Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
OSTEOARTHRITIS
Disusun Oleh
2110017095
Dosen Pembimbing:
i
SURAT REKOMENDASI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya penyusunan referat dengan judul “Osteoarthritis” ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Referat ini disusun oleh penulis dalam
rangka menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik di Laboratorium Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Sendi
Sendi adalah pertemuan antara dua tulang atau lebih, disebut juga artikulas i.
Secara histologis sendi dibagi menjadi sendi fibrosa, sendi kartilago (tulang
rawan), dan sendi sinovial. Secara fungsional, sendi dibedakan menjadi
sinartrosis (tidak dapat digerakkan), amphiarthrosis (sedikit dapat digerakkan),
dan diarthrosis (dapat digerakkan secara bebas) (Apley and Solomon, 2018).
Struktur sendi sinovial (Gambar 2.1) memungkinkan pergerakan antar tulang.
Ujung tulang yang bertemu ditutupi oleh tulang rawan hialin yang sangat halus.
Tulang rawan ini disusun oleh kondrosit dan dikelilingi oleh matriks
ekstraseluler yang mencakup berbagai makromolekul, terutama proteoglika n
dan kolagen. Tulang rawan memfasilitasi fungsi sendi dan melindungi
tulang subkondral di bawahnya dengan mendistribusikan beban,
mempertahankan tekanan kontak agar selalu rendah, dan mengurangi gesekan
pada sendi (Apley & Solomon, 2018; Lozada et al., 2020).
Pertemuan antar dua tulang ini tertutup dalam kapsul sendi yang dilapis i
3
oleh membran sinovial, dan membran ini berisi cairan sinovial. Cairan sinovia l
dibentuk melalui proses ultrafiltrasi serum oleh sel-sel pembentuk membran
sinovial, yaitu sinoviosit. Sinoviosit memproduksi asam hialuronat (HA), dan
glikosaminoglikan yang merupakan komponen nonseluler utama dari cairan
sinovial. Sel ini juga memproduksi sitokin dan faktor pertumbuhan serta
menghilangkan produk limbah yang tidak diinginkan, seperti metabolit, dari
cairan sinovial. Cairan sinovial memasok nutrisi ke tulang rawan artikular yang
bersifat avaskular, dan memberikan viskositas yang dibutuhkan untuk
menyerap guncangan dari gerakan lambat, serta memberikan elastisitas yang
dibutuhkan untuk menyerap guncangan dari gerakan cepat. Kapsul sendi
diperkuat oleh ligamen untuk menjaga stabilitas sendi (Apley & Solomon,
2018; Lozada et al., 2020).
2.2 Definisi
4
paling sering terkena OA (Kolasinski et al., 2020). Bagian yang paling sering
terkena di lutut adalah kompartemen anteromedial dari sendi tibiofemoral, dan
sisi lateral dari sendi patellofemoral, di panggul yang paling sering terkena aspek
superolateral, sementara di tangan dan kaki yang paling sering terkena adalah
sendi interphalangeal distal (DIP), serta MTP I dan dasar ibu jari (CMC) (Apley
and Solomon, 2018). OA merupakan penyakit sendi yang paling banyak
dijumpai dan prevalensinya makin meningkat seiring dengan pertambahan usia
(Nasution dkk, 2009). Selain pertambahan usia, terdapat pula perbedaan
prevalensi dan distribusi yang signifikan pada pria dan wanita penderita OA. OA
panggul dan lutut sangat penting karena angka prevalensinya yang tinggi yang
sebabkan nyeri dan disabilitas pada dewasa tua (Apley and Solomon, 2018).
2.4 Etiologi
Menurut (Michael, Schlüter-brust, & Eysel, 2010) etiologi dari osteoarthritis
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Osteoarthritis primer dan Osteoarthritis sekunder.
Osteoarthritis primer merupakan osteoarthritis ideopatik atau osteoarthritis yang
belum diketahui penyebabnya. Sedangkan osteoarthritis sekunder penyebabnya
yaitu pasca trauma, genetik, mal posisi, pasca operasi, metabolik, ganggua n
endokrin, osteonekrosis aseptik. Menurut (Heidari, 2011) osteoarthritis memilik i
etiologi multifaktoral, yang terjadi karena interaksi antara faktor sistemik dan lokal.
Usia, jenis kelamin perempuan, berat badan, dan obesitas, cedera lutut, penggunaa n
sendi berulang, kepadatan tulang, kelemahan otot, dan kelemahan sendi memainka n
peran dalam pengembangan OA sendi.
2.5 Patofisiologi
5
perubahan itu sendiri dimediasi secara kimiawi (Apley and Solomon, 2018).
OA merupakan kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodelling tulang,
dan inflamasi cairan sendi (Soeroso dkk, 2009). Osteoartritis merupakan
penyakit yang timbul akibat gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago
dan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang etiologinya beragam, salah
satunya jejas mekanis dan kimiawi pada sinovial sendi. Jejas mekanis dan
kimiawi pada sinovial sendi ini terjadi karena beberapa faktor seperti usia, stres
mekanis atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomik, obesitas,
genetik, humoral, dan ras. Jejas ini diduga merangsang terjadinya degradasi
kartilago (Soeroso dkk, 2009).
1) Fase 1
6
2) Fase 2
Pada fase 2, terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, juga
disertai pelepasan proteoglikan dan fragmen kolagen ke dalam cairan
sinovial (Lozada et al., 2020).
3) Fase 3
Distribusi OA dapat mengenai sendi leher, bahu, tangan, kaki, pinggul, lutut.
Gejala utama yang menunjukkan adanya diagnosis osteoarthritis meliputi
(Carter,2006) :
1. Nyeri sendi
7
3. Hambatan pergerakan sendi
5. Pembengkakan
8
proses inflamasi, keturunan, trauma mikro-makro, dan imobilisas i
yang terlalu lama.
9
Gambar 2.3 Grade Osteoarthtritis genu
2.8 Diagnosis
- Nyeri sendi lutut dan paling sedikit 3 dari 6 kriteria di bawah ini:
10
5. nyeri tekan tepi tulang
Nyeri sendi lutut dan adanya osteofit dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria
di bawah ini:
Nyeri sendi lutut dan paling sedikit 5 dari 9 kriteria berikut ini:
5. Pembesaran tulang
8. RF < 1:40
11
Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.
1. Rotasi internal sendi panggul < 15º disertai LED ≤ 45 mm/jam atau fleksi
sendi panggul ≤ 115º (jika LED sulit dilakukan)
2. Rotasi internal sendi panggul ≥ 15º disertai nyeri yang terkait pergerakan
rotasi internal sendi panggul, kekakuan sendi panggul pagi hari ≤ 60
menit, dan usia > 50 tahun
12
• Berdasarkan Klinis:
-Nyeri, ngilu atau kaku pada tangan dan paling sedikit 3 dari 4 kriteria
di bawah ini:
13
Lutut :
Panggul:
14
Gambar 2.6 Penampakan arthritis pada panggul (Herring, 2015)
Tangan:
15
diberikan meliputi fisioterapi, pertolongan ortopedi, farmakoterap i,
pembedahan, rehabilitasi:
a. Terapi konservatif
b. Fisioterapi
c. Pertolongan ortopedi
d. Farmakologi
a. Analgetik
• Non narkotik: parasetamol
• Opioid (kodein, tramadol)
b. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)
• Oral
• Injeksi
• Suppositoria
c. DMOADs (disease modifying OA drugs)
e. Pembedahan
1) Artroskopi
16
Artroskopi diindikasikan untuk menghilangkan robekan
meniscus dan bagian tulang rawan yang terlepas (produk
degradasi rawan sendi). Pengobatan ini memiliki tingkat
keberhasilan yang bervariasi dan harus dilakukan hanya oleh ahli
bedah yang berpengalaman dalam teknik bedah artroskopi
(Lozada et al., 2020).
2) Osteotomi
17
penggantian sendi jika tidak ada komplikasi (Lozada et al., 2020).
18
BAB III
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki, usia 26 tahun (tinggi: 193 cm, bb: 95 Kg), mengala mi
perlekatan/kissing lesions di daerah tibiofemoral dan mengeluhkan nyeri yang
menyakitkan, dan sebelumnya ia telah di diagnosa Osteoarthtritis genu sinistra
grade 2 (kellgren grade ).
• Anamnesis :
1. Riwayat mengalami OA ssudah 1 tahun
2. Pekerjaan sebelumnya adalah atlet basket profesiona l
3. Mengalami nyeri dilutut kiri yang dapat
mengganggu hingga membatasi pasien melakukan
aktivitas normal sehari-hari
4. OA terletak di daerah eminentia intercondylaris genu
sinistra
5. Tatalaksana sebelumnya: modifikasi gaya
hidup/aktivitas fisik, penguatan otot quadriceps, dan
terapi farmakologi (analgesic)
• Pemeriksaan fisik :
• Pemeriksaan Radiologi :
19
1. Pada pemeriksaan foto polos genu sinistra, terdapat
osteoarthtritis yaitu tampak adanya gambaran osteofit yang
terletak di eminentia intercondylaris, dan tampak gambaran
penyempitan ruang/celah sendi.
(a)
20
(b)
Gambar 3.1 Radiografi anterior dan medial pra-operasi (a) dan MRI koronal dan
sagital (b) dari lutut kiri yang mengalami
• Tatalaksana :
Pasien diberi terapi intervensi bedah system Atlas. Sistem atlas terdiri dari
silinder, penyerap beban polycarbonate urethane (PCU) yang terletak di antara
basis femoralis dan tibialis. Perangkat ini, diletakkan di dalam jaringan subkutan di
sisi medial genu, dirancang untuk mengurangi beban pada kompartemen medial
sendi lutut yang terkena, tanpa memindahkan beban ke area sendi lainnya.
Perangkat dimasukkan melalui insisi tunggal, dipandu oleh visualisasi langsung dan
palpasi anatomi pasien. Terdapat 2 implan yang akan dipasang. Setelah
pemasangan semua implan, konfirmasi visual terkait kelancaran fungsio na l
perangkat dibuktikan dengan melakukan ekstensi penuh dan fleksi dalam pada
bagian yang dipasang perangkat, sebelun dilakukan penutupan insisi.
21
Gambar 3.2 Sistem Atlas Knee yang dirancang untuk mengurangi beban pada
kompartemen medial sendi lutut yang mengalami OA, terdiri dari penyerap beban
yang terletak di antara basis femoral dan tibialis
22
(a)
(b)
Gambar 3.3 Radiografi anterior dan medial enam bulan pascaoperasi (a)
dan MRI koronal dan sagital (b) dari lutut kiri yang mengalami OA
• Pembahasan
Osteoarthtritis adalah suatu penyakit degeneratif yang biasanya menyerang
orang dengan usia lansia , namun sekarang osteoarthtritis juga semakin banyak di
alami oleh individu yang lebih muda dan juga aktif. pasien dengan perubahan
degeneratif dini pada lutut tidak boleh diabaikan. Intervensi yang lebih dini semakin
penting karena beberapa pasien dengan gejala osteoarthtritis dini hingga sedang
tidak mampu atau bahkan tidak mau menjalani operasi yang lebih lanjut. Ada
kebutuhan baru untuk terapi pembedahan osteoartthritis, yaitu terapi yang dapat
23
mengatasi gejala dan memberikan pemulihan lebih cepat, dan yang memungkinka n
aktivitas yang tinggi setelahnya. The Atlas System bertindak sebagai peredam kejut
untuk menurunkan hingga 13 kg beban sendi di bagian kompartemen medial, tanpa
memindahkan beban tersebut ke area lain dari sendi lutut. System atlas adalah terapi
pembedahan yang efektif untuk osteoarthtritis dini karena prosedurnya yang
reversible dan tidak memerlukan reseksi tulang. Tanpa intervensi lebih dini,
peningkatan beban pada kompartemen medial lutut akan menyebabkan
perkembangan penyakit yang lebih besar, dan akan menyebabkan kebutuhan untuk
operasi penggantian sendi
24
BAB IV
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26
Soeroso, et al . (2006). Osteoartritis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia
27