Anda di halaman 1dari 64

MENERIMA PASIEN DI KAMAR BEDAH

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/1
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu prosedur yang dilakukan dalam hal serah terima pasien pre-
operasi yang akan dilakukan tindakan pembedahan dari perawat
ruangan

Tujuan Memeriksa kelengkapan persiapan pasien pre-operasi dan persiapan


pasien yang akan dilakukan pembedahan mencakup bio psikososial
spiritual.

Kebijakan Pasien yang dilakukan tindakan dikamar operasi perlu dilakukan serah
terima

Prosedur A. Persiapan Pasien


1.Persiapan Mental :
 Menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pembedahan yang akan dilakukan dan memberikan support
psikologis untuk meminimalkan tingkat kecemasan pasien.
1. Persiapan Fisik : sesuai kebutuhan(Jenis operasi)
2. Persiapan Administrasi :
 status pasien lengkap dan dokumen perawatan
 Surat izin operasi
 Check list persiapan operasi

B. Persiapan Alat
 Kereta dorong (Splan-bed)
 Tensimeter dan stetoscop

C. Cara Kerja
1. Perawat kamar bedah menerima pasien dari perawat ruangan
2. Periksa identitas pasien dengan menggunakan list cek pre
operasi dan informed concent
3. Periksa keadaan umum dan tingkat kesadaran pasien
4. Perawat kamar bedah bersama perawat ruangan memeriksa
formulir cek list persiapan operasi pasien
5. Persiapan operasi yang telah dilakukan sesuai dengan cek list
Persiapan operasi pasien, maka perawat kamar bedah
MENERIMA PASIEN DI KAMAR BEDAH

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/2
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Prosedur menandatangani cek list sebagai tanda persetujuan dan
diketahui oleh Perawat ruangan.
6. Pindahkan pasien dari tempat tidur ruang perawatan ke
brankard
7. Siapkan pasien masuk ke kamar operasi

Unit terkait 1.Unit rawat inap


2.Unit rawat jalan
3.Unit gawat darurat
4.Unit kamar bedah
AREA STERIL DAN TIDAK STERIL

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/1
RS. NATAR
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Pembagian batas area steril dan tidak steril di kamar bedah

Tujuan Menjaga sterilisasi kamar bedah

Kebijakan Setiap ruangan di kamar bedah mempunyai daerah steril dan tidak
steril

Prosedur
Ruang lingkup :
1.Ruangan di kamar bedah
2.SDM
3.Pasien
4.Peralatan

Cara kerja :
1. Memberi demarkasi ruangan tanda garis :
a. Merah : area kamar operasi steril
b. kuning : area semi steril
c. hijau : area tidak steril
2. SDM, pasien, peralatan mentaati standar ini
3. Pelanggaran area di lapor dan di tindaklanjuti

Unit Terkait -Unit Kamar bedah


MEMAKAI MASKER

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 1/1
0/0
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Melindungi pemakai dari tranmisi mikroorganisme yang dapat
ditularkan melalui udara atau pada saat kemungkinan terkena cipratan
cairan tubuh

Tujuan  Mencegah terjadinya infeksi


 Melindungi pasien dari infeksi

Kebijakan Memakai masker diwajibkan bagi petugas yang akan melakukan


tindakan pembedahan

Prosedur Persiapan Alat


 - Masker

 Cara Kerja
1. Cuci tangan, ambil masker dari kotak
2. Tekuk bagian logam yang akan mengenai hidung sesuai bentuk
hidung
3. Tekuk bagian logam yang akan mengenai hidung sesuai bentuk
hidung
4. Pasang masker sehingga menutupi wajah dan hidung
5. Ikatkan tali pada bagian atas dibelakang kepala
6. Ikat tali bawah dibelakang kepala sejajar dengan bagian atas
leher atau dagu

Unit Terkait Unit kamar bedah


MELAKUKAN DRAPPING

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/1
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu prosedur penutup pasien yang sudah berada diatas meja opearsi
dengan menggunakan alat tenun steril

Tujuan Memberi batas tegas daerah steril pada daerah pembedahan setelah
permukaan kulit dilakukan desinfeksi

Kebijakan Tehnik drapping pada daerah pembedahan dilakukan untuk


menghindari kontaminasi pada luka operasi

Prosedur Persiapan Alat


 - Alat desinfeksi
 - Kassa
- Betadine
 - Bengkok
 - Doek steril 4 buah

 Cara Kerja
 Bebaskan area yang akan dioperasi
 Desinfeksi area yang akan dioperasi dengan kassa betadine
 Pasang doek steril pertama secara horizontal pada batas bawah
lapangan operasi
 Doek steril kedua diletakkan pada sisi medial dari lapangan operasi
 Doek steril ketiga diletakkan pada sisi lateral
 Doek keempat diletakkan pada batas atas lapangan operasi
 Doek tersebut dijepit dengan doek klem bersamaan pada tempat
dimana mereka saling menutupi

Unit Terkait Unit kamar bedah


BENANG DAN SIMPUL DALAM PEMBEDAHAN

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/1
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Materi berbentuk benang yang disediakan atau digunakan untuk
tindakan pembedahan

Tujuan  Untuk mempertautkan/menyatukan kedua tepian luka


 Sebagai ligasi/mengikat pembuluh darah
 Penahan/penunjang

Kebijakan Benang dipakai pada setiap tindakan pembedahan sesuai dengan jenis
dan fungsi bebang tersebut

Prosedur Persiapan Alat


 Benang
 Neddle holder
 Bengkok
Cara kerja
 Area operasi dibersihkan dari cairan/darah
 Menjahit lapisan dimulai dengan lapisan yang paling dalam
yaitu lapisan peritoneum dengan menggunakan benang cutgut
 Lapisan subcutis menggunakan benang cutgut
 Lapisan cutis dapat menggunakan benang cutgut atau nilon

Unit Terkait Unit kamar bedah


MEMAKAI JAS STERIL

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


001.RSNM-OK 08.10 0/0
RS. NATAR 1/1
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan menutupi seluruh tubuh dengan menggunakan pakaian
khusus

Tujuan Mencegah terjadinya kontaminasi pada luka operasi yang dapat


menyebabkan infeksi pada pasien

Kebijakan Jas steril dipakai untuk menutup pakaian terkontaminasi yang dapat
menyebabkan infeksi pada pasien

Prosedur Persiapan Alat


 Jas steril
Cara kerja
 Cuci tangan steril
 Ambil jas steril secara aseptic yaitu pegang pada garis leher dengan
menggunakan tangan kiri dan posisi tangan tetap setinggi bahu
 Buka lipatan jas dengan cara melepas bagian yang terjepit tangan
dan perhatikan jangan sampai terkontaminasi
 Tangan kiri tetap memegang bagian leher jas dan masukkan tangan
kanan kelubang lengan jas kanan,diikuti dengan tangan kiri dan
dimasukkan ke lubang lengan jas kiri
 Perawat sirkuler berdiri dibelakangnya untuk membantu mengikat
tali jas, dengan menarik leher jas dari bagian sebelah dalam dan
selanjutnya ikat semua tali bagian belakang, buka ikatan tali
pinggang dan berikan salah satu ujung tali tersebut kepada perawat
sirkuler
 Dengan korentang tali tersebut dijepit
 Perawat yang memakai jas steril memutarkan badannya kemudian
ambil tali dari jepitan serta ikatan tali tersebut
 Pada saat memutar badan tidak boleh terjadi kontaminasi

Unit Terkait Unit kamar bedah


MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


1/1
RS. NATAR
001.RSNM-OK 08.10
0/0
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan untuk menutupi jari-jari tangan dengan menggunakan
sarung tangan steril

Tujuan  Menutupi permukaan tangan yang tidak steril dari para anggota tim
bedah
 Melindungi tim bedah dari kontaminasi oleh pasien

Kebijakan Sarung tangan steril dipakai untuk menutup tangan agar tidak
terkontaminasi yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien

Prosedur Persiapan Alat


 Sarung tangan steril
Cara kerja
 Dengan tangan tertutup jas,ambil sarung tangan pertama dari
kemasannya,jangn biarkan tangan keluar dari manset jas
 Letakkan sarung tangan pada lengan jas dan ibu jari sarung tangan
pada ibu jari tangan dengan jari-jari menunjuk kearah siku
 Pegang bagian bawah manset dengan jari-jari tangan yang
terlindung dari tangan yang akan dipakaikan sarung tangan
 Pegang bagian atas manset dengan tangan lainnya
 Naikkan manset bagian atas diatas manset jas dari tangan yang
akan dipakaikan sarung tangn
 Pegang manset sarung tangan dan manset jas bersamaan dan
masukkan jari-jari kedalam sarung tangan dan atur letaknya
 Untuk memakai sarung tangan kedua ulangi cara 1-6
 Bersihkan bubuk pelican dari sarung tangan sebelum memulai
pembedahan dengan menggunakan aquabides

Unit Terkait Unit kamar bedah


MEMAKAI TUTUP KEPALA

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/1
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan menutupi seluruh rambut kepala dengan menggunakan
topi khusus

Tujuan Untuk melindungi petugas dari transmisi mikroorganisme yang dapat


ditularkan oleh udara atau pada saat kemungkinan terkena cipratan
cairan tubuh

Kebijakan Tutup kepala dipakai untuk menutup kepala agar tidak terkontaminasi
yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien

Prosedur Persiapan Alat


 Topi

Cara kerja
 Topi dipakai bersamaan pada waktu mengganti pakaian dengan
baju khusus kamar bedah
 Topi harus menutupi seluruh rambut kepala
 Topi diikat cukup erat

Unit Terkait Unit kamar bedah


APPENDECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/1
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan pembedahanuntuk memotong appendix

Tujuan Memberikan penyembuhan pada penderita appendicitis dengan cara


pembedahan.

Kebijakan 1. Tindakan dilakukan di kamar operasi


2. Tersedia sarana instrumentasi operasi

Prosedur Persiapan Alat


1. Set dasar
2. Mesin diatermi
3. Mesin suction
4. Satu set jas steril
5. Satu set alat tenun steril
6. Sarung tangan steril
7. Bethadine
8. NaCL
9. Benang
 Catgat 2/0
 Nylon 3/0
 Polyfilamen 2/0
 Ecosob 3/0
Cara kerja
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan pembiusan
3. Cuci tangan steril, memakai jas steril dan sarung tangan steril.
4. Desinfeksi area operasi dan sekitarnya
5. Lakukan penghitungan alat dan kassa.
6. Lakukan draping
7. Menyiapkan instrument sesuai dengan kebutuhan.
8. Incici dilakukan pada titik MC-Burnay sampai pada lapisan
peritoneum.
9. Peritonium dibuka
10. Daerah caecum di luxir serta identifikasi appendiknya.
11. Lakukan apendiktomy
APPENDECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 ½
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Prosedur
12. Puncut APP di tanam dengan cara dijahit menggunakan benang
Ecosob 3/0.
13. Perdarahan di rawat
14. Lakukan penghitungan alat dan kassa.
15. Lapisan peritonium dijahit dengan benang Cromic 2/0.
16. Lapisan fasia dijahit dengan Ecosob 2/0
17. Lapisan cutis dijahit dengan cara subcutikuler.
18. Luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan kassa steril.
19. Merapikan alat-alat instrument dan ruangan
20. Pasien dirapikan dan diantar ke ruang RR

Unit Terkait Unit kamar bedah


HAEMOROIDECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR
001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan dengan tindakan pembedahan dengan
cara memotong haemoroid

Tujuan Memberikan penyembuhan pada penderita hamoroid dengan tindakan


pembedahan.
Kebijakan Tindakan dilakukan di kamar bedah dan dilakukan oleh tim operasi.

Prosedur Persiapan Alat


1. Set dasar.
2. Mesin diatermi
3. Sarung tangan steril
4. Satu set jas steril
5. Satu set alat tenun steril
6. Bethadine
7. NaCL
8. Sarung kaki
9. Duk bolong dan perlak
Cara kerja
1. Pasien dalam posisi litotomy
2. Lakukan pembiusan.
3. Lakukan cuci tangan steril, memakai jas steril dan sarung tangan
steril.
4. Lakukan aseptic dan aseptic didaerah yang akan dioperasi.
5. Lakukan draping
6. Lakukan penghitungan alat dan dan kassa
7. Menyiapkan instrument sesuai dengan kebutuhan.
8. Lakukan incici kulit pada haemoroid externa
9. Lakukan haemoidektomy dengan ligasi pada haemoroid interna.
10. Perdarahan di rawat
11. Luka operasi dipasang tampon dengan kassa steril.
12. Tampon kassa steril di fiksasi
13. Luka opeasi ditutup dengan kassa steril.
14. Pasien di rapikan dan diantar keruang RR
15. Alat – alat instrument dirapikan dan ruangan di rapikan

Unit Terkait
Unit kamar bedah
PINJAMAN KELUAR MASUK INSTRUMEN DI
KAMAR BEDAH

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10 0/0

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu prosedur yang mengatur keluar masuk pinjaman alat dan
instrument dari dank e kamar bedah

Tujuan Untuk menghindari kehilangan atau tertukarnya alat dan untuk


mengetahui dan mendata jenis alat.
Kebijakan Peminjaman peralatan atau intrumen dan membawa peralatan medis
dari luar ke dalam kamar bedah perlu pendataan.
Prosedur Persiapan Alat

Cara kerja
1. Mengajukan permohonan pinjaman alat
2. Mencatat alat-alat yang akan di pinjam atau di bawa pada buku
expedisi
3. Memberitaukan kepada kepala instalasi.
4. Menyiapkan alat yang akan di pinjam
5. Serah terima alat dengan menandatangani buku expedisi.
6. Mengecek alat yang akan di bawa atau dipinjam: jumlah dan kondisi
alat.
Unit Terkait 1. Unit kamar bedah
2. Unit rawat inap
3. Unit gawat darurat
4. Unit kebidanan
5. Poliklinik
6. ICU
MENCUCI TANGAN CARA STERIL

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat dan sabun dibawah
air mengalir untuk mengangkat tanah,kotoran,minyak,lotion dan
mikroorganisme dari tangan dan lengan pada anggota tim bedah yang
steril

Tujuan Mencegah infeksi silang melalui tangan dan menjaga kebersihan


perseorangan

Kebijakan Sebelum melakukan tindakan pembedahan


.
Prosedur Persiapan Alat :
1. Kran air mengalir
2. Sikat
3. Cairan/sabun desinfektan

Cara kerja :
1. Lepaskan semua perhiasan termasuk cincin dan jam tangan
2. Basahi tangan dengan air mengalir
3. Gunakan cairan antiseptic sesuai dengan petunjuk,cuci tangan dan
lengan bawah secara menyeluruh dan bilas
4. Gunakan sekali lagi cairan antiseptic,sebarkan keseluruh
permukaan tangan dan lengan bawah
5. Mulai dengan tangan gunakan pembersih kuku untuk
membersihkan daerah bawah kuku kedua tangan
6. Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari-jari,sela-sela
jari, telapak tangan dan punggung tangan. Cuci tiap jari seakan-
akan mempunyai empat sisi
7. Berikutnya scrub daerah pergelangan tangan pada tiap tangan
8. Setelah seluruh pergelangan tangan telah di scrub, bagian lengan
bawah juga di scrub, pastikan gerakan dari bawah lengan menuju
siku
9. Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku
10. Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh pastikan tangan
ditahan lebih tinggi dari siku
MENCUCI TANGAN CARA STERIL

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10 0/0 ½
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Prosedur 11. Biarkan sisa air menetes melalui siku keringkan dengan handuk
steril.

Unit Terkait Unit kamar bedah


CARA MENCUCI INSTRUMEN

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS. NATAR
001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan untuk membersihkan alat-alat instrumen dari
kotoran,darah,miokroorganisme

Tujuan Mencegah terjadinya infeksi nosokomial

Kebijakan Tindakan dilakukan di kamar bedah dan dilakukan oleh tim operasi.

Prosedur Persiapan Alat :


1. Cairan desinfektan
2. Bak tempat merendam instrumen
3. Sikat
4. Masker
5. Sarung tangan
6. Kassa non steril
7. Autoclave tape

Cara kerja :

1. Semua alat dalam posisi terbuka


2. Instrumen dimasukkan kedalam bak rendaman yang sudah berisi
cairan antiseptic
3. Setelah instrumen direndam 15mnt alat kemudian dicuci dengan
sikat satu per satu sampai dengan cela-cela alat
4. Alat dibilas dibawah air mengalir
5. Satu persatu instrumen dikeringkan dengan handuk kering
6. Alat disusun sesuai dengan setnya
7. Alat dibungkus dengan rapid dan diberi autoclave tape
8. Alat dimasukkan kedalam autoclave dan siap disterilkan

Unit Terkait Unit kamar bedah


CHOLECYSTECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan untuk mengangkat kantung empedu melalui tindakan
pembedahan

Tujuan Memberikan penyembuhan pada penderita hamoroid dengan tindakan


pembedahan.
Kebijakan
.
Prosedur Persiapan Alat :
1. Set instrumen dasar
2. Set laparatomi
3. Stone tang
4. Sonde
5. Liver hak
6. Automatic haak
7. Set diatermi
8. Set suction
9. Sarung tangan steril
10. Set jas steril
11. Set doek steril
12. Nacl
13. Perlak
14. Bethadine
15. Benang sesuai dengan kebutuhan:
a. Polyfilamen 1/0, 2/0,3/0
b. Sutra 1/0,2/0,3/0
c. Nilon 3/0
d. Cutgut 2/0,0

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan pembiusan
3. Tim operasi melakukan cuci tangan steril,memakai jas steril dan
sarung tangan steril
4. Dilakukan aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan dioperasi.
CHOLECYSTECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 ½
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Prosedur 5. Melakukan drapping
6. Instrumen siap dimeja instrumen sesuai dengan yang dibutuhkan
7. Menghitung kassa dan alat yang keluar
8. Melakukan incisi dengan cara mediana
9. Diteruskan sampai membuka lapisan peritoneum\
10. Pasang haak otomatis dan liver haak untuk memperluas lapangan
operasi
11. Identifikasi arteri dan ductus cysticus,lakukan pemotongan dan
ligasi
12. Kantung empedu diangkat
13. Punctum ductus cysticus diligasi dan implantasi kantung empedu
ke hepar dan dijahit
14. Pasang drain intra abdominal dan rawat perdarahan
15. Menghitung kassa dan instrumen yang digunakan
16. Luka operasi dijahit lapis demi lapis
17. Luka operasi dibersihkan dan dikeringkan kemudian ditutup
dengan kassa steril dan sofratule
18. Instrumen dirapikan dibawa ke ruang cuci alat
19. Pasien dirapikan dan dipindahkan keruang recovery room

Unit Terkait Unit kamar bedah


HERNIOTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan untuk mengangkat kantung hernia melalui tindakan
pembedahan

Tujuan Memberikan pengobatan pada penderita hernia dengan tindakan


pembedahan.
Kebijakan
.
Prosedur Persiapan Alat :
1. Set instrumen dasar
2. Set Diatermi
3. Set jas steril
4. Set doek steril
5. Nacl
6. Betadine
7. Mesh
8. Benang :
a. Polyfilamen no.1
b. Sutra 1/0,2/0
c. Nilon 1,3/0
d. Cutgut 0,2/0

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan pembiusan
3. Tim operasi melakukan cuci tangan steril,memakai jas steril dan
sarung tangan steril
4. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan
dioperasi
5. Lakukan drapping
6. Lakukan penghitungan kasa dan instrumen yang dibutuhkan pada
saat operasi
7. Lakukan incise pada daerah hernia diperdalam sampai ditemukan
kantung hernia
8. Kantung hernia dibuka/digunting dan isi hernia diposisikan
ketempat normal
HERNIOTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 ½
RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Prosedur 9. Lakukan pemotongan kantung hernia dan jahit ujung kantung
hernia
10. Kantung hernia dikembalikan kerongga perut
11. Lakukan basini plasty/pasang mesh
12. Lakukan penghitungan kassa dan instrumen
13. Luka operassi dijahit lapis demi lapis
14. Luka operasi dibersihkan dan dikeringkan kemudian ditutup
dengan kassa steril
15. Pasang kateter
16. Pasien dirapikan dan dipindahkan keruang recovery room
17. Alat dan instrumen dirapikan dan bawa keruang cuci alat

Unit Terkait Unit kamar bedah


TEHNIK ASEPTIK DAN ANTISEPTIK AREA OPERASI

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP 2 Agustus 2010
dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan untuk melindungi pasien dari lingkungan sekitarnya
dan mengusahan lingkungan yang bebas dari semua organisme

Tujuan 1. Mengurangi jumlah mikroorganisme


2. Menekan seminimal mungkin bahaya infeksi akibat sayatan kulit

Kebijakan Pasien yang akan mengalami tindakan pembedahan pada daerah


pembedahannya harus bebas dari debu,mikroorganisme dan minyak
.
Prosedur Persiapan Alat :
1. Kom berisi cairan antiseptic/betadine
2. Kassa/depper untuk antisptik kulit
3. Forsep antiseptic
4. Piala ginjal/nierbekken
Cara kerja :
1. Setelah pasien dalam keadaan teranestesi, daerah operasi
diperlihatkan
2. Beberapa dokter bedah memilih untuk menggosok daerah operasi
dengan sikat penggosok sebelum mengoleskan betadine
3. Jika sebelumnya dipakai sikat penggosok dokter bedah memerlukan
handuk steril yang kering unruk mengeringkan daerah insisi
sebelum mengolesinya dengan antiseptik
4. Umbilikus dibersihkan dengan tangkai lidi kapas yang dibasahi
dengan betadine,bila ia juga termasuk bagian dari daerah operasi
5. Selanjutnya asisten bedah mengolesi daerah operasi dengan kain
kasa yang dibasahi dengan betadine. Daerah insisi diolesi terlebih
dahulu kemudian daerah persiapan prabedah diperluas secara
melingkar keluar sampai batas keamanan yang cukup lebar
6. Biasanya dilakukan tiga kali pengolesan dengan betadine pada
daerah operasi
7. Supaya efektif desinfektan harus dibiarkan kering di udara
8. Jika ekstremitas yang akan didesinfeksi maka ekstremitas tersebut
dipegang oleh seorang asisten bedah dan seluruh kelilingnya diolesi
dengan betadine
9. Jika jari-jari yang akan dibersihkan gunakan kasa kecil diantara jari-
jari tanpa memakai pemegang kasa
TEHNIK ASEPTIK DAN ANTISEPTIK AREA OPERASI

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 ½
RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Prosedur
10. Setelah daerah yang didesinfeksi kering, mulai lakukan penutupan
dengan kain steril

Unit Terkait Unit kamar bedah


SECTIO CAESSARIA

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Proses persalinan yang dilakukan dengan cara mengiris perut hingga
rahim seorang ibu
Tujuan Untuk mengeluarkan bayi
Kebijakan Dilakukan tim yang melibatkan spesialis kandungan,spesialis
anak,spesialis anestesi dan bidan
Prosedur Persiapan Alat :
1. Set besar
2. Set alat tenun
3. Set diatermi
4. Set suction
5. Liver haak
6. Betadin
7. Nacl
8. Sarung tangan steril
9. Kassa kecil
10. Kassa besar
11. Sofratulle
12. Benang ;
 Polifilamen 1,2/0
 Sutra 2/0
 Nilon 3/0
 Catgut plain 0,2/0
 Chromic cut 2/0

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Lakukan desinfektan pada daerah operasi dengan betadine
3. Lakukan drapping
4. Diatermi dan mesin suction sudah dalam keadaan stand by
5. Semua alat sudah disusun di meja mayo sesuai dengan urutan dan
benang +jarum dalam posisi siap
6. Bersihkan daerah operasi dengan alkohol
7. Lakukan incisi pada kulit dengan cara pfanenstil
8. Incisi diperdalam sampai lapisan peritoneum
9. Tampak uterus,kemudian dibuka sampai lapisan ketuban
SECTIO CAESSARIA

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS. NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
10. Ketuban dipecahkan lalu bayi dikeluarkan dengan cepat dan
hati-hati
11. Mulut bayi disuction dan tali pusat digunting
12. Bayi diserahkan kepada bidan dan dokter anak
13. Plasenta dikeluarkan dan dinding uterus dibersihkan dengan
kassa
14. Rawat perdarahan
15. Cuci luka operasi dengan nacl
16. Hitung alat dan kassa
17. Luka operasi dijahit lapis demi lapis
18. Luka operasi ditutup dengan sofratulle dan kassa steril
19. Rapikan alat/instrumen dan ruangan
20. Pasien dirapikan dan dibangunkan kemudian observasi
dilanjutkan di ruang recovery room

Unit Terkait Unit kamar bedah


HYSTERECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu prosedur pembedahan dimana uterus dikeluarkan atau
diangkat

Tujuan Untuk mengobati keluhan dan gejala pada penderita hysterectomy

Kebijakan Dilakukan tim yang melibatkan spesialis kandungan, spesialis


anestesi
Prosedur Persiapan Alat :
1. Set besar
2. Set alat tenun
3. Set diatermi
4. Set suction
5. Liver haak
6. Betadin
7. Nacl
8. Sarung tangan steril
9. Kassa kecil
10. Kassa besar
11. Sofratulle
12. Mioma bor
13. Benang ;
 Polifilamen 1,2/0
 Sutra 2/0
 Nilon 3/0
 Catgut plain 0,2/0
 Chromic cut 2/0
 Silk 2,1,2/0
HISTERECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Lakukan desinfektan pada daerah yang akan dioperasi
3. Lakukan drapping
4. Canule suction dan kabel diatermi sudah disambungkan ke
mesinnya dan dalam posisi stand by
5. Semua alat sudah disusun dimeja mayo sesuai dengan urutan dan
benang+jarum dalam posisi siap
6. Lakukan incise dengan cara pfanenstil
7. Incisi diperdalam sampai lapisan peritoneum
8. Tampak uterus,adnexa dipotong dan dipisahkan dari uterus
9. Dinding luar uterus atinsist lips secara sirkuler dan dinding uterus
dibebaskan secara tumpul sampai pangkal uterus
10. Uterus dipotong sampai pangkal uterus kemudian dikeluarkan dari
rongga pelvis
11. Punctum uterus dijahit
12. Rawat perdarahan
13. Luka operasi dicuci dengan nacl
14. Hitung kasa dan instrumen
15. Luka operasi dijahit lapis demi lapis
16. Luka operasi ditutup dengan sofratulle dan kain kassa dan hipvix
17. Alat,ruangan dan instrumen dirapikan
18. Pasien dibangunkan dan dirapikan
19. Observasi dilanjutkan direcovery room
20. Jaringan diantar antar kepatologi untuk dilakukan pemeriksaan

Unit Terkait Unit kamar bedah


NEPHRECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu prosedur tindakan operasi pengangkatan ginjal

Tujuan
Kebijakan Ginjal merupakan organ penting untuk kehidupan ,maka
nephrectomy dilakukan sesuai indikasi
Prosedur Persiapan Alat :
1. Alat tenun/OK yassen
2. Set besar
3. Sarung tangan steril sesuai dengan ukuran
4. Alat instrumen tambahan :
 Gunting jaringan panjang
 Gaal blas 30º
 Gaal blas 90º panjang
 Preparer tajam
 Pensakur
 Pinset diatermi panjang
 Set Suction
 Mesin diatermi 1 set
 Automatic haak
 Pentil
 NGT no.18
 D.cateter no.18
 Urine bag
 Sofratulle
 Nacl
 Kassa kecil,besar dan roll kasa
 Alkohol dan betadine
 Benang :
 Silk no.1/0 tanpa jarum
NEPHRECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Prosedur  Dexon/vicryl no.1/0


 Mersilk no.0
 Surgigut no.2/0
 Premilene no.3/0
Cara kerja :
1. Siapkan pasien dalam posisi miring/lumbotomy
2. Lakukan desinfektan pada daerah operasi dengan betadine
3. Lakukan drapping
4. Slang suction dan diatermi dipasang dan posisi dalam keadaan
stand by
5. Semua alat sudah disusun di meja mayo sesuai dengan urutan
dan benang + jarim sudah disiapkan
6. Bersihkan daerah operasi dengan alkohol
7. Incisi kulit lateromedial setinggi intercostals XI-XII
8. Otot dibuka dengan menggunakan diatermi
9. Peritoneal fat dan fasia dibuka,peritoneal fat diklem dengan
pensakur
10. Bebaskan ginjal dari jaringan sekitarnya dengan menggunakan
pinsedt anatomis panjang dan gunting panjang
11. Identifikasi ureter dengan pentil,serta bebaskan dari jaringan
sekitarnya dengan preparer
12. Klem dan potong ureter
13. Identifikasi arteri/vena renalis sampai ke pangkal
14. Klem arteri renalis/venarenalis kemudian dipotong dengan
gunting bengkok
15. Ikat arteri/vena renalis dengan silk (side)no.1/0
16. Cuci luka operasi dengan nacl
17. Hitung kassa dan periksa kelengkapan instrument
18. Pasang drain dan fixasi
19. Tutup otot dengan jahitan polifilamen no.1/0
20. Tutup kulit dengan jahitan monofilament no.3/0
21. Tutup luka dengan operasi dengan sofratulle,kain kassa dan
hipavix
22. Masukkan ginjal ke dalam pot/plastic yang sudah berisi
formalin 10% untuk selanjutnya dikirim ke patologi
NEPHRECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Prosedur 23. pasien dibangunkan dan diobservasi di recovery room


24. Ruangan dan alat dibersihkan

Unit Terkait Unit kamar bedah


NEPHROLITOTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu prosedur tindakan operasi pengangkatan batu pada ginjal

Tujuan Melancarkan saluran perkemihan


Kebijakan Dilakukan tim yang melibatkan spesialis urologi, spesialis anestesi

Prosedur Persiapan Alat :


1. Set alat tenun
2. Set instrument besar
3. Alat tambahan terdiri dari :
 Gunting jaringan pan jang
 Gaal blas 30º
 Gaal blas 90º panjang
 Preparer tajam
 Pensakur
 Pinset diatermi
 Slang suction dan mesin
 Kabel diatermi dan mesin
 Automatic haak
 Liver haak
 Pentil
 Klem pemecah
 Steen tang
 Hak ginjal
 Canule ginjal
 Langen back kecil
 Canule suction kecil
 Gunting jaringan halus
 Pinset anatomis halus panjang
 Pinset cirurgis halus panjang
 Gaal blas 60º
4. Alat kesehatan terdiri dari :
 Pisau no.20/11
NEPHROLITOTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Prosedur  NGT no.18


 D.Catheter no.18
 Urine bag
 Spuit 50ml biasa
 Feeding tube no.8
 D.J sten no.5,6,7,8
 Sofratule
 Handscoen
 Nacl 0,9%
 Kasa kecil,besar,rool kassa
 Alkohol +betadine
 Benang :
 Plaincut 2/0 jarum halus
 Surgigut 2/0
 Vicryl 3/0
 Vicryl/dexon 1/0
 Premilene 3/0
 Mersilk 0
Cara kerja :
4. Siapkan pasien dalam posisi miring/lumbotomy
5. Lakukan desinfektan pada daerah operasi dengan betadine
6. Lakukan drapping
7. Slang suction dan kabel diatermi dipasang dan on loop
menyambung ke mesin
8. Semua alat sudah disusun di meja mayo sesuai dengan urutan dan
benang + jarum sudah disiapkan
9. Bersihkan daerah operasi dengan alkohol
10. Lakukan incisi pada kulit
11. Otot dibuka dengan menggunakan diatermi
12. Peritoneum fat dan facia dibuka ,peritoneum fat diklem
dengan pensakur
13. Bebaskan ginjal dari jaringan sekitarnya
14. Identifiksi ureter dengan pentil
15. Identifikasi vena/arteri
NEPHROLITOTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


RS. NATAR 0/0 1/1
MEDIKA 001.RSNM-OK 08.10

Prosedur 16. Lakukan sayatan pada ginjal sesuai dengan letak batu pada
ginjal dengan stignes
17. Pengambilan batu dengan steen tang
18. Spoel ginjal dengan spuit 50 ml + canul ginjal + Nacl 0,9%
19. Spoel dari ginjal sampai ureter dengan menggunakan feeding
tube no.8
20. Pasang DJ stan sesuai kebutuhan
21. Jahit ginjal dengan vicryl no. 3/0
22. Cuci luka operasi dengan Nacl 0,9%
23. Pasang drain dan jahit dengan mersilk no. 0
24. Otot dan fasia dijahit dengan dexon/vicryl no.1
25. Tutup kulit dengan jahitan premilene no.3/0
26. Tutup luka dengan sofratule.,kassa dan hypavix
27. Masukkan batu kedalam pot untuk selanjutnya diserahkan
kepada keluarga pasien

Unit terkait Unit kamar operasi


INCISI LUKA

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Irisan pada kulit bahwa awal dimulainya opersi dan merupakan
pintu masuk kedaerah operasi yang dituju

Tujuan Untuk membuka lapangan operasi

Kebijakan Penempatan dan cara yang salah akan mengakibatkan komplikasi


dari luka itu sendiri

Macam incisi :
Prosedur 1. Incisi midline epigastric : incise pada garis tengah
abdomen,biasanya untuk operasi abdomen bagian atas seperti
lambung,saluran empedu,hati.Keuntungan adalah tidak
memotong otot rektus
3. Incisi midline subumbilikal : Incisi pada garis tengah dibawah
umbilicus untuk operasi organ abdomen bagian bawah seperti
kebidanan,appendiks perforasi dan colon bagian
bawah,keuntungan seperti diatas tetapi harus diingat bawha
rektus pada bagian bawah hanya satu lapis saja
3. Incisi paramediana atas : Tergantung kiri atau kanan dan organ
serta prosedur apa yang akan digunakan,dapat disamping rektus
atau dengan menyisihkan rektus
4. Incisi para mediana bawah : sama seperti diatas
5. Incisi paramediana lateral : sesuai dengan incise
mediana9Medline) tetapi letak dikiri atau kanannya dapat
disamping rektus atau intra-rektus
6. Incisi kocher subcostal : Dibawah arcus kaostae kanan,umumnya
untuk operasi system bilier seperti kolesistectomy konvensional
7. Incisi McBurney : incise yang paling dikenal ahgli bedah
terutama pada kasus appendicitis dapat obliquae atau transversal
8. Incisi pfanenstiel : Incisi ini pada abdomen bagian
bawah,transversal,fasia dibebaskan dipotong transversal dan M
rektus disingkarkan lateral
9. Incisi Toracoabdominal : Paramedia dan dilanjutkan ke itercostae
sesuai dengan level yang dikehendaki
INCISI LUKA

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS
001.RSNM-OK 08.10
NATAR
Prosedur Persiapan alat
1. Pisau
2. Bengkok/nirbeken
Cara kerja :
1. Pasien siap dalam posisi yang akan dibedah
2. Dilakukan tehnik aseptik dan antiseptik pada daerah yang akan
dioperasi
3. Dilakukan drapping
4. Dilakukan incise pada daerah yang akan dioperasi dengan
menggunakan pisau

Unit Kamar operasi


Unit terkait
TONSILECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan limfoid
yang terletak pada lekukan tonsil kedua sudut rongga mulut

Tujuan Melancarkan saluran nafas dan mengurangi infeksi

Kebijakan Setelah dilakukan pembedahan perlu diperhatikan jalan nafas

Persiapan Alat :
Prosedur 1. Set tonsil
2. Slang suction dan mesin suction
3. Tusuk sate
4. Kassa
5. Benang : mersilk/side no.2/0

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang dan kepala ekstensi
2. Slang suction disambungkan ke canule suction dan dalam posisi
stand by
3. Dipasang tusuk sate dibawah leher pasien
4. Dipasang doek lubang dan pasang mouth gage
5. Tonsil dijepit dengan forcep tonsil kemudian di incisi
6. Tonsil di sisihkan dengan menggunakan raspatorium
7. Dilakukan tonsilectomy
8. Pembuluh darah diikat dengan menggunakan benang silk no.2/0
9. Rawat perdarahan
10. Rongga mulut dibersihkan dan pasien dirapikan
11. Pasien dibangunkan dan obervasi dilanjutkan di recovery room
12. Ruangan dan alat/instrumen dibersihkan
Unit Terkait Unit Kamar Operasi
KISTECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat kumpulan cairan
yang terjadi pada indung telur atau ovarium

Tujuan Melakukan pengobatan atas keluhan dan gejala pada pasien kista
ovarium

Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Set Besar
2. Set alat tenun
3. Set diatermi
4. Set suction
5. Liver haak
6. Betadin
7. Nacl
8. Sarung tangan steril
9. Kassa kecil
10. Kassa besar
11. Sofratulle
12. Mioma bor
13. Spuit 5cc,10cc,50cc
14. Benang ;
 Polifilamen 1,2/0
 Sutra 2/0
 Nilon 3/0
 Catgut plain 0,2/0
 Chromic cut 2/0
 Silk 2,1,2/0

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan
diopersi
3. Lakukan drapping
KISTECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS
001.RSNM-OK 08.10
NATAR
Prosedur 4. Canule suction dan kabel diatermi sudah disambungkan ke
mesinnya dan dalam posisi stand by
5. Semua alat sudah disusun dimeja mayo sesuai dengan urutan
dan benang+jarum dalam posisi siap
6. Lakukan incisi dengan cara pfanenstil
7. Incisi diperdalam sampai lapisan peritoneum
8. Pasang haak dan tampon roll kassa untuk melebarkan lapangan
operasi
9. Kista ovarium diidentifikasi kemudian kapsul kista diincisi dan
dibebaskan secara tumpul
10. Dilakukan kistectomy
11. Kapsul luar kista dijahit dengan cara flap spiral
12. Perdarahan dirawat dan dilakukan pencucian pada rongga
abdomen
13. Operasi selesai dan luka operasi ditutup dengan sofratulle dan
kassa
14. Pasien dibengunkan dan dirapikan observasi dilanjutkan di
recovery room
15. Ruangan dan alat/instrumen dibersihkan
Unit Kamar operasi
Unit terkait
MIOMECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat tumor/benjolan
padat seperti daging/pentol bakso yang tumbuh dirahim

Tujuan Melakukan pengobatan atas keluhan dan gejala pada pasien mioma
uteri

Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Set Besar
2. Set alat tenun
3. Set diatermi
4. Set suction
5. Liver haak
6. Betadin
7. Nacl
8. Sarung tangan steril
9. Kassa kecil
10. Kassa besar
11. Sofratulle
12. Mioma bor
13. Spuit 5cc,10cc,50cc
14. Benang ;
 Polifilamen 1,2/0
 Sutra 2/0
 Nilon 3/0
 Catgut plain 0,2/0
 Chromic cut 2/0
 Silk 2,1,2/0

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan
diopersi
MIOMECTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Prosedur 3. Dilakukan drapping
4. Canule suction dan kabel diatermi sudah disambungkan ke
mesinnya dan dalam posisi stand by
5. Semua alat sudah disusun dimeja mayo sesuai dengan urutan
dan benang+jarum dalam posisi siap
6. Lakukan incisi dengan cara pfanenstil
7. Incisi diperdalam sampai lapisan peritoneum
8. Pasang haak dan tampon roll kassa untuk melebarkan lapangan
operasi
9. Lakukan identifikasi mioma uteri lalu dilakukan tindakan
miomectomy
10. Perdarahan dirawat
11. Dilakukan pencucian pada luka operasi dan rongga abdomen
12. Luka operasi ditutup dengan sofratule dan kassa
13. Pasien dibangunkan dan dirapikan observasi dilanjutkan di
recovery room
14. Ruangan dan alat/instrumen dibersihkan
15. Jaringan dikirim kepatologi

Unit Kamar operasi


Unit terkait
FIBROADENOMAMMAE

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat benjolan pada
payudara yang biasanya merupakan gumpalan,lemak yang
terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong yang
sifatnya jinak
Tujuan Melakukan pengobatan atas keluhan dan gejala pada pasien
dengan fam

Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Set kecil
2. Set alat tenun
3. Kassa steril
4. Betadine dan alkohol
5. Nacl 0,9%
6. Sarung tangan steril
7. Benang :
 Mersilk no.2/0
 Chromicgut no.2/0
 Vicryl no.3/0,4/0
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan
diopersi
3. Dilakukan drapping
4. Kabel diatermi disambungkan ke mesinnya dan dalam keadaan
stand by
5. Alat/instrumen sudah disusun di atas meja mayo sesuai dengan
kebutuhannya
6. Dilakukan incise pada daerah yang akan dioperasi
FIBROADENOMAMMAE

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
7. Dipasang hak untuk memperluas lapangan operasi
Prosedur 8. Tumor dijepit dengan allis klem kemudian disisihkan dengan
klem/gunting
9. Dilakukan extirpatie fam
10. Pembuluh darah diikat dengan mersilk no.2/0
11. Perdarahan dirawat
12. Facia dijahit dengan vicryl no.3/0
13. Subcutis dijahit dengan chromic 2/0
14. Cutis dijahit dengan vicryl 4/0 dengan cara subkutikuler

Unit Terkait Unit kamar operasi


STERILISASI

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan uuntuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk spora
dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika
Tujuan  Mencegah terjadinya infeksi silang
 Membantu unit lain dirumah sakit yang membutuhkan kondisi
steril
 Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap
produk yang dihasilkan

Kebijakan Peralatan yang dibungkus harus diberi label yang jelas dengan
mencantumkan nama,jenis peralatan,tanggal dan jam sterilkan,jika
peralatan yang baru disterilkan terbuka maka harus disterilkan
kembali
Persiapan Alat :-
Prosedur Jenis peralatan yang dapat disaterilkan :
1. Peralatan yang terbuat dari logam (pinset,gunting,klem,dll)
2. Peralatan yang terbuat dari kaca (tabung kimia,dll)
3. Peralatan yang terbuat dari karet (kateter,sarung tangan,dll)
4. Peralatan yang terbuat dari ebonite (canule rectum,canul
trachea,dll)
5. Peralatan yang terbuat dari email (wascom,dll)
6. Peralatan yang terbuat dari porselin (cangkir,piring,dll)

Cara kerja :
1. Sterilisasi dengan cara rebus :Mensterilkan peralatan dengan
merebusnya didalam air sampai mmendidih (100ºC) dan
ditunggu antara 15 sampai 30 menit,misalnya alat dari
logam,kaca dan karet
Langkah-langkah :
a. Yakinkan sterilisator dalam keadaan siap pakai
STERILISASI

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
b. Masukkan alat yang sudah dicuci bersih kedalam sterilisator
Prosedur c. Isi air hingga alat terendam
d. Tutup sterilisator dengan rapat
e. Atur waktu selama 30 menit
f. Tekan tombol on pada sterilisator
g. Selam 30 menit alat dapat diangkat
h. Matikan tombol off dan lepaskan stop kontak
2. Sterilisasi dengan cara stom (uap) : Mensterilkan peralatan
dengan uap panas dengan autoclave dengan waktu,suhu dan
tekanan tertentu.Misalnya alat tenun,instrumen,dll
3. Sterilisasi dengan cara bahan kimia dengan
cidex,formalin(sudah tidakdipergunakan) :Mensterilkan alat
berupa kaca,lensa
4. Sterilisasi dengan penyinaran,menggunakan ultraviolet

Unit terkait  Unit Kamar Operasi


 Unit Rawat Inap
 Unit Rawat Jalan
 Unit Gawat Darurat
 Unit Rawat Perinatologi
 Unit ICU dan VK
TRACHEOSTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian  Suatu tindakan membuat lubang pada dinding depan/anterior
trakea untuk bernafas
 Tindakan membuat stoma agar udara dapat masuk ke paru-paru
dengan memintas jalan nafas bagian atas

Tujuan Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70


sampai 100 ml

Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Obat analgesia
2. Pisau
3. Pinset anatomis
4. Gunting panjang tumpul
5. Sepasang pengait tumpul
6. Klem arteri
7. Gunting kecil tajam
8. Kanul trakea sesuai ukuran
9. Benang silk/mersilk no.2/0

Cara kerja:
1. Pasien dalam posisi terlentang dan kepala ekstensi
2. Dilakukan tehnik aseptic antiseptic
3. Dipasang doek lubang
4. Dilakukan anesthesia local pada daerah yang akan dioperasi
5. Dilakukan incisi secara vertical digaris tengah leher mulai dari
bawah krikoid sampai fosa suprasternal
6. Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringan
dibawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik lateral
dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa
dengan susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih
TRACHEOSTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
7. Pembuluh darah yang tampak ditarik lateral,ismuth tiroid yang
Prosedur ditemukan ditarik keatas supaya cincin trakea jelas
terlihat
8. Lakukan aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada
membrane antara cincin trakea dan akan terasa ringan jika
ditarik
9. Buat stoma dengan memotong cincin trakea ke tiga dengan
gunting tajam
10. Pasang canul trakea sesuai ukuran,lalu difixasi dengan benang
silk 2/0
11. Kemudian kanul difixasi dengan tali pada leher pasien
12. Luka operasi ditutup dengan kassa steril
13. Operasi selesai,pasien dirapikan dan observasi dilanjutkan
direcovery room

Unit terkait  Unit Kamar Operasi


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit ICU
WATER SEAL DRAINAGE

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan
udara,cairan(darah,pus) dari rongga pleura,rongga thorax dan
mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung

Tujuan 1. Mengeluarkan cairan atau darah,udara dari rongga pleura dan


rongga thorax
2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
4. Mencegah refluks drainage kembali kedalam rongga dada

Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 ltr
2. Kassa
3. Pisau
4. Pinset cirurgis
5. Kelly forceps
6. Throkard
7. Slang penghubung steril
8. Cairan antiseptic
9. Benang cutgut dan jarumnya
10. Doek lubang
11. Sarung tangan steril
12. Spuit 10cc,50cc
13. Nacl 0,9%
14. Konektor
15. Obat anesthesia (lidocain,xylocain)

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi ½ duduk (±45º)
2. Dilakukan desinfektan dan penutupan lapangan operasi dengan
doek lubang
3. Dilakukan anestesi setempat dengan lidocain 2% secara
infiltrasi pada daerah kulit sampai pleura
WATER SEAL DRAINAGE

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
4. Tentukan tempat pemasangan,biasanya pada sela iga IVdan V di
Prosedur linea axillaris anterior dan media
5. Lakukan incisi kulit subcutis searah dengan pinggir iga
perdalam sampai musculus interkostalis
6. Masukkan Kelly klem melalui parietalis kemudian
dilebarkan,masukkan jari melalui lubang tersebut untuk
memastikan sudah sampai rongga pleura/menyentuh paru
7. Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat
dengan menggunakan Kelly klem
8. Selang (chest tube) yang telah terpasang difixasi dengan jahitan
kedinding dada
9. Selang (chest tube)disambung ke WSD yang telah disiapkan
10. Foto x-ray dada untuk menilai posisi selang yang telah
dimasukkan

Unit terkait  Unit Kamar operasi


 Unit rawat inap
COLOSTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus besar melalui
dinding perut untuk mengeluarkan feces

Tujuan  Mengatasi obstruksi usus


 Memungkinkan pembedahan rekonstruksi untuk dikerjakan
dengan lapangan operasi yang bersih
 Memberi kesempatan pada ahli bedah untuk melakukan
pemeriksaan lengkap dalam usaha menentukkan letak ujung
rektum yang buntu

Kebijakan
Persiapan alat :
Prosedur 1. Set dasar
2. Spuit 5cc,spuit 10cc
3. Kateter atau selang polythene
4. Kantung kolostomy
5. Benang :chromic no.2/0 atromatic

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan desinfeksi pada daerah yang akan dioperasi
3. Dilakukan drapping
4. Incisi di kuadran abdomen yang paling dekat dengan lengkung
usus yang akan dieksteriorisasi
5. Incisi bagian fat,facia,otot dan peritoneum
6. Keluarkan lengkung colon tanpa melipat atau memutarnya
7. Buat suatu lubang di mesocolon yang cukup besar untuk dilalui
oleh teugel dengan cateter
8. Lakukan fixasi dengan menjahit peritoneum,kemudian
dilanjutkan dengan menjahit facia dan kulit dengan cutgut
chromic
9. Facia yang dibuka dijahit kembali dengan cutgut chromic dengan
kulitnya
COLOSTOMY

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA

Prosedur 10. Buatlah suatu incisi berbentuk salib di apeks dari lengkung usus
tadi baik dengan pisau atau diatermi
11. Dipasang kantung colostomy
12. Disekitar kantung colostomy diberi Vaseline zalf
13. Operasi selesai pasien dibangunkan dan dirapikan kemudian
observasi dilanjutkan di recovery room

Unit terkait  Unit Kamar operasi


PASANG CIMINO

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan pembedahan pada lengan dimana arteri dan vena
disambung

Tujuan Memudahkan proses HD bagi pasien yang mengalami gangguan


fungsi ginjal/gagal ginjal

Kebijakan Operasi cimino digunakan oleh pasien untuk media cuci darah

Persiapan alat :
Prosedur 1. 1 set alat tenun
2. Doek kecil
3. Doek lubang
4. Sarung tangan steril
5. Alat pemasang cimino dan setnya
6. Kassa steril
7. Heparin
8. Spuit 5cc,10cc
9. Abbocath
10. Verban gulung
11. Benang sutra no.3/0,2/0
12. Benang nilon no.7/0,2/0
13. Silk no.3/0
14. Sofratule
15. Lidocain
16. Nacl
17. Alkohol
18. Betadine
19. Buldoq klem

Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang dan tangan dibentangkan
kesamping
PASANG CIMINO

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
2. Pembuluh darah radialis diberi tanda dengan spidol
Prosedur 3. Lakukan tindakan aseptic antiseptic pada daerah yang akan di
operasi (lengan bawah daerah vena radialis) dengan
menggunakan betadine
4. Lakukan drapping
5. Bersihkan betadine didaerah yang akan di incisi dengan kassa
yang sudah dibasahi dengan alkohol/nacl
6. Suntikkan lidocain di daerah yang akan di incisi untuk anestesi
local kemudian di massase
7. Kulit dijepit untuk memastikan pasien sudah tidak merasa sakit
lagi
8. Incisi bagian tangan yang sudah ditandai (daerah pembuluh
darah radialis)
9. Mencari pembuluh darah yang bagus,pertama dicari dulu vena
yang bagus kemudian diangkat dan di klem dengan bulldog
kecil dan yang satu diikat dengan silk no.3/0
10. Siapkan heparin 1 strip dan nacl
11. Vena digunting kemudian dispul dengan heparin dan nacl
12. Kemudian arteri dicari,diangkat dan diklem dengan bulldog
besar dan ujung yang satu diikat dengan silk no.3/0
13. Arteri dan vena disambung/dijahit dengan premilene 7/0
14. Mendengarkan daerah/pembuluh darah yang sudah dipasang
cimino dengan stetoskop yang dibalut dengan kassa steril yang
sudah dibasahi dengan alkohol
15. Pasang stetoskop pada pasien supaya mendengar sendiri
16. Menyiapkan jahitan premilene no.5/0 untuk jahitan luka
17. Luka operasi dibersihkan dengan kassa dan dicuci dengan nacl
18. Luka operasi di jahit,doek lubang dibuka,kemudian luka
dibersihkan dengan kassa basah dan semua tangan pasien yang
diolesi betadine
19. Luka jahitan dibalut dengan sofratulle tutup dengan kassa steril
20. Tutup luka dengan verban gulung tanpa member tekanan
21. Verban diberi plester dan diberi tanda
22. Operasi selesai,pasien dirapikan,observasi dilanjutkan di
recovery room
23. Instrumen dan ruangan dibersihkan

Unit terkait  Unit Kamar operasi


PENJADWALAN OPERASI

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Proses pengaturan dan penentuan jadwal dan tim operasi untuk
menghindari adanya kekeliruan jadwal operasi antara petugas
ruangan dan petugas kamar operasi
Tujuan 1. Untuk efektifitas dan efisiensi kerja petugas bedah dan petugas
ruangan
2. Untuk memudahkan menentukan persiapan operasi
Kebijakan Dilakukan pada saat pasien ada rencana operasi
Persiapan alat :
Prosedur 1. Dalam Jam Kerja (07 oo-21 oo WIB)
Setelah menerima berita operasi (jenis dan waktu).
 Petugas ruangan memberitahukan kepada petugas kamar
operasi :
 Ruang rawat pasien
 Nama Pasien
 Jenis operasi dan indikasi operasi
 Waktu pelaksanaan operasi (jam, tanggal)
 Keadaan pasien :
1. Keadaan umum
2. Jenis kelamin
3. Umur
4. Vital sign
 Petugas kamar operasi menghubungi dokter anestesi dan
memberitahukan waktu pelaksanaan operasi kepada dr.
anestesi (jika pasien memerlukan tindakan anestesi
umum, spinal atau epidural)
 Petugas kamar operasi menuliskannya pada papan jadwal
operasi untuk dapat diketahui oleh seluruh personil/staf
kamar operasi
 Jika ada perubahan jadwal operasi petugas kamar operasi
memberitahukan kepada dokter bedah atau dokter
anestesi, serta pada petugas ruangan. Selanjutnya petugas
ruangan memberitahukan kepada pasien disertai alasan
perubahan jadwal operasi
PENJADWALAN OPERASI

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


093.RSNM-KEP 08.10 00 1/2
RS.NATAR
MEDIKA
Prosedur 2. Diluar Jam Kerja (Hari Libur)
 Setelah menerima berita operasi (jenis anestesi dan waktu)
petugas ruangan memberitahukan dokter anestesi disertai
informasi yang diperlukan dokter anestesi (jenis operasi,
waktu pelaksanaan, keadaan umum, jenis kelamin, Bb, TB,
dan Vital Sign)
 Petugas ruangan memberitahukan petugas kamar operasi
(nama pasien, ruang rawat, dokter bedah, dokter anestesi,
jenis operasi, waktu pelaksanaan operasi)
 Petugas ruangan mengkonfirmasikan kembali kepada dr.
bedah (waktu pelaksanaan operasi, nama dokter anestesi dan
petugas kamar operasi)
 Petugas ruangan segera memberitahukan kepada tim operasi
bila ada perubahan jadwal operasi.
Unit terkait  Unit Rawat Inap
 Unit Rawat Jalan
 Unit Kamar Operasi
Persiapan alat :
 Scrub station

Cara kerja :
A. Model Standar
1. Tekan power switch (saklar utama), pastikan pilotnya menyala. Lampu tersebut
merupakan indicator bahwa lampu UV sterilizer juga menyala. Tunggu selama 3 menit
2. Tekan saklar penerangan untuk menyalakan lampu penerangan scrub station,bila perlu
3. Setelah 3 menit berlalu tekan knee shower #1 dengan lutut untuk mengeluarkan air
dari shower #1. Begitu juga dengan knee switch shower #2 dan knee switch shower #3
untuk mengeluarkan air dari shower #2 dan shower #3
4. Tekan dengan lutut knee switch disinfectant#1 untuk mengeluarkan sabun disinfektan
dari disinfectant nozzle #1. Begitu juga dengan knee switch desinfectat #2 dan knee
disinfectant #3 untuk mengeluarkan sabun dari disinfectant nozzle #2 dan disinfectant
nozzle #3
5. Tekan dengan ujung kaki foot switch brush #1 untuk menmgambil sikat dari dispenser
sikat #1. Begitu juga dengan foot switch brush #2 dan #3 untu7k mengambil sikat dari
dispenser sikat #2 dan #3
B. Model Optimal (Menggunakan Sensor Passive Infra Red-PIR)
1. Setelah 3 menit unit dinyalakan,sodorkan tangan anda dibawah shower. Sensor Infra
Red akan mendeteksi kehadiran tangan dan secara otomatis mengalirkan air di shower
2. Durasi keluarnya air di shower dapat diperpanjang atau dipersingkat
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan untuk mencegah infeksi nosokomial di kamar operasi

Tujuan Tidak terjadi infeksi nosokomial di kamar operasi

Kebijakan Bahwa setiap tindakan pembedahan harus memenuhi persyaratan tehnik


aseptic dan antiseptic

1. Sumber Daya Manusia


Prosedur a. Ganti pakaian dengan pakaian dengan pakaian khusus kamar
bedah di ruang ganti
b. Pakai topi dan masker
c. Cuci tangan, pakai sandal khusus
d. Mentaati batasan area steril atau tidak steril
2. Pasien
a. Lakukan persiapan pre operasi
b. Ganti baju pasien dengan baju operasi
3. Instrument
a. Lakukan sterilisasi instrument
b. Dokumentasi peralatan post operasi
c. Simpan alat diruangan khusus
d. Desinfeksi peralatan/instrument
4. Ruangan
a. Lakukan pembersihan rutin pre dan post operasi
b. Lakukan pembersihan besar/mingguan
c. Lakukan fogging ruangan
d. Tempatkan pasien sesuai dengan kriteria
e. Jadwalkan pasien infeksi pada urutan operasi terakhir
5. Logistik (Infeksi dan Non Infeksi)
a. Simpan alat-alat kesehatan pada ruangan yang tersedia
b. Simpan obat-obatan pada kamar obat yang tersedia/depo obat
c. Mengatur alur masuk dan keluar logistik
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


093.RSNM-KEP 08.10 00 1/2
RS.NATAR
MEDIKA
Prosedur 6. Limbah
a. Tempatkan sampah medis pada tempat yang tersedia
b. Tempatkan sampah umum pada tempat yang tersedia
c. Limbah cair dibuang pada tempatnya
7. Tehnik Operasi
a. Lakukan prosaedur operasi sesuai dengan standart medis
bedah
b. Tempatkan sampah umum pada tempat yang tersedia
c. Limbah cair dibuang pada tempatnya
d. Tempatkan alat tenun kering pada troly yang tersedia
8. Linen
a. Tempatkan alat tenun kotor ke troly yang tersedia ditutup lalu
didorong ke laundry
b. Alat tenun yang terkena infeksi dipisahkan, dimasukkan
kedalam wadah tertutup

Unit terkait  Unit Kamar Operasi


MEJA OPERASI

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Merupakan alat yang digunakan untuk membaringkan pasien dimana
akan dilakukan pembedahan sesuai dengan kebutuhan dan jenis operasi

Tujuan Sebagai alat untuk membaringkan pasien di kamar operasi

Kebijakan Adalah peralatan rumah sakit yang dirancang untuk melengkapi ruang
operasi

Persiapan Alat :
Prosedur - Meja Operasi
Cara kerja :
1. Petugas mencuci tangan
2. Beri alas meja operasi sebelum digunakan
3. Memberitahukan dan mempersilahkan pasien untuk berbaring di
meja operasi (bila pasien sadar)
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai posisi yang
diinginkan
5. Pasang tali pengaman untuk menjaga keselamatan dan
mempertahankan posisi pasien selama operasi
6. Atur meja operasi sesuai jenis operasi dan permintaan dokter
operator :
a. Posisi normal (supine)
b. Posisi kepala lebih rendah dari kaki (trendelenburg)
c. Posisi kaki lebih rendah dari kepala (Untrendelenburg)
d. Posisi miring kiri/kanan (sim
e. Posisi ginjal
f. Posisi litotomi
g. Posisi kepala lebih ekstensi
7. Setelah operasi selesai lepaskan tali pengaman, penyanggah kaki
untuk posisi litotomi, atur posisi meja ke posisi normal
8. Bersihkan meja operasi dari bekas darah atau cairan lain

Unit terkait Unit kamar bedah


Prosedur Alat : Autoclave SAP 500

Cara kerja :
1. Indicator POWER menyala,berarti alat sudah dalam keadaan standby
2. Buka kran air,alat sudah memiliki auto-add water device.Sehingga operator tidak perlu
khawatir kekurangan air pada boiler
3. Sebaiknya air yang digunakan adalah air destilasi,tetapi jika menggunakan air biasa
disarankan untuyk menempatkan filter air dan menguras air di boiler secara berkala
sebulan sekali
4. Buka pintu chamber,masukkan instrument yang akan disterilisasi dan masukkan indicator
steril kemudian tutup kembali dan pastikan sudah terkunci rapat dengan cara memutar
handle nya
5. Set Pressure/tekanan di 1.2 atau 2.1 kg/cm
Set Temperature/suhu di 121 atau 136º C
6. Set waktu sterilisasi
- PRESSURE di : 2.1 kg/cm² (APPROX.132º C / 270º F) terbuka Set-up 4 menit waktu
sterilnya, terbungkus Set-up 15 menit waktu sterilnya
- PRESSURE di 1.2 kg/cm² (APPROX.121º C / 250ºF) terbuka set-up 22 menit waktu
sterilnya,terbungkus set-up 30 menit waktu sterilnya. Untuk bahan-bahan LIQU ID
set-up 40 menit waktu sterilnya
7. SET WAKTU DRY / Pengeringan : 30 menit
# Dilarang mengatur waktu pengeringan lebih dari 30 menit. Bisa berakibat kkeringan
pada boiler.
# Instrument yang disterilisasi harus bervuat dari metal atau bahan-bahan plastikatau
karet yang tahan di autoclave
8. Mulai pengoperasian dengan menekan tombol START
9. Setelah pressure (tekanan) mulai naik seperti yang diindikasikan jarum / indicator
penunjuk tekanan sampai dengan tekanan yang diset. Misal 2.1 kg/cm² dan suhu di
chamber juga mencapai yang telah kita set, maka proses sterilisasi mulai proses dengan
diindikasikan oleh lampu indicator timer sterilisasi berkedip-kedip. Setelah lampu
indicator timer sterilisasi menyala (tidak berkedip) maka itu tandanya proses sterilisasi
telah selesai
Lampu Led timer dry berkedip-kedip yang mengindikasikan alat sedang melakukan proses drying
(peneringan) juga ditandai dengan
10. LAMPU INDICATOR DRY menyala
11. Setelah proses dry selesai, lampu END menyala. Sebagai tanda semua proses telah
selesai. Kemudian ALARM akan berbunyi selama 40 detik, untuk mengingatkan bahwa
proses telah selesai
12. Sebelum membuka pintu chamber pastikan indicator tekanan jarum sudah kembali pada
posisi 0 (NOL)
13. Matikan alat
14. Buka pintu chamber dengan perlahan-lahan,berhati-hati,disarankan untuk tidak langsung
membuka lebar,agar tidak kena uap panas dari dalam chamber
15. Ambil alat yang telah selesai disteril dan simpan di tempatnya,jika ingin melakukan steril
kembali pstikan alat sudah di off kan dahulu, untuk merestart siklus steril.
PENGHITUNGAN KASSA / INSTRUMENT

NO. DOKUMEN No.REVISI Halaman


0/0 1/1
RS NATAR 001.RSNM-OK 08.10
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
2 Agustus 2010 dr.Ontang T ,MHA
Pengertian Suatu tindakan penghitungan kassa yang dilakukan oleh scrub nurse
sebelum dan sesudah tindakan pembedahan

Tujuan Mencegah terjadinya kassa / instrument tertinggal di luka operasi

Kebijakan Sebelum dan sesudah tindakan pembedahan,harus dilakukan


penghitungan kassa/ instrument

1. Sebelum operasi,scrub nurse melakukan penghitungan jumlah


Prosedur kassa dan instrument, dan dicatat pada formulir
2. Sebelum luka operasi ditutup,scrub nurse menhitung kassa dan
instrument dan disesuaikan dengan jumlah kassa dan instrument
sebelum operasi
3. Operator menutup luka operasi
4. Bila jumlah kassa dan instrument tidak sesuai scrub nurse
melaporkan kepada operator,supaya luka operasi jangan ditutup
dulu dan melakukan pencarian bersama sampai jumlah lengkap

Unit Terkait Unit Kamar Operasi


Prosedur Alat : Elektro surgical (couter)

Cara kerja :
1. Pasang kabel penghubung elektro surgical ke sumber listrik
2. Pasang plate ke tubuh pasien (pada daerah kaki) dan hubungkan ke kabel penghubung
dimasukkan ke eletro surgical unit pada pasien plate
3. Hubungkan kabel eletro surgical electrode (ujung couter) ke elektro surgical unit
4. Hubungkan penggunaan elektro surgical sesuai penggunaan yaitu :
a. Monopolar : hubungkan kabel elektro surgical electrode (ujung couter) ke monopolar
electrode pada elektro surgical unit, tekan tombol biru pada bagian @ pada
pembedahan laparascopy dan pembedahan umum
b. Bipolar : hubungkan kabel elektro surgical electrode bipolar pada elektro surgical unit,
pasang kabel food switch pada elektro surgical unit yang dihubungkan ke pedal
injakan, tekan tombol biru b atau tombol c untuk system automatis sesuai instruksi
dokter, bipolar digunakan untuk TUR dan micro surgery dan laparascopy
c. Tekan tombol penyalaan, maka couter siap digunakan
d. Tes couter sebelum digunakan : monopolar : tekan ujung warna kuning untuk cutting
(pemotongan) dan warna biru untuk pembakaran (coagulasi) dengan jari tangan,
bipolar : injak pada foot switch berwarna biru utuk pembakaran (coagulasi) dan kuning
untuk pemotongan (cutting)
e. Atur volume suara pada elektro surgical unit
f. Set besarnya pembakaran dan pemotongan sesuai instruksi operator untuk TUR
g. Tekan tombol OFF pada tombol penyalaan
h. Selesai pemakaian elektro surgical (couter) peralatan diperiksa dan disimpan kembali
setelah dibersihkan sesuai peruntukkannya

Anda mungkin juga menyukai