Anda di halaman 1dari 7

DRAFT PP 2022-2024 DRAFT PP 2024-2026

No No
1 BAB I UMUM 1
Pasal 1
KARYAWAN TIDAK TETAP
Adalah karyawan kontrak yang melaksanakan pekerjaan
dengan waktu tertentu dengan mendapatkan upah sesuai
dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan dan dimana
masa kontraknya dihitung sebagai masa kerja.
KARYAWAN BORONGAN …..(TAMBAHAN KLAUSUL)
ATASAN
Adalah karyawan dengan kedudukan atau jabatan lebih
tinggi dalam divisi yang sama di Perusahaan.

Pasal 2
RUANG LINGKUP
Peraturan Perusahaan ini bersifat terbatas dan hanya untuk
internal perusahaan yang berlaku terhadap seluruh pekerja.

2 BAB II 2
HUBUNGAN KERJA
Pasal 4
PENERIMAAN KARYAWAN
Wajib menandatangani Perjanjian Kerja, Pakta Integritas dan
dokumen lainnya yang dipersyaratkan sebagai syarat
pelaksanaan Perjanjian Kerja bagi Pekerja PKWT.
Dalam hal Perjanjian Kerja Waktu Tertentu berakhir
sebagaimana ketentuan Pasal 61A ayat (1) huruf b dan huruf
c Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
maka Pengusaha wajib memberikan uang kompensasi.
Uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) Pasal
ini diberikan kepada karyawan sesuai dengan masa kerjanya
di Perusahaan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai uang kompensasi mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2020 tentang
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
DRAFT PP 2022-2024 DRAFT PP 2024-2026

Waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja.

Pasal 5
KELUARGA KARYAWAN & JAMINAN KESEHATAN
Seorang istri atau suami yang sah dibuktikan dengan akta
resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan tercatat pada
bagian People & Organization.
Anak karyawan adalah anak dari istri atau suami yang sah
tercantum dalam Kartu Keluarga, belum menikah, belum
bekerja, berusia maksimal 21 (dua puluh satu) tahun dan
tercatat pada bagian People & Organization, ketentuan
sebagai penerima Jaminan Kesehatan ini dapat diperpanjang
dengan melampirkan surat keterangan yang menyatakan
bahwa anak yang bersangkutan masih dalam status sekolah.
Perusahaan menanggung karyawan, istri dan maksimal 3
(tiga) orang anak dengan ketentuan tanggungan hanya
diberlakukan untuk yang pertama kali tercatat dan tidak
dapat digantikan.
Karyawan wanita dengan status janda karena cerai mati
maka yang menjadi tanggungannya adalah anak yang sah
dan karyawan wanita dengan status janda karena cerai hidup
menyertakan Kartu keluarga dan Surat Keterangan yang sah
dari Pengadilan Negeri atas tanggungannya yang sah.
Karyawan dengan istri atau suami yang terdaftar pada
Perusahaan lain harus melepaskan kepesertaannya atas
Jaminan Kesehatan yang terdaftar di Perusahaan sesuai
dengan UU Ketenagakerjaan No.......)
Karyawan dengan istri yang kepersertaannya terdaftar di
Perusahaan lain menanggung tanggungan anak secara
otomatis.
Karyawan wanita dengan suami yang kepersertaannya
terdaftar di Perusahaan lain dapat ditanggung
kepersertaannya di Perusahaan apabila yang bersangkutan
melakukan pendaftaran secara tertulis dan atau apabila
menghendaki untuk menanggung tanggungan anak.
DRAFT PP 2022-2024 DRAFT PP 2024-2026

Dihapus
Ahli waris adalah orang yang ditunjuk pekerja untuk
menerima setiap pembayaran dalam hal pekerja meninggal
dunia. Jika tidak ada penunjukkan ahli waris, maka
pelaksanaanya diatur menurut ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Perusahaan tidak mempekerjakan karyawan yang
mempunyai hubungan istri atau suami atau anak dari
karyawan lainnya kecuali atas dasar kebijakan manajemen.
Karyawan wajib melaporkan kepada Perusahaan dengan
melampirkan data pendukung berupa bukti-bukti yang sah
apabila terjadi perubahan nama, alamat tempat tinggal,
status perkawinan, kelahiran, perubahan status anak, dan
kematian keluarga karyawan atau orang tua kandung serta
perubahan-perubahan lainnya.
Apabila dipandang perlu Perusahaan dapat melakukan
pengecekan dan atau pendataan ulang terhadap data
karyawan.

BAB III
WAKTU KERJA
Pasal 6
KETENTUAN WAKTU KERJA
Perusahaan dapat melakukan perubahan jam kerja sesuai
kebutuhan selama tidak melanggar ketentuan Pasal 6 ayat 1
huruf a Peraturan Perusahaan ini.

Pasal 7
KERJA LEMBUR
Perhitungan uang lembur berdasarkan ketentuan yang
berlaku sebagai berikut :

Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan


dan atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari
kerja 40 (empat puluh) jam seminggu maka :
DRAFT PP 2022-2024 DRAFT PP 2024-2026

Perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama


dibayar 2 (dua) kali upah sejam dan jam kedelapan dibayar 3
(tiga) kali upah sejam dan jam kesembilan, kesepuluh dan
kesebelas dibayar 4 (empat) kali upah sejam.
Apabila hari libur resmi jatuh pada hari terpendek,
perhitungan upah lembur 5 (lima) jam pertama dibayar 2
(dua) kali upah sejam, jam keenam 3 (tiga) kali upah sejam
dan jam kerja lembur ketujuh, kedelapan dan kesembilan 4
(empat) kali upah sejam.

Pasal 8
KEHADIRAN DAN ABSENSI
Karyawan yang terlambat datang masuk kerja karena alasan
apapun tetap diharuskan mencatatkan waktu kehadiran dan
wajib melapor kepada bagian People & Organization
Perusahaan.

Pasal 12
TUNJANGAN DAN KESEJAHTERAAN LAINNYA

Di samping upah, kepada karyawan dapat diberikan


tunjangan kesejahteraan lain yang ditentukan oleh Dewan
Direksi dan disesuaikan dengan batas kemampuan
Perusahaan.
Perusahaan akan memberikan sumbangan dana kepada
karyawan meliputi sumbangan karyawan menikah,
menikahkan anaknya, mengkhitankan anak, membaptiskan
anak, karyawan wanita atau istri karyawan melahirkan,
sumbangan kedukaan meliputi suami/istri pekerja, orang tua
atau anak karyawan meninggal dunia, sumbangan bencana
alam dan sumbangan kebakaran.
Besarnya sumbangan adalah sebagai berikut :
Karyawan menikah, melahirkan (istri sah), sumbangan
diberikan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).
Karyawan menikahkan anak, mengkhitankan, membaptiskan,
DRAFT PP 2022-2024 DRAFT PP 2024-2026

sumbangan diberikan sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima


puluh ribu rupiah).
Sumbangan kedukaan suami/istri/anak/orang tua meninggal
dunia diberikan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).
Sumbangan bencana alam dan kebakaran diberikan sebesar
Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Pasal 13
TUNJANGAN HARI RAYA

Karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan


atau lebih pada saat Hari Raya Idul Fitri sebesar 1 (satu)
bulan upah dipotong pajak penghasilan.

Pasal 15
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

Perusahaan mengikutsertakan Karyawan dalam program


BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
Program BPJS Ketenagakerjaan yang diikut meliputi:
- Jaminan Kecelakaan Kerja
- Jaminan Kematian
- Jaminan Hari Tua
- Jaminan Pensiun
- Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Kontribusi Pembayaran ketentuan ayat 2 Pasal ini adalah:
Perusahaan sebesar 3,7 %
Karyawan sebesar 2 % dari upah karyawan yang diterima
setiap bulan
Jaminan pemeliharaan kesehatan dilaksanakan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah dengan manfaat yang sudah
ditetapkan dalam program tersebut.
Dalam pelaksanaan program BPJS, Perusahaan hanya
berkewajiban membayarkan sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh BPJS.
DRAFT PP 2022-2024 DRAFT PP 2024-2026

Ketentuan lebih lanjut mengenai ayat 2 huruf e Pasal ini


mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan
Pekerjaan.

3 BAB VII
KESALAHAN DAN SANKSI
Pasal 19
UMUM

Dalam rangka menegakkan disiplin, Perusahaan berwenang


memberikan sanksi bagi karyawan yang melakukan
kesalahan yang bertentangan dengan Peraturan Perusahaan.
Sanksi atas kesalahan dapat berupa peringatan lisan, tertulis
dan atau Pemutusan Hubungan Kerja. Hal ini dapat dilihat
dari besar atau kecilnya kesalahan yang dilakukan oleh
karyawan.
Peringatan Tertulis seperti yang dimaksud ayat 2 Pasal ini
diatur sebagai berikut:
- SANKSI PERINGATAN PERTAMA (SP – I), jangka waktu
berlaku 6 (enam) bulan.
- SANKSI PERINGATAN KEDUA (SP – II), jangka waktu
berlaku 6 (enam) bulan.
- SANKSI PERINGATAN KETIGA (SP –III), jangka waktu
berlaku 6 (enam) bulan.
Selama Surat Peringatan Ketiga (SP-III) masih berlangsung,
apabila karyawan masih melakukan kesalahan yang sama
atau lebih berat maka perusahaan dapat melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja. Pemutusan Hubungan Kerja
dapat langsung diberikan tanpa melalui Surat Peringatan
Pertama (SP-I), Surat Peringatan Kedua (SP-II) dan Surat
Peringatan Ketiga (SP-III).
Apabila kesalahan tersebut mengakibatkan kerugian bagi
Perusahaan maka selain dikenakan sanksi karyawan juga
wajib mengganti kerugian material kepada Perusahaan.
DRAFT PP 2022-2024 DRAFT PP 2024-2026

Pemberian sanksi Surat Peringatan Pertama (SP-I), Surat


Peringatan Kedua (SP-II) atau Surat Peringatan Ketiga (SP-III)
kepada karyawan, tidak harus diberikan menurut urutannya
tetapi dilihat dari besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
oleh karyawan.
Tingkat surat peringatan baik Surat Peringatan Pertama (SP-
I), Surat Peringatan Kedua (SP-II), dan Surat Peringatan Ketiga
(SP-III) yang akan diberikan, ditentukan oleh atasan langsung
bersama dengan Manager People & Organization.
Karyawan yang telah mendapatkan Surat Peringatan karena
kesalahannya, apabila membuat kesalahan lagi dapat
diberikan Surat Peringatan berikutnya atau Surat Pemutusan
Hubungan Kerja walapun belum berakhir masa berlaku Surat
Peringatan sebelumnya.
Dalam hal jangka waktu berlaku Surat Peringatan telah
berakhir dan karyawan kembali melakukan pelanggaran
maka surat peringatan yang diterbitkan adalah kembali
sebagai Surat Peringatan Pertama (SP-I), Surat Peringatan
Kedua (SP-II), Surat Peringatan Ketiga (SP-III) atau Pemutusan
Hubungan Kerja sesuai dengan besar kecilnya kesalahan yang
dilakukan oleh karyawan.

Anda mungkin juga menyukai