2. Grade mobility
pemeriksaan menggunakan instrumen berjung tumpul serta jari pada sisi labial dan lingual gigi,
lakukan gerakan ke arah labial & lingual, grade 0: tidak ada mobility, grade 1: mobility 1 arah/
<1mm, grade 2: mobility 2 arah/ >1mm, grade 3: mobility ke segala arah
7. Jarum ekstirpasi
Barbed broaches atau jarum ekstirpasi
Untuk mengangkat jaringan pada pulpa dari saluran akar. Debridemen pulpa menggunakan
barbed broach sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi.Ekstirpasi dilakukan menggunakan barbed
broach (jarum ekstirpasi) Besarnya jarum sedikit lebih kecil dari saluran akar. jarum ekstirpasi
dimasukkan ke dalam saluran akar dan diputar maksimal 360ᵒ, diputar perlahan-lahan sehingga
terasa ada yang menyangkut, kemudian ditarik. Pemilihan barbed broach harus pas, tidak terlalu
besar maupun terlalu kecil. Pada pulpa vital sebaiknya jaringan gigi keluar secara utuh.
8. Apex locator
1. File dipilih yang pas dalam saluran
2. File dimasukkan sebagian dalam saluran sebelum ditempelkan pada penjepit file
3. Gerakan file maju mundur pada saat perlahan-lahan masuk menuju apeks
4. Pada saat file menuju apeks, posisi file terlihat d ilayar unit menunjukan file masih di
dalam saluran atau menembus
5. Ulangi berkali-kali Gerakan tersebut untuk membuktikan posisi dan Panjang yang benar.
Apabila hasilnya sama, catat sebagai Panjang kerja
Apex locator - Radiograf
A. Penentuan Panjang kerja yang ideal hasil radiografi dikalibrasikan dengan hasil apex
locator
B. Ro Preoperatif tetap digunakan untuk semua perawatan
C. Apex locator tidak dapat menentukan lebar saluran akar, lengkung saluran akar, jumlah
saluran akar.
9. Initial file
File terkecil yang menyusuri sampai apical construction, initial file tidak boleh longgar tetapi ada
tahanan sedikit.
10. Perbedaan gerakan antara reamer dan file.
A. Reamer
Reamers adalah instrumen yang memutar, yang digunakan untuk memperbesar atau
memperlebar saluran akar. Alat ini dimasukan kedalam saluran akar lalu diputar searah
dengan jarum jam hingga terasa sempit pada saluran akar, kemudian file ditarik ke
koronal
B. File
Gerakan filling: file ditekan ke dinding saluran akar, kemudian file didorong dan ditarik 2
sampai 4 mm di dalam saluran akar. filling efektif untuk mengambil dentin, sehingga
efisien untuk coronal flaring dan menghaluskan dinding saluran akar.
Filling dapat menyebabkan perforasi atau ledge bila menggunakan hedstrom atau k-file
ukuran besar pada saluran akar bengkok.
file diputar dan dikeluarkan dari saluran akar dengan ditekan perlahan ke dinding saluran
akar, seperti ketika sedang mengecat tembok.
Serangkaian gerakan yang berulang. Instrumen dimasukkan sepanjang panjang kerja
dengan gerakan memutar pasif tanpa mengerok. Setelah itu dirotasi seperempat putaran
atau lebih, lalu ditarik keluar dari saluran akar dengan ujung menekan dinding saluran
akar
Perpaduan antara gerakan filling dan reaming berguna untuk membuang dentin lebih banyak
11. Protaper
Merupakan instrumen endodonti jenis file Niti ISO endcutting -> kasus kompleks/ standar ->
preparasi saluran akar lebih bersih, efisien dan dapat diprediksikan keberhasilannya. Alat ini
memiliki efisiensi dalam jumlah dan tingkat keamanan yang relatif tinggi dan didesain untuk
menghemat waktu dari perawatan dengan hanya menggunakan 6 file dengan penggabungan
fleksibilitasnya. Tingkat kesalahan yang minimum, tidak ada perforasi dan apical zipping pada
saluran akar yg dipreparasi. Protaper sangat baik digunakan pada saluran akar yang sempit dan
melengkung dan dapat membentuk saluran akar yang taper dan halus pada berbagai jenis saluran
akar dan dapat membentuk akar dengan dereajat kelengkungan sampai 40 derajat.
Klasifikasi Protaper
1. Protaper rotary instrument
Digerakan oleh rotary/handpiece berputar dengan tenaga motor sekitar 250-300 rpm.
Protaper jenis ini memiliki file tang berjumlah 6 buah. Terfiri dari 3 shaping file dan 3
finishing file
a. Shaping file
- File 1: SX: warna emas tanpa cicincin pada pegangan. Panjang 19mm D0 0,19mm dan
D14 1,2mm. fungsi -> membentuk saluran akar yang pendek secara optimal dan juga
membentuk bagian koronal dari saluran yang panjang. Dapat menggantikan gates glidden
drills.
- File 2: S2: cincin warna ungu dengan pegangan warna emas DO 0,17mm dan D14
1,2mm. fungsi -> membentuk bagian 1/3 koronal dari saluran akar.
- File 3: S3L cincin warna putih DO 0,2mm dan D14 1,2mm. fungsi -> membentuk dan
melebarkan 1/3 tengah saluran akar.
b. Finishing file
- F1: cincin warna kuning. D: 0,2mm, diantara D0-D3 taper 7%
- F2: cincin warna merah. D: 0,25mm, diantara D0-D3 taper 8%
- F3: cincin warna biru. D: 0,30 mm, diantara D0-D3 taper 9%
-
Cara atau tahapan menggunakan protaper hand instrument (Teknik Crown Down) adalah sebagai
berikut:
1. Tahap pertama lakukan eksplorasi saluran akar dengan menggunakan K-File No. 8, No. 10,
No. 15 sampai seberapa dalam K-File tersebut bisa masuk.
2. Kemudian masukan shaping file No. 1 (S1) warna handle ungu, sampai seberapa
dalam shaping file tersebut bisa masuk.
3. Apabila saluran akar sudah besar dan longgar, silahkan lakukan eksplorasi menggunakan K-
File No. 15 dengan gerakan naik turun beberapa milimeter sepanjang panjang kerja. Setelah
prosedur kerja tersebut dilakukan, irigasi rongga pulpa menggunakan Natrium Hipoklorit
(NaOCl).
4. Selanjutnya kembali ke shaping file No. 1 (S1) warna handle ungu. Masukan S1 ke dalam
saluran akar, kemudian gerakan perlahan-lahan S1 dengan gerakan memutar handle searah
jarum jam ke apikal, sampai S1 terasa tertahan. Kemudian keluarkan S1 dengan
memutar handle S1 berlawanan arah jarum jam 45 - 90 derajat kedalaman K-File, kemudian
irigasi. Pada kasus kompleks (misalnya: saluran akar sempit), mungkin saja diperlukan lebih
dari satu kali rekapitulasi.
5. Shaper X atau SX digunakan untuk menghilangkan sisa dentin, merelokasi saluran akar
sehingga terhindar dari perforasi, dan membantu mencapai akses tegak lurus ke arah
radikuler. Masukan SX ke dalam saluran akar, sampai SX terasa tertahan ringan. Kemudian
keluarkan SX dari arah apikal ke arah koronal, dengan memutar handle SX berlawanan arah
jarum jam, jangan lupa irigasi.
6. Apabila prosedur pre-enlargement sudah selesai, akses 2/3 koronal sudah didapatkan dengan
baik, selanjutnya gunakan pre curved K-File No. 10 untuk preparasi saluran akar yang tersisa
(bagian apikal). Kemudian masukan S1 untuk konfirmasi panjang kerja.
7. Selanjutnya gunakan shaping file No. 2 (S2) warna handle putih, sampai panjang kerja, lalu
kemudian irigasi.
8. Selanjutnya gunakan finishing file No. 1 (F1) warna handle kuning, sampai panjang kerja,
lalu kemudian irigasi.
9. Selanjutnya lakukan pemeriksaan pada bagian foramen apikal dengan menggunakan K-File
No. 20 sampai panjang kerja. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan panjang kerja sudah
pas, maka disiapkan untuk obturasi. finishing file No. 1 (F1) adalah ukuran minimum yang
direkomendasikan. Apabila menggunakan F1 masih terasa longgar, maka
gunakan F2 dan F3, masukan F2 dan F3 tersebut sedalam panjang kerja, periksa foramen
apikal dengan K-File No. 25 dan No. 30, jangan lupa irigasi.
12. Kelebihan dan kekurangan teknik step back dan crown down
Stepback
- Kelebihan: tidak begitu mudah menyebabkan trauma periapikal, memudahkan
pengambilan lebih banyak debris, flare lebih besar yang dihasilkan memudahkan
penempatan gutta percha baik secara kondensasi lateral/kondensasi vertikal, lebih ideal
digunakan untuk gigi dengan akar yang bengkok.
- Kekurangan teknik step back antara lain: kebersihan daerah apikal dengan irigasi sulit
dicapai, risiko terdorongnya debris ke arah apikal, prosedur perawatan membutuhkan
waktu lama, membutuhkan banyak peralatan
Crowndown
- Kelebihan: akses ke apikal lurus, irigasi mudah, pengeluaran debris lebih mudah,
mencegah debris terdorong ke apeks, instrumen yang digunakan lebih sedikit, waktu
lebih cepat, preparasi menghasilkan taper lebih besar.
- Kekurangan: kurang ideal apabila digunakan pada gigi dengan akar yang bengkok
16. Obturasi
Proses tahapan dimana saluran akar sudah dilakukan preparasi dan sterilisasi akan dimasukkan
bahan pengisi guna mencegah terjadinya infeksi ulang. Tujuan utama pengisian saluran akar
adalah mendapatkan penutupan tiga dimensi yang komplit pada sistem saluran akar. Berbagai
teknik diperkenalkan untuk mengisi saluran akar dengan bahan pengisi saluran akar, salah
satunya adalah teknik kondensasi lateral, teknik kondensasi vertikal, dan teknik single-cone.
1. Teknik kondensasi lateral
Mengisi saluran akar secara tiga dimensi dengan guta-perca dan siler tanpa melunakkan
guta-perca dengan bahan kimia atau panas.
o Kelebihan: kontrol mudah -> kemungkinan terjadi overfilling sangat kecil.
o Kekurangan: tidak menghasilkan pengisian yang homogen dengan demikian
kemungkinan munculnya rongga dapat terjadi di antara kerucut.
Teknik kondensasi vertikal atau teknik “guta-perca panas”
Menggunakan plugger yang dipanaskan, dilakukan kondensasi pada gutaperca yang telah
dilunakkan dengan panas ke arah vertikal dengan demikian guta-perca akan mengalir dan
mengisi seluruh lumen saluran akar.
o Kelebihan: menghasilkan pengisian saluran akar yang homogen serta guta-percha yang
mampu beradaptasi secara baik dengan dentin.
o Kekurangan: terkadang terjadi pengisian yang berlebihan karena sulitnya mengontrol
panjang kerja dan tidak dapat dikeluarkan kembali dari jaringan apikal.
2. Teknik single-cone
Menggunakan satu kerucut utama dan preparasi saluran akar menggunakan instrumen
putar ProTaper system.
o Kelebihan: membutuhkan waktu yang sedikit bila dibandingkan dengan teknik
kondensasi lateral.
o Kekurangan: kurang efektif dalam pengisian saluran akar karena kerucut utama yang
besar tidak selalu bisa mengisi variasi anatomis yang terjadi di saluran akar sehingga
mengakibatkan porositas, pelarutan semen.