Anda di halaman 1dari 25

1

GRAVITASI LANGIT DAN BUMI


(Thabi’ah dan Hikmah)

LETMI DWIRIDAL
letmidwiridal@gmail.com

Staf Pengajar Jurusan Fisika


Universitas Negeri Padang

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui Thabi’ah gravitasi langit dan bumi
(alam semesta) berdasarkan kajian literatur : teori dan penelitian fisika tentang
gravitasi selanjutnya memahami Hikmahnya berdasarkan penjelasan Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Dari kajian tersebut diperoleh bahwa: bukti ilmiah tentang awal terbentuk
alam semesta Big Bang (kompresi gravitasi), alam semesta bergerak menjauh/meluas
(gravitasi melemah) dan argumentasi ilmiah tentang gambaran akhir alam
semesta/kiamat (gravitasi tidak ada lagi). Dari Analisis gravitasi tersebut diperoleh
kesimpulan ilmiah tentang ilmu dan amal : ternyata “Satu-satunya agama yaitu Islam
dimana dalam pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT, ada keterkaitan dengan
keteraturan alam semesta (langit dan bumi) yang telah diciptakanNYA” . Keteraturan
tersebut seperti: gravitasi, garis edar, waktu dan air pada pelaksanaan ibadah Sholat
(dengan gravitasi garis edar matahari,bulan dan bumi menjadi teratur sehingga dapat
menentukan dan menghitung waktu sholat dan gravitasi berperan pada siklus air
sedangkan air digunakan untuk berwuduk sebelum sholat serta dalam gerakan sholat
ada gerakan berdiri, rukuk, duduk dan sujud yang semuanya itu ada pengaruh gravitasi
pada kerja jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh).

Kata kunci : Gravitasi, Thabi’ah, Hikmah

1.Pendahuluan

Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi dari Thabi’ah Fisika ?
2. Bagaimanakah Thabi’ah Fisika tentang Awal Penciptaan Alam Semesta?
3. Bagimanakah Thabi’ah Fisika tentang Alam Semesta Bergerak Meluas ?
4. Bagaimanakah Thabi’ah Fisika tentang Akhir Alam Semesta ?
5. Bagaimanakah Thabi’ah Fisika tentang Hikmah Gravitasi Langit dan Bumi ?

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


2

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memahami thabi’ah gravitasi langit dan
bumi berdasarkan kajian literatur teori dan penelitian fisika tentang gravitasi. Penulisan
makalah ini juga sebagai pedoman atau informasi bagi masyarakat fisika dan khalayak
umum dalam memahami thabi’ah dan hikmah gravitasi langit dan bumi berdasarkan
penjelasan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Manfaat Penulisan
1. Mngetahui definisi thabi’ah dan hikmah gravitasi Langit dan Bumi
2. Mengetahui thabi’ah dan hikmah gravitasi Langit dan Bumi dalam kaitannya
dengan pelaksanaan ibadah pada Islam
3. Memperkuat Iman dan Taqwa kepada Allah SWT sebagai pencipta alam semesta
(langit dan Bumi) melalui ilmu thabi’ah gravitasi

Pemetaan Materi Pembahasan

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


3

1.1. Awal Penciptaan Alam Semesta

Fisika dinamakan ilmu “thabi’ah” (watak) yaitu Pendekatan ilmu dan pemahaman akal
manusia untuk mempelajari watak keteraturan alam. Fisika dikembangkan berdasarkan
fakta dan data, dari fakta dan data tersebut ditemukan rumus-rumus empiris fisika. Bahasa
dalam mengungkap watak keteraturan alam tersebut dinamakan rumus empiris fisika (Letmi
Dwiridal, 2017, Hikmah mekanika gravitasi, Prosiding SEMINAR NASIONAL Bidang
Fisika ISBN : 978-602-50593-08). Banyak thabi’ah fisika serta hikmah yang dapat
dipelajari dari Al-Qur’an. Khusus tentang alam semesta (alam nyata : langit dan bumi)
dapat dipelajari dengan fisika. Allah SWT ( Subhaanahu Wa Ta’aalla) memerintahkan agar
manusia memperhatikan dan meneliti (menalar) kejadian langit dan bumi serta semua yang
ada di dalamnya. Memikirkan ciptaan Allah SWT dan bukan Dzat Allah SWT, karena yang
dapat dipikirkan dan diteliti adalah semua ciptaanNYA saja. Allah SWT Yang Maha Esa
tidak serupa dengan suatu apapun (tidak sama dengan makluk ciptaanNYA). Kesemuanya
itu dilakukan untuk mengetahui dan melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah
SWT, kebenaran Rasulullah Muhammad SAW(Shallallaahu‘AlaihiWasallam) dan
kebenaran Al-Qur’an. Allah SWT mengisyratkan pengertian ini dalam Al-Qur’an :

"Katakanlah dan Perhatikanlah (dengan teliti), apa yang ada di langit dan yang
ada di bumi..." (Q.S. Yunus :101)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami dari
segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bahwa Al-Qur’an
itu benar..(Q.S Fussilat 41:53)

Ayat ini membuka pintu pemahaman bagi manusia, apa yang dimaksud oleh Allah SWT
dengan kalimat "KULINZURUU MAZAPIS’SAMAWATI WALARDHI (katakanlah dan
perhatikanlah (telitilah, pelajarilah, analisalah) semua yang ada di langit dan di bumi).
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan tentang mekanisme awal kejadian
alam semesta, proses yang terjadi saat ini dan mekanisme tentang berakhirnya alam
semesta itu. Teori-teori yang dikemukakan para ahli fisika dunia saat ini tentang alam

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


4

semesta seperti ; teori Big Bang, teori alam mengembang, Teori kehancuran/akhir alam
semesta, dan sebagainya. Semua teori tersebut pada dasarnya sudah diberitahukan oleh
Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Jadi dengan mempelajari dan memahami ayat-ayat dalam
Al-Qur’an khususnya ayat-ayat tentang alam nyata (Langit dan Bumi), InsyaAllah sungguh
banyak hikmah-hikmah yang kita peroleh. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan
Hikmah diantaranya disebutkan bahwa :

“Allah akan menganugrahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
barang siapa yang dianugerahi hikmah tersebut, ia benar-benar telah dianugerahi
kebaikan yang tak terhingga. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran (dan memahami hal ini).” (Q.S. Baqarah :269)

Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (Q.S.An-Nahl :125)

Ulama tafsir umumnya menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hikmah adalah
pengetahuan, pemahaman dan penerimaan yang luas dan benar dalam agama yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Muhammad SAW.
Ketetapan Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk disebut Sunatullah,
Ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk yang berkaitan dengan usaha dan
do’a disebut Qadar, sedangkan pendekatan pemahaman akal manusia melalui ilmu
pengetahuan tentang keteraturan alam semesta yang telah diciptakan oleh Allah SWT
disebut Thabi’ah alam (ilmu watak keteraturan alam). Sunatullah, Qadar dan Thabi’ah
alam yang ditetapkan oleh Allah SWT Yang Maha Pencipta, Maha kuasa dan Maha
kehendak.
Beberapa fakta-fakta ilmiah tentang thabi’ah alam dalam fisika dapat dilihat dari :
keterbatasan teori Fisika tak mungkin oleh Carnot yaitu efisiensi mesin tak mungkin
mencapai 100 %, keterbatasan teori Fisika tak pasti oleh Heseinberg yaitu pengukuran
posisi dan momentum partikel tak pasti, keterbatasan teori Fisika relatif oleh Einstein yaitu

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


5

ruang dan waktu itu tak mutlak tetapi adalah relatif, keterbatasan teori Fisika probability
kuantum oleh Schrodinger yaitu keadaan suatu partikel tidak dapat ditentukan secara pasti
tetapi hanya dapat ditentukan dalam bentuk peluang keadaannya. Itulah bukti keterbatasan
pendekatan akal manusia dalam memahami thabi’ah alam.
Setelah dilakukan kajian dan analisis terhadap gravitasi, maka dapat dipahami bahwa
Al-Qur’an telah lebih dahulu menjelaskan fenomena gravitasi. Hal ini dapat diketahui
melalui teori ilmiah tentang awal terbentuk alam semesta Big Bang (kompresi gravitasi),
alam semesta bergerak menjauh/meluas (gravitasi melemah) dan gambaran nanti tentang
kiamat (gravitasi tidak ada lagi). Semua rangkaian peristiwa tersebut adalah atas Kuasa
dan Kehendak Allah SWT yang Maha Pencipta Alam Semesta, dan itulah bukti
keistimewaan Al-Qur’an sebagai Wahyu Allah SWT

Gambar 1.1 ; Hikmah Mekanika Gravitasi., Prosiding SEMINAR NASIONAL


Bidang Fisika (Letmi Dwiridal, 2017, ISBN : 978-602-50593-08)

Dengan adanya penelitian dan pengamatan melalui observatorium serta satelit ruang
angkasa Tahun 2005, diperoleh kesimpulan “Teori Big-Bang” (Teori Dentuman super
Dahsyat) bahwa Alam semesta itu bermula dari satu bintang. Tahun 2005 Paul Davies ;
meluncurkan satelit astronomi ke ruang angkasa dengan dibekali alat : (COBE) Cosmic

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


6

Background Emission Explorer dan sampai dengan sekarang, prinsip kosmologis telah
berhasil dikonfirmasikan melalui pengamatan pada radiasi latar mikrogelombang kosmis,
sisa ledakan. Konsepsi inilah yang paling diterima oleh ahli kosmologi yang
menggambarkan bahwa alam semesta terbentuk melalui mekanisme ledakan. Teori ilmiah
inilah yang telah terbukti dengan teknologi modern dan yang paling diterima para ahli
fisika dunia di abad modern. Sedangkan dalam Al-Qur’an telah diberitakan sekitar hampir
1.500 tahun yang lalu dalam (QS.Al-Anbiyaa: 30).

“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami (Allah)
pisahkan antara keduanya; dan dari air Kami (Allah) jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S.Al-Anbiyaa: 30)

Keterangan yang diberikan Al-Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu
pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa
keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai
hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam waktu tertentu. Peristiwa "Big Bang",
membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 13,8 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta
dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan
modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan
yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta
muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Fakta ini,
yang baru saja ditemukan ahli fisika modern di abad 21 M ini, namun dalam Al Qur'an
sudah diberitakan pada abad 6 M yang lalu.
Para peneliti berpendapat, seharusnya ada sisa-sisa radiasi dari hasil Big Bang, dan
tidak lama setelah itu beberapa peneliti lain menemukan sisa radiasi ini yang ternyata
berhamburan di seluruh jagat raya ini berupa sisa-sisa sinar cosmic yang ditimbulkan dari
suatu ledakan maha dahsyat. bukti lainnya terdapat pada total kandungan Hidrogen dan
helium yang tersebar di seluruh jagat raya, jika alam semesta tidak memiliki awal,
seharusnya Hidrogen telah menghilang dari alam semesta ini diakibatkan perubahan atom
dari atom hidrogen menjadi atom helium. Ini bukti yang ditemukan teori Big Bang telah

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


7

dapat diterima oleh masyarakat ilmiah di seluruh dunia dan sesuai dengan apa yang telah
diberitakan Allah SWT dalam Al-Qur'an, yang diturunkan sekitar hampir 15 abad silam.

• Al-Qur'an : Surat Al-Anbiyaa ayat


30
• Ditemukan Radiasi Latar sinar
Big Bang Cosmis (COBE : Cosmic
Background Emission)
• Terbukti secara ilmiah pada abad
21

• Al-Qur'an : Surat Al-Anbiyaa ayat


30
• Ditemukan sifat Anomali Air dan
Semua makluk hidup ada air dan
Air butuh air
• Satu-satunya zat padat terapung di
cair
• Terbukti secara ilmiah pada abad
21

• Jarak Al-Qur'an turun dengan hasil


penelitian ilmiah hampir 1500
tahun
Hikmah • Bukti Al-Qur'an sebagai petunjuk
• Bukti bahwa Allah SWT mencipta
alam semesta dengan suatu
rancangan Yang Maha Sempurna

Gambar 1.2 ; Mukjizat Al-Qur’an Surat Al-Anbiyaa ayat 30 : “ Penciptaan alam


semesta oleh Allah SWT dengan rancangan Yang Maha Sempurna”

Saat dimana manusia tidak ada yang mengetahui bahwa langit dan bumi itu awalnya
satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori big bang menyatakan bahwa alam
semesta (langit dan bumi) itu dulunya satu, kemudian pecah menjadi seperti sekarang ini.
Kemudian lagi juga terbukti secara ilmiah ternyata benar segala yang bernyawa/hidup
mengandung air serta membutuhkan air. Bahkan kesimpulan ilmiah menyatakan bahwa
keberadaan air adalah suatu indikasi adanya kehidupan di suatu planet misalnya planet

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


8

bumi dan tanpa air mustahil ada kehidupan dan inilah suatu bukti kebenaran Al-Qur’an.
Satu sifat khas air yang tidak dimiliki oleh zat lain atau yang dikenal dengan sifat
anomali air dalam fisika. Misteri air terungkap ketika para ilmuwan fisika mempelajari
tentang suhu dan kalor. Mereka mengamati, bahwa semua zat akan memuai (mengembang)
jika dipanaskan. Tetapi air mempunyai keanehan dalam hal ini. Air ternyata malah
menyusut jika dipanaskan dari suhu 0 ke 4 derajat Celsius.
Ketika air menyusut massa air tetap, sedangkan volumenya berkurang, sehingga massa
jenis air akan bertambah. Ingat massa jenis = massa : volume. Sifat anomali air adalah
keanehan air yang menyusut ketika dipanaskan antara suhu 0 sampai 4 derajat Celsius.
Massa jenis air terbesar diperoleh pada suhu 4 derajat Celsius, karena pada suhu ini air
memiliki volume yang paling kecil. Jika air didinginkan dari 4 derajat Celsius ke 0 derajat
Celsius maka volume air akan mengembang. Semakin menuju ke 0 derajat celsius, semakin
kecil masa jenis air. Inilah salah satu jawaban, kenapa es mengapung di air. Jadi es
mengapung di air kerena massa jenis es lebih kecil dari massa jenis air.
Setiap benda yang dipanaskan akan memuai, volumenya akan bertambah besar.
Dengan masa (berat) yang tetap dan volume yang bertambah besar maka masa jenis benda
yang dipanaskan akan berkurang atau menjadi lebih ringan. Sebaliknya benda yang di
dinginkan akan menyusut, volumenya akan mengecil dan masa jenisnya akan bertambah
besar. Bekurangnya volume benda yang didinginkan setiap pengurangan suhu tidaklah
sama besarnya pada setiap benda. Khusus pada air, berkurangnya volume karena
penurunan suhu mengalami kelainan pada saat suhu mencapai 4 derajat Celcius, pada saat
itu volume air tidak menyusut lagi malah bertambah besar, inilah yang dinamakan anomali
air. Air memiliki fenomena luar biasa. Wajar jika Ahli fisika Stephen Hawking menjadi
Profesor di University of Cambridge tahun 2009, meneliti secara khusus tentang air. Ia
berhasil mengembangkan science melalui teori air. Karyanya berjudul A. Brief History of
Time telah menjadi best-seller dan kemudian mendapatkan Nobel dari pegiat ilmu dunia. Ia
menemukan, salah satunya tentang teori fisika air. Dalam sebuah catatan yang
ditemukannya, ia menyebut bahwa air adalah hidup dan ditujukan untuk kepentingan
kehidupan seluruh makhluk hidup. Air yang hidup dan menghidupkan itu, diteliti dia,
ternyata karena air memiliki salah satu tipikal khusus yang disebutnya dengan anomali. Air

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


9

bukan benda biasa. Ia luar biasa berbeda dengan jenis benda atau apapun yang ada di alam
ini.
Dalam kasus dinamika kulit bumi misalnya air dan gravitasi ikut berperan dalam
terjadinya deformasi kerak bumi. Indikasi deformasi ini dapat kita rasakan ketika terjadinya
gempa bumi. “bila ada gaya eksternal atau gaya luar persatuan volume, dan gaya tersebut
dapat bersumber dari aktivitas magma atau gravitasi, maka elemen medium pada bumi
mengalami deformasi” (Letmi Dwiridal, 2013) : Analisis parameter elastisitas batuan
gempabumi Sumatera tahun 1995-2010 dengan metode Wadati , Prosiding Seminar
Nasional bidang Fisika, ISBN : 978-602-98559-2-0. Gempabumi dan juga letusan
gunungapi merupakan kegiatan yg bersifat dinamik yang ditandai oleh deformasi kulit
bumi. Namun gempa sangat sulit diprediksi dan gempa bersifat lebih mendadak ketimbang
Gunung Api. Namun keduanya sangat dipengaruhi oleh gravitasi bumi atau gravitasi
benda langit pada saat itu. Peristiwa gempa bumi dapat terjadi dari patahan batuan kulit
bumi oleh gaya-gaya (termasuk gaya gravitasi) yang dikumpulkan secara perlahan-lahan,
dam gempa bumi juga dapat terjadi apabila stress shear yang mengakibatkan gaya-gaya
tersebut melebihi kekuatan (strength) batuan sehingga terjadi deformasi. (Letmi Dwiridal,
2012): Analisis parameter elastisitas batuan dengan metoda Wadati untuk data gempabumi
1995-2005, jurnal Eksakta Volume 1 tahun XIII, Februari 2012 ISSN 1411-3724
Universitas Negeri Padang. Sudah cukup banyak teori yang memperlihatkan adanya
hubungan antara terjadinya gempa-gempa besar dengan pasang surut (tide). memang tidak
selalu kondisi pasang-surut maksimum menyebabkan terjadinya gempa. hanya saja pada
saat bulan purnama dan saat bulan mati peluang terjadinya gempa sangat besar. Jadi dalam
kasus gempapun gravitasi mempunyai pengaruh.

1.2. Alam Semesta Bergerak Meluas


Al-Qur’an menjelaskan tentang pergerakan bintang-bintang di alam semesta.
Penemuan pergerakan menjauh dari bintang–bintang ini terindikasi berdasarkan pergeseran
spectrum bintang kearah merah (spectrum panjang gelombang panjang). Pada abad 20
Edwin Hubble menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya
berbanding lurus dengan geseran merahnya. Lemaître mengamati bahwa semua galaksi dan

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


10

gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi
titik pandang kita, semakin cepat pergerakan kearah panjang gelombang panjang maka
gerakan untuk menjauhnya atau gerakan mengembangnya alam semesta itu semakin cepat
pula. Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa alam bergerak meluas (mengembang) :

Dan langit itu Kami (Allah) bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya,
Kami benar-benar meluaskannya.(Q.S.Az-Zariyat:47). Dia (Allah) meninggikan
bangunannya (langit) lalu menyempurnakannya, (Q.S.An-Naziat: 28)

Sehubungan dengan alam meluas tersebut, fisikawan Alexander Friedmann juga


secara teoritis menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan dengan hasil pengamatan bahwa radiasi spektrum biru ke spektrum
merah yang berarti bintang-bintang terus bergerak saling menjauhi. Bintang-bintang terus
bergerak menjauhi satu sama lain dan ini berarti alam semesta tersebut “mengembang”.
Mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan yang tinggi. Para ilmuwan
menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang
sedang ditiup. Bintang-bintang dilangit, mengalami gerak menjauh (kecepatan radial) dan
gerak sejati (proper motions), dalam detik busur pertahun. Bintang mengalami gerak ruang
yaitu gerak dengan kecepatan radial dan kecepatan tangensial. Akibat bintang bergerak ini
maka koordinat bintang perlu dikoreksi sekitar (30-50) tahun sekali. Pada gerak saling
menjauhnya bintang-bintang ini juga pengaruh gravitasi bintang yang cendrung berkurang
(melemah) akibat konversi massa bintang menjadi energi radiasi cahaya.

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


11

Al-Qur'an :
Az-Zariyat ayat
47
“Meluaskan”
Bintang
bergerak saling
Spektrum
menjauhi Biru- Merah

ALAM
SEMESTA
MENGEMBAN
G

Gambar 1.3 ; Mukjizat Al-Qur’an Surat Az-Zariyat ayat 47: “ Allah SWT
menciptakan alam semesta dan meluaskannya “ dan baru terbukti
secara ilmiah di abad 20

Kesimpulan fisika yang diperoleh bahwa bintang bergerak menjauh atau alam semesta
mengembang/meluas, hal ini membuktikan bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan langit
itu Kami (Allah) bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya (Q.S.Az-Zariyat:47). Al-Qur’an telah memberitakan pengembangan atau
meluasnya alam semesta ini sekitar hampir 1500 tahun yang lalu, jauh sebelum para
ilmuwan menemukannya. Sungguh…Mahabenar Allah SWT dengan segala firman-Nya.

1.3. Akhir Alam Semesta


Bagaimana kejadian yang digambarkan Al-Qur;an tentang akhir alam semesta/kiamat
?. Al-Qur’an telah menjelaskan mekanisme yang akan terjadi saat akhir alam semesta
/kiamat.

Hari Kiamat, Apa itu hari Kiamat, Tahukah kamu Kiamat itu, Pada hari kiamat itu
manusia seperti anai-anai terbang, Dan saat kiamat itu gunung-gunung seperti
kapas beterbangan (Q.S. Al-Qari’ah:1-5). Ingatlah pada hari ketika, bumi dan
gunung-gunung berguncang keras dan jadilah gunung-gunung itu seperti pasir
bertaburan. (Q.S.Al-Muzzammil:14). Apabila bumi diguncang dengan guncangan yang
dahsyat dan bumi mengeluarkan beban-bebanya yang berat (yang dikandungnya).

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


12

(Q.S.Az-Zalzalah:1-2). Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan (Q.S.Al-Infitar :


2). Dan apabila bintang-bintang berjatuhan (Q.S.At-Takwir : 2).

Jika dianalisa secara ilmiah, kiamat akan terjadi jika Allah SWT berkehendak
menghilangkan gravitasi. Banyak Ilmuwan muslim mengembangkan ilmu pengetahuan
dengan pengamatan Langit dan bumi terinspirasi dari ayat-ayat Al-Qur’an. Islam sangat
mendorong dan menyuruh umatnya untuk mempelajari ilmu alam (sains) termasuk ilmu
Fisika diantaranya mekanika gravitasi langit dan bumi.
Ilmuwan muslim Al-Biruni (973 M) dan Al-Kazini (1045 M), telah mempelajari ilmu
gravitasi yang terinspirasi dari ayat-ayat Al-Qur’an. Diantara karyannya termasuk gaya
berat dan energi potensial gravitasi. Setelah ilmuwan muslim tersebut, maka Newton (1727
M) melanjutkan pembahasan tentang gaya gravitasi atau hukum gravitasi umum.
Persamaan gravitasi umum dalam : Trianta, Alexander, (2000), Mekanika, Quality for
Undergraduate Education (QUE), Project Departement of Physics Faculty of Mathematics
and Natural Sciences, dinyatakan dengan persamaan berikut :

”gaya gravitasi (interaksi tarik menarik) antara dua materi


bermassa sebanding dengan perkalian kedua massa tersebut
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya”.
m1 = massa benda pertama (kg), m2 = massa benda kedua (kg),
Persamaan
r = jarak antara kedua benda (meter), G = Konstanta gravitasi
Gravitasi Umum (G = 6,673 x 10-11Nm2/kg2), dan F = gaya gravitasi antara
kedua benda (N).

Albert Einstein (1955 M) dengan teori tiga dimensi gaya gravitasi dalam bentuk
kelengkungan ruang waktu. Stephen William Hawking, (2011 M) : alam semesta ini
berawal dan berakhir melalui konsepsi gravitasi “keteraturan alam semesta ini akan
berakhir ditandai dengan hilangnya gravitasi” artinya ketika tidak ada lagi gravitasi.
Manusia dan gunung berterbangan, bumi mengeluarkan isi yang dikandungnya serta
bintang-bintangpun berjatuhan karena tidak ada lagi gravitasi . Gambaran ini sesuai dengan
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


13

Penulis dalam Seminar Nasional perguruan tinggi negeri wilayah barat (Sumatera,
Jawa dan kalimantan) bidang Fisika tahun 2017, telah menyampaikan argumentasi ilmiah
tentang mekanika gravitasi bahwa “ gravitasi sangat eksis pada mekanisme keseimbangan
alam dalam interaksi tarik menarik benda-benda alam semesta (langit dan bumi). Hal ini
secara ilmu fisika dapat dibuktikan melalui persamaan dan gambaran jika gravitasi tidak
ada (G=0) maka benda-benda yang mengintari bumi lepas/berterbangan seperti gambar
(1.4) berikut :

Gambar 1.4 ; Hikmah Mekanika Gravitasi. Prosiding SEMINAR NASIONAL


Bidang Fisika (Letmi Dwiridal, 2017, ISBN : 978-602-50593-08)
Saat Kiamat/Gravitasi tidak ada lagi, secara matematika fisis rumus fisika tidak berlaku
lagi, karena G=0 maka F=0. Jadi sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita
ungkap dengan teknologi abad sekarang ternyata telah dinyatakan dalam Al Qur’an
hampir sekitar 1500 tahun lalu pada (Q.S. Al-Qari’ah:1-5, Q.S. Al-Muzzammil:14, Q.S. Az-
Zalzalah:1-2, Q.S. Al-Waqi’ah:4-6, Q.S.Al-Infitar : 2, Q.S.At-Takwir : 2). Secara lengkap

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


14

peristiwa yang terkait dengan peristiwa kiamat, sebagai akibat dari kehendak dan kuasa
Allah SWT mencabut/menghilangkan gravitasi dapat dibaca gambar bagan berikut :

• Bintang • Benda
bintang langit
berjatuhan berhenti
Bumi mengorbit
Bergoncang Manusia dan
dan menjadi Gunung
berterbangan
kosong

Air Laut Gravitasi


meluap / tidak ada
lepas lagi
• Rumus Fisika • Matahari
tak berlaku terbit di
lagi (G,g =0)
Barat

Gambar 1.5 ; Mukjizat Al-Qur’an : “ Jika Allah SWT berkehendak kiamat maka alam
semesta hancur dan keteraturan alam tidak ada lagi “ dan Rasional
kehancuran ini sesuai dengan ilmu pengetahuan Fisika di abad 21

Apabila kita renungkan kembali saat Al-Qur’an diturunkan 15 abad sebelumnya,


rasional kehancuran/kiamat yang dijelaskan diatas, belum sesuai dengan rasional manusia
tentang kehancuran/kiamat saat itu sedangkan Al-Qur’an telah menjelaskan lebih dahulu.
Rasional manusia tentang kehancuran/kiamat saat itu mungkin saja digambarkan dengan ;
banjir besar manusia tengelam, topan, badai dan hujan batu, gempa besar dan tanah rengkah
serta manusia tengelam kedalam rengkahan tanah, dan sebagainya. Semua kehancuran

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


15

tersebut dimana gravitasi masih ada, sedangkan Al-Qur’an sudah menjelaskan gambaran
kehancuran/kiamat sesuai dengan yang dirumuskan secara ilmiah oleh ilmuwan saat
sekarang.
Rasulullah Muhammad SAW menerima Wahyu (Al-Qur’an) dari Allah SWT Yang
Maha Pencipta dan Yang Maha Perencana. Berdasarkan sudut pandang ilmu pengetahuan
fisika, peristiwa kiamat itu berkaitan dengan thabi’ah dan hikmah gravitasi. Jika kita
perbandingkan peristiwa tersebut dengan analisa fisika dari aspek kognitif (C) sudah pada
pemikiran tingkatan evaluasi dan tidak pada taraf berfikir rendah lagi seperti; Ingatan(C1),
Pemahaman (C2) atau Aplikasi (C3) tetapi sudah pada tingkat pemikiran yang tinggi yakni
tingkat Analisa (C4), Sintesa (C5), Evaluasi (C6) artinya : jika Allah SWT berkehendak
kiamat maka gravitasi saat itu tidak ada lagi. Sedangkan Rasulullah Muhammad SAW itu
bukanlah seorang ilmuwan dan itulah tanda bahwa Al-Qur’an itu benar serta bukti
mukjizat Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT Yang Maha Pencipta, SubhanAllah.
Jadi sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi
abad sekarang ternyata telah dinyatakan oleh Al-Qur’an dalam waktu 15 abad sebelumnya.
Apabila kita tinjau sejarah perluasan dan kemajuan ilmu pengetahuan oleh ilmuwan
muslim terjadi pada abad ke 6 M sampai abad ke 14 M. Pada abad ke 15 terjadi revolusi
ilmu oleh barat terhadap ilmuwan muslim sebagai akibat dari akhir perang salib yang
ditandai dengan jatuhnya kalifah Usmaniyah (konstatinopel/Istambul) tahun 1453 M,
peristiwa ini dinamakan oleh barat dengan Renaissance (ensiklopedi sejarah renaissance).
Masih banyak isyarat dan hikmah dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan Fisika.
Pembahasan lebih lanjut tentang fisika dalam Al-Qur’an, dapat dilihat pada penjelasan
ayat-ayat berikut; dituliskan dalam bentuk (Al-Quran.Surat. nomor surat ; nomor ayat)
Fisika alam semesta : (Q.S.2;22), (Q.S.3;190,191), (Q.S.39;5,9), (Q.S.10;101), (Q.S.12;105),
(Q.S.13;2), (Q.S.21;30,33), (Q.S.31;20), (Q.S.35;28,35), (Q.S.37;6), (Q.S.45;13), (Q.S.50;6-11),
(Q.S.51;47), (Q.S.73;14), (Q.S.79;28), (Q.S. 81;1-29), (Q.S.82;1-19), (Q.S.84;1-25), (Q.S.88;1-26),
(Q.S.99;1-8), (Q.S.101;1-11)

Fisika antariksa, Bintang: (Q.S.2;29,189), (Q.S.3;190,191), (Q.S.5;75), (Q.S.6;97),


(Q.S.10;5,101), (Q.S.15;16,17,18), (Q.S.39;6), (Q.S.17;12), (Q.S.20;114), (Q.S.21;30,33),
(Q.S.52;35,36), (Q.S.79;27,28), (Q.S.23;14,17), (Q.S.26;210-212), (Q.S.76;2), (Q.S.27;64),

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


16

(Q.S.30;50), (Q.S.36;37-40), (Q.S.37;6-10), (Q.S.44;7), (Q.S.53;46), (Q.S.67;3-5), (Q.S.72;8,9),


(Q.S.75;37), (Q.S.77;20), (Q.S.85;1-3,9), (Q.S.86;1-3,11), (Q.S.87;1-2), (Q.S.96;1-5)

Fisika fluida, kelautan : (Q.S.2;50,164), (Q.S.5;96), (Q.S.6;59,63,97), (Q.S.7;138,163),


(Q.S.10;22,90), (Q.S.14;32), (Q.S.16;14), (Q.S.17;66,67,70), (Q.S.18;61-63,79109), (Q.S.20;77),
(Q.S.22;65), (Q.S.24;40), (Q.S.26;63), (Q.S.25;53), (Q.S.27;61-63), (Q.S.30;41) (Q.S.31;27,31),
(Q.S.35;12), (Q.S.42;32-34), (Q.S.43;12,13), (Q.S.44;24), (Q.S.45;12), (Q.S.52;6),
(Q.S.55;19,20,24), (Q.S.81;6), (Q.S.82;3)

Fisika waktu, cahaya, Siang & malam : (Q.S.2;28,185,189,194), (Q.S.3;27), (Q.S.4;40),


