Anda di halaman 1dari 23

PORTOFOLIO BEDAH

APPENDISITIS PERFORANS

OLEH
dr. Intan Permata Sari Arifin Dia, S.Ked
PEMBIMBING
dr. Ernie Rahbiah, MPH
dr. Kasmawati Amin

DIBAWAKAN DALAM FORUM ILMIAH


PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA ANGKATAN II TAHUN 2017
RSUD ARIFIN NU’MANG
KAB. SIDENRENG RAPPANG
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. B
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 37 tahun
 Alamat : Kulo
 RM : 033220
 MRS : 11 Oktober 2017
 Perawatan : Cempaka
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah

Riwayat Perjalanan Penyakit

Nyeri perut kanan bawah kurang lebih 2 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit. Awalnya nyeri dirasakan di daerah ulu hati dan
kemudian berpindah ke daerah perut kanan bawah. Nyeri bersifat
terus-menerus dan terasa seperti ditusuk-tusuk. Riwayat demam
ada, 2 hari yang lalu. Penderita juga mengeluh mual dan muntah.
Penderita muntah dengan frekuensi 2 kali sehari yang tidak
menyemprot dan berisi sisa makanan dan minuman. Pasien juga
mengeluh nafsu makan berkurang. Riwayat buang air besar belum
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit namun, kentut ada.
Riwayat buang air kecil lancar dan warna kuning.
Riwayat Penyakit Terdahulu/Lainnya
 Riwayat pengobatan: (-)
 Riwayat kesehatan/penyakit: (-)
 Riwayat keluarga: riwayat penyakit ayah (-), ibu (-)
 Riwayat pekerjaan: Buruh
 Lain-lain: penggunaan obat-obatan (-) Riw.
Merokok (+) aktif.
Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis :
Sakit sedang / Gizi baik/ Composmentis
 Status vitalis :

Tekanan Darah : 110/70mmHg


Nadi : 97 x/menit
Pernafasan : 28 x/menit
(Thoracoabdominal)
Suhu : 38, oC (axilla)
Nyeri : VAS 7
Status Regional
Abdomen
 Inspeksi : datar, ikut gerak napas, warna kulit sama
sekitarnya
 Auskultasi : peristaltik (+) kesan menurun.
 Palpasi : nyeri tekan (+) pada regio Mc.Burney, tidak
teraba massa, defans muskular (+), rovsing sign (+),
blumberg sign (+), obturatur sign (+).
 Perkusi : Nyeri ketok (+), tympani (+)
 Rectal Touche :
 Sfingter mencekik, ampulla isi feces,mukosa licin, nyeri
tekan (+) didapatkan pada arah jam 10-11.
 Pada handscoen feses (+), lendir (+), darah (-)
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
WBC 23 4,00-10,0 x 103
RBC 4,99 4,00-6,00 x 106
HGB 15,4 12,0-16,0 g/dL
HCT 44,8 37,0-48,0 %
PLT 270 150-400 x 103
80 <200
GDS
Ureum 18 10-50
Kreatinin 0,80 L(<1,3); P(<1,1)
GOT 19 < 38
GPT 21 < 41
RESUME
 Berdasarkan anamnesis, pasien datang dengan abdominal pain
dirasakan kurang lebih 2 hari SMRS. Awalnya nyeri dirasakan di
daerah epigastrium dan kemudian berpindah ke daerah Mc.Burney.
Terdapat keluhan Vomitus dan Nausea yang disertai Anoreksia.
Febris ada. Dari pemeriksaan fisis abdomen di temukan adanya
defans muscular dan penurunan bising usus. rovsing sign (+),
blumberg sign (+), obturatur sign (+). Dari pemeriksaan Rectal
Touche di temukan spinchter mencekik dan adanya nyeri di arah
jam 10-11 yang umumnya merupakan daerah appendix.
Pemeriksaan penunjang di dapatkan adanya peningkatan jumlah
leukosit yakni 23.000/mm3. Sehingga dari anamnesis, pemfis dan
pemeriksaan penunjang, pasien ini dapat di diagnosis sebagai
Peritonitis e.c. Appendicitis Perforans.
 DIAGNOSIS KERJA
Peritonitis e.c susp Appendisitis Perforata
 DIAGNOSIS BANDING
 Ileus Obstruktif
 BSK
 ulkus peptikum
 PROGNOSIS
 Dubia et Bonam
 PENATALAKSANAAN
 IVFD RL 20 tpm
 Inj. Fosmicin 1g/12jam/IV
 Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
 Inj. Ranitidin 50 mg/12j/IV
 Stop Intake Oral
 Pasang NGT
 Pasang kateter urin
 CITO Laparatomi
diskusi
DEFINISI
 Apendisitis adalah radang yang timbul
pada apendiks dan merupakan salah
satu kasus akut abdomen yang paling
sering ditemui.1
Anatomi, histologi dan fisiologi
Obstruksi Infeksi Bakteri Life style
etiologi
• Fekalit • Eschericia coli • Diet rendah
• Hyperplasia • Bacteriodes serat berperan
folikel limfoi fragilis pada
• Benda asing perubahan :
• Striktur karena • Motilitas
fibrosis akibat • Flora normal
peradangan • Keadaan lumen
sebelumnya yang
• neoplasma mempunyai
kecenderungan
untuk timbul
fecalith
Patofisiologi
Distensi sebabkan
perangsangan
Lumen yang
Distensi erabut saraf
Obstruksi obstruksi
berlanjut dan visceral yang
lumen menjadi
kongesti dipersepsikan
appendix tempat
vascular sebagai nyeri di
pertumbuhan
daerah
periumbilical.

