Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya
baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang
berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai
kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab dalam
menolong persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan
sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu
memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan
bayi.

Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat


dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat
kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus
kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan.
Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek
kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB
atau institusi kesehatan lainnya, mempertanggung jawabkan sendiri apa yang dilakukan.
Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas. Mengontrol
dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan
terjadinya penyimpangan etik.

Perkembangan zaman dewasa ini berimplikasi pada perkembangan Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi (IPTEK) pada berbagai bidang kehidupan. Seiring dengan perkembangan
IPTEK yang demikian cepat, meningkat pula pengetahuan masyarakat yang berakibat
terhadap semakin tingginya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan kebidanan. Selain itu, kesadaran masyarakat akan hukum dan haknya
dalam menerima pelayanan kesehatan semakin menuntut bidan untuk meningkatkan
kemampuannya dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat. Hal ini
merupakan tantangan bagi profesi kebidanan dalam memberikan pelayanan kebidanan
yang berkualitas. Bidan dituntut agar lebih berhati hati dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan sehingga bisa meningkatkan profesionalisme bidan. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang baik diperlukan landasan komitmen yang
kuat berdasarkan pada etika, moral dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pemahaman yang baik dan positif tentang sikap etis dan moral beserta
aplikasinya merupakan hal yang utama bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
terhadap klien. Sikap yang etis profesional bidan akan tercermin dalam setiap langkahnya
dalam memberikan pelayanan kebidanan termasuk performance bidan serta dalam
pengambilan keputusan sesuai situasi dan kondisi yang ada.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar prinsip etika dan kode etik profesi bidan

C. Tujuan Penulisan
Untuk dapat menjelaskan konsep dasar prinsip etika dan kode etik profesi bidan

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Dasar

Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam
kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi
kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan.
Dalam profesi bidan etika lebih dimengerti sebagai filsafat moral.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk
tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak;
watak; perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti
adat kebiasaan. Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti :
ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (ahlak). (Supardan Suriani. 2008 : 4). Etika adalah penerapan teori
dan proses filsafat moral dalam kehidupan nyata, etika mencakup prinsip konsep
dasar dan nilai-nilai yang membimbing mahluk hidup dalam berfikir dan bertindak.
(Supardan Suriani. 2008 : 4).

Moral berasal dari bahasa latin moralis artinya segi moral suatu perbuatan atau
baik buruknya,sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan
baik buruk.Nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Profesi adalah pekerjaan yang memiliki pengetahuan khusus, melaksanakan peran


bermutu, melaksanakan cara yang disepakati, merupakan ideology, terikat pada
kesetiaan yang diyakini dan melalui perguruan tinggi. (Schein E.H. 1962 : 56)

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, dicatat (register), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek. (Sofyan
Mustika, dkk. 2009 : 78). Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional oleh sejumlah praktisi diseluruh dunia. (Atik Purwandari 2008 : 4).

Profesi berasal dari kata prosefio (latin) yang berarti pengakuan. Selanjutnya
profesi adalah suatu tugas atau kegiatan fungsional dari suatu kelompok tertentu yang
diakui dalam melayani masyarakat. Etika profesi bidan adalah norma-norma atau
perilaku bertindak bagi bidan dalam melayani kesehatan masyakat.

Etika profesi bidan adalah perilaku seseorang dalam menjalankan segala tugasnya
sesuai dengan keahlian dan pengetahuan yang dimiliki. Etika profesi bidan
juga Merupakan Suatu pernyataan komperhensif dari profesi bidan yang memberikan
tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik
yang berhubungan dengan klien/ pasien , kelurga, masyarakat teman sejawat, profesi
dan dirinya sendiri.

Dengan demikan etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok
social (profesi) itu sendiri. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah
profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bila mana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi
pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi
yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian
nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme
dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

B. Tujuan Kode Etik


Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.
Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut :

a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. Dalam hal ini yang
dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik
suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan
anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari
segi ini kode etik juga disebutkode kehormatan.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota. Yang dimaksud


kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental. Dalam hal
kesejahteraan materil angota profesi kode etik umumnya menerapkan
larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang
merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan
yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak
jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Dalam hal ini kode etik
juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian
profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang
perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat tentang norma-
norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kodeetik juga
mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi profesi.

C. Fungsi Etik dan Moralitas


a. Bidan harus menjadikan nuraninya sebagai pedoman. Hati nurani paling
mengetahui paling mengetahui kapan perbuatan individu melanggar Etika atau
sesuai etika.
b. Untuk memecahkan masalah dalam situasi yang sulit.
c. Mampu melakukan tindakan yang benar dan mencegah tindakan yang
merugikan, memperlakukan manusia secara adil,menjelaskan dengan benar,
menepati janji yang telah disepakati,menjaga kerahasiaan.
d. Membantu mengambil keputusan tentang tindakan apa yang kita lakukan.
e. Menjadi otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien.
f. Menjaga privasi setiap individu.
g. Mengatur sikap,tindak tanduk dalam menjalankan tugas profesinya (Puji riri
lestari,2011)

D. Kode Etik Bidan Indonesia

Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang bersumber dari
nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif pofesi bidan yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-
norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.

Kode etik profesi bidan hanya ditetapka oleh organisasi profesi, Ikatan Bidan
Indonesia (IBI). Penetapan harus dalam Konggres IBI. Kode etik profesi bidan akan
mempunyai garuh dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi bidan.
Kode etik bidan Indonesia tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan petunjuk pelaksanaan disyahkan
dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia
terdiri atas 7 bab, yang dibedakan atas tujuh bagian :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir).
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir).
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir).
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir).
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir).
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir).
7. Penutup (1 butir).

Menurut Standar Profesi Bidan 2007, terdapat beberapa pada bagian 5, yaitu
kewajiban bidan terhadap diri sendiri (dari 2 butir menjadi 3 butir).
Sesuai keputusan Menteri Kesehatan Rupublik Indonesia Nomor
369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar profesi bidan, didalamnya terdapat Kode
Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-
nilai internal dan ekternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi.

KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN DAN MASYARAKAT


1. Setiap bidan senatiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugas senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

KEWAJIBAN TERHADAP TUGASNYA


1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan
kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk keputusan mengadakan
konsultasi dan atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien.
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT DAN TENAGA
KESEHATAN LAINNYA
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PROFESINYA
1. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan
yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI


1. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannva agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PEMERINTAH NUSA, BANGSA DAN


TANAH AIR
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidan kesehatan khususnya dalam
pelayanan KIA/ KB dan kesehatan keluarga.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

E. Hak dan Kewajiban Pasien dan Bidan


HAK PASIEN
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
j. Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS
tsb.
k. Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
l. Pasien berhak mendapat informasi.
m. Pasian berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.
o. Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.
q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di
RS.
r. Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau spiritual.
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal
praktek.
t. Hak untuk menentukan diri sendiri.
u. Pasien berhak melihat rekam medik.

KEWAJIBAN PASIEN
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat
yang merawatnya.
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan RS.
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati.

HAK BIDAN

a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas


sesuai dengan profesinya.

b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan paraturan perundangan.

d. Bidan berhak atas privasi apabila nama baik dicemarkan baik oleh pasien.

e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui


pendidikan maupun pelatihan.

f. Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang karir.

g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

KEWAJIBAN BIDAN

a. Bidan wajib mematuhi kewajiban RS.

b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar


profesi dengan menghorati hak pasien.

c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.

d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh


suami/keluarga.

e. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah


sesuai dengan keyakinannya.

f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang


pasien.

g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.

h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis.

i. Bidan wajib mendokmentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.

j. Bidan wajib mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta


menambah ilmu pengetahuanya melalui pendidikan formal atau non formal.

k. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan asuhan
kebidanan.

F. Etika Moral dan Nilai Dalam Praktik kebidanan


Kemajuan ilmu pngetahuan dan tehnologi dalam segala bidang berpengaruh
terhadap meningkatya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama
pelayanan kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan
kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam
memberikan pelayanan berkualitas.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk
dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha.
Pemahaman tentang etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat
penting dalam memberikan asuhan kebidanan. dengan senantiasa menghormati nilai-
nilai pasien.

Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tntang perilaku benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus
pada prinsip dan konsep yang membimbang manusia berfikir dan bertindak dalam
kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.

Fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan adalah :

1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien


2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan
yang merugikan/membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan
apa alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu masalah
7. Menghasilkan tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yang sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
11. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
12. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
cara di dalam organisasi profesi
13. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg
biasa disebut kode etik profesi.
G. Ciri-ciri Profesional Bidan
1. Menurut T. Raka Joni, 1990 adalah sebagai berikut:
Menguasai visi yang mendasari ketrampilan
Mempunyai wawasan filosofi
Mempunyai pertimbangan rasional
Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja
2. Menurut CV. Good
Memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku
Memiliki kecakapan profesional sesuai persyaratan yang telah dibakukan
(organisasi profesi, pemerintah)
Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah
3. Menurut Scein EH
Terikat degan pekerjaan seumur hidup
Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan pemilihan
kariernya dan mempunyai komitmen seumur hidup
Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus melalui
pendidikan dan pelatihan
Mengambil keputusan demi kliennya, berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip
dan teori
Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
Pelayanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan objektif
klien
Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien mempunyai otonomi dalam
mempertahankan tindakannya
Membentuk perkumpulan profesi peraturan untuk profesi
Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya, pengetahuan
mereka dianggap khusus
Tidak diperolehkan mengadakan advertensi klien

H. Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat dan
teramasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.keadilan dalam pelayanan
dimulai dari: pemenuhan kebutuhan klien sesuai,sumber daya pelayanan kebidanan
untuk meningkatkan pelayanan kebidanan dan keterjangkauan tempat pelayanan.
Pelayanan kebidanan meliputi aspek biopsikososial spiritual dan kultural. Pasien
memerlukan bidan yang mempunyai karakter semangat melayani,
simpati,empati,ikhlas,memberi kepuasan. Kegunaan dokumentasi adalah sbb:
Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung ilmu
pengetahuan.
Merupakan alat untuk mengambil keputusan, perencanaan, pengomtrolan
terhadap suatu masalah.
Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan terpelihara
dengan baik.

Dimensi kepuasan pasien meliputi 2 hal :

1. Kepuasan mengacu penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi.

2. kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratanpelayanan kebidanan.

Pelaksanaan Etika dalamPelayanan Kebidanan

Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002


tentang registrasidan praktik bidan.

Etika dalam pelayanan kontrasepsi

Pemilihan alat kontrsepsi merupakan hakklien dan suami untuk merencanakan


pengaturan kelahiran mereka.

Tujuan konseling kontrasepsi adalah:

a. Agar calon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya dan keluarga.

b. Calon akseptor mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan menggunakan


KB dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi

Bidan sebagai konselor harus memiliki kepribadian sbb:

a. Minat untuk menolong orang lain

b. Mampu untuk empati

c. Menjadi pendengar yang aktif dan baik

d. Mempunyai pengamatan yang tajam

e. Terbuka terhadap pendapat orang lain


f. Mampu mengenali hambatan psikologis sosial dan budaya

Langkah-langkah pelaksanaan konseling meliputi :

a. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya

b. Menggali permasalahan yang dihadapi calon akseptor

c. Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat-alat kontrasepsi

Setelah klien memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi,bidan


menyiapkaninformed consent secara tertulis.

Etika dalam penelitian kebidanan

Menurut kode etik bidan internasional adalah bahwa bidna seharusnya


meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman
pelayanan kebidanan dan dari riset kebidanan. Bidan wajib mendukung penelitian
yang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap
untukmengadakan penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan berdasarkan hasil
penelitian. Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk :

a. Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan.

b. Kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri.

Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia harus
memenuhi ketentuan :

a. Bermanfaat bagi umat manusia

b. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pengetahuan yang cukup
dari dukungan kepustakaan ilmiah.

c. Tidak membahayakan objek

d. Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu

e. Harus selalu dibandingkan rasio untung , rugi resiko.

Syarat Penelitian kebidanan

a. Suka rela/ voluntary. Tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara langsung
maupun tidak langsung atau adanya unsur ingin menyenangkan atau adanya
ketergantungan dan diperlukan informed consent.

b. Informed Consent Penelitian. Setiap profesi perlu mengatur anggotanya, bahwa


dalam mengadakan penelitian, penelitian wajib menjelaskan sejelas-jelasnya
kepada objek penelitian.selain itu penelitian perlu diyakinkan bahwa informasi
yang diberikan sudah adekuat,juga perlu adanya pemahaman yang adekuat dari
objek penelitian.

c. Kerahasiaan. Tidak boleh membuka identitas objek penelitian baik individu,


kelmpok, maupun institusi . Adanya jaminan kerahasiaan dari responden dapat
memberikan rasa aman dan akan meningkatkan keabsahan data yang diberikan.

d. Privacy. Penelitian seharusnya tidak mengganggu keleluasaan diri atau privacy


dalamhalrasa hormat dan harga diri, aspek sosial budaya dan tidak mengganggu
ketenangan hidup dan keleluasaan diri atau gerak, hal ni juga berkaitan dengan
kerahasiaan dan masalah pribadi.

e. Kelompok rawan. Kelompok rawan meliputi: wanita hamil, bayi, anakbalita, usia
lanjut, orang sakit berat, orang sakit mental, orang cacat yang tidak kompeten
dalam mengambil keputusan,termasuk juga kelompok minoritas dalam suatu
masyarakat.untuk penelitian pada kelompok tersebut masalah etika perlu benar-
benar diperhatikan agar tidak melanggar hak objek penelitian atau terjadi
eksploitasi dan eksperimen yang melanggar kode etik penelitian.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penelitian kebidnan

a. Masalah sensitif. Masalah sensitif artinya informasiyang dicari peneliti bisa sangat
sensitif dan pribadi, misalnya informasi tentang objek penelitian dalam hal
penderita AIDS/HIV positif, PHS, NAPZA, penyimpangan perilaku sex, KDRT.

b. Keahlian peneliti. Untuk penelitian klinik menyangkut manusia tidak boleh


bersifat trial/coba-coba, tetapi harus didasari keilmuan yang kuat dan dilakukan
oleh orang yang kompeten ilmunya.

c. Pemakaian atau prosedur perijinan. Untuk melakukan penelitian harus ijin secara
tertulis, setelah melalui study pendahuluan dan melalui pengkajian proposal
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Mustika,sofyan. Dkk, 2009. 50 Tahun IBI. Bidan menyongsong masa depan. Pengurus pusat
IBI. Jakarta

Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia.
Nurdiansyah. 2012. Etika profesi. Pdf. Jakarta

Puji, wahyuningsih. 2009. Etika Profesi kebidanan. Fitrayana. Yogyakarta.

Purwandari, Atik. 2008. Sejarah profesionalisme. Konsep kebidanan. EGC. Jakarta.

Suriani,dr. H. 2008. Etika kebidanan. EGC. Jakarta.

Wahyuningsih, Heni Puji. 2008. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai