Anda di halaman 1dari 33

* DialogBersemi * (Chellyna Novela)

Ayah Ibu Inspirasiku :*

 Artikel (13)
 Cerpen (1)
 Kebidanan (29)
 puisi (7)

Kamis, 25 Desember 2014


ETIKA DALAM ASUHAN KEHAMILAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  latar belakang


persalinan merupakan proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu.persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah
37 minggu) tampa di sertai adanya penyulit atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami
kehamilan.

Tujuan Asuhan Kehamilan


Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi dengan cara membina
hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan.

1.2  rumusan masalah


a)      apa yang di maksud degan etika dalam asuhan kehamilan?
b)      apa tipe-tipe layanan asuhan kehamilan?
c)      Apa saja hak-hak wanita hamil?
d)     Bagaimana peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan?
e)      Bagaimana isu terkini dalam asuhan kehamilan?
f)       Apa yang di maskud dengan evidence based dalam praktik kehamilan?
1.3  Tujuan
Agar pembaca mudah mengetahui tentang konsep dasar dalam kehamilan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Dalam Asuhan Kehamilan


Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama diberbagai tempat. Hal
tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarga. Bidan harus
berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling, prakonsepsi,
skreming antenatal, layanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal dan pengakhiran
kehamilan,
Kode etik suatu profesi adalah norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya. Norma yang berisi
petunjuk yang harus dijalankan profesi, larangan, tingkah laku, dalam menjalankan
tugasnya.Sikap etis professional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya termasuk
dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup
manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran
yang jernih dengan pertimbangan perasaan".
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik
adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak
(Jones, 1994)
Sedangkan dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
Etik adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg
sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing
makhluk hidup dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.(Shirley R
Jones- Ethics in Midwifery)

Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan


1.      Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
Misalnya : Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah
berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos
dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga
dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk
membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

2.      Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
merugikan/membahayakan orang lain. Contohnya seperti bidan diatur dalam etika
memberikan asuhan pelayanan sesuai standar asuhan dan dalam melakukan asuhan telah di
atur dalam standar dan menerapka etika dalam asuhannya.
3.      Menjaga rahasia setiap individu
Misalnya : dalam melaksanakan pelayanannya bidan memang wajib melakukan pengakuan
menjaga privacy pasien yang berdasarkan perturan yang di tetapkan dalam standar.
4.      Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
Arinya bidan di tutut bukan hanya pemberi pelayanan kesehatan melainkan memberikan
asuhan dan pendidikan, contonya seperti konseling baik itu pada orang dewasa mau pun
anak-anak untuk meberikan pendidikan yang sesuai etika.
5.      Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya etika itu adalah norma yang mengatur tindakan baik atau buruknya menurut yang
telah di terapkan pemerintas dan terlintaskan dalam hubunggan eratnya dengan religi
contohnya jangan berbuat curang karena akan mengrugikan diri sendri dan orang lain.
6.      Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
7.      Menghasilkan tindakan yg benar
Cotonya seperti melakukan asuhan pelayanan yang bermutu sesuai standar.
8.      Mendapatkan informasi tentang hal yg sebenarnya
Contohnya seperti 58 langkah asuhan persalinan normal
9.      Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10.  Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
Contohnya seperti meninjau suatu permasalahan kemungkin sebab akibat yang terjadi jika
tindakan itu di ambil.
11.  Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
Contonya seperti bersikap ramah, sopan santun di tempat tenaga kesehatan.
12.  Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
Contohnya bidan sebagai pengelola Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan.
bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat, Menyusun rencana
pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
13.  Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi
14.  Mengatur sikap, tindak tunduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
disebut kode etik profesi.

2.2 Tipe Pelayan Asuhan Kehamilan


Ada tiga tipe pelayanan asuhan kehamilan yaitu sebagai berikut.
1.      Layanan kehamilan primer / mandiri.
Yaitu asuhan kehamilan yang di berikan kepada klien dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab bidan.
Contoh : seorang bidan mampu menangani dan menolong pasien sendiri secara
mandiri.
2.      Layanan kolaborasi.
Asuhan kehamilan yang diberikan kepada klien dengan beban tanggung jawab bersama dari
semua pemberi layanan yang terlibat, contohnya bidan, dokter, atau tenaga kesehatan
profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim.
Contoh: seorang bidan mendapat pasien hamil yang mengalami sesak nafas. Dalam tanggung
jawabnya bidan tidak boleh member obat kepada pasien. Jadi bidan berkolaborasi dengan
dokter untuk menangani pasien sesak. Pasien sesak ditangani dokter dan mendapat obat dari
dokter.
3.      Layanan rujukan.
Asuhan kehamilan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter ahli
dan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan
dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.
Contoh : seorang bidan tidak mampu meolong seorang ibu melahirkan karna bayi besar. Jadi
seorang bidan harus merujuk pasien ke rumah sakit untuk menjalani operasi sc.
2.3 Hak-Hak Wanita Hamil
Wanita hamil termasuk dalam kategori kelompok khusus karena pada saat wanita
mengalami kehamilan terjadi berbagai perubahan fisik maupun psikologis.
1.      Hak-hak yang dimiliki wanita hamil adalah sebagai berikut
a)      Wanita hamil berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan kepadanya dan
pelaksaan prosedur oleh petugas kesehatan yang merawatnya, terutama yang berkaitan
dengan efek-efek yang mungkin terjadi secara langsung maupun tidak langsung, risiko
bahaya yang mungkin tejadi pada diri atau bayinya slama masa kehamilan, melahirkan, dan
laktasi.
b)      Wanita hamil berhak mendapatkan informasi tentang obat-oabatan yang diberikan kepadanya
serta pengaruhnya secara langsung maupun tidak langsung terhadap bayi yang dikandungnya.
c)      Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik, mental,
maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
d)     Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama obat dan nama pabriknya, bila diperlukan,
sehingga dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan yang professional bila
terjadi reaksi terhadap obat tersebut.

2.      Hak-hak wanita hamil selama persalinan :


a.       Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyangkut
persiapan kelahiran dan cara-cara mengatasi ketidaknyamanan dan stress serta informasi
sedini mungkin tentang kehamilan.

b.      Wanita hamil yang akan dioperasi sesar, sebaiknya diberi premedikasi sebelum operasi.

c.       Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik, mental,
maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
d.      Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama obat dan nama pabriknya, bila diperlukan,
sehingga dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan yang professional bila
terjadi reaksi terhadap obat tersebut.

e.       Wanita hamil berhak untuk membuat keputusan tengtang diterima atau ditolaknya suatu
terapi yang dianjurkan setelah mengetahui kemungkinan risiko yang akan terjadi pada
dirinya, tanpa tekanan dari pihak lain.

f.       Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi orang yang memberikan obat
atau melakukan prosedur selama melahirkan.

g.      Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang keuntungan suatu prosedur bagi
bayi dan dirinya sesuai indikasi medis.

h.      Wanita hamil berhak untu didampingi oleh orang yang merawatnya selama dalam keadaan
stress persalinan.

i.        Setelah melakukan konsultasi medis, wanita hamil berhak untuk memilih posisi melahirkan
yang tidak menimbulkan stress bagi diri sendiri maupun bayinya.

j.        Wanita hamil berhak untuk meminta agar perawatan bayinya dilakukan satu kamar
dengannya, bila bayinya normal dan dapat member minum bayinya sesuai kebutuhan, dan
bukan menurut aturan rumah sakit.

k.      Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang orang yang menolong
persalinannya serta kualifikasi profesionalnya untuk kepentingan surat keterangan kelahiran.

l.        Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi diri sendiri dan bayinnya
yang dapat menimbulkan masalah atau penyakit di kemudian hari.

m.    Wanita hamil berhak atas dokumen lengkap tentang diri dan bayinya, termasuk catatan
perawat yang disimpan salama kurun waktu tertentu.
n.      Wanita hamil berhak untuk menggunakan dokumen medis lengkap, termasuk catatan perawat
dan bukti pembayaran selama dirawat di rumah sakit.
3.      Hak-hak wanit hamil selama masa nifas :
a.       Istirahat pasca melahirkan 4-6 minggu untuk proses penyumbuhan organ reproduksi.
b.      Hak untuk mendapatkan cuti bekerja selama 3 bulan
c.       Seorang istri membutuhkan tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk mendukung
perkembangan psikologis. Baik bagi sang istri maupun janin yang ada di dalam
kandungannya. Dalam hal ini Islam telah mewajibkan suami untuk bertanggung jawab atas
ketersediaan rumah dan tempat tinggal yang memadai untuk istrinya

Hak- hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut
(Saifuddin, 2002).
1.      Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan
langsung kepada klien (dan keluarganya).
2.      Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, dan harapannya terhadap sistem pelayanan
dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari
rasa saling percaya.
3.      Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
4.      Mendapat pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.
5.      Menerima layanan senyaman mungkin.
6.      Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterima.

2.4 Peran Dan Tanggung Jawab Asuhan Kehamilan


1. Tanggung jawab bidan dalam ( peraktik atau klinik )
         Bidan sebagai pelaksana asuhan dan pelayanan kebidanaan. Sebagai pelaksana bidan
melaksanakan tugasnya secara mandiri dan melakukan pelayanan kebidanan primer sesuai
dengan wewenangnya, termasuk menentukan apakah kasus memerlukan rujukan.
         Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang di berikan.
memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan
kliememberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normalmemberikan
asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien atau
keluargamemberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
         memberikan asuhan kepada klien dalam masa nifas dan melibatkan klien dengan
keluargamemberikan asuhan kebidanan pada bayi,balita dengan melibatkan keluarga.
         Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan risiko
tinggi dan kegawat daruratan.
Adapun sesuai dengan langkah varney :

A.    STANDAR I : METODE ASUHAN


Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan
langkah: Pengumpulan data dan analisis data, penegakan diagnosa perencanaan pelaksanaan,
evaluasi dan dokumentasi.
Definisi Operasional :
1.      Ada format manajemen asuhan kebidanan dalam catatan asuhan kebidanan.
2.      Format manajemen asuhan kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana asuhan,
catatan implementasi, catatan perkembangan, tindakan, evaluasi, kesimpulan dan tindak
lanjut kegiatan lain.
B.     STANDAR II : PENGKAJIAN
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Definisi Operasional :Ada format pengumpulan data, Pengumpulan data dilakukan secara
sistematis, terfokus, yang meliputi data :
1)      Demografi identitas klien
2)      Riwayat penyakit terdahulu
3)      Riwayat kesehatan reproduksi :
a)      Riwayat haid
b)      Riwayat bedah organ reproduksi
c)      Riwayat kehamilan dan persalinan
d)     Pengaturan kesuburan
e)      eFaktor kongenital/keturunan yang terkait
4)      Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi
5)      Analisis data

C.     STANDAR III : DIAGNOSA KEBIDANAN


Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan.
Definisi Operasional :
1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan hasil analisa data.
2. Diagnosa kebidanan dirumuskan secara sistematis.

D.    STANDAR IV : RENCANA ASUHAN


Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
Definisi Operasional :
1.                  Ada format rencana asuhan kebidanan.
2.                  Format rencana asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa, berisi rencana tindakan, evaluasi
dan tindakan.

E.     STANDAR V : TINDAKAN


Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan diagnosa, rencana dan perkembangan
keadaan klien.
Definisi Operasional :
1.      Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.
2.      Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien.
3.      Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau
hasil kolaborasi.
4.      Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan etika dan kode etik kebidanan.
5.      Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia.

F.      STANDAR VI : PARTISIPASI KLIEN


Klien dan keluarga dilibatkan dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan.
Definisi Operasional :
1.Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang :
a. Status kesehatan saat ini
b. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
c. Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan
d. Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan
e. Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
2.Klien dan keluarga dilibatkan dalam menentukan pilihan dan mengambil
keputusan dalam asuhan.
3.Pasien dan keluarga diberdayakan dalam terlaksananya rencana asuhan klien

G.    STANDAR VII : PENGAWASAN


Monitor/pengawasan klien dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk
mengetahui perkembangan klien.
Definisi Operasional :
1. Adanya format pengawasan klien.
2. Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus dan sistimatis untuk mengetahui
perkembangan klien.
3. Pengawasan yang dilaksanakan dicatat dan dievaluasi.

H.    STANDAR VIII : EVALUASI


Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus sesuai dengan tindakan
kebidanan dan rencana yang telah dirumuskan.
Definisi Operasional :
1. Evaluasi dilaksanakan pada tiap tahapan pelaksanaan asuhan sesuai standar.
2. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.

I.       STANDAR IX : DOKUMENTASI


Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan
kebidanan.
Definisi Operasional :
1. Dokumentasi dilaksanakan pada setiap tahapan asuhan kebidanan.
2. Dokumentasi dilaksanakan secara sistimatis, tepat, dan jelas.
3. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.
2. Peran dan tanggung jawab Asuhan kehamilan berdasarkan pendidikan
A.    Devinisi
memberikan pendidikan pada individu, keluarga, dan masyarakat dalam masa prakonsepsi,
kehamilan, persalinan, nifas, masa laktasi, KB, pertumbuhan perkembangan bayi atau anak,
gizi pemeliharaan kesehatan dan masalah kesehatan masyarakat dan sebagai pendidik untuk
mendidik tenaga kebidanan yang siap terampil di masyarakat, baik sebagai tenaga pendidik
maupun tenaga penyuluhan kesehatan khususnya penyuluhan kebidanan dan pendidikan juga
untuk menghasilkan sajarna sains terapan.
Adapun asuhan yang di berikan bidan adalah sebagai berikut menurut varney :
         Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelopmok masyarakat terkait dengan
pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
         Membimbing dan melatih dukun bayi serta kadar kesehatan sesuai dengan bidang tanggung
jawab bidan.
         Memberi bimbingan kepada peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan
dimasyarakat.
         Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang
keahliannya

Adapun beberapa tanggung jawab bidan sebagai pemberi pelayanan kesehatan :


1.      Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date, terus mengembangkan pengetahuan,
ketrampilan, dan kemahirannya agar bertambah luas serta mencakup semua aspek dari peran
seorang bidan.
2.      Mengenali batas-batas pengetahuan, ketrampilan pribadinya, dan tidak berupaya melampaui
wewenang dalam praktik kliniknya.
3.      Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan dan konsekuensi dan keputusannya
tersebut.
4.      Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan profesional laiinya (bidan,dokter, perawat) dengan
rasa hormat dan martabat.
5.      Memelihara kerja sama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk
memastikan sistem perujukan yang optimal.
6.      Kegiatan memantau mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan,
serta kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal / perinatal.
7.      Bekerja sama dengan masyarakat di mana ia berpraktik untuk meningkatkan akses dan mutu
asuhan kesehatan.
8.      Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan atatus wanita serta kondisi hidup mereka dan
menghilangkan praktik-praktik kultur yang sudah terbukti merugikan kaun wanita.
2.5 Isu-Isu Terkini Dalam Asuhan Kehamilan
Selain hasil-hasil penelitian, bidan juga harus mengikuti berbagai isu terkini yang
berkaitan dengan kesehatan repruduksi wanita. Beberapa isu yang berhubungan dengan
kehamilan adalah sebagai berik
1.      Women Center Care (WCC)
Wonen center care adalah asuhan yang berpusat pada wanita. Dalam pelaksanaan asuhan ini
wanita dipandang sebagai manusia secara utuh (holestik) yang mempunyai hak ini untuk
memelihara kesehatan reproduksinya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita diindonesia antara lain
sebagai berikut.
a.       Status wanita dalam masyrakat masih rendah.
b.      Kesehatan reproduksi, dimana seorang wanita mengalami hamil, melahirkan, serta nifas yang
berisiko menyebabkan kematian.
c.       Ketidakmampuan wanita untuk memelihara kesehatannya sendiri akibat pendidikan yang
rendah.
d.      Kurangnya modal (EKONOMI) dalam upaya pemeliharaan kesehatan.
e.       Sosial budaya ; ekonomi: pelayanan kesehatan tidak terjangkau; pengatahuan yang rendah.
Upaya yang dilakukan dalam women center care adalah adanya kontinuitas (kesinambungan)
dalam pemberian asuhan yang meliputi asuhan yang berkelanjutan (berfokus pada ibu) dan
pemberian asuhan yang berkelanjutan (konsep pelayanan kebidanan yang terorganisasi)
2.      Pre-eklampsi dengan udema
Isu mengenai pre-eklampsi dan udema pada ibu hamil sudah cukup luas berkembang
sehingga bidan harus senang tiasa meningkatkan kelimuannya agar dapat memberikan
informasi yang tepat ketika memberi asuhan pada ibu hamil. Dengan variasi tingkat
pendidikan dan pengetahuan masyarakat maka akan bervariasi pula tanggapan yang akan
diberikan dengan adnya isu-isu yang beredar. Bidan sebagai seorang yang dekat dengan
masyarakat dan dipandang bekompeten dalam hal ini harus dapat menyikapi dengan
bijaksana setiap reaksi yang muncul dari masyarakat. Jika menemukan hal yang negatif
maka secepatnya melakukan suatu tindakan, seperti melakukan penyuluhan mengenai pre-
eklampsi dan udema selama kehamilan.
Kehamilan adalah proses alamiah dan fisiologis dalam kehidupan. Dalam pelayanan
asuhan kehamilan, Bidan dan tenaga professional lainnya harus mempertahankan hak – hak
ibu dalam menjalankan masa kehamilan.
Issu tetrkini dalam kehamilan adalah informasi-informasi yang tren atau baru yang
terdapat dalam pelayanan ANC atau kehamilan. Baik secara langsung maupun tidak langsung
yang di paparkan kepada klien.

1. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)


Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama hamil
semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas
kesehatan secara pasif.
 Kecenderungan saats ini klien lebih aktif dalam mencari informasi, berperan secara
aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan
yang lebih baik. Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC
baik itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai memberikan
pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu.
Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan
baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat menekan
biaya perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih tenaga
profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan
kondisi sosio-ekonomi mereka.

2. ANC pada usia kehamilan lebih dini


Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi
dini dan segera menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan
untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan selama
hamil juga lebih banyak.

3.      Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009).Masa nifas (puerperium) dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010).
Masa nifas (puerperium) merupakan masa sesudah persalinan, masa perubahan,
pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan/reproduksi, seperti sebelum
hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari pascapersalinan (Jannah, 2011).Masa nifas
(puerperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)
(Prawirohardjo, 2008).
1.      Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Sulistyawati (2009), tujuan asuhan masa nifas, antara lain:
1)      Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
2)      Pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.
3)      Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli jika perlu.
4)      Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu
melaksanakan perannya  dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus.
5)      Imunisasi ibu terhadap tetanus.
6)      Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta
peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

2.      Tahapan Masa Nifas


a)      Menurut Sujiyatini (2010), masa nifas terdiri dari 3 tahapan, yaitu :
Puerperium dini yaitu masa kepulihan ibu dimana ibu sudah diperbolehkan mobilisasi jalan.
b)      Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
sekitar 6-8 minggu.
c)      Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna yang
berlangsung sekitar 3 bulan. Tapi bila selama hamil maupun bersalin ibu mempunyai
komplikasi masa ini bias berlangsung lebih lama saipai tahunan.
3.      Kunjungan Masa Nifas
Menurut Sujiyatini (2010), selama masa nifas minimal dilakukan kunjungan 4 kali
yang bertujuan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan masa nifas, yaitu:
A.    6 - 8 jam setelah melahirkan
a)      Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b)      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila perdarahan berlanjut.
c)      Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d)     Pemberian ASI awal.
e)      Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f)       Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah terjadinya hipotermi
g)      Mendampingi ibu dan bayi baru lahir bagi petugas kesehatan yang menolong persalinan ibu
minimal 2 jam setelah lahir atau sampai kondisi ibu dan bayi stabil
B.     6 (enam) hari setelah melahirkan (persalinan)
a)      Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b)      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
c)      Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d)     Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e)      Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi seharihari.
C.     2 (dua) minggu setelah persalinan
a)      Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b)      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
c)      Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d)     Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyuIit.
e)      Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari hari.
D.    6 (enam) minggu setelah persalinan
a)      Mengidentifikasi tentang kemungkinan terjadinya penyulit pada ibu dan bayinya
b)      Memberikan konseling metode kontrasepsi/KB secara dini.
4.      Isu Terbaru Perawatan masa Nifas
Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), beberapa isu terbaru mengenai perawatan masa
nifas sebagai berikut:
a)      Mobilisasi Dini
Bertujuan untuk mengurangi bendungan lokia dalam rahim, memperlancar peredaran darah
sekitar alat kelamin, dan mempercepat normalisasi alat kelamin.
b)     Rooming in (perawatan ibu dan anak dalam 1 ruang/kamar)
Meningkatkan pemberian ASI, bonding attachment, mengajari ibu cara perawatan bayi
terutama pada ibu primi para, dimulai dengan penerapan inisiasi menyusui dini.
c)      Pemberian ASI
Untuk meningkatkan volume ASI pada masa nifas, ibu dapat memberikan terapi pijat bayi.
5.      Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam masa Nifas
Dalam masa nifas bidan mempunyai peranan dan bertanggung jawab dalam
memberikan asuhan pada ibu, antara lain:
a)      Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologi selama masa nifas.
b)      Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi, serta keluarga.
c)      Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
d)     Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak serta
mampu melakukan kegiatan administrasi.
e)      Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
f)       Memberikan konseling untuk ibu dan keluarga mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktikkan kebersihan
yang aman.
g)      Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan
rencana tindakan juga melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, serta
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
h)      Memberikan asuhan secara professional.
(Dewi dan Sunarsih, 2011)

6.      Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih seperti pada keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses
penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan
protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan  yang
dibutuhkan ibu nifas antara lain sebagai berikut:
a)      Nutrisi dan cairan
b)      Ambulasi
c)      Eliminasi
d)     Kebersihan diri dan perineum
e)      Istirahat
f)       Seksual
g)      Keluarga berencana
h)      Latihan senam nifas(Dewi dan Sunarsih, 2011)

2.6 Evidance Based Dalam Praktek Kehamilan


A.    Pengertian evidanse based
Praktik kehamilan berdasrkan bukti yang terbaik dalam melakukan asuhan bagi pasien
secra individual berdasrkan stndar pelayanan kehamilan
Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam memberikan asuhan kebidanan yang
bertanggung jawab adalah dengan mengacuh pada hasil penelitian yang paling up to date.
Hasil penelitian yang didapatkan beserta rekomendasi dari peneliti dijadikan sebagai acuan
dalam meberikan pelayanan. Beberapa hasil penelitian mengenal ibu hamil antara sebagai
berikut.
1.      mengenai ibu hamil dan KB yang dilakukan oleh Dra. Flourisa Julian Sudrajad, M.kes., dari
puslitbang-KR-BKKN tahun 2003 disepuluh kabupatan diprovinsi jawa tengah dan jawa
timur, menemukan bahwa:
a)      Sebanyak 45% wanita tidak tau mengenal jenis komplikasi dalam kehamilan.
b)      Sebanyak 83% wanita hamil memeriksakan kehamilanya difasilitas kesehatan, cakupkan ini
lebih rendah dari target PWS-KIA, yaitu 90%.
c)      Cakupan KI (kunjungan atau kontak pertama antara wanita hamil trimester I dengan tenaga
kesehatan) sebesar 56 – 90%, belum sesuai dengan kacupan KI Propenas tahun 2010 sebesar
95%
d)     Cakupan K4 (kontak atau kunjungan wanita hamil yang ke 4 kalinya dengan tenaga
kesehatan, dilakukan di trimester III) sebesar 40-90%, target propenas tahun 2010, K4
sebesar 90%.
e)      Lebih dari 50% responden tidak tahu mengenal komplikasi dalam masa persalinan dan nifas.
f)       Hanya 26% cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap, sedangkan 8% lainya tidak
mendapat imunisasi sama sekali.
g)      Tingkat pengatahuan tentang KB sudah cukup tinggi, yaitu 90%.
h)      Sebanyak 18-70% wanita tidak mengetahui bagaimana cara menghindari penyakit AIDS.
2.      Penelitian yang dilakukan oleh Jumirah, dkk, tahun 1998 menemukan bahwa ibu hamil
penderita anemia berat mempunyai resiko 4,2 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan
bayi berat lahir rendah ( BBLR)
3.      Dari staf pengajar fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia mengumukakan hasil
penelitiannya mengenal pengaruh pemeriksaan kehamilan terhadap pemilihan penolong
persalinan, yaitu sebagai berikut.
a)      ibu hamil yang melakukan ANC minimal empat kali mempunyai peluang 2 kali lebih besar
untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya dari pada ibu hamillnya
dengan ANC kurang dari empat kali.
b)      ibu hamil yang mendapat konseling pada saat ANC mempunyai peluang 3,7 kali lebih besar
untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan ibu hamil yang
tidak mendapat konseling.
4.      S.M. Wiler seoarang peneliti dari Utrechet University, Belanda, menemukan bahwa ibu
hamil yang mengkomsumsi apel selama masa kehamilanya dapat mengurangi resiko asma
pada bayinya.
5.      Seorang peneliti Denmark mengatakan bahwa ada korelasi yang positif antara meminum
susu selama hamil berat badan dan panjang badan bayi yang dilahirkan
6.      Ezzra Susser peneliti dari amerika menemukan bahwa penurunan mental pada anak-anak
kemungkinan disebabkan oleh penyakit flu yang diderita oleh sang ibu saat kandungannya
berjalan pada 3 bulan pertama masa kehamilan (trimester 1).
7.      Rossi anggraini tahun 2007 menemukan bahwa jarak kelahiran kurang dari 27 bulan
meningkatkan resiko kematian perinatal sebesar 4,77X dibandingkan dengan jarak kelahiran
yang lebih dari 27 bulan.
8.      Dr. Cuno S.P.M. Uiterwaal, pemimpin penelitian dan prof yang bekerja sama dengan klinik
evidemiologi di University Medical Center, Utrect menemukan bahwa orang tua merokok
dapat membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk sistem kardiosvakular mereka yang
dapat di deteksi sejak awal kehamilannya.serta masih banyak lagi penelitian lainnya.

B.     Keteraturan ANC


Keteraturan ANC adalah kedisiplinan / kepatuhan ibu hamil untuk melakukan
pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak. Kunjungan antenatal, menurut
Saifuddin (2002), untuk pemanfaatan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal
empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
         Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
         Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14–28).
         Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28–36 dan sesudah minggu ke
36).
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
a)      Trimester pertama Sebelum minggu ke 14
Tujuannya adalah sebagai berikut:
         Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
         Mendeteksi masalah dan menanganinya.
         Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
         Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
         Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya.

b)      Trimester kedua Sebelum minggu ke 28


Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (jelaskan lalu
tanyakan pada ibu hamil tentang gejala–gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi
edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda).
c)      Trimester ketiga Antara minggu 28–36
Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
d)     Trimester ketiga Setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit.
Pemeriksaan antenatal care (ANC)
Pemeriksaan ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan tahu dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada
setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu
Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Prawiroharjo,
1999).
Kunjungan ibu hamil
Kunjungan ibu hamil adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil dangan
kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi selain pemeriksaan fisik,
pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya
(Salmah, 2006).
Kunjungan Antental Care
Kunjungan Antental Care adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan
dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh
informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).
Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut:
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002).
         Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
         Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
         Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
         Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
         Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
         Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.
         Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Pengertian Tujuan ANC lainnya, sebagai berikut:
Menurut Depkes RI (1994), tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah
1)         Tujuan umum
adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2) Tujuan khusus adalah
a)                  Mengenali dan menangani penyulit–penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas.
b)                  Mengenali dan mengobati penyulit–penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
c)                  Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
d)                 Memberikan nasihat–nasihat tentang cara hidup sehari–hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999), tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil
sebaik–baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal,
tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Menurut Manuaba (1998), secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk:
1)            Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan,
dan nifas.
2)            Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas.
3)            Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4)            Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Kunjungan antenatal, menurut Saifudin (2002) untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai
berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 28="" :="" berikut="" dan=""
demikian="" dengan="" disarankan="" dua="" empat="" gambarkepada="" hamil="" ibu=""
jadwal="" kali="" ke="" kedua="" kehamilan="" kehamilannya="" ketiga="" kunjungan.=""
kunjungan="" memeriksakan="" minggu="" periksa="" sampai="" satu="" sebagai=""
sesudah="" span="" style="mso-spacerun: yes;" trimester="" untuk="" walaupun="">  
minggu sekali, kehamilan 28–36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan
36–40 minggu satu minggu sekali (Salmah, 2006). Sebaiknya tiap wanita hamil segera
memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang–kurangnya satu bulan. Pemeriksaan
dilakukan tiap 4 minggu sampai kehamilan. sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2
minggu, dan sesudah 36 minggu (Sarwono, 1999).
C.    inumisasi TT
a.       Pengertian
Vaksin tetanus toksoid adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah
dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml alumunium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml
digunakan sebagai pengawet.
b.      Dosis
Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 intra unit.
c.       Kemasan
         1 bok vaksin terdiri dari 10 vial.
         1 vial berisi 10 dosis.
         Vaksin TT berbentuk cairan.

d.      Manfaat
         Mencegah tetanus pada bayi baru lahir (diberikan pada wanita usia subur atau ibu hamil).
         Mencegah tetanus pada ibu bayi.
         Dapat digunakan oleh siapa saja yang terluka seperti terkena benda berkarat, jatuh di jalan
raya.

e.       Indikasi
         Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
         Kontra Indikasi

f.       Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT./ Efek Samping


Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejalanya seperti lemas dan
kemerahan pada lokasi penyuntikan dan bersifat sementara. Terkadang terjadi demam.
Jadwal Pemberian
g.      Jadwal pemberian imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur)
         TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc.
         TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat memberikan perlindungan selama 3
tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
         TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5
cc.
         TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian
0,5 cc.
         TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian
0,5 cc.

h.      Cara Pemberian


Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar suspensi
menjadi homogen.Penyuntikkan vaksin TT untuk mencegah tetanus neonatal terdiri dari 2
dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan
berikutnya. Untuk mempertahankan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka
dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal
1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan secara
aman selama masa kehamilan bahkan pada trimester pertama.
Di unit pelayanan statis: vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama
4 minggu, dengan ketentuan: vaksin belum kadaluawarsa, vaksin disimpan dalam suhu 2 dan
8 derajat Celcius, tidak pernah terendam air, terjaga sterilitasnya, tidak beku, VVM masih
dalam kondisi A atau B.
Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi.
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat
ditentukan dengan:
         Rumus Naegle
Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of
Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan
berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari
pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Rumus
Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga)
dan tahun ditambah 1 (satu).
         Gerakan Pertama Fetus
Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.
         Palpasi Abdomen
Palpasi abdomen dapat menggunakan :
o   Rumus Bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap bagian
menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2
bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap
bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu
(bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
o   Rumus Mc Donald
Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan
umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur
kehamilan dalam minggu.
         Palpasi Leopold
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan
posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen. Palpasi leopold terdiri dari 4
langkah yaitu:
      Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang
terdapat pada bagian fundus uteri
      Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di
sepanjang sisi maternal
      Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin dan
sudah masuk dalam pintu panggul
      Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk
pintu atas panggul Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong atau kepala,
sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi)

D.    Taksiran berat janin


Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
         Tinggi fundus uteri (dalam cm-n) x 155 = berat (gram)
         Bila kepala belum masuk panggul maka n-12, jika kepala sudah masuk panggul maka n-11.
         Perkiraan Tinggi Fundus Uteri

Cara menentukan kehamilan dengan perkiraan tinggi fundus uteri:


         Mempergunakan tinggi fundus uteri
         Menggunakan alat ukur caliper
         Menggunakan pita ukur
         Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda

Umur Kehamilan dan Tinggi Fundus Uteri


Umur kehamilan Tinggi fundus uteri
12 minggu 1/3 dia atas simpisi
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideum
36 minggu Setinggi prosessus xifoideum
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideum

E.     Hb
Hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah oksigen. Kadar
hemoglobin normal diantaranya : pria dewasa ( 13 g %), wanita tidak hamil (12 g %), wanita
hamil 11 g %
Tujuan pemeriksaan hb pada saat hamil diantaranya untuk mengetahui kadar sel darah
merah pada ibu hamil. Pada umur kehamilan 32 minggu keatas, ibu hamil mengalami
pengenceran darah atau yang dikenal dengan hemodulusi. Dalam masa kehamilan ibu
dianjurkan untuk selalu minum pil penambah darah setiap 1×1 sehari. Salah satu tujuannya
diantaranya mengurangi resiko perdarahan pada saat melahirkan. Pemeriksaan hb pada saat
hamil dianjurkan dua kali pada saat hamil, diantaranya satu kali di kehamilan trimester
pertama dan pada kehamilan trimester ketiga. Dengan demikian, kita dapat mengetahui
apakah ibu minum tablet fe atau tidak. Sehingga perlu adanya konseling kepada suami ibu

F.     Suplemen Penting Saat Hamil

Gizi yang seimbang merupakan hal yang mendasari kesehatan kita sepanjang hidup.
Selama kehamilan, nutrisi menjadi semakin penting, karena apa yang dikonsumsi oleh ibu
akan menjadi sumber nutrisi bagi janin yang dikandungnya. Waktu terbaik untuk memulai
makan sehat dan seimbang adalah sebelum kehamilan, karena menjaga asupan gizi sejak
sebelum hamil akan menjamin kecukupan gizi untuk ibu maupun janin pada saat kehamilan
terjadi.
Makanan yang sehat dan seimbang mengandung makronutrien atau zat gizi utama
seperti karbohidrat, protein dan lemak serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral.
Suplemen merupakan suatu pproduk yang mengandung  nutrient yang dibutuhkan tubuh,
namun bukan berupa makanan, Hal yang harus diingat adalah bahwa suplemen yang
mengandung berbagai vitamin dan mineral merupakan tambahan pelengkap dan bukanlah
pengganti dari konsumsi makanan bernutrisi yang dimakan sehari-hari, sehingga ibu  tetap
harus makan secara sehat walau telah mengkonsumsi suplemen.
Walau pada saat hamil tubuh membutuhkan nutrisi lebih, tetap ada batasan kadar
nutrisi yang diperbolehkan. Penggunaan suplemen yang tidak sesuai kebutuhan harian, dapat
menyebabkan kelebihan dosis dan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Hal ini
terutama terjadi pada penggunaan suplemen vitamin atau mineral tanpa pengawasan;
terutama zat besi, seng, selenium dan vitamin A,B,C serta D. Konsumsi vitamin dan mineral
lebih daari dua kali kebutuhan harian selama kehamilan tidak dianjurkan.  Suplemen yang
dibutuhkan saat kehamilan antara lain asam folat, zat besi, kalsium, seng, dan berbagai
vitamin.
a.      Asam folat
Asam folat merupakan salah satu jenis vitamin B. Asam folat dibutuhkan sejak
sebelum kehamilan dan pada trimester awal kehamilan (12 minggu) untuk mencegah
terjadinya cacat saraf, sebanyak 0,4 mg (400 mikrogram) sehari. Cacat saraf dapat terjadi
bahkan sebelum ibu mengetahui dirinya hamil, karena perkembangan saraf terjadi pada
mingu-minggu awal kehamilan. Untuk itu, setiap ibu yang berencana hamil, dianjurkan
mengkonsumsi asam folat sejak 3 bulan sebelum kehamilan.
Asam folat terdapat pada makanan seperti sayuran hijau, buah sitrus, dan kacang-
kacangan. Asam folat juga sering ditambahkan pada makanan seperti sereal, pasta, roti, dan
beras. Namun, kebutuhan asam folat harian sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan sumber
makanan alami. Oleh karena itu, setiap wanita usia subur dianjurkan mengkonsumsi
suplemen asam sejumlah 0,4 mg per hari.
Pada ibu yang memiliki riwayat melahirkan anak dengan cacat saraf, atau memiliki
risiko tinggi seperti diabetes, anemia hemolitik, hamil kembar, atau mengkonsumsi obat-
obatan tertentu membutuhkan dosis asam folat lebih tinggi sebesar 4-5 mg per hari. Pada
keadan ini, sebagiknya suplementasi asam folat diberikan terpisah dan bukan sebagai produk
multivitamin.
b.      Zat besi
Zat besi pada sel darah merah membantu membawa oksigen ke seluruh tubuh,
termasuk kepada janin. Ibu membutuhkan lebih banyak zat besi pada saat hamil untuk
mendukung pertumbuhan janin dan memproduksi darah tambahan. Pada masa kehamilan,
terutama pada trimester tengah, zat besi pada ibu akan banyak ditransfer kepada janin dan
plasenta, memenuhi kebutuhan penambahan darah dari ibu, serta sebagai cadangan apabila
terjadi perdarahan saat persalinan. Oleh karena itu, makanan sehari-hari jarang dapat
memenuhi peningkatan kebutuhan ini dan ibu hamil harus mendapatkan suplementasi zat
besi. Jika kekurangan zat besi, ibu akan rentan mengalami anemia. Pada saat kehamilan,
setiap ibu harus memeriksakan kadar hemoglobinnya, dan diulang kembali saar usia
kehamilan 28 minggu.
Jumlah kebutuhan harian zat besi saat hamil adalah sekitar 27 mg per hari. Suplemen
zat besi baik dimakan saat perut kosong atau bersama dengan sumber vitamin C (seperti jus
buah) untuk meningkatkan penyerapannya. Bila mengkonsumsi suplemen zat besi penting
untuk memberitahukan pada dokter, karena ada obat-obatan yang tidak boleh diminum
bersama dengan zat besi.
c.       Yodium
Defisiensi yodium akhir-akhir ini semakin meningkat, dikarenakan penurunan
konsumsi garam dan ketakutan akan merkusi pada ikan laut. Penelitian terbaru menunjukkan
kekurangan yodium akan menyebabkan hipotiroidisme yang walaupun ringan akan dapat
menimbulkan komplikasi di masa datang. Oleh karena itu, defisiensi yodium saat kehamilan
sangat penting dicegah. Untuk ibu yang tinggal di daerah dengan tingkat defisiensi yodium
yang tinggi, sangat dianjurkan mengkonsumsi suplemen yodium. Sedangkan pada ibu di luar
daerah tersebut, dapat meningkatkan konsumsi makanan yang kaya yodium, memilih garam
beryodium atau mengkonsumsi suplemen kehamilan yang juga mengandung yodium.
d.      Vitamin
Tidak semua vitamin harus dikonsumsi dalam bentuk suplemen pada saat kehamilan.
Sebagian besar kebutuhan vitamin dapat tercukupi dengan konsumsi makanan sehari-hari.
Namun, ada beberapa keadaan yang membuat ibu hamil dianjutkan mengkonsumsi suplemen
vitamin.
         Vitamin B12: suplemen vitamin B12 penting untuk ibu vegetarian atau vegan karena
sebagian besar sumber vitamin B12 terdapat pada daging. Suplementasi yang dianjurkan
adalah sebesar 6 mcg per hari. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kelainan saraf
pada bayi.

         Vitamin D: penelitian menunjukkan tingginya angka defisiensi vitamin D pada ibu hamil.
Vitamin D penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, dan mencegah osteoporosis
pada ibu. Jumlah yang dianjurkan saat kehamilan adalah antara 200-400 IU,

         Vitamin K: vitamin K penting dikonsumsi pada masa kehamilan trimester akhir pada ibu
dengan kolestasis (gangguan saluran empedu).

Tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan pentingnya suplementasi rutin terhadap
vitamin lain sepertivitamin A, C, dan E. Bahkan, konsumsi berlebihan vitamin, terutama yang
larut lemak (vitamin A, D, E, K) dapat berbahaya.
e.       Kalsium
Apabila tidak ada defisiensi vitamin D, kebutuhan kalsium akan terpenuhi dari
konsumsi sehari-hari, baik pada saat hamil maupun menyusui. Namun, pada ibu dengan
intoleransi laktosa sehingga tidak dapat mengkonsumsi susu dan produknya, atau rentan diet
rendah kalsium, dianjurkan untuk mendapatkan suplementasi kalsium sebesar 1200 mg/hari.
Kebutuhan harian berbagai zat gizi saat hamil atau melahirkan secara umum
meningkat.  Hal ini tidak berarti ibu harus mengkonsumsi sebanyak mungkin makanan dan
suplemen untuk memenuhi kebutuhan harian zat gizi setiap harinya. Mengkonsumsi berbagai
makanan yang bervariasi dan sesuai jumlah yang direkomendasikan akan meningkatkan
pemenuhan zat gizi untuk ibu maupun janin.
                                        Tabel: Nutrisi penting selama kehamilan
Zat Gizi Manfaat bagi ibu hamil dan Sumber
janin
Asam Folat Membantu produksi darah dan Sayuran berdaun hijau, hari, jus
(400-600 mcg per hari) protein, mendukung kerja jeruk, kacang-kacangan
berbagai enzim, mendukung
perkembangan saraf anak
Zat besi Membantu sel darah merah Daging merah, kacang-kacangan,
(27 mg per hari) untuk membawa oksigen jus prune
Vitamin A Perkembangan kulit dan Wortel, sayuran hijau, ubi
(770 mcg per hari) penglihatan, membantu
pertumbuhan tulang
Vitamin C Menyokong kesehatan gusi dan Jeruk, brokoli, tlang dan gigiomat,
(85 mg per hari) lapisan epitel, gigi, serta tulang. stroberi
lain Membantu penyerapan zat
besi
Vitamin D Membantu pertumbuhan tulang Cahaya matahari, ikan seperti
(200 – 400 IU per hari) dan gigi salmon
Vitamin B6 Membantu pembentukan sel Daging sapi, hati, sereal, pisang
(1,9 mg per hari) darah merah, membantu
metabolism protein, lemak dan
karbohidrat
Vitamin B12 Menjaga sistem saraf, Hati, daging, ikan, daging unggas,
membantu pembentukan sel susu(hanya terdapat di sumber
darah merah makanan hewani)
BAB II
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami
kehamilan.
Kode etik suatu profesi adalah norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi
yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya.
bidan juga harus mengikuti berbagai isu terkini yang berkaitan dengan kesehatan
repruduksi wanita. Beberapa isu yang berhubungan dengan kehamilan adalah sebagai berik
         Women Center Care (WCC)
         Pre-eklampsi dengan udema
DAFTAR PUSTAKA
1.      Kusmiyati, Yuni ,dkk.2009. Perawatan Ibu Hamil, Yogyakarta: Fitramaya.
2.      Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
3.      Rukiyah, Yeyeh, Lia yulianti, 2011, Asuhan Kebidanan 1 ( kehamilan ) , Jakarta :
Tim
4.      Mufdlilah (Ed). Panduan Asuhan kebidanan Ibu Hamil . 2009. Jogjakarta : Nuha Medika.
5.      Irianti Bayu, dkk. (Ed). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti . 2014. Jakarta : CV. Sagung Seto.
6.      Puspito Ira . Kitab Kehamilan Dan Persalinan .2012. Yogyakarta : Mitra Buku.
7.      Yeyeh Ai,dkk. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan) .2011. Jakarta : CV Trans Info Media.
8.      Juwono lilian (Ed). Panduan lengkap kehamilan, melahirkan, dan bayi .2008. Jakarta :
Arcan

Diposkan oleh Chellyna Novela di 22.24


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Kebidanan
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Total Tayangan Laman


23,799

Artikel Kecil Pencerah jiwa *

CN

Google+ Followers+FansFanatic
Allahuakbar :*

Chellyna Novela
Nama              : Selina Novela
Alamat asli      : Kota pinang, Labuhan Batu Selatan, Sumatra Utara
No.Handphone: 081919191919
Agama            : Islam
TTL                 Kota pinang, 29 September 1995
Riwayat pendidikan  :
SD S RGM Bloksongo, kota pinang
MTS S Islamiyah kota pinang
SMK S Kihajar Dewantara Kota pinang
Akademi kebidanan Muhammadiyah Banda Aceh
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ►  2016 (4)

 ►  2015 (23)

 ▼  2014 (95)
o ▼  Desember (34)
 ▼  Des 25 (30)
 KELUARGA BERENCANA ALAMI
 KANTUNG PERSALINAN
 PENGELOLAAN PROGRAM KIA
 PERSYARATAN ORGANISASI PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER
 KESEHATAN PRIMER
 FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN
 KEHAMILAN TRIMESTER II
 ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
 PEMERIKSAAN KEHAMILAN
 ETIKA DALAM ASUHAN KEHAMILAN
 FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN
 SISTEM PENGHARGAAN
 TEORI YANG MENDUKUNG ASUHAN KEBIDANAN
 FILOSOFI KEBIDANAN
 ETIKA DALAM ASUHAN KEBIDANAN
 SOLUSIO PLACENTA
 PLACENTA PREVIA
 TEKNIK PEMBERIAN OBAT TOPIKAL & REKTAL
 SENAM HAMIL
 PERSIAPAN PEMBERIAN OBAT
 SISTEM METABOLISME
 ANASTESI LOKAL dan PRINSIP PENJAHITAN
PERINEUM
 Perubahan Psikologis dan Fisiologis ibu pada kala ...
 ANATOMI FISIOLOGI INDRA
 ASUHAN BAYI BARU LAHIR 6 MINGGU PERTAMA
 CHEPAL HEMATOMA
 FRAKTUR KLAVIKULA
 BOUNDING ATTACHMENT
 Manfaat Senam Hamil
 Nasihat Jiwa ~
 ►  Des 18 (1)
 ►  Des 03 (1)
 ►  Des 01 (2)
o ►  November (10)
o ►  Oktober (1)
o ►  September (1)
o ►  Juli (4)
o ►  Juni (7)
o ►  Mei (14)
o ►  April (14)
o ►  Maret (4)
o ►  Februari (6)

Follow by Email

Laman
 Beranda

Formulir Kontak
Nama

Email *
MyCalenda
r Pesan *

Translate

Diberdayakan oleh Terjemahan

Apa pendapat anda tentang blog ini ?


Langganan

Pos

Komenta
r
~~~~~sekali melangkah pantang menyerah .. sekali tampil harus berhasil .........~~~~~.
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

http://selinanovela.blogspot.co.id/2014/12/etika-dalam-asuhan-kehamilan.html

Anda mungkin juga menyukai