Jantung dikelilingi oleh beberapa pembuluh darah. Jantung diperdarahi oleh 2 arteri coronary
kanan dengan cabang-cabangnya dan arteri coronary kiri dengan cabang-cabangnya.
Kemudian ada darah yang masuk dari vena cava inferior dimana darah berasal dari rongga
tubuh bagian bawah. Sedangkan yang membawa darah dari rongga tubuh bagian atas adalah
vena cava superior. Arteri pulmonalis kiri. Aorta adalah pembuluh darah yang paling besar
dan keluar dari pulmo. Vena pulmonalis. Pada umumnya warna biru menggambarkan vena,
sedangkan warna merah menggambarkan arteri. Hal ini karena arteri dianggap membawa
oksigen yang banyak sehingga warnanya merah. Vena digambarkan biru karena membawa
oksigen yang lebih rendah di dalam rendah. Namun, berbeda halnya dengan arteri dan vena
pulmonalis yang sifatnya sebalinya. Vena pulmonalis membawa banyak oksigen dari paru-
paru, sementara arteri membawa darah yang mengandung sedikit oksigen yang berasal dari
seluruh tubuh.
Jika dibuka lagi, jantung memiliki empar ruangan yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium
kiri, dan ventrikel kiri. Dimana atrium kanan dan ventrikel kanan dibatasi oleh katup
trikuspidalis. Kemudian atrium kiri dan ventrikel kiri dibatasi oleh katup mitralis atau
bikuspidalis. Dari ventrikel kanan terdapat katup pulmonalis, yaitu katup yang menuju
pulmo. Diantara ventrikel dibatasi oleh septum interventricular.
Epidemiologi
Sampai saat ini data dari WHO 2019 menyatakan CVD merupakan penyakit yang paling
menyebabkan kematian di seluruh dunia. Sebagian besar disebabkan oleh serangan jantung
dan stroke. Di Indonesia dari Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi CVD sebesar 1,5% dari
1000 orang menderita penyakit jantung.
WHO 2019 :
Prevalensi Penyakit Jantung sebesar 1,5% 15 dari 1000 orang menderita Penyakit
Jantung
Struktur paling luar yaitu tunika eksterna atau tunika adventia. Di tengah terdapat tunika
media, dimana disana juga terdapat otot dan lamina elastis ekstrenal. Otot pada jantung
adalah otot lurik. Di bagian terdalam ada tunika intima yang terbagi lagi atas endotel, sub
endotel, dan internal elastik lamina. Selain itu pada struktur arteri ini juga terdapat pembuluh
darah.
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyempitan dari pembuluh darah arteri akibat akumulasi lemak di
dalam pembuluh darah tersebut. Jika tidak ada penanganan lebih lanjut maka akan semakin
menumpuk dan menyumbat aliran darah. Aliran darah yang bisa lewat hanya sedikit sehingga
suplai oksigen yang masuk sedikit dan yang terjadi di otot adalah rasa nyeri. Kebanyakan
orang menyebutnya angin duduk atau angena pectoris. Pemeriksaan harus dilakukan lebih
lanjut karena penampakan pembuluh darah tidak tampak dai luar.
Penimbunan lemak ini dimulai dari awal kehidupan dan tidak berawal dari 30 tahun ke atas
karena semuanya butuh proses (kronis). Fatty streak akan bertemu dengan makrofag karena
merupakan benda asing dan dalam jangka lama akan terbentuk fibrosa plak yang kaku. Hal
ini membuat pembuluh darah yang tadinya bisa melebar atau fasodilatasi dan menyempit
fasokontriksi tidak bisa melakukan hal tersebut karena adanya fibris plak yang membuat
pembuluh darah tidak fleksibel lagi. Semakin lama akan semakin menyempit dan tambah
mengecil penampangnya. Awalnya orang yang mengalami ini tidak ada keluhan, namun
ketika sudah mulai terbentuk fibros akan mulai merasakan nyeri.
Setelah plak diambil masih mungkin untuk terjadi lagi. Plak akan muncul kembali jika tidak
ada perubahan pola makan dan pola hidup.
Manifestasi Klinis
Penyakit Jantung Koroner sebenarnya dibagi menjadi dua, yaitu sindrom koroner akut dan
sindroma koroner kronis. Contoh sindroma koroner kronis adalah angina pektoris yang mana
pasien akan mengalami nyeri terus-menerus tetapi stabil. Sindrom koroner akut dibagi lagi
menjadi tiga, yaitu stemi, non-stemi, dan angina yang tidak stabil. Stemi (blablabla) yaitu
peningkatan irama jantung karena adanya infark miokard. Infark artinya kekurangan darah
(oksigen) pada derah miokardiumnya. Aterosklerosis menyebabkan pembuluhdarah
menyempit dan aliran darah berkurang sehingga terjadi miokard infark yang terjadi pada
daerah miokardium serta menyebabkan rasa nyeri angina pektoris. Umumnya orang
menyebutkan serangan jantung adalah yang stemi. Stemi ini jika dibiarkan akan
menyebabkan jantung kehelingan suplai darah dan oksigen serta menyebabkan kerusakan
yang serius pada otot jantung. Oleh karena itu, masalah tersebut harus segera ditangani.
Sementara itu, non-stemi memiliki keadaan yang lebih ringan daripada stemi karena
umumnya yang sering terjadi adalah stemi. Non-stemi hanya terjadi sekitar 3 kasus per
seratus orang jadi 30% persen dari kasus serangan jantung adalah non stemi. Penanganan
awal yangbisa dilakukan pada serangan jantung adalah memberikan oksigen secepat mungkin
karena pasien kekurangan suplai oksigen. Setelah memberikan oksigen maka diberikan obat-
obatan seperti obat anti penggumapalan darah sehingga daerah yang terdapat kolesterol atau
lemaknya tersebutbisa terbuka sedikit.
Faktor risiko yang paling utama adalah hipertensi dimana tekanan di dalam pembuluh
darah meningkat akibat ketidakmampuan pembuluh darah untuk fleksibel dalam melebar
dan menyempit. Seharusnya pada saat kita sedang terburu-buru, berlari, naik tangga, dan
aktivitas lainnya pembuluh darah melebar agar cairan darah tersuplai banyak ke seuruh
tubuh termasuk, jantung dan otak. Pada kondisi penyakit jantung koroner dan hipertensi
maka aliran darah terbatas dan tidak bisa full disuplai.
Usia lebih dari 45 tahun pada laki-laki, 55 tahun pada perempuan
Diabetes Melitus
eGFR < 60 ml/min. eGFR ini menunjukkan kemampuan penyaringan pada glomerulus
pada ginjal dimana fungsi ginjal yang baik memiiki nilai eGFRdi atas 100.
Mikroalbuminuria. Mikroalbuminuria ini ditandai dengan adanya albumin dalam urin
yang berarti adagangguan pada fungsi ginjal. Normalnya urin yang dikeluarkan manusia
tidak mengandung albumin.
Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler dini (laki-laki <55 tahun, perempuan
<65 tahun)
Profil lipoprotein
Kolesterol LDL meningkat
Trigliserida total meningkat
TMAO (Trimethylaimine N-Oxide) meningkat
Kolesterol HDL rendah
Marker Inflamasi
Fibrinogen
C-reactive protein
Kondisi Terkait
Dislipidemia
Aktivitas fisik
Merokok
Obesitas
Diet
Stress
Konsumsi Alkohol
Biasanya orang yang mengalami DM ditambah dengan obesitas yang mengonsumsi makanan
dengan jumlah banyak sehingga kolestreol, ldl tinggi dan hipertensi akan memperberat
konsidinya. Orang yang sudah terkena DM harus kontrol secara rutin.
Penanganan Stemi
Penanganan stemi adalah dengan cara kateterisasi atau pemasangan ring. Pembuluh darah
diberikan ring dengan maksud agar pembuluh darah dapat melebar. Selain itu, juga diberikan
obat dengan tujuan agar trombusnya bisa luruh.
Penyakt jantung koroner apabila tidak segera tertangani akan menjadi penyakit gagal jantung
kongestif. Kongestif berarti pembesaran yang tidak normal. Pada atlet lari sudah terbiasa lari
kencang dan makan banyak sehingga menyebakan jantungnya melebar secara fisiologis.
Seperti halnya jika kita latihan barble maka otot tangan kita akan semakin kencang dan
membesar. Hal ini karena jantung juga merupakan otot sehingga prosesnya sama.
Gangguan pompa jantung yang disebabkan karena jantung tidak bisa memompa darah ke
seluruh tubuh secara adekuat
Berhubungan erat dengan hipertensi dan PJK
Pada gambar terlhat bahwa ventrikel kiri melebar dan membesar sehingga susah untuk
berkontraksi secara normal. Penyebab utamanya adalah penyakit jantung koroner dan
hipertensi.
Tahap gagal jantung dibagi menjadi dua, yaitu kompensata dan dekompensata. Kompensata
artinya masihbisa terkompensasi karena tubuhnya sudah terbiasa atau teradaptasi sehingga
hidupnya normal saja dan mungkin yang dirasakan hanya nyeri sebentar lalu hilang. Pasien
yang mengalami hal ini hidup seperti biasa, namun aktivitas keseharianna mungkin terganggu
dan terbatas. Sementara itu, dekompensata artinya sudah tidak bisa terkompensasi lagi.
Gejala CHF
Gangguan fungsi ventrikel kiri secara progresif. Karena CHF banyak terjadi karena
penebalan ventrikel kiri, maka aliran darah tidak bisa banyak dialirkan ke seluruh tubuh
dan berbalik dari ventrikel kiri naik menuju atrium kiri. Kemudian berbalik lagi menuju
aorta dan begitu seterusnya berputar-putar. Seharusnya darah yang sudah di ventrikel
kiri tidak bisa berblik lagi ke atrium kiri karena terdapat katupnya.
Perfusi jaringan tidak adekuat. Pasien awalnya sering merasa kesemutan.
Mudah lelah
Napas pendek/shortness of breath
Congestion
Etiologi CHF
Kemungkinan disebabkan karena gangguan regulasi mekanisme kardiak output dari jantung.
Penyebab umumnya :
HTN
Myocardial infarction
Dysrhythmias. Aliran jantung atau irama jantung tidak stabil. Sehingga opasien
seringdeg-degan dan kemudian bisa merasa lemas.
Valvulardisorders. Seharusnya jika darah sudah berada di ventrikel kiri maka tidak bisa
kembali lagi ke atrium kiri karena terdapat katup yang kencang. Karena valvuladisorders
ini katup jadi tidak kencang sehingga darah bisa menembus dan cairan darah bercampur.
Tipe CHF
CHF Kiri
Yang paling banyak terjadi pada penyakit jantung adalah gagal jantung ventrikel kiri karena
tugasnya memopa darah ke seluruh tubuh. Jika tida cepat tertangani maka arah akan
bercampur anatara darah bersih (kaya O2) dan darah kotor (kaya CO2). Cairan yang ada di
ventrikel kiri kembali ke atrium kiri kemudian menuju ke pulmo dan vena pulmonalis. Jika
tidak ditangani maka akan membuat katup lainnya juga terganggu.
CHF Kanan
Peripheral edema
Hepatomegaly
Splenomegaly
Distensi Jugular venous
Klasifikasi CHF
Manifestasu Klinis
Fatigue
Dyspnea
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Tachycardia
Edema – (lung, liver, abdomen, legs)
Nocturia
Diagnostic
Physical exam
Chest x-ray
ECG
Hemodynamic assessment
Regmi M, Siccardi MA. Coronary Artery Disease Prevention. [Updated 2021 Aug 11]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547760/