Anda di halaman 1dari 9

Makassar, 28 September 2023

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN


BLOK BIOETIK, HUMANIORA, DAN PROFESIONALISME
KEDOKTERAN
Laporan Individu
Puskesmas Jumpandang Baru

Disusun Oleh : Diva Aziza


NIM : 11020230059
Kelompok : 16A
Tutor Pembimbing : dr. Fauziah Bachtiar

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2023
Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Dalam Pelayanan Pasien di Puskesmas
Jumpandang Baru

Perkenalkan nama saya Diva Aziza dengan stambuk 11020230059 mahasiswa


Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia tahun 2023. Saat ini saya
sedang malakukan pembelajaran di blok pertama saya yaitu blok Bioetik,
Humaniora, dan Profesionalisme Kedokteran. Sebagaimana yang telah dijelaskan
oleh salah satu dosen pengampu dari blok bioetik ini, tujuan pembelajaran dari
blok ini yaitu melatih keterampilan kedokteran dan sebagai perkenalan terhadap
berbagai permasalahan yang akan kami temukan tentunya setelah menjadi dokter
nantinya, khususnya dalam menjalin kepercayaan, komunikasi, dan hubungan
yang baik antara pasien dan dokter, terampil dalam melakukan dan menerapkan
prinsip etika kedokteran terhadap masalah dan keputusan klinik serta masalah
humaniora kesehatan, sebagai persiapan kami terjun ke masyarakat dan
bertanggung-jawab sebagai seorang dokter yang profesional.

Kaidah dasar bioetik, yaitu Beneficience, Non-Maleficience, Autonomy, dan


Justice merupakan empat aspek pokok yang harus dimiliki oleh seorang dokter
agar terjalinnya hubungan dokter-pasien yang baik dari segi moral dan humaniora.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini maka pada blok Bioetik, Humaniora, dan
Profesionalisme Kedokteran ini dilaksanakan pembelajaran di luar kampus yaitu
observasi lapangan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh salah satu dosen
pengampu blok ini, observasi merupakan suatu tindakan atau proses pengamatan
sesuatu maupun seseorang dengan seksama untuk mendapatkan suatu informasi.
Tujuannya agar kami dapat menerapkan aspek-aspek yang terdapat pada kaidah
dasar bioetik serta bersikap profesionalisme dalam menjalankan profesi sebagai
dokter kelak.

Pada kegiatan observasi lapangan ini kami dibagi menjadi 32 kelompok. Saya
bergabung dengan kelompok 16A beserta sepuluh orang teman lainnya. Setiap
kelompok akan melaksanakan observasi lapangan ke berbagai fasilitas kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik. Kelompok saya yaitu kelompok 16A
mendapatkan bagian untuk observasi lapangan di puskesmas. Kami medapat
observasi lapangan di fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Jumpandang Baru yang
beralamat di jl. Ir. Haji Juanda, Ujung Pandang Baru, Kec. Tallo, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan.

Sebelum berangkat ke Puskesmas Jumpandang Baru, saya dan teman-teman


kelompok terlebih dahulu berkumpul di kampus untuk melaksanakan sholat Duha
berjamaah di masjid.

Setelah selesai sholat Duha kami kemudian berangkat menuju puskesmas tersebut.
Kami berangkat pada pukul 07.06 am dan sampai di tempat pada pukul 07.32 am.
Kesan pertama saya melihat dari depan bahwa puskesmas ini sangat sempit. Tidak
berlama-lama di luar saya dan teman-teman langsung menuju loket untuk
menyerahkan surat pengantar untuk kegiatan obseevasi lapangan. Saat kami
menyerahkan surat tersebut kepada salah satu ibu yang menjaga loket antrian,
kami diarahkan untuk bertemu dengan kepala puskesmas yang mana beliau juga
merupakan dokter pembimbing kegiatan observasi lapangan kami.

Kami menunggu dokter pembimbing sekitar 15 menit di depan ruangan poli gigi.
Sembari menunggu saya melihat-lihat sekitar puskesmes. Saya melihat ada ada 6
orang dewasa sedang duduk bangku depan loker dan ada dua anak kecil yang
sedang berlari-lari. Saya juga melihat ada dokter koas yang sedang duduk di kursi
yang berada di depan poli umum, kemudian ada banyak tenaga kesehatan lainnya
yang sibuk lalu Lalang menyiapkan perlengkapan sebelum puskesmas dibuka.

Setelah menunggu selama kurang lebih 15 menit kami bertemu dengan dokter
pembimbing kami dan diarahkan untuk masuk keruangan yang ada di dalam
puskesmas. Saat masuk di ruangan kami dipersilahkan untuk duduk di kursi
plastik kemudian dokter memberikan briefing dan arahan, sembari
mempersilahkan kami untuk menandatangani presensi kehadiran. Breafing dan
arahan yang diberikan dokter yaitu apa saja yang harus kami lakukan selama
menjalankan observasi lapangan di Puskesmas Jumpandang Baru ini. Selain itu
dokter juga menjelaskan mengapa puskesmas ini sangat kecil dan sempti, itu
dikarenakan bangunan puskesmas yang asli itu sedang di renovasi maka dari itu
untuk sementara puskesmasnya pindah ke kontrakan yang menjadi tempat
sementara untu puskesmas.

Dalam satu kelompok kami dibagi menjadi beberapa bagian untuk ditempatkan di
poli yang berbeda, yaitu ada yang di poli umum, poli gigi, UGD, loket, KB, dan
laboratorium. Saya dan kedua teman saya mendapat bagian di poli gigi untuk
kami amati terlebih dahulu. Saya dan kedua teman saya di arahkan oleh dokter A
untuk ke ruangan poli gigi. Saat sampai di poli gigi saya melihat dua orang ibu-
ibu yang ada dalam ruangan tersebut. Satu ibu itu sedang menyiapkan alat-alat
dan perlengkapan untuk pemeriksaan maupun pengobatan di poli gigi tersebut dan
saya menjumpai satu ibu lainnya yang mana beliau merupakan bagian
administrasi yang pada saat itu beliau sedang sibuk dengan buku dan computer di
hadapannya. Saya dan teman saya kemudian menghampiri ibu tersebut dan
meminta izin untuk mewawencarai beliau. Ibu tersebut setuju dan kami pun
langsung bertanya, pertanyaan pertama yang kami lontarkan yaitu, “Dari jam
berapa poli gigi ini mulai beroperasi ?” dan beliau menjawab “ Poli gigi bukanya
dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang”. Pertanyaan berikutnya yang kami lontarkan
adalah “Pekerjaan apa saja yang ibu lakukan sebagai bagian administrasi di poli
gigi ini ?”, beliau menjawab bahwa tugas beliau ialah mendata dan merekap
rekam medis dari pasien yang di tulis di buku dan juga di masukkan ke komputer.
Kemudian pertanyaan selanjutnya yang kami lontarkan adalah “Apakah ada
rentan usia untuk pasien yang datang untuk berobat dan berapa kira-kira orang
yang datang perharinya untuk berobat ?”, beliau menjawab bahwa yang datang
untuk berobat ke puskesmas adalah dari balita umur 3 tahun sampai orang dewasa
dan pasien yang datang pun tidak menentu perharinya. Pertanyaan terakhir kami
kepada beliau adalah “Apakah ada kendala atau permasalahan yang terjadi terkait
pengobatan pasien ?”, beliau menjawab bahwa masalah yang sering terjadi ialah
mengenai rujukan pasien, yang mana pasien biasanya mau berobat di rumah sakit
yang berbeda dari rumah sakit rujukan yang telah diarahkan oleh puskesmas
tersebut. Tepat setelah ibu yang kami wawencarai menjawab pertanyaan terakhir,
dokter di poli gigi itu datang. Kami pun diminta keluar dikarenakan dokter ingin
bersiap untuk melakukan perawatan ke pasien yang telah menunggu. Sekitar lima
menit dokter bersiap kemudian pasien pertama dipersilahkan untuk masuk. Saya
pun diperbolehkan masuk oleh dokter gigi untuk mengamati apa saja yang
dilakukan saat merawat maupun mengobati pasien. Saat itu saya mengamati
sambil mendengarkan keluhan yang dialami oleh pasien itu. Pasien mengatakan
bahwa beliau memiliki keluhan gigi berlubang dan nyeri akibat sisa makanan
yang tersangkut pada gigi lubang tersebut. Setelah mendengarkan keluhan dari
pasien dokter pun menyuruh pasien untuk berbaring di Dental chair dan
memeriksa gigi yang berlubang dari pasien itu. Setelah memeriksanya dokter
berkata bahwa gigi pasien tersebut belum dapat dirawat karena terjadi infeksi pada
gusi yang mebuat gusi jadi bengkak sehingga tidak bisa dilakukan perawatan akar
pada gigi berubang tersebut. Oleh karena itu dokter hanya memberikan obat
minum selama 3 hari untuk menghilangkan bengkak pada gusi pasien dan dokter
juga memberikan saran bentuk sikat gigi yang bagus untuk pasien bahkan dokter
memberikan sikat gigi gratis untuk pasien.

Dari apa yang saya amati selama di dalam ruangan tersebut bahwa dokter
mengimplementasikan aspek beneficience dengan sangat baik yang mana dokter
tersebut telah memberikan penjelasan tentang masalah kesehatan gigi yang
dialami dengan baik sehingga pasien dapat mengerti dengan penjalasan yang telah
dipaparkan oleh dokter, kemudian dokter memberikan obat kepada pasien dan
juga memberikan saran untuk memilih sikat gigi yang baik bagi pasien.

Setelah mengamati di poli gigi saya berpindah untuk mengamati di bagian loket.
Saat itu saya melihat kondisi loket sangat ramai dan kondusif. Ada empat orang
yang sedang duduk di loket dengan pekerjaannya masing-masing. Satu di
antaranya merupakan dokter, satu orang bekerja sebagai administrasi, dan dua
lainnya merupakan bagian rekam medis. Di loket pasien dipanggil satu persatu
sesuai urutan antrian. Pasien yang dipanggil kemudian di persilahkan untuk duduk
di kursi yang berada di depan dokter. Kemudian pasien di tanya nama dan KTP
untuk pengisian identitas, lalu pasien ditanya tentang keluhan yang dialami setelah
itu dilakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan suhu tubuh, tekanan
darah, berat badan dan tinggi badan dari pasien. Hasil dari pemeriksaan tersebut di
cacat di kertas rekam medis pasien kemudian diserahkan kepada pasien lalu
pasien diarahkan ke poli yang telah ditentukan oleh dokter yang telah
memeriksanya.

Saya berada di loket sekitar 15 menit dan tidak begitu lama karena kami harus
bergantian dengan teman lainnya, tapi yang saya perhatikan disini yaitu terdapat
kerjasama tim yang baik antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang
membuat puskesmas tetap kondusif meskipun pasiennya sangat ramai. Selain itu
juga yang saya notice disini ialah aspek Justice yang terimplementasikan dengan
baik yaitu dokter tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara
satu pasien dan yang pasien lainnya, dokter memberikan senyum yang sama
lebarnya kepada pasien saat menanyakan sesuatu, Nada bicara yang juga sama
lembut anatara satu pasien dengan pasien lainnya.

Setelah melakukan pengamatan sekitar 15 menit di loket, saya berpindah ke


bagian farmasi. Di bagian farmasi ini terdapat dua apoteker dan satu asisten
apoteker. Saya bertemu dengan salah satu apoteker lalu meminta izin untuk
mewawencarai beliau dan beliau memberikan izin. Pertanyaan pertama yang saya
tanyakan yaitu pekerjaan apa saja yang dilakukan di ruang farmasi ini. Beliau
menjawab bahwa bagian farmasi menyiapkan dan melayani setiap obat yang
diresepkan dari dokter ke pasien dan juga membuat puyer. Beliau menjelaskan
bahwa semua obat dari tiap poli ada di ruangan farmasi tersebut kecuali dari poli
TB, HIV/AIDS, dan IMS tempat obatnya terpisah karena merupakan penyakit
menular, sedangkan untuk poli TB ditakutkan akan menularkan penyakit kepada
ibu hamil dan anak-anak karena ruangan perawatannya dekat dengan ruang
farmasi. Pertanyaan selanjutnya yang saya tanyakan yaitu “Dimana obat-obatan di
dapatkan ?”, Beliau menjawab “ Kalau obatnya kami itu langsung didrop dari
Dinas Kesehatan Kota Makassar dan pengamprahan dan distribusi tiap bulan
sekali” Pertanyaan kedua saya menjadi pertanyan terkhir dikarenakan kami harus
bergantian dengan teman lainnya. Poli KB menjadi tempat pengamatan
selanjutnya bagi saya dan beberapa teman saya. Saat di ruangan kami dijelaskan
bahwa di poli Keluarga Berencana menangani pemasangan dan pencabutan
mengenai pemasangan KB baik suntik, pil, IUD, implan dan kondom. Selain itu
juga ada konsultasi pagi pasien yang menginginkan untuk konsultasi terkait
pemasangan KB. Kemudian beliau menjelaskan bahwa di poli KB ini hanya ada
satu dokter dan satu magang. “meskipun hanya terdapat satu dokter akan tetapi
Kerjasama antar tim berjalan dengan baik, kadang-kadang jika saya berhalangan
hadir ada bidan R yang membantu pekerjaan saya, tapi bidan R itu bagian nifas”
tutur beliau. Selain itu juga kami diperlihatkan beberapa alat- alat dan pil seperti
IUD, suntik, Pil menyusui dan pil kombinasi.

Setelah selesai melakukan pengamatan dan bertanya beberapa pertanyaan di poli


KB saya dan 3 teman saya bertemu dengan salah satu dokter yang mengarahkan
kami selama melakukan kegiatan observasi di Puskesmas Jumpandang Baru.
Beliau mengajak kami ber empat untuk ikut ke puskel (puskesmas keliling). Ada
tiga orang tim medis dari puskesmas yang pergi untuk puskel, dan satu
diantaranya membawa box obat. Kami berjalan sekitar 3 menit dan sampai di
salah satu posyandu. Setelah sampai kami dipersilahkan masuk. Suasana di
posyantu tersebut ramai dengan ibu-ibu. Posyandu itu berukuran cukup kecil.
Kami dan dokter duduk di ruangan yang terlihat seperti ruang tamu. Kemudian
Dokter A menjelaskan kegiatan bahwa di puskesmas itu mengadakan puskel ke
posyandu lima kali dalam sebulan. Puskel ini di adakan di 5 kelurahan, setiap
posyantu mendapat 1 kali sebulan untuk satu kelurahan. Puskesmas Jumpandang
baru mencakup lima kelurahan yaitu Kelurahan Wala Walaya, Kalukuang,
Rappojawa, Lakkang, La’latang. Saat itu kami berada di Posyandu Nusa Indah II,
Kelurahan Wala Walaya. Kemudian dokter juga menjelaskan bahwa saat
melakukan puskel ada tiga dokter yang ikut. Ada dokter umum, dokter gigi, dan
apoteker. Pasien yang datang terlebih dahulu di tanya nama dan dimintai KTP lalu
di catak di buku rekam medis.Di buku itu berisi nama pasien, alamat, NIK,
pemeriksaan( beberat badan, tinggi badan, tekanan darah ), diagnosa, dan terapi.

Setelah itu pasien akan langsung di cek tekanan darah, kemudian kadar gula
darahnya lalu ditanya keluhan yang dirasakan. Kebanyakan pasien tidak memiliki
keluhan dan hanya meminta untuk di cek gula darahnya. Beberapa dari pasien
memiliki kadar gula darah dan tekanan darah yang tinggi. Untuk pasien yang
memiliki kadar gula darah yang tinggi dokter memberikan obat lalu menyarankan
agar pasien mengurangi makan yang manis-manis dan kalua bisa sering berpuasa.
Jika tekanan darah pasien tinggi maka dokter menyarankan kepada pasien untuk
mengurangi makan makanan asin. Selain itu ada juga pasien yang memiliki
keluhan keram pada bagian tangan. Untuk itu dokter mengarahkan agar pasien
memeriksa asam urat di puskesmas dan menyarankan agar pasien merendam
tangan nya dengan air hangat, lalu dokter memberikan obat pada pasien.

Saat di puskel saya melihat bahwa setiap dokter dan tenaga kesehatan sudah
mengimplementasikan askep beneficience yang baik kepada setiap pasien yaitu
memeberikan pelayanan pengobatan yang baik, memberikan penjelasan dan saran
yang baik kepada pasien. Selain itu juga komunisa antar dokter-pasien terjalin
dengan baik. Aspek justice pun telah terimplementasikan dengan baik yaitu dokter
tidak membeda-bedakan pelayan kepada pasien satu dengan pasien lainnya.

Dokter juga sangat baik kepada kami, kami diperbolehkan secara bergantian untuk
mecoba memeriksa tekan darah pasien.

Sekitar 40 menit saya berada di posyandu tersebut Saya dan teman saya pamit
untuk Kembali ke puskesmas dikarenakan waktu kami sudah habis untuk kegiatan
observasi lapangan ini.

Saya dan ketiga teman saya pamit kepada para dokter dan apoketer lalu kami
Kembali ke puskesmas. Setelah kami sampai dipukesmas kami berfoto-foto
dengan anggota kelompok kami, lalu kami pamit untuk Kembali ke kampus.
Kesiumpulan:

Selama melakukan kegiatan observasi lapangan ini saya melihat bahwa aspek
Beneficience telah terimplementasikan dengan sanagat baik sebagai mana yang
telah saya jelaskan di atas.

Selain itu saya juga melihat bahwa aspek justice telah terimplementasikan dengan
baik, dokter dan tenaga Kesehatan telah memberikan pelayanan segara adil dan
tidak membeda-bedakan kepada sesame pasien.

Semua dokter dan tenaga Kesehatan juga bersikap sangat professional dengan
profesinya yaitu mereka melakukan perekjaan sesuai dengan kopetensi profesinya
masing-masing, jika diluar kopetensinya maka dari puskesmas langsung merujuk
pasien ke RS.

Hak otonomi pasien juga diperhatikan oleh dokter yaitu pasien dapat memilih
ingin melakukan pengobatan di puskesmas atau langsung ke Rumah Sakit.

Kemudian juga kejasama tim di puskesmas ini sangat baik antar tim medis di
Puskesmas Jumpandang Baru.

Anda mungkin juga menyukai