KEBOCORAN MIKRO
RESTORASI RESIN KOMPOSIT HIBRIDA
RISTA PUTRI SOEWANTRIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
I. PENDAHULUAN
karena banyak orang yang merasa tidak percaya diri ketika tersenyum dan
berbicara. Mereka yakin bahwa gigi yang putih mampu membuat mereka merasa
tampak lebih cantik dan percaya diri (Vanable dan Lo Presti, 2004). Oleh karena
itu, dalam dunia kedokteran gigi telah ditemukan solusi yang mudah untuk
menanggulangi perubahan warna pada gigi yang saat ini sedang banyak diminati
oleh masyarakat yaitu dengan cara pemutihan gigi (bleaching) (Herry, 2006).
Terdapat dua macam metode bleaching yang saat ini dapat dilakukan, yaitu
pemutihan gigi nonvital yang sudah dilakukan perawatan saluran akar dengan
warna dengan mengaplikasikan bahan bleaching pada permukaan luar gigi. Secara
dilakukan oleh dokter gigi di klinik dan home bleaching yaitu dilakukan pasien
Walton dan Torabinejad (2002) antara lain hidrogen peroksida, natrium hipoklorit,
1
PENGARUH LAMA APLIKASI BAHAN BLEACHING HIDROGEN PEROKSIDA 40% TERHADAP
KEBOCORAN MIKRO 2
RESTORASI RESIN KOMPOSIT HIBRIDA
RISTA PUTRI SOEWANTRIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tersedia dalam 2 bentuk, yaitu berupa cairan dan gel. Hidrogen peroksida dalam
bentuk cair merupakan zat berbentuk cairan yang jernih, sangat tidak stabil, tidak
berbau dan bersifat asam. Hidrogen peroksida dalam bentuk gel merupakan bahan
nitrat yang berfungsi untuk menurunkan sensitivitas gigi dan fluoride yang
berfungsi sebagai pencegah karies dan penguat email gigi. Seluruh bahan tersebut
dicampur menggunakan alat yang disebut mix syringe (Anonim, 2014). Dipasaran,
hidrogen peroksida bentuk gel tersedia dalam berbagai merk seperti opalescense,
tersedia dari konsentrasi rendah hingga tinggi. Namun saat ini di klinik
jaringan lunak pada saat pengaplikasian yang disebut opaldam. Daerah yang
terkontak langsung dengan hidrogen peroksida harus segera dicuci dengan air.
Mekanisme reaksi hidrogen peroksida dalam pemutihan gigi sampai saat ini
belum diketahui secara pasti, namun diduga terjadi penetrasi hidrogen peroksida
PENGARUH LAMA APLIKASI BAHAN BLEACHING HIDROGEN PEROKSIDA 40% TERHADAP
KEBOCORAN MIKRO 3
RESTORASI RESIN KOMPOSIT HIBRIDA
RISTA PUTRI SOEWANTRIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
(H2O2) ke dalam email dan dentin. H2O2 akan dipecah menjadi air (H2O) dan ion
reaksi oksidasi dan reduksi sehingga gigi tampak lebih putih (Haywood dan
Heymann, 1991). Pendapat lain yang dikemukakan oleh Goldstein dan Garber
berpenetrasi kedalam email dan dentin dan memutus ikatan rantai panjang
yang lebih kecil tersebut dapat berdifusi ke dalam email dan dentin, sehingga
memberi efek pemutihan pada gigi. Namun efek pemutihan gigi ini tergantung
dari besarnya konsentrasi, durasi, jumlah dan lama aplikasi dari bahan bleaching
bleaching dan berhubungan dengan durasi dan lama aplikasi (Gursoy dkk., 2008).
Produk dengan konsentrasi yang sama tapi berbeda bahan aktifnya akan memberi
reaksi berbeda pada jaringan keras gigi (Miranda dkk., 2005). Tetapi hasil
menjadi lebih putih setelah perawatan bleaching yang berulang selama 1 tahun
dengan cara mengevaluasi setiap bulannya. Hal ini membuktikan bahwa prosedur
keinginan pasien.
bleaching dengan konsentrasi tinggi (Boksman, 2006). Oleh karena itu, dalam
setiap kemasan produk bahan bleaching terdapat aturan pakai dimana terdapat
maksimum durasi dan lama pengaplikasian agar menghindari resiko yang dapat
kali pengolesan agar hasil pemutihan lebih optimal, namun tidak boleh lebih dari
melebihi 3 kali, maka akan sampai pada kondisi yang disebut over bleaching,
pemutih gigi, hidrogen peroksida juga memiliki dampak negatif terhadap email
dan dentin gigi. Hidrogen peroksida merupakan bahan oksidator kuat yang dapat
komponen anorganik gigi (Jacob dan Kumar, 2007). Hal ini menyebabkan dentin
lebih rentan akan pengaruh bahan bleaching karena berkurangnya mineral dan
dkk., 2000)
Pada umumnya didalam rongga mulut sering ditemukan gigi yang sudah
bleaching juga akan berkontak dengan bahan restorasi tersebut. Terdapat berbagai
PENGARUH LAMA APLIKASI BAHAN BLEACHING HIDROGEN PEROKSIDA 40% TERHADAP
KEBOCORAN MIKRO 5
RESTORASI RESIN KOMPOSIT HIBRIDA
RISTA PUTRI SOEWANTRIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
macam jenis restorasi digunakan dalam klinik kedokteran gigi. Salah satunya
adalah resin komposit. Resin komposit adalah restorasi sewarna gigi yang
digunakan karena estetiknya yang bagus dan sesuai dengan warna alami gigi
(Baum dkk., 1997). Resin komposit diperkenalkan dalam kedokteran gigi pada
awal tahun 1960, dan saat ini sudah sangat luas digunakan sebagai bahan
tumpatan yang mementingkan estetik (Powers dan Sakaguchi, 2006). Bahan ini
juga digunakan karena bebas merkuri, tidak menghantarkan panas dan memiliki
ikatan adhesif yang baik dengan struktur gigi (Jordan dan Suzuki, 1991; O’Brien,
2002).
Dewasa ini resin komposit sering digunakan untuk merestorasi lesi karies,
mengganti struktur gigi yang hilang, memodifikasi warna dan bentuk gigi
Sakaguchi, 2006). Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu
matriks resin, partikel bahan pengisi dan coupling agent. Berdasarkan ukuran
partikel dan jenis bahan pengisinya, resin komposit dapat diklasifikasikan menjadi
komposit hibrida.
kehalusan permukaan sebagai bahan tumpatan. Resin komposit hibrida saat ini
compressive strength yang tinggi dan kehalusan permukaannya yang lebih baik
dari jenis resin komposit berbahan mikro. Oleh karena itu, resin komposit hibrida
PENGARUH LAMA APLIKASI BAHAN BLEACHING HIDROGEN PEROKSIDA 40% TERHADAP
KEBOCORAN MIKRO 6
RESTORASI RESIN KOMPOSIT HIBRIDA
RISTA PUTRI SOEWANTRIJAYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
(Annusavice, 2003).
Resin komposit yang digunakan sebagai bahan restorasi gigi juga memiliki
bisa saja merugikan keawetan restorasi resin komposit. Diduga hal ini
bleaching yang tidak bereaksi sempurna menempel pada email dan dentin, sisa
agen ini disebut sebagai residu H2O2. Residu H2O2 dapat mengganggu
polimerisasi resin komposit terhadap gigi (Paul dkk., 2007; Dabas dkk., 2011;
Danesh-Sani, 2011).
resin komposit pasca bleaching. Pelekatan resin yang kurang baik mengakibatkan
terbentuknya celah pada interfasial restorasi dan dinding kavitas yang disebut
mikrostruktur pada email dan dentin yang terjadi dapat menyebabkan penurunan
kekuatan pelekatan antara resin komposit dengan gigi. Hal ini menyebabkan
terbentuknya celah pada interfasial gigi dan restorasi resin komposit yang disebut
juga sebagai kebocoran mikro (Perdiago dkk., 1998; Jacob dan Kumar, 2007;
mengakibatkan kebocoran mikro (Cullen dkk., 1993; Sung dkk., 1999). Penelitian
selama 1, 7, 14 dan 28 hari. Terlihat kebocoran mikro lebih besar pada gigi yang
besarnya kebocoran mikro yang terjadi. Namun belum terdapat penelitian yang
menit pada resin komposit hibrida, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
pengaplikasian hidrogen peroksida 40%. Aplikasi dapat diulang 2-3 kali namun
tidak boleh lebih dari 3 kali (Anonim, 2013). Apabila sekali pengaplikasian adalah
selama 60 menit, oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan lama aplikasi
B. Perumusan Masalah
lama aplikasi bahan bleaching hidrogen peroksida 40% terhadap kebocoran mikro
C. Tujuan Penelitian
D. Keaslian Penelitian
dampak negatif bahan bleaching hidrogen peroksida 30% dan sodium perborat
perbedaan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan bahan bleaching yang
berbeda, yaitu hidrogen peroksida 40%, dan lama pengaplikasian yang berbeda,
E. Manfaat Penelitian
umumnya.