Oleh :
DINDA AZNUL FITRA, S. KED
HETRIA HAYYUN NAMIRAH, S. KED
HAFIZOTUL ADAWIYAH, S. KED
NADYA ZAHRA, S. KED
NINDY KHAIRUNNISYA, S. KED
REVINTA MOZACHE HARDIMAN, S. KED
RYAN AGINTA .P, S. KED
VINA ALWINDI, S. KED
Kelas II Pekanbaru.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih serta
IKM-KK atas bimbingan dan tunjuk ajarnya kepada penulis, Bapak/Ibu dari
Oleh kare na itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan laporan kegiatan ini. Akhir kata, semoga laporan kegiatan ini
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).........................................................5
2.2 Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan...............................................6
2.3 Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan.........................................................7
2.4 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi KKP Kelas II Pekanbaru..............8
2.4.1 Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE)........8
2.4.2 Kekarantinaan Kesehatan.................................................................10
2.4.3 Upaya Kesehatan Lingkungan Wilayah (UKLW)...........................10
2.4.4 Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL).........................................13
2.4.5 Sub Bagian Tata Usaha....................................................................14
2.5 Karantina Pada Kapal dan Pesawat.........................................................14
2.5.1 Karantina pada Kapal.......................................................................14
2.5.2 Karantina pada Pesawat...................................................................19
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN........................................................................23
3.1 Kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)...................................23
3.1.1 Vaksinasi Meningitis........................................................................23
3.1.2 Vaksinasi Covid-19..........................................................................30
3.1.3 Test Swab Antigen Covid 19...........................................................34
3.2 Kegiatan di Bandar Udara Sultan Syarif Qasim II..................................35
3.2.1 Pemeriksaan higiemitas sanitasi tempat pengolahan makanan........35
3.2.2 Pengawasan Penyediaan Air Bersih.................................................60
3.2.3 Validasi Dokumen Kesehatan..........................................................67
3.3 Kegiatan di Pelabuhan Sungai Duku.......................................................70
3.3.1 Pemeriksaan Sanitasi Kapal.............................................................70
3.3.2 Pemeriksaan Vektor pada Kapal......................................................73
iii
PENDAHULUAN
(Ditjen P2P), hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
terdapat 7 (tujuh) KKP Kelas I, 21 (dua puluh satu) KKP Kelas II, 20 (dua puluh)
KKP Kelas III, dan 1 (satu) KKP Kelas IV (bertambahnya KKP Kelas IV
Yogyakarta).1
Pelabuhan Sungai Duku, Pos / Klinik Bandara SSK II Pekanbaru, dan Pelabuhan
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru yang terdiri dari 1 (satu) bandara udara
1
2
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,
kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
dituntut mampu menangkal risiko kesehatan dengan cara cegah tangkal masuk
malalui alat angkut, barang, orang dan lingkungan serta pelayanan kesehatan
pelabuhan, Bandar Udara, dan pos lintas batas darat, yang di dalamnya ditemukan
faktor risiko kesehatan berupa tanda-tanda kehidupan tikus dan/ atau serangga,
Pelabuhan (KKP) setempat, wajib melakukan tindakan hapus tikus dan hapus
serangga.3
pelaksanaan kegiatan cegah tangkal penyakit yang dilakukan oleh KKP kelas II
Pekanbaru.
3
1.3 Tujuan
Kelas II Pekanbaru.
Sungai Duku.
1.4 Manfaat
c. Bagi FK UNRI
TINJAUAN PUSTAKA
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,
kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
untuk wilayah Pekanbaru termasuk bagian KKP Kelas II. KKP Kelas II terdiri
dari:1
a. Kepala KKP
Epidemiologi
5
6
f. Instalasi
h. Wilayah kerja
terbagi menjadi 6 wilayah kerja pelabuhan laut dan sungai serta 1 wilayah kerja
Negara Indonesia. Tugas pokok KKP yaitu mencegah masuk dan keluarnya
7
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali atau Penyakit Infeksi
dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat
negara.1,4
a. Pelaksanaan kekarantinaan;
kimia;
internasional;
8
perpindahan penduduk;
undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam
masa inkubasi, dan/atau pemisahan peti kemas, Alat angkut, atau barang apapun
serta penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, pengawasan alat angkut
dan muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian, serta
menyelenggarakan fungsi:1,5
c. Pengawasan lalu lintas OMKABA ekspor dan impor serta alat angkut,
termasuk muatannya;
epidemiologi.
Kesehatan Masyarakat;
Kesehatan Masyarakat.
11
pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Fungsi UKLW menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:1
lainnya;
12
penumpang pada moda angkutan laut, udara, dan lintas batas darat serta
masyarakat di lingkungan pelabuhan, bandara, dan lintas batas darat, baik pada
PHEIC
keperawatan
atas dasar indikasi medik dari instalasi poliklinik dan instalasi isolasi,
maupun di lapangan
Kondisi atau penyakit yang perlu penilaian medik adalah penyakit yang
diperberat dengan perjalanan udara (penyakit jantung, DM, THT, dll), penyakit
bayi, lanjut usia, Jetlag, dll). Ruang lingkup upaya kesehatan penerbangan dan
antaranya:1,3
risiko lingkungan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
minuman;
darat negara;
dan rumah tangga dan memiliki fungsi pelaksanaan koordinasi dan penyusunan
berada dalam masa inkubasi, dan/atau pemisahan peti kemas, alat angkut, atau
barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang dan/atau Barang yang
bahwa, setiap kapal yang datang dari luar negeri, dari pelabuhan wilayah
terjangkit di dalam negeri atau mengambil orang dan/atau barang dari kapal maka
berada dalam status karantina. Nahkoda pada kapal wajib memberikan Deklarasi
Kesehatan yang masih berlaku. Persyaratan kesehatan yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut:
serta tidak ditemukan adanya indikasi faktor risiko kesehatan masyarakat maka
1. Tahap Persiapan
malam hari berupa lampu merah di atas lampu putih dengan jarak
maksimum 1,80 (satu koma delapan nol) meter, yang berarti saya
pelayaran pada KKP paling cepat 3 jam dan paling lambat 1 jam
mekanisme permohonannya.
saat itu juga. Kapal kemudian dapat menuju wilayah berlabuh dan
lanjutan.
lanjutan.
untuk penyehatan kapal dan sesudah itu kapal dapat diberikan izin
tersangka; dan
b. Pada malam hari berupa lampu merah di atas lampu putih dengan jarak
maksimum 1,80 (satu koma delapan nol) meter, yang berarti saya
berlaku, apabila dalam waktu berlakunya timbul suatu kematian atau penyakit
Kekarantinaan Kesehatan.
Pesawat udara yang datang dari bandar udara wilayah yang terjangkit,
terdapat orang hidup atau mati yang diduga terjangkit dan/atau terdapat barang
dan/atau orang yang diduga terpapar saat berada di dalam pesawat udara dalam
status karantina. Kapten penerbang wajib segera melaporkan kepada petugas lalu
lintas udara untuk diteruskan kepada pejabat karantina kesehatan di bandar udara
kesehatan berupa:
berlaku.
dan pengantar.
pandemi
HAC/eHAC untuk diisi dan selanjutnya dianalisa dan diseleksi apakah ada
riwayat kontak dan memiliki keluhan seperti penyakit yang dimaksudkan (salah
22
Langkah kegiatan:
DESKRIPSI KEGIATAN
Neisseria meningitides.
secara subkutan. Vaksin yang telah dilarutkan dan atau sisa vaksin yang
telah dipakai tidak dapat digunakan lagi setelah 8 jam. Efikasi vaksin
23
24
tahun.
Langkah-langkah kegiatan:
resmi
Langkah Pendaftaran:
internasional
25
26
Tanggal Pelayanan
KKP
KKP Induk/Wilker
Jenis Permohonan
Tujuan Vaksinasi
Centang umroh
Jenis Identitas
27
Pilih paspor
File Identitas
No. Passport
NIK
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Provinsi
Kabupaten/Kota
No Handphone
Masukkan nomor hp
Email
28
Masukkan email
Kebangsaan
Pilih Indonesia
Pekerjaan
Tulis pekerjaan
No. Travel
Nama Travel
No Telepon Travel
dimasukkan, koreksi jika ada yang salah atau tidak tepat. Jika sudah sudah
balasan yang dikirimkan. Silahkan print ke-2 file formulir tersebut dan
lengkapi dengan pas foto 4×6 1 lembar kemudian dibawa ke KKP yang
pukul 08.00 – 09.00 agar bisa dilayani dengan cepat oleh petugas KKP.
pemeriksaan tes kehamilan. Hasil pemeriksaan ini dicatat dalam form status
pasien, yang berisi tentang riwayat alergi dan riwayat vaksinasi dan riwayat
penyakit dahulu.
tertulis dari dokter. Apabila ditemukan kontraindikasi atas keterangan dokter ahli,
penjelasan tentang akibat yang mungkin timbul bila tidak mendapatkan imunisasi,
memakai handscoen.
b. Ambil vaksin yang akan dipakai, lakukan pengecekan vial vaksin untuk
dikocok sampai rata, lalu perhatikan warna larutan vaksin. Warna larutan
vaksin yang baik yaitu putih bening/jernih, jika tidak maka berarti larutan
d. Kemudian aspirasi larutan vaksin yang sudah siap pakai sesuai, lalu ganti
e. Setelah dilakukan desinfeksi pada kulit dengan kapas air hangat, kemudian
sub kutan yaitu posisi jarum suntik menembus kulit dengan kemiringan 45
habis. Setelah itu, jarum dicabut, lalu lubang bekas penyuntikan segera
atasi dengan segera menyuntikkan adrenalin 1:1000 dengan dosis 0,2 s/d
dengan observasi ketat tanda-tanda vital seperti tensi, nadi dan pernafasan
tandatangan dapat diwakili oleh orang tua wali, sedangkan bagi yang buta
undang yang berlaku dan IHR 2005 (Kepala KKP/ Pejabat yang telah
tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
2. Klinik
3. Rumah Sakit
1) Pendaftaran/verifikasi
2. Kegiatan Screening
tersebut. Pada kegiatan inilah pihak KKP akan menilai apakah pasien
tersebut layak diberikan vaksin atau tidak. Kegiatan yang dilakukan seperti
Selain itu, ditanyakan pula apakah calon jemaah sedang hamil atau dapat
3. Kegiatan Vaksinasi
35
4. Observasi
reaksi alergi.
vaksinasi. Pada sertifikat terdapat nama dokter, tanggal pemberian dan segala hal
Rapid test ini sebagai salah satu syarat perjalanan di luar daerah Non Jawa
Tujuan
Cara Kerja
Hasil Pemeriksaan
Hasil dinyatakan positif bila terlihat satu garis merah pada garis tes (T)
dan satu garis merah pada garis kontrol (C). Hasil dilaporkan sebagai “antigen
Hasil dinyatakan negatif bila hanya terlihat satu garis merah pada garis kontrol
(C). Hasil invalid dinyatakan apabila tidak terdapat garis pada garis kontrol (C).
digunakan untuk mengolah makanan dari bahan mentah hingga disajikan menjadi
makanan jadi. Menurut Depkes RI (2006), makanan yang layak dikonsumsi harus
selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat
pengeringan.
memiliki sertifikat layak higiene sanitasi jasaboga. Hal ini dikarenakan pada TPM
pelabuhan, makanan dan minuman yang disajikan untuk masyarakat umum harus
bersih dari kontaminasi makanan seperti bakteri, jamur, virus, parasit, dan zat-zat
kimia lainnya. Adapun persyaratan hygine sanitasi rumah makan dan restoran
antara lain:
1. Lokasi
38
Rumah makan dan restoran terletak pada lokasi yang terhindar dari
pencemaran yang diakibatkan antara lain oleh debu, asap, serangga dan
tikus.
2. Bangunan
a. Umum
b. Tata ruang
c. Konstruksi
1) Lantai :
dibersihkan.
2) Dinding
39
dibersihkan.
kedap air atau dilapisi dengan bahan kedap air dan mudah
3) Ventilasi
ii. Dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam
ruangan.
memenuhi persyaratan.
4) Pencahayaan :
5) Atap
Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan
serangga lainnya.
6) Langit-langit :
7) Pintu
1. Air Bersih
berlaku
b. Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap
tempat kegiatan.
2. Air Limbah
a. Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air,
c. Saluran air limbah dari dapur harus dilengkapi perangkap lemak (grease trap).
3. Toilet
kelandaiannya/kemiringannya cukup.
j. Air limbah dibuang ke septic tank, roil atau lubang peresapan yang tidak
I. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan
saluran pembuangan.
m. Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup.
o. Jamban harus dibuat dengan type leher angsa dan dilengkapi dengan air
4. Tempat Sampah
a. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai
tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan
b. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang
d. Sampah sudah harus dibuang dalam waktu 24 jam dari rumah makan dan
restoran.
43
atau hewan lain dan terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan
pengangkut sampah.
a. Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat
Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun/sabun cair dan alat pengering.
b. Apabila tidak tersedia fasilitas seperti butir (1) di atas dapat disediakan :
seperti tempat cuci tangan pada butir (1) yang jumlahnya disesuaikan dengan
e. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air yang mengalir, bak penampungan
a. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
b. Air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air panas dengan suhu 40°C -
limbah.
d. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 (tiga) bilik/bak pencuci yaitu untuk
a. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan:
b. Bahan makanan dicuci dengan air mengalir atau air yang mengandung larutan
a. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat.
masuknya tikus dan serangga termasuk juga nyamuk aedes Aegypti serta
Albopictos.
45
b. Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang dapat mencegah
masuknya serangga (kawat kassa berukuran 32 mata per inchi) dan tikus (teralis
c. Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat sehingga tidak dapat dimasuki
serangga.
1. Dapur
a. Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas
bangunan.
b. Permukaan lantai dibuat cukup landai ke arah saluran pembuangan air limbah.
e. Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap (hood), alat perangkap asap,
g. Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap, dengan pintu
h. Daun pintu bagian dalam dilengkapi dengan alat pencegah masuknya serangga
I. Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya.
m. Udara di dapur tidak boleh mengandung angka kuman lebih dari 5 juta/gram.
dengan baik.
o. Harus dipasang tulisan "Cucilah tangan anda sebelum menjamah makanan dan
2. Ruang Makan
b. Pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar
e. Rumah makan dan restoran yang tidak mempunyai dinding harus terhindar dari
pencemaran.
berlaku.
b. Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain
makanan.
1. Bahan Makanan
a. Bahan makanan dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak membusuk.
2. Makanan Jadi
a. Makanan jadi dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak busuk, makanan dalam
kebocoran.
d. Jumlah kandungan logam berat dan residu pestisida dan cemaran lainnya tidak
untuk sayuran yang dimakan mentah dicuci dengan air yang mengandung larutan
Kalium Permanganat 0,02% atau dimasukkan dalam air mendidih untuk beberapa
detik.
b. Penjepit makanan.
a. Celemek/apron.
49
b. Tutup rambut.
c. Sepatu dapur.
d. Berperilaku :
3). Tidak memakai perhiasan kecuali cincin kawin yang tidak berhias.
4). Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya.
5). Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil.
6). Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar.
7). Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat
MAKANAN JADI
bersih.
menempel pada lantai, dinding atau langit-langit dengan ketentuan sebagai berikut
First Out).
a. Terlindung dari debu, bahan berbahaya, serangga, tikus dan hewan lainnya.
b. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5°C atau lebih, atau
c. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam)
3. Makanan jadi yang disajikan harus diwadahi dan dijamah dengan peralatan
yang bersih.
4. Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada fasilitas
b. Meja dimana makanan disajikan harus tertutup kain putih atau tutup plastic
berwarna menarik kecuali bila meja dibuat dari formica, taplak tidak mutlak ada.
d. Asbak tempat abu rokok yang tersedia di atas meja makan setiap saat
dibersihkan.
e. Peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah
dicuci.
H. PERSYARATAN PERALATAN
1. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan zat
lain :
a. Timah (Pb)
b. Arsenikum (As)
c. Tembaga (Cu)
d. Seng (Zn)
e. Cadmium (Cd)
f. Antimony (Sb)
terhadap makanan.
3. Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus atau tidak ada
5. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak
boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas dan tidak boleh
sampai bersih.
b. Dibebas hamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau iodophor 12,5
Peralatan yang sudah didesinfeksi harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai
kering sendiri dengan bantuan sinar matahari atau sinar buatan/mesin dan tidak
a. Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam keadaan
c. Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak aus/rusak.
Penilaian laik hygiene sanitasi rumah makan dan restoran dilakukan menggunakan
lembar yang berisi poin penilaian. Penilaian yang dinilai berjumlah 33 poin
Tingkat mutu hygiene sanitasi rumah makan dan restoran berlaku selama 3 (tiga)
tahun dan akan ditinjau kembali setelah 12 (dua belas) bulan kemudian.
54
Cara pengisian:
1. Kolom 3, beri tanda lingkaran pada salah satu nilai yang paling sesuai
pada kolom 3
1 2 3 4
A. Lokasi dan Bangunan
1. Lokasi 24, 6, 10 20
2. Bangunan 22, 4, 6, 8, 10 16
3. Pembagian ruang 11, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 6
4. Lantai 0,5 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10 4
5. Dinding 0, 0, 4, 6, 7, 10 3,5
6. Ventilasi 12, 3, 5, 7, 8, 10 10
7. Pencahayaan/penerangan 12, 3, 5, 7, 8, 10 10
8. Atap 0, 2, 3, 5, 7, 8, 10 4
9. Langit-langit 0, 0, 2, 4, 6, 8, 10 3
10.Pintu 10, 3, 4, 6, 7, 10 3
B. Fasilitas Sanitasi 5
55
C. masuknya
Dapur, Ruang Makan dan
Makanan Jadi
23.Bahan makanan 50, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 50
24.Makanan jadi 63, 4, 6, 7, 10 60
E. PengolahanMakanan
25.Proses pengolahan 52, 3, 5, 7, 8, 10 50
F. Tempat Penyimpanan Bahan
Hygiene sanitasi
31.Pakaian kerja makanan 20, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 20
32.Pemeriksaan kesehatan 20, 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10 20
33.Personal hygiene 72, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 70
Dari hasil pemeriksaan sanitasi didapatkan bahwa tingkat mutu
sanitasi rumah makan di sekitar bandara adalah tingkat mutu “A” dengan
1 2 3 4
A. Lokasi dan Bangunan
1. Lokasi 24, 6, 10 20
2. Bangunan 22, 4, 6, 8, 10 12
3. Pembagian ruang 11, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 6
4. Lantai 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10 4
5. Dinding 0, 0, 4, 6, 7, 10 3,5
6. Ventilasi 12, 3, 5, 7, 8, 10 10
7. Pencahayaan/penerangan 12, 3, 5, 7, 8, 10 8
8. Atap 0, 2, 3, 5, 7, 8, 10 4
9. Langit-langit 0, 0, 2, 4, 6, 8, 10 4
10.Pintu 10, 3, 4, 6, 7, 10 6
B. Fasilitas Sanitasi 5
11. Air Bersih 31, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 30
12.Pembuangan air limbah 20, 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10 12
13.Toilet 10, 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10 10
14.Tempat sampah 20, 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10 14
15.Tempat cuci tangan 20, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 10 4
16.Tempat mencuci peralatan 10, 2, 4, 6, 8, 10 4
17.Tempat mencuci bahan 10, 2, 3, 5, 7, 8,10 5
18.Locker karyawan 10, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10 2
19. Peralatan pencegah 22, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 12
C. masuknya
Dapur, Ruang Makan dan
Makanan Jadi
23.Bahan makanan 50, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 40
24.Makanan jadi 63, 4, 6, 7, 10 36
57
E. PengolahanMakanan
25.Proses pengolahan 52, 3, 5, 7, 8, 10 35
F. Tempat Penyimpanan Bahan
Hygiene sanitasi
31.Pakaian kerja makanan 20, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 20
32.Pemeriksaan kesehatan 20, 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10 18
33.Personal hygiene 72, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 70
Dari hasil pemeriksaan sanitasi didapatkan bahwa tingkat mutu
sanitasi rumah makan di sekitar bandara adalah tingkat mutu “C” dengan
Dafpus
Makanan
terhadap sarana tempat pendistribusian air bersih, pengawasan kualitas air (fisika,
kimia, dan biologi) dan tindak lanjutnya di lokasi pengambilan sampel seperti di
bandara. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari penyakit atau
gangguan kesehatan yang berasal dari air minum atau air bersih yang tidak
1. Pemeriksaan fisika
Parameter fisika :
Ambil sampel air dari keran dan air minum siap konsumsi
Kemudian tentukan kualitas air. Air dikatakan bersih jika tidak berbau,
2. Pemeriksaan kimia
Parameter Kimia:
Cara kerja:
Air diambil dengan cara mengalirkan air pada tepi botol secara perlahan
hingga botol terisi penuh. Hal ini agar tidak terjadi gelembung yang
untuk diperiksa
3. Pemeriksaan biologi
Parameter Biologi:
1. Siapkan 3 botol sampel yang sudah diisi dengan strip H2S dan beri label
2. Pakai Handscoon
sampai 24 jam.
65
6. Lihat hasilnya. (Hasil positif bila air berubah menjadi berwarna hitam)
1. Kondisi
2. Pemeliharaan
Hasil Pemeriksaan:
PeduliLindungi.
petunjuk yang tertera pada fitur electronic health alert card (eHAC) di
Tujuan
Manfaat
Hasil COVID-19:
aplikasi eHAC
Setiap individu di kapal harus menjaga kebersihan dan kesehatan kapal seperti
suplai makanan, dan kebersihan lingkungan di kapal. Sanitasi kapal terdiri atas
palka, ruang tidur, air minum, limbah cair, limbah medis, ruang mesin.
berfungsi untuk semua variasi kapal yaitu kapal penumpang, dan kapal barang,
pengawasan sanitasi semua bagian dalam alat angkut sehingga alat angkut
tersebut layak dari segi sanitasi untuk mengangkut atau ditinggali orang.
pemeriksaan yang dilakukan pada saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) di
faktor risiko pada kapal yang beresiko. Sanitasi yang menjadi fokus
dalam
A. Tujuan:
- Tujuan khusus:
Sungai Duku.
Sungai Duku
Pekanbaru.
meriksaan sanitasi kapal, pemeriksaan vektor, pemeriksaan obat dan alat kesehata
n kapal dan pemeriksaan dokumen. Namun pada kegiatan ini hanya dilakukan
kesehatan kapal. Kegiatan pemeriksaan ini dilakukan pada satu buah kapal yang b
dengan jenis muatannya adalah penumpang dengan pelabuhan asal Selat Panjang.
nahkoda, gudang, ruang tidur ABK/crew, tempat penyimpanan obat, air minum,
dan toilet. Didapatkan hasil yaitu seluruh area memenuhi syarat sanitasi kapal. Air
minum yang digunakan sudah memenuhi syarat karena air yang dikonsumsi
adalah air
coa, tikus dan nyamuk pada lokasi ruang penumpang, gudang, ruang tidur
ABK/crew, air minum dan ruang mesin. Pada pengamatan tidak ditemukan
sayap biru berbentuk membran. Beberapa jenis lalat diantaranya lalat rumah, lalat
hijau, lalat pasir, lalat buah, lalat limbah, lalat daging, dan lalat kuda. Semua
bagian tubuh lalat rumah bisa berperan sebagai alat penular penyakit (badan, bulu
pada tangan dan kaki, feses, serta muntahan lalat). Kondisi lingkungan yang kotor
dan berbau dapat merupakan tempat yang sangat baik bagi pertumbuhan dan
Siklus hidup lalat dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan
yaitu mulai dari telur, larva, pupa, dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan
bertelur lalat akan menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16
jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 ºC). Telur
yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm.
Akhir dari fase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat
kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak
bergerak. Fase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35
77
º C, kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900
meter. Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari.
darah yang umunya hidup di lingkungan dengan snaitasi yang buruk. Lalat
pada kondisi iklim seperti suhu dan kelembaban tinggi, sanitasi yang
dengan menggunakan alat fly grill. Fly grill merupakan alat yang
dibuat dari bilah-bilah alumunium yang lebarnya 1,9 cm dan tebalnya 1,5
Prinsip kerja dari alat ini didasarkan pada sifat lalat yang menyukai
hinggap pada permukaan benda yang bersudut tajam vertikal. Fly grill
meletakkan Fly grill pada tempat yang akan diukur kepadatan lalatnya.
Kemudian dihitung jumlah lalat yang hinggap di atas Fly grill dengan
pada setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan kemudian dari 5 kali hasil
perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata – ratanya dan dicatat dalam
interpretasi hasil pengukuran indeks populasi lalat pada setiap lokasi (Blok
berkembangbiakan lalat
Tujuan
lalat.
Duku
1. Fly grill
81
2. Stop watch
4. Alat tulis
Langkah-langkah Pelaksanaan
- Biarkan fly grill dihinggapi lalat selama 30 detik, hitung jumlah lalat yang
= 0,6
82
yang terdapat pada kapal. Didapatkan hasil bahwa terdapat beberapa obat-
obatan yang terdiri dari obat obat dalam/dimakan, obat luar dan alat medis.
Obat makan yang tersedia yaitu obat cuci perut, obat panas, obat anti
nyeri, obat batuk kering, obat batuk berdahak, obat lambung, obat anti
diare, obat anti alergi, obat anti infeksi, obat anti spasme, obat anti ashma,
obat anti rematik dan obat anti hipertensi. Obat luar yang tesedia yaitu
obat mata, obat luka, obat mulut, obat tetes telinga, obat gosok untuk
nyeria dan obat luka luar. Alat medis berupa arteri klem, gunting medis,
.
83
BAB IV
4.1 Simpulan
Syarif Kasim II sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang diberikan yang
sanitasi rumah makan A&W 944,5 dengan tingkat mutu A serta Restoran
Palm Bistro skor 894 dengan tingkat mutu B. Tidak ditemukan adanya
memenuhi syarat fisika karena air yang dikonsumsi adalah air mineral
kemasan atau air galon yang tidak berwana, tidak berbau dan tidak berasa.
kecoa, tikus dan nyamuk. Air minum yang digunakan sudah memenuhi
syarat karena air yang dikonsumsi adalah air mineral kemasan atau air galon
yang tidak berwana, tidak berbau dan tidak berasa. Namun tidak dilakukan
karena tidak terdapat TPS di sekitar area pelabuhan. Kegiatan hanya berupa
simulasi pemasangan dan peletakan fly grill di satu titik yang tidak terdapat
TPS.
4.2 Saran
23
24
Lampiran