Anda di halaman 1dari 34

KONSEP

KEBIDANAN
NILUH NITA SILFIA SST.,M.KEB
Sub-CPMK 9
Mahasiswa mampu menjelaskan Bidan
dalam sistem pelayanan kesehatan
1. Pengertian system pelayanan kesehatan
2. Peran dan tanggung jawab bidan dalam system
pelayanan kesehatan
3. Lingkup kerja bidan dalam system pelayanan
kesehatan
SISTEM ???
(a)Perangkat unsur yg secara
teratur saling berkaitan
sehingga membentuk suatu
totalitas
(b)Susunan yg teratur dr
pandangan, teori, asas, dan
sebagainya
(c) Metode.
PELAYANAN KESEHATAN
Menurut Zastrow (1982: 319 – 322): Pelayanan kesehatan
diorganisasi dalam komponen:
(a) Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanya
bertanggungjawab kepada pasien, relatif terisolasi.
(b) Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-
balai pengobatan atau klinik-klinik khusus (seperti klinik
ginjal, balai pengobatan gigi) atau yang diselenggarakan di
perguruan tinggi atau sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di
perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat kerja lain.
(c) Setting Rumah sakit
(d) Perawatan dalam rumah
• Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalam
berbagai tingkatan: lokal, regional, oleh pemerintah pusat
atau nasional, dan internasional.
SISTEM KESEHATAN
(a) Input, Sumber daya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan sistem kesehatan (manusia, uang,
obat-obatan, peralatan medis, dll)
(b) Proses, Layanan memberikan kesehatan,
pemberdayaan kesehatan, manajemen
kesehatan, penelitian kesehatan dan
pengembangan.
(c) Output, Pelaksanaan pembangunan kesehatan
(d) Hasil, Mencapai status kesehatan maksimal
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Sistem pelayanan kesehatan
adalah suatu tatanan yang
menghimpun berbagai upaya
bangsa Indonesia secara terpadu
dan saling mendukung guna
menjamin derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum
seperti dimaksud dalam UUD 45
(Djoko Wiyono, 1997:310).
Bidan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan
Sesuai dengan definisi Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) menetapkan bahwa
bidan Indonesia adalah: seorang
perempuan yang lulus dari
pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia
serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk
menjalankan praktik kebidanan.
 Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan
atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir, dan bayi.
 Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan
anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang
sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-
daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam
konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat.
 Kegiatan ini harus mencakup
pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua
serta dapat meluas pada
kesehatan perempuan,
kesehatan seksual atau
kesehatan reproduksi dan
asuhan anak. Bidan dapat
praktik diberbagai tatanan
pelayanan, termasuk di rumah,
masyarakat, Rumah Sakit, klinik
atau unit kesehatan lainnya
(IBI, 2007).
• Dengan demikian bidan sebagai suatu profesi
dan sebagai tenaga kesehatan harus
memahami sistem pelayanan kesehatan.
• Menurut Dubois & Miley (2005 : 317): sistem
pelayanan kesehatan merupakan jaringan
pelayanan interdisipliner, komprehensif, dan
kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis,
treatmen, rehabilitasi, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat
pada seluruh kelompok umur dan dalam
berbagai keadaan.
Sistem Pelayanan Kesehatan Menurut
Lavey dan Loomba
1. Bidan dalam menjalankan praktik harus:
a. Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan
peralatan yang berlaku.
2. Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan izin
praktik bidannya atau foto copy praktiknya diruang praktik,
atau tempat yang mudah dilihat.
3. Bidan dalam praktiknya memperkerjakan tenaga bidan yang
lain, yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
4. Bidan yang menjalankan praktik harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan
harus tersedia ditempat praktiknya.
5. Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktik bidan
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling
tukar informasi dengan sesama bidan.
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan
pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk
praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.
Lingkup kerja bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan
Lingkup Praktek Kebidanan meliputi
pemberian asuhan
Sub-CPMK 10 : Mahasiswa mampu
menjelaskan Paradigma Bidan
1. Hubungan bidan, perempuan, lingkungan
kesehatan (paradigma kebidanan)
2. Pengertian paradigma
3. Pengertian paradigma kebidanan
4. Komponen paradigma dalam asuhan kebidanan
5. Manfaat paradigm kaitannya dengan konseptual
model kebidanan
Pengertian Paradigma
a) Paradigma berasal dari bahasa Latin atau Yunani, paradigma yang
berarti model/pola. Paradigma juga berarti pandangan hidup,
pandangan suatu disiplin ilmu/profesi paradigma.
b) Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga, Paradigma adalah
kerangka berpikir. Paradigma kebidanan adalah Suatu cara pandang
bidan dalam memberikan suatu pelayanan.
c) Pandangan terhadap manusia / wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan / kebidanan dan keturunan. (9 modul kebidanan, BAB
Standar profesi Kebidanan, hal 14).
d) Cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan. (50 tahun IBI bidan
menyongsong Masa Depan, hal 18).
Pengertian paradigma kebidanan

Paradigma kebidanan adalah suatu cara


pandang bidan dalam memberi pelayanan.
Keberhasilan bidan dalam bekerja/memberikan
pelayanan berpegang pada paradigma,
pandangan terhadap manusia/wanita,
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
cara pandang bidanatauhubungan timbal balik
antara manusia, lingkungan, perilaku,
pelayanankebidanan dan keturunan.
Wanita

