Anda di halaman 1dari 64

PENGAWASAN NORMA

JAMINAN SOSIAL
UUD 1945

PP.44/15 PP 82/19
UU 13/03 UU 40/04
PP.45/15
Ps.99 (1 &2) UU 24/11
PP.46/15 PP 60/15

Perpres
7/ 2019
Permenaker No.19/15;; Permenaker No.28/2015
Permenaker No.29/15; Permenaker No.10/16;
Permenaker No.11/16, Perpres No. 19/16
Permenaker No. 5/21
FILOSOFI
 SETIAP ORANG BERHAK ATAS JAMINAN SOSIAL AGAR DAPAT
MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR HIDUP LAYAK DAN
MENINGKATKAN MARTABATNYA MENUJU MASYARAKAT
INDONESIA YG SEJAHTERA, ADIL DAN MAKMUR

 UNTUK MEMBERIKAN JAMINAN SOSIAL YG MENYELURUH,


NEGARA MENGEMBANGKAN SISTEM JAMINAN SOSIAL
NASIONAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

 UNTUK MELAKSANAKAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL,


PERLU DIBENTUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
DG UNDANG-UNDANG
AZAS DAN PRINSIP SJSN

AZAS :
 KEMANUSIAAN : MERUPAKAN PENGHARGAAN TERHADAP
MARTABAT MANUSIA.
 MANFAAT : PENGELOLAANNYA DILAKUKAN SECARA
EFEKTIF DAN EFFISIEN.
 KEADILAN SOSIAL : DILAKSANAKAN SECARA ADIL

PRINSIP :
1. KEGOTONG-ROYONGAN
2. NIRLABA
3. KETERBUKAAN
4. KEHATI-HATIAN
5. AKUNTABILITAS
6. KEPESERTAAN BERSIFAT WAJIB
7. DANA AMANAT
8. HASIL PENGELOLAAN DANA DIGUNAKAN UTK SEBESAR-
BESARNYA BAGI KEPENTINGAN PESERTA
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

TUJUAN :

 MEMBERIKAN JAMINAN TERPENUHINYA KEBUTUHAN


DASAR HIDUP LAYAK BAGI SETIAP PESERTA DAN
ANGGOTA KELUARGANYA.

 MEMBERI KEPASTIAN PERLINDUNGAN, BILA TERJADI


HAL-HAL YG MENGAKIBATKAN HILANG ATAU
BERKURANGNYA PENDAPATAN KARENA SAKIT,
KECELAKAAN, KEHILANGAN PEKERJAAN, MEMASUKI
USIA LANJUT/ PENSIUN.
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

TUJUAN :

 MEMBERIKAN JAMINAN TERPENUHINYA KEBUTUHAN


DASAR HIDUP LAYAK BAGI SETIAP PESERTA DAN
ANGGOTA KELUARGANYA.

 MEMBERI KEPASTIAN PERLINDUNGAN, BILA TERJADI


HAL-HAL YG MENGAKIBATKAN HILANG ATAU
BERKURANGNYA PENDAPATAN KARENA SAKIT,
KECELAKAAN, KEHILANGAN PEKERJAAN, MEMASUKI
USIA LANJUT/ PENSIUN.
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
DIBENTUK BERDASARKAN PASAL 5 AYAT (1) UU NO.40 TH 2004 TTG
SJSN DAN UU NO.24 TAHUN 2011 TTG BPJS, TERDIRI DARI :
A. BPJS KESEHATAN :
 BADAN HUKUM PUBLIK YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN
DAN DIBENTUK UNTUK MENYELENGGARAKAN PROGRAM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL (JKN)

 BPJS KESEHATAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI PT.ASKES


(PERSERO) , YANG TERBENTUK DAN MULAI BEROPERASI PADA 1
JANUARI 2014

 KEMENTERIAN KESEHATAN TDK MENJALANKAN LAGI PROGRAM


JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

 PT. JAMSOSTEK (PERSERO) TIDAK LAGI MEMBERIKAN PELAYANAN


PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK)
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL.............

B. BPJS KETENAGAKERJAAN :

 BADAN HUKUM PUBLIK YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA


PRESIDEN DAN DIBENTUK UNTUK MENYELENGGARAKAN
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA, JAMINAN HARI TUA,
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN KEMATIAN

 BPJS KETENAGAKERJAAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI


PT. JAMSOSTEK(PERSERO), TERBENTUK SEJAK 1 JANUARI
2014 DAN MULAI BEROPERASI PADA 1 JULI 2015
1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah Badan Hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial.
2. Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
layak
3. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja atau
penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan
membayar gaji, upah atau imbalan dalam bentuk lain
4. Pekerja adalah setiap orang yg bekerja dengan menerima gaji, upah atau
imbalan dalam bentuk lain
5. Peserta adalah setiap orang termasuk orang asin g yang bekerja paling
singkat 6 bulan di Indonesia yang telah membayar iuran
6. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta dan/atau
anggota keluarganya
7. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh peserta,
pemberi kerja, dan/ atau Pemerintah
8. Gaji/Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yag ditetapkan
dan dibayar menurut suatu PK, kesepakatan atau peraturan perUUan
termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan

9. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,


termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja

10. Cacat adalah keadaan berkurangnya atau hilangnya fungsi tubuh atau
hilangnya anggota badan yang secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan berkurang atau hilangnya kemampuan pekerja untuk
menjalankan pekerjaannya.

11. Cacat total tetap adalah cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan


seseorang untk melakukan pekerjaan.
KEPESERTAAN

PESERTA PROGRAM JAMINAN SOSIAL, TERDIRI :


I. PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA, MELIPUTI :
A. PEKERJA PADA PERUSAHAAN.
B. PEKERJA PADA ORANG PERSEORANGAN.
C. ORANG ASING YG BEKERJA DI INDONESIA PALING
SINGKAT 6 BULAN

II. PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH, MELIPUTI :


D. PEMBERI KERJA.
E. PEKERJA DILUAR HUBUNGAN KERJA ATAU PEKERJA
MANDIRI
F. PEKERJA YG TIDAK TERMASUK HURUF B YG BUKAN
MENERIMA UPAH.
IURAN
PESERTA PENERIMA UPAH

I. IURAN JKK :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA, DIDASARKAN PADA
5(LIMA) KELOMPOK TINGKAT RESIKO LINGKUNGAN KERJA,
MELIPUTI :
1.RESIKO SANGAT RENDAH 0,24% X UPAH SEBULAN
2.RESIKO RENDAH 0,54% X UPAH SEBULAN
3.RESIKO SEDANG 0,89% X UPAH SEBULAN
4.RESIKO TINGGI 1,27% X UPAH SEBULAN
5.RESIKO SANGAT TINGGI 1,74% X UPAH SEBULAN

IURAN DIBAYAR SELURUHNYA OLEH PEMBERI KERJA


IURAN .................................

II. IURAN JKM :


BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA SEBESAR 0,30% X
UPAH SEBULAN
IURAN DI BAYAR SELURUHNYA OLEH PEMBERI KERJA

III. IURAN JHT :


BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA SEBESAR 5,7 % X
UPAH SEBULAN (PESERTA 2% ; PEMBERI KERJA 3,7%)
UPAH SEBAGAI DASAR PEMBAYARAN IURAN TERDIRI DARI
UPAH POKOK + TUNJANGAN TETAP

KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN JKK, JKM DAN JHT


DIKENAKAN DENDA 2% SETIAP BULAN YG DIHITUNG DARI
IURAN YG SEHARUSNYA DIBAYAR DAN DITANGGUNG
SEPENUHNYA OLEH PEMBERI KERJA.
IURAN .................................

IV. IURAN JP :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA 3 % x BATAS
BAWAH UPAH/UMP TERENDAH (Rp. 1.2 juta ) ATAU BATAS ATAS
UPAH (Rp. 7 juta )
IURAN DI BAYAR PEMBERI KERJA SEBESAR 2 %
IURAN DI BAYAR PEKERJA SEBESAR 1%

V. IURAN JKN :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA SEBESAR 5 % X
UPAH SEBULAN (PESERTA 1% ; PEMBERI KERJA 4%)
UPAH SEBAGAI DASAR PEMBAYARAN IURAN TERDIRI DARI
UPAH POKOK + TUNJANGAN TETAP
BATAS PALING TINGGI UPAH/GAJI PERBULAN 2 X PTKP DGN
STATUS K/1
IURAN
PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH

I. IURAN JKK :
DIDASARKAN PADA NILAI NOMINAL TERTENTU DARI
PENGHASILAN PESERTA YG DITETAPKAN DALAM DAFTAR
SESUAI TABEL (LAMPIRAN II) YG TELAH DITETAPKAN DAN
DIPILIH OLEH PESERTA SESUAI PENGHASILANNYA SETIAP
BULAN.

II. IURAN JKM :


SEBESAR Rp. 6.800. SETIAP BULAN.

III. IURAN JHT :


DIDASARKAN PADA JUMLAH NOMINAL TERTENTU DARI
PENGHASILAN PESERTA SESUAI TABEL (LAMPIRAN) YG TELAH
DITETAPKAN DAN DIPILIH OLEH PESERTA SESUAI
PENGHASILANNYA MASING2.
IURAN JKK, JKM DAN JHT DIBAYAR OLEH PESERTA.
IURAN .................................

IV. IURAN JKN :

BAGI PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH SEBESAR :


A. Rp. 25.500,- /BULAN DENGAN MANFAAT PELAYANAN RUANG
PERAWATAN KLAS III
B. Rp. 51.000,-/BULAN DENGAN MANFAAT PELAYANAN RUANG
PERAWATAN KLAS II
C. Rp. 80.000,-/BULAN DENGAN MANFAAT PELAYANAN DI
RUANG PERAWATAN KLAS I
Jaminan Kecelakaan Kerja

Di tempat kerja
Berangkat kerja
& pulang
(jalur yang wajar
dilalui)

Saat dinas
Termasuk penyakit akibat kerja :
Tanpa melihat penye
(1) Tempat (2) Meninggal (3)
bab dari penyakit yg
TK Kerja Dunia dideritanya

(4)

Mendapat DOKTER/UNIT PELA


Serangan (5) YANAN KESEHATAN

penyakit

(6)

Meninggal
Dunia tdk lbh dr
24 jam
PENGERTIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA/PAK
(Occupational Diseases)

• UU No. 40 Th. 2004 Ttg SJSN (PP No. 44 Tahun 2015,


Perpres 7 Tahun 2019):

Penyakit Akibat Kerja


adalah Penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan
dan/atau lingkungan kerja
Data Pendukung PAK

Penyakit Akibat Kerja dapat diproses saat pekerja masih aktif dan dinyatakan
PAK sampai dengan maksimum 5 (lima) tahun setelah pekerja non aktif.

 Data hasil pemeriksaan kesehatan awal


 Data hasil pemeriksaan kesehatan berkala
 Data hasil pemeriksaan khusus (pemeriksaan terakhir yang dilakukan pada
saat pekerja sakit);
 Data hasil pengujian lingkungan kerja oleh lembaga pengujian lingkungan
kerja baik milik pemerintah maupun swasta;
 Riwayat pekerjaan pekerja;
 Riwayat kesehatan pekerja (medical record);
 Analisis hasil pemeriksaan lapangan oleh Pengawas Ketenagakerjaan;
dan/atau
 Pertimbangan medis dokter penasehat.
MANFAAT JKK
MANFAAT JKK MELIPUTI :
A. PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBUTUHAN MEDIS :
1. PEMERIKSAAN DASAR DAN PENUNJANG
2. PERAWATAN TINGKAT PERTAMA DAN LANJUTAN
3. RAWAT INAP RUANG KLS I RS PEMERINTAH ATAU RS SWASTA YG
SETARA
4. PERAWATAN INTENSIF
5. PENUNJANG DIAGNOSTIK
6. PENGOBATAN
7. PELAYANAN KHUSUS
8. ALAT KESEHATAN DAN IMPLANT
9. JASA DOKTER/ MEDIS
10. OPERASI
11. TRANSFUSI DARAH DAN ATAU
12. REHABILITASI MEDIK
13. PERAWATAN DIRUMAH BILA TIDAK MEMUNGKINKAN
MELANJUTKAN PENGOBATAN KE RS (HOMECARE, MAKS.
SETAHUN SEBESAR 20 JUTA)
14. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DALAM PENYELESAIAN KASUS PAK
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan
Pelayanan khusus Diberikan untuk 1 (satu) kejadian kasus KK/PAK

 Pemberian alat bantu (Orthese) dan/ alat ganti (Prothese)


sesuai harga di Pusat Rehab Pemerintah ditambah 40% +
biaya rehab medik
 Penggantian biaya gigi tiruan terbuat dari bahan acrilyc
maksimal Rp.5.000.000,00.
 Alat bantu dengar (Hearing aids) kedua telinga maksimal
Rp.2.500.000,00.
 Kacamata (lensa dan bingkai/rangka) maksimal
Rp.1.000.000,00.

Biaya Transportasi JKK  Angkutan darat/sungai, danau maks. Rp.5.000.000,00.


 Angkutan laut maks. Rp.2.000.000,00.
 Angkutan udara maks. Rp. 10.000.000,00.

Biaya Transportasi RTW  Berangkat dan pulang ke dan dari tempat pelatihan 25
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan

Santunan STMB JKK  Periode I : 6 bulan pertama = 100% x upah sebulan.


 Periode II : 6 bulan kedua = 100% x upah sebulan.
 Periode III: 6 bulan ketiga dan seterusnya = 50% x upah sebulan.

Dihitung sejak peserta tidak mampu bekerja akibat kecelakaan kerja


sampai dengan yang bersangkutan bekerja kembali/cacat/meninggal
dunia kembali yang dinyatakan oleh dokter yang merawat dan/atau
dokter penasehat dalam formulir BPJS Ketenagakerjaan 3a & 3b

STMB diberikan berdasarkan upah yang dilaporkan kepada BPJS


Ketenagakerjaan 1 (satu) bulan terakhir sebelum terjadinya kecelakaan.

STMB selama menunggu pemasangan orthose/prothese dapat


diberikan apabila peserta tidak bekerja dan dinyatakan oleh surat
keterangan dokter yang merawat.

Santunan Cacat JKK  CACAT ANATOMIS = % SESUAI TABEL X 80 X US

 CACAT FUNGSI = % BERKURANG FUNGSI X % TABEL X 80 X US

 CACAT TOTAL TETAP = 70% X 80 X US


26
Lampiran :
PP No. 82 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Program JKK dan JKM)
Persentase Santunan Cacat Tetap Sebagian & Cacat-cacat lainnya :

%x
Macam Cacat Tetap Sebagian Upah
1. Lengan kanan dr sendi bahu ke bwh 40
2. Lengan kiri dr sendi bahu ke bwh 35
3. Lengan kanan dr atau dr atas siku ke bwh 35
4. Lengan kiri dr atau dr atas siku ke bwh 30
5. Tangan kanan dr atau dr atas pergelangan ke bwh 32
6. Tangan kiri dr atau dr atas pergelangan ke bwh 28
7. Kedua belah kaki dr pangkal paha ke bwh 70
8. Sebelah kaki dr pangkal paha ke bwh 35
9. Kedua belah kaki dr mata kaki ke bwh 50
10. Sebelah kaki dr mata kaki ke bwh 25
11. Kedua belah mata 70
12. Sebelah mata atau diplopia pd penglihatan dekat 35
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
13. Pendengaran pd kedua belah telinga 40
14. Pendengaran pd sebelah telinga 20
15. Ibu jari tangan kanan 15
16. Ibu jari tangan kiri 12
17. Telunjuk tangan kanan 9
18. Telunjuk tangan kiri 7
19. Salah satu jari lain tangan kanan 4
20. Salah satu jari lain tangan kiri 3
21. Ruas pertama telunjuk kanan 4,5
22. Ruas pertama telunjuk kiri 3,5
23. Ruas pertama jari lain tangan kanan 2
24. Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5
25. Salah satu ibu jari kaki 5
26. Salah satu jari telunjuk kaki 3
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
27. Salah satu jari kaki lain 2
28. Terkelupasnya kulit kepala 10-30
29. Impotensi 30
30. Kaki memendek sebelah : Kurang dr 5 cm 10
5 – kurang dr 7,5 cm 20
7,5 atau lebih 30
31. Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10 Db. 6
32. Penurunan daya dengar sebelah telinga stp 10 Db. 3
33. Kehilangan daun telinga sebelah 5
34. Kehilangan kedua belah daun telinga 10
35. Cacat hilangnya cuping hidup 30
36. Perforasi sekat rongga hidung 15
37. Kehilangan daya penciuman 10
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
38. Hilangnya kemampuan kerja fisik
50% – 70% 40
25% – 50% 20
10% – 25% 5
39. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
40. Kehilangan sebgn fungsi penglihatan 7
- Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10%
- Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,
maka efisiensi penglihatan binokuler dgn rumus
kehilangan eff penglihatan:
(3 x % eff penglihatan terbaik) + % eff penglht terburuk.
41. Kehilangan penglihatan warna
10
42. Setiap kehilangan lapangan pandang 10%
7
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan
Santunan Kematian akibat 60% x 80 x US
KK/PAK
Biaya pemakaman Rp. 10.000.000,-
Santunan Berkala
24xRp.500.000.- = Rp.12.000.000.-

Beasiswa JKK Diberikan untuk 2 orang anak berkala setiap tahun sesuai tingkat
pendidikan apabila pekerja meninggal dunia atau mengalami cacat total
tetap.
Syarat utk mendapatkan beasiswa :

 Usia maksimal 23 tahun;


 Belum bekerja; dan
 Belum menikah.

Besaran beasiswa :

 TK s.d SD/ sederajat Rp.1.500.000.-/thn Maks. 8 Tahun


 SMP/ sederajat Rp.2.000.000.-/thn Maks 3 Tahun
 SMA/ sederajat Rp. 3.000.000.-/thn Maks 3 Tahun
 Strata 1/ sederajat Rp.12.000.000.-/thn Maks. 5 Tahun

Program Kembali Kerja Diberikan kepada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau
(Return To Work) penyakit akibat kerja atas rekomendasi dokter penasehat
MANFAAT JHT

 BESARNYA MANFAAT JHT :


ADALAH NILAI AKUMULASI SELURUH IURAN YG TELAH DISETOR
DITAMBAH HASIL PENGEMBANGANNYA YG TERCATAT DALAM
REKENING PERORANGAN PESERTA

 MANFAAT JHT DIBAYARKAN APABILA :


A. PESERTA MENCAPAI USIA PENSIUN/ 56 TAHUN
B. MENGALAMI CACAT TOTAL TETAP
C. MENINGGAL DUNIA
D. MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMA LAMANYA.
MANFAAT JHT...................................

 PEMBAYARAN MANFAAT JHT :


MANFAAT JHT DAPAT DIBERIKAN SEBAGIAN SAMPAI BATAS
TERTENTU APABILA PESERTA TELAH MEMILIKI MASA
KEPESERTAAN MINIMAL 10 TAHUN. TUJUANNYA ADALAH DALAM
RANGKA MEMPERSIAPKAN DIRI MEMASUKI USIA PENSIUN.

PENGAMBILAN MANFAAT JHT SAMPAI BATAS TERTENTU :


A. MAKS. 30% DARI JUMLAH JHT YG PERUNTUKANNYA UTK
KEPEMILIKAN RUMAH
B. MAKS. 10% DARI JUMLAH JHT UNTUK KEPERLUAN LAIN SESUAI
PERSIAPAN MASA PENSIUN.

BPJS KETENAGAKERJAAN WAJIB MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA


PESERTA MENGENAI BESARNYA SALDO JHT BESERTA HASIL
PENGEMBANGANNYA SATU KALI DALAM SETAHUN.
MANFAAT JAMINAN KEMATIAN

MANFAAT JAMINAN KEMATIAN DIBERIKAN KEPADA AHLI WARIS ,


APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA DALAM MASA AKTIF, MELIPUTI
:
 SANTUNAN SEKALIGUS Rp.16.200.000.
 SANTUNAN BERKALA Rp.24XRP.200.000 =Rp.4.800.000.
 BIAYA PEMAKAMAN SEBESAR Rp.3.000.000
 BEASISWA PENDIDIKAN ANAK SEBESAR Rp.12.000.000.BAGI
PESERTA YG MENINGGAL DUNIA BUKAN AKIBAT KK/PAK DAN
MEMILIKI MASA IUR MIN 5 TH.

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG BELUM


MENGIKUTSERTAKAN PEKERJANYA DALAM PROGRAM JKM KEPADA
BPJS KETENAGAKERJAAN, BILA TERJADI RESIKO TERHADAP
PEKERJANYA, WAJIB MEMBAYAR HAK PEKERJA SESUAI PP INI.
Manfaat Program Jaminan Pensiun

PP No. 45 Tahun 2015


Besar manfaat dihitung dengan formula tertentu
Konsep berdasarkan masa kerja yang diperhitungkan
Manfaat Pensiun dengan pembayaran iuran (masa iur) dan rata-rata
penghasilan dasar selama mengiur
a. Manfaat Pensiun Hari Tua (MPHT)
b. Manfaat pensiun Cacat (MPC)
Jenis Manfaat c. Manfaat Pensiun Janda/duda (MPJD)
d. Manafaat Pensiun Anak (MPA)
e. Manfaat Pensiun Orangtua (MPO)
Accrual rate (1%) X ( masa iur/12 Bulan) X (rata
Formula Manfaat upah tertimbang selama mengiur/12 bulan)
pensiun berkala Cat : Accrual rate 0.7 % s.d. 1 % tahun masa iur.
MANFAAT JAMINAN PENSIUN
PP No. 45 Tahun 2015

56 tahun, dan direview secara periodik dengan


Usia Pensiun
memperhatikan usia harapan hidup

a. Batas bawah Rp.1,2 juta (UMP terendah)


Batasan Upah sebagai b. Batas atas Rp.7 juta
dasar perhitungan c. Batas bawah dan batas atas tersebut direview
Penghasilan Dasar secara periodik dengan memperhatikan rata-
Pensiun rata upah peserta nasional, situasi ekonomi
dan perhitungan Aktuaris

a. Minimum sebesar Rp300.000,- dari batas atas


Batasan Manfaat upah
Pensiun Berkala b. Maksimum sebesar Rp3.600.00,- dari batas
atas upah
MANFAAT JAMINAN PENSIUN
PP No. 45 Tahun 2015
a. Manfaat Pensiun (MP) diberikan setelah peserta
mencapai usia pensiun
Manfaat b. MP Berkala diberikan jika peserta tersebut memiliki
Pensiun masa iur paling sedikit 15 (lima belas) tahun yang
setara 180 (seratus delapan puluh) bulan
Hari Tua c. MP Berkala diberikan sampai pensiunan hari tua
meninggal dunia sesuai dengan formula pensiun

a. MP diberikan apabila peserta mengalami cacat total


tetap sejak 1 bulan pertama mengiur, dihitung sesuai
formula manfaat pensiun.
b. MP diberikan apabila peserta mengalami cacat total
Manfaat tetap, untuk 1 tahun selanjutnya, dihitung formula
manfaat pensiun dikali faktor indeksasi.
Pensiun c. Diberikan setelah penetapan mengalami cacat total
Cacat melalui pemeriksaan medis/mekanisme penentuan
cacat.
d. MP berkala diberikan sampai pensiunan cacat
meninggal dunia
MANFAAT JAMINAN PENSIUN
PP No. 45 Tahun 2015

a. Manfaat pensiun (MP) diberikan kepada


janda/duda ahli waris peserta yang
meninggal dunia sebelum memasuki usia
pensiun, atau janda/duda ahli waris
pensiunan hari tua atau pensiunan cacat
total yang meninggal dunia
b. MP berkala diberikan sampai pensiunan
Manfaat janda/duda meninggal dunia atau menikah
Pensiun kembali.
Janda/Duda c. 50% dari formula manfaat pensiun hari tua
sebelum menerima manfaat pensiun peserta
d. 50 % dari manfaat pensiun cacat setelah
menerima manfaat pensiun peserta.

Telah menjadi peserta peserta paling singkat 1


tahun (kepadatan iuran 80 % )
MANFAAT JAMINAN PENSIUN
PP No. 45 Tahun 2015

a. Manfaat pensiun (MP) diberikan kepada anak ahli


waris peserta yang meninggal dunia sebelum
memasuki usia pensiun dan tidak memiliki
janda/duda, atau pensiunan cacat total yang
meninggal dunia
b. MP berkala diberikan sampai anak mencapai usia
23 tahun, menikah, bekerja.
c. Jumlah maksimal anak yang ditanggung 2 orang
d. 50% dari formula manfaat pensiun untuk peserta
sebelum menerima manfaat pensiun dan tidak
Manfaat Pensiun memiliki janda dan duda
e. 50 % dari manfaat pensiun tua atau manfaat cacat
Anak peserta setelah menerima manfaat pensiun
peserta dan tidak memiliki janda dan duda.
f. 50 % dari manfaat pensiun janda atau duda untuk
janda atau duda yang meninggal dunia atau
menikah lagi.

Telah menjadi peserta peserta paling singkat 1 tahun


(kepadatan iuran 80 %)
MANFAAT JAMINAN PENSIUN
PP No. 45 Tahun 2015

a. Manfaat pensiun (MP) diberikan kepada ayah/ibu


peserta lajang yang meninggal dunia sebelum
memasuki usia pensiun, atau ayah/ibu peserta
lanjang yang meninggal dunia telah menerima
manfaat pensiun
b. MP berkala diberikan sampai pensiunan orang tua
Manfaat tersebut meninggal dunia.
c. 20 % dari formula manfaat pensiun untuk peserta
Pensiun yang meninggal dunia sebelum menerima manfaat
pensiun.
Orangtua d. 20 % dari formula manfaat pensiun tua atau
manfaat cacat untuk peserta yang meninggal
dunia setelah menerima manfaat pensiun.

Orang tua dapat menerima manfaat pensiun peserta


mengiur paling singkat 1 tahun ( dengan kepadatan
iuran 80 % )
MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KK

Dinyatakan Lap II
Kecelakaan T.K Sembuh,cacat/MD
Sekaligus merupakan
pengajuan Jaminan :
Pengusaha Disnaker Pengusaha KK3 KPJ, KK4, kwitansi
pengangkutan, pengo
batan, perawatan & dok2 lain

BP
Lap I

Apbl terjadi perbedaan pendpt terhdp :


Kec/bukan, Akibat kec, besarnya % cacat dan Besarnya Pd Tk.I BP menghitung & mem bayar Jaminan
jaminan berdasarkan srt
ket dokter Pemeriksa (KK4)

Kelapangan
Pihak yg tdk menerima Peg pengawas Bersama BP

KK4, Rekam medis & data penunjang


Diagnostik lainnya Dokter penasehat

Pd Tk.II Peg pengawas membuat


MENTERI Pihak yg tdk menerima penetapan
09/15/2023
MEKANISME PENYELESAIAN KASUS PAK
T.K Mendpt peny yg
KK5
timbul Krn hub kerja

T.K Dinyatakan
Sembuh,cacat/MD
Sekaligus merupakan
pengajuan Jaminan :
Disnaker KPJ, KK5, kwitansi
Pengusaha KK3
Pengusaha pengangkutan, pengo
batan, perawatan & dok2 lain

KK2 BP

Apbl terjadi perbedaan pendpt : PAK/bukan, Akibat dari PAK, Pd Tk.I BP menghitung & membayar
besarnya % cacat akibat PAK, besarnya jaminan berdasarkan KK5

Kelapangan Bersama BP
Peg pengawas
Pihak yg tdk menerima

Mndptkan Riwayat Pekerjaan TK, Riwa yat kesehatan TK,


Data medis TK
Pd Tk.II peg pengws
Membuat penetapan
Peg pengawas membuat analisa

Pihak yg tdk menerima Apbl peg pengws masih ragu

09/15/2023
MENTERI Dok penasehat
FUNGSI DOKTER PENASEHAT

MEMBERIKAN PERTIMBANGAN MEDIS KEPADA


PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DAN/ATAU
MENTERI DALAM PENENTUAN PERSENTASE
KECACATAN, DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT
KERJA DAN MENENTUKAN CACAT TOTAL TETAP
SERTA MEMBERIKAN REKOMENDASI PROGRAM
RETURN TO WORK
TUGAS DOKTER PENASEHAT

1. Melakukan Pemeriksaan data medis, data terkait


lainnya bila dipandang perlu melakukan
pemeriksaan ulang kepada pekerja
2. Memberikan pertimbangan medis besarnya
persentase cacat akibat kecelakaan kerja baik
cacat total tetap, cacat sebgian fungsi dan cacat
sebagian anatomis
3. Memberikan pertimbangan medis kepada Menteri
mengenai besarnya persentase cacat akibat
kecelakaan kerja dan/atau penyakit akibat kerja
Lanjutan …….

4. Melakukan konsultasi dengan dokter pemeriksa


dan/atau dokter spesialis bila terdapat keraguan
dalam menetapkan penyakit akibat kerja atau
persentase cacat akibat kecelakaan kerja
5. Memberikan rekomendasi untuk memperoleh
program return to work bagi pekerja yang
mengalami cacat atau berkurangnya kemampuan
bekerja akibat kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja
Mekanisme pemberian pertimbangan medis (Permenaker
26 Tahun 2016)

1. Dalam hal BPJS Ketenagakerjaan ragu terhadap


besarnya persentase cacat dan diagnosis PAK
sehingga tidak dapat menghitung besarnya JKK
dan memerlukan pertimbangan medis Dokter
Penasehat, BPJS Ketenagakerjaan meneruskan
kasus tersebut kepada Pengawas
Ketenagakerjaan dengan melampirkan data medis
dan data pendukung
2. Data medis dan data pendukung meliputi:
Lanjutan……

a. Laporan KK/PAK tahap I dan II


b. Surat Keterangan dokter pemeriksa
c. Riwayat penyakit dan data rekam medis
(medical record) pekerja
d. Riwayat pekerjaan pekerja; dan
e. Data lain yang diperlukan
3. Pengawas Ketenagakerjaan meminta
pertimbangan medis kepada Dokter Penasehat
paling lambat 3 hari kerja sejak diterimanya
penyerahan kasus dari BPJS Ketenagakerjaan.
Lanjutan……

4. Dalam hal data belum lengkap, Pengawas


Ketenagakerjaan mengembalikan data tersebut
kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk dilengkapi
5. BPJS Ketenagakerjaan dalam waktu paling lama 2
hari kerja melengkapi data dan menyerahkan
kepada Pengawas Ketenagakerjaan untuk proses
lebih lanjut.
6. Berdasarkan permintaan pertimbangan medis
tersebut, Dokter Penasehat mempelajari data
medis dan data pendukung lainnya dan bila
diperlukan dapat berkonsultasi dengan dokter
spesialis dan/atau melakukan pemeriksaan
terhadap pekerja
Lanjutan……

7. Dokter Penasehat memberikan pertimbangan


medis dalam jangka waktu paling lama 7 hari kerja
setelah terpenuhinya persyaratan teknis dan
administratif
8. Pertimbangan medis Dokter Penasehat digunakan
sebagai bahan pertimbangan bagi Pengawas
Ketenagakerjaan dalam membuat penetapan
KK/PAK
9. Pengawas Ketenagakerjaan menyampaikan
penetapan kepada BPJS Ketenagakerjaan paling
lambat 3 hari kerja
SUMBER HUKUM PROGRAM JKP

UU PP Perpres Permen

• UU No. 40 Th 2004 • PP No. 37 Th 2021 • Perpres No. • Permenaker No. 7 Th 2021


• UU No. 24 Th 2011 • PP No. 44 Th 2015 109 Th 2013 • Permenaker No. 15 Th 2021
• UU No. 11 Th 2020 • Permenkeu No.
148/PMK.02/2021
JKK JKK JKK JKK

JKM JKM JKM JKM

JHT JHT JHT


JHT (SUKARELA)

JP JP
BPU : JKK dan JKM (wajib), JHT (sukarela)
PESERTA

PESERTA PERUSAHAAN
1 WNI 1Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau
tidak, milik orang perseorangan, milik
2 Usia belum mencapai 54 tahun persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara, usaha sosial &
3 Mempunyai hubungan kerja dengan usaha lain yang mempekerjakan pekerja/buruh
Perusahaan baik PKWTT maupun PKWT dengan membayar upah atau imbalan dalam
(Peserta Penerima Upah Badan Usaha) bentuk lain;
4 Peserta pada Perusahaan skala Menengah
2Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang
& Besar, terdaftar 5 program jaminan sosial
mempunyai pengurus dan mempekerjakan
(JKK, JKM, JHT, JP, JKN)
Peserta pada Perusahaan skala Kecil & orang lain dengan membayar upah atau imbalan
 dalam bentuk lain.
5
Mikro, terdaftar dalam 4 Program jaminan
sosial (JKK, JKM, JHT, JKN)
PENYELENGGARA & MANFAAT JKP
PENERIMA MANFAAT :

1. Terkena PHK, dikecualikan untuk


alasan PHK karena:
a. Mengundurkan Diri
b. Cacat Total Tetap
c. Pensiun
d. Meninggal Dunia

2. Syarat Masa Iur:


Masa iuran paling sedikit 12 bulan
dalam 24 bulan dan Telah
membayar iuran paling singkat
6 bulan berturut-turut

3. Berkeinginan untuk bekerja


kembali

Manfaat diberikan paling banyak 6


bulan, dengan
ketentuan:
- 45% dari Upah di 3 bulan pertama
- 25% dari Upah di 3 bulan berikutnya
3 MANFAAT PROGRAM JKP
Manfaat JKP diberikan kepada peserta yang mengalami PHK baik untuk hubungan
kerja berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) maupun Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT) 6
ALASAN PHK
(Berdasarkan UU CK)
1. Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan pengambilalihan atau pemisahan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia
melanjutkan hubungan kerja atau pengusaha tidak bersedia menerima Pekerja/Buruh.
2. Perusahaan melakukan efisiensi diikuti dengan penutupan perusahaan atau tidak diikuti dengan penutupan perusahaan yang
disebabkan perusahaan mengalami kerugian
3. Perusahaan tutup yang disebabkan karena perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun
4. Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force majeure)
5. Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang
6. Perusahaan pailit
7. Adanya permohonan PHK yang diajukan oleh pekerja/buruh dengan alasan pengusaha melakukan perbuatan sebagaimana Pasal 154A
ayat (1) huruf g UU CK
8. Adanya putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang menyatakan pengusaha tidak melakukan perbuatan
sebagaimana Pasal 154A ayat (1) huruf g UU CK (atau Pasal 36 huruf g PP 35/2021) terhadap permohonan yang diajukan oleh
pekerja/buruh
9. Pekerja/Buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan memenuhi syarat sebagaimana Pasal 154A ayat (1) huruf i
UU CK (atau Pasal 36 huruf i PP 35/2021)
10. Pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti
yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis
11. Pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam PK, PP, PKB dan sebelumnya telah diberikan surat peringatan
pertama, kedua dan ketiga secara berturut-turut masing-masing berlaku untuk paling lama 6 bulan kecuali ditetapkan lain dalam PK, PP,
PKB.
12. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan
tindak pidana
13. Pekerja/buruh mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya
setelah melampaui batas 12 bulan.
14. Pekerja/buruh memasuki usia pensiun
15. Pekerja/Buruh meninggal dunia 7
SUMBER PENDANAAN JKP

Rekomposisi
Iuran dibayar JKK (0,14%) dan Dana Awal
Pemerintah JKM (0,10%)
(0,22%)

• Tidak ada penambahan biaya bagi pekerja dan pengusaha


• Batas Atas Upah untuk pertama kali ditetapkan sebesar
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)
WORKFLOW PENDAFTARAN KEPESERTAAN JKP :
VERIFIKASI ELIGIBILITAS KESESUAIAN SKALA USAHA VS PROGRAM

Perhitungan iuran sesuai


Tidak PP 44 Tahun 2015

Ya
Eksisting Cek eligible Verifikasi JKP
Cek Skala Usaha
(s.d 28 Februari 2021) Pengusaha/BU Pekerja/Buruh

Cek Eligible PK/BU:


Pengusaha/ Usaha Besar dan
Badan Usaha Pengusaha/BU Daftar & Bayar Menengah JKN, JKK, JHT, JP
Baru (Penyerahan Dokumen) & JKM
• Tagihan iuran ke PK/BU hanya untuk Iuran Usaha Kecil dan Mikro, sekurang-
JKK, JKM, JHT dan JP kurangnya pada program JKN,
• Formulir pendaftaran memuat minimal: NIK, JKK, JHT, & JKM
tanggal lahir, nomor/tgl mulai &
berakhirnya perjanjian kerja

• Perusahaan wajib menyerahkan form pendaftaran JKP bagi tenaga kerjanya kepada BPJS Ketenagakerjaan max 30 hari sejak bekerja (PP 37 pasal 6 ayat 1)
• BPJS Ketenagakerjaan wajib menyerahkan nomor kepesertaan max 1 hari sejak form diterima (nomor kepesertaan sama dengan nomor program lainnya) - PP 37 pasal 6 ayat 3 dan
pasal 7
WORKFLOW PENDAFTARAN KEPESERTAAN JKP :
VERIFIKASI ELIGIBILITAS PEKERJA/BURUH

4
3 Perusahaan
Terpenuhi
Cek Eligible
Mendaftar ke Proses terdaftar PK/BU: Peserta BPJS
sebagai peserta • Usaha Besar dan Menengah
BPJS JKN, JKK, JHT, JP & JKM
Ketenagakerjaan dengan
BPJS
Ketenagakerj Program JKP
aan Ketenagakerjaa
n • Usaha Kecil dan Mikro, sekurang-kurangnya pada
program JKN, JKK, JHT, & JKM
1 2
3
Pekerja/ Buruh BPJS Ketenagakerjaan Peserta BPJS
PKWT/PKWTT Ketenagakerjaan 5
Penerima Tidak Terpenuhi
Cek Eligibilitas Individu Peserta
Upah
• NIK (WNI)
• Usia < 54 tahun
• Mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha
• Cek Kepesertaan Program Peserta BPJS
 Usaha Besar & Menengah: Ketenagakerjaan tanpa
program JKP
JKN, JKK, JHT, JP, & JKM
 Usaha Kecil & Mikro:
JKN, JKK, JHT, & JKM
TUNGGAKAN IURAN

Pengusaha Menunggak Iuran Pengusaha Menunggak Iuran


Sampai dengan 3 Bulan Lebih dari 3 Bulan

 Pengusaha membayarkan manfaat uang tunai


terlebih dahulu kepada Peserta
BPJS Ketenagakerjaan membayarkan manfaat  Pengusaha melunasi tunggakan iuran
uang tunai lebih dahulu kepada Peserta dan dan denda kepada BPJS Ketenagakerjaan
kemudian Pengusaha wajib melunasi tunggakan  Pengusaha mengajukan penggantian atas manfaat uang
iuran tersebut tunai kepada BPJS Ketenagakerjaan
 BPJS Ketenagakerjaan membayar penggantian manfaat
uang tunai
PROSES PENGAJUAN MANFAAT JKP: SINGLE PLATFORM

(*) Pengecekan
Kepesertaan
JKP & Akses 2
Manfaat

Catatan:
• Pengajuan manfaat JKP hingga pemberian manfaat JKP diberikan melalui single
platform pada sistem informasi ketenagakerjaan (SIAPKERJA.ID) 12
AKTIVITAS MANFAAT JKP DARI SISI PENERIMA MANFAAT
(Permenaker No. 17 Tahun 2021)

Catatan:
• Manfaat uang tunai bulan pertama dibayarkan setelah Penerima Manfaat mengajukan manfaat JKP bulan pertama yang diikuti dengan
melakukan asesmen diri atau penilaian diri pada akses informasi pasar kerja yang terdapat dalam Sistem Informasi Ketenagakerjaan.
• Manfaat uang tunai bulan kedua sampai dengan bulan keenam dibayarkan dengan ketentuan Penerima Manfaat harus secara aktif
mencari kerja (dibuktikan dengan bukti lamaran pekerjaan paling sedikit 5 perusahaan atau bukti panggilan tes seleksi kerja atau
wawancara paling sedikit 1 perusahaan dalam 1 bulan).
• Pada bulan kedua penerima manfaat dapat mengikuti pelatihan
SANKSI
(UU 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
...........................................................................................

• Hukuman pidana paling lama 8 tahun penjara dengan denda Rp 1


milyar rupiah bagi Pemberi kerja yang
tidak mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta.

• Sanksi administratif bagi Pekerja yang tidak mendaftarkan dirinya,


berupa teguran tertulis, denda, dan tidak mendapatkan pelayanan
publik tertentu.

| 61
Sanksi Administratif oleh BPJS

SANKSI ADMINISTRATIF OLEH


BPJS DAPAT BERUPA:
a. teguran tertulis;
b. denda; dan/atau
Pasal 17 ayat 3

 Pemberi kerja/Tenaga Pemberi kerja : tidak


Kerja tidak mendaftarkan melaksanakan teguran tertulis
diri kepada BPJS kedua; Denda dikenakan sebesar
 Pemberi kerja/Tenaga 0,5 % ( nol koma lima perseratus)
Kerja tidak memberikan setiap bulan dari iuran yang
data TK dan keluarga seharusnya dibayar yang dihitung
secara akurat sejak teguran tertulis kedua
dikenakan.
Sanksi Administratif & Pidana Oleh Pemerintah
SANKSI ADMINISTRATIF
OLEH
PEMERINTAH ATAS
PERMINTAAN BPJS Pidana
BERUPA: Tidak mendapat
pelayanan publik tertentu

Pasal 19 ayat (1) &


(2)
 Pemberi kerja tidak
memungut iuran
Pasal 15 ayat (1) & (2)
 Pemberi yang menjadi
kerja/Tenaga Kerja beban TK dan tidak
tidak mendaftarkan menyetorkan pada
diri kepada BPJS BPJS
 Pemberi  Pemberi kerja tidak
kerja/Tenaga Kerja membayar dan
tidak memberikan menyetor iuran
data TK dan
yang menjadi
keluarga secara
akurat tanggung jawab
Pemberi Kerja

Anda mungkin juga menyukai