Anda di halaman 1dari 21

JOURNAL READING:

KANDIDIASIS ORAL
Disusun oleh:
Kevin Lukito
112017040
Pembimbing:
Dr. Antoni Miftah, SpKK
KANDIDIASIS ORAL

• Adalah salah satu infeksi fungal yang mengenai mukosa oral


• Lesi disebabka oleh jamur Candia albicans, yang merupakan flora normal rongga
mulut, saluran pencernaan dan vagina.
TIPE KANDIDA
• Terdapat 5 tipe kandia di kavitas oral:
• Candida albicans
• Candida tropicalis
• Candida krusei
• Candida parapsilosis
• Candida guillermondi
• Yang paling sering terdapat di kavitas oral adalah Candida albicans.
TIPE KANDIDA

• Candida albicans merupakan fungi yang menyebabkan infeksi oportunistik.


• Candida albicans memiliki kemampuan untuk tumbuh dalam 2 cara:
• Reproduksi dengan tunas, membentuk tunas ellipsoid
• Bentuk hifa, yang dapat meningkatkan misela baru atau bentuk seperti jamur
FAKTOR RESIKO

• Faktor pathogen
• Jamur kandida mampu melakukan metabolisme glukosa dalam kondisi aerobik
maupun anaerobik

• Faktor host
• Faktor lokal  fungsi kelenjar saliva terganggu, obat inhalasi steroid, gigi palsu
• Faktor sistemik  penggunaan AB spektrum luas, obat-obatan antineoplastic,
merokok, diaberes, infeksi HIV
PRESENTASI KLINIS

• Kandidiasis pseudomembranosa
• Kandidiasis atropik
• Kandidiasis hiperplastik
• Kandidiasis eritematosa
• Kelitis angular
Kandidiasis Pseudomembranosa

• Diketahui secara umum sebagai thrush, sering ada pada neonatus, pasien yang
menggunakan terapi kortikosteroid atau dengan imunosupresi.
• Presentasi: plak putih multipel yang dapat dibersihkan, mukosa dapat eritema
• Keluhan: ada sensasi seperti tersengat ringan / kegagalan dalam pengecapan
Kandidiasis Atropik

• Ditandai dengan :
• Kemerahan difus
• Mukosa yang relatif kering
• Area kemerahan biasa terdapat pada mukosa yang berada di bawah gigi palsu.
• Hampir 26% pasien dengan gigi palsu terdapat kandidiasis atropik.
Kandidiasis Hiperplastik

• Dikenal juga dengan leukoplakia kandida.


• Ditandai dengan  plak putih yang tidak dapat dibersihkan.
• Lesi harus disembuhkan dengan terapi antifungal secara rutin.
Kandidiasis Eritematosa
• Lesi secara klinis  lesi timbul eritema
• Tidak ditemui adanya plak-plak putih
• Tampilan klinis yang terlihat:
• Daerah eritema / kemerahan dengan ada sedikit perdarahan di daerah sekitar dasar
lesi
• Keluhan yang sering dikeluhkan  mulut kering
• Daerah yang sering terkena: lidah, mukosa bukal dan palatum.
Kandidiasis Eritematosa
• Diklasifikasikan dalam 3 tipe:
• Tipe 1:
• Inflamasi sederhana terlokalisir / pinpoint hiperemia
• Tipe 2:
• eritematosa atau tipe sederhana yang umum eritema lebih tersebar meliputi sebagian
atau seluruh mukosa yang tertutup gigi tiruan
• Tipe 3:
• tipe granular (inflamasi papila hiperplasia) umumnya meliputi bagian tengah palatum
durum dan alveolar ridge.
Kelitis Angular

• Ditandai dengan pecah-pecah, mengelupas maupun ulserasi yang mengenai


bagian sudut mulut.
• Biasanya disertai dengan kombinasi dari bentuk infeksi kandidiasis lainnya
seperti tipe eritematosa.
DIAGNOSIS

• Didiagnosis berdasarkan tanda-tanda klinis dan gejalanya.


• Tes tambahan yaitu:
• Sitologi eksfoliatif
• Kultur
• Biopsi jaringan
MANAJEMEN TERAPI

• Pengobatan secara topikal,dilanjutkan pengobatan selama 2 minggu setelah


terjadi resolusi pada lesi.
• Jika pengobatan topikal gagal, dilanjutkan dengan terapi sistemik.
• Follow up setelah 3-7 hari pengobatan.
Terapi Medikamentosa
Lini Pertama

• Nistatin
• obat lini pertama
• Ampoterisin B
• Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspense oral 100 mg/ml diberikan 3-4 kali sehari.
• Menginhibisi adhesi jamur pada sel epitel
• E.S: toksisitas pada ginjal
Terapi Medikamentosa
Lini Pertama

• Klotrimazol
• Bentuk krim dan tablet 10 mg
• Mengurangi pertumbuhan jamur dengan menginhibisi ergosterol
• K.I: infeksi sitemik
• E.S: sensasi tidak nyaman pada mulut, peningkatan enzim hati, mual dan muntah.
Terapi Medikamentosa
Lini Kedua

• Ketokonazol
• Blok sintesis ergosterol pada membrane sel fungal dan diserap dari GI dan di
metabolisme di hepar.
• Dosis: 200-400 mg tab 1x / 2x per hari selama 2 minggu
• E.S: mual, muntah, kerusakan hepar dan interaksi dengan antikoagulan.
Terapi Medikamentosa
Lini Kedua

• Flukonazol
• Menginhibisi sitokrom p450 fungal
• Digunakan pada kandidiasis orofaringeal
• Dosis: 50-100 mg kapsul 1x per hari selama 2-3 minggu
• E.S: mual, muntah dan nyeri kepala
Terapi Medikamentosa
Lini Kedua

• Itrakonazol:
• Antifungal spektrum luas
• Dosis: 100 mg kapsul 1x per hari selama 2 minggu
• E.S: mual, neuropati dan alergi
• K.I: kehamilan dan penyakit hepar
PROGNOSIS

• Prognosis baik ketika faktor-faktor predisposisi yang berhubungan tereliminasi.


• Ketika faktor-faktor predisposisi meningkat pada kandidiasis primer maka
meningkat pula resiko yang lebih buruk pada kandidiasis.
• Kebanyakan kasus kandidiasis oral adalah infeksi superfisial sekunder sehingga
dapat dengan mudah diobati dengan terapi antifungal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai