KEPERAWATAN GERONTIK
“Terapi Aktivitas Kelompok Dan Sosiodrama Pada Lansia”
Oleh SGD 4:
Luh Putu Saskarawati Oktaviana 1502105001
Kadek Dwi Irmayanti 1502105010
Ni Kadek Desi Ayani 1502105018
Luh Dea Pratiwi 1502105025
Komang Hadpani 1502105027
Ni Made Sekar Sari 1502105042
Ni Made Sinta Febrina 1502105043
Made Edi Pramana Putra 1502105046
Sang Putu Angga Winata 1502105064
Ni Made Risa Dwiyani 1402105065
1. Identifikasi masalah keperawatan apa yang bisa terjadi pada lansia di Desa
Selat?
2. Identifikasi Terapi Aktivitas Kelompok apa saja yang bisa dilakukan pada
lansia tersebut!
3. Buat Satuan Acara Kegiatan dan Skenario Terapi Aktivitas Kelompok dan
Sosiodrama yang bisa dilakukan pada lansia tersebut!
1. Identifikasi masalah keperawatan apa yang bisa terjadi pada lansia di
Desa Selat?
Jawab :
Beberapa masalah keperawatan yang bisa terjadi pada lansia di Desa Selat
diantaranya (NANDA, 2014) :
1) Penelantaran Diri (Self-Neglect)
Stuart dan Sundeen (dalam Mastuti, 2016) menjelaskan bahwa adanya
dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu
individu menyelesaikan masalah, adanya suatu dukungan yang
diberikan keluarga terhadap lansia maka timbul rasa percaya diri yang
tinggi dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi dengan
sendiri pun juga meningkat. Secara psikologis, lansia akan merasa
bahagia apabila mendapatkan dukungan sosial yang membuat lansia
merasa nyaman, tentram, dan damai dalam menjalani kehidupannya
(Suardiman, 2011 dalam Mastuti, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa
jika lansia yang tinggal di Panti Werda tidak diperhatikan oleh keluarga
(tidak dijenguk dalam kasus) akan menyebabkan lansia tidak merasa
bahagia dan menyebabkan penelantaran diri sendiri.
2) Penurunan Curah Jantung (Decreased Cardiac Output)
Untuk pertimbangan gerontologi. Perubahan struktural dan fungsional
pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
3) Ketidakpatuhan (Noncompliance)
Banyak faktor yang memengaruhi keterkontrolan tekanan darah pada
usia lanjut, diantaranya faktor pasien, faktor obat, faktor tanaga
kesehatan dan faktor sistem kesehatan. Selain itu, kontrol tekanan darah
juga dinilai sangat dipengaruhi kepatuhan pasien dalam mengonsumsi
obat hipertensi. Dengan demikian, diperlukan usaha untuk
meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi usia lanjut dalam
mengonsumsi obat antihipertensi (Khomaini dkk, 2017). Pada
penelitian (Khomaini dkk, 2017), didapatkan bahwa pemberian edukasi
terstruktur selama 90 hari pada pasien usia lanjut dengan hipertensi
dapat menurunkan tekanan darah sistolik (TDS).
4) Gangguan Regulasi Suasana Hati (Impaired Mood Regulation)
Depresi merupakan gangguan yang paling sering muncul pada masa–
masa terakhir kehidupan individu. Depresi dapat digolongkan sebagai
gangguan mood berupa gangguan emosional yang bersifat tertekan,
sedih, tidak berharga, tidak mempunyai semangat dan pesimis terhadap
hidup mereka (Alexopoulos dkk, 2011 dalam Mulyadi dkk, 2016).
5) Risiko Bunuh Diri (Risk for Suicide)
Depresi dapat mengakibatkan keadaan dimana salah satu fungsi
manusia terganggu dalam satu masa yang berkaitan dengan alam
perasaan dan terdapat gejala yang menyertainya. Gejala penyerta
depresi tersebut adalah perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya,
serta bunuh diri (Widianingrum, 2016).
6) Gangguan Ingatan (Impaired Memory)
Lansia secara fisiologis terjadi penurunan fungsi kognitif (daya ingat)
yang bersifat ireversibel. Kondisi ini disebabkan oleh proses penuaan
dan perubahan degeneratif yang mungkin progresif (Gething et al,
2004; Lovell, 2006 dalam Kushariyadi, 2017). Perubahan neuron dan
sinaps otak sebagai pembentukan daya ingat juga mengalami penurunan
seiring bertambahnya usia (Solso et al, 2008; Wade et al, 2008 dalam
Kushariyadi, 2017)
2. Identifikasi Terapi Aktivitas Kelompok apa saja yang bisa dilakukan pada
lansia tersebut!
Jawab :
a. Senam hipertensi (Hernawan, 2017)
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen
kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot
jantung. kebutuhan oksigen dalam sel akan meningkat untuk proses
pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut jantung,
sehingga curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan demikian
tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah
akan berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara
waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan
darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus
menerus, maka penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama
dan pembuluh darah akan lebih elastis. Senam hipertensi dilakukan
selama 30 menit dengan tahapan 5 menit latihan pemanasan, 20 menit
gerakan peralihan dan 5 menit gerakan pendinginan dengan frekuensi 4
kali dalam 2 minggu. Pada penelitian ini didapatkan bahwa senam
hipertensi berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistol dan
diastol.
b. Pemberian edukasi terstruktur dan kepatuhan minum obat antihipertensi
(Khomaini, 2017)
Edukasi terstruktur yang dimaksud yaitu penjelasan yang diberikan
dokter kepada pasien atau pelaku rawat untuk mewujudkan kepatuhan
konsumsi obat antihipertensi, mengurangi jumlah asupan garam sampai
2 gram (Na:80 mmol) atau ½ sendok teh garam dapur perhari, dan
aktivitas olahraga ≥2 kali seminggu minimal 30 menit yang diberikan
dalam setiap kunjungan, selama 3 bulan.
Format edukasi hipertensi :
1. Apa pengertian hipertensi
2. Mengapa dapat timbul hipertensi pada usia lanjut
3. Bagaimana dampaknya terhadap bagian tubuh penderita
4. Bagaimana gejala dan sifat penyakit
5. Menjelaskan pengobatan hipertensi (menghindari kebiasaan
merokok, latihan, penurunan berat badan, diet, pengobatan
antihipertensi)
6. Menjelaskan efek samping dari pengobatan
7. Menjelaskan konsekuensi ketidakpatuhan dalam meminum obat
dan perlunya kerjasama antara dokter dan pasien
8. Rekomendasi untuk pemantauan diri sendiri (self monitoring) atau
dengan pengawas
9. Mengevaluasi kembali pemahaman pasien sesuai dengan tingkat
pendidikannya
c. Terapi Tertawa
Terapi tertawa merupakan terapi untuk mencapai kegembiraan di
dalam hati dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau
senyuman, perasaan hati yang lepas, dan bergembira, peredaran darah
lancar serta memelihara kesehatan (Agustin, 2015). Terapi tertawa
merupakan metode terapi denngan menggunakan humor dan tawa
dalam membantu menyelesaikan masalah ganngguan musik maupun
mental.
Dalam penelitian PKS. Tage, 2016. Mengatakan bahwa dengan
tertawa 20 menit setara dengan berolahraga ringan selama 2 jam,
dengan tertawa peredaran darah dalam tubuh menjadi lancar, kadar
oksigen meningkat, dan tekanan darah menjadi normal. Dalam
melakukan terapi tertawa terjadi pelepasan endorphin ke dalam
pembuluh darah sehingga apabila terjadi relaksasi maka pembuluh
darah mengalami vasodilatasi sehingga tekanan darah dapat turun.
d. Terapi musik
Terapi musik adalah usaha mengingkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsang suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,
bentuk dan gaya yang diorganisir sehingga tercipta music yang
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Ketika music diterapkan
menjadi terapi, music dapat meningkatkan, memulihkan, dan
memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Sebuah penelitian yang dilakukan Supriadi. D, 2015 terdapat
pengaruh pemberian terapi music terhadap penurunan tekanan darah.
Saat mendengarkan music bertempo lambat suara masuk ke telinga
melewati telinga bagian luar, tengah, dan dalam. Dimana gelombang
suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat diterima oleh otak
sebagai sensai suara. Saat suara didengarkan maka akan menimbulkan
penurunan pelepasan katekolamin ke dalam pembuluh darah, sehingga
tubuh mengalami relaksasi, denyut jantung berkurang dan tekanan
darah menjadi turun.
3. Buat Satuan Acara Kegiatan dan Skenario Terapi Aktivitas Kelompok
dan Sosiodrama yang bisa dilakukan pada lansia tersebut!
Jawab :
1) Satuan Acara Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Hipertensi (SAK TAK
Hipertensi)
A. JUDUL
Sekar Sari
Sinta Febrina
Angga Winata
: Observer
: Peserta
: Fasilitator/Pendamping
Setting Sesi Demonstrasi
Keterangan :
: sound system
: Demonstran/instruktur
: Observer
: Peserta
: Fasilitator/Pendamping
K. RENCANA PELAKSANAAN
1) Persiapan
a) Memilih pasien/peserta sesuai indikasi
b) Membuat kontrak waktu dengan peserta
c) Menyiapkan alat dan tempat kegiatan
2) Proses
a) Tahap orientasi
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menanyakan perasaan peserta
Menjelaskan kegiatan dan tujuan kegiatan
Menjelaskan aturan main :
- Peserta harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Bila merasa tidak enak badan di tengah acara, peserta harus
meminta
izin kepada mahasiswa
- Lama kegiatan 45 menit
b) Tahap kerja
Moderator menyerahkan waktu kepada
penceramah/penyuluh.
Penceramah/penyuluh menjelaskan penyakit hipertensi
meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta
penanganan hipertensi.
Penceramah/penyuluh melanjutkan dengan menjelaskan
terapi aktivitas kelompok, yaitu Senam Hipertensi meliputi
pengertian, manfaat, indikasi, dan kontraindikasi.
Penceramah/penyuluh mengembalikan kepada moderator
Moderator melakukan sesi tanya-jawab kepada peserta (3-5
pertanyaan seputar materi yang telah diberikan)
Moderator menyerahkan waktu kepada demonstran/instruktur
untuk melakukan kegiatan terapi aktivitas kelompok : Senam
Hipertensi
Demonstran/instruktur, fasilitator, dan peserta melakukan
Senam Hipertensi. Setelah itu waktu dikembalikan kepada
moderator
Moderator memberi pujian dan bertepuk tangan bersama
dengan seluruh peserta kegiatan.
c) Tahap Terminasi
Evaluasi
- Menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti TAK
- Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan lansia untuk bisa melakukan kegiatan seperti
ini lagi di
lain waktu
Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan
indikasi peserta.
- Menyepakati waktu dan tempat
3) Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
100% tempat untuk kegiatan sudah siap
Kontrak waktu sudah dilakukan pada lansia sehari
sebelum kegiatan
Media sesuai
b) Evaluasi Proses
c) Evaluasi Hasil
SENAM HIPERTENSI
a. Pengertian
Senam Hipertensi adalah salah satu cara pemeliharaan kesegaran
jasmani dengan melakukan senam karena dapat merangsang
aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan yang
menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya.
Senam hipertensi merupakan olahraga yang ditunjukkan untuk
penderita hipertensi dan usia lanjut untuk mengurangi berat badan
dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi hipertensi) yang
dilakukan selama 30 menit dan dilakukan seminggu minimal 3
kali.
b. Manfaat senam hipertensi
1) Meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta
membakar lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas
gerak untuk menguatkan dan membentuk otot dan beberapa
bagian tubuh lainya seperti pinggang, paha, pinggul, perut
dan lain lain.
2) Meningkatkan kelenturan, keseimbangan koordinasi,
kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-
kegiatan dan olahraga lainnya (Mufidah, 2017) (Safitril, et al,
2017).
c. Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
Lansia dengan Hipertensi
Hipertensi pada lansia diakibatkan akibat perubahan fungsi
tubuh yang mengakibatkan kekakuan pada pembuluh darah.
Aktivitas fisik seperti senam hipertensi dapat membantu
rileksasi dan mengurangi kekauan pembuluh darah sehingga
dapat menurunkan tekanan darah.
Stress Ringan
Gerakan pada senam merangsang relaksasi dan menstimulasi
hormone-hormon seperti endorphine yang dapat menurunkan
ketegangan dan stress.
Kelebihan berat badan
Gerakan pada senam hipertensi terdiri dari beberapa gerakan
yang bersifat dinamis (berubah-ubah) yang dapat membantu
individu dengan kelebihan berat badan untuk membakar
lemaknya.
Kontraindikasi
Gerakan senam tidak dapat dilakukan bagi individu dengan
kelemahan umum (penyakit kronis)
Senam tidak dapat diberikan pada individu dengan
keterbatasan fisik seperti mengalami fraktur pada bagian kaki
atau tangan yang membuat individu tidak mampu melakukan
gerakan inti pada senam (Fitriana, 2015)
d. Prinsip
1. Gerakannya bersifat dinamis (berubah-ubah)
2. Bersifat progresif (bertahap meningkat)
3. Lama latihan berlangsung 15-30 menit
4. Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5 kali
(Fitriana, 2015)
e. Cara Senam Hipertensi
1) Gerakan Pemanasan
Tekuk kepala ke samping lalu tahan dengan tangan pada sisi
yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10,
lalu bergantian dengan sisi lain.
Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala
dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tehan dengan
8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.
2) Gerakan Inti
Lakukan gerakan seperti jalan di tempat dengan lambaian
kedua tangan searah dengan sisi kaku yang diangkat. lakukan
perlahan dan hindari hentakan.
Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka
selebar bahu. Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi
gerakan semampunya sambil mengatur nafas.
Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong.
Sisi kaki yang searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan
diletakkan dipinggang dan kepala searah dengan gerakan
tangan. Tahan 8-10 hitungan lalu ganti dengan sisi lainnya
Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal
dan kedua tangan diangkat ke atas. Lakukan bergantian
secara perlahan dan semampunya.
Hampir sama juga dengan gerakan inti 1, tapi kaki dibuang
ke samping. Kedua taangan dengan jemari mengepal ke arah
yang berlawanan. Ulangi dengan sisi bergantian.
Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk
dan tangan yang searah lutut di pinggang. tangan sisi yang
lain lurus ke arah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan kearah
sebaliknya dan lakukan semampunya.
3) Gerakan Pendinginan
Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke
leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali
dan lakukan pada sisi lainnya.
Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping
dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan yang
sama (Mufidah, 2017 & Safitril, et al, 2017).
M. EVALUASI TAK
(Lampiran)
2) Satuan Acara Kegiatan Sosiodrama (SAK Sosiodrama)
A. JUDUL
“Pengontrolan dan Pencegahan Hipertensi dengan Terapi Musik Pada Lansia
Di Panti Werdha Wana Seraya Denpasar”
B. LATAR BELAKANG
Lanjut usia (Lansia) adalah seserang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan.
Jumlah lansia di Indonesia tahun 2014 mencapai 18 juta jiwa dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih
dari 80 juta jiwa di tahun 2050 (Khalifah, 2016). Populasi lansia di Indonesia
diprediksi meningkat lebih tinggi daripada populasi lansia di dunia setelah
tahun 2100 (Infodatin, 2016). Berdasarkan Susenas 2012, separuh lebih lansia
(52,12%) mengalami keluhan kesehatan sebulan terakhir, dan tidak ada
perbedaan lansia yang mengalami keluhan kesehatan berdasarkan jenis
kelamin (laki-laki 50,22%; perempuan 53,74%). Secara umum derajat
kesehatan penduduk lansia masih rendah, yang dapat dilihat dengan
peningkatan persentase penduduk lansia yang mengalami keluhan kesehatan
dari tahun 2005-2012 (Infodatin, 2013).
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan adanya penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stress lingkungan. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif (Khalifah,
2016). Proses penuaan akan memengaruhi perubahan fisik maupun mental
pada lansia yang akan mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh sehingga
mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit dan penyakit yang paling
sering ditemukan pada lasia adalah hipertensi (Sari, Yusuf, Wahyuni, 2014).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi medis dimana
seseorang yang tekanan darahnya diatas normal yaitu 140/90 mmHg dan
dapat mengalami resiko kesakitan bahkan kematian.
Terapi musik adalah penggunaan musik sebagai alat terapi untuk
memperbaiki, memelihara, meningkatkan keadaan mental, fisik dan emosi.
Bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, musik dapat dijadikan
sebagai terapi yang efektif untuk menurunkan tekanan darah. Pemberian
musik dengan irama lambat akan menurunkan pelepasan katekolamin ke
dalam pembuluh darah. Katekolamin merupakan zat yang konsentrasinya
dalam plasma dapat mempengaruhi aktivasi simpatoadrenergik dan juga
menyebabkan terjadinya pelepasan hormon-hormon stres. Menurunnya
konsentrasi katekolamin dalam plasma mengakibatkan tubuh
mengalami relaksasi, tekanan darah menurun dan denyut jantung berkurang
(Ismarina, Herliawati, dan Muharyani, 2017).
Dari hasil obsevasi dan pengkajian yang dilakukan di Panti Werdha
Wana Seraya Denpasar ditemukan data 15 lansia menderita hipertensi dan 10
lansia menderita depresi sedang. Masalah kesehatan yang dialami lansia ini
tentunya akan berdampak pada aktivitas sehari-hari lansia selama berada di
Panti. Melihat hal tersebut mahasiswa PSSKPN Universitas Udayana ingin
melakukan sosiodrama terkait pengontrolan dan pencegahan hipertensi
dengan terapa musik pada lansia di Panti Werdha Wana Seraya Denpasar.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan sosiodrama selama 60 menit, diharapkan lansia mampu
mengerti dan memahami materi mengenai hipertensi dan mengetahui
cara pengontrolan dan pencegahan hipertensi dengan terapi musik
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan sosiodrama selama 60 menit, diharapkan lansia dapat:
a. Mengetahui pengertian hipertensi
b. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
c. Mengetahui faktor penyebab hipertensi
d. Mengetahui cara pengontrolan dan pencegahan hipertensi
e. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
f. Mampu menerapkan terapi musik pada kehidupan sehari-hari
D. TEMPAT
Aula PSTW Wana Seraya Denpasar
E. WAKTU
Hari/Tanggal : Jumat, 26 Oktober 2018
Pukul : 09.00 – 10.00 WITA
F. SASARAN
1. Peserta : Lansia di PSTW Wana Seraya
2. Jumlah : 35 orang
G. METODE
Sosiodrama dan demonstrasi
H. MEDIA
1. Laptop
2. Sound system
3. Microphone
4. Kursi
I. PENGORGANISASIAN
Moderator : Luh Putu Saskarawati Oktaviana
Notulen dan observer : Ni Made Risa Dwiyani
Fasilitator : Ni Made Sinta Febrina
Sang Putu Angga Winata
Pemeran:
1. Narator : Luh Putu Saskawati Oktaviana
2. Perawat 1 : Ni Kadek Desi Ayani
3. Perawat 2 : Ni Made Sekar Sari
4. Lansia 1 : Kadek Dwi Irmayanti
5. Lansia 2 : Komang Hadpani
6. Lansia 3 : Luh Dea Pratiwi
7. Lansia 4 : Made Edi Pramana Putra
J. SETTING TEMPAT
Ket:
: Panggung
: Lansia
: Notulen
: Fasilitator
: Observer
: Pemeran
K. RENCANA PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Peserta Pelaksana
1. 5 menit Orientasi
Mengucapkan salam Menjawab salam Moderator
Melakukan perkenalan Memperhatikan
anggota kelompok
Menyampaikan maksud Memperhatikan
dan tujuan
Mengadakan kontrak Mendengarkan
waktu
2 40 menit Tahap Kerja
Narator memulai Memperhatikan Pemeran
menceritakan alur cerita
Pemeran melakukan Memperhatikan
sosiodrama sesuai
skenario
10 menit Tanya jawab dan diskusi Memberi Moderator
pertanyaan
3 5 menit Terminasi
Menyimpulkan materi Memperhatikan Moderator
yang diberikan
Mengevaluasi jalannya Memperhatikan
kegiatan
Mengakhiri kontrak Memperhatikan
Salam penutup Menjawab salam
L. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan materi
- Alat/media sudah disiapkan 3 hari sebelum sosiodrama dilakukan
- Naskah dan materi sosiodrama sudah disiapkan 5 hari sebelum
sosiodrama dilakukan
b. Kontrak
- Kesepakatan dengan lansia dan petugas panti tentang perencanaan
waktu dan tempat untuk pelaksanaan sosiodrama 1 minggu
sebelum sosiodrama diadakan
2. Evaluasi Proses
- Kegiatan dimulai tepat waktu
- 70% lansia hadir dalam kegiatan
- 80% lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Lansia antusias dan tertarik menyaksikan sosiodrama
- 80% lansia mengikuti kegiatan dengan aktif
3. Evaluasi Hasil
- Peserta mengerti 75% materi yang telah disampaikan dengan kriteria
mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang diberikan.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi.
Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg Depkes (2013).
B. Tanda dan Gejala Hipertensi
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu
sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak
nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan
sering kencing di malam hari.
b. Jenis kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan
rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan
darah dibandingkan wanita (Depkes,2013)
b. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat
merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan
proses artereosklerosis
c. Psikososial dan stress
Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi
antara individu dengan lingkungannya yang mendorong seseorang
untuk mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan
sumber daya (biologis, psikologis dan sosial) yang ada pada diri
seseorang (Depkes, 2013).
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah,
dendam, rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar
ginjal untuk melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan
meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau
perubahaan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi
atau penyakit maag. Diperkirakan, prevalensi atau kejadian hipertensi
pada orang kulit hitam di Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan
dengan orang kulit putih disebabkan stress atau rasa tidak puas orang
kulit hitam pada nasib mereka . Terapi non farmakologis yang mampu
menurunkan stress ialah terapi musik (Rahadian,2013)
D. Komplikasi Hipertensi
Di sebuah panti Werda lansia akan diadakan kegiatan penyuluhan dan senam
hipertensi untuk lansia. Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang lansia yang mengalami
hipertensi sesuai dengan data yang didapatkan oleh mahasiswa. Kegiatan ini
berlangsung di aula pada pukul 09.00 WITA.
Peserta : (mengangguk)
Penyaji : Sebelum saya mulai materinya, ninik-ninik dan pekak-pekak
apakah ada yang sudah tahu atau sudah sering mendengar apa
itu tekanan darah tinggi?
Lansia 3 : Setau saya nika, tekanan darah tinggi ya tekanan darahnya
tinggi atau tidak normal. Saya lupa angkanya berapa dulu
sempat pas periksa ada yang kasitau angka normalnya tapi
sekarang lupa.
Penyaji : Nggih benar ya. Jadi, tekanan darah tinggi atau biasa disebut
dengan Hipertensi merupakan tekanan darah sistolik lebih
besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5
menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).
Penyebab hipertensi ada 2 yaitu ada yang primer dan ada
yang sekunder. Penyebab primer disebabkan karena gaya
hidup seperti merokok, alcohol, kegemukan dan lain
sebagainya. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan akibat
penyakit tertentu seperti penyakit ginjal.
Selanjutnya mengenai tanda dan gejala hipertensi meliputi
adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo),
jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur,
telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan. Dari semua tanda
dan gejala yang saya sebutkan tidak semua orang dengan
hipertensi memiliki semua gejala tersebut bisa saja ninik-
ninik atau pekak-pekak hanya mengalami 2 atau 3 gejala yang
saya sebutkan tadi.
Selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai
penatalaksanaan atau hal yang bisa dilakukan untuk
mengontrol hipertensi. Secara umum caranya ada 2 yaitu
melalui obat dan tanpa obat.
1. Obat yang biasa dikonsumsi penderita hipertensi
seperti amilodipine atau captopril. Mungkin ninik-
ninik dan pekak-pekak ada yang mengonsumsi obat
tersebut secara rutin.
2. Selanjutnya tanpa obat dapat dilakukan beberapa gaya
hidup sehat seperti menururnkan berat badan dengan
mengubah kebiasaan makan (lebih banyak sayur dan
buah), mengurangi makanan yang asin, olahraga yang
cukup, mengurangi alcohol dan tidak merokok.
Salah satu tindakan penatalaksanaan tanpa obat
dengan olahraga yaitu dengan cara senam hipertensi.
Lansia 4 : Bu bisa dijelaskan juga tidak mengenai senamnya tersebut
seperti apa??
Penyaji : Baik saya akan menjelaskan pengertian, manfaat serta siapa-
siapa saja yang bisa melakkukan dan tidak bisa melakukan
senam hipertensi ini.
Dimulai dari pengertian, senam hipertensi adalah olahraga
yang ditujukan untuk penderita hipertensi dan lansia untuk
mambantu dalam menururnkan berat badan serta menurunkan
stress yang menjadi pemicu utama peningkatan tekanan darah
tinggi. Senam ini biasanya dilakukan selama 30 menit.
Adapun manfaat dari senam ini yaitu:
1. Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru
serta membantu membakar lemak tubuh yang
berlebihan melalui aktivitas fisik
2. Meningkatkan kelenturan, keseimbangan, koordinasi,
daya tahan dan kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatan lainnya.
Siapa saja yang bisa mengikuti senam ini??
Yang bisa mengikuti senam ini yaitu ninik-ninik dan pekak-
pekak dengan masalah hipertensi, stress atau kegemukan.
Siapa saja yang tidak bisa mengikuti senam ini??
Senam ini biasanya tidak dapat dilakukan bagi mereka yang
memiliki keterbatasan fisik seperti patah pada bagian kaki
yang tidak memungkinkan melakukan beberapa gerakan
senam.
Nah, sekian pemaparan informasi dari saya selanjutnya saya
kembalikan ke moderator.
Moderator : Nah, ninik-ninik dan pekak-pekak bagaimana informasinya
apakah sudah jelas??
Peserta : Sudah…
Moderator : Dari informasi tersebut apakah ada yang ingin ditanyakan??
Peserta : Tidakk…
Moderator : Baik jika begitu saya yang bertanya yaa?? Ada tidak ninik
atau pekak yang masih ingat apa itu hipertensi??
Lansia 4 : Seingat saya tekanan darah diatas 140/90 mmHg bu
Moderator : Iya benar sekali ninik. Selanjutnya ada tidak ninik atau pekak
yang ingat tanda dan gejala hipertensi?? Sebutkan 3 saja
boleh.
Lansia 2 : Kalo seperti saya biasanya sakit pada tengguk belakang,
pengelihatan kabur dan jantung berdebar-debar.
Moderator : Iya tepat sekali, selain pekak A ada yang ingat lagi tanda dan
gejala yang lain?
Lansia 3 : Kalo menurut saya itu mudah marah, cepat tersinggung dan
fikiran biasanya mumet.
Moderator : Iya itu juga bisa nggih. nah selanjutnya ada yang tau apa saja
penyebab hipertensi?? Sebutkan minimal 3 saja ya
Lansia 4 : Seingat saya itu ada karena keturunan, umur dan makanan bu
Moderator : Iya tepat sekali ya nik. Pertanyaan selanjutnya apa saja sih
yang bisa kita lakukan untuk mengontrol tekanan darah?
Lansia 5 : Kalo saya sendiri bisanya minum obat dan dilengkapi dengan
olahraga ringan bu
Moderator : Iya kak tepat sekali ya, olahraga ringan yang bisa kita lakukan
salah satunya dengan senam hipertensi yang akan kita
lakukan nanti ya. Sebelum kita senam saya juga ingin
bertanya apa manfaat dari senam hipertensi yang akan kita
lakukan??
Lansia 6 : Menurut saya untuk mengurangi stress dan meningkatkan
daya tahan tubuh sehingga tekanan darah bisa turun.
Moderator : Iya bagus sekali ninik-ninik dan pekak-pekak. Sepertinya
semua sudah siap untuk senam, benar begitu?
Peserta : Benarr
Moderator : Baiklah jika begitu kita mulai senam ya, senam ini akan
dipandu oleh teman saya. Kepada instruktur saya persilakan.
Instruktur 1 : Baik ninik-ninik dan pekak-pekak semua, masih semangat??
Peserta : Masih
Instruktur 1 : Lebih keras lagi, masih semangat??
Peserta : Masihhhh!!
Instruktur 1 : Baik berartii ninik-ninik dan pekak-pekak masih semangat
yaaaa. Jadi sesuai dengan yang disampaikan teman saya,
sekarang saya akan mengajarkan ninik dan pekak semuanya
senam. Apakah semua sudah memakai pakai yang sudah
dikasitau sebelumnya?
Peserta : Sudah buu…
Instruktur 1 : Baiklah kalau begitu kita atur posisi dulu ya, diatur jaraknya
agar bisa bergerak dan tidak mengenai ninim atau pekak yang
lain
Peserta : (Mengatur posisi dibantu dengan fasilitator)
Instruktur 1 : Baik, apakah semua ninik-ninik dan pekak-pekak sudah
mendapatkan tempat yang nyaman??
Peserta : Sudah buu.
Instruktur 1 : Baik sebelum mulai senam saya informasikan nggih, jika ada
ninik-ninik atau pekak-pekak yang tidak mampu melakukan
gerakannya jangan dipaksakan nggih. Nanti selama senam
aka nada teman-teman saya dibelakang ikut membantu
senamnya.
Lansia 3 : Bu… perlu pemanasan dulu tidak bu??
Instruktur 1 : Didalam senamnya sudah ada gerakan pamanasan dan
pendinginan langgsing nggih ninik, jadi nanti kita senam
sudah termasuk pemanasan, gerakan inti, dan pendinginan.
Baik ninik-ninik dan pekak-pekak jika begitu kita mulai saja
ya
Peserta : Baik buu
Instruktur 2 : Baik pekak dan ninik semuanya, kita mulai dari gerakan
pemanasan ya:
1. Tekuk kepala ke samping lalu tahan dengan tangan
pada sisi yang sama dengan arah kepala. Tahan
dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lururs ke
atas kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar
bahu. Tehan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan
bahu dan punggung.
Instruktur 2 : Selanjutnya Gerakan Inti
1. Lakukan gerakan seperti jalan di tempat dengan
lambaian kedua tangan searah dengan sisi kaku yang
diangkat. lakukan perlahan dan hindari hentakan.
2. Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki
dibuka selebar bahu. Kedua kepalan tangan bertemu
dan ulangi gerakan semampunya sambil mengatur
nafas.
3. Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan
menyerong. Sisi kaki yang searah dengan tangan
sedikit ditekuk. Tangan diletakkan dipinggang dan
kepala searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-10
hitungan lalu ganti dengan sisi lainnya
4. Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari
mengepal dan kedua tangan diangkat ke atas. Lakukan
bergantian secara perlahan dan semampunya.
5. Hampir sama juga dengan gerakan inti 1, tapi kaki
dibuang ke samping. Kedua taangan dengan jemari
mengepal ke arah yang berlawanan. Ulangi dengan
sisi bergantian.
6. Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak
ditekuk dan tangan yang searah lutut di pinggang.
tangan sisi yang lain lurus ke arah lutut yang ditekuk.
Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan
semampunya.
Instruktur 2 : Selanjutnya yaitu gerakan pendinginan
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu
tangan ke leher dan tahan dengan tangan lainnya.
Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke
samping dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-
10 hitungan yang sama.
Peserta : (Diiringi dengan tepukan tangan)
Moderator: : Nah, baiklah ninik-ninik dan pekak-pekak bagaimana
senamnnya, seru tidak?
Peserta : Seru buu
Moderator : Bagaimana perasaan ninik dan pekak setelah dilakukan senam
hipertensi ini?
Lansia 1 : Kalo saya sih senang-senang saja kaarena saya suka olahraga
sekalgus meengisi waktu luang
Lansia 2 : Saya merasa lebih bersemangat 38ud an lebih rileks setelah
senam meskipun belum hapal langkahnya
Moderator : Iya jadi ninik dan pekak sudah sangat baikdalam melakukan
kegiatan ya sehingga ninik dan pekak dapat merasakan
manfaatnya. Selain itu ada yang ingin ditanyakan?
Lansia 3 : Bagaimana cara kita agar mengingat langkah-langkahnya,
saya belum hapal bu
Moderator : Nah, tenang ninik dan pekak semuanya nanti setelah ini akan
ada penempelan poster di sekitar panti buat ninik-ninik dan
pekak-pekak semua jadi bisa diingat langkahnya melalui
media itu. Senam ini dapat ninik dan pekak semua lakukan
selama 30 menit selama 3 x seminggu yaa
Nah baiklah karena senamnya sudah selesai, ninik-ninik dan
pekak-pekak semuanya apakah ada yang ingin bertanya
terkait dengan kegiatan kita hari ini?
Peserta : Tidak bu
Moderator : Baiklah jika begitu, kegiatan hari ini sudahh selesai nanti
akan ditempelkan poster disekitar tempat tinggal ninik dan
pekak semua untuk membantu mengingat langkah senam
sehingga ninik dan pekak dapat melakukan senam secara
mandiri atau berkelompok.
Jadi saya ucapkan terimakasih kepada semua ninik dan pekak
karena sudah mengikuti acara ini dengan baik, semoga
kegiatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan kami
mohon maaf jika ada hal yang tidak berkenan nggih. Akhir
kata kami tutup dengan parama santih
Om Santih, Santih, Santih Om
4) Skenario Sosiodrama
Pembagian Peran :
1. Narator dan moderator : Luh Putu Saskarawati Oktaviana
2. Perawat 1 : Ni Kadek Desi Ayani
3. Perawat 2 : Ni Made Sekar Sari
4. Odah Ima : Kadek Dwi Irmayanti
5. Odah Hadpani : Komang Hadpani
6. Odah Dea : Luh Dea Pratiwi
7. Pekak Edi : Made Edi Pramana Putra
8. Fasilitator : Sang Putu Angga Winata
9. Fasilitator : Ni Made Sinta Febrina
10. Notulen dan observer : Ni Made Risa Dwiyani
Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black H.R., Cushman W.C., Green L.A., Izzo
J.L., Jr., Et Al, (2003). Jama; 289:2560-72. The Seventh Report Of The
Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation, And
Treatment Of High Blood Pressure: The Jnc 7 Report.
Depkes. (2013). Hipertensi di Indonesia. Retrieved from. www.depkes.go.id
diakses pada 24 Oktober 2018
Fitriana, A. (2015). Senam Hipertensi. Retrieved from: https://dokumen.tips.
Diakses pada 24 Oktober 2018.
Fitri, A. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pencegahan
Hipertensi Oleh Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Salido Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2017. Retrieved from.
http://scholar.unand.ac.id/28345/2/BAB%20AWAL.pdf diakses pada 24
Oktober 2018
Petunjuk Pengisian