Anda di halaman 1dari 22

Formulasi dan Evaluasi

Tablet Vitamin C
Kelompok 3 :

Chessia Jeseloy. C.P (AKF21007)


Khurotul Karimah (AKF21025)
Umrotul Kasanah (AKF21046)
Putri Devita Sari (AKF21051)
Pitaloka Anggia. A.F (AKF21055)
Selvia Ameliana (AKF21077)
Malinda Dwi Kurnia (AKF21086)
Reflianus Gusti Kaka (AKF20069)
Tujuan Formulasi
01 Merancang formulasi sediaan
tablet vitamin C 02 Mengetahui karakteristik
sediaan vitamin C

03 04
Menganalisis bahan dasar Melaksanakan mutu fisik
sediaan tablet vitamin C granul tablet vitamin C

05
Melaksanakan evaluasi mutu
fisik sediaan vitamin C
Dasar Teori
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat
asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,13).
Vitamin C digunakan sebagai antioksidan untuk pembentukan
kolagen, penyerapan zat besi, serta membantu memelihara
pembuluh kapiler, tulang dan gigi. Kadar vitamin C dalam larutan
dapat diukur menggunakan titrasi redoks iodimetri, dengan
menggunakan larutan indikator kanji (starch) yaitu dengan
menambahkan sedikit demi sedikit larutan iodin (I2) yang
diketahui molaritasnya sampai mencapai titik keseimbangan yang
ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru pekat.
(Universitas Diponegoro, 2011)
Dasar Teori
Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa keuntungan
antara lain ketepatan dosis, mudah cara pemakaiannya, stabil dalam penyimpanan, mudah dalam
transportasi dan dari segi ekonomi relatif murah dibanding dengan bentuk sediaan obat lainnya.

Kelebihan Tablet
 Volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan diangkut
 Memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih baik
 Dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume yang lebih kecil
 Tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih terjaga
Kekurangan Tablet
• Beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
• Formulasi tablet cukup rumit
• Zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
• Kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/ tidak enak dari obat. (Peduli, 2013)
 
Dasar Teori
Metode kempa langsung digunakan untuk pengempaan senyawa kristalin tunggal (biasanya garam
anorganik dengan struktur kristal kubik, seperti natrium 8 klorida, natrium bromide atau kalium
bromide) menjadi suatu padatan tanpa penambahan zat-zat lain.
 
Keuntungan metode kempa langsung :
- lebih ekonomis
- lebih singkat prosesnya
- dapat diterapkan pada zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
- waktu hancur dan disolusi lebih baik karna tidak memakai V pengikat
 
Kerugian/kekurangan metode kempa langsung :
- Kurang seragamnya  kandungan zat aktif karna kerapatan bulk antar zat aktif dan pengisi berbeda.
- Zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk dikempa langsung
- Sulit memilih eksipien, karna harus memiliki sifat mudah mengalir, memiliki kompresibilitas,
kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
 
Formula
Formula Jurnal
Vitamin C 50 mg
Aerosil 0,375 mg
Avicel PH 102 93,625 mg
Amilum termodifikasi -
Kombinasi HPMC - Rancangan Formula
Natrium croscarmellose 4,5 mg Vitamin C 50 mg (Zat aktif)
Magnesium stearat 1,5 mg Avicel PH 102 38% (Pengisi)
Ampotab 5% (Penghancur)
Talk 5% (Lubrikan)
Magnesium stearat 2% (Glidan)
Lactosa ad 200 mg (Pengisi)
Perhitungan Bahan
No. Bahan Perhitungan
1. Vitamin C 50 mg X 500 = 25.000 mg = 25 g
2. Avicel PH 102 38/100 X 200 mg = 76 mg X 500 = 38.000 mg = 38 g

3. Ampotab 5/100 X 200 mg = 10 mg X 500 = 5.000 mg = 5 g

4. Talk 5/100 X 200 mg = 10 mg X 500 = 5.000 mg = 5 g

5. Magnesium stearat 2/100 X 200 mg = 4 mg X 500 = 2.000 mg = 2 g

6. Lactosa 200 – (50 + 76 + 10 + 10 + 4)


= 200 - 150 mg
= 50 mg X 500 = 25.000 mg = 25 g
Monografi bahan
Vitamin C (FI VI Hal 175)

Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning, warna menjadi gelap karena pengaruh
cahaya. Dalam keadaan kering, stabil di udara. Dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur
pada suhu lebih kurang 190o C
Kelautan : Udah larut dalam air, agak sukar larut dengan etanol, tidak larut dalam kloroform,
dalam eter dan dalam benzen.
Stabilitas : Vitamin C stabil dalam keadaan kering tetapi dalam bentuk
larutan mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat terutama oleh pengaruh oksigen,
cahaya dan pH. (Wade, 2003)
Fungsi : Zat aktif
Konsentrasi : Asamaskorbat 25 mg – 50 mg (ISO Vol. 52 Hal 404)
Inkompabilitas : Inkompatibel dengan alkali, ion logam berat, terutama tembaga dan besi, bahan
pengoksidasi, methenamine, phenylephrine hydrochloride, pyrilamine maleate,
salicylamide, sodium nitrit, sodium salicylate, theobromine salicylate, dan picotamide 4.
Titik lebur : (169 - 171o C)
Bobot molekul : 176,13
Monografi Bahan
Avicel PH 102

Pemerian : Serbuk kristalin dengan partikel berpori berwarna putih


tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan sebagian besar
pelarut organik.
Stabilitas : Material higroskopis yang stabil. Disimpan diwadah tertutup
rapat pada tempat yang sejuk dan kering.
Fungsi : Pengisi
Incompatibilitas : Incompatible dengan agen pengoksidasi yang kuat.
Konsentrasi : 10-20%
Bobot Jenis : 0,28 – 0,33 g/cm³
Titik Lebur : 260 – 270°C
Luas Permukaan : 1,2 – 1,30 m2/g
Viskositas : 5,5 kurang lebih 0.1
Monografi Bahan
Talk (FI IV Hal. 771 dan FI III Hal. 591 dan HPE edisi 5 Hal. 767)

Pemerian : Serbuk hablur sangat halus,putih atau putih kelabu.berkilat,mudah


melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, etanol, dan dietil eter.
Stabilitas : Stabil dengan pemanasan 160°C selama tidak kurang dari 1 jam.
Fungsi : Lubrikan.
Incompatibilitas : Inkompatibel dengan senyawa ammonia kuaterner.
Konsentrasi : 1-10%
Suhu Lebur : 900 - 1000°C
Berat Molekul : 379,259
Reaksi warna UV : tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk, dan kering.
Monografi Bahan
Laktosa (FI IV Hal.489 dan HOPE Hal.252)

Pemerian : Serbuk atau massa hablur,keras,putih atau putih krem.tidak berbau dan rasa
sedikit manis stabil di udara,tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
Stabilitas : Stabil disimpan pada tempat tertutup, kering dan dingin.
Fungsi : Pengisi.
Konsentrasi : 65-85%
Berat jenis : 1,52 g/cm³
Bobot molekul : 342,30
Titik lebur : 202,8o C
Monografi Bahan
Magnesium Stearat (FI IV Hal.515 dan HPE Edisi 6)

Pemerian : Serbuk halus,putih dan voluminus,bau lemah khas,mudah melekat di kulit,bebas


dari butiran.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol 95%, eter dan air.
Stabilitas : Mg stearat bersifat stabil apabila disimpan di tempat yg kering dan mengalami
penguraian apabila disimpan ditempat yg dingin
Fungsi : Glidan
Konsentrasi : 0,25%-5,0%
Inkompabilitas : Inkompatibel dengan asam kuat, alkali dan garam besi.
Bobot jenis : 0,15 – 1,092 g/cm³
Indeks bias : 1,4299 nD
Monografi Bahan
Amprotab

Pemerian : Serbuk atau masa, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasa
sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau (Depkes RI,1995)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol,
Stabilitas : Dalam keadaan kering stabil terhadap bahan kimia lain dan oleh mikroorganisme
dalam bentuk pasta/basah mudah rusak terhadap mikroba.
Fungsi : Penghancur (Rowe, R. C, 2009)
Inkompatibilitas : Jika bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang.
Konsentrasi : 3-15% ( Rowe, dkk, 2003)
Bj nyata : 1.478g/cm3
Prosedur Kempa Langsung
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disetarakan timbangan
3. Ditimbang vitamin C sebanyak 25g, dimasukkan kedalam mortir
4. Ditimbang avicel PH 102 sebanyak 38g, dimasukkan kedalam mortir
5. Ditimbang amprotab sebanyak 5g, dimasukkan kedalam mortir
6. Ditimbang talk sebanyak 5g, dimasukkan kedalam mortir gerus ad
homogen
7. Ditimbang mg stearat sebanyak 2g, dimasukkan kedalam mortir gerus
ad homogen
8. Dirimbsng lactosa sebanyak 25g, dimasukkan kedalam mortir gerus
ad homogen
9. Digerus seluruh bahan ad homogen
10. Dilakukan pencetakan tablet
Anlysis Rawr Material
Nama Bahan Rawr Material
Vitamin C Titik lebur
( 169 – 172°C)
Avicel PH 102 Viskositas
( 5,5 kurang lebih 0,1)
Amprotab Bj nyata
(1.478g/cm³)
Talk Reaksi warna uv
( tidak berwarna)
Magnesium stearat Indeks bias
( 1,4299nD )
Lactosa Titik lebur
(202,8°C )
Evaluasi Tablet
Uji Organoleptis

Pada uji Organoleptis tablet mengontrol penampilan umum tablet,


mencakup pemeriksaan keseluruhan identitas secara visual yang
diberikan oleh tablet tersebut. Kontrol terhadap penampilan umum
melibatkan penetapan beberapa parameter, seperti: ukuran, bentuk,
warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, dan cacat fisik,
serta untuk membaca tanda pengenal (Lachman, dkk, 1994).
Evaluasi tablet
Uji Keseragaman Bobot
Adapun cara melakukan uji keseragaman terhadap bobot tablet menggunakan
timbangan analitik adalah sebagai berikut.

1. Pilih 20 tablet.
2. Timbang 20 tablet tersebut.
3. Timbang satu persatu.
4. Hitung bobot rata-ratanya.
5. Hitung persen penyimpangan tiap-tiap tablet dengan cara:
% penyimpangan = selisihWO−W1/ W1 x 100 %

Keterangan:
Wo = bobot rata-rata
W1 = bobot tablet
Evaluasi Tablet
Uji Keseragaman Ukuran

Untuk melakukan uji keseragaman terhadap ukuran tablet dapat


dilakukan menggunakan Jangka Sorong. Prosedur kerja uji keseragaman
ukuran adalah sebagai berikut.

1. Ambil 20 tablet, dapat juga menggunakanhanya 10 tablet.


2. Ukur diameter dan tebal tablet satupersatu.
3. Lihat syarat keseragaman ukuran tablet.
4. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1⅓ tebal tablet
Evaluasi Tablet
Uji Kekerasan Tablet
Prosedur kerja uji kekerasan terhadap tablet secara digital adalah sebagai
berikut.

1. Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat dihidupkan.


2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan
pada tablet.
3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka
sebagai penunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan
kilogram.
Evaluasi Tablet
Uji Kerapuhan
Prosedur kerja untuk melakukan uji kerapuhan/keregasan terhadap tablet, yaitu
sebagai berikut.

1. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil.


2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo.
3. Tablet dimasukkan kedalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit
dengan kecepatan 25 rpm.
4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil.
5. Ditimbang bobot tablet = Wf.
6. Hitung persen kerapuhan
Evaluasi Tablet
Uji Waktu Hancur
Untuk melakukan uji waktu hancur terhadap tablet dapat dilakukan alat yang disebut
disintegrator tester. Prosedur kerja uji waktu hancur menurut Farmakope Indonesia (1976)
Adalah sebagai berikut.

1. Siapkan aquadest dengan suhu 37 derajat Celcius sebanyak + 650 ml.


2. Masukkan kedalam beaker 1 liter.
3. Pasang beaker pada alat.
4. Pasang keranjang.
5. Masukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu masukkan satu
cakram pada tiap tabung.
6. Alat dijalankan menggunakan air bersuhu 37 derajat ± 2 derajat celcius sebagai media.
7. Alat dihentikan apabila semua tablet sudah hancur.
8. Catat waktu yang dibutuhkan tablet untuk seliuruh tablet hancur.
9. Angkat keranjang
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai