Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOLOGI

KANDIDIASIS ORAL
DAN TERAPI ANTI
FUNGAL
SUTRANIA DEWI SULAKSANA
1906408264
KANDIDA
Kandida  flora normal saluran pencernaan, kulit dan membran
mukosa.
Bukan flora pathogen
Faktor resiko  patogenitas
SPESIES
 Candida albicans
 Candida parapsilosis
 Candida tropicalis
 Candida glabrata
 Candida krusei
 Candida guilliermondii
 Candida lusitaniae.
FAKTOR
RESIKO
MACAM-MACAM KANDIDIASIS
TREATMENT
•Berbagai macam pengobatan sistemik dan non sistemik tersedia
untuk mengobati kandidiasis oral.
•Terapi topical  merupakan DOC  tidak ada komplikasi
•Terapi topical dipakai lebih dulu daripada sistemik
Terapi sistemik  ketika topical ≠efektif dan kasus-kasus intoleran
ANTI-FUNGAL TOPIKAL
GENTIAN VIOLET
Digunakan hingga kurang lebih tahun 1950
Negara-negara miskin  murah dan kemudahan
Dosis rekomendasi 1,5 mL pada larutan 0,5%  2 kali
sehari hingga 5-7 hari setelah lesinya hilang.
ES : staining dan iritasi
POLYENES
 87 jenis polyene  3 komersial : Nystatin, Amfoterisin B, Natamycin.
 Nystatin  paling sering digunakan, inisial
i. Oral suspensi, lozenge atau krim
ii. Oral: 100.000 unit  2-5 x sehari selama 7-14 hari
iii. Jika tertelan menyebabkan mual, muntah, dan diare
iv. Penting !! Cara pakai : nystatin diteteskan pada mukosa oral, didiamkan /
dikulum selama mungkin, lalu kemudian ditelan
 Hasil fermentasi oleh spesies Streptomyces nodosus
 Cara kerja : menempel pada ergosterol dan sterol pada
membrane sel jamur
 Mempengaruhi permeabilitas membrane
 Menyebabkan pori,
 Melemahkan komponen selular
 Membunuh kandida
AZOLE
Bersifat fungistatis
Cara kerja : menginterfensi ergosterol  mempengaruhi permeabilitas membrane sel  kerusakan
selular  kematian sel.
CLOTRIMAZOLE broad-spectrum
i. Efektif : profilaksis dan candidiasis pada pasien kanker
ii. Kurang efektif untuk pasien HIV
FLUCONAZOLE
i. Efektif pada pasien HIV
MICONAZOLE
i. Efektif pada penyakit kandidiasis orofaringeal dan esophageal
ANTI-FUNGAL SISTEMIK
 Diberikan jika : pasien tidak respon pada pengobatan topical, tidak
bisa mentoleransi agen topical, dan beresiko menjadi penyakit
sistemik
 Pada pasien yang didiagnosis kandidiasis dengan bentuk yang
invasif  dilanjutkan 14 hari lagi setelah dinyatakan kulturnya
negative, untuk menghindari rekurensi.
ANTI-FUNGAL
SISTEMIK
LANJUTAN (EFEK SAMPING) SISTEMIK
AMPHOTERICIN B (systemic)
Diberikan intravenously  candidiasis orofaringeal yang tidak merespon baik agen anti-fungal
lainnya.
Dosis : 0,5 sampai 0,7 mg/kg berat badan per-hari , maksimal 1mg/kg berat badan untuk
spesies yang resisten.
Misal berat badan 60 kg  dosis : 42 mg per hari .
 Efek toksis : saluran pencernaan, kardiovaskuler, paru-paru, dan ginjal.
Gol-standard treatment
FARMAKOKINETIK amphotericin B

Sedikit diserap melalui saluran cerna


Dosis : 0,6 mg/kg berat badan per hari
Waktu paruh 24-48 jam
Distribusi ke seluruh jaringan
95% obat beredar dalam plasma, terikat pada lipoprotein
Mungkin dapat menembus sawar uri; sebagian kecil mencapai cairan serebrospinal, humor
vitreus dan cairan amnion
Ekskresi obat melalui ginjal lambat sekali, hanya 3% dari jumlah yg diberikan selama 24 jam
AZOLES (imidazoles dan triazoles)
CLOTRIMAZOLE
IMIDAZOLE
KETOKONAZOLE
MICONAZOLE

FLUCONAZOLE
TRIAZOLES
ITRACONAZOLE
POSACONAZOLE
VORICONAZOLE
AZOLES (lanjutan)

 Clotrimazole : efisiensi yang lebih baik


i. First-line therapy : 10 mg 5 kali per hari selama 14 hari.
ii. Dapat dikombinasi dengan Miconazole 50mg buccal tablet 1 kali perhari selama 14 hari.
 Ketokonazole : imidazole pertama yang memiliki aktivitas sistemik.
i. Dosis :200-400 mg per hari.
ii. Kurang efektif untuk pasien HIV dan kanker.
iii. ES : mual, muntah, gatal-gatal  terpenting : hepatotoksik !!!
iv. Penting untuk meresepkan selama makan.
AZOLES (lanjutan)

 Flukonazole dan Itrakonazole


i. azole terbaru yang komersial
ii. Paling efektif mengobati kandidiasis orofaringeal pada pasien HIV dan Kanker.
iii. Membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan dosis optimal pada pasien dengan
HIV, kandidiasis orofaringeal yang berbeda-beda, leukemia dan pasien dengan cangkok
sumsum tulang.
 Flukonazole :
i. Digunakan untuk terapi terapi anti-fungal yang membutuhkan waktu yang lama, digunakan
sehari sekali dan relative well-tolerated.
ii. Dosis bervariasi : 100-400 mg per oral / IV.
ECHINOCANDINS
 Anti-fungal dengan klasifikasi obat-obatan tersendiri
Agen ini bereaksi melawan sintesis kompleks enzim β-(1,3)-D-glucan  menghambat sintesis
dinding sel.
 Caspofungin dan micafungin : indikasi untuk kandidiasis yang invasive.
 Andilafungin : candidemia, esophageal candida, profilaksis pasien stem-cell.

sediaan PARENTERAL

Caspofungin : dosis awal 70mg per hari , dilanjutkan 50 mg


Anidufulangin : dosis awal 200 mg perhari, dilanjutkan 100 mg
Micafungin : 100 mg per hari
PYRIMIDINES
 Flucystosine :
i. Bekerja dengan cara : menggangu sintesis RNA dan sintesis DNA dan protein.
ii. Tidak dapat digunakan sebagai terpai tunggal  karena menyebabkan resistensi
iii. Biasa dikombinasi dengan Amphotericin B, Fluconazole atau Itraconazole.
iv. Dosis : 50 sampai 150 mg / kg berat badan perhari diberikan setiap 6 jam.

Anda mungkin juga menyukai