Anda di halaman 1dari 19

Pengobatan

Anti Fungi
UMMU ATHIFAH AL
MUMTAZAH
(151910483013)
Definisi
Fungi/Jamur
Jamur merupakan mikroorganisme saprofit pada manusia yang terdapat luas pada permukaan
tubuh maupun pada mukosa. Penelitian terhadap patofisiologi infeksi jamur pada manusia, relatif
masih sedikit dibandingkan dengan infeksi patogen lain seperti bakteri dan parasit.
(Ahsanin:2014)

Salah satu jamur yang dapat menyebabkan infeksi adalah jamur Candida albicans
yang termasuk anggota flora normal selaput mukosa saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan genitalia wanita. Candida albicans dapat menyebabkan sariawan,
vulvovaginitis, infeksi kulit, infeksi kuku, infeksi paru-paru serta kandidiasis mukokutan
menahun
Pembahasan
Infeksi Jamur
Infeks Infeksi
jamu jamur
sistematik topikal
Infeksi dalam Infeksi Dermatofit Mokutan
Subkutan (kuku,kulit,Rambut)

Contoh penyakit:
• Aspergilosis Contoh penyakit: Disebabkan oleh:
• Blamtomikosis Disebabkan oleh:
• Kromomikosis • Tricophyton
• Koksidiodomikosis
• Candida sp.
• Kriptokokosis • Misetoma • Epidermophyton • Kandidiasis pada
• Histoplasmosis
• Sporotrikosis • Microsporum mukosa kulit dan
• Mukormikosis
kuku.
• Parakoksidiodomikosis
• Kandidiasisv
V
Pengobat Pengoba
an S tan
Konvensi Tradisio
onal nal
Pengobatan
A. GOLONGAN Konvensional
POLIEN
1.
NIASTI
- Sifat Fiska dan Kimia : dihasilkan dari treptomyces noursei . bersifat higroskopis, berbau khas,

N sukar larut dalam kloroform dan eter. Larutannya mudah terurai dalam air dan plasma. Dan tidak
diserap melalui saluran cerna, kulit maupun vagina
- Fungsi : Menghambat pertumbuhan berbagai jamur tetapi tidak aktif terhadap bakteri, protozoa dan
virus
- Indikasi : digunakan terutama untuk infeksi kandida di kulit, selaput lendir, dan saluran cerna.
Paronikia, vaginitis dan kandidiasis di mulut, esofagus dan lambung biasanya merupakan komplikasi
dari penyakit darah yang ganas terutama pada pasien yang mendapat pengobatan imunosupresif.
- Regimen Dosis : tiap 1 mg obat ini mengandung tidak kurang dari 200 unit nistatin. Untuk pemakaian klinik
tersedia dalam bentuk krim, bubuk, salep, suspensi dan obat tetes yang mengandung 100.000 unit nistatin per gram
atau per ml.
- Pemakaian :  Untuk kandidiasis mulut pada dewasa diberikan dosis 500.000-1.000.000 unit, 3 atau 4 kali sehari.
Pemakaian pada kulit disarankan 2 - 3 kali sehari, sedangkan pemakaian tablet vagina 1-2 kali sehari selama 14 hari.
2. Amfoterisin b
- Sifat fisika dan kimia: Amfoterisin A dan B merupakan
hasil fermentasi Streptomyces nodosus
.98% campuran ini terdiri amfoterisin B yang mempunyai
aktivitas antijamur. Kristal seperti jarum atau prisma
berwarna kuning jingga, tidak berbau dan tidak berasa ini - Regumen dosis : Pada permulaan, Amfoterisin B
merupakan antibiotik polien yang bersifat basa amfoter deoksikolat untuk injeksi dilarutkan dalam
lemah, tidak larut dalam air, tidak stabil, tidak tahan suhu dekstrosa 5% dengan dosis kecil . Kemudian pada
diatas 37 C tetapi dapat bertahan sampai berminggu- minggu sediaan yang telah ada dipasaran berupa formulasi
pada suhu 40 C. baru yaitu Amfoterisin B liposomal atau
Amfoterisin formulasi lipid. Dosisnya sebanyak 3-
4mg/kgBB /hari yang diberikan dalam bentuk infus
dalam 3-4 jam
- Indikasi : Sebagai antibiotika spektrum luas, Amfoterisin
B bersifat fungisidal dapat digunakan dalam hampir semua
infeksi jamur.Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi
jamur berupa koksidioidomikosis,parakoksidioidomikosis,
aspergilosis, kromoblastomik osis, dan kandidiosis
B. GOLONGAN AZOL - Indikasi : Efektif untuk histoplasmosis paru,
tulang, sendi, dan jaringan lemak. Efektif pula
1. Ketokonazol untuk kriptokokus nonmeningeal,
- Sifat fisika dan kimia: Ketokonazol berupa serbuk putih parakoksidioidomikosis, dermatomikosis,
hingga sedikit abu -abu dan praktis tidak larut dalam air. kandidiasis ( mukokutan, vaginal, oral).
Ketokonazol mempunyai pKa 2.9 hingga 6.5. Larut dalam
DMSO atau kloroform

- Regimen dosis : Dewasa adalah satu kali 200 -400mg


- Aktivitas antijamur: Ketokonazol aktif sebagai antijamur sehari. Pada anak- anak diberikan 3,3-6,6 mg/kgBB/hari.
baik sistemik maupun nonsistemik. Efektif terhadap Lama pengobatan: 5 hari untuk kandidiasis
Candida, Coccidioides immitis, Cryptococcus neoformans, vulvovagnitis, 2 minggu untuk kandidiasis esofagus
H. capsulatum, B. dermatitis, Aspergillus dan Sporothrix dan 6 - 12 bulan untuk mikosis dalam.
spp.
2. MIkonazol
-Aktivitas antijamur: Mikonazol menghambat aktifitas
jamur Trycophyton, Epidermophyton, Microsporum,
Regimen dosis: infeksi kulit 1 - 2 dd salep 2%
Candida dan Malassezia furfur. Mikonazol in vitro efektif
(gram nitrat) selama 3-5 minggu, infeksi kuku:
terhadapa bakteri gram positif.
1-2 dd tingtur 2% selama 8 bulan atau lebih.
Krem vaginal 2% (gyno-daktarin) malam hari

Sifat Fisika dan Kimia: Mikonazol merupakan turunan selama 2 minggu

imidazol sintetik yang rlatif stabil, mempunyai spektrum


antijamur yang lebar terhadap jamur dermat ofit. Obat ini Indikasi: Infeksi topikal dermatofit dan jamur lain
berbentuk kristal putih, tidak berwarna dan tidak berbau, seperti kandida, tinea, dan Pityaris versicolor.
sebagian kecil larut dalam air tapi lebih larut dalam pelarut Kandidiasis vagina
organik.
C. Golongan alilamin
1. Terbinafin
- Aktivitas antijamur:

Terbinafin merupakan anti jamur yang berspektrum luas. Efektif terhadap dermatofit yang bersifat fungisidal dan

fungistatik untuk Candida albican, tetapi bersifat fungisidal terhadap Candida parapsilosis. Terbinafin juga efektif

terhadap Aspergillosis sp., Blastomyces dermatitidis, Histoplasma capsulatum, Sporothrix schenxkii dan beberapa

dermatiaceous moulds

-Indikasi:

bekerja terhadap Malassezia furfur , penyebab panu, juga bekerja pada kandidiasis, lebih banyak terhadap kuku

kapur, Tinea capitis pada anak-anak.


- Mekanisme kerja obat:
Terbinafin menghambat kerja enzim squalene epoxidase (enzim yang
berfungsi sebagai katalis untuk merubah squalene-2,3 epoxide) pada
membran sel jamur sehingga menghambat sintesis ergosterol
(merupakan komponen sterol yang utama pada membran plasma sel
jamur). Terbinafin menyebabkan Hal ini mengakibatkan berkurangnya
ergosterol yang berfungsi untuk mempertahankan 16 pertumbuhan
membran sel jamur sehingga pertumbuhan akan berhenti (efek
fungistatik)
Pengobatan
1. Obat AntiFungi tRadisional
Air perasan daun Salam
(Syzygium polyanthum)
 Salam merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara yang ditemukan di Burma, Malaysia dan
Indonesia
 Menurut Silalahi (2017), daun salam diketahui mengandung flavonoid, minyak atsiri,
seskuiterpen, triterpenoid, fenol, steroid, sitral, lakton, saponin, karbohidrat, dan
selenium.
 ekstrak etanol daun salam mempunyai daya antifungi terhadap Candida albicans karena
adanya senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan minyak atsiri.
2. Obat antifungi Jambu mete
(Anacardium occidentale L.)

Di Indonesia masyarakat memanfaatkan kulit batang jambu mete sebagai obat


kumur dan obat sariawan

Kulit batang jambu mete mengandung senyawa flavonoid, dan tannin yang diketahui
memiliki aktivitas antifungi (Carolus, dkk., 2014)

Yang dapat menghambat pertumbuhan fungi penyebab infeksi jamur yakni Candida
albicans
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai aktivitas antifungi
ekstrak kulit batang jambu mete terhadap Candida albicans ,
dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit batang jambu mete memiliki
aktivitas antifungi terhadap Candida albicans, konsentrasi tertinggi dalam
menghambat pertumbuhan Candida albicans yaitu 100% dengan zona
hambat 29,504 mm; dan pada konsentrasi 75% menghambat
pertumbuhan jamur dengan rata-rata 28,252 mm; sedangkan konsentrasi
paling kecil yaitu 50% menghambat pertumbuhan jamur dengan rata- rata
diameter 25,996 mm (Soleman:2017)
3. Obat antifungi daun patikan kebo
(Euphorbia hirta)
Patikan kebo (E. hirta) berdasarkan struktur morfologinya merupakan tumbuhan
berhabitus terna, yang tumbuhnya tegak atau seringkali memanjat, yang memiliki tinggi
lebih kurang 20 cm, permukaan batang yang berambut, dengan percabangan yang selalu
keluar dan pangkal batang yang tumbuh ke atas, dengan warna batanng biasanya merah
atau keunguan dan bergetah (Dalimartha 2008).

 kandungan fitokimianya pada Patikan kebo terkandung beberapa unsur, diantaranya


terpenoid eufosterol alkaloid, tanin, flavonoid, asam organik palmitat oleat, asam lanolat,
tarakseron, taraxerol, senyawa folifenol friedlin, betasitosterol, beta eufol, euforbol,
tirukalol, eufosterol,
4. Obat anti fungi ekstrak daun
kemangi
(Ocimum americanum L.)
Kemangi merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang dimanfaatkan di
Indonesia (Umar, 2011).
Sebagai tanaman obat tradisional berdasarkan penelitian terdahulu kandungan
Aktivitas
kimia kemangi . adalah
berupa padaatsiri
minyak konsentrasi 10%
berperan (b/v) yaitu
sebagai antifungi. Kandungan minyak
sebesar 2,46 mm.
atsiri di dalam daun kemangi yang diduga sebagai antifungi adalah methyl chavicol
dan linalool

antifungi ekstrak daun kemangi (Ocimum americanum L.)


yang paling tepat dan baik diberikan untuk menghambat
pertumbuhan fungi Fusarium oxysporum Schlecht
5. Obat antifungi daun beluntas
(Pluchea indica)
Pluchea indica digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai penyakit infeksi seperti
gatal-gatal, infeksi pada mata dan kulit (Hussain, 2013). Untuk mengobati keputihan biasanya daun
beluntas dicampur dengan herba lain direbus dan diminum airnya. Secara ilmiah, minyak atsiri
daun beluntas terbukti memiliki daya hambat terhadap Candida albicans pada konsentrasi 12,5%.
Kandungan kimia minyak atsiridaun beluntas tersebut terdiri atas caryophyllene, isocaryophyllene
serta senyawa derivat azulene, dan naphthalene
Daftar Pustaka
Ahsanin. 2014. RESPON IMUN PADA INFEKSI JAMUR. JKKI, Vol 6. No.2. Pp. 55-65
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Universitas Indonesia. Farmakologi dan Terapi.Jakarta:
Badan Penerbit FKUI.
Hardman, Joel. 2012. Goodman&Gilman Dasar Farmakologi dan Terapi vol.3. Jakarta: EGC

Nadziroh,destri ummi.,Nur candra eka. 2018. AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN Syzygium
polyanthum TERHADAP Candida albicans.. Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 2, Nomor 2. Pp 13-19
Carolus, P.F., Fatimawali, & Wewengkang, D.S. 2014. Uji Efektivitas Kulit Batang Jambu Mete
(Anacardium occidentale L.) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Aloksan. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT,
3(3), 204-210.
Daftar pustaka
Soleman,dahlisa., Nur Candra eka. 2017. Aktivitas Antifungi Ekstrak Metanol Kulit
Batang Jambu Mete terhadap Candida albicans. Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 1,
Nomor 2. Pp.25-29

Dalimartha S. 2008. Atlas Tumbuhan obat Indonesia, 5th ed. Jakarta: Pustaka Bunda.

Umar, A.N.L. 2011. Perbandingan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan
Ketokonazol 2% dalam Menghambat Pertumbuhan Candida sp. pada Kandidiasis
Vulvovaginalis. Semarang: Universitas Diponegoro. Skripsi
Hussain H, Al-Harrasi A, Abbas G, Rehman NU, Mabood F, Ahmed I, Saleem M, Van Ree T,
Green IR, Anwar S, Badshah A, Shah A, Ali I. The Genus Pluchea :Phytochemistry,Traditional
Uses, and Biological Activities. Chemistry and Biodiversity;10:1944-1971.

Anda mungkin juga menyukai