Oleh :
Nadya Indah Permataningrum
191611101020
Dosen Pembimbing :
drg. Raditya Nugroho, Sp. KG
2021
PERAWATAN SALURAN AKAR
b. Molar 1 RA
Gigi ini memiliki empat tanduk pulpa pada mesiobukal,distobukal, mesiopalatal,
distopalatal. Dasar kamar pulpa gigi ini berbentuk segitiga dan orifisnya saluran
akar terletak pada ketiga sudut dasar. Orifis terbesar terletak pada bagian palatal
yang bentuknya bulat atau oval. Outline cavity entrance gigi ini berbentuk segitiga
dengan alas sejajar bukal.
c. Premolar 1 RB
Panjang rata-rata gigi premolar pertama rahang bawah 21.9mm. Premolar pertama
memiliki bentuk outline yang sama yaitu berbentuk oval dala arah bukal lingual,
namum terkadang dapat juga berbentk bulat.
d. Premolar 2 RB
Panjang gigi premolar kedua rahang bawah memiliki panjang rata-rata 22.3 mm.
Premolar kedua memiliki bentuk outline yang sama yaitu berbentuk oval dala arah
bukal lingual, namum terkadang dapat juga berbentk bulat.
e. Molar RB
Ada variasi jumlah saluran akar. Misalnya pada gigi molar pertama jumlahnya
dapat mencapai 4 saluran (2 mesial-2 distal) dan pada gigi molar kedua rahang
bawah terdapat bentukan khusus dari saluran akarnya yang disebut “C- shaped ”.
Umumnya pada molar rahang bawah bentuk Outline nya berupatriangular denga
alas sejajar mesial / rhomboid.
B. Penentuan Panjang Kerja (DWP)
a. Teknik Diagnostic Wire Photo (DWP)
File nomor kecil diberi stopper sebagai batas panjang alat. Stopper diletakkan
sesuai dengan panjang gigi rata – rata. File dimasukkan dalam saluran akar
hingga stopper terletak pada cusp tertinggi.
Dilakukan foto rontgen. Berdasarkan hasil foto dilakukan pengukuran panjang
gigi dan panjang kerja dengan rumus
Pk = Pgs – 1 mm
Keterangan :
Pgs : Panjang gigi sebenarnya
Pgf : Panjang gigi dalam foto
Pas : Panjang alat sebenarnya
Paf : Panjang alat dalam foto
Pk : Panjang kerja
b. Apeklocator
Cara penghitungan panjang kerja gigi dengan alat Electronic Apeks Locater:
1. Jenis electronic apeks locator tipe Multi-frekuensi adalah yang terbaik saat ini.
2. Dapat beroperasi dalam saluran akar terisi pus atau jaringan.
3. Hindari pada saluran yang penuh dengan larutan elektrolit, kontak dengan
restorasi logam.
4. Error dapat terjadi pada variasi apikal: Sal. aksesori, percabangan, delta,
kalsifikasi, penyumbatan.
5. Bila memungkinkan, perkirakan PK dari radiograf diagnostik / preoperatif.
6. File dipilih yang pas dalam saluran.
7. File dimasukkan sebagian dalam saluran sebelum ditempelkan pada penjepit
file.
8. Gerakkan file maju mundur (osilasi) pada saat perlahan-lahan masuk menuju
apeks.
9. Pada saat file menuju apeks, posisi file terlihat di layar unit menunjukkan file
masih di dalam saluran atau menembus.
10. Ulangi berkali-kali gerakan tersebut untuk membuktikan posisi dan panjang
yang benar. Apabila hasilnya sama, catat sebagai PK.
.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyawati, Ema. 2011. Peran Bahan Disinfeksi Pada Perawatan Saluran Akar. Bagian Ilmu
Konservasi Gigi, FKG Universitas Gajah Mada.
Rasinta, Tarigan. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Cetakan ke.1. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Rusmiany Putu, Dewa Made Wedagama, Ni Pt Okta Kristia Dewi. 2017. Penggunaan Bahan
Resin Sebagai Sealer Adesif Pada Pengisian Saluran Akar. Bagian Konservasi Gigi,
FKG Universitas Mahasaraswati
Walton, R.E. & Torabinejad, M.1998. (penerjemah. N. Sumawinata) Prinsip dan Praktek
Ilmu Endodonsi. Cetakan ke 1. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 305.hal 315 –
337