KONSERVASI
(PSA TUNGGAL)
ANNA DIANA SAFITRI
20200720024
Vignette
Perempuan berusia 24 tahun datang ke RSGM Nala Husada
dengan keluhan gigi depan atas kanan terkadang ngilu dan
pernah keluar nanah . Sebelumnya Gigi tersebut lubang besar
dan sudah pernah ditambal 2 tahun yang lalu. Sebelumnya
sudah pernah dilakukan foto radiografi dan diterlihat lesi pada
periapical gigi 11 tetapi karena keterbatasan biaya hanya
dilakukan penumpatan pada gigi tersebut. Gigi depan atas kiri
sebelumnya sudah pernah di rawat seluran akar dengan
keluhan yang sama. Pasien ingin dilakukan perawatan pada
gigi tersebut
Prosedur Diagnosis
IDENTITAS PASIEN
Pemeriksaan Subjektif
PEO : Inspeksi dan palpasi TAK • Mahkota : terdapat gambaran radiopak pada sisi
PIO : inspeksi dan palpasi TAK mesial dari enamel hingga dentin dan terdaapat
Gigi 11 gambaran radiopak pada sisi distal dari enamel
- Vitaitas (-) hingga ke ruang pulpa berupa tumpatan
- Perkusi (-) • Akar : akar 1, saluran akar 1, akar lurus dalam
- Bite test (-) batas normal
- Kegoyangan gigi (-) • Memebran periodontal space : menghilang pada
1/3 akar dari apikal
• Lamina dura : menghilang pada 1/3 akar dari
apikal
• Puncak tulang alveolar : TAK
• Periapikal : terdapat gambaran radiolusen pada
1/3 akar dari apikal, batas diffused, bentuk oval,
diameter 5mm
Diagnosis
Rencana Perawatan
Prognosis
Perawatan yang dilakukan pada kasus yaitu perawatan saluran akar tunggal karena saluran akar
terlihat jelas, sisa jaringan gigi masih banyak sehingga dapat dipertahankan. Perawatan saluran akar
bertujuan untuk menghilangkan infeksi dan melindungi gigi yang terkontaminasi dari kerusakan lebih
lanjut, menjaga struktur gigi tetap utuh serta mempertahankan fungsi yang optimal.
Pada kasus Teknik preparasi yang digunakan yaitu Teknik Crown down preasurless karrena akar
lurus , menjaga agar dinding saluran akar tetap tebal, lebih sedikit waktu yang digunakan serts lebih
sedikit kemungkinan fraktur instrument
Cairan irigasi yang digunakan selama tindakan adalah NaOCl 5,25% dan aquades . NaOCl
5,25% digunakan karena memiliki efek antimikroba dan melarutkan jaringan anorganik yang dihasilkan
dari serpihan dentin dan jaringan pulpa yang nekrotik. Aquades digunakan untuk membantu
mengeluarkan irigan dan debris sebelum saluran akar di irigasi dengan jenis irigan yang lain, sehingga
menghasilkan efektivitas yang baik dari masing-masing irigan (Anisa & Prisinda, 2020)
Selanjutnya Bahan lubrikan yang digunakan pada kasus adalah EDTA sediaan cair yang berfungsi
mengurangi friksi pada instrumen, sehingga mengurangi kemungkinan fraktur pada file, namun tidak
memiliki efisiensi pemotongan yang sebaik EDTA pasta (Fibriyanto, 2020)
Penyebab kegagalan trial guttap pada kasus ini adalah pengisian saluran akar yang berlebih (over
filling). Over filling karena ketidaktepatan pengukuran panjang kerja sehingga menyebabkan over instrumetasi
selama perawatan saluran akar.
Kalsium hidroksida digunakan sebagai medikamen intrakanal antar kunjungan. Tujuan dari aplikasi
medikamen antar kunjungan adalah untuk mencegah pertumbuhan dan multiplikasi mikroorganisme yang
masih tertinggal dalam saluran akar selama waktu antar kunjungan. Kalsium hidroksida dipilih karena
bersifat anti bakteri dengan spektrum luas, dan mampu mempertahankan aktivitas anti bakteri dalam waktu
lama serta dapat menstimulasi perbaikan jaringan periradikuler
Pada kasus menggunakan Teknik single cone karena ujung aapikal dan diameter saluran akar bentuk dari
preparasi Teknik CDP dengan guttap protaper. Obturasi saluran akar dengan menggunakan bahan pengisi
gutta percha dan sealer berbasis resin, yaitu AH plus (Dentsply Maillefer®). AH plus mempunyai keunggulan
berupa kemampuan mengisi celah dan menciptakan segel yang rapat dengan dinding saluran akar, daya alir
baik sehingga memudahkan aplikasi, mempunyai aktivitas antibakteri yang cukup baik, dan biokompatibel
terhadap jaringan
TERIMA
KASIH