PEMBAHASAN
Bayi tabung yang lahir pertama adalah Louis Brown dari inggris yang
lahir 30 tahun yang lalu . metode yang digunakan sejak 30 tahun yang lalu adalah
pembuahan dalam tabung reaksi atau istilahnya in-vitro. Pembuahan in-vitro
merupakan program bayi tabung, karena sel telur dan sel sperma dipertemukan
dalam tabung reaksi.
Selain itu juga ditemukan metode baru berupa pembuahan buatan didalam
rahim menggunakan semacam pipet untuk menyuntikkan sperma kedalam rahim,
metodenya disebut intra-cytoplasma dengan menyuntikkan sperma. Dijerman
anak pertama yang lahir dengan metode intra-cytoplsma lahir pada tahun 1994
dari seorang suami yang tidak mampu membuahi sel telur istrinya secara alami. In
vitro fertilization (IVF) teknik ini diperkenalakn oleh Robbert Edward, seorang
ilmuwan inggris pada tahun 1950-an. Ia melakukan riset bersama Patrck Steptoe
seorang ahli bedah kandungan, bayi pertama hasil pembuahan dari teknik ini
adalah Louise Brown seorang bayi perempuan yang lahir pada tanggal 25 Juli
1978 di inggris. Bayi tersebut bisa tumbuh normal bahkan sekarang sudah mempu
nyai anak dengan melahirkan anak laki-laki melalui proses persalinan yang
normal.
Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berati bayi yang
dibentuk dalam tabung, namun yang dimaksud adalah metode untuk membantu
pasangan subur yang sedang mengalami masalah/kesulitan dalam pembuahan sel
telur oleh sel sperma laki-laki. Secara teknik dokter mengambil sel telur dari
indung telur wanita dengan alat medis yang disebut Laparoscop (temuan dr.
Patrick C.Steptoe dari inggris) sel telur itu kemudian diletakkan dalam mangkuk
kecil dari kaca dan dipertemukan dengan sel sperma dari suami wanita tadi.
Setelah terjadi pembuahan didalam mangkuk tersebut kemudian hasil pembuahan
itu dimasukkan lagi kedalam rahim ibu untuk kemudian mengalami kehamilan
dan melahirkan anak seprti biasa.
Masalah inseminasi buatan atau bayi tabung ini menurut pandangan islam
termasuk masalah kontenporer ijtihadiah, karena terdapat tidak terdapat
hukumnya secara spesifik dalam Al quran dan As-Sunnah bahkan dalam kajian
fiqih klasik sekalipun. Mengenai benih dan pembuahannya Al-Quran
menyebutkan sampai sebelas kali dengan menggunakan kata nutfah yang artinya
sebagai setitik mani, juga dapat diartikan sebagai hasil pembuahan sel telur oleh
sel sperma yang disebut zygote.
Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit
karena akan ada kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan.
Bayi tabung dari pasangan suami istri yang tidak sah juga haram hukumnya,
alasannya adalah tindakan bayi tabung dari pasangan yang tidak sah sama dengan
hubungan kelamin dan dilakukan diluar pernikahan dan disebut perzinahan, hal
itu juga didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA,
Rasulullah SAW bersabda “ Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam
pandangan Allah SWT , dibandingkan dengan perbuatan seorang lelaki yang
meletakkan spermanya (berzina) didalam rahim perempuan yang tidak halal
baginya”.
Ada beberapa dalil syar’i yang menjadi landasan hukum utama sehingga
menyatakan haram pada proses bayi tabung dan juga inseminasi buatan dengan
cara donor, yakni :
“Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir
menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang
lain)’’. [Riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Hadits ini dipandang sahih oleh
Ibnu Hibban]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bayi tabung adalah suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di
luar tubuh wanita, tepatnya di dalam sebuah tabung pembuahan. Setelah
sel telur berhasil dibuahi dan ada dalam fase siap, maka akan dipindahkan
ke dalam rahim. Secara medis proses bayi tabung disebut dengan in vitro
fertilization (IVF).
2. Masalah inseminasi buatan atau bayi tabung ini menurut pandangan islam
termasuk masalah kontenporer ijtihadiah, karena terdapat tidak terdapat
hukumnya secara spesifik dalam Al quran dan As-Sunnah. Dalam fatwa
MUI menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum dari
pasangan suami istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Namun para
ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami
istri yang dititipkan dirahim perempuan lain atau donor, dan itu
hukumnya haram.
3.2 Saran