Anda di halaman 1dari 7

TAFSIR TARBAWI :

Astronomi Dalam Al-Qur’an


Sawal, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam Al-Qur’an
Email : (ss8030295@gmail.com)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar Astronomi berbasis Al-Quran
pada materi pengetahuan dasar-dasar Astronomi. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
library reseach (Penelitian Kepustakaan), yang dilakukan dengan cara 1) membaca, 2 mengkaji,
3) menyajikan data, 4) menganalisis dan menafsirkan, 5) Menyimpulkan ayat pendidikan
berkaitan dengan Astronomi. Hasil penelitian ini menunjukkan. 1) Bahwa ternyata Allah telah
mendefinisikan dalam al-Quran ada sejumlah ayat berkaitan dengan Astronomi, Surah Q.S Yasin
ayat 2) Nilai pendidikan dalam Al-Qur’an tentang Astronomi, Hasil Penelitian ini Menunjukan
1) Bahwa ternyata Allah telah mendefinisikan dalam al-Quran ada sejumlah ayat berkaitan
dengan Astronomi, Q.S Yasin ayat 38. 2) Nilai pendidikan dalam Al-Qur’an tentang Astronomi,
3) Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit. Astronomi, juga
disebut ilmu bintang atau ilmu falak, adalah ilmu alam yang mempelajari benda langit dan
fenomena alam yang terjadi di luar Bumi, termasuk fenomena di atmosfer atas Bumi yang
berasal dari luar angkasa seperti meteor dan aurora
Kata kunci: Astronomi, Al-Qur’an

ABSTRACT
This study aims to produce a product of Al-Quran-based Astronomy teaching materials on the
basic knowledge of Astronomy. Qualitative research method with library research approach,
which is carried out by 1) reading, 2 reviewing, 3) presenting data, 4) analyzing and interpreting,
5) Summarizing educational verses related to Astronomy. The results of this study show. 1) That
it turns out that Allah has defined in the Qur'an there are a number of verses related to
Astronomy, Surah Q.S Yasin verse 2) The value of education in the Qur'an about Astronomy, the
results of this study show 1) That it turns out that Allah has defined it in the Qur'an there are a
number of verses related to Astronomy, Q.S Yasin verse 38. 2) The value of education in the
Qur'an about Astronomy, 3) Astronomy is the study of celestial bodies. Astronomy, also called
astronomy or astronomy, is the natural science that studies celestial bodies and natural
phenomena occurring outside Earth, including phenomena in Earth's upper atmosphere that
originate from outer space such as meteors and auroras.
Kata kunci: Astronomy, Al- Qur'an

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan dan terarah. Adapun tujuan yang
hendak dicapai ialah terbentuknya sebuah kepribadian yang sempurna dan utuh sebagai
manusia yang individual dan sosial, serta hamba Tuhan yang senantiasa mengabdikan diri
kepada-Nya. 1
Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit.
Astronomi, juga disebut ilmu bintang atau ilmu falak, adalah ilmu alam yang
mempelajari benda langit dan fenomena alam yang terjadi di luar Bumi, termasuk
fenomena di atmosfer atas Bumi yang berasal dari luar angkasa seperti meteor dan
aurora. Oleh kerena itu yang melatar belakangi kajian ini adalah, penulis berupaya
mengungkap tentang ayat-ayat Astronomi dalam presfektif pendidikan al-Quran.
Berdasarakan penelusuran penulisan ditemukan sejumlah riset terdahulu, yang
berkaitan dengan kajian ini. 1) A. N. Rasyid dengan judul astronomi dan kosmologi dalam
perspektif Al-Qur’an. kajian ini menyimpulkan bahwa Pembahasan tentang alam semesta
memberitahukan bahwa tidak akan pernah berakhir dan akan selalu menarik untuk
didiskusikan, karena objek pembahasan merupakan sumber pengetahuan maka hal itu
pun akan selalu menarik untuk diteliti Ayat-Ayat Al Qur’an juga membicarakan tentang
bagaimana alam semesta itu terbentuk serta latar belakang kejadiannya. Dalam surah Al-

1
Damhuri. Ibnu Rawandy, Qomaria Abusama1, Kasim Yahiji2, “Actuating Pendidikan Dalam Pandangan
Al-Qur’an Dan Hadits,” jurnal Al-Himayah 4, no. oktober (2020): 298–310,
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ah/article/view/2125.
Mu’min ayat 57, menjelaskan tentang periode penciptaan alam memakan waktu yang
relatif lama.2
Demikian pula penelitian oleh 2) Isa Nahdi, Ade Wahidin, dan Rumba Triana dengan
judul Astronomi Dalam Al-Qur’an. Kesimpulan riset ini adalah Dari banyak penafsiran
dapat disimpulkan bahwa matahari itu tidak statis bahkan berjalan pada garis edarnya ini
sesuai dengan ẓahir Q.S. Yāsin ayat 38, begitu juga dengan penafsirannya yang senada
dengan Ibnu Kathir, Shaikh Uthaimin, Shaikh Ibnu Bāz bahkan penafsiran sahabat yakni
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas Raḍiallāhu’anhumā bahkan menjadi fatwa resmi Lajnah
Dāimah. Berbeda dengan bumi yang bersifat statis yang mana sesuai dengan Q.S. Al-
Nahl ayat 15. Jika seandainya bumi bergoncang dengan kencang maka manusia tidak ada
yang dapat hidup di atasnya, lalu bagaimana bisa manusia hidup di atas bumi yang
berotasi melebihi kecepatan peluru, yakni peluru memiliki kecepatan 313 km/jam
sedangkan bumi yang diklaim memilki kecepatan rotasi 1.600 km/jam, maka ini
bertentangan dengan naṣ Alquran, Al-Sunnah, dan juga akal sehat.3 3) Abdul Kadir
dengan judul Al-Qur Dan Astronomi Kesimpulan riset ini adalah Al-Quran untuk
merenungkan struktur bangunan langit itu mengandung anjuran untuk memfungsikan
akal dalam merenungkan hukum-hukumnya untuk diketahui dengan cara penelitian atau
studi. Rapinya struktur bangunan alam merupakan salah satu syarat keseimbangan dan
keteraturan hukum yang berlaku di alam raya sesuai dengan kehendak dan ketentuan
Allah. Al-Quran berulang-ulang menyebutkan langit dan bumi diciptakan untuk
kepentingan manusia.4
2. Metode Penelitian
Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan library reseach (Penelitian
Kepustakaan), yang dilakukan dengan cara 1) membaca, 2 mengkaji, 3) menyajikan data,
4) menganalisis dan menafsirkan, 5) Menyimpulan ayat pendidikan berkaitan dengan
Astronomi

2
Perspektif Al, Q U R An, and A N Rasyid, “3-Article Text-66-1-10-20200614” 1 (2020): 39–49.
3
Studi Tafsir et al., “Astronomi Dalam Al-Qur’an” (n.d.): 229–244.
4
Abdul Kadir, “Al Qur’an Dan Astronomi,” Alasma: Jurnal Mediia Informasi dan Komunikasi Ilmiah 1,
no. 2 (2019): 195–208.
B. PEMBAHASAN
1. Ayat Tentang Astronomi
Q.S Yasin ayat 38

‫ي ِل ُم ْستَقَ ٍّر لَّ َها ٰۗذ ِل َك ت َ ْق ِدي ُْر ْال َع ِزي ِْز ْال َع ِلي ِْۗم‬
ْ ‫س تَجْ ِر‬ َّ ‫َوال‬
ُ ‫ش ْم‬

