Anda di halaman 1dari 21

PERSIAPAN

KESELAMATAN
PASIEN

Putu Diah Vitaloka


2106129010016
Cluster 21AK-Ib
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Untuk mengatasi hal ini, International Labour
Organization (ILO), Center for Disease
Control and Prevention (CDC),
Laporan dari Institute of Medicine
Occupational Safety and Health
(IOM) pada tahun 2000 Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan
Administration (OSHA) World Health
menyebutkan terdapat 44.000 prosedur, serta jumlah pasien dan staf
Organization (WHO) dan United Nations
sampai dengan 98.000 kematian Rumah Sakit yang cukup besar,
and Acquired Immunodeficiency
akibat kesalahan medis (medical merupakan hal yang potensial bagi
Syndrome (UNAIDS) menghasilkan garis
error) yang terjadi di Amerika terjadinya kesalahan medis (medical
pedoman internasional baru yang penting
Serikat errors).
bagi tenaga kesehatan

American Dental Association (ADA) dan Perawatan dokter gigi dapat menimbulkan Menurut Kemenkes RI (2015),
CDC merekomendasikan bahwa trauma jaringan lunak yang memungkinkan keselamatan pasien (patient safety)
setiap pasien harus dianggap darah bercampur dengan saliva. Resiko adalah suatu sistem yang
berpotensi menular dan standard pekerjaan seperti tertular penyakit menular memastikan asuhan pada pasien
precautions harus diterapkan bagi HIV, HBV, tuberculosis dan lain-lain, jauh lebih aman. Sistem tersebut
semua pasien. Hal ini bertujuan kurangnya kesadaran tenaga kesehatan dan dimaksudkan untuk menjadi cara
untuk mengurangi dan mencegah rendahnya mutu pelaksanaan sterilisasi juga yang efektif untuk mencegah
infeksi iatrogenik, nosokomial atau mengakibatkan tingginya prevalensi terjadinya cidera atau insiden pada
paparan darah, atau materi menular penyebaran penyakit infeksi. pasien yang disebabkan oleh
lainnya. kesalahan tindakan.
KESELAMATAN
PASIEN
• Saat ini pelayanan kesehatan memasuki era keselamatan
pasien (patient safety) sebagai fokus utamanya.
• Menurut Kemenkes RI (2015), keselamatan pasien (patient
safety) adalah suatu sistem yang memastikan asuhan pada
pasien jauh lebih aman.
• Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi
insiden, pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis
insiden, serta implementasi dan tindak lanjut suatu insiden
untuk meminimalkan terjadinya risiko.
• Sistem tersebut dimaksudkan untuk menjadi cara yang
efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada
pasien yang disebabkan oleh kesalahan tindakan.
KONTROL INFEKSI

Standard precaution terdiri dari dua yaitu standar tindakan pencegahan


dan transmission based precautions. Yaitu standar tindakan pencegahan
POSISIuntuk
yang diaplikasikan terhadap semua pasien dirancang OPERATOR
mereduksi
resiko transmisi mikroorganisme dari sumber infeksi
ATAU yang diketahui dan
TENAGA
tidak diketahui (darah, cairan tubuh, ekskresi dan sekresi). Pencegahan
KESEHATAN
ini diterapkan terhadap semua pasien tanpa mempedulikan GIGI
diagnosis
atau status infeksi yang pasti

Dasar - dasar tindakan pencegahan termasuk cuci tangan,


pemakaian alat pelindung diri (APD), sterilisasi peralatan dental,
desinfektan peralatan dental, manajemen health care waste,
penanganan dan pembuangan secara tepat jarum dan benda
tajam, dan sterilisasi ruangan.
KEBERSIH
AN
TANGAN
KEBERSIHAN INDIKASI MENCUCI
TANGAN TANGAN
1. Bila tangan terlihat kotor.
Untuk pelaksanaan rutin dalam praktik, dan
2. Setelah menyentuh bahan/objek
yang terkontaminasi darah, cairan
prosedur non bedah, mencuci tangan dan tubuh, ekskresi dan sekresi
antiseptik dapat dicapai dengan 3. Sebelum memakai sarung tangan.
menggunakan sabun detergent antimikroba
4. Segera setelah melepas sarung
tangan.
yang standar. Untuk prosedur pembedahan,
sabun antimikroba (bedah) yang
1 2 5. Sebelum menyentuh pasien.
6. Sebelum melakukan prosedur
mengandung chlorhexidin gluconate 4% aseptik.
7. Setelah kontak dengan permukaan
harus digunakan. Sebagai alternatif dalam ruang praktik termasuk
penggantibagi yang sensitif terhadap peralatan alat medis
chlorhexidin gluconate, dapat menggunakan
iodophor.
enter title text
Teknik Mencuci Tangan

A B
SANITASI TANGAN SANITASI TANGAN
BERBASIS ALKOHOL DENGAN SABUN
DAN AIR
Pertama basahi tangan dengan air lalu
Pertama letakan cairan pada tangan
letakan sabun cair sesuai yang disarankan
lalu gosokan kedua tangan
oleh pabrik pada tangan, gosokan kedua
bersamaan sampai semua permukaan
tangan secara bersamaan selama 30-60
tertutupi dan tangan terasa kering,
detik meliputi seluruh permukaan tangan
lakukan selama 20 detik
dan jari .
Menjaga Kebersihan
Tangan dengan Cara
Mencuci Tangan yang Baik Bersihkan kuku kuku jari
dan Benar dengan cara mengatupkan
tangan
basahi kedua tangan dengan air
mengalir, ambil sabun dan
gosok kedua telapak tangan
secara bersamaan
Mencuci ibu jari dibasuh oleh
telapak tangan yang
usap dan gosok kedua
berlawanan
punggung tangan secara
bersamaan
Mencuci kuku jari dengan
ujung kuku digososkan
melawan telapak tangan yang
Daerah diantara sela sela jari
berlawanan
dengan genggaman yang
sama
Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir selama
30-60 detik.
Kemudian keringkan dengan lap bersih / tissue
Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
Dokter gigi dan perawat gigi
harus menggunakan APD
untuk melindungi diri
terhadap benda asing,
percikan dan aerosol yang
berasal dari tindakan
perawatan terutama saat
scalling (manual dan
ultrasonik) penggunaan
instrumen berputar, syringe,
pemotongan atau
penyesuaian kawat ortodonsi
dan pembersihan alat dan
perlengkapannya.
Sterilisasi Instrument Peralatan Dental

Instrument atau peralatan yang bersentuhan dengan pasien dikategorikan


sebagai kritis, semicritical, atau nonkritis, tergantung pada
potensi risiko infeksi yang berhubungan dengan penggunaannya.

• Kritis Penetrasi jaringan lunak : berkontak dengan tulang, masuk kedalam


atau berkontak dengan aliran darah atau jaringan lunak lainnya. Contoh
instrument bedah, periodontal skaler, scalpel
• Semicritikal : Kontak membran mukosa atau kulit yang tidak utuh, tidak
berpenetrasi pada jaringan lunak, tidak berkontak dengan tulang, tidak masuk
kedalam atau berkontak dengan aliran darah atau jaringan lunak lainnya.
Contoh kaca mulut, sendok cetak

• Nonkritis, Berkontak dengan kulit yang utuh. Contoh manset tensimeter, pulse
oximeter
Metode Sterilisasi

1. Uap dibawah tekanan (autoclaving)

Di antara metode sterilisasi, metode ini adalah yang paling diandalkan

dan ekonomis. Sterilisasi uap digunakan barang-barang kritis dan

semikritis yang tidak sensitif terhadap panas dan kelembaban.

Sterilisasi uap memerlukan pemaparan langsung dari setiap item

untuk langsung menguapinya pada suhu dan tekanan pada jangka

waktu tertentu untuk membunuh mikroorganisme.


2. Dry Heat

Strerilisasi dry heat digunakan untuk sterilisasi material yang dapat

rusak oleh sterilisasi panas yang lembab (misalnya, bur dan

beberapa instrumen ortodontik). Walaupun dry heat memiliki

keuntungan biaya operasional yang rendah dan tidak korosif,

namum membutuhkan waktu proses yang lama dan tempratur yang

tinggi sehingga tidak cocok untuk beberapa barang dan instrumen.


3. Unsaturated chemical vapor
Sterilisasi unsaturated chemical vapor melibatkan
pemanasan larutan kimia alkohol primer dengan 0.23%
formaldehyde pada ruangan tertutup bertekanan.
Unsaturated chemical vapor mensterilisasi instrumen
carbon steel (misal bur dental) menghasilkan korosi yang
lebih sedikit dibandingkan sterilisasi uap karena rendahnya
tingkat air yang terdapat selama siklus. Instrumen harus
dalam keadaan kering sebelum sterilisasi.
Pada dunia kedokteran gigi, digunakan beberapa jenis
disinfektan. Beberapa yang umum digunakan digolongkan
dalam tiga kategori utama, diantaranya :

Sterilants
• Glutaraldehyde
• Chlorine dioxide
• Hydrogen Peroxide Antiseptik
(untuk penggunaan oral dan non-oral)
• Active Chlorine Dioxide Germicides
• Essential oil compunds
Disinfectants • Chlorhexidine Compounds
(Intermediate and Low Level) • Cetylpiridium compounds
• Hydrogen peroxide • Sanguinarine based compounds
• Sodium Hypochlorite • Parachlorometaxylenol compound
• Chlorine Dioxide • Other bacteriostatic/bactericidal compounds
• Iodophors
• Synthetic Phenols
• Quaternary AmmoniaCompounds
Health Care Waste

Termasuk garis pedoman pemisahan, pemaketan dan


penyimpanan misalnya penanganan danPOSISI OPERATOR
pembuangan secara
tepat jarum dan benda tajam. ATAU TENAGA
KESEHATAN GIGI

Bahan yang 1 kali pakai, harus dibuang setelah 1 kali dipakai


dan jangan dipakai ulang. Ampul anestesi lokal 1 kali pakai
dapat mengandung darah atau cairan yang dapat teraspirasi
dari pasien dan tidak boleh digunakan kembali untuk pasien
berikutnya.
 

Limbah infeksius

Sampah lain

Sampah Kertas

+ Tempat sampah
berwarna UNGU :
 Limbah sitotoksik

Limbah non infeksius Limbah radioaktif


1. Darah, cairan suction atau limbah cair lain
‒ Dibuang ke dalam drain yang terhubung
dengan sistem sanitari.

MANAJEMEN 2. Limbah tajam (jarum, blade scapel,


orthodontic bands, pecahan instrument metal
LIMBAH dan bur) dan yang beresiko terkontaminasi
cairan tubuh dan berbahaya bagi orang lain (gigi
yang dicabut, jaringan tubuh, sarung tangan dan
tissue) dibuang pada tempat yang tahan tusuk dan
tahan bocor diberikan kode warna kuning.

3. Sampah medis yang tidak beresiko (tidak


terkontaminasi cairan tubuh) dimasukkan ke kantung
hitam
Sterilisasi ruangan
Sterilisasi ruangan tertentu di rumah sakit, menggunakan metode
penyinaran yaitu dengan alat
sterilisasi ruangan atau yang
sering disebut lampu uv sterilisasi.

Lampu Ultraviolet dihasilkan dari sebuah instrument yang


didesain khusus untuk proses sterilisasi ruangan di rumah
sakit. Seperti ruang operasi, ruang steril untuk bayi dan lain
sebagainya. Lampu ini dihidupkan dalam waktu tertentu dalam
satu ruangan.
Penggunaan alat ini harus hati – hati, karena
pancaran lampu uv sterilisasi ini dapat
mempengaruhi dan merusak fungsi sel – sel
makhluk hidup. Oleh karena itu, penggunaan
lampu ini harus sesuai dengan standar operasional
dan dilakukan oleh tenaga medis yang telah
berpengalaman. Bahaya yang ditimbulkan apabila
terkena mata cukup berbahaya, bisa
mengakibatkan kerusakan mata.
SOP Penggunaan alat sterilisasi UV :
1. Bacalah petunjuk penggunaan ketika akan melakukan sterilisasi
2. Siapkan peralatan pendukung yang akan digunakan dalam proses
sterilisasi
3. Tempatkan alat di tengah ruangan
4. Sambungkan kabel pada stop kontak
5. Atur timer berapa lama waktu sterilisasi
6. Keluar dari ruangn dan nyalakan dengan menekan tombol remot
Lampu UV untuk sterilisasi ruangan atau menghidupkan saklar listrik
7. Setelah proses selesai, lampu akan mati karena sudah diatur
8. Cabut kabel listrik dari stop kontak
9. Rapikan alat dan simpan kembali di tempatnya
Sekian dan
Terima kasih
Universitas Mahasaraswati, Denpasar
2021

Anda mungkin juga menyukai