Keturunan Lingkungan
Komponen
paradigma
dalam asuhan
kebidanan

Pelayanan
Perilaku
Kebidanan
Wanita
1) Makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik,
mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Memperlakukan perempuan
dengan menggunakan pendekatan holistik.
2) Pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia
sangat ditentukan oleh keberadaan/ kondisi dari wanita/ ibu
dalam keluarga. Para wanita dimasyarakat adalah penggerak dan
pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.
3) Penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan
wanita yang sehat jasmani, rohani dan sosial sangat diperlukan.
4) Memiliki otonomi untuk membuat keputusan berdasarkan pilihan
(Informed Decisions).
Lingkungan
1) Merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam
interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya,
meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial meliputi
keluarga, kelompok, komuniti dan masyarakat (society).
2) Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok,
komuniti dan masyarakat.
3) Masyarakat merupakan kelompok sosial yang paling penting
dan kompleks yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan
sosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia
yang terdiri dari individu, kelompok dan komuniti yang
mempunyai tujuan dan sistem nilai, ibu/ wanita merupakan
bagian dari anggota keluarga dan unit dari komunitas.
4) Menghormati perbedaan budaya local.
Perilaku
Perilaku merupakan hasil
dari berbagai pengalaman
serta interaksi manusia
dengan lingkungannya,
yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap
dan tindakan. Perilaku
manusia bersifat holistik
(menyeluruh)
Perilaku Profesional Bidan
1) Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi etika
profesi bidan dan aspek legal.
2) Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis
yang dibuatnya.
3) Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrampilan
mutakhir secara berkala.
4) Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan
penyakit dan strategi pengendalian infeksi.
5) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan
asuhan kebidanan.
6) Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan
dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca
persalinan, bayi baru lahir dan anak
7) Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum
wanita/ ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah
diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta
persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab
atas kesehatan sendiri.
8) Menggunakan ketrampilan komunikasi.
9) Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan keluarga.
10) Melaukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan
pelayanan.
Perilaku ibu selama kehamilan akan
mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu
dalam mencari penolong persalinan akan
mempengaruhi kesejahteraan ibu dan
janin yang akan dilahirkan. Demikian pula
perilaku pada masa nifas akan
mempengaruhi kesejahteraan ibu dan
janin. Dengan demikian perilaku ibu dapat
mempengaruhi kesejahteraan ibu dan
janinnya.
Pelayanan Kebidanan
1) Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan
keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
2) Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan
maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
3) Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan
masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan.
4) Bidan sebagai pemberi asuhan akuntabel atas tindakan yang
diberikan, maka bidan harus : Mengikuti pendidikan formal
profesional, Harus memperbaharui dan memperluas
pengetahuan dan keterampilan yang menjadi dasar
kompetensi praktik kebidanan.
5) Mengambarkan bidan suatu profesi yang didasari kemitraan
antar perempuan Misalnya: bidan bersama-sama dengan
perempuan dan keluarganya bekerja untuk memperdayakan
diri sendiri dan orang lain.
6) Pelayanan kebidanan berpusat pada perempuan
7) Pelayanan kebidanan secara berkesinambungan meningkatkan
kompetensi dalam memenuhi klien dalam kondisi apapun
8) Kreatif dalam memberikan asuhan
9) Memberi dukungan bagi seluruh perempuan agar tercapai Hak Asasi manusia dan hak
untuk memperoleh asuhan kebidanan yang berkualitas.
10)Fokus layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:
a) Layanan kebidanan Primer / mandiri ialah asuhan kebidanan yang diberikan
kepada klien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
b) Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau
sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
Bidan merupakan anggota tim.
c) Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun
yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ke
tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal
atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan
meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
Keturunan
1) Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang
sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan
perempuan sebelum perkawinan, sebelum kehamilan (pra konsepsi), masa
kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas.
2) Walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses fisiologis namun
bila tidak ditangani secara akurat dan benar, keadaan fisiologis akan
menjadi patologis. Hal ini akan berpengaruh pada bayi yang dilahirkannya.
Oleh karena itu, layanan pra perkawinan, pra kehamilan, kelahiran dan
nifas sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tidak
dapat dipisahkan dari semua tugas utama bidan.
Manfaat paradigma kaitannya dengan
konseptual model kebidanan
Dengan paradigma kebidanan
maka asuhan yang diberikan
bidan harus berdasarkan
pemikiran kritis, pengambilan
keputusan yang bertanggung
jawab dengan ukuran rasional
untuk menghindari intervensi
yang tidak perlu, sehingga praktik
kebidanan harus berdasarkan
bukti (evidence based).
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang
kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin,
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan

1. Manfaat Bagi Bidan


a. Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien
b. Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien
c. Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang berkualitas
sesuai dengan kondisi klien.

2. Manfaat Bagi Pasien


a. Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam menerima asuhan
kebidanan
b. Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai individu
yang bertanggungjawab atas kesehatannya
c. Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
3. Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan
a. Orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.
b. Orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan
sendiri.
c. Manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.
d. Lingkungan /masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk
mengetahui bagaimana diri sendiri.
f. Dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat
memahami orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap
objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-
wanita.
g. Sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran
antara hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan.
h. Interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan
hubungan bidan dengan wanita.
i. Bidan–pasien saling membutuhkan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai