Anda di halaman 1dari 13

Skenario

Dr. Bagus

Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota.
Sehari harinya ia bertugas di sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri,
hal ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga
desa yang datang berobat karena Puskesmas tersebut merupakan satu satunya sarana
kesehatan yang ada. Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak
menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang
membutuhkan pertolongannya.
Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke Puskesmas sudah ada 5 orang pasien yang sedang
mengantri. Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini
dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan lebih teratur. Pasien pertama adalah seorang
ibu, datang dengan keluhan demam 2 hari yang lalu disertai batuk dan pilek. Setelah
memeriksa pasien tersebut, dr. Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta
nasehat agar istirahat yang cukup.
Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya
mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang buang air besar. Setelah memeriksa anak
tersebut , dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit yang berada di
kota. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat. baiklah
kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan
obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin,
nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir ke rumah ibu untuk melihat kondisi
keadaan anak ibu kata dr. Bagus . pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini
dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini kata dr. Bagus kepada
pak mantri.
Pasien ketiga adalah seorang anak laki laki. Pasien tersebut menderita keganasan
stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di rumah sakit.
Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orangtua pasien bukanlah
orang kaya sehingga mereka tak mampu membeli obat obatan kemoterapeutik yang mahal.
Tetapi orangtua pasien ingin anaknya mendapat pengobatan lebih lanjut. Dokter Bagus
menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat
sulit bagi mereka untuk membeli obat obatan mahal tersebut. Dokter Bagus ragu apakah ia
harus mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli obat itu. Karena berdasarkan
pengetahuannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi
dengan kemoterapi penuh. Pada pemeriksaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan
pasien tampak sesak. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi
anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat
obat kemoterapeutik. Pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat obatan

penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata dr. Bagus sambil menyerahkan
obat kepada orang tua pasien.
Saat mempersilahkan pasien keempatnya masuk ke ruang periksa, dr. Bagus terkejut
karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak
sadarkan diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar
karena ia akan terlebih dahulu untuk memberikan pertolongan pada pemuda tersebut. Ketika
yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang
mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin
penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat
dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dr. Bagus mendapatkan telapak
tangan pemuda tersebut tampak bengkak dan pada pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang
tulang ditelapak tangan tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada orang orang yang
mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari
serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari
pemuda tersebut. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan
tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi.
Walau dengan berat hati, istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan
dokter Bagus. Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan
amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi
pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa
macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.
Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun diantar oleh anak laki lakinya
datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya.
Dari hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur. Dokter Bagus
curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke
rumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit
yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.
Waktu telah memasuki siang hari, pasien kelima adalah seorang ibu muda dan sangat
cerewet, karena begitu masuk si ibu tadi sudah mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter
Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk
ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat Tepat langganannya yang berada di kota, jauh dari
Puskesmas. Dari Lab Klinik ini dr. Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar
jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ. Pernah dua bulan yang lalu dengan 20 pasien
yang ia kirim , ia memperoleh Rp 300.000,-.
Setelah pasien kelima, dokter Bagus melihat keluar ruangan, tampak antrian pasien yang
masih banyak. pak mantri tolong umumkan kepasien, saya akan istirahat makan sejenak
kata dr. Bagus. Demikianlah kegiatan sehari hari dr. Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun
dokter Bagus mengabdi di desa tersebut.

Pendahuluan
Dalam makalah ini akan dibahas tentang kaidah dasar bioetik ( KDB ) yang terbagi bagi
lagi menjadi empat prinsip dasar dan juga dengan membahas sesuai dengan kasus dengan
judul Dr. Bagus dimana dalam kasus tersebut dapat menentukan setiap kalimat yang ada
untuk digolongkan ke dalam beberapa prinsip dari permasalahannya.
Yaitu dimana bioetika yang dimaksud adalah pandangan lebih luas dari etika kedokteran
karena begitu saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan hidup.

Isi
Kelahiran bioetika ( dinamakan juga etika biomedis ) didesak oleh berbagai dampak dari
perubahan perubahan besar di banyak bagian dunia sejak 1950- an. Perubahan dalam
lingkungan umum besar pengaruhnya dalam lingkungan kesehatan. Dengan demikian,
perubahan pada kedua lingkungan ini langsung atau tidak langsung berpengaruh pada
kelahiran bioetika.
Etik berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti yang baik, yang layak. Ini merupakan
norma norma, nilai nilai, atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam
memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Etik profesi yang tertua adalah etik
kedokteran, yang merupakan prinsip prinsip moral atau asas asas akhlak yang harus
diterapkan oleh para dokter dalam hubungannya dengan pasien, teman sejawatnya dan
masyarakat umumnya.
Etika merupakan bagian ilmu filsafat yang meliputi hidup baik menjadi orang yang baik
dalam hidup dengan mempelajari moralitas, mengandung permusyawaratan dan argumen
eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu (etika praktis ). Asas yang mengatur karakter
manusia ideal atau kode etik profesi tertentu ( etika normatif ) yaitu berupa gambaran dan
penilaian. Etika menjadi alasan untuk memilih nilai yang benar di tengah belantara norma.
Dalam pembangunan keputusan klinik, terdapat pertimbangan medik, aspek hukum,
pertimbangan etik, hal hal tersebut yang perlu dipahami dalam membuat keputusan klinik.

