Kebijakan Pasien yang dilakukan tindakan dikamar operasi perlu dilakukan serah
terima
B. Persiapan Alat
Kereta dorong (Splan-bed)
Tensimeter dan stetoscop
C. Cara Kerja
1. Perawat kamar bedah menerima pasien dari perawat ruangan
2. Periksa identitas pasien dengan menggunakan list cek pre
operasi dan informed concent
3. Periksa keadaan umum dan tingkat kesadaran pasien
4. Perawat kamar bedah bersama perawat ruangan memeriksa
formulir cek list persiapan operasi pasien
5. Persiapan operasi yang telah dilakukan sesuai dengan cek list
Persiapan operasi pasien, maka perawat kamar bedah
MENERIMA PASIEN DI KAMAR BEDAH
Kebijakan Setiap ruangan di kamar bedah mempunyai daerah steril dan tidak
steril
Prosedur
Ruang lingkup :
1.Ruangan di kamar bedah
2.SDM
3.Pasien
4.Peralatan
Cara kerja :
1. Memberi demarkasi ruangan tanda garis :
a. Merah : area kamar operasi steril
b. kuning : area semi steril
c. hijau : area tidak steril
2. SDM, pasien, peralatan mentaati standar ini
3. Pelanggaran area di lapor dan di tindaklanjuti
Tujuan Memberi batas tegas daerah steril pada daerah pembedahan setelah
permukaan kulit dilakukan desinfeksi
Kebijakan Benang dipakai pada setiap tindakan pembedahan sesuai dengan jenis
dan fungsi bebang tersebut
Kebijakan Jas steril dipakai untuk menutup pakaian terkontaminasi yang dapat
menyebabkan infeksi pada pasien
Tujuan Menutupi permukaan tangan yang tidak steril dari para anggota tim
bedah
Melindungi tim bedah dari kontaminasi oleh pasien
Kebijakan Sarung tangan steril dipakai untuk menutup tangan agar tidak
terkontaminasi yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien
Kebijakan Tutup kepala dipakai untuk menutup kepala agar tidak terkontaminasi
yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien
Cara kerja
Topi dipakai bersamaan pada waktu mengganti pakaian dengan
baju khusus kamar bedah
Topi harus menutupi seluruh rambut kepala
Topi diikat cukup erat
Unit Terkait
Unit kamar bedah
PINJAMAN KELUAR MASUK INSTRUMEN DI
KAMAR BEDAH
Cara kerja
1. Mengajukan permohonan pinjaman alat
2. Mencatat alat-alat yang akan di pinjam atau di bawa pada buku
expedisi
3. Memberitaukan kepada kepala instalasi.
4. Menyiapkan alat yang akan di pinjam
5. Serah terima alat dengan menandatangani buku expedisi.
6. Mengecek alat yang akan di bawa atau dipinjam: jumlah dan kondisi
alat.
Unit Terkait 1. Unit kamar bedah
2. Unit rawat inap
3. Unit gawat darurat
4. Unit kebidanan
5. Poliklinik
6. ICU
MENCUCI TANGAN CARA STERIL
Cara kerja :
1. Lepaskan semua perhiasan termasuk cincin dan jam tangan
2. Basahi tangan dengan air mengalir
3. Gunakan cairan antiseptic sesuai dengan petunjuk,cuci tangan dan
lengan bawah secara menyeluruh dan bilas
4. Gunakan sekali lagi cairan antiseptic,sebarkan keseluruh
permukaan tangan dan lengan bawah
5. Mulai dengan tangan gunakan pembersih kuku untuk
membersihkan daerah bawah kuku kedua tangan
6. Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari-jari,sela-sela
jari, telapak tangan dan punggung tangan. Cuci tiap jari seakan-
akan mempunyai empat sisi
7. Berikutnya scrub daerah pergelangan tangan pada tiap tangan
8. Setelah seluruh pergelangan tangan telah di scrub, bagian lengan
bawah juga di scrub, pastikan gerakan dari bawah lengan menuju
siku
9. Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku
10. Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh pastikan tangan
ditahan lebih tinggi dari siku
MENCUCI TANGAN CARA STERIL
Kebijakan Tindakan dilakukan di kamar bedah dan dilakukan oleh tim operasi.
