Anda di halaman 1dari 6

TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PERUBAHAN GEJALA

PERILAKU AGRESIF PASIEN SKIZOFRENIA

I Wayan Candra
I Gusti Ayu Ekawati
I Ketut Gama
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email: candra6589@yahoo.co.id
Abstract: Classical music therapy with to change fenomenal aggressive behaviour of
patients skizofrenia.This research aims at the influence of classical music therapy to
changes in behavioral symptoms in patients skizofrenia aggressive. This is the type of
pre-experimental by using the One-group pre-test-posttest design. Sampling tekhnique
bys consecutive sampling.The sample is 15 peoples. Type of data is primary data
through observation. The results aggressive behavior of schizofenia patients before
therapy is given most of the music that is as many as 11 people (73.3%) in the moderate
category. Aggressive behavior of schizofrenia patients after therapy is given most of the
music that is as many as 12 people (80%) in the mild category statistical result
obtained Wilcoxon Sign Rank test,p=0.000<p 0.010, meaning there is a very significant
influence classical music therapy to change symptoms of aggressive behavior in
patients skizofrenia in space Kunti RSJ Bali Province in 2013.
Abstrak: Terapi musik klasik terhadap perubahan gejala perilaku agresif pada
pasien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik
klasik terhadap perubahan gejala perilaku agresif pada pasien skizoprenia. Jenis
penelitian ini adalah pra eksperimental yaitu One-group Pre-test-posttest Design,
dengan teknik sampling consecutive sampling.Jumlah sample adalah 15 orang. Jenis
data adalah data primer yang diperoleh melalui observasi. Hasil penelitian perilaku
agresif pasien skizofrenia sebelum diberikan terapi musik sebagian besar yaitu
sebanyak 11 orang (73,3%) dalam katagori sedang. Perilaku agresif pasien skizofrenia
setelah diberikan terapi musik sebagian besar yaitu sebanyak 12 orang (80%) dalam
katagori ringan Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank test didapatkan p= 0,000 < α
0,010, berarti ada pengaruh yang sangat signifikan pemberian terapi musik klasik
terhadap perubahan gejala perilaku agresif pada pasien skizoprenia di ruang Kunti RSJ
Provinsi Bali tahun 2013.
Kata Kunci: Terapi musik klasik, perubahan gejala perilaku agresif, skizofrenia

Pembangunan Kesehatan merupakan bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa,


bagian integral dari pembangunan nasional, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan
dan dalam undang-undang nomor 36 Tahun bahagia, sehat, serta mampu menangani
2009 tentang kesehatan dikemukakan bahwa tantangan hidup. Himpitan hidup yang
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari semakin berat di alami hampir oleh semua
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan kalangan masyarakat sehingga dapat
setiap orang hidup produktif secara sosial mengakibatkan gangguan kesehatan jiwa
dan ekonomi. Kesehatan merupakan hak (Intan, 2010).
asasi manusia yang harus dilindungi dan Gangguan jiwa (mental disorder)
diperhatikan oleh pemerintah. Sejalan merupakan salah satu dari empat masalah
dengan pembangunan yang dilakukan oleh kesehatan utama dinegara-negara maju,
bangsa Indonesia, kesehatan jiwa menjadi modern, dan industri. Keempat masalah
bagian dari kesehatan secara menyeluruh, utama tersebut adalah penyakit degeneratif,
kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. gembira,sehingga pada pasien muncul rasa
Peningkatan kasus gangguan jiwa pada cemas, sedih dan marah (Maramis , 2008).
akhirnya akan menurunkan produktifitas Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
kerja, kualitas hidup secara nasional dan pasien yang mengalami perilaku
negara akan kehilangan satu generasi sehat agresif/kekerasan adalah bisa
yang akan meneruskan perjuangan dan cita- membahayakan diri sendiri, orang lain
cita bangsa (Hawari, 2009). maupun merusak lingkungan. Perilaku
Jumlah pasien gangguan jiwa di dunia agresif/kekersan itu sendiri merupakan suatu
tahun 2010 diperkirakan tidak kurang dari rentang emosi dan ungkapan kemarahan
450 juta, bahkan berdasarkan data study yang dimanifestasikan dalam bentuk verbal
World Bank dibeberapa negara dan fisik. Perilaku agresif merupakan
menunjukkan 8,1 % dari kesehatan global perilaku yang mengacu pada beberapa jenis
masyarakat (Global Burden Disease) perilaku, baik secara verbal maupun non
menderita gangguan jiwa. Pasien gangguan verbal, yang dilakukan dengan tujuan
jiwa di Indonesia diperkirakan sebanyak 246 menyakiti seseorang. Perilaku
dari 1.000 anggota rumah tangga (WHO, agresif/kekerasan verbal sebagai suatu
2010). Jumlah penduduk Bali yang bentuk perilaku atau aksi agresif yang
mengalami gangguan jiwa diperkirakan diungkapkan untuk menyakiti orang lain,
sebanyak 3% dari 4 juta jumlah penduduk dapat berbentuk umpatan, celaan atau
atau sekitar 120.000 orang, 7000 orang makian, ejekan, fitnahan dan ancaman
diantaranya mengalami gangguan jiwa berat melalui kata-kata. Perilaku agresif non
(Suryani, 2010). verbal dapat berbentuk memukul, mencubit
Kasus gangguan jiwa yang menjalani dengan kasar, menendang, memalak,
rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi berkelahi, mengancam orang lain
Bali dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. menggunakan senjata, menyerang orang lain
Tahun 2010 pasien yang dirawat yaitu 3878 (Keliat, 2010).
orang, sebanyak 3521 (90,79 %) Perilaku agresif/kekerasan dapat
mengalami skozofrenia. Pada tahun 2011 disebabkan karena frustrasi, takut,
pasien yang dirawat yaitu 3945 orang, manipulasi atau intimidasi. Perilaku agresif
sebanyak 3661 (92,80%) mengalami merupakan hasil konflik emosional yang
skozofrenia. Tahun 2012 pasien yang belum dapat diselesaikan (Keliat, 2010).
dirawat yaitu 4024 orang, sebanyak 3821 Penanganan perilaku agresif dapat
(94,95 %) mengalami skozofrenia. Jumlah dilakukan dengan berbagai macam
pasien berdasarkan masalah utama termasuk pengobatan untuk mengurangi
keperawatan perilaku agresif/kekerasan perilaku agresif. Obat-obatan yang diberikan
tahun 2010 sebanyak 2053 orang (52,93%), dapat mengurangi gejala yang muncul.
tahun 2011 sebanyak 2256 orang (56,19%) Pengobatannya cenderung membutuhkan
dan tahun 2012 sebanyak 2562 orang biaya yang mahal dan juga menimbulkan
(63,66%) (Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa berbagai macam efek samping bagi tubuh.
Provinsi Bali, 2012). Salah satu terapi yang bermanfaat serta
Karakteristik dari pasien yang mudah ditemukan dan dilakukan sering kali
terdiagnosis skizofrenia sangat beragam, dilupakan salah satunya adalah terapi musik
satu diantaranya yang sering ditemukan (Campbell, 2010).
pada pasien skizofrenia adalah gangguan Terapi musik merupakan salah satu
emosi yang dapat berupa ketakutan, bentuk dari tehnik relaksasi yang bertujuan
kecemasan, depresi dan kegembiraan yang untuk mengurangi perilaku agresif,
berlebihan. Kecemasan yang terjadi pada memberikan rasa tenang, sebagai pendidikan
pasien skizofrenia dapat berupa gangguan moral, mengendalikan emosi,
parathimi atau yang seharusnya pengembangan spiritual dan menyembuhkan
menimbulkan rasa senang dan gangguan psikologis. Terapi musik juga
digunakan oleh psikolog maupun psikiater (Campbell, 2010). Tujuan dari penelitian ini
untuk mengatasi berbagai macam gangguan adalah untuk mengetahui
kejiwaan, dan gangguan psikologis pengaruh/efektivitas terapi musik klasik
(Campbell, 2010). terhadap perubahan gejala perilaku agresif
Manfaat musik untuk kesehatan dan pada pasien skizofrenia.
fungsi kerja otak telah diketahui sejak
zaman dahulu. Para dokter Yunani dan METODE
Romawi kuno menganjurkan metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian
penyembuhan dengan mendengarkan pre eksperimental dengan rancangan One-
permainan alat musik seperti harpa dan group pre-test-post-test design. Populasi
flute. Secara psikologis pengaruh dalam penelitian ini adalah semua pasien
penyembuhan musik pada tubuh adalah pada skizofrenia yang mengalami gejala perilaku
kemampuan saraf dalam menangkap efek agresif yang dirawat di ruang Kunti RSJ
akustik. Kemudian dilanjutkan dengan Provinsi Bali.Sampel dalam penelitian ini
respon tubuh terhadap gelombang musik adalah pasien skizofrenia yang mengalami
yaitu dengan meneruskan gelombang gejala perilaku agresif yang dirawat di ruang
tersebut keseluruh sistem kerja tubuh. Efek Kunti RSJ Provinsi Bali yang memenuhi
terapi musik pada sistem limbik dan saraf kriteria inklusi sebanyak 15 orang. Teknik
otonom adalah menciptakan suasana rileks, pengambilan sampel dalam penelitian ini
aman, dan menyenangkan sehingga adalah non probability sampling jenis
merangsang pelepasan zat kimia Gamma consecutive sampling
Amino Butyic Acid (GABA), enkefallin, atau Setelah sampel penelitian didapatkan
beta endorphin yang dapat mengeliminasi dilanjutkan dengan mengukur gejala
neurotransmiter rasa tertekan, cemas, dan perilaku agresif pada pasien skizofrenia
stres sehingga menciptakan ketenangan dan sebelum (pre test) diberikan perlakuan
memperbaiki suasana hati (mood) pasien dengan terapi musik klasik..Terapi musik
(Djohan, 2005) klasik dilaksanakan di ruangan dengan
Musik yang dapat digunakan untuk menggunakan panduan terapi musik klasik,
terapi musik pada umumnya musik yang pelaksanaan terapi musik klasik dilakukan
lembut, memiliki irama dan nada-nada sebanyak tujuh kali, tiap kali pelaksanaan
teratur seperti instrumentalia atau musik dilakukan selama 30 menit. Setelah sampel
klasik Mozart 4. Manfaat musik klasik diberikan perlakuan berupa terapi musik
sudah banyak diketahui terutama karya klasik sebanyak 7 kali, selanjutnya
Mozart. Terlepas dari banyaknya pro dan dilakukan post-test dengan observasi gejala
kontra tentang Efek Mozart (efek yang perilaku agresif yang dialami oleh pasien
meningkatkan kecerdasan/IQ spasial), skizofrenia. Instrumen pengumpulan data
beberapa penelitian menemukan bahwa yang digunakan pada tahap pre test maupun
musik Mozart bermanfaat dalam bidang post test adalah lembar observasi yang
kesehatan. Samuel Halim dalam terdiri dari 20 item dengan pilihan jawaban
penelitiannya menemukan bahwa musik yaitu ya nilai 1 dan tidak nilai 0. Lembar
Mozart dapat membantu penyembuhan Observasi ini meliputi aspek fisik, kognitif,
penyakit Alzheimer. Musik klasik emosional, perilaku dan sosial yang sudah
mempunyai perangkat musik yang beraneka dibakukan sehingga dapat diandalkan untuk
ragam, sehingga di dalamnya terangkum digunakan. Teknik analisa data yang
warna-warni suara yang rentang variasinya digunakan adalah uji Wilcoxon sign rank
sangat luas. Dengan kata lain, variasi bunyi test.
pada musik klasik jauh lebih kaya daripada
variasi bunyi musik yang lainnya, karena HASIL DAN PEMBAHASAN
musik klasik menyediakan variasi stimulasi Sebelum hasil penelitian dikemukakan
yang sedemikian luasnya bagi pendengar secara rinci,terlebih dahulu diuraikan
karakteristik subyek penelitian. Berikut ini Perilaku agresif pasien skizofrenia
diuraikan karakteristik subyek penelitian sebelum (pre-test) diberikan terapi musik
berdasarkan umur, pendidikan, dan status klasik sebagian besar dalam kategori sedang
perkawinan. yaitu sebanyak 11 orang (73,3%). Peneliti
Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian belum menemukan hasil penelitian yang
berdasarkan umur sama persis, tetapi hasil penelitian yang
serumpun ada yaitu hasil penelitian yang
No Umur f % dilakukan oleh Susanti (2010) yang meneliti
1 20-24 tahun 3 20,00 tentang pengaruh terapi musik klasik:
2 25-29 tahun 6 40,00 beethoven pathetic sonata movement
3 30-34 tahun 4 26,70 terhadap penurunan skor Auditory
4 35-40 tahun 2 13,30 Hallucination Rating Scale (AHRS) pada
Total 15 100 pasien Skizofrenia dengan halusinasi
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa auditori di RSJD dr.Amino Gondohutomo
umur subyek penelitian yang terbanyak Semarang. Hasil penelitian menunjukkan
berada pada rentang 25-29 tahun sejumlah 6 sebelum diberikan terapi musik klasik:
orang (40,00%). beethoven pathetic sonata movement
Tabel 2. Karakteristik subyek penelitian diperoleh sebagian besar yaitu 8 orang
berdasarkan pendidikan (80%) skor Auditory Hallucination Rating
Scale (AHRS) pada pasien Skizofrenia
No Pendidikan F % dengan halusinasi auditori dalam kategori
1 Dasar 6 40,00 tinggi.
2 Menengah 9 60,00 Menurut Keliat (2010) perilaku
Total 15 100 agresif/kekerasan dapat disebabkan oleh
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa rasa takut, manipulasi atau intimidasi.
tingkat pendidikan subyek penelitian Perilaku agresif/kekerasan merupakan hasil
sebagian besar jenjang pendidikan konflik emosional yang belum dapat
menengah sejumlah 9 orang (60,00%) diselesaikan yang menggambarkan rasa
Tabel 3. Karakteristik subyek penelitian tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan
berdasarkan status perkawinan ketergantungan pada orang lain. Pada pasien
dengan perilaku kekerasan gejala yang dapat
No Status Perkawinan f % dilihat adalah muka merah, pandangan
1 Kawin 5 33,3 tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
2 Tidak kawin 10 66,7 berdebat dan sering pula tampak pasien
Total 15 100 memaksakan kehendak seperti merampas
makanan, memukul jika tidak senang.
Tabel 3 di atas menunjukkan sebagian Tabel 5. Tingkat perilaku agresif pasien
besar subyek penelitian tidak kawin yaitu skizofrenia sesudah (post-test)
sejumlah 10 orang (66,70%). diberikan perlakuan
Hasil penelitian selengkapnya dapat
diuraikan sebagai berikut. No Perilaku Agresif
Tabel 4. Tingkat perilaku agresif pasien f %
post test
skizofrenia sebelum (pre-test) 1 Ringan 12 80,00
diberikan perlakuan 2 Sedang 3 20,00
No Perilaku Agresif 3 Berat 0 0
f % Total 15 100
pre test
1 Ringan 0 0 Perilaku agresif pasien skizofrenia
2 Sedang 11 73,30 setelah diberikan terapi musik klasik
3 Berat 4 26,70 sebagian besar dalam kategori ringan yaitu
Total 15 100
sebanyak 12 orang (80,00%). Peneliti belum digunakan dalam penanganan perilaku
menemukan hasil penelitian yang sama agresif/kekerasan pada pasien
persis, tetapi hasil penelitian ini sesuai skizofrenia.Terapi musik klasik dapat
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh digunakan pada berbagai tatanan pelayanan
Susanti (2010) yang meneliti tentang kesehatan jiwa untuk menangani pasien
pengaruh terapi musik klasik: beethoven skizofrenia yang mengalami perilaku
pathetic sonata movement terhadap agresif/kekerasan.
penurunan skor Auditory Hallucination Menurut Djohan, (2005) secara
Rating Scale (AHRS) pada pasien psikologis pengaruh penyembuhan musik
Skizofrenia dengan halusinasi auditori di pada tubuh adalah pada kemampuan saraf
RSJD dr.Amino Gondohutomo Semarang. dalam menangkap efek akustik. Dilanjutkan
Hasil penelitian menunjukkan setelah dengan respons tubuh terhadap gelombang
diberikan terapi musik klasik: beethoven musik yaitu dengan meneruskan gelombang
pathetic sonata movement didapatkan tersebut keseluruh sistem kerja tubuh. Efek
sebagian besar yaitu 9 orang (90%) skor terapi musik pada sistem limbik dan saraf
Auditory Hallucination Rating Scale otonom adalah menciptakan suasana rileks,
(AHRS) pada pasien Skizofrenia dengan aman, dan menyenangkan sehingga
halusinasi auditori dalam kategori rendah. merangsang pelepasan zat kimia Gamma
Hasil uji hipotesis yang dilakukan pada Amino Butyic Acid (GABA), enkefallin, atau
pengaruh terapi musik klasik terhadap beta endorphin yang dapat mengeliminasi
perubahan gejala perilaku agresif pada neurotransmiter rasa tertekan,stres dan
pasien skizofrenia didapatkan hasil bahwa cemas, sehingga menciptakan ketenangan
p=0,000 < p=0,010, nilai z=3,771 berarti dan memperbaiki suasana hati (mood)
sangat signifikan yang artinya ada pengaruh pasien.
yang sangat signifikan pemberian terapi
musik klasik terhadap perubahan gejala SIMPULAN
perilaku agresif pada pasien skizoprenia di Gejala perilaku agresif/kekerasan pada
ruang Kunti RSJ Provinsi Bali tahun 2013. pasien skizofrenia sebelum diberikan terapi
Terapi musik klasik dapat menurunkan musik klasik sebagian besar dalam kategori
gejala perilaku agresif/kekerasana pada sedang yaitu sebanyak 11 orang (73,3%).
pasien skizofrenia. Setelah diberikan terapi musik klasik
Peneliti belum menemukan hasil penelitian sebagian besar gejala perilaku
yang sama persis, tetapi hasil penelitian agresif/kekerasan pasien skizofrenia berada
serumpun yaitu sesuai dengan hasil dalam kategori ringan yaitu sebanyak 12
penelitian yang dilakukan oleh Susanti orang (80%). Hasil penelitian
(2010) yang meneliti tentang pengaruh p=0,000<p=0,010 menunjukkan ada
terapi musik klasik: beethoven pathetic pengaruh yang sangat signifikan
sonata movement terhadap penurunan skor (p=0,000<p=0,010) pemberian terapi musik
Auditory Hallucination Rating Scale klasik terhadap perubahan gejala perilaku
(AHRS) pada pasien Skizofrenia dengan agresif/kekerasan pada pasien skizofrenia di
halusinasi auditori di RSJD dr.Amino ruang Kunti RSJ Provinsi Bali tahun 2013.
Gondohutomo Semarang, didapatkan hasil Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
yang signifikan yaitu p=0,004<0,050, hasil suatu alternatif dalam menurunkan gejala
ini menunjukkan ada pengaruh yang perilaku agresif/kekerasan pada pasien
signifikan terapi musik klasik: beethoven skizofrenia di berbagai tatanan pelayanan
pathetic sonata movement terhadap kesehatan jiwa yang ada.
penurunan skor Auditory Hallucination
Rating Scale (AHRS) pada pasien DAFTAR RUJUKAN
Skizofrenia dengan halusinasi auditori. Hal Campbell, 2010, Efek Mozart:
Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk
ini berarti bahwa terapi musik klasik dapat Mempertajam Pikiran, Meningkatkan
Kreativitas dan Menyehatkan Tubuh.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Djohan, 2005, Psikologi Musik: Cetakan ke-
2. Yogyakarta: Buku Baik.
Hawari, 2009, Pendekatan Holistik pada
Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
EGC.
Intan, 2010, Pengaruh terapi perilaku
kognitif pada klien skizoprenia dengan
perilaku kekerasan, Tesis. Jakarta. FIK
UI. Tidak dipublikasikan
Keliat B.A, 2010, Model praktek
keperawatan professional jiwa.
Jakarta: EGC
Maramis, 2008, Catatan ilmu kedokteran
jiwa. Surabaya. Airlangga University
Press.
Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Propinsi
Bali, 2012, Laporan Tahunan Rumah
Sakit Jiwa Propinsi Bali. Bangli.
Suryani, L. K., 2010, Skizofrenia. online.
Available: www.gatra. com/ 20
Nopember 2012
Susanti, 2010, Pengaruh Terapi Musik
Klasik : Beethoven Pathetic Sonata
Movement Terhadap Penurunan Skor
Auditory Hallucination Rating Scale
(AHRS) pada pasien Skizofrenia
dengan halusinasi auditori di RSJD
dr.Amino Gondohutomo Semarang.
(Online) available : http: //
ebookbrowse. com/terapi- musik-
klasik- pada-gangguan – jiwa – pdf -
d407466061. ( 5 Febuari 2013)
WHO, 2010, Improving health systems and
services for mental health (Mental
health policy and service guidance
package). Geneva 27, Switzerland :
WHO Press.

Anda mungkin juga menyukai