Anda di halaman 1dari 38

Oral

CANDIDIASIS
INTRODUCTION
Kandidiasis oral merupakan
salah satu penyakit pada
rongga mulut berupa lesi
merah dan lesi putih yang
disebabkan oleh jamur jenis
Kandida sp, dimana Kandida
albikan merupakan jenis
jamur yang menjadi penyebab
utama
• Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik
di rongga mulut yang disebabkan oleh
pertumbuhan abnormal dari jamur Candida
albikans.
• Candida albikans merupakan flora normal
rongga mulut, namun berbagai faktor seperti
penurunan sistem kekebalan tubuh maupun
pengobatan kanker dengan kemoterapi dapat
menyebabkan flora normal menjadi patogen.
• Pada keadaan akut dapat menimbulkan
keluhan berupa rasa sakit ,rasa terbakar
dan kering di rongga mulut (Xerostomia).
• Diagnosis ditentukan dengan
pemeriksaan mikroskopis. Yaitu akan
terlihat hifa.
• Terapi dengan menggunakan anti jamur
topikal atau disertai anti jamur sistemik.
• 30-40% Kandida albikan terdapat pada rongga
mulut orang dewasa sehat
• 45% pada neonatus
• 45-65% pada anak-anak sehat
• 50-65% pada pasien yang memakai gigi tiruan
lepasan
• 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-
obatan jangka panjang
• 90% pada pasien leukemia akut yang menjalani
kemoterapi
• 95% pada pasien HIV/AIDS.
ETIOLOGI

• Terdapat 150 jenis jamur dalam


famili Deutromycetes, dan tujuh
diantaranya: C.albicans,
C.tropicalis, C. parapsilosi, C.
krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan
C. guilliermondii yang dapat
menjadi patogen.
• C. albican merupakan jamur terbanyak yang
terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora normal
dan penyebab infeksi oportunistik.
• Tiga faktor utama penyebab oral
candidiasis:
1. Status kekebalan penderita
2. Lingkungan mukosa oral
3. Strain Candida albikans/patogenitas
(bentuk hifa -> patogen)
1. Status Kekebalan Penderita

Faktor yang mengubah status kekebalan


a. Blood dyscrasia/malignansi lanjut
b. Orang tua/bayi
c. Terapi radiasi/kemoterapi
d. Inf.HIV/gangguan imunodefisiensi lainnya
e. Kelainan endokrin
f. Hipotiroid atau hipoparatiroid
g. Kehamilan
h. Terapi kortikosteroid/hipoadrenalism
2. Lingkungan mukosa oral
Faktor yang mengubah lingkungan mukosa oral:
a. Xerostamia
b. Terapi antibiotika spektrum luas < Broad
spectrum antibiotic>
c. Kebersihan mulut dan gigi yg buruk
d. Malnutrisi / mal absorpsi
e. Defisiensi zat besi , asam folat dan vitamin B12
f. Acidic saliva/diet kaya karbohidrat
g. Perokok berat
h. Oral epithelial dysplasia
PATOFISIOLOGI
• A . Patogenitas jamur .
Beberapa faktor yang berpengaruh pada
patogenitas dan proses infeksi Kandida
adalah :
1.Adhesi
2.Perubahan dari bentuk ragi ke bentuk
hifa, dan
3.Produksi enzim ekstraseluler.
• Adhesi merupakan proses melekatnya sel
Kandida ke dinding epitel host.
• Perubahan bentuk dari ragi ke hifa
diketahui berhubungan dengan
patogenitas dan proses penyerangan
Kandida terhadap sel host.
• Produksi enzim hidrolitik ekstraseluler
seperti aspartyc proteinase juga sering
dihubungkan dengan patogenitas Kandida
albikan.
B. Faktor Host
Faktor host dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. faktor lokal.
• gangguan fungsi kelenjar ludah yang dapat
menurunkan jumlah saliva.
• Pemakaian gigi tiruan lepasan juga dapat menjadi
faktor resiko timbulnya kandidiasis oral.
Sebanyak 65% orang tua yang menggunakan gigi tiruan
penuh rahang atas menderita infeksi Kandida, hal ini
dikarenakan pH yang rendah, lingkungan anaerob
dan oksigen yang sedikit mengakibatkan Kandida
tumbuh pesat.
2. faktor sistemik. Yaitu :
• Usia
• Penyakit sistemik : DM
• Immunodefisiensi : HIV
• Keganasan : leukemia
• Defisiensi nutrisi
• Pemakaian obat : AB spektrum luas
jangka lama, kortikosteroid, kemoterapi.
Patogenesis Kandidiasis Oral Akibat Kemoterapi

•Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping


terhadap rongga mulut, hal ini dikarenakan sel epitel
rongga mulut sensitif terhadap obat kemoterapi.
•Salah satu efek samping dari kemoterapi terhadap
rongga mulut adalah kandidiasis.
•Kejadian kandidasis oral karena kemoterapi
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
1.Efek kemoterapi terhadap sumsum tulang.
2.Faktor perlekatan Kandida terhadap epitel mukosa
mulut pasien,
3.Faktor dari pasien yang meliputi keadaan saliva
pasien
1. Efek kemoterapi terhadap sumsum tulang

• obat kemoterapi  membunuh sel-sel


penyebab kanker di sumsum tulang dan
sel normal
• Sel normal terganggu 
trombositopenia, lekopenia, netropenia
 sistem imun menurun
• Lekopenia  mudah infeksi (jamur)
2. Faktor Perlekatan kandida ke sel epitel
rongga mulut.
• Perubahan morfologi dari ragi hifa
• Hifa : invasif dan patogenik  mudah melekat
pada epitel rongga mulut.
• Disamping itu, Kandida memiliki beberapa
sekresi enzim seperti: pospolipase, lipase,
pospomonoestrase, hexoaminidase, dan
aspartic proteinase.
• Aspartic proteinase hanya dihasilkan oleh
Kandida yang patogen dan merupakan faktor
penyakit .
Tiga macam interaksi yang mungkin terjadi antara sel
Kandida dan sel epitel pasien (Hosteter)

1. Interaksi protein-protein, terjadi ketika permukaan


Kandida albikan mengenai ligand protein atau
peptida pada sel epitel.
2. Interaksi lectin-like, interaksi yang terjadi ketika
protein pada permukaan Kandida albikan mengenai
karbohidrat pada sel epitel
3. Komponen Kandida albikan menyerang ligand
permukaan epitel
3. Keadaan saliva pasien
• Kemoterapi dapat mengakibatkan aliran saliva
berkurang.
• Di dalam saliva terdapat komponen anti kandida
seperti lisozim, histatin, laktoferin, dan calprotectin.
• Aliran saliva berkurang  komponen anti kandida
berkurang  kandida berkembang
• Aliran saliva berkurang  pH rongga mulut menjadi
asam  kandida tumbuh subur  kandidiasis
Gambaran klinis
• Gambaran klinis kandidiasis oral
tergantung pada keterlibatan
lingkungan dan interaksi organisme
dengan jaringan pada host.

• Kandidiasis oral dikelompokkan atas


tiga, yaitu :
1.Akut
2.Kronik
3.Keilitis Angularis
Candidiasis Akut

• Dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

A.Kandidiasis Pseudomembranosus Akut


• Disebut juga sebagai thrush,
• Tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus,
bergumpal atau seperti beludru, terdiri dari sel
epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur,
• Dapat dihapus, meninggalkan permukaan merah
dan kasar.
• Pada umumnya dijumpai pada mukosa pipi, lidah,
dan palatum lunak.
• Penderita dapat
mengeluhkan rasa
terbakar pada mulut.

• Sering diderita oleh


pasien dengan sistem
imun rendah seperti :
HIV/AIDS, pada pasien
yang mengkonsumsi
kortikosteroid, dan
menerima kemoterapi.
Kandidiasis Atropik Akut
•Kandidiasis jenis ini membuat daerah permukaan
mukosa oral mengelupas dan tampak sebagai
bercak-bercak merah difus yang rata.
•Infeksi ini terjadi karena pemakaian antibiotik
spektrum luas, terutama Tetrasiklin, yang mana
obat tersebut dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem oral antara Lactobacillus acidophilus
dan Kandida albikan.
• Antibiotik yang
dikonsumsi oleh
pasien mengurangi
populasi Lactobacillus
dan memungkinkan
Kandida tumbuh
subur.

• Pasien yang
menderita Kandidiasis
ini akan mengeluhkan
sakit seperti terbakar.
A patient with a history of chronic iron deficiency anemia
developed red, raw, and painful areas of the mucosa,
diagnosed as acute atrophic candidiasis
Candidiasis Kronik

•Dibedakan menjadi tiga


jenis, yaitu :

A.Kandidiasis Atropik
Kronik
•Disebut juga “denture
stomatitis” atau “alergi gigi
tiruan”.
• Mukosa palatum maupun
mandibula yang tertutup
basis gigi tiruan akan
menjadi merah, kondisi ini
dikategorikan sebagai
bentuk dari infeksi
Kandida.

• Kandidiasis ini hampir 60%


diderita oleh pemakai gigi
tiruan terutama pada
wanita tua yang sering
memakai gigi tiruan selagi
tidur.
B. Kandidiasis
Hiperplastik Kronik

• Infeksi jamur
timbul pada
mukosa bukal atau
tepi lateral lidah
berupa bintik-bintik
putih yang tepinya
menimbul tegas
dengan beberapa
daerah merah.
• Kondisi ini dapat
berkembang menjadi
displasia berat atau
keganasan, dan
kadang disebut
sebagai Kandida
leukoplakia.

• Bintik-bintik putih
tersebut tidak dapat
dihapus, sehingga Chronic hyperplastic candidiasis presenting as multiple
diagnosa harus wartlike growths on the patient’s lower lip. A biopsy specimen
ditentukan dengan revealed a pseudoepitheliomatous hyperplasia with numerous
biopsi. pseudohyphae in the keratin layer.

• Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.


C. Median Rhomboid
Glositis
• Median Rhomboid Glositis
adalah daerah simetris
kronis di anterior lidah ke
papila sirkumvalata,
tepatnya terletak pada
duapertiga anterior dan
sepertiga posterior lidah.
• Gejala penyakit ini
asimptomatis dengan
daerah tidak berpapila. A patient with a long-standing atrophic (red) area in
the midline of the tongue, just anterior to the
circumvallate papillae. This was diagnosed as
median rhomboid glossitis.
Bentuk lain Median Rhomboid Glositis
Keilitis Angularis
•Keilitis angularis merupakan
infeksi Kandida albikan pada
sudut mulut, dapat bilateral
maupun unilateral.

•Sudut mulut yang terkena


infeksi tampak merah dan
pecah-pecah, dan terasa sakit
ketika membuka mulut.

•Keilitis angularis ini dapat Candidal infection of the lip commissures (angular
terjadi pada penderita defisiensi cheilitis).
vitamin B12 dan anemia
defisiensi besi.
Penatalaksanaan
Perawatan
•Pada pasien normal (perokok dan pemakai gigi tiruan)
perawatan kandidiasis oral relatif mudah dan efektif
•Pasien dengan antibiotik jangka panjang, dan pasien
dengan sistem imun tubuh rendah yang mendapat
perawatan kemoterapi maka perawatan kandidiasisnya
lebih spesifik.
•Perawatan kandidiasis oral yaitu dengan
1.menjaga kebersihan rongga mulut,
2.memberi obat-obatan antifungal baik lokal maupun
sistemik, dan
3.berusaha menanggulangi faktor predisposisi,
sehingga infeksi jamur dapat dikurangi.
Kebersihan mulut

• Kebersihan mulut dapat dijaga dengan menyikat gigi


maupun menyikat daerah bukal dan lidah dengan
sikat lembut.
• Pada pasien yang memakai gigi tiruan, gigi tiruan
harus direndam dalam larutan pembersih seperti
Klorheksidin, hal ini lebih efektif dibanding dengan
hanya meyikat gigi tiruan, karena permukaan gigi
tiruan yang tidak rata dan poreus menyebabkan
Kandida mudah melekat, dan jika hanya menyikat gigi
tiruan tidak dapat menghilangkannya
Pemberian obat-obatan antifungal

• Pemberian obat-obatan antifungal efektif dalam


mengobati infeksi jamur.
• Terdapat dua jenis obat antifungal, yaitu pemberian
obat antifungal secara topikal dan sistemik.
• Pengobatan antifungal topikal pada awal abad 20
yaitu dengan menggunakan gentian violet, namun
karena perkembangan resisten dan adanya efek
samping seperti meninggalkan stain pada mukosa
oral, sehingga obat itu diganti dengan Nystatin yang
ditemukan pada tahun 1951 dan Amphotericin B
pada tahun 1956.
• Obat-obat tersebut bekerja dengan mengikat sterol
pada membran sel jamur, dan mengubah
permeabilitas membran sel.
• Nystatin merupakan obat antifungal yang paling
banyak digunakan , ada yang berbentuk pastille , tiap
pastille mengandung 100.000 unit nystatin . Dihisap
perlahan-lahan 4 kali sehari selama 7-14 hari .
• Pada kasus imunosupresif diberikan terapi
Fluconazole 50 mg / hari selama 7-14 hari
• Obat antifungal sistemik digunakan pada pasien yang
tidak mempan terhadap obat antifungal topikal dan
yang memiliki risiko tinggi menderita infeksi sistemik.
Penanggulangan faktor predisposisi

Meliputi :
1.Pembersihan dan penyikatan gigi tiruan secara rutin dengan
menggunakan cairan pembersih, seperti Klorheksidin,
2.Mengurangi rokok dan konsumsi karbohidrat,
3.Mengunyah permen karet bebas gula untuk merangsang
pengeluaran saliva,
4.Menunda pemberian antibiotik dan kortikosteroid,
5.Menangani penyakit yang dapat memicu kemunculan
kandidiasis seperti penanggulangan penyakit diabetes, HIV, dan
leukemia.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai