Factors predicting
hypocalcemia after total
thyroidectomy – A
retrospective cohort
analysis
Pembimbing :
dr. Amukti Wahana, Sp.B
Disusun Oleh :
Arief Rahmatullah, S. Ked.
LABORATORIUM BEDAH
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
Overview
Anatomi Kelenjar Thyroid
Fisiologi
Overview
Hormon tiroid memiliki efek pada
Fisiologi
Overview
Patofisiologi Pembesaran Kelenjar Tiroid (Struma)
Eutiroid
Hipotiroid
Patofisiologi Pembesaran Kelenjar Tiroid (Struma)
keradangan /inflamasi
Selain hal-hal yang mendukung terjadinya struma Riwayat terpapar radiasi leher pada waktu kanak-kanak.
akibat peradangan atau hiperplasi dan hipertrofi, Penderita struma disertai suara parau.
maka perlu juga ditanyakan hal-hal yang diduga Disertai disfagia dan nyeri
Optalmoplegi
BB turun
Takikardi
Tremor
Thryoid thrill
Tatalaksana
a. Medikamentosa
1. Operasi/Pembedahan
Pembedahan menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang sering dibandingkan dengan yodium
radioaktif. Terapi ini tepat untuk para pasien hipotiroidisme yang tidak mau mempertimbangkan yodium radioa
ktif dan tidak dapat diterapi dengan obat-obat anti tiroid.
Indikasi operasi pada struma adalah:
» struma difus toksik yang gagal dengan terapi
medikamentosa
» struma uni atau multinodosa dengan kemungkinan
keganasan
» struma dengan gangguan tekanan
» kosmetik.
Tiroidektomi
Tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat kelenjar tiroid adalah
jaringan atau pengangkatan 5/6 kelenjar tiroid, sedangkan tiroidektomi total, yaitu
Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid sehingga
menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka pemberian yodium radioaktif
dapat mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid
Tujuan
• Untuk menganalisis kasus tindakan total tiroidektomi dan mengidentifikasi
lebih lanjut faktor risiko potensial yang menyebabkan hipokalsemia pasca
operasi total tiroidektomi.
Metode
Data pasien di rumah sakit
sekitar 1209 pasien yang menjalani operasi tiroid dari Januari 2005
hingga Desember 2013
Metode
Standar tatalaksana yang digunakan untuk pengobatan hipokalsemia pasca operasi total tiroidektomi
selama periode penelitian adalah sebagai berikut: kalsium oral secara rutin diberikan ketika hipokalse
mia pasca operasi yang dibuktikan dengan nilai atau kadar kalsium di bawah 2,0 mmol/l. Jika klinis
tanda dan gejala hipokalsemia muncul atau tidak membaik seiring waktu, dapat diberikan oral 1,25 O
ng tidak terkoreksi dengan nilai di bawah 2,0 mmol/l dalam waktu 48 jam.9 Hipokals
emia persisten didefinisikan sebagai kalsium serum di bawah 2,0 mmol/l dan atau
kalsium oral atau intravena, pengobatan dengan 1,25 OH vitamin D, jenis kelamin, usia (tahun),
penyakit penyakit tiroid (Struma multinodular, autoimun tiroiditis, kanker tiroid), operasi tiroid berulang
(tiroid subtotal sebelumnya), berat spesimen tiroid (g), waktu operasi(min), keterampilan operasi
(prosedur ahli (ahli bedah melakukan lebih dari 50 prosedur per tahun) vs. prosedur pengajaran
dengan kehadiran seorang ahli bedah), antikoagulasi, perdarahan pasca tindakan yang
membutuhkan operasi, terapi obat thryoistatic pra operatif, jumlah kelenjar paratiroid yang
Penelitian ini yang menganalisis 702 pasien pasca tindakan total tiroidektomi
menunjukkan hipokalsemia awal pasca operasi simptomatik atau yang menunju
kkan gejala adalah satu-satunya faktor independen terkait dengan persisten
hipokalsemia. Selain faktor-faktor risiko yang diketahui seperti jenis kelamin
perempuan, reimplantasi kelenjar paratiroid dan waktu operasi yang lama juga
terkait dengan hipokalsemia awal pasca operasi.
Permasalahan dalam melaporkan hipokalsemia pasca
operasi adalah kekurang dalam penyeragaman definisi
hipokalemia pasca operasi awal dan persisten hipokalsemia.
persisten hipokalsemia terbukti menjadi masalah yang paling relevan setelah tindakan total
tiroidektomi. Tinjauan sistematis oleh Edafe et.al. menunjukkan bahwa kalsium serum pasca
operasi rendah yang selalu dilaporkan dengan hipoparatiroidisme yang permanen setelah
tiroidektomi
Sementara waktu prosedur yang lama dikaitkan dengan hipokalsemia awal di penelitian ini,
dan tidak memiliki relevansi pada hipokalsemia persisten. Beberapa fokus laporan
hubungan waktu operasi dan hipokalsemia pasca operasi setelah operasi tiroid
memberikan hasil yang kontradiktif.
• Selain itu, beberapa percobaan acak pada penggunaan perangkat diseksi ultrasonik
pada operasi tiroid diamati secara konsisten bahwa tidak hanya waktu operasi secara
signifikan dapat dikurangi dibandingkan dengan teknik diseksi konvensional tetapi
juga tingkat hipokalsemia postoperatif menurun
• Hal yang juga diamati dalam penelitian ini adalah, bahwa pasien yang menerima obat
thyreostatic untuk mencapai euthyreosis lebih mungkin untuk tidak menimbulkan
hipokalsemia awal pasca operasi
Secara keseluruhan hipokalsemia pasca operasi yang simtomatik setelah
total tiroidektomi terkait dengan tingkat persisten hipokalsemia yang
tinggi. Waktu operasi yang lama tampaknya berkorelasi dengan
hipokalsemia awal pasca operasi secara independen dari penyakit yang
mendasari dan keahlian bedah tetapi tidak mempengaruhi persistens
hipokalsemia.