PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya
baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang
berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai
kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab dalam
menolong persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan
sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu
memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan
bayi.
Pemahaman yang baik dan positif tentang sikap etis dan moral beserta
aplikasinya merupakan hal yang utama bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
terhadap klien. Sikap yang etis profesional bidan akan tercermin dalam setiap langkahnya
dalam memberikan pelayanan kebidanan termasuk performance bidan serta dalam
pengambilan keputusan sesuai situasi dan kondisi yang ada.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar prinsip etika dan kode etik profesi bidan
C. Tujuan Penulisan
Untuk dapat menjelaskan konsep dasar prinsip etika dan kode etik profesi bidan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Dasar
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam
kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi
kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan.
Dalam profesi bidan etika lebih dimengerti sebagai filsafat moral.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk
tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak;
watak; perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti
adat kebiasaan. Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti :
ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (ahlak). (Supardan Suriani. 2008 : 4). Etika adalah penerapan teori
dan proses filsafat moral dalam kehidupan nyata, etika mencakup prinsip konsep
dasar dan nilai-nilai yang membimbing mahluk hidup dalam berfikir dan bertindak.
(Supardan Suriani. 2008 : 4).
Moral berasal dari bahasa latin moralis artinya segi moral suatu perbuatan atau
baik buruknya,sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan
baik buruk.Nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, dicatat (register), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek. (Sofyan
Mustika, dkk. 2009 : 78). Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional oleh sejumlah praktisi diseluruh dunia. (Atik Purwandari 2008 : 4).
Profesi berasal dari kata prosefio (latin) yang berarti pengakuan. Selanjutnya
profesi adalah suatu tugas atau kegiatan fungsional dari suatu kelompok tertentu yang
diakui dalam melayani masyarakat. Etika profesi bidan adalah norma-norma atau
perilaku bertindak bagi bidan dalam melayani kesehatan masyakat.
Etika profesi bidan adalah perilaku seseorang dalam menjalankan segala tugasnya
sesuai dengan keahlian dan pengetahuan yang dimiliki. Etika profesi bidan
juga Merupakan Suatu pernyataan komperhensif dari profesi bidan yang memberikan
tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik
yang berhubungan dengan klien/ pasien , kelurga, masyarakat teman sejawat, profesi
dan dirinya sendiri.
Dengan demikan etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok
social (profesi) itu sendiri. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah
profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bila mana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi
pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi
yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian
nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme
dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.
a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. Dalam hal ini yang
dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik
suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan
anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari
segi ini kode etik juga disebutkode kehormatan.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Dalam hal ini kode etik
juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian
profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang
perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat tentang norma-
norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kodeetik juga
mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi profesi.
Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang bersumber dari
nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif pofesi bidan yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-
norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Kode etik profesi bidan hanya ditetapka oleh organisasi profesi, Ikatan Bidan
Indonesia (IBI). Penetapan harus dalam Konggres IBI. Kode etik profesi bidan akan
mempunyai garuh dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi bidan.
Kode etik bidan Indonesia tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan petunjuk pelaksanaan disyahkan
dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia
terdiri atas 7 bab, yang dibedakan atas tujuh bagian :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir).
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir).
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir).
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir).
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir).
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir).
7. Penutup (1 butir).
Menurut Standar Profesi Bidan 2007, terdapat beberapa pada bagian 5, yaitu
kewajiban bidan terhadap diri sendiri (dari 2 butir menjadi 3 butir).
Sesuai keputusan Menteri Kesehatan Rupublik Indonesia Nomor
369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar profesi bidan, didalamnya terdapat Kode
Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-
nilai internal dan ekternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi.
KEWAJIBAN PASIEN
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat
yang merawatnya.
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan RS.
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati.
HAK BIDAN
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan paraturan perundangan.
d. Bidan berhak atas privasi apabila nama baik dicemarkan baik oleh pasien.
KEWAJIBAN BIDAN
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
k. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan asuhan
kebidanan.
Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk
dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha.
Pemahaman tentang etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat
penting dalam memberikan asuhan kebidanan. dengan senantiasa menghormati nilai-
nilai pasien.
Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tntang perilaku benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus
pada prinsip dan konsep yang membimbang manusia berfikir dan bertindak dalam
kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.
a. Agar calon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya dan keluarga.
Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia harus
memenuhi ketentuan :
b. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pengetahuan yang cukup
dari dukungan kepustakaan ilmiah.
a. Suka rela/ voluntary. Tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara langsung
maupun tidak langsung atau adanya unsur ingin menyenangkan atau adanya
ketergantungan dan diperlukan informed consent.
e. Kelompok rawan. Kelompok rawan meliputi: wanita hamil, bayi, anakbalita, usia
lanjut, orang sakit berat, orang sakit mental, orang cacat yang tidak kompeten
dalam mengambil keputusan,termasuk juga kelompok minoritas dalam suatu
masyarakat.untuk penelitian pada kelompok tersebut masalah etika perlu benar-
benar diperhatikan agar tidak melanggar hak objek penelitian atau terjadi
eksploitasi dan eksperimen yang melanggar kode etik penelitian.
a. Masalah sensitif. Masalah sensitif artinya informasiyang dicari peneliti bisa sangat
sensitif dan pribadi, misalnya informasi tentang objek penelitian dalam hal
penderita AIDS/HIV positif, PHS, NAPZA, penyimpangan perilaku sex, KDRT.
c. Pemakaian atau prosedur perijinan. Untuk melakukan penelitian harus ijin secara
tertulis, setelah melalui study pendahuluan dan melalui pengkajian proposal
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Mustika,sofyan. Dkk, 2009. 50 Tahun IBI. Bidan menyongsong masa depan. Pengurus pusat
IBI. Jakarta
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia.
Nurdiansyah. 2012. Etika profesi. Pdf. Jakarta