Anda di halaman 1dari 12

1.

Cara memeriksa vitalitas, perkusi, tekan

- pemeriksaan vitalitas dapat menggunakan tes dingin (chloretyl), semprotkan CE pada


cotton roll, tunggu hingga cotton roll bersalju, aplikasikan pada dasar kavitas, apabila
pasien merespon ketika diberi stimulus dingin dengan keluhan nyeri tajam yang singkat:
gigi masih vital, apabila tidak ada respon atau pasien tidak merasakan apa-apa: gigi non-
vital.
- pemeriksaan perkusi dilakukan untuk menentukan adanya radang pada jaringan
periodontal/periapikal dengan cara mengetuk gigi dengan ringan menggunakan ujung
dari instrumen, ketukan dilakukan pada permukaan labial/bukal, palatal/lingual,
incisal/oklusal, jika positif: ada kelainan pada jaringan periodontal dan jika negatif: tidak
ada kelainan di jar. periodontal.
- pemeriksaan tes tekan dilakukan dengan cara pasien diminta untuk menggigit instrumen
sehingga gigi beroklusi, pemeriksaan ini untuk menentukan seberapa jauh proses
inflamasi telah meluas ke arah periapikal. respon positif menandakan adanya inflamasi
periapikal.

2. Grade mobility
pemeriksaan menggunakan instrumen berjung tumpul serta jari pada sisi labial dan lingual gigi,
lakukan gerakan ke arah labial & lingual, grade 0: tidak ada mobility, grade 1: mobility 1 arah/
<1mm, grade 2: mobility 2 arah/ >1mm, grade 3: mobility ke segala arah

3. Diagnosa menurut AAE


- pulpa normal -> pulpa bebas dari gejala dan merespon normal terhadap tes pulpa, gigi dengan
pulpa normal tidak menimbulkan gejala spontan
- pulpitis reversible -> diagnosis klinis yang didasarkan pada temuan subjektif dan objektif yg
mengindikasikan bahwa inflamasi harus diperbaiki, pulpa akan kembali normal, saat diberikan
iritan, terjadi stimulasi yang membuat pasien tidak nyaman lalu mereda ketika iritan dihilangkan
- pulpitis irreversible symptomatic -> diagnosis klinis yang didasarkan pada temuan subjektif
dan objektif yg mengindikasikan bahwa pulpa vital yang terinflamasi tidak dapat mengalami
penyembuhan, gigi biasanya nyeri spontan dan intermitten. Nyerinya biasa tajam, terlokalisir,
menyebar sampai ke kepala dan leher
- pulpitis irreversible asymptomatic -> diagnosis klinis yang didasarkan pada temuan subjektif
dan objektif yg mengindikasikan bahwa pulpa vital yang terinflamasi tidak dapat mengalami
penyembuhan. Pasien tidak merasakan gejala apapun pada kondisi ini walaupun karies sudah
meluas hingga ke dalam pulpa
- nekrosis pulpa -> diagnosis klinis yg mengindikasikan kematian pulpa gigi
- previously treated -> kategori diagnosis klinis mengindikasikan bahwa gigi telah dirawat
endodontik & saluran akar telah diobturasi
- previously initiated therapy -> kategori diagnosis klinis mengindikasikan bahwa gigi telah
dirawat dengan terapi endodontik parsial (mis: pulpotomi, pulpektomi)
- normal apical tissues -> pasien menunjukkan kondisi asimptomatik & gigi merespon normal
terhadap perkusi dan palpasi
- apical periodontitis symptomatic -> inflamasi pada apikal periodonsium, menimbulkan gejala
klinis: respon nyeri thdp gigit, perkusi/palpasi
- apical periodontitis asymptomatic -> inflamasi dan destruksi periodonsium di apikal
bersumber dari pulpa, tidak menghasilkan gejala klinis
- abses akut apikal -> reaksi inflamasi terhadap infeksi pulpa dan nekrosis dengan nyeri yang
cepat dan spontan, sensitif thdp tekanan, ada pus, pembengkakan jaringan yang terlibat
- abses kronis apikal -> reaksi inflamasi terhadap infeksi pulpa dan nekrosis yang
dikarateristikkan dgn kemunculan bertahap, rasa tidak nyaman, dan keluarnya pus melalui sinus
tract
- condensing osteitis -> lesi difus radiiopak, menunjukkan adanya peningkatan trabekula
sebagai respon iritasi yg persisten

4. Outline form gigi

5. Syarat buka kavum yang perlu diperhatikan


- untuk gigi anterior, pandangan ke arah saluran akar jelas. Untuk gigi posterior orifisi terlihat
jelas.
- jarum endodonti dapat masuk dan difungsikan didalam saluran akar tanpa hambatan
- kavitas telah bebas dari jaringan karies dan restorasi yang buruk
- bentuk kavitas harus memberikan retensi yang baik bagi tumpatan sementara

6. Hukum pembukaan kamar pulpa


A. Hukum perubahan warna
Warna pada dasar kamar pulpa selalu lebih gelap daripada dindingnya.
B. Hukum lokasi orifice
- Orifice terletak pada persambungan dinding – dasar kamar pulpa
- Orifice terletak pada sudut persambungan dinding- dasar kamar pulpa
- Orifice terletak pada ujung garis persambungan akar
Dalam mengidentifikasi jumlah serta letak dari orifisi saluran akar, terdapat sembilan hukum
yang dapat dijadikan pedoman, yaitu:
1.Hukum sentralitas: Lantai kamar pulpa selalu berada pada bagian tengah gigi, berhadapan
dengan cemento-enamel junction (CEJ).
2. Hukum konsentritas: Dinding kamar pulpa selalu terpusat pada permukaan
eksternal gigi berhadapan CEJ, karena itu, anatomi permukaan eksternal akar mencerminkan
anatomi kamar pulpa.
3.Hukum CEJ: Jarak dari permukaan eksternal mahkota ke dinding kamar pulpa
adalah sama disekeliling gigi berhadapan CEJ, menjadikan CEJ sebagai patokan dalam
menentukan posisi kamar pulpa.
4. Hukum simetris 1: Kecuali gigi molar maksila, orifisi saluran akar memiliki jarak yang sama
dari garis yang ditarik dari arah mesial-distal melalui bagian tengah lantai kamar pulpa.
5.Hukum simetris 2: Kecuali gigi molar maksila, orifisi dari saluran akar terletak pada garis
yang tegak lurus dengan garis yang ditarik dari arah mesial-distal sepanjang bagian tengah dari
lantai kamar pulpa.
6.Hukum perubahan warna: Lantai kamar pulpa selalu berwarna lebih gelap dibanding
dinding kamar pulpa.
7.Hukum lokasi orifisi 1: Orifisi dari saluran akar selalu terletak pada pertemuan antara
dinding dan lantai kamar pulpa.
8.Hukum lokasi orifisi 2: Orifisi dari saluran akar terletak pada sudut yang dibentuk pada
pertemuan antara dinding dan lantai kamar pulpa.
9.Hukum lokasi orifisi 3: Orifisi dari saluran akar terletak pada terminus dari developmental
fusion line akar.

7. Jarum ekstirpasi
Barbed broaches atau jarum ekstirpasi

Untuk mengangkat jaringan pada pulpa dari saluran akar. Debridemen pulpa menggunakan
barbed broach sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi.Ekstirpasi dilakukan menggunakan barbed
broach (jarum ekstirpasi) Besarnya jarum sedikit lebih kecil dari saluran akar. jarum ekstirpasi
dimasukkan ke dalam saluran akar dan diputar maksimal 360ᵒ, diputar perlahan-lahan sehingga
terasa ada yang menyangkut, kemudian ditarik. Pemilihan barbed broach harus pas, tidak terlalu
besar maupun terlalu kecil. Pada pulpa vital sebaiknya jaringan gigi keluar secara utuh.

8. Apex locator
1. File dipilih yang pas dalam saluran
2. File dimasukkan sebagian dalam saluran sebelum ditempelkan pada penjepit file
3. Gerakan file maju mundur pada saat perlahan-lahan masuk menuju apeks
4. Pada saat file menuju apeks, posisi file terlihat d ilayar unit menunjukan file masih di
dalam saluran atau menembus
5. Ulangi berkali-kali Gerakan tersebut untuk membuktikan posisi dan Panjang yang benar.
Apabila hasilnya sama, catat sebagai Panjang kerja
Apex locator - Radiograf
A. Penentuan Panjang kerja yang ideal  hasil radiografi dikalibrasikan dengan hasil apex
locator
B. Ro Preoperatif tetap digunakan untuk semua perawatan
C. Apex locator tidak dapat menentukan lebar saluran akar, lengkung saluran akar, jumlah
saluran akar.
9. Initial file
File terkecil yang menyusuri sampai apical construction, initial file tidak boleh longgar tetapi ada
tahanan sedikit.
10. Perbedaan gerakan antara reamer dan file.
A. Reamer
Reamers adalah instrumen yang memutar, yang digunakan untuk memperbesar atau
memperlebar saluran akar. Alat ini dimasukan kedalam saluran akar lalu diputar searah
dengan jarum jam hingga terasa sempit pada saluran akar, kemudian file ditarik ke
koronal
B. File
 Gerakan filling: file ditekan ke dinding saluran akar, kemudian file didorong dan ditarik 2
sampai 4 mm di dalam saluran akar. filling efektif untuk mengambil dentin, sehingga
efisien untuk coronal flaring dan menghaluskan dinding saluran akar.
 Filling dapat menyebabkan perforasi atau ledge bila menggunakan hedstrom atau k-file
ukuran besar pada saluran akar bengkok.
 file diputar dan dikeluarkan dari saluran akar dengan ditekan perlahan ke dinding saluran
akar, seperti ketika sedang mengecat tembok.
 Serangkaian gerakan yang berulang. Instrumen dimasukkan sepanjang panjang kerja
dengan gerakan memutar pasif tanpa mengerok. Setelah itu dirotasi seperempat putaran
atau lebih, lalu ditarik keluar dari saluran akar dengan ujung menekan dinding saluran
akar
Perpaduan antara gerakan filling dan reaming berguna untuk membuang dentin lebih banyak

11. Protaper
Merupakan instrumen endodonti jenis file Niti ISO endcutting -> kasus kompleks/ standar ->
preparasi saluran akar lebih bersih, efisien dan dapat diprediksikan keberhasilannya. Alat ini
memiliki efisiensi dalam jumlah dan tingkat keamanan yang relatif tinggi dan didesain untuk
menghemat waktu dari perawatan dengan hanya menggunakan 6 file dengan penggabungan
fleksibilitasnya. Tingkat kesalahan yang minimum, tidak ada perforasi dan apical zipping pada
saluran akar yg dipreparasi. Protaper sangat baik digunakan pada saluran akar yang sempit dan
melengkung dan dapat membentuk saluran akar yang taper dan halus pada berbagai jenis saluran
akar dan dapat membentuk akar dengan dereajat kelengkungan sampai 40 derajat.

Klasifikasi Protaper
1. Protaper rotary instrument
Digerakan oleh rotary/handpiece berputar dengan tenaga motor sekitar 250-300 rpm.
Protaper jenis ini memiliki file tang berjumlah 6 buah. Terfiri dari 3 shaping file dan 3
finishing file
a. Shaping file
- File 1: SX: warna emas tanpa cicincin pada pegangan. Panjang 19mm D0 0,19mm dan
D14 1,2mm. fungsi -> membentuk saluran akar yang pendek secara optimal dan juga
membentuk bagian koronal dari saluran yang panjang. Dapat menggantikan gates glidden
drills.
- File 2: S2: cincin warna ungu dengan pegangan warna emas DO 0,17mm dan D14
1,2mm. fungsi -> membentuk bagian 1/3 koronal dari saluran akar.
- File 3: S3L cincin warna putih DO 0,2mm dan D14 1,2mm. fungsi -> membentuk dan
melebarkan 1/3 tengah saluran akar.
b. Finishing file
- F1: cincin warna kuning. D: 0,2mm, diantara D0-D3 taper 7%
- F2: cincin warna merah. D: 0,25mm, diantara D0-D3 taper 8%
- F3: cincin warna biru. D: 0,30 mm, diantara D0-D3 taper 9%
-

2. Protaper  hand instrument tidak berbeda jauh dengan protaper rotary instrument,


perbedaannya kalau protaper rotary instrument digerakan oleh alat rotary dengan tenaga
motor, sedangkan protaper hand instrument digerakan oleh tangan operator.
- File Shaper X atau SX (orange), fungsinya untuk menyingkirkan sisa dentin.
- File Shaping File S1 (ungu) dan S2 (putih), fungsi S1 membentuk bagian 1/3 koronal dari
saluran akar, dan S2 berfungsi untuk membentuk dan melebarkan bagian 1/3 tengah saluran
akar. S1 dan S2 juga dapat berfungsi untuk membentuk 2/3 koronal dari saluran akar dan
melebarkan bagian apikal.
- File Finishing F1 (kuning), F2 (merah), dan F3 (biru). Fungsi File Finishing untuk
menyempurnakan bentuk akhir 1/3 apikal, atau dapat juga digunakan untuk memotong dan
memperluas bentuk sampai 1/3 tengah saluran akar.

URUTAN PENGGUNAAN PROTAPER HAND INSTRUMENT

Cara atau tahapan menggunakan protaper hand instrument (Teknik Crown Down) adalah sebagai
berikut:

1. Tahap pertama lakukan eksplorasi saluran akar dengan menggunakan K-File No. 8, No. 10,
No. 15 sampai seberapa dalam K-File tersebut bisa masuk.
2. Kemudian masukan shaping file No. 1 (S1) warna handle ungu, sampai seberapa
dalam shaping file tersebut bisa masuk.
3. Apabila saluran akar sudah besar dan longgar, silahkan lakukan eksplorasi menggunakan K-
File No. 15 dengan gerakan naik turun beberapa milimeter sepanjang panjang kerja. Setelah
prosedur kerja tersebut dilakukan, irigasi rongga pulpa menggunakan Natrium Hipoklorit
(NaOCl).
4. Selanjutnya kembali ke shaping file No. 1 (S1) warna handle ungu. Masukan S1 ke dalam
saluran akar, kemudian gerakan perlahan-lahan S1 dengan gerakan memutar handle searah
jarum jam ke apikal, sampai S1 terasa tertahan. Kemudian keluarkan S1 dengan
memutar handle S1 berlawanan arah jarum jam 45 - 90 derajat kedalaman K-File, kemudian
irigasi. Pada kasus kompleks (misalnya: saluran akar sempit), mungkin saja diperlukan lebih
dari satu kali rekapitulasi.
5. Shaper X atau SX digunakan untuk menghilangkan sisa dentin, merelokasi saluran akar
sehingga terhindar dari perforasi, dan membantu mencapai akses tegak lurus ke arah
radikuler. Masukan SX ke dalam saluran akar, sampai SX terasa tertahan ringan. Kemudian
keluarkan SX dari arah apikal ke arah koronal, dengan memutar handle SX berlawanan arah
jarum jam, jangan lupa irigasi.
6. Apabila prosedur pre-enlargement sudah selesai, akses 2/3 koronal sudah didapatkan dengan
baik, selanjutnya gunakan pre curved K-File No. 10 untuk preparasi saluran akar yang tersisa
(bagian apikal). Kemudian masukan S1 untuk konfirmasi panjang kerja.
7. Selanjutnya gunakan shaping file No. 2 (S2) warna handle putih, sampai panjang kerja, lalu
kemudian irigasi.
8. Selanjutnya gunakan finishing file No. 1 (F1) warna handle kuning,  sampai panjang kerja,
lalu kemudian irigasi.
9. Selanjutnya lakukan pemeriksaan pada bagian foramen apikal dengan menggunakan K-File
No. 20 sampai panjang kerja. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan panjang kerja sudah
pas, maka disiapkan untuk obturasi. finishing file No. 1 (F1) adalah ukuran minimum yang
direkomendasikan. Apabila menggunakan F1 masih terasa longgar, maka
gunakan F2 dan F3, masukan F2 dan F3 tersebut sedalam panjang kerja, periksa foramen
apikal dengan K-File No. 25 dan No. 30, jangan lupa irigasi. 

Kelebihan dan Kekurangan Protaper Hand Instrument


Kelebihan :
1. Pemakaian alat ini dengan menggunakan gerakan tangan, oleh karena itu praktisi
endodonsi masih dapat merasakan sensasi taktil, sehingga dapat mencegah terjadinya perforasi
dari akar gigi.
2. Pengontrolan dari alat protaper hand instrument ini dapat dilakukan dengan baik.
3. Patahnya jarum protaper hand instrument ini, kemungkinannya lebih rendah oleh karena
pemakaian dari file tersebut masih dapat dikontrol tangan.
4. Preparasi pada saluran akar gigi yang bengkok menggunakan instrumen ini berhasil,
karena pengurangan kebengkokan saluran akar dengan menghilangkan hambatan di duapertiga
korona, serta fleksibilitas tinggi.
5. Pada saluran akar yang bengkok preparasi dapat dilakukan sepanjang akar gigi ( panjang
kerja ).
6. Pengangkatan seluruh jaringan yang terinfeksi dapat dilakukan, sehingga proses
penyembuhan terinisiasi.
Kekurangan :
1. Harga lebih mahal daripada Niti ISO hand instrument yang lainnya. Oleh karena praktisi
endodonsi hanya bisa menggunakan instrumen ini untuk beberapa kali preparasi biomekanis,
jadi praktisi endodonsi harus seringkali membeli instrumen yang baru.
2. Hand instrument tipe ini, memerlukan teknik yang baik dalam penggunaannya agar
mendapatkan hasil yang baik.
3 Sebaiknya selalu menggunakan instrumen yang baru untuk mencegah fraktur alat atau
file.

12. Kelebihan dan kekurangan teknik step back dan crown down
Stepback
- Kelebihan: tidak begitu mudah menyebabkan trauma periapikal, memudahkan
pengambilan lebih banyak debris, flare lebih besar yang dihasilkan memudahkan
penempatan gutta percha baik secara kondensasi lateral/kondensasi vertikal, lebih ideal
digunakan untuk gigi dengan akar yang bengkok.
- Kekurangan teknik step back antara lain: kebersihan daerah apikal dengan irigasi sulit
dicapai, risiko terdorongnya debris ke arah apikal, prosedur perawatan membutuhkan
waktu lama, membutuhkan banyak peralatan
Crowndown
- Kelebihan: akses ke apikal lurus, irigasi mudah, pengeluaran debris lebih mudah,
mencegah debris terdorong ke apeks, instrumen yang digunakan lebih sedikit, waktu
lebih cepat, preparasi menghasilkan taper lebih besar.
- Kekurangan: kurang ideal apabila digunakan pada gigi dengan akar yang bengkok

13. Saline / Aquades


- Air saline tidak boleh digunakan sebagai larutan irigasi utama karena tidak memiliki efek
melarutkan jaringan ataupunantimikroba, tetapi air salin bisa digunakan diantara 2 larutan
irigasi yang berbeda untuk mengurangi kemungkinanterjadinya interaksi antara 2 larutan
irigasi yang memiliki efek antagonis
- Penggunaan larutan irigasi NaOCl yang dikombinasikan degan klorheksidin telah
direkomendasikan untuk meningkatkan aktivitas antimikroba. Tetapi kombinasi kedua
larutan ini dapat membentuk endapan yang dapat mengurangi estetika dan dapat
mengubah permeabilitas dentin sehingga apabila ingin mengkombinasikan larutan irigasi
sebaiknya diselingi oleh aquades.

14. Alat irigasi


- Syringe 3 cc
Jarum irigasi menggunakan jarum irigasi endodontik:
- Jarum bevel: ujung terbuka yang memiliki ujung menyudut.. Jarum bevel akan
mengeluarkan irigan langsung mengarah pada apeks sedangkan jarum side-vent akan
mengeluarkan irigan ke arah dinding saluran akar kemudian mengalir ke arah apeks. Laju
aliran irigan yang dihasilkan jarum bevel lebih tinggi daripada jarum side-vent. Laju
aliran tersebut juga akan memengaruhi kemampuan pertukaran irigan di dalam saluran
akar sehingga jarum bevel dapat melakukan pertukaran irigan yang lebih baik
dibandingkan jarum side-vent. Kemampuan pertukaran irigan akan berbanding lurus
dengan tekanan yang dihasilkan pada foramen apikal sehingga dalam hal ini risiko
ekstrusi irigan ke jaringan periapikal yang dihasilkan oleh irigasi dengan jarum bevel
juga akan semakin meningkat.
- Jarum side-vent: ujung tertutup dengan bukaan tunggal pada sisi lateral. Jarum side-vent
saat ini lebih direkomendasi untuk digunakan dibanding jarum bevel, faktor keamanan
menjadi salah satu alasan pemilihan jarum side-vent. Risiko ekstrusi yang dapat
diakibatkan oleh jarum bevel lebih tinggi karena jarum bevel akan mengakibatkan
tekanan ke foramen apikal yang lebih besar. Bentuk jarum bevel yang tajam juga
dianggap lebih berbahaya bagi operator maupun pasien. Larutan irigasi hendaknya
dialirkan dari jarum irigasi dengan sedikit atau tanpa tekanan. Tujuannya adalah
membersihkan saluran akar tetapi tidak menekan larutan kedalam jaringan periradikuler.
Jarum Side-vent -> menghindari terdorongnya larutan irigasi ke periapikal, dianjurkan
penggunaan jarum irigasi yang ujungnya bermuara ke samping (side-vented needle).
Jarum irigasi ditempatkan kurang lebih 1 mm dari ujung panjang kerja dan maksimal
sepertiga apikal,
Tekanan -> larutan irigasi diinjeksikan secara perlahan dengan kecepatan dan tekanan yang
konstan serta dalam jumlah dan frekuensi yang banyak.

15. Medikamen Saluran Akar


Tujuan -> mensterilkan setelah di preparasi dan di irigasi, serta membantu penyembuhan jika
terjadi kelainan pada periapikal. Lakukan irigasi NaOCl 2,5% dan keringkan dengan paper point
dulu. Medikasi lalu tutup dengan Cavit.
Macam-macam medikamen:
1. Gol. Fenol (uap akan hilang dalam 1-2 hari; memiliki efek mutagenik, karsinogenik)
a. ChKM
- Efektif terhadap bakteri anaerob, tapi paling bersifat toksik dan iritatif
- Biasa digunakan untuk gigi nekrosis dengan PAK
- Kandungan: chlorophenol sbg antiseptik (germisidal) dengan melarutkan proteindan ->
kerusakan membran sel bakteri. Kamfer sbg pereduksi toksisitas parachlorofenol dan
peningkat kerja uap fenol. Mentol sbg sedative yg sifatnya ringan.
b. Chresophene
- Memiliki sifat antibakteri lebih baik daripada ChKM
- Mengandung kortikosteroid (dexamethasine) shg mengurangi inflamasi
c. Crestatine
- Memiliki efek antibakteri lebih rendah dibanding ChKM, namun lebih tidak mengiritasi
jaringan
 Tingkat toksisitas : Eugenol > ChKM > Crestatin
 Sifat antibakteri : Chresophene > ChKM > Crestatine > Eugenol
2. Gol. Antibiotik
- Pasta yang sering digunakan -> Leddermix, mengandung
 Demeclocycline HCl 3,2% (antibiotik gol. Tetrasiklin)
 Dexamethasone 0,05% atau Triamnicolone 1% (kortikosteroid)
- Lebih bersifat bakteriostatik daripada bakterisid
- Adanya kandungan kortikosteroid akan menurunkan inflamasi
- Leddermix bisa digunakan pada kasus radang periapikal akut
3. Calcium Hydroxide (Ca(OH)2) (Paling umum digunakan)
- Efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba di saluran akar.
- Aktivitas antimikroba pada kalsium hidroksida merupakan hasil dari pH basa 12,5 – 12,8
- Membantu melarutkan sisa-sisa jaringan nekrotik dan bakteri.
- Keuntungan kalsium hidroksida menghambat resorpsi akar, menstimulasi penyembuhan
periapikal, meningkatkan mineralisasi.
- Kerugian kalsium hidroksida sulit dibersihkan dari saluran akar dan menurunkan setting
time ZnOE sebagai semen base.
- Indikasi untuk saluran akar yang selalu basah atau yang biasa disebut juga weeping
canals, pengobatan abses phoenix, kasus resorpsi, apeksifikasi, pengobatan lesi periapikal
non-bedah pada kasus pulp capping langsung dan tidak langsung.
4. Eugenol
- Pada penggunaan konsentrasi rendah -> antiinflamasi, konsentrasi tinggi -> bersifat
toksik
- Low dose: menghambat sintesis prostaglandin & menghambat aktifitas saraf
- High dose: meninduksi sel menjadi mati & menghambat respirasi sel
5. Formokresol (gol. Aldehyd)
- Terdiri dari:
 Formalin -> menyebabkan koagulasi jar. pulpa -> terbentuk jar. fiksasi pd jar. yg
berkontak di bawah formokresol.
 Kresol -> antibakteri
- Bakterisidal tidak spesifik, efektif -> bakteri anaerob dan aerob
- Efek toksik, mutagenik dan carsinogenik. Efek antibakteri < toksisitasnya

16. Obturasi
Proses tahapan dimana saluran akar sudah dilakukan preparasi dan sterilisasi akan dimasukkan
bahan pengisi guna mencegah terjadinya infeksi ulang. Tujuan utama pengisian saluran akar
adalah mendapatkan penutupan tiga dimensi yang komplit pada sistem saluran akar. Berbagai
teknik diperkenalkan untuk mengisi saluran akar dengan bahan pengisi saluran akar, salah
satunya adalah teknik kondensasi lateral, teknik kondensasi vertikal, dan teknik single-cone.
1. Teknik kondensasi lateral
 Mengisi saluran akar secara tiga dimensi dengan guta-perca dan siler tanpa melunakkan
guta-perca dengan bahan kimia atau panas.
o Kelebihan: kontrol mudah -> kemungkinan terjadi overfilling sangat kecil.
o Kekurangan: tidak menghasilkan pengisian yang homogen dengan demikian
kemungkinan munculnya rongga dapat terjadi di antara kerucut.
 Teknik kondensasi vertikal atau teknik “guta-perca panas”
Menggunakan plugger yang dipanaskan, dilakukan kondensasi pada gutaperca yang telah
dilunakkan dengan panas ke arah vertikal dengan demikian guta-perca akan mengalir dan
mengisi seluruh lumen saluran akar.
o Kelebihan: menghasilkan pengisian saluran akar yang homogen serta guta-percha yang
mampu beradaptasi secara baik dengan dentin.
o Kekurangan: terkadang terjadi pengisian yang berlebihan karena sulitnya mengontrol
panjang kerja dan tidak dapat dikeluarkan kembali dari jaringan apikal.
2. Teknik single-cone
 Menggunakan satu kerucut utama dan preparasi saluran akar menggunakan instrumen
putar ProTaper system.
o Kelebihan: membutuhkan waktu yang sedikit bila dibandingkan dengan teknik
kondensasi lateral.
o Kekurangan: kurang efektif dalam pengisian saluran akar karena kerucut utama yang
besar tidak selalu bisa mengisi variasi anatomis yang terjadi di saluran akar sehingga
mengakibatkan porositas, pelarutan semen.

Bahan Pengisi Saluran Akar


Gutaperca
- Bahan padat pengisi saluran akar utama yang paling sering digunakan dan bisa diterima
pada perawatan saluran akar.
- Komponen utama gutaperca adalah Zinc oxide (ZnO) sekitar 75%, gutaperca sekitar 20%
yang memberikan sifat plastis dan komponen sisanya terdiri atas zat pengikat, zat
pengopak dan zat warna
- Kon gutaperca tersedia dalam dua bentuk: bentuk standar dan bentuk konvensional.
- Kon standar didesain agar sama ukuran dengan instrument endodonsi yang senomor,
sehingga kon nomor 40 seharusnya sama dengan kirgi nomor 40.
- Kon konvensional menggunakan sistem penomoran yang berbeda, umumnya kon
konvensional memiliki ujung yang lebih kecil dengan badan kon yang relatif lebih besar
dibandingkan kon standar.
- Kelebihan: Gutaperca memiliki beberapa sifat yaitu dimensi stabil, antibakteri, tidak
menyebabkan perubahan warna dentin, radiopak, mudah dimanipulasai, dapat dilunakkan
oleh panas, dapat dilunakkan oleh pelarut organik, dapat dikeluarkan dari saluran akar
bila diperlukan dan tidak menimbulkan reaksi alergi untuk hampir semua individu.
- Kekurangan yaitu tidak dapat menempel pada dinding saluran akar sehingga
membutuhkan siler sebagai bahan pengikat antara gutaperca dan dinding saluran akar.
Kon perak
- Bahan pengisi saluran akar yang didesain agar sesuai dengan ukuran kirgi terakhir yang
digunakan dalam preparasi dan diharapkan mengisi saluran akar dengan pas dalam semua
dimensi.
- Kelebihan: keberhasilan kon perak dalam kerapatan jangka pendek sebanding dengan
keberhasilan kerapatan gutaperca.
- Kekurangan: ketidakmampuannya untuk beradaptasi dan toksisitas dari korosinya, serta
karena kekerasan dan kecekatannya di dalam saluran akar sehingga sukar diangkat
seluruhnya apabila harus dilakukan perawatan ulang.
Pasta
- Kelebihan: teknik pasta lebih cepat dan relatif lebih mudah yang hanya melibatkan satu
material serta menggunakan instrumen yang relatif lebih sederhana.
- Kekurangan: tidak terkontrolnya panjang pengisian, sukar diprediksi hasinya dan adanya
perkerutan.
- Pasta saluran akar yang banyak digunakan adalah oksida seng (ZnO) dan eugenol, serta
plastik yaitu resin AH26 dan diaket.
Bahan Siler Saluran Akar
- Digunakan bersamaan dengan bahan pengisi saluran akar inti, misalnya gutaperca.
- Peran utama untuk mengisi ruang antara dinding saluran akar dan material inti. Siler
digunakan untuk penyemenan (luting, binding) bahan inti, mengisi ruang antara dinding
saluran akar dan bahan inti, sebagai pelumas, sebagai agen antimikroba, serta bertindak
sebagai penanda untuk saluran aksesori, defek resorptif, fraktur akar dan ruang lain di
mana material inti utama tidak dapat menembus (Harty, 2010). Persyaratan dan
karakteristik dari siler yang ideal yaitu tidak megiritasi jaringan periapikal, tidak larut
dalam cairan jaringan, dimensi stabil, memiliki kemampuan melapisi secara hermetik,
radiopak, bakteriostatik, mudah dicampur, tidak merubah warna dentin, waktu kerja yang
baik dan mudah dikeluarkan jika dibutuhkan.
a. Seng oksida eugenol
- Siler berbahan dasar seng oksida eugenol terdiri dari dua komponen yaitu bubuk seng
oksida dan cairan eugenol.
- Siler yang mengandung seng oksid tanpa digabung dengan eugenol akan mudah
mengalami dekomposisi karena adanya air sehingga lemah dan tidak stabil.
- Siler ini memiliki sifat mewarnai gigi, waktu pengerasan yang sangat lambat, tidak
adhesive dan larut
b. Kalsium hidroksida.
- Siler ini besifat antimikroba, biokompatibel, radiopak, waktu kerja pendek dan
dimensinya stabil Siler berbahan dasar kalsium hidroksida juga menunjukkan beberapa
kerugian seperti terbatasnya aktivitas antibakteri, kekuatan kohesif yang buruk, kelarutan
yang lebih besar dan kebocoran marjinal.
- Contoh siler berbahan dasar kalsium hidroksida adalah RealSeal, Sealapex, Apexit, dan
Apexit Plus.
c. Semen ionomer kaca
- SIK memiliki sifat dapat beradhesi ke email dan dentin dengan sangat baik sehingga
membuatnya cukup sulit untuk dikeluarkan jika diperlukan.
- Siler ini belum terbukti memiliki kelebihan dibandingkan siler lainnya sehingga belum
direkomendasikan pemakaiannya
d. Resin epoksi
- Memiliki sifat mekanik yang relatif baik, adhesif terhadap dentin, reaksi alergi jarang
terjadi, sifat antimikroba yang baik, sitotoksisitas rendah sampai sedang dan tidak
memiliki efek terhadap kesehatan umum.
- AH26 adalah siler resin epoksi yang pertama kali direkomendasikan oleh Shoroeder pada
tahun 1957 yang tediri dari powder dan liquid.
- Kelebihan: AH26 memiliki konsistensi yang kental, sedangkan powder berwarna kuning.
AH26 mempuyai kelebihan yaitu memiliki kemampuan beradhesi yang baik, bersifat
radiopak dan memiliki daya alir yang tinggi.
- Kekurangan: melepaskan formaldehid, setting time yang lama dan dapat mewarnai
struktur gigi Melihat kekurangan tersebut maka dikembangkanlah generasi resin epoksi
yang lebih baik yaitu AH Plus. AH Plus merupakan resin epoksi yang terdiri dari pasta
epoksi dan pasta amina. Komposisi pasta epoksi yaitu bisphenol-A epoxy resin,
bisphenol-F epoxy resin, calcium tungstate, zirconium oxide, silica, iron oxide pigments
sedangkan pasta amina terdiri dibenzyldiamine, aminoadamantane, tricylodecanediamie,
calcium tungstate, zirconium oxide, silica, dan silicone oil.
- Kelebihan: AH Plus memiliki lapisan film yang lebih tipis dibandingkan dengan AH26,
dapat dikeluarkan dengan mudah apabila dibutuhkan, tidak mewarnai gigi, serta sifatnya
yang lebih tidak toksik dibandingkan dengan AH26 (Ingle dkk., 2008)

17. Obturasi saluran akar


- sebelum pengisian, saluran akar dikeringkan oleh paper point sesuai maf hingga kering
- masukkan sealer (endometason) ke saluran akar dengan jarum lentulo
- pengisian gutap sesuai MAF, jika masih longgar masukkan gutap 1 nomor dibawahnya
- tekan ke arah lateral dengan jarum spreader setiap memasukkan gutap
- potong gutap dengan ekskavator panas 1mm dibawah orifis
- tekan dengan stopper semen
- tutup dengan cotton pellet -> rontgen -> jika under/over, ulangi prosedur pengisian
- penumpatan dengan gic 2 mm -> tutup dengan komposit
- cek oklusi pasien

Anda mungkin juga menyukai