NAMA
: IRWAN MUNANDAR
FAKULTAS KEDOKTERAN.
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
OBSERVASI LAPANGAN
PUSKESMAS TAMALATE MAKASSAR
Puskesmas
tertulis
Puskesmas
Kassi-Kassi
akan
tetapi
Saya
menghiraukan hal itu. Ketika ketua kelompok keluar dari ruangan, Dia
mengatakan bahwa Kami salah Puskesmas. Puskesmas tersebut memang berada
disekitar Jalan Tamalate tetapi bukan Puskesmas Tamalate yang dimaksud.
Akhrinya Kami berdiskusi kembali dan memutuskan untuk berangkat ke
Puskesmas yang dimaksud. Di perjalanan kami menemukan sedikit kesulitan
untuk mengakses arah jalan menuju puskesmas.
Sesampainya disana sekitar pukul 11.00 WITA, kami tiba di Puskesmas
Tamalate. Terlihat puskesmas sangat sepi, hanya terlihat seorang Ibu dengan dua
orang Anaknya di bangku antrian dan tidak ada orang dibagian loket. Akhirnya,
ketua kelompok masuk ke ruangan bagian puskesmas untuk meminta izin pada
bagian puskesmas dan menyetor surat pengantar. Akan tetapi, waktu kunjungan di
puskesmas telah berakhir, hanya sampai pada pukul 11.00 WITA dan bagian
puskesmas menyarankan agar kami datang kembali lebih awal pada hari Rabu
dan terdapat pula hiasan air mancur dan sebuah tong komposer. Di bagian
parkiran puskesmas terlihat beberapa kendaraan roda dua milik pegawai
puskesmas dan pasie, juga terdapat sebuah mobil ambulance yang dipersiapkan
sesuai kebutuhan. Di bagian halaman belakang terdapat toilet yang disediakan
khusus untuk pasien, akan tetapi sepertinya toilet tersebut terlihat tidak terurus
dengan memperhatikan kondisi toilet yang cukup kotor dan megeluarkan bau
yang tidak sedap.
Di bagian belakang puskesmas terlihat sangat banyak pasien mulai dari
balita hingga lansia yang mengantri di bangku antrian menunggu giliran masuk.
Kemudian teman Saya mewawancarai beberapa pasiaen sementara saya
mengambil gambar dan video wawancara. Pasien pertama adalah seorang ibu (35
tahun) bernama Rosiah yang membawa bayinya (5 bulan) dengan keluhan diare.
Pasien kedua bernama Annah (20 tahun) dengan keluhan batuk infeksi yang
berlangsung selama tiga hari. Pasien ketiga bernama Ishak (30 tahun) dengan
keluhan sakit gigi. Menurut ketiga pasien tersebut pelayanan dan fasilitas
puskesmas cukup memuaskan dan mudahanya mengakses puskesmas itu sendiri.
Hanya saja pada pasien yang ketiga mengeluhkan tentang keterlambatan
terbukanya puskesmas.
Puskemas Tamalate sendiri memiliki empat ruangan aktif yang terbagi atas
bagian depan dan bagian belakang. Ruang depan terdiri dari ruang konseling
narkoba, ruang kartu, ruang suntik, ruang imun dan KL, ruang P2M dan
laboratorium, serta ruang administrasi.sedangkan ruang belakang terdiri atas
apotek, poli KB, poli KIA, poli umum, dan poli gigi.
Di bagian depan poli umum terdapat satu meja yang dilengkapi satu
tensimeter air raksa dan satu timbangan bayi sebagai alat periksa untuk perawat
yang bertugas. Di dekat meja itu ada satu perawat laki-laki yang tidak ramah
sebagai pelayan kesehatan masyarakat dan bersikap acuh tak acuh. Saya melihat
dia menyebut giliran salah satu pasien. Pasien yang sementara menelepon itu
langsung menutup teleponnya. Kemudian perawat itu berkata dengan nada yang
tidak sopan Jangan menelepon di depan dokter!.
Bila ditinjau dari segi etika dalam hal pelayanan pasien, perawat ini tidak
memiliki etika yang baik sebagai pelayan kesehatan. Ketidakramahannya itu dapat
membuat pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan puskesmas ini. Lain halnya
dengan tiga perawat wanita yang sangat ramah kepada pasien dan kami yang
berada di meja tersbeut.
Setelah itu, kami masuk ke dalam poli umum secara bergiliran. pada
ruangan ini terlihat seorang perawat dan dua orang dokter melayani pasiennya
masing-masing. Dokter yang pertama berinisial dr.A adalah seorang pria dan
dokter yang kedua berinisial dr.R adalah perempuan.
Menurut Saya, dr. A bersifat komunikatif terbukti dengan pemakain
bahasa daerah yang Ia pakai agar terjadi komunikasi yang lebih aktif. Akan tetapi,
ia menunjukkan beberapa sikap yang tidak ramah dalam menyambut kedatangan
pasien dan juga memakai masker ketika pasien datang. Ketika pasien mulai
duduk, dr. A langsung melakukan anamnesis singkat dan terlihat buru-buru. Jika
ditinjau dari konsep SAJI (Senyum, Ajak bicara, Jelaskan, Ingatkan), dokter ini
tidak melakukan Senyum dan Ingatkan.
Berbeda halnya dengan dokter yang berdada disamping dr.A yaitu dr.R
terlihat sangat ramah. Ketika pasien dating, ia langsung menyapa dan
melemparkan senyum serta tidak mengenakan masker ketika melayani si pasien.
Setelah itu, ia melakukan anamnesis dan pemeriksaan dengan ramah. Dr.A
memberikan penjelasan dengan bahasa dan tutur yang yang baik dan mudah
dimengerti oleh si pasien, tak lupa ia mengingatkan si pasien tentang hal-hal yang
perlu dan tidak dilakukan.
Menurut saya, dr.R sudah menunjukkan sikap-sikap kedokteran. Terbukti
dengan sikapnya yang komunikatif dan ramah kepada pasien yang datang.
Begitupula dengan cara ia memeriksa dan melakukan anamnesis.
Berdasarkan
keterangan dr.R, jumlah dokter yang bertugas di Puskesmas Tamalate ada lima,
yaitu kepala puskesmas sendiri, dua dokter di poli umum, dan dua dokter gigi di
poli gigi. Penyakit yang sering dijumpai di poli umum adalah ISPA, demam,
batuk berdahak, diare, dll. Fasilitas untuk Dokter yang tersedia adalah tongue
spatel, senter, tensimeter dan stetoskop masing-masing untuk setiap dokter.
Setelah mengamati poli umum, kami beralih ke poli KIA sesuai saran
petunjuk dokter. Di ruang itu bertugas seorang bidan jaga dan seorang perawat
yang membantu dan beberapa fasilitas seperti tempat tidur, bantal dan selimut
(kain penutup) untuk pemeriksaan pada ibu hamil, serta tirai. Dalam hal melayani
pasien terlihat bidan tersebut bersikap sama seperti dr.R. Meski terlihat buru-buru
karena ada banyak pasien namun bidan tersebut terlihat dan megatasi hal itu
sementara ia tetap menjaga sikap yang ramah dan menjelaskan dengan turu
sewajarnya. Pada waktu itu pasien yang datang adalah seorang ibu bernama Aulia
(33 tahun) yang sedang hamil muda (3 bulan) dengan keluhan sakit pada ulu hati
dan sering mual. Sambil menuliskan resep, bidan tersebut menjelaskan mengenai
obat yang akan diberikan serta cara mengonsumsinya. Bidan tersebut juga
memberikan saran-saran terhadap Bu Aulia yang sedang hamil muda.
Berdasarkan keterangan Bidan Ria, keluhan yang sering dia jumpai adalah mual,
muntah, sakit ulu hati, dan pusing-pusing untuk ibu hamil muda, sedangkan untuk
ibu-ibu hamil tua biasanya mengeluh sakit pinggang, kram pada tangan, dan
udem. Seperti halnya dengan dokter di poli umum, Bidan Ria melakukan
beneficence, nonmaleficence dan justice terhadap pasiennya dan juga memiliki
keterampilan komunikasi efektif, bahkan setelah melakukan anamnesis dan
Namun yang mengherankan bagi saya, tidak ada satu pun tulisan mengenai visi
dan misi puskesmas tersebut. Sehingga pengunjung tidak dapat mengetahui visi
apa yang akan dicapai dan misi apa yang akan dilakukan puskesmas tersebut
sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Setelah saya dan anggota kelompok yang lain selesai dengan tugas
masing-masing kami menunggu hingga jam kerja puskesmas itu selesai. Setelah
jam kerja puskesmas selesai dan tidak ada lagi pasien, kami masuk ke poli umum
mencari dr.R untuk pamit pulang ke kampus. Sekian.