Anda di halaman 1dari 14

KESELAMATAN

PASIEN
C

Priscilla Sonia Suwongto


2106129010048
Latar Belakang
• Keselamatan pasien atau patient safety menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691 Tahun 2011
adalah sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan.

• Dokter gigi sebagai tenaga kesehatan berperan dalam pencegahan, penatalaksanaan dan perawatan gigi
mulut bagi masyarakat yang hidup dengan berbagai penyakit.
Latar Belakang
• American Dental Association (ADA) dan CDC merekomendasikan bahwa setiap pasien harus dianggap
berpotensi menular dan universal precautions harus diterapkan bagi semua pasien. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi dan mencegah infeksi iatrogenik, nosokomial atau paparan darah, materi menular
lainnya.
Definisi
• Keselamatan pasien dapat diartikan sebagai upaya melindungi pasien dari sesuatu yang tidak diinginkan
selama proses perawatan.

• Tujuan utama praktek keselamatan pasian adalah untuk mencegah terjadinya efek samping (kecelakaan,
kesalahan dan komplikasi) berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan untuk membatasi dampak dari
efek samping yang tidak diinginkan.
Universal Precaution & Kontrol Infeksi
• Dalam praktik dokter gigi, universal precautions merupakan suatu proses atau prosedur yang harus
dilaksanakan oleh semua dokter gigi untuk menghindari terjadinya penularan penyakit yang disebabkan
oleh berbagai tindakan yang dilakukan dokter gigi ke pasien melibatkan cairan tubuh yang berpotensi
menginfeksi. Cairan tubuh ini tidak hanya darah, bisa sekret, saliva dan lain-lain.

• Kontrol terhadap infeksi mencakup pembersihan atau pencucian dan sterilisasi alat-alat kedokteran gigi
yang re-usable.

• Beberapa tindakan pencegahan, antara lain : cuci tangan, pemakaian alat pelindung diri (APD), manajemen
health care waste, penanganan dan pembuangan secara tepat jarum dan benda tajam penting dilakukan
sebelum dan selama perawatan dalam praktik dokter gigi.
Mencuci Tangan
• 7 langkah mencuci tangan menurut WHO :

 Memberi sabun di telapak tangan.

 Mengusap lembut telapak tangan.

 Membersihkan punggung tangan secara bergantian kanan dan kiri.

 Memasukkan jari jemari ke sela-sela jari tangan.

 Membersihkan ruas-ruas jari dengan cara mengatupkan ujung jari tangan kanan digosokkan
dengan lembut ke permukaan tangan kiri. Diulang bergantian dengan tangan kanan.

 Membersihkan ibu jari dengan cara menggenggam ibu jari tangan kanan, diputar dan digosok
secara perlahan. Diulang bergantian dengan ibu jari tangan kiri.

 Menggosokkan ujung kuku jari tangan kanan pada permukaan tangan kiri. Diulang bergantian
dengan tangan kiri. Kemudian bilas kedua tangan dengan air mengalir dan keringkan.
Alat Pelindung Diri (APD)
• APD digunakan untuk melindungi diri terhadap benda asing, percikan dan aerosol.
Penanganan Sampah Medis
Limbah Radioaktif Limbah Non- Infeksius

Limbah Infeksius
Penanganan Instrumen
• Kritis : alat yang masuk ke dalam pembuluh darah atau jaringan mulut. Semua peralatan kritis wajib
dilakukan sterilisasi dengan menggunakan panas. Cth : instrumen bedah, periodontal scalier, scalpel, bur
diamond, bur tulang, dll.

• Semi kritis : alat yang masuk ke dalam rongga mulut tetapi tidak masuk ke dalam jaringan mulut. Semua
peralatan semi kritis wajib dilakukan minimal desinfeksi tingkat tinggi. Cth : instrumen diagnosa,
kondensor, sendok cetak, handpiece dll.

• Non kritis : alat yang tidak masuk ke dalam rongga mulut dan dapat dilakukan dengan menggunakan
disinfektan tingkat rendah. Cth : tensimeter, cement spatel.
Sterilisasi

Moist Heat Boiling Dry Heat


(Panas Basah) (Perebusan) (Panas Kering)

Steam Under Pressure Radiasi


(Autoclave) (Ionisasi & Ultraviolet)
Persiapan Pasien
• Sebelum masuk dalam ruang tunggu, pasien wajib tetap menggunakan masker dan
melakukan cuci tangan menggunakan air sabun atau hand sanitizer yang telah
disediakan.

• Setiap pasien yang masuk, sebaiknya dilakukan pengukuran suhu tubuh baik
menggunakan thermal gun.

• Pasien diminta untuk mengisi formulir gejala infeksi SARS-CoV-2.

• Jika pasien dapat menerima perawatan, pasien kemudian dipersilahkan untuk duduk
pada dental chair sesuai posisi yang akan dikerjakan

• Memasangkan lap dada pada pasien

• Memposisikan lampu pada mulut pasien


Posisi Pasien
• Posisi 45○ : sandaran kursi gigi dan permukaan oklusal
mandibula membentuk sudut 45○ terhadap lantai.

• Posisi semi supine : pasien hampir pada posisi berbaring,


kepala, lutut, dan kaki hampir sejajar.

• Posisi supine : pasien berbaring di posisi horizontal dan kursi


gigi sejajar lantai. Posisi lutut dan kaki pasien sedikit lebih
tinggi dari kepala.
Posisi Operator
• Depan kanan pasien : untuk gigi anterior dan posterior kanan RB serta
anterior RA.

• Samping kanan pasien (jam 9) : untuk permukaan fasial gigi posterior RA


dan RB dan permukaan oklusal gigi posterior RB.

• Belakang kanan pasien (jam 11) : baik untuk semua area, tangan operator
mengelilingi kepala pasien dan paling tepat untuk permukaan lingual gigi
anterior RA.

• Belakang pasien (jam 12) : untuk permukaan lingual gigi anterior RB dan
permukaan palatal gigi anterior RA.
TERIMA KASIH
C

Anda mungkin juga menyukai