Invasi bakteri Gangguan


menyebabkan aliran darah
Peningkatan
inflamasi dan menyebabka
tekanan
eksudatnya n iskemik,
intraluminal
melibatkan infark dan
peritoneum parietale gangren
stadium
Appendisitis supuratif akut

Appendisitis perforasi

Infiltrat appendisitis

Abses appendisitis
Gejala Klinis
Nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus Dalam 2-12 jam nyeri
beralih kekuadran kanan, yang akan menetap dan diperberat bila
berjalan atau batuk.

Demam

Mual, Muntah dan anoreksia.

Konstipasi atau diare


Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan Penunjang

• Nyeri tumpul di sekitar • Penderita berjalan • Laboratorium : Leukositosis


umbilikus membungkuk sambil • Foto polos abdomen :
• Dalam beberapa jam memegangi perutnya yang fekolith
berpindah ke Mc. Burney sakit, kembung (+) bila • USG Abdomen : massa
dan nyeri bersifat tajam terjadi perforasi, inflitrat/abses
• Demam penonjolan perut kanan
• Mual dan muntah bawah terlihat pada
appendikuler abses.
• Anoreksia
• Nyeri tekan Mc. Burney
• Nyeri saat batuk (Dunphy
• Rovsing sign (+)
sign)
• Konstipasi/diare • Blumberg Sign (+)
• Psoas sign (+)
• Obturator sign (+)
• Defans muscular jika
perforasi
• Nyeri ketok Wahl’s sign (+),
pekak hilang = perforasi
• Peristaltik normal/hilang
jika terjadi peritonitis
generalisata
• Rectal touche : nyeri pada
pukul 10-11
• Spinchter ani longgar =
peritonitis
ALVARADO /MANTRELS SCORE

Clinical score
Appendicitis Point Pain 2
Leucositosis (>10.000/mm3)
Vomitus/Nausea 2
Anorexia
Rebound Tenderness Phenomen 1
Abdominal Migrate Pain
Degree of Celcius (>37,3ْ C) 1
Observation of Hemogram (segmen
>75%) 1

>8 : Acute Appendicitis


5–7 : Suspect Acute Appendicitis
<5 : Not Acute Appendicitis
KALESARAN SCORE LABAEDA SCORE
GEJALA GEJALA
ADA TIDAK ADA TIDAK
Mual +4 -12
Mual +7 -10
Muntah +2 -6
Muntah +11 -5 Demam +7 -7
Demam +7 -27 Nyeri
+4 -15
Batuk
Nyeri +15 -20
Nyeri
Batuk +10 -9
Ketuk
Nyeri +5 -23
Defans
Ketuk +16 -11
Defans +10 -13 Lokal

Lokal Leukosit
+6 -7
Leukosit +15 -11 osis
osis -6
+13
INTERPRETASI (wani
INTERPRETASI (pria)
Operasi >19 Operasi ta)
>19
Observasi -15 s/d 19
Bukan <-15 Observasi -15 s/d

Appendicitis 19
Bukan
<-15
Appendicitis
Diagnosis Banding
• Pasien biasanya mengeluarkan tinja yang berdarah dan
Intusisepsi berlendir. Massa berbentuk sosis dapat teraba di RLQ.

• Manifestasi enteritis regional berupa demam, nyeri RLQ,


Chron’s enteritis perih, dan leukositosis sering dikelirukan sebagai
Appendicitis. Selain itu, terdapat diare dan anorexia.

Perforasi Ulkus • Gejala perforasi ulkus peptikum menyerupai Appendicitis


jika cairan gastroduodenal mengalir ke bawah di daerah
peptikum caecal.

Infeksi/Batu • Terutama pyelonefritis atau batu di ureter bagian distal.


Demam, mual dan muntah. Tes urinalisa di dapatkan
saluran kemih bakteri.
Penatalaksanaan
 Konservatif

Pemberian antibiotic spectrum luas


Pemberian infus
Observasi pasien dengan pencatatan nadi dan
suhu tiap hari
Penderita bed rest dengan posisi Fowler.
 Pembedahan

CITO : Appendisitis akut, abses, perforasi


Elektif : Appendisitis kronis
Komplikasi
 Abses appendicular
 Perforasi
 Peritonitis
 Syok septik
 Ileus obstruktif
Prognosis
 Kemajuan dalam pra dan pasca operasi,
penekanan perawatan terutama
penggantian cairan sebelum operasi
telah mengurangi angka kematian
penderita appendicitis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai