Dokter Pembimbing :
drg.Anny Rufaida, Sp.KG.
• Pseudomembranosus akut
Oral Kandidiasis • Atropik akut
Akut
• Atropik kronik
Oral Kandidiasis • Hiperplastik kronik
Kronis • Median rhomboid glositis
Pseudomembranosus akut
• pertama sekali dijelaskan kandidiasis ini
tampak sebagai plak mukosa yang putih,
difus, bergumpal atau seperti beludru,
terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin,
dan hifa jamur, dapat dihapus
meninggalkan permukaan merah dan
kasar. Pada umumnya dijumpai pada
mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak.
Atropik akut
• kandidiasis eritematus biasa dijumpai
pada mukosa bukal, palatum, dan
bagian dorsal lidah dengan daerah
permukaan mukosa oral mengelupas
dan tampak sebagai bercak-bercak
merah difus yang rata.
Atropik kronik
• Disebut juga “denture stomatitis” atau “alergi gigi
tiruan” merupakan bentuk kandidiasis yang
paling umum ditemukan pada 24-60%
pengguna gigi tiruan. Mukosa palatum maupun
mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan
menjadi merah, kondisi ini dikategorikan sebagai
bentuk dari infeksi Kandida. Gigi tiruan yang
menutup mukosa dari saliva menyebabkan
daerah tersebut mudah terinfeksi jamur.
Hiperplastik kronik
• Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau
tepi lateral lidah berupa bintik-bintik putih
yang tepinya menimbul tegas dengan
beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi displasia berat atau
keganasan, dan kadang disebut sebagai
Kandida leukoplakia. Bintik-bintik putih
tersebut tidak dapat dihapus, sehingga
diagnosa harus ditentukan dengan biopsi.
Median rhomboid glositis
• Median Rhomboid Glositis adalah
daerah simetris kronis di anterior
lidah ke papila sirkumvalata,
tepatnya terletak pada
duapertiga anterior dan
sepertiga posterior lidah.
Manifestasi Klinis
• Gejala yang mudah dikenali, adalah
1. lidah yang menjadi agak licin
2. berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah
dan pinggir atau pada belahan bagian tengah lidah.
3. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih,
terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah
sehingga mulut terasa perih
Etiologi
• Spesies kandida dianggap umum ada pada mulut yang
normal. Faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi host
pada kandidiasis oral adalah faktor fisiologis seperti usia
tua, masa bayi dan kehamilan dengan kekebalan tubuh
yang berubah, kortikosteroid, cacat imun seperti pada
infeksi HIV dll.
Patogenitas
jamur
Host
Epidemiologi
• Tingkat kejadian C.albicans di rongga mulut pada neonatus,
anak-anak yang sehat dan orang dewasa yang sehat telah
dilaporkan masing masing antara 45-65% dan 30-45%.
50-65% orang yang memakai gigi tiruan, 65-88% dari
mereka yang tinggal di fasilitas perawatan akut dan
jangka panjang, 90% dari pasien dengan leukemia akut
menjalani kemoterapi dan 95% pasien dengan HIV.
Tatalaksana
• Menajemen yang dilakukan pada kandidiasis oral adalah
dengan pengobatan secara topikal. Setelah dilakukan
pengobatan topikal maka dilanjutkan pengobatan selama
dua minggu setelah terjadinya resolusi pada lesi. Ketika
terapi topikal mengalami kegagalan maka dilanjutkannya
terapi sistemik.
Lini Pertama
• 1. Nistatin 3. Klotrimazol
• 2. Amproterisin B
Lini Kedua
• 1. Ketokenazol 3. Itrakonazol
• 2. Flukonazol
Prognosis
• Prognosis dari oral kandidiasis adalah baik ketika faktor-
faktor predisposisi yang berhubungan dengan infeksi ini
tereliminasi. Ketika faktor-faktor predisposisi meningkat
pada pasien kandidiasis primer maka meningkatkan pula
resiko yang lebih buruk pada kandidiasis
Komplikasi
• apabila candida masuk ke esofagus (pada kasus yang
berat) maka akan terjadi candidiasis esofaghitis maka
pasien akan mengalami kesulitan dalam menelan dan
apabila tidak di obati maka akan tertelan ke usus sehingga
menyebab timbulnya infeksi usus
Pembahasan Jurnal
Laporan Kasus
• ANAMNESIS
• Seorang pasien pria usia 55 tahun mengunjungi
Departemen Kedokteran Mulut dan Radiologi dengan
keluhan gatal dan sensasi terbakar di mulutnya sejak satu
setengah bulan. Sensasi terbakar meningkat saat
mengkonsumsi makanan pedas.
• Dari riwayat medis pasien didapatkan data bahwa pasien menderita
hipertensi dan asma sejak 6 tahun. Dia dirawat karena asma dan diberikan
terapi bronchodilator (Salbutamol dengan Ipratropium bromide) sebagai
pereda. Karena meningkatnya frekuensi eksaserbasi asma, dokter pasien
memberikan (ICS beclomethasone 400 μg) yang digunakan pasien selama
sekitar 3 bulan.
• PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG
ditemukan bercak putih yang menyebar pada vestibulum dan mukosa bukal
kanan serta kiri dan terdapat pula pada palatum durum dan palatum mole
(Gambar 3.1 dan 3.2). Lesi bersifat scrapable dan saat dilakukan
penggoresan, lesi meninggalkan area eritematosa yang difus.
• Smear yang dibuat dari goresan lesi dikirim untuk pemeriksaan sitologi yang
mengkonfirmasi keberadaan hifa candida. Untuk menyingkirkan penyebab
sistemik yang mendasarinya tes hemogram dan rapid test untuk HIV dilakukan
dan memberikan hasil nilai dalam kisaran normal dan status non-reaktif untuk
HIV.
• PENEGAKKAN DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
Berdasarkan riwayat anamnesis, pemeriksaan klinis dan laporan sitologi,
diagnosis akhir pada pasien ini adalah kandidiasis pseudomembranous yang
diinduksi obat.
Pasien disarankan untuk mengikuti tatalaksana oral hygiene yang ketat dan dia
juga diminta untuk menggunakan spacer bersamaan dengan Metered Dose
Inhaler (MDI) saat menggunakan inhaler steroid dengan pemberian topikal
clotrimazole mouth paint 1% sekitar 4-5 kali per hari selama sekitar 2 minggu
Pembahasan
• Infeksi jamur pada manusia disebabkan oleh berbagai
spesies Candida dari kondisi tertentu seperti kandidiasis
oral atau genital terhadap infeksi berat pada pasien
dengan kondisi immunocompromised sistemik.