Etika kedokteran
Etik (Ethics) berasal dari kata Yunani ethos yang berarti akhlak, kebiasaan, dll. Menurut
Kamus Kedokteran ( Ramali dan Pamuncak ) 1987, etika adalah pengetahuan tentang
perilaku yang benar dalam suatu profesi. Pekerjaan profesi adalah pekerjaan dan
membutuhkan latihan dan pendidikan tertentu yang mendapat kedudukan tinggi di tengahtengah masyarakat.
Ciri ciri pekerjaan profesi adalah sebagai berikut:

Pendidikan sesuai standart nasional

Mengutamakan panggilan kemanusiaan

Berlandaskan etik profesi berikat seumur hidup

Legal memalui perizinan

Profesi kedokteran merupakan profesi yang tertua dan dikenal sebagai profesi yang mulia
karena ia berhadapan dengan hal yang paling berharga dalam hidup seseorang yaitu masalah
kesehatan dan kehidupan.

Bioetika
Perkembangan yang begitu pesan dibidang biologi dan ilmu kedokteran. Membuat etika
kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan oleh karena itu dikembangkanlah bioetika. Bioetika berasal dari kata bios yang
berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika
merupakan studi indisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang
biologi atau ilmu kedokteran baik dalam skala mikro atau makro masa kini dan masa
mendatang ( Bertens, 2001 ).
Bioetika mencakup isu isu sosial, agama, sosial, ekonomi, hukum, bahkan politik.
Bioetika juga membahas tentang masalah kesehatan, faktor budaya, yang berperan dalam
lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional,
Bioetika adalah suatu studi atau kajian kritis yang bersifat interdisipliner (merupakan forum
dialog bagi ahli dari berbagai disiplin ilmu, antara lain, biologi, kedokteran dan ilmu-ilmu
kesehatan lain, etika, teologi, psikologi, hukum, ekonomi, sosiologi, politik, kependudukan,
ilmu pemerintahan).
Bioetika merupakan cabang dari etika normatif dan merupakan etik yang berhubungan
dengan praktek kedokteran dan atau penelitian dibidang biomedis.
Yang dikaji adalah perilaku manusia, dampak, masalah-masalah atau isu-isu etis, sosial,
hukum, kependudukan, lingkungan hidup, dll. Hal hal yang dikaji timbul sebagai akibat
perkembangan dan kemajuan dalam ilmu ilmu biologi dan ilmu serta teknologi kedokteran,
dan penerapan semua itu pada kehidupan dan pelayanan kesehatan manusia.

Kaidah Dasar Bioetik


Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik.
Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan
prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi
lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan
terakhir disebut dengan prima facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi
prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu
kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika),
juga prima facie dalam penerapan praktiknya.

Beneficence
Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus
mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare).
Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar
memenuhi kewajiban.
Tindakan berbuat baik (beneficence)

General beneficence :
-

melindungi & mempertahankan hak yang lain


mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,

Specific beneficence :
-

menolong orang cacat,


menyelamatkan orang dari bahaya.

Kaidah yang terdapat didalam Beneficence:

Mengutamakan altruisme ( menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk


kepentingan orang lain)
Artinya kita mengutamakan pasien yaitu dengan cara menolong tanpa pamrih
tanpa memperhitungkan terlebih dahulu tentang finansial ataupun latar
belakang pasien
Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
Artinya, kita harus memandang pasien sebagai manusia yang bermartabat.
Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
dokter.
Artinya, kita tidak dapat mengambil keuntungan dalam bentuk apapun dari
seorang pasien
Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya.
Artinya, sebagai dokter kita juga harus mengusahakan lebih besar kebaikan
daripada keburukannya yang akan dialami pasien.
Paternalisme bertanggung jawab/ berkasih sayang
Artinya, hubungan dokter ke pasien itu sebagai hubungan orang tua dan
anaknya, yaitu dengan tanggung jawab dan ketulusan terhadap pasien.
Menjamin kehidupan baik minimal manusia.

Artinya sebagai dokter kita harus memberikan yang terbaik secara minimal
dalam keadaan yang kritis sekalipun
Contohnya: pada pasien kanker , memberikan obat anti nyeri untuk
meminimalisasi sakit yang diderita.
Pembatasan goal based
Artinya memberikan pelayanan kesehatan terhadap penyakit yang diderita
pasien, termasuk penyakit lainnya yang tak disebutkan oleh pasien.
Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/prefensi pasien.
Artinya memberikan yang terbaik bagi pasien demi kepuasan pasien.
Minimalisasi akibat buruk.
Artinya menekan akibat buruk terhadap suatu kasus, dan melihat dari sisi yang
memberikan dampak baiknya lebih banyak.
Kewajiban menolong pasien gawat darurat
Menghargai hak hak pasien secara keseluruhan
Artinya kita harus menghargai secara keseluruhan hak hak individu pasien.
Tidak menarik honorarium di luar kepantasan
Artinya tidak dibenarkan menerima honorarium secara yang berlebihan atau
sangat tidak wajar
Mengembangkan profesi secara terus menerus
Artinya sebagai seorang dokter harus selalu belajar sepanjang hidupnya demi
memperbaharui ilmu yang sedang adanya perkembangan
Memberikan obat berkhasiat namun murah.
Artinya pada pasien yang dikategorikan kurang mampu, dalam keadaan yang
wajar, dapat diberikan obat yang sesuai dengan kemampuan orang tersebut.
Menerapkan Gold Rule Principle.
Artinya selalu menghargai hak pasien, tidak diremehkan dsb
Kalimat yang menyatakan termasuk prinsip beneficence dalam kasus dengan
judul dr. Bagus adalah:
Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu daerah terpencil yang sangat jauh
dari kota.
Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup
kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa
yang membutuhkan pertolongannya.
Setelah memeriksa pasien tersebut dr.Bagus memberikan beberapa macam
obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup.
baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak
ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak
ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan
mampir ke rumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu kata dr. Bagus.

Non Maleficence
Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih
pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Pernyataan kuno: first,
do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.
Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti :
Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien
Minimalisasi akibat buruk
Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal :
- Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting
- Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
- Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal).
Norma tunggal, isinya larangan.
Prinsip prima facienya adalah ketika pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan ) gawat
darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik dalam rangka penyelamatan nyawanya.
Kalimat yang menyatakan prinsip non maleficence dalah kasus yang berjudul dr. Bagus
adalah:

Setelah memeriksa anak tersebut , dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat
di rumah sakit yang berada di kota.
Pasien tersebut menderita keganasan stadium lanjut.
Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan
yang harus dilakukan adalah amputasi.
Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat
surat rujukan ke rumah sakit yang berada di kota.

Autonomy
Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat
manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang
8

memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang
otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan.
Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak,
memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi
dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar
(heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari
manusia.
Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni
kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan
melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.
Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi
dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat)
Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth, hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi
konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, bantulah membuat
keputusan penting.
Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan
peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak
tak laik-bayang (foreseen effects), letting die.
Kalimat yang menunjukan prinsip autonomy pada kasus dengan judul dr. Bagus:

baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti
ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit
sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir ke rumah ibu
untuk melihat kondisi keadaan anak ibu kata dr. Bagus
Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat
Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut.

Justice
Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan
politik, agama dan paham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status

perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap
dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang
menjadi perhatian utama dokter.
Treat similar cases in a similar way = justice within morality.
Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni :
a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan
mereka
(kesamaan
sumbangan
sesuai
kebutuhan
pasien
yang
memerlukan/membahagiakannya)
b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka
(kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien).
Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi
(bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-baik
Jenis keadilan :
a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)
b. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber kenikmatan
dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat
perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada :
- Setiap orang andil yang sama
- Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya
- Setiap orang sesuai upayanya.
- Setiap orang sesuai kontribusinya
- Setiap orang sesuai jasanya
- Setiap orang sesuai bursa pasar bebas
c. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan
bersama
- Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan
efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien.
- Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social ekonomi (mementingkan
prosedur adil > hasil substantif/materiil).
- Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu
- Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai
oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan
kesamaan).
d. Hukum (umum) :
- Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada yang
berhak.
- pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama)
mencapai kesejahteraan umum.
Contoh kalimat dengan prinsip Justice pada kasus dengan judul dr. Bagusadalah:

10

Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini
dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan lebih teratur.
Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar
karena ia akan terlebih dahulu untuk memberikan pertolongan pada pemuda
tersebut.
Setelah pasien kelima, dokter Bagus melihat keluar ruangan, tampak antrian
pasien yang masih banyak.

Kesimpulan
Dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan pemilihan 1 kaidah
dasar etik ter-absah sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah .
Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima facie.

11

Daftar Pustaka

Jacobalis Samsi, Kelahiran Bioetika, dalam :PERKEMBANGAN ILMU


KEDOKTERAN, ETIKA MEDIS, dan BIOETIKA, Jakarta, CV.SAGUNG SETO,
2005, 177.
Hanafiah Jusuf, Amir Amri, Pengertian Etik Kedokteran dan Hukum Kesehatan,
dalam: Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi 3, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, 1999, 2
http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasar-etikabioetikakedokteran.html

12

Hanafiah Jusuf, Amir Amri, Pengertian Etik Kedokteran dan Hukum Kesehatan,
dalam: Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi 4, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, 2007, 205
Beauchamp Tom, Childress James, Principles of Biomedical Ethics, Edisi 4, New
York, Oxford University Press, 1994, 291
J.C. Harvey, Hubungan Dokter Pasien. Dalam Maartens et al Bioetika. Refleksi atas
Masalah Etika Biomedis,Jakarta. PT. Gramedia.

13

Anda mungkin juga menyukai