Anda di halaman 1dari 35

JAMINAN SOSIAL

KETENAGAKERJAAN
DAN KESEHATAN
Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Balai K3 Jakarta & Paramedis

Hendro Adhy PB.SE.MM


KETENAGAKERJAAN

Negara Indonesia Rakyat Indonesia Wilayah Indonesia

KESEHATAN

SISTEM JAMINAN
SOSIAL NASIONAL
(SJSN)
KEHADIRAN
NEGARA

Memberi PERLINDUNGAN & KESEJAHTERAAN SOSIAL


melalui SJSN dengan tujuan untuk :
MEMPERKECIL RESIKO SOSIAL & menjangkau KEPESERTAAN
YANG LEBIH LUAS serta memberi MANFAAT YANG LEBIH BESAR
kepada rakyat nya
Ruang Lingkup Penyelenggaraan
Program SJSN

JAMINAN JAMINAN
KECELAKAAN HARI TUA
KERJA (JKK) (JHT)
JAMINAN
KEHILANGAN JAMINAN
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
(JKP) KESEHATAN (JPK)

JAMINAN
JAMINAN
PENSIUN
KEMATIAN -UUD 1945 (Amandemen) PASAL 28 H
(JP) -UU NO 40/2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional
(JK)
-UU NO 24/2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

KEMANUSIAAN
Memberikan jaminan
terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup
KEADILAN yang layak bagi
MANFAAT PERLINDUNGAN
SOSIAL ASAS peserta dan atau
anggota keluarganya

ASURANSI TABUNGAN
SOSIAL WAJIB

PRINSIP PENYELENGGARAAN

KEGOTONGROYONGAN NIRLABA KETERBUKAAN KEHATI-HATIAN

AKUNTABILITAS PORTABILITAS KEPESERTAAN BERSIFAT WAJIB DANA AMANAT

HASIL PENGELOLAAN DANA JAMINAN SOSIAL DIPERGUNAKAN SELURUHNYA UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM &
UNTUK SEBESAR-BESARNYA KEPENTINGAN PESERTA
JAMINAN SOSIAL

MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR HIDUP LAYAK


apabila terjadi hal-hal yang mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan karena
menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut
atau pensiun.
PERLINDUNGAN BAGI SELURUH PEKERJA

JKK
Jaminan Kecelakaan Kerja

JKM
Jaminan Kematian

JHT
Jaminan Hari Tua

JP
Jaminan Pensiun

JKP BPJS
Jaminan Kehilangan
Pekerjaan KETENAGAKERJAAN
Amanah Undang-Undang

Undang-Undang

+ No.24/2011
tentang
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
FILOSOFIS
JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

KETENANGAN BEKERJA -
MENJAMIN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA & KELUARGANYA -
MEMBERIKAN DAMPAK POSITIF TERHADAP DUNIA USAHA –
PENINGKATAN DISIPLIN & PRODUKTIVITAS KERJA -
PRINSIP
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
P K
E E

R S

L E
J
I
A
N
H
D
T
U
E
N
R
G A
A A
N N
UU.No.11/2020 & PP No. 37 / 2021

Jaminan Manfaat uang tunai, akses


informasi pasar kerja dan
Kehilangan pelatihan kerja
Pekerjaan
PP No. 44 / 2015

UU No. PP No. 46 / 2015 & PP No. 60 / 2015


Manfaat berupa uang tunai &/ 40/2004
pelayanan kesehatan yg diberikan SJSN Manfaat uang tunai yg dibayarkan
pd saat peserta mengalami
sekaligus pd saat peserta memasuki
kecelakaan kerja/penyakit yg
usia pensiun
disebabkan oleh lingkungan kerja

Permenaker No. 26 / 2015 Jaminan


Hari Tua
Jaminan
Kecelakaan Jaminan
Kerja Pensiun
Jaminan
PP No. 45 / 2015
PP No. 44 / 2015 Kematian
Tujuannya untuk mempertahankan
Manfaat uang tunai yg diberikan
derajat kehidupan bagi peserta usia
kepada ahli waris ketika peserta UU No.
pensiun, mengalami cacat total
meninggal dunia bukan akibat 24/2011
tetap/meninggal dunia
kecelakaan kerja BPJS
PERLINDUNGAN &
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN PEKERJA

TUJUAN UTAMA
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
P REGULATOR
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

O
S
OPERATOR
I BPJS KETENAGAKERJAAN

S
I EVALUATOR
DJSN
K E B I J A K A N
JAMSOS
KETENAGAKERJAAN

PERUMUSAN

EVALUASI

POSISI
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
KOMPOSISI IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL
No Program Komposisi Iuran Jumlah Batas Iuran

Pengusaha Pekerja

1. JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN

a. JKK 0,24% - 1,74% - 0,24% - 1,74% Upah Pokok +


Tunjangan Tetap
b. JKM 0,3% - 0,3% Upah Pokok +
Tunjangan Tetap
c. JHT 3,7% 2% 5,7% Upah Pokok +
Tunjangan Tetap
d. JP 2% 1% 3% Rp 7 juta

e. JKP 0,22 0,46 0,68 Upah Pokok +


(Pemerintah) Tunjangan Tetap
2. JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN

e. JKN 4% 1% 5%
3. Jumlah 10,24% -11,74% 4% 14,24% -15,74%
KEPESERTAAN
JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

PENERIMA UPAH
(PU)
“ Setiap orang yang bekerja
dengan menerima gaji, upah
atau imbalan dalam bentuk lain” BUKAN PENERIMA UPAH
(BPU)
“Setiap orang yang bekerja atau
Didaftarkan & iuran dibayarkan berusaha atas resiko sendiri”
oleh pemberi kerja dan atau
dirinya sendiri apabila pemberi
kerja lalai tidak mendaftarkan Mendaftarkan dirinya sendiri &
pekerjanya iurannya dibayar sendiri
PEKERJA PENERIMA UPAH

BUKAN PENYELENGGARA NEGARA PENYELENGGARA NEGARA

Termasuk :
Termasuk :
CASN, ASN, TNI/POLRI, Pejabat Negara,
Pegawai swasta, semua pekerja/buruh pada perusahaan besar,
Pegawai Pemerintah Non ASN, Prajurit
menengah, kecil & mikro
Siswa TNI & Peserta Didik POLRI
PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH

PEKERJA YANG TIDAK TERMASUK


PEMBERI KERJA PEKERJA MANDIRI
PEKERJA MANDIRI

Misalnya :
Misalnya :
Dokter, Pengacara, Akuntan,
Pengusaha Pedagang Pasar, Pedagang Kaki Lima, Petani,
Konsultan, Desain Grafis, Artis,
Nelayan, ABK, Pengrajin, Pekerja Lepas
Arsitek, dll
PENAHAPAN KEPESERTAAN
PROGRAM JAMINAN SOSIAL
Penerima Upah Bukan Penerima Upah
Pejabat Pemberi Pekerja Lain-
MARKET Negara
PNS TNI/Polri Besar Menengah Kecil Mikro
Kerja Mandiri lain
PP 86/2013: Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif

JKK
PRODUK JHT JKK JKM
JHT JP JKK
JHT JP JKK JKM JKM
JKK JKM JKK JKM JHT JP
JHT
JKM JP optional

Terhitung tanggal 1 Juli 2015 wajib mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS Ketenagakerjaan
secara bertahap dengan ketentuan :
1. Usaha besar dan usaha menengah wajib mengikuti program JKK, JKM, JHT,JP dan JKP
2. Usaha kecil wajib mengikuti program JKK, program JHT, dan program JKM.
3. Usaha mikro wajib mengikuti program JKK dan program JKM.

22
JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL
TRANSFORMASI

PERUM
PT. ASKES BPJS
BPDPK HUSADA
(PERSERO) KESEHATAN
(1968-1988) BAKTI (1 Januari 2014)
(1992-2013)
(1988-1992)

KEPESERTAAN BAGI SELURUH JKN KIS


167 JUTA RAKYAT
INDONESIA

CAKUPAN SEMESTA SINGLE PAYER


1 Januari 2019 INSTITUTION
berkualitas berkesinambungan
NO PERATURAN PELAKSANA

REGULASI TEKNIS
1 Perpres No. 12/2013 :
Jaminan Kesehatan

2 Perpres No. 111/2013 :


Perubahan atas Perpres No. 12/2013
UUD 1945
3 Permenkes No. 71/2013 :
Pasal 28 Pelayanan Kesehatan pada JKN
Setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan 4 Permenkes No. 27/2014 :
Juknis INA-CBGs

5 Permenkes No. 28/2014 :


Pasal 34 Pedoman Pelaksanaan JKN
Negara berkewajiban menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan
6 Perpres No. 19/2016 :
Perubahan kedua atas Perpres No. 12/2013

MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN


MASYARAKAT SETINGI-TINGGINYA 7 Perpres No. 28/2016 :
Perubahan ke III tentang Jaminan Kesehatan
PROGRAM PRIORITAS NASIONAL

J K N K I S
Memberikan kemudahan akses secara finansial (pembiayaan)
ketika membutuhkan pelayanan kesehatan di fasilitaskesehatan
sehingga dapat memulihkan kondisi kesehatan mereka serta
mencegah kecacatan atau mencegah semakin memburuknya
gangguan kesehatan yang dideritanya

Kesinambungan
Program
TEROBOSAN INOVASI
Menjaga Harapan
Stakeholder
SISTEM RUJUKAN BERJENJANG

PATIENT
ORIENTED

QUALITY PERMENKES NO. 28/2014


“PEDOMAN PELAKSANAAN JKN”
SAFETY

Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara


berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan
dalam program JKN tingkat pertama. Pelayanan kesehatan
diberikan secara tingkat kedua hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat
berjenjang, efektif & pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
hanya dapat diberikan atas rujukan dari
efisien dengan pelayanan kesehatan tingkat kedua atau
menerapkan prinsip tingkat pertama kecuali pada keadaan gawat
darurat, kekhususan permasalahan
kendali mutu & kendali kesehatan pasien, pertimbangan geografis &
biaya ketersediaan fasilitas
Alur Pelayanan Kesehatan

Peserta
Faskes Tk I : Rujuk / Rujuk Balik
dokkel, klinik, Rujukan Sesuai Indikasi Medis
Puskesmas
Rumah Sakit
yang kerjasama dg BPJS
Kondisi Gawat Darurat Kesehatan

Klaim

Kantor BPJS Kesehatan


Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin
a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana
diatur dalam peraturan yang berlaku;
b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;
c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan
kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan
kerja;
d. Pelayanan Kesehatan yang dijamin oleh program kecelakaan lalu lintas yang
besifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan
lalu lintas.
e. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
f. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
g. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
h. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
i. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;
Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin
j. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
k. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology
assessment);
l. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen);
m. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
n. perbekalan kesehatan rumah tangga;
o. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
kejadian luar biasa/wabah;
p. biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat
dicegah (preventable adverse events); dan
q. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat
Jaminan Kesehatan yang diberikan.
KEBUTUHAN, KEINGINAN & HARAPAN
Proses pelayanan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan standard

Petugas pelayanan memiliki kompetensi yang diperlukan

Pelaksanaan pelayanan didukung teknologi, sarana & prasarana yang


memadai

Pelayanan dilaksanakan dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan


kode etik

Pelaksanaan pelayanan memuaskan pelanggan & petugas pelayanan

Pelaksanaan pelayanan mendatangkan keuntungan bagi lembaga penyedia


pelayanan

Anda mungkin juga menyukai