(Q.S.5;2,97), (Q.S.6;96), (Q.S.7;143), (Q.S.9;26,36,38,51), (Q.S.10;5,24,61), (Q.S.13;2),
(Q.S.15;19), (Q.S.17;1), (Q.S.22;47), (Q.S.25;62), (Q.S.27;88), (Q.S.28;71-72), (Q.S,37;5),
(Q.S.32;5,11), (Q.S.36;37,39,40), (Q.S.39;5), (Q.S.56;85), (Q.S.70;4,40), (Q.S.89;1-4), (Q.S.91;1-
4), (Q.S.92;1-2), (Q.S.93;1-2), (Q.S.99;7,8), (Q.S.100;1-4), (Q.S.103;1-3)

Fisika Atmosfere, angin, awan, hujan : (Q.S.2;164,266), (Q.S.3;117), (Q.S.6;99), (Q.S.7;57),


(Q.S.10;22), (Q.S.13;12,17), (Q.S,14;18), (Q.S.15;22), (Q.S.16;10), (Q.S.17;68,69), (Q.S.18;45),
(Q.S.21;81,104), (Q.S.22;31), (Q.S.23;18), (Q.S.24;40,43), (Q.S.25;48,53), (Q.S.27;63,58,88),
(Q.S.30;46-51), (Q.S.31;34), (Q.S.32;27), (Q.S.33;9), (Q.S.34;12), (Q.S.35;9,12), (Q.S.36;37),
(Q.S.39;21), (Q.S.42;28,33), (Q.S.45;5), (Q.S.46;24-25), (Q.S.51;7,41-42,47), (Q.S.52;44),
(Q.S.53;1), (Q.S.54;19-20), (Q.S.56;68-69), (Q.S.69;6-7), (Q.S.71;15), (Q.S.72;8), (Q.S.86;1-4,11)

Fisika bumi & Gunung : (Q.S.2;22), (Q.S.7;74), (Q.S.10;24), (Q.S.11;43), (Q.S.13;2,3),


(Q.S.15;19,82), (Q.S.16;15,81), (Q.S.18;47), (Q.S.19;90), (Q.S.20;53,105-107), (Q.S.21;30,31,79),
(Q.S.22;18,65), (Q.S.25;62), (Q.S.26;63,149,150), (Q.S.27;61,88), (Q.S.28;71-72), (Q.S.29;40),
(Q.S.30;25), (Q.S.31;10), (Q.S.33;72), (Q.S.34;2,9,10), (Q.S.35;27,41), (Q.S.36;37,40),
(Q.S.37;5), (Q.S.38;18,19), (Q.S.41;10), (Q.S.50;744, (Q.S.52;10), (Q.S.56;5-6), (Q.S.69;14),
(Q.S.70;9,40), (Q.S.73;14), (Q.S.77;10,27), (Q.S.78;7,20), (Q.S.79;30,32), (Q.S.81;3), (Q.S.88;19),
(Q.S.95;2), (Q.S.99;1-2), (Q.S.101;5)

Penjelasan dan pemilihan tentang nomor surat dan nomor ayat dalam Al-Qur’an ini,
disesuaikan dengan makna dan hikmah fisika yang terdapat dalam beberapa terjemahan dan
tafsir Al-Qur’an oleh Ulama Islam. Semua terjemahan dan tafsir Al-Qur’an tersebut telah
mendapat legalitas dari Departemen Agama Republik Indonesia.

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


17

2..Tanda-tanda kebesaran Allah SWT Melalui Hikmah dan Thabi’ah Gravitasi

Dari uraian sebelumnya, penulis menyampaikan pesan dakwah yang diperoleh setelah
mempelajari mekanika gravitasi langit dan bumi atau mekanika gravitasi alam semesta,
tentang awal penciptaan, keadaan sekarang dan gambaran hari akhir (kiamat) dengan
hikmah-hikmahnya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan Hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.(Q.S.An-Nahl 125). Allah
menganugerahkan Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan As-
Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi
Hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-
orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.(Q.S. Al-Baqarah: 269)

Kata hikmah dengan segala bentuknya dalam Al-Qur’an berjumlah 208 kali tersebar dalam
beberapa surat. Menurut Prof.Dr. Mahmud Yunus, dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
(1973)”: Al-Hikmah merupakan kemampuan dan ketepatan dalam mempelajari dan
memahami kebenaran berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ulama tafsir sepakat
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Hikmah adalah pengetahuan, pemahaman dan
penerimaan yang luas dan benar dalam agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist
Rasulullah Muhammad SAW.
Bagi kita orang Fisika, kemampuan dan ketepatan dalam mempelajari dan memahami
kebenaran fisis alam semesta (langit dan bumi) berdasarkan penjelasan Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Oleh karena saintis fisika tidak memiliki keahlian tentang ilmu tafsir dan ilmu
hadits, maka dalam mempelajari thabi’ah dan hikmah mekanika gravitasi langit dan bumi
ini berpedoman kepada terjemahan dan tafsir Al-Qur’an serta Hadist (As-Sunnah) oleh
Ulama-ulama besar Islam.
Dalam Al-Qur’an Surat .Al-Anbiyaa : 30 dinyatakan tentang Big bang dan air :
“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami (Allah) pisahkan antara
keduanya; dan dari air Kami (Allah) jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S.Al-Anbiyaa: 30)

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


18

Berdasarkan ayat tersebut Allah SWT telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big
Bang (teori ledakan besar) adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah, melalui satelit
astronomi ke ruang angkasa dengan dibekali alat : (COBE) Cosmic Background Emission
Explorer tahun 2005. Begitu juga air, dari air dijadikan segala sesuatu yang hidup dan
diciptakan dengan thabi’ah anomali yang dikenal dengan anomali air. Sedangkan hal ini
kemudian baru terbukti bahwa semua yang hidup perlu air pada abad 21. Meskipun
sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya,
namun akhirnya bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang dan teori anomali air
diterima secara penuh oleh ilmuwan serta masyarakat ilmiah.
Banyak hal yang dapat kita pelajari tentang thabi’ah dan hikmah gravitasi yang telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an. Pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki
teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak
jutaan kilometer, bahkan milyaran tahun cahaya, tidak pula pengetahuan fisika ataupun
astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah
bahwa ruang angkasa dipenuhi lintasan dan garis edar.
Telah banyak bukti yang menyatakan bahwa Al-Qur’an memiliki informasi-
informasi yang bisa menjadi landasan bagi kita untuk memahami realitas alam semesta
(langit dan bumi). Alam semesta sedang mengalami gerak meluas atau mengembang ke
segala arah . Hikmah pengembangan alam semesta itu diciptakan oleh Allah SWT supaya
tidak lenyap melalui mekanisme keseimbangan. Dimensi Fisika yang memiliki peran besar
dalam interaksi materi untuk keseimbangan alam adalah : Gravitasi
Awal penciptaan alam semesta (Big Bang) yang mengambarkan keterkaitan
gravitasi, waktu dan air. Kemudian alam meluas yang dibuktikan dengan bintang-bintang
bergerak menjauh melalui perekaman pergeseran spektrum biru ke arah spektrum merah
karena gravitasi melemah akibat bintang-bintang mengkonversi massa menjadi energi.
Gravitasi juga membentuk pola garis edar masing-masing benda langit termasuk garis
edar bumi, bulan dan matahari untuk waktu-waktu tertentu. Melalui tata koordinat benda
langit (Horizon, Ekuator dan Ekliptika) dapat merumuskan waktu. Waktu tersebut dipakai
untuk menentukan waktu dalam ibadah, bahkan dalam ibadah Sholat juga terkait waktu,
air dan gravitasi, seperti menentukan awal masuk waktu sholat, air untuk bersuci dan

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


19

berwuduk serta pengaruh gravitasi terhadap kerja jantung untuk memompakan darah
dalam gerakan sholat yaitu saat posisi badan berdiri, rukuk dan sujud.
Pengaruh gravitasi pada gerakan sholat dapat membantu kerja jantung untuk
memompakan darah keseluruh tubuh. Pada saat badan berdiri posisi kepala lebih tinggi
dari jantung maka kerja jantung cukup berat untuk memompakan darah ke kepala
dibandingkan saat posisi rukuk maupun sujud. Pada saat badan rukuk posisi jantung sama
tinggi dengan kepala sehingga kerja jantung agak berkurang apalagi ketika sujud dimana
posisi jantung justru lebih tinggi dari posisi kepala sehingga lebih memudahkan kerja
jantung untuk memompakan darah ke kepala. Jadi saat sujud merupakan saat yang lebih
nyaman kita rasakan dalam sholat.
Hikmahnya saat sujud kerja jantung lebih ringan namun suplai darah ke otak (kepala)
lebih optimal. Saat sujud kita mengagungkan Allah SWT Yang Maha Suci lagi Maha
Tinggi. Saat sujud kita merendahkan kepala sampai ke lantai tempat sujud, hal ini juga
mengandung hikmah bahwa ilmu di kepala manusia itu sangat rendah dan sangat sedikit
sekali sehingga manusia perlu menghambakan diri kepada Allah SWT serta tidak berlaku
sombong di muka bumi ini apalagi terhadap Allah SWT Yang Maha Besar lagi Maha
Pencipta.
Gravitasi juga eksis pada gambaran akhir alam semesta yang dijelaskan bahwa
manusia dan gunung berterbangan, bintang-bintang berjatuhan, hal ini berarti juga terkait
gravitasi dimana gravitasi tidak ada lagi. Hikmah dari semuanya tersebut adalah: Alam
semesta diciptakan Allah SWT dengan suatu perencanaan yang sempurna dan
Sunatullah(ketetapan) yang sangat teliti melalui thabi’ah/keteraturannya. Jadi Islam
dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, sangat jelas dan
nyata sekali keterkaitan kebenaran ilmu dengan amal ibadahnya.
Secara garis besar keterkaitan gravitasi-waktu-air dan ibadah dalam Islam tergambar
dalam bagan berikut :

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


20

Gambar 2.1 : Hikmah gravitasi pada air,waktu dan gerak dalam Ibadah Sholat

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa : keteraturan alam semesta : gravitasi,
waktu, air terkait dengan pelaksanaan ibadah dalam Islam. Semua hal tersebut sudah
dijelaskan dalam Al-Qur’an. SubhanAllah sungguh Maha Benar Allah SWT yang telah
menciptakan alam semesta dengan keteraturan yang sempurna, memerintahkan untuk
beribadah kepadaNYA juga terkait dengan keteraturan yang telah diciptakanNYA.

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


21

3.1.Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan thabi’ah dan hikmah mekanika gravitasi alam semesta
(langit dan bumi) di atas dapat kita ketahui bahwa : Satu-satunya agama yaitu Islam,
dimana dalam pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT, ada kaitan dengan
(memanfaatkan) keteraturan alam semesta (Langit dan Bumi) yang telah
diciptakanNYA.

Allah SWT Menciptakan Langit dan Bumi dengan keteraturan yang juga terkait
dengan pelaksanaan Ibadah ( gravitasi, Air, garis edar, waktu )

Allah SWT dalam Al-Qur’an menyatakan :

“Dialah (Allah SWT) yang telah mengutus Rasul-Nya (Muhammad SAW) dengan
membawa ilmu dan amal, untuk dimenangkan-Nya atas segala agama lain, walaupun
orang-orang musyrikin tidak menyukai” (Q.S. At-Taubah:33).

Hikmah : “Satu-satunya agama yaitu Islam, dimana dalam pelaksanaan ibadah


kepada Allah SWT ada kaitan dengan keteraturan alam semesta (Langit dan Bumi)
yang telah diciptakanNYA” . Keteraturan tersebut contohnya : waktu,air,gravitasi
dalam pelaksanaan ibadah Sholat (dengan gravitasi garis edar matahari,bulan dan bumi
menjadi teratur sehingga dapat menentukan dan menghitung waktu sholat dan dengan Air
digunakan untuk berwuduk sebelum sholat serta dalam gerakan sholat ada gerakan
berdiri, rukuk dan sujud yang semuanya itu ada pengaruh gravitasi pada kerja jantung
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh). SubhanAllah…Allahuakbar….Maha Besar
Allah SWT dengan segala ciptaanNya

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


22

3.2.Harapan
Penjelasan tentang hikmah Gravitasi pada awal sampai akhir penciptaan alam
semesta, Gravitasi berperan pada garis edar, sedangkan garis edar berhubungan dengan
waktu dan waktupun erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah. (Letmi Dwiridal, 2018
:“Hubungan Hikmah mekanika gravitasi dengan Ibadah dalam Islam”, Materi ceramah
yang penulis sampaikan pada acara Mubarokh yang dihadiri oleh seluruh civitas
akademik Universitas di Mesjid Raya Al-Azhar, Universitas Negeri Padang).
Allah SWT mencipta langit dan bumi dengan keteraturan serta rancangan yang
sangat sempurna. Gravitasi sangat eksis dalam keteraturan alam semesta (langit dan
bumi), bahkan juga terkait dalam pelaksanaan ibadah. Semuanya itu telah dijelaskan
dalam Al-Qur’an. Hal tersebut merupakan bukti bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk dan
sumber ilmu pengetahuan bagi manusia yang berfikir. Hikmahnya mari kita
membayangkan bahwa jika suatu hari nanti Allah SWT berkehendak : gravitasi langit
dan bumi dimatikan atau dihilangkan dan tiba-tiba tidak ada gaya gravitasi di bumi dan di
langit, hal ini akan berubah menjadi hari yang sangat buruk dan itulah gambaran
terjadinya kiamat (kehancuran alam semesta), SubhanAllah.
Fisikawan sangat memahami secara sains bahwa gravitasi merupakan konsekuensi
yang paling utama pada alam semesta, kejadian serta akhir alam semesta ini sangat erat
hubungannya dengan gravitasi. Sangat ironis sekali apabila kita perhatikan hampir semua
buku bacaan fisika di sekolah bertuliskan gambar dan cerita tentang konsep awal gravitasi
dengan jatuhnya buah apel. Ceritanya Newton sebelum menuliskan gravitasi, duduk
bermenung dibawah pohon apel kemudian apel jatuh di kepalanya. Dengan menyaksikan
peristiwa tersebut, Newton seolah-olah mendapat inspirasi tentang gravitasi. Pada hal cerita
fiktif ini merupakan rekayasa oleh Voltaire pada abad ke 18 (www.academia.edu/ 25 alasan
kenapa Newton tidak penemu gravitasi). Sedangkan Al-Qur’an telah lebih dahulu (paling
awal) menjelaskan gravitasi seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Sangat relevan dengan Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) nomor : VII tahun 2005
bahwa, Pertama : mengingatkan kita sebagai umat Islam maupun sebagai warga Negara
bahwa sekulerisasi, Pluralisasi dan liberalisasi adalah Haram. Jadi harapannya umat Islam
janganlah sampai terpengaruh oleh sekulerisasi, Pluralisasi dan liberalisasi yang berkedok

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


23

ilmu/beraroma akademik tapi menyesatkan. Kedua; masalah besar umat sekarang ini adalah
masalah ilmu yang berawal dari kelemahan umat dalam memahami Islamic worldview
(wawasan pemikiran)”. Jadi hal inilah yang merupakan problem yang sangat fundamental
dalam kancah pemikiran umat Islam saat ini, yang perlu kita perjuangkan bersama sebagai
kewajiban beramar ma’ruf nahyi munkar, InsyaAllah.

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an dan As-Sunnah


1. Prof. Dr. Mahmud Yunus, (1969) dan (1973), Al-Qur’an dan Terjemahannya (Tafsir
Al-Qur’an al karim) oleh Jakarta, PT Hidakarya Agung
2. Departemen Agama Republik Indonesia, (1999), Al-Qur’an dan Terjemahannya , Al
Mubin, Semarang
3. Departemen Agama Republik Indonesia, (2007), Syaamil Al-Qur’an (terjemahan
perkata), Mushaf Al-Qur’an , Jakarta.
4. Muslich Shabir, (2004), Terjemah Riyadhus Shalihin, , Jilid 1 dan 2, Semarang,
B. Fisika/Geofisika/Astrofisika
1. Atam P. Arya, (1990), An Introduction to Classical Mechanics, Prentice Hall.
2. Dwiridal,Letmi, (2017), Hikmah mekanika gravitasi, Prosiding Seminar Nasional
Bidang Fisika, Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat BKS PTN (Sumatera, Jawa,
Kalimantan), ISBN : 978-602-50593-08.
3. Dwiridal,Letmi, (2013), Analisis parameter elastisitas batuan gempabumi Sumatera
tahun 1995-2010, Prosiding Seminar Nasional bidang Fisika, Perguruan Tinggi
Negeri Wilayah Barat BKS PTN (Sumatera, Jawa, Kalimantan), ISBN : 978-602-
98559-2-0.
4. Dwiridal, Letmi (2012), Analisis parameter elastisitas batuan dengan metoda
Wadati untuk data gempabumi 1995-2005, jurnal Eksakta Volume 1 tahun XIII,
Februari 2012, Universitas Negeri Padang, ISSN 1411-3724
5. Dwiridal,Letmi (2018) :“Memahami Hikmah mekanika gravitasi Langit dan bumi
dengan Ibadah dalam Islam”, Materi ceramah yang penulis sampaikan pada acara

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


24

Mubarokh yang dihadiri oleh seluruh civitas akademik Universitas di Mesjid Raya
Al-Azhar, Universitas Negeri Padang.
6. Halliday dan Resnick, (1991), Fisika Jilid I, Terjemahan, dan Young, Hugh D. &
Freedman, Roger A, (2002), Fisika Universitas (terjemahan), Erlangga, Jakarta.
7. Hamid, F.Z. (2008), Liberalisasi Pemikiran Islam ,123 pages Published August
2008 by Center For Islamic And Occidental Studies (CIOS), direktur Institute for
the Study of Islamic Thought and Civilization, Jakarta).
8. Giancoli, D.C, (1984). General Physic. Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs, New
Jersey.
9. Keith R. Symon, (1980), Mechanics, Addison Wesley.
10. Grant R. Fowles, (1986), Analytical Mechanics, Saunders College Publishing.
11. Ibrahim,Subardjo, (2000), Seismologi, BMKG Jakarta.
12. Lilie,Borman,(1999), Introduction to seismology, McGraw-Hill, International New
York, AS.
13. Roy,A and Clarke,D, (2006), Astronomy Principles and Practice 4 th Edition,
Institute of Physics, Publishing Bristol and Philadelphia.
14. Inglis,Mike, (2007), Astrophysics is easy, An Introduction for The Amateur
Astronomer, Pringer-Verlag, London.
15. Jones, Barrie, (2007), Discovering The Solar System, Second Edition, John Willey
& Son, England.
16. Karttunen,H and Kroger,P, (2008), Fundamental Astronomy, Heidelberg, New
York.
17. Swihart, T,L, (1968), Astrophysics and Stellar Astronomy, John Willey & Sons,
New York.
18. Sutantyo, Winardi, (1984), Astrofisika mengenal bintang, Departemen Astronomi,
Boscha, ITB Bandung
19. Trianta, Alexander,(2000), Mekanika, Quality for Undergraduate Education (QUE),
Project Departement of Physics Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
Institut Teknologi Bandung.

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )


25

Letmi Dwiridal :(2018) ( Hikmah Mekanika Gravitasi )

Anda mungkin juga menyukai