Anda di halaman 1dari 2

Pada tanggal 1 April 2016 adalah hari pertama saya mengikuti kegiatan FOqME KK2.

Daerah
yang saya dapati adalah Kelurahan Flamboyan Baru Kecamatan Padang Barat. Kegiatan ini
dimulai dengan acara pelepasan kami oleh Bapak Camat Padang Baru tepat didepan kantor camat.
Setelah dilepas saya diantar oleh Ibu Lurah Flamboyan Baru dan Ibu Kader yang merupakan ketua
RT 02 RW 03 di Kelurahan Flamboyan Barat. Pukul 10.30 saya sampai dilokasi dengan ditemani
Ibu Lurah, Ibu Kader, dan dosen pembimbing saya untuk FOME KK2 ini yaitu dra.Yustini Alioes,
apt. Saya diantarkan kesebuah yang akan menjadi keluarga binaan saya di FOME KK2 ini.

Dirumah tersebut saya disambut oleh seorang ibu paruh baya yang bernama Nur Aini (67 tahun)
yang biasa dikenal didaerahnya dengan sebutan Amak. Ibu ini tinggal dirumah yang kira-kira
berukuran 5x6 meter dengan anak kandungnya yang bernama Fitri Yanti (39 tahun) dan suaminya
Ismail (42 tahun) serta 4 orang cucunya yaitu Jon Sardi (18 tahun), Ilham Firdaus (14 tahun),
Melyanti Nazar (8 tahun), dan Yusuf (1 tahun). Profesi Amak sehari-hari adalah ibu rumah tangga.
Anaknya Fitri juga bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sehari-harinya kadang membuat kue
untuk diantarkan ke kedai-kedai sementara menantunya bekerja sebagai tukang. Fitri merupakan
anak ke 6 dari Amak. Amak memiliki 7 orang anak yang sudah menikah semua dan kini tengah
merantau. Suami dari Amak telah meninggal secara mendadak tanpa diketahui penyebabnya sejak
anak nya masih kecil-kecil.

Kesan saya saat melakukan kunjungan pertama untuk keluarga binaan saya cukup baik. Walaupun
awalnya Amak agak sedikit menolak dengan kedatangan saya karena ia sedang bekerja namun
akhirnya Amak membolehkan saya untuk bertanta seputar masalah kesehatan dikeluarganya.
Karena anggota kelompok saya hanya 9 orang yang diutus ke daerah ini maka tidak semua rumah
yang kami mintai datanya. Amak bertanya kepada saya mengapa hanya beberapa rumah yang
didatangi dan ia merasa bahwa yang didatangi hanya rumah yang memiliki masalah kesehatan,
lalu saya menjelaskan kepada Amak bahwa keterbatasan anggota kami sehingga tidak semua
rumah yang kami datangi dan kegiatan ini sebenarnya untuk melatih kemampuan berkomunikasi
saya kepada masyarakat serta masalah mengapa rumahnya yang dikunjungi itu hanya karena
kebetulan rumah Amak terbuka sementara rumah lainnya banyak yang tertutup mungkun
dikarenakan penghuninya sedang pergi atau bekerja. Untuk kunjungan pertama ini saya hanya
melakukan perkenalan dengan Amak. Alhamdulillah Amak mau menjawab semua pertanyaan saya
tetapi hanya sekedarnya saja. Beliau hanya menjawab singkat dan tidak terlalu mendetail. Ini agak
menyulitkan saya untuk melakukan pendekatan dengan keluarga binaan saya. Mungkin hal ini
dikarenakan keuarga binan saya belum terbiasa dengan kedatangan saya. Saya memaklumi, dan
mencoba lebih mendekatkan diri kepada keluarga binaan saya. Hambatan lain yang saya alami
saat itu adalah karena kesibukan dari keluarga binaan saya yang saat itu beliau sedang mencuci
dan menjaga cucunya yang masih berumur 1 tahun sehingga Amak kurang fokus dengan
pertanyaan yang saya berikan. Waktu itu saya juga tiba-tiba ditinggal karena Amak harus
menjemur pakaian yang sudah dicucinya dan saya ditinggal dengan cucunya yang berumur 8
tahun. Lalu, saya mencoba untuk berbicara dengan cucunya yang akrab disapa Mel. Kesan saya
berkomunikasi dengan Mel baik. Anaknya cukup komunikatif. Ia bisa menjawab beberapa
pertanyaan yang saya tanyakan. Tak lama berselang anak dari Amak (Ibu Fitri) pulang dari pasar.
Saya pun memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan saya kesana. Namun, setelah
saya memperkenalkan diri Ibu Fitri langsung masuk dan sibuk membereskan barang belanjaan nya
sepulang dari pasar. Melihat keluarga ini tampaknya sedang sibuk sayapun berpamitan dengan
keluarga tersebut dan meminta nomor telefon yang bisa saya hubungi karena saya akan kembali
lagi nantinya. Ibu Fitri memberikan nomor telefonnya dan saya pun berpamitan pulang.

Anda mungkin juga menyukai