Cara kerja :
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan pembiusan
3. Tim operasi melakukan cuci tangan steril,memakai jas steril dan
sarung tangan steril
4. Dilakukan aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan dioperasi.
CHOLECYSTECTOMY
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan pembiusan
3. Tim operasi melakukan cuci tangan steril,memakai jas steril dan
sarung tangan steril
4. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan
dioperasi
5. Lakukan drapping
6. Lakukan penghitungan kasa dan instrumen yang dibutuhkan pada
saat operasi
7. Lakukan incise pada daerah hernia diperdalam sampai ditemukan
kantung hernia
8. Kantung hernia dibuka/digunting dan isi hernia diposisikan
ketempat normal
HERNIOTOMY
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Lakukan desinfektan pada daerah operasi dengan betadine
3. Lakukan drapping
4. Diatermi dan mesin suction sudah dalam keadaan stand by
5. Semua alat sudah disusun di meja mayo sesuai dengan urutan dan
benang +jarum dalam posisi siap
6. Bersihkan daerah operasi dengan alkohol
7. Lakukan incisi pada kulit dengan cara pfanenstil
8. Incisi diperdalam sampai lapisan peritoneum
9. Tampak uterus,kemudian dibuka sampai lapisan ketuban
SECTIO CAESSARIA
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Lakukan desinfektan pada daerah yang akan dioperasi
3. Lakukan drapping
4. Canule suction dan kabel diatermi sudah disambungkan ke
mesinnya dan dalam posisi stand by
5. Semua alat sudah disusun dimeja mayo sesuai dengan urutan dan
benang+jarum dalam posisi siap
6. Lakukan incise dengan cara pfanenstil
7. Incisi diperdalam sampai lapisan peritoneum
8. Tampak uterus,adnexa dipotong dan dipisahkan dari uterus
9. Dinding luar uterus atinsist lips secara sirkuler dan dinding uterus
dibebaskan secara tumpul sampai pangkal uterus
10. Uterus dipotong sampai pangkal uterus kemudian dikeluarkan dari
rongga pelvis
11. Punctum uterus dijahit
12. Rawat perdarahan
13. Luka operasi dicuci dengan nacl
14. Hitung kasa dan instrumen
15. Luka operasi dijahit lapis demi lapis
16. Luka operasi ditutup dengan sofratulle dan kain kassa dan hipvix
17. Alat,ruangan dan instrumen dirapikan
18. Pasien dibangunkan dan dirapikan
19. Observasi dilanjutkan direcovery room
20. Jaringan diantar antar kepatologi untuk dilakukan pemeriksaan
Tujuan
Kebijakan Ginjal merupakan organ penting untuk kehidupan ,maka
nephrectomy dilakukan sesuai indikasi
Prosedur Persiapan Alat :
1. Alat tenun/OK yassen
2. Set besar
3. Sarung tangan steril sesuai dengan ukuran
4. Alat instrumen tambahan :
Gunting jaringan panjang
Gaal blas 30º
Gaal blas 90º panjang
Preparer tajam
Pensakur
Pinset diatermi panjang
Set Suction
Mesin diatermi 1 set
Automatic haak
Pentil
NGT no.18
D.cateter no.18
Urine bag
Sofratulle
Nacl
Kassa kecil,besar dan roll kasa
Alkohol dan betadine
Benang :
Silk no.1/0 tanpa jarum
NEPHRECTOMY
Prosedur 16. Lakukan sayatan pada ginjal sesuai dengan letak batu pada
ginjal dengan stignes
17. Pengambilan batu dengan steen tang
18. Spoel ginjal dengan spuit 50 ml + canul ginjal + Nacl 0,9%
19. Spoel dari ginjal sampai ureter dengan menggunakan feeding
tube no.8
20. Pasang DJ stan sesuai kebutuhan
21. Jahit ginjal dengan vicryl no. 3/0
22. Cuci luka operasi dengan Nacl 0,9%
23. Pasang drain dan jahit dengan mersilk no. 0
24. Otot dan fasia dijahit dengan dexon/vicryl no.1
25. Tutup kulit dengan jahitan premilene no.3/0
26. Tutup luka dengan sofratule.,kassa dan hypavix
27. Masukkan batu kedalam pot untuk selanjutnya diserahkan
kepada keluarga pasien
Macam incisi :
Prosedur 1. Incisi midline epigastric : incise pada garis tengah
abdomen,biasanya untuk operasi abdomen bagian atas seperti
lambung,saluran empedu,hati.Keuntungan adalah tidak
memotong otot rektus
3. Incisi midline subumbilikal : Incisi pada garis tengah dibawah
umbilicus untuk operasi organ abdomen bagian bawah seperti
kebidanan,appendiks perforasi dan colon bagian
bawah,keuntungan seperti diatas tetapi harus diingat bawha
rektus pada bagian bawah hanya satu lapis saja
3. Incisi paramediana atas : Tergantung kiri atau kanan dan organ
serta prosedur apa yang akan digunakan,dapat disamping rektus
atau dengan menyisihkan rektus
4. Incisi para mediana bawah : sama seperti diatas
5. Incisi paramediana lateral : sesuai dengan incise
mediana9Medline) tetapi letak dikiri atau kanannya dapat
disamping rektus atau intra-rektus
6. Incisi kocher subcostal : Dibawah arcus kaostae kanan,umumnya
untuk operasi system bilier seperti kolesistectomy konvensional
7. Incisi McBurney : incise yang paling dikenal ahgli bedah
terutama pada kasus appendicitis dapat obliquae atau transversal
8. Incisi pfanenstiel : Incisi ini pada abdomen bagian
bawah,transversal,fasia dibebaskan dipotong transversal dan M
rektus disingkarkan lateral
9. Incisi Toracoabdominal : Paramedia dan dilanjutkan ke itercostae
sesuai dengan level yang dikehendaki
INCISI LUKA
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Set tonsil
2. Slang suction dan mesin suction
3. Tusuk sate
4. Kassa
5. Benang : mersilk/side no.2/0
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang dan kepala ekstensi
2. Slang suction disambungkan ke canule suction dan dalam posisi
stand by
3. Dipasang tusuk sate dibawah leher pasien
4. Dipasang doek lubang dan pasang mouth gage
5. Tonsil dijepit dengan forcep tonsil kemudian di incisi
6. Tonsil di sisihkan dengan menggunakan raspatorium
7. Dilakukan tonsilectomy
8. Pembuluh darah diikat dengan menggunakan benang silk no.2/0
9. Rawat perdarahan
10. Rongga mulut dibersihkan dan pasien dirapikan
11. Pasien dibangunkan dan obervasi dilanjutkan di recovery room
12. Ruangan dan alat/instrumen dibersihkan
Unit Terkait Unit Kamar Operasi
KISTECTOMY
Tujuan Melakukan pengobatan atas keluhan dan gejala pada pasien kista
ovarium
Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Set Besar
2. Set alat tenun
3. Set diatermi
4. Set suction
5. Liver haak
6. Betadin
7. Nacl
8. Sarung tangan steril
9. Kassa kecil
10. Kassa besar
11. Sofratulle
12. Mioma bor
13. Spuit 5cc,10cc,50cc
14. Benang ;
Polifilamen 1,2/0
Sutra 2/0
Nilon 3/0
Catgut plain 0,2/0
Chromic cut 2/0
Silk 2,1,2/0
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan
diopersi
3. Lakukan drapping
KISTECTOMY
Tujuan Melakukan pengobatan atas keluhan dan gejala pada pasien mioma
uteri
Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Set Besar
2. Set alat tenun
3. Set diatermi
4. Set suction
5. Liver haak
6. Betadin
7. Nacl
8. Sarung tangan steril
9. Kassa kecil
10. Kassa besar
11. Sofratulle
12. Mioma bor
13. Spuit 5cc,10cc,50cc
14. Benang ;
Polifilamen 1,2/0
Sutra 2/0
Nilon 3/0
Catgut plain 0,2/0
Chromic cut 2/0
Silk 2,1,2/0
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan
diopersi
MIOMECTOMY
Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Set kecil
2. Set alat tenun
3. Kassa steril
4. Betadine dan alkohol
5. Nacl 0,9%
6. Sarung tangan steril
7. Benang :
Mersilk no.2/0
Chromicgut no.2/0
Vicryl no.3/0,4/0
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tehnik aseptic dan antiseptic pada daerah yang akan
diopersi
3. Dilakukan drapping
4. Kabel diatermi disambungkan ke mesinnya dan dalam keadaan
stand by
5. Alat/instrumen sudah disusun di atas meja mayo sesuai dengan
kebutuhannya
6. Dilakukan incise pada daerah yang akan dioperasi
FIBROADENOMAMMAE
Kebijakan Peralatan yang dibungkus harus diberi label yang jelas dengan
mencantumkan nama,jenis peralatan,tanggal dan jam sterilkan,jika
peralatan yang baru disterilkan terbuka maka harus disterilkan
kembali
Persiapan Alat :-
Prosedur Jenis peralatan yang dapat disaterilkan :
1. Peralatan yang terbuat dari logam (pinset,gunting,klem,dll)
2. Peralatan yang terbuat dari kaca (tabung kimia,dll)
3. Peralatan yang terbuat dari karet (kateter,sarung tangan,dll)
4. Peralatan yang terbuat dari ebonite (canule rectum,canul
trachea,dll)
5. Peralatan yang terbuat dari email (wascom,dll)
6. Peralatan yang terbuat dari porselin (cangkir,piring,dll)
Cara kerja :
1. Sterilisasi dengan cara rebus :Mensterilkan peralatan dengan
merebusnya didalam air sampai mmendidih (100ºC) dan
ditunggu antara 15 sampai 30 menit,misalnya alat dari
logam,kaca dan karet
Langkah-langkah :
a. Yakinkan sterilisator dalam keadaan siap pakai
STERILISASI
Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Obat analgesia
2. Pisau
3. Pinset anatomis
4. Gunting panjang tumpul
5. Sepasang pengait tumpul
6. Klem arteri
7. Gunting kecil tajam
8. Kanul trakea sesuai ukuran
9. Benang silk/mersilk no.2/0
Cara kerja:
1. Pasien dalam posisi terlentang dan kepala ekstensi
2. Dilakukan tehnik aseptic antiseptic
3. Dipasang doek lubang
4. Dilakukan anesthesia local pada daerah yang akan dioperasi
5. Dilakukan incisi secara vertical digaris tengah leher mulai dari
bawah krikoid sampai fosa suprasternal
6. Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringan
dibawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik lateral
dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa
dengan susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih
TRACHEOSTOMY
Kebijakan
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 ltr
2. Kassa
3. Pisau
4. Pinset cirurgis
5. Kelly forceps
6. Throkard
7. Slang penghubung steril
8. Cairan antiseptic
9. Benang cutgut dan jarumnya
10. Doek lubang
11. Sarung tangan steril
12. Spuit 10cc,50cc
13. Nacl 0,9%
14. Konektor
15. Obat anesthesia (lidocain,xylocain)
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi ½ duduk (±45º)
2. Dilakukan desinfektan dan penutupan lapangan operasi dengan
doek lubang
3. Dilakukan anestesi setempat dengan lidocain 2% secara
infiltrasi pada daerah kulit sampai pleura
WATER SEAL DRAINAGE
Kebijakan
Persiapan alat :
Prosedur 1. Set dasar
2. Spuit 5cc,spuit 10cc
3. Kateter atau selang polythene
4. Kantung kolostomy
5. Benang :chromic no.2/0 atromatic
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Dilakukan desinfeksi pada daerah yang akan dioperasi
3. Dilakukan drapping
4. Incisi di kuadran abdomen yang paling dekat dengan lengkung
usus yang akan dieksteriorisasi
5. Incisi bagian fat,facia,otot dan peritoneum
6. Keluarkan lengkung colon tanpa melipat atau memutarnya
7. Buat suatu lubang di mesocolon yang cukup besar untuk dilalui
oleh teugel dengan cateter
8. Lakukan fixasi dengan menjahit peritoneum,kemudian
dilanjutkan dengan menjahit facia dan kulit dengan cutgut
chromic
9. Facia yang dibuka dijahit kembali dengan cutgut chromic dengan
kulitnya
COLOSTOMY
Prosedur 10. Buatlah suatu incisi berbentuk salib di apeks dari lengkung usus
tadi baik dengan pisau atau diatermi
11. Dipasang kantung colostomy
12. Disekitar kantung colostomy diberi Vaseline zalf
13. Operasi selesai pasien dibangunkan dan dirapikan kemudian
observasi dilanjutkan di recovery room
Kebijakan Operasi cimino digunakan oleh pasien untuk media cuci darah
Persiapan alat :
Prosedur 1. 1 set alat tenun
2. Doek kecil
3. Doek lubang
4. Sarung tangan steril
5. Alat pemasang cimino dan setnya
6. Kassa steril
7. Heparin
8. Spuit 5cc,10cc
9. Abbocath
10. Verban gulung
11. Benang sutra no.3/0,2/0
12. Benang nilon no.7/0,2/0
13. Silk no.3/0
14. Sofratule
15. Lidocain
16. Nacl
17. Alkohol
18. Betadine
19. Buldoq klem
Cara kerja :
1. Pasien dalam posisi terlentang dan tangan dibentangkan
kesamping
PASANG CIMINO
Cara kerja :
A. Model Standar
1. Tekan power switch (saklar utama), pastikan pilotnya menyala. Lampu tersebut
merupakan indicator bahwa lampu UV sterilizer juga menyala. Tunggu selama 3 menit
2. Tekan saklar penerangan untuk menyalakan lampu penerangan scrub station,bila perlu
3. Setelah 3 menit berlalu tekan knee shower #1 dengan lutut untuk mengeluarkan air
dari shower #1. Begitu juga dengan knee switch shower #2 dan knee switch shower #3
untuk mengeluarkan air dari shower #2 dan shower #3
4. Tekan dengan lutut knee switch disinfectant#1 untuk mengeluarkan sabun disinfektan
dari disinfectant nozzle #1. Begitu juga dengan knee switch desinfectat #2 dan knee
disinfectant #3 untuk mengeluarkan sabun dari disinfectant nozzle #2 dan disinfectant
nozzle #3
5. Tekan dengan ujung kaki foot switch brush #1 untuk menmgambil sikat dari dispenser
sikat #1. Begitu juga dengan foot switch brush #2 dan #3 untu7k mengambil sikat dari
dispenser sikat #2 dan #3
B. Model Optimal (Menggunakan Sensor Passive Infra Red-PIR)
1. Setelah 3 menit unit dinyalakan,sodorkan tangan anda dibawah shower. Sensor Infra
Red akan mendeteksi kehadiran tangan dan secara otomatis mengalirkan air di shower
2. Durasi keluarnya air di shower dapat diperpanjang atau dipersingkat
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Kebijakan Adalah peralatan rumah sakit yang dirancang untuk melengkapi ruang
operasi
Persiapan Alat :
Prosedur - Meja Operasi
Cara kerja :
1. Petugas mencuci tangan
2. Beri alas meja operasi sebelum digunakan
3. Memberitahukan dan mempersilahkan pasien untuk berbaring di
meja operasi (bila pasien sadar)
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai posisi yang
diinginkan
5. Pasang tali pengaman untuk menjaga keselamatan dan
mempertahankan posisi pasien selama operasi
6. Atur meja operasi sesuai jenis operasi dan permintaan dokter
operator :
a. Posisi normal (supine)
b. Posisi kepala lebih rendah dari kaki (trendelenburg)
c. Posisi kaki lebih rendah dari kepala (Untrendelenburg)
d. Posisi miring kiri/kanan (sim
e. Posisi ginjal
f. Posisi litotomi
g. Posisi kepala lebih ekstensi
7. Setelah operasi selesai lepaskan tali pengaman, penyanggah kaki
untuk posisi litotomi, atur posisi meja ke posisi normal
8. Bersihkan meja operasi dari bekas darah atau cairan lain
Cara kerja :
1. Indicator POWER menyala,berarti alat sudah dalam keadaan standby
2. Buka kran air,alat sudah memiliki auto-add water device.Sehingga operator tidak perlu
khawatir kekurangan air pada boiler
3. Sebaiknya air yang digunakan adalah air destilasi,tetapi jika menggunakan air biasa
disarankan untuyk menempatkan filter air dan menguras air di boiler secara berkala
sebulan sekali
4. Buka pintu chamber,masukkan instrument yang akan disterilisasi dan masukkan indicator
steril kemudian tutup kembali dan pastikan sudah terkunci rapat dengan cara memutar
handle nya
5. Set Pressure/tekanan di 1.2 atau 2.1 kg/cm
Set Temperature/suhu di 121 atau 136º C
6. Set waktu sterilisasi
- PRESSURE di : 2.1 kg/cm² (APPROX.132º C / 270º F) terbuka Set-up 4 menit waktu
sterilnya, terbungkus Set-up 15 menit waktu sterilnya
- PRESSURE di 1.2 kg/cm² (APPROX.121º C / 250ºF) terbuka set-up 22 menit waktu
sterilnya,terbungkus set-up 30 menit waktu sterilnya. Untuk bahan-bahan LIQU ID
set-up 40 menit waktu sterilnya
7. SET WAKTU DRY / Pengeringan : 30 menit
# Dilarang mengatur waktu pengeringan lebih dari 30 menit. Bisa berakibat kkeringan
pada boiler.
# Instrument yang disterilisasi harus bervuat dari metal atau bahan-bahan plastikatau
karet yang tahan di autoclave
8. Mulai pengoperasian dengan menekan tombol START
9. Setelah pressure (tekanan) mulai naik seperti yang diindikasikan jarum / indicator
penunjuk tekanan sampai dengan tekanan yang diset. Misal 2.1 kg/cm² dan suhu di
chamber juga mencapai yang telah kita set, maka proses sterilisasi mulai proses dengan
diindikasikan oleh lampu indicator timer sterilisasi berkedip-kedip. Setelah lampu
indicator timer sterilisasi menyala (tidak berkedip) maka itu tandanya proses sterilisasi
telah selesai
Lampu Led timer dry berkedip-kedip yang mengindikasikan alat sedang melakukan proses drying
(peneringan) juga ditandai dengan
10. LAMPU INDICATOR DRY menyala
11. Setelah proses dry selesai, lampu END menyala. Sebagai tanda semua proses telah
selesai. Kemudian ALARM akan berbunyi selama 40 detik, untuk mengingatkan bahwa
proses telah selesai
12. Sebelum membuka pintu chamber pastikan indicator tekanan jarum sudah kembali pada
posisi 0 (NOL)
13. Matikan alat
14. Buka pintu chamber dengan perlahan-lahan,berhati-hati,disarankan untuk tidak langsung
membuka lebar,agar tidak kena uap panas dari dalam chamber
15. Ambil alat yang telah selesai disteril dan simpan di tempatnya,jika ingin melakukan steril
kembali pstikan alat sudah di off kan dahulu, untuk merestart siklus steril.
PENGHITUNGAN KASSA / INSTRUMENT
Cara kerja :
1. Pasang kabel penghubung elektro surgical ke sumber listrik
2. Pasang plate ke tubuh pasien (pada daerah kaki) dan hubungkan ke kabel penghubung
dimasukkan ke eletro surgical unit pada pasien plate
3. Hubungkan kabel eletro surgical electrode (ujung couter) ke elektro surgical unit
4. Hubungkan penggunaan elektro surgical sesuai penggunaan yaitu :
a. Monopolar : hubungkan kabel elektro surgical electrode (ujung couter) ke monopolar
electrode pada elektro surgical unit, tekan tombol biru pada bagian @ pada
pembedahan laparascopy dan pembedahan umum
b. Bipolar : hubungkan kabel elektro surgical electrode bipolar pada elektro surgical unit,
pasang kabel food switch pada elektro surgical unit yang dihubungkan ke pedal
injakan, tekan tombol biru b atau tombol c untuk system automatis sesuai instruksi
dokter, bipolar digunakan untuk TUR dan micro surgery dan laparascopy
c. Tekan tombol penyalaan, maka couter siap digunakan
d. Tes couter sebelum digunakan : monopolar : tekan ujung warna kuning untuk cutting
(pemotongan) dan warna biru untuk pembakaran (coagulasi) dengan jari tangan,
bipolar : injak pada foot switch berwarna biru utuk pembakaran (coagulasi) dan kuning
untuk pemotongan (cutting)
e. Atur volume suara pada elektro surgical unit
f. Set besarnya pembakaran dan pemotongan sesuai instruksi operator untuk TUR
g. Tekan tombol OFF pada tombol penyalaan
h. Selesai pemakaian elektro surgical (couter) peralatan diperiksa dan disimpan kembali
setelah dibersihkan sesuai peruntukkannya