2. Terjemahan
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang
Mahaperkasa, Maha Mengetahui.
3. Makna Mufradat
a. Kata (ُ‫ش ْمس‬
َّ ‫)وٱل‬
َ Yang Artinya dan matahari
b. Kata (‫ )ت َ ْج ِرى‬Yang Artinya berjalan
c. Kata (ُ‫ستَقَر‬
ْ ‫ )لِم‬Yang Artinya di tempat ketetapan/peredaran
d. Kata (ُ‫ )لَّ َها‬Yang Artinya baginya
e. Kata (َُ‫ ) َٰذَلِك‬Yang Artinya demikian
f. Kata (ُ‫ )ت َ ْقدِير‬Yang Artinya ketetapan
ِ ‫ )ٱ ْل َع ِز‬Yang Artinya Maha Perkasa
g. Kata (ُ‫يز‬
ِ ‫ )ٱ ْلعَل‬Yang Artinya Maha Mengetahui
h. Kata (ُ‫ِيم‬

C. ANALISIS
1. Astronomi dalam Pandangan Barat dan Arab
Ilmu Falak (‘ilm al-falak) sendiri merujuk kepada tradisi keilmuan astronomi di
peradaban Islam yang merupakan hasil persentuhan (adaptasi, modifikasi, aplikasi) dari
astronomi pra Islam khususnya Yunani, India, dan Persia. Sementara itu astronomi Islam
(Inggris: islamic astronomy) merupakan istilah modern yang berkembang di Barat yang
merupakan padanan atau istilah lain dari ilmu falak dalam bahasa Arab. Serupa dengan
ilmu falak, astronomi Islam juga merujuk pada tradisi keastronomian sebagai
berkembang di peradaban Islam. Karen itu dalam penerapannya, istilah ‘astronomi Islam’
(atau islamic astronomy) meniscayakan penggunaan kata ‘Islam’ dalam penyebutannya
yang bermakna dan merujuk khazannah astronomi yang berkembang di peradaban Islam
dengan segenap ciri dan coraknya yang berbeda dengan astronomi pra Islam. Kata
‘Islam’ itu sendiri dimaknai sebagai agama dan peradaban secara sekaligus. Selain ilmu
falak, istilah lain yang populer di peradaban Islam yang merujuk astronomi Islam atau
ilmu falak adalah ilmu hai’ah, yang mana istilah ini murni muncul di peradaban Islam
tanpa pengaruh pra Islam.
2. Keunikan ilmu Astronomi dalam al-Quran
Keunikan ilmu Astronomi dalam Al-Qur’an ini agar manusia menggunakan
akalyang Allah berikan untuk berfikir mengenai fakta yang dinyatakan di dalamAl-
Quran, yang menyatakan bahwa segala yang Allah ciptakan jika ditelitisedalam-
dalamnya akan menemuka satu titik pengakuan bahwa Allahmerupakan Pencipta yang
Maha Bijaksana. Selain itu Al-Quran jugamenjelaskan fenomena alam semesta yang
baru ditemui dalam abad ini, halini menunjukkan keunggulan Al-Quran sebagai wahyu
Allah yang tak lapukdimakan zaman.
3. Pandangan Para Mufassir terkait Ayat Astronomi
Husein al-Thabathaba’i dalam al-Mizan menafsirkan kata “tajri” (berlari) dengan
“tataharrak” (bergerak) dan huruf lam dalam “limustaqarrin” menurutnya bermakna “ila
lil-ghayah.” Maknanya, matahari senantiasa bergerak sampai menuju tempat perhentian
atau akhir perjalanannya, yaitu kala kiamat tiba.
Sedikit berbeda dengan pendapat Ibn Kasir. Menurut Ibn Kasir kata “mustaqarr”
dapat merujuk pada dimensi ruang (al-makani) dan waktu (az-zamani). Berdasarkan
makna yang pertama, pergerakan matahari bertempat di bawah Arsy sebagaimana
keadaan semua makhluk. Sementara berdasarkan makna yang kedua, matahari dipahami
selalu bergerak sampai tibanya masa pemberhentian, yaitu hari kiamat.
Ibn Katsir dan Nawawi al-Bantani dalam tafsirnya juga menyebutkan riwayat dari
Ibn Abbas yang membaca “la mustaqirrun laha.” Bila diterjemahkan, maknanya
matahari itu tidak pernah berhenti dan tidak pernah diam, ia senantiasa bergerak siang
dan malam sampai hari kiamat.
Wahbah az-Zuhaili menambahkan, bahwa berdasarkan ilmu astronomi, matahari
berotasi pada porosnya dan sekaligus mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti. Maka
perjalanan matahari pada ayat ini dapat bermakna ganda, yaitu berputar pada porosnya
dan mengitari garis edarnya.
Dalam pandangan ibnu tentang tafsir tarbawai menyebutkan bahwa, Tafsir
tarbawi> juga dilihat dari basis keilmuan, seakandiformat agar bisa bersanding dengan
corak-corak (al-wa>n) tafsir lainnya, seperti, tafsir ahkam, berbasis hukum islam, tafsir
falsafah, berbasis filsafat dan pemikiran, tafsir sufi, berbasis sufistik, tafsir akhlaqi wa al-
I’tiqadi, berbasis pada etika, kepercayaan dan keyakinan, serta tafsir ilmi berbasis
pendekatan ilmiah, sains dan teknologi5
4. Analisis Penulis Terkait Ayat dan Astronomi
Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Q.S Yasin ayat 38
Nilai-nilai yang terkandung Pada ayat ini Allah Swt ingin menegaskan bahwa
keteraturan matahari tidaklah terjadi secara kebetulan atau tiba-tiba ada, melainkan
berdasarkan ketentuan dari-Nya. Dia telah memberikan takdir-Nya kepada matahari
dalam kadar dan ukuran tertentu sebagaimana yang telah kita saksikan. Hal ini juga
merupakan tanda bahwa Dia Maha Kuasa.
Sekelumit dari kuasa dan qudrat Allah itu dapat kita ketahui dengan
membayangkan betapa besarnya matahari yang berukuran satu juta kali lipat bumi dan
dia bergerak di angkasa raya yang begitu luas secara teratur, sama sekali tidak pernah
melenceng.

A. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian tentang Astronomi dalam al-Quran, maka penulis menyimpulkan hal-
hal penting terkait dengan Tafsir Tarbawi. 1) Bahwa ternyata Allah telah mendefinisikan dalam
al-Quran ada sejumlah ayat berkaitan dengan Astronomi, Q.S Yasin ayat 38. 2) Nilai pendidikan
dalam Al-Qur’an tentang Astronomi, 3) Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
benda-benda langit. Astronomi, juga disebut ilmu bintang atau ilmu falak, adalah ilmu alam yang
mempelajari benda langit dan fenomena alam yang terjadi di luar Bumi, termasuk fenomena di
atmosfer atas Bumi yang berasal dari luar angkasa seperti meteor dan aurora

5
Ibnu Rawandhy N. Hula, “Tafsir Tarbawi: Analisis Bahasa Dan Sastra Al-Qur’an Dalam Surah Luqman
Ibnu,” Jurnal Ilmiah AL-Jauhari 5, no. april (2020): 121–146.
DAFTAR FUSTAKA

Al, Perspektif, Q U R An, and A N Rasyid. “3-Article Text-66-1-10-20200614” 1 (2020): 39–49.


Hula, Ibnu Rawandhy N. “Tafsir Tarbawi: Analisis Bahasa Dan Sastra Al-Qur’an Dalam Surah
Luqman Ibnu.” Jurnal Ilmiah AL-Jauhari 5, no. april (2020): 121–146.
Ibnu Rawandy, Qomaria Abusama1, Kasim Yahiji2, Damhuri. “Actuating Pendidikan Dalam
Pandangan Al-Qur’an Dan Hadits.” jurnal Al-Himayah 4, no. oktober (2020): 298–310.
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ah/article/view/2125.
Kadir, Abdul. “Al Qur’an Dan Astronomi.” Alasma: Jurnal Mediia Informasi dan Komunikasi
Ilmiah 1, no. 2 (2019): 195–208.
Tafsir, Studi, Tematik Ayat, Isa Nahdi, Ade Wahidin, and Rumba Triana. “Astronomi Dalam Al-
Qur’an” (n.d.): 229–244.

Anda mungkin juga menyukai