Anda di halaman 1dari 2

RUMAH SAKIT PERTAMINA - BINTANG AMIN

LAMPUNG

PEMASANGAN BIDAI/ SPALK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP-IGD/004/002 00 1 dari 2
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Direktur, RSPBAL
PROSEDUR
TETAP
1 Januari 2012

PENGERTIAN Memasang bidai/ spalk adalah suatu tindakan untuk melakukan


immobilisasi (mempertahankan posisi tulang) agar tulang tidak
bergerak, dilakukan pada pasien dengan indikasi patah tulang
terbuka atau tertutup

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya pergerajkan tulang yang patah.


2. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang.
3. Mengurangi rasa sakit.
4. Mengistirahatkan daerah yang sakit.
5. Supaya tindakan dilakukan dengan benar.

Mengacu pada Pedoman Pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit,


KEBIJAKAN
Drektorat Keperawatan dan Keteknisan Medik, Dirjen Bina Pelayanan
Medik DepKes RI, 2005
PETUGAS 1. Perawat
2. Dokter
Dilakukan oleh minimal dua orang

PERALATAN 1. Alat Pelindung Diri (masker, handschoen)


2. Bidai sesuai dengan ukuran
3. Kasa steril dan antiseptic
4. Verband/ mitella.

PROSEDUR 1. Persiapan pasien :


a. Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.

2. Pelaksanaan
a. Petugas mengenakan Alat Pelindung Diri (masker,
handschoen).
b. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai.

This document belongs to RS Pertamina-Bintang Amin Lampung and must not be reproduced without the formal authorization of the company
RUMAH SAKIT PERTAMINA - BINTANG AMIN
LAMPUNG

PEMASANGAN BIDAI/ SPALK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP-IGD/004/002 00 2 dari 2

PROSEDUR c. Petugas II meletakkan bidai melewati dua persendian anggota


gerak.
d. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan
lokasi patah tulang.
e. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II
mengikat bidai.
f. Pengikatan tidak boleh terlalu ketat atau terlalu kendur.
g. Atur posisi pasien, sesuai dengan kondisi luka.
h. Pada pasien dengan fraktur tertutup dengan luka atau fraktur
terbuka, rawatlah luka terlebih dahuludan tutup luka dengan
menggunakan kassa steril.
i. Catat respon pasien dan tindakan yang telah dilakukan pada
catatan perawat.

Hal yang perlu diperhatikan :


1. Respon/ keluhan pasien
2. Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan
pernapasan).
3. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk menghindari
kompartemental syndrome.
4. Lakukan observasi vaskularisasi pada daerah distal.

DOKUMEN AK-IGD/2012/004 ; Tentang Pengelolaan Pasien Darurat Tidak Gawat


TERKAIT

UNIT TERKAIT Setiap unit kerja yang megelola pasien dengan fraktur.

This document belongs to RS Pertamina-Bintang Amin Lampung and must not be reproduced without the formal authorization of the company

Anda mungkin juga menyukai