. Sebagai solusinya, Anda bisa memilih botol dari bahan
kaca yang dilengkapi dengan penutup botol berbahan silikon. Silikon ini hadir
dalam bentuk yang sesuai dan pas dengan botol sehingga bisa membantu
melindunginya agar tidak mudah pecah.
Berikut kelebihan dan kekurangan botol ASI kaca:
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpiulan
Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara yang
dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain itu
untuk kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke dalam atau
datar. ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya
air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemberian ASI dapat dimulai langsung setelah
proses melahirkan selesai atau IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
Sebaiknya hindari menyimpan ASI perah dalam kemasan botol atau plastik yang
biasa digunakan untuk keperluan umum. Hal ini karena tempat penyimpanan ASI
turut memengaruhi kualitas ASI yang disimpan. Rutin memompa ASI diyakini
dapat melancarkan produksi ASI pada payudara Ibu. Selanjutnya, hal yang perlu
Ibu perhatikan, yakni cara menyimpan ASI perah yang benar agar tetap awet dan
tidak mudah basi sampai saatnya diminum si Kecil. Bagaimana caranya.
3.2 Saran
Setelah disusun makalah ini dengan sebaik-baiknya diharapkan agar pembaca
dapat memahami dan menerapkan materi yang sudah ada dalam makalah ini untuk
kepentingan bayi dan ibu menyusui. Mulai dari mempersiapkan Asi sampai
penyimpananan ASI.
31
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Kevin. 2018. Penyimpanan ASI yang benar. Diakses pada tangal 23
september 2021 pukul 22: 00,
dari https://www.alodokter.com/penyimpanan-asi-
perah-yang-benar.
Ariani, Karinta. 2021. Cara memberi ASI yang tepat. Diakses pada tanggal 23
september 2021 pukul 22: 00
dari
https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/apa-itu-menyusui/.
Ariani, Karinta. 2021. Cara peyimpanan ASI yang baik dan benar. Diakses pada
tanggal 23 september 2021 pukul 22: 00 dari
https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/cara-menyimpan-asi/.
Puja Yulia, Intan. 2018. Penerapan Pijat Oksitosin Ibu Menyusui Pada Masa
Post Partum di Puskesmas Melati III. Yogyakarta
32
Contoh soal Kelompok 7 :
33
c. Kerusakan pada sistem muskoloskletal yang reversibel
d. Kerusakan pada ligamen
e. pada syaraf sensorik yang permanen
4. Laki-laki, umur 58 tahun dirawat di ruang bedah karena menderita
pembesaran prosat. Laki-laki tersebut kesakitan setiap kali buang air kecil,
sehingga laki-laki tersebut menahan kencing. Laki-laki tersebut merasa tidak
tuntas pengeluaran urine meskipun baru kencing. Hasil pemeriksaan tensi
130/90 mmHg, nadi 80 x/menit, intake cairan 200 ml per hari, kencing
sedikit. Kemungkinan penyebab seorang laki-laki yg mengalami kesakitan
saat berkemih tersebut, adalah ....
a. Trauma
b. Hipetropi prostat
c. Saluran kemih
d. Pembedahan
e. urolitiasis
5. Pasien L mengatakan pada perawat bahwa malam saat tidur kemudian
terjaga, ia merasakan bahwa ia tidak dapat mengangkat bagian tubuhnya,
dan kesulitan untuk bergerak yang dirasakan sesaat. Phenomena tidur seperti
yang disampaikan pasien adalah....
a. Walking
b. Apnoe
c. Sleep paralysis
d. .Sleep pathern
e. e.Sleep Disturbance
6. Nn triani usia 19 tahun mengeluh nyeri pada area suprapubik, menurut
pengakuannya bahwa ia tidak BAK selama 2 hari, tanpak ada distensi blas
dan nyeri tekan. Gejala-gejala tersebut menunjukkan :
a. Inkontensia urin
b. Retensi urine
c. Disuria
d. poliuria
e. anuria
34
7. M, berumur 70 tahun, dirawat dengan masalah gangguan pencernaan, saat
dirawat mengalami keluhan mudah lelah, perasaan lemas dan merasakan
kesulitan tidur. Untuk memenuhi kebutuhan tidur tuan M, maka secara
kuantitas jumlah jam tidur yang diperlukan.
a. 11-14 jam
b.9-11 jam
c.7-9 jam
d.7-8 jam
e.5-6 jam
35