Tanggal Praktikum :
A. Formula B
Vitamin C 50 mg
Amprotab (10%)
Mg stearat 1%
Talk 2%
B. Tujuan
1. Membuat tablet Vitamin C 100 mg dengan metode kempa langsung
2. Tablet Vitamin C yang dihasilkan diuji dengan uji mampat serbuk, uji laju alir, uji
keseragaman bobot, uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan tablet,
uji waktu hancur dan uji friabilitas
C. Dasar Teori
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung. Mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat
lain yang cocok. Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara
fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair,
mudah dikemas, praktis, mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus
mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas sediaan dan
harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak, dan stabil
selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan
memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa tablet (Lachman,Leon.1994) (Depkes RI,
1979).
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat
bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan
dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak
sama sekali.
Adsorben
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi
lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi. Manfaat adsorben:
mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket dalam
cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Pengikat
1) Pengikat bisa berupa gula dan polimer
2) Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
3) Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa,
hidroksipropilselulosa
4) Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.
Disintegran
Fungsinya untuk memecah tablet. Cara pakai :saat granulasi dan paling baik saat sebelum dicetak
Lubrikan
1) Konsentrasi optimum: 1%-
2) Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksisaat pengempaan dan
penarikan tablet ke luar cetakan.
Glidan
1) Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni
2) Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif
yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe
D. Monografi
a) Vitamin C
Nama Vitamin C
pH
Stabilitas
Inkompatibilitas
b) Amprotab
Rumus Molekul
Nama Amprotab
Nama Kimia
pH 5,5-6,5
Struktur Kimia
Rumus Molekul
Nama
Nama Lain
Nama Kimia
Berat Molekul
Suhu Lebur
pH
Penyimpanan
d) Mg Stearat
Struktur Kimia
Rumus Molekul
pH
e) Talk
Struktur Kimia
Nama Talk
Nama Kimia
Berat Molekul
Pemerian Serbuk hablur sangat halus licin, mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran ; warna
putih/putih kelabu
Suhu Lebur
Ph 7,0 – 9,0
Bahan : Vitamin C 50 mg
Amprotab (10%)
Mg stearate 1%
Talk 2%
Beaker glass
Mess
G. Penimbangan Bahan
a) Vitamin C : 90 gr
b) Amprotab : 15 gr
c) Mg stearate : 0,9 gr
d) Talk : 1,8gr
H. Prosedur
1. Timbang bahan sesuai kebutuhan, tidak dilakukan penghalusan bahan karena bahan
pembantu memang diharapkan berbentuk granular (bahan aktif diayak jika menggumpal)
2. Campur bahan-bahan sesuai dengan aturan pencampuran ( kecuali Mg stearate dan Talk ),
campur selama 15 menit hingga homogeny, kemudian tambahkan Mg stearate dan talk,
campur selama 2 menit
3. Lakukan evaluasi terhadap massa kempa, sebagaimana evaluasi yang dilakukan pada granul
4. Massa kempa ditabletasi dengan menggunakan punch dameter 6-8 mm sesuai dengan bobot
tablet yang telah ditentukan
5. Lakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh
I. Evaluasi Tablet
a. Uji Keseragaman Bobot
1. Diambil dan ditimbang 20 tablet secara acak
2. Dihitung rata-rata dari tablet tersebut tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5% dan tidak satu pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 10%
b. Uji Ketebalan Tablet
1. Diambil tablet sebanyak 20
2. Kemudian teliti ketebalan masing-masing tablet menggunakan micrometer sekrup
c. Uji Diameter Tablet
1. Diambil tablet sebanyak 20
2. Kemdian teliti diameter masing-masing tablet menggunakan jangka sorong
A. Kecepatan Aliran
Kecepatan aliran = > 10 detik ( aliran buruk )
Metode sudut istirahat = >38˚ ( granul kurang mengalir )
B. Bobot Jenis / Kerapatan
a) BJ nyata
b) Dik : V = 150
W = 90 gr
𝑊
Jawab : P = 𝑉
90
= 150
= 0,6
c) BJ mampat
Dik : V₁₀ = 130
V₅₀₀ = 100
90
Jawab P₁₀ = 130
= 0,692
90
P₅₀₀ =
100
= 0,9
d) Kadar pemampatan
𝑉р−𝑉₅₀₀
KP = X 100%
𝑉о
150−100
= X 100%
150
= 33,3%
e) Perbandingan Haussner
0,692
Angka Haussner (V₁₀) = 0,6
= 1,153
0,9
Angka Haussner (V₅₀₀) = 0,6
= 1,5
𝐵𝑗 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝐵𝑗 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
%K = X 100%
𝐵𝑗 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
0,692−0,6
%K (P₁₀) = X 100%
0,692
= 13,294%
0,9−0,6
%K (P₅₀₀) = X 100%
0,9
C. Keseragaman Tebal
Tablet Tebal (mm)
4,16
1
4,39
2
4,36
3
4,37
4
4,37
5
4,27
6
5,10
7
4,31
8
5,31
9
4,36
10
5,41
11
5,24
12
5,44
13
5,41
14
5,47
15
5,23
16
5,9
17
5,36
18
5,1
19
5,40
20
4,94
Rata-Rata
D. Keseragaman Diameter
1 10,01
2 10,05
3 10,06
4 10,07
5 10,07
6 10,08
7 10,08
8 10,02
9 10,09
10 10,04
11 10,09
12 10,06
13 10,08
14 10,06
15 10,08
16 10,07
17 10,08
18 10,09
19 10,09
20 10,47
Rata-Rata 10,08
E. Keseragaman Bobot
Tablet Bobot (gram) Penyimpangan
0,354 0,84%
1
0,339 5,04%
2
0,340 4,76%
3
0,381 -6,72%
4
0,339 5,04%
5
0,363 -1,68%
6
0,379 -6,16%
7
0,372 4,2%
8
0,347 2,8%
9
0,341 4,48%
10
0,364 -1,9%
11
0,352 1,4%
12
0,350 1,96%
13
0,342 4,2%
14
0,354 0,84%
15
0,357 0%
16
0,384 -7,56%
17
0,361 -1,12%
18
0,358 -0,28%
19
0,365 -2,24%
20
0,357 -
Rata-Rata
= -0,28%
J. Pembahasan
Pada praktikum kali ini tablet yang akan dibuat berisi zat aktif Vitamin C 50 gr dengan
menggunakan metode kempa langsung yang merupakan metode dari pembuatan dan pencetakan
tablet. Tablet vitamin C dikenal sebagai salah satu vitamin yang memiliki banyak manfaat.
Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam
meningkatkan system kekebalan tubuh.
Tujuan dari metode kempa langsung ini untuk menghindari berbagai masalah yang timbul
pada granulasi basah maupun granulasi kering. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi
memerlukan eksipien yang memungkinkan pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih
dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus yang mempunyai sifat aliran dan
kempa yang diinginkan.Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat
kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung.Metode Kempa Langsung
biasanya dilakukan untuk bahan-bahan obat yang mempunyai daya kompresibilitas tinggi dan
daya alir yang tinggi.
Pada praktikum pembuatan vitamin C dengan metode cetak langsung digunakan formula
standar. Vitamin C memiliki sifat kompaktibilitas dan sifat alir yang baik, maka dipilih cara
cetak langsung. Pencampuran dan peracikan fase dalam harus benar-benar homogen karena jika
tidak homogen maka akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan
tablet yang dihasilkan.
Komposisi tablet kelompok kami yaitu Vitamin C sebagai zat aktif,zat pengisi-pengikat
(Lactose spray dried) dan zat pelincir adalah Mg stearate dan Talk. Bahan pembantu (eksipien)
yang digunakan pada pembuatan tablet Vitamin C kali ini adalah Lactose spray dried. Lactose
berfungsi sebagai bahan pengisi-pengikat dalam bentuk kering dan serbuk. Kemampuan lactose
sebagai zat pengisi cukup tinggi karena partikel mikrokristalnya yang berasal dari alam disatukan
oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen antara hidrogen pada molekul selulosa yang berdekatan
membuat padatan partikelnya lebih kuat dan lebih kohesif. Lactose menghasilkan kerapatan
mampat yang optimal sehingga pencetakan dapat menghasilkan tablet yang memenuhi standar
yang diharapkan.
Pemilihan lactose mampu memberikan daya adhesi pada massa serbuk pada tablet kempa
serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Bila bahan pengikat yang ditambahkan terlalu
sedikit, dapat menyebabkan tablet terlalu rapuh. Namun bila bahan pengikat terlalu banyak akan
membentuk tablet yang keras dan susah hancur. Lactose selain berfungsi sebagai zat pengikat
juga sebagai disintegran yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Kandungan
disintegran, cara penambahan, dan derajat kepadatan berperan dalam efektivitas daya hancur
tablet.
Talkum dalam formulasi digunakan sebagai glidan. Namun demikian Talkum juga
berfungsi sebagai adsorben,disintegran, dan zat untuk meningkatkan viskositas. Talkum
memiliki ukuran partikel yang kecil dengan luas permukaan spesifik yang besar sehingga
memberikan karakteristik sifat alir yang baik dari serbuk kering untuk dicetak langsung.
Serbuk yang telah homogen siap untuk dicetak. Sebelumnya disisihkan sejumlah serbuk
untuk uji kemampatan dan laju alir. Serbuk ini tidak perlu dilakukan uji LOD karena pada
metode kempa langsung, pemilihan bahan sudah disesuaikan dengan bahan baku yang memiliki
kadar air yang rendah. Jika bahan baku yang ada memiliki kadar air yang tinggi, maka bahan
tersebut tidak bisa digunakan untuk metode kempa langsung karena serbuk akan menempel
pada alat pencetak dan menghasilkan laju alir yang buruk.
Serbuk kemudian diuji kecepatan aliran dan sudut istirahat, dimana diperoleh kecepatan
aliran >10 detik dan sudut istirahat >38˚. Dengan kecepatan aliran demikian, serbuk digolongkan
mempunyai sifat aliran yang buruk dan ia tidak memenuhi syarat. Dimana kecepatan aliran harus
< 10 detik. Sedangkan dari sudut istirahat didapatkan hasilnya adalah >38˚maka serbuk
digolongkan granul kurang mengalir karena untuk mendapatkan granul yang sangat mudah
mengalir harus mendapatkan 25-30˚. Sedangkan dari uji Bj nyata diperoleh sebanyak 0,6 dan Bj
mampat diperoleh sebanyak 0,692 . Kadar kemampatan yang didapati ialah 33,3% dimana
seharusnya granul yang memenuhi syarat jika Kp <20% maka dapat disimpulkan bahwa granul
kami tidak memenuhi syarat. Sifat alir ini akan mempengaruhi dapat tidaknya tablet dikempa.
Serbuk kemudian dicetak menggunakan alat single punch tablet press. Terdapat banyak
faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan tablet cetak langsung, antara lain pemilihan
eksipien pengisi-pengikat, dimana eksipien yang dipilih harus sesuai dengan zat aktif, memiliki
kemampuan kompresibilitas, daya alir, dan kemampuan sebagai pelincir yang baik dan sesuai.
Faktor lain adalah homogenitas ukuran serbuk yang akan berpengaruh terhadap proses
pencampuran.
Pada proses pencetakan, berat dan kekerasan tablet yang akan dicetak diperhitungkan
dengan mengatur punch atas dan punch bawah dari alat pencetak. Untuk menentukan berat tablet
yang akan dicetak, diatur dengan punch bawah. Sedangkan untuk mengatur kekerasan tablet,
digunakan punch atas. Volume bahan yang diisikan yang mungkin masuk ke dalam cetakan
harus disesuaikan dengan beberapa tablet yang telah lebih dahulu dicetak. Penyesuaian ini
diperlukan karena formula tablet tergantung pada berat tablet yang akan dibuat.
Selama pencetakan, beberapa tablet yang dicetak diambil untuk pengontrolan berat dan
kekerasan tablet. Jika berat atau kekerasannya berada diluar rentang yang diinginkan, alat
pencetak dapat diatur kembali. Setelah semua serbuk dicetak, dilakukan evaluasi terhadap tablet
yang dihasilkan.
Uji-uji yang dilakukan terhadap tablet berguna untuk pengawasan mutu. Hal ini
dilakukan selama proses produksi secara periodik karena akan melibatkan biaya yang sangat
besar apabila pada akhir produksi ternyata menghasilkan tablet yang tidak memenuhi
persyaratan.
o Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan abrasi pada saat pengemasan dan
distribusi.
K. Kesimpulan
2) Tablet Vitamin C yang dibuat telah diuji dengan uji mampat serbuk, uji kecepatan alir, uji
keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran.
Daftar Pustaka
Ansel, U.C.1989. Pengantar Buku Sediaan Farmasi edisi IV, Jakarta: UI Press
Depkes RI. 1979&1995. Farmakope Indonesia edisi III dan IV, Jakarta:Dirjen POM
Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III, Jakarta: UI Press
Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. Obat-Obat Penting. Edisi keenam. 2007. Jakarta; Elex
Media Komputindo.