Anda di halaman 1dari 61

PROGRAM JAMINAN

KESEHATAN NASIONAL

Asri Wulandari, SKM, MPH, AAK


Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer
BPJS Kesehatan KC Semarang

Sabtu, 24 Oktober 2020

1
CURICULUM VITAE

Nama : Asri Wulandari


TTL : Tegal, 06 Januari 1981
Alamat : Bumi Wanamukti C4/7 Sambirot
Status : Menikah dg 3 orang anak
Pendidikan : Sarjana Kesehatan Masyarakat - UNDIP 1998-2013
Magister Manajemen Rumah Sakit - UGM 2011-2013
Profesi Ahli Asuransi Kesehatan
Riwayat Pekerjaan :
- Kepala Bidang Jaminan Pelayanan Kesehatan KC Kudus 2009 – 2011
- Kepala Kabupaten Grobogan 2013 – 2015
- Kepala Kabupaten Jepara 2015 – 2018
- Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer KC Semarang 2018 – sekarang
OUTLINE
A
PENDAHULUAN

B
KEPESERTAAN & IURAN

C
MANFAAT

PERPRES 75/2019
D
SANKSI 3
4

MENGAPA SETIAP PENDUDUK PERLU


MEMILIKI JAMINAN KESEHATAN??
Tarif Biaya Pelayanan Kesehatan
terus mengalami kenaikkan

Pergeseran Pola Penyakit dari


infeksi ringan ke penyakit
Degeneratif Kronis

Pasien tidak mempunyai pilihan,


memiliki posisi tawar yang lemah,
mendapatkan informasi yang
asimetris

Perkembangan teknologi kedokteran


semakin maju

Sakit berdampak Sosial dan


Ekonomi
Sakit  Risiko Individu

Membayar Berdampak
 sendiri pada Ekonomi

Apakah sudah siap
dana?
Keluarga
Pendapatan/tabungan
 berkurang

Tidak ada
kepastian Berdampak
Sosial
biaya Berbagai cara ditempuh
Berapa Biaya yang untuk membiayai
dibutuhkan?
pengobatan tersebut
Mengapa Saya Jadi Peserta JKN-KIS?

7
GOTONG ROYONG MENUJU SEHAT

Sebelum JKN-KIS Sesudah JKN-KIS Mulai 2014 dst... UUD 45- Pasal 28H
semua Penduduk
Hak Indonesia

JKN-KIS
(UU no 40/2004 & UU no 24/2011)

 Prinsip asuransi sosial dan


prinsip ekuitas
 Tidak Mampu = Iuran dibayar Pemerintah
 Mampu = Iuran dibayar Sendiri
 Menanggung Sendiri Semua Biaya
 Kepastian Mendapat Pengobatan  Menjamin manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan
1 Orang Demam Berdarah
80 Orang Sehat Menyumbang Iuran

8
LANDASAN HUKUM

UU No.40 Tahun 2004 tentang UUD 45 PASAL 34 (2)


01 Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional
Negara Mengembangkan Sistem Jaminan Sosial
bagi seluruh rakyat............

UU No.24 Thn 2011


tentang Badan Setiap orang, termasuk orang asing yang
02 Penyelenggara Jaminan bekerja paling singkat 6 bulan di
Sosial Indonesia, wajib menjadi peserta program
Jaminan Sosial

03 PP No. 86 Thn 2013

NEW
PerPres No. 12 Thn 2013
04 PerPres No. 111 Thn 2013
PerPres No.19 Thn 2016 Perpres No.82 th.2018
PerPres No.28 Thn 2016
Perpres No.75 th.2019
Perpres No.64 th.2020
9
Sistem Jaminan Sosial Nasional

3 Azas 5 Program 9 Prinsip


1. Jaminan Kesehatan 1. Kegotong-royongan
1. Kemanusiaan 2. Nirlaba
> BPJS Kesehatan
2. Manfaat 3. Keterbukaan
3. Keadilan Sosial 4. Kahati-hatian
2. Jaminan Kecelakaan Kerja
Bagi Seluruh 5. Akuntabilitas
3. Jaminan Hari Tua
Rakyat Indonesia 6. Portabilitas
4. Jaminan Pensiun
5. Jaminan Kematian 7. Kepesertaan Wajib
> BPJS Ketenegakerjaan 8. Dana Manfaat
9. Hasil pengelolaan dana
digunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan
sebesar-besarnya untuk
kepentingan peserta

10
OUTLINE

B
KEPESERTAAN & IURAN

1
1
Peserta
Bukan
Non-PBI
SEGMEN JENIS KEPESERTAAN PPU

PBPU

Bukan
Pekerja

PBI
PBI APBN

PBI APBD (Jamkesda)

PBI = Penerima Bantuan Iuran


PPU = Pekerja Penerima Upah
PBPU=Pekerja Bukan Penerima Upah

12
Cakupan Kepesertaan Nasional

Jumlah Penduduk Nasional : 265.184.852 Jiwa


(Jumlah penduduk data agregat Dukcapil Pusat s.d Semester II tahun 2018)

Cakupan Kepesertaan JKN – KIS


per 30 September 2020
sebesar 83,89%
13
BERAPA IURAN PESERTA PROGRAM JKN-KIS?

• Besaran iuran nominal sesuai kelas yang dipilih


• Pembayaran dilakukan secara mandiri melalui nomor

PBPU/BP Virtual Account (VA) Keluarga dengan proses Autodebit


• Autodebit dapat dilakukan di bank kerjasama (Bank
BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BCA, Bank BTN)
maupun non bank (Aplikasi Mobile JKN)

PPU
• Besaran iuran 5 persen dari penghasilan terdiri dari
iuran pekerja dan pemberi kerja
• Pembayaran dilakukan oleh pemberi kerja/instansi

• Besaran iuran sesuai dengan ketetapan pemerintah

PBI • Peserta tidak melakukan pembayaran iuran


• Pembayaran iuran dilakukan oleh Pemerintah Pusat
(APBN) dan Pemerintah Daerah (APBD)
Dampak Penyesuaian Iuran Terhadap
Kualitas Layanan

• Kesesuaian • Pembayaran • Investasi faskes • Ruang rawat


antara biaya klaim tepat bertumbuh (ruang tersedia
pelayanan waktu. rawat, peralatan, • Alkes dan obat
kesehatan • Cashflow faskes IT) lengkap
dengan sumber terjaga. • Peningkatan • Layanan mudah,
pembiayaan. • Kewajiban kompetensi cepat, dan pasti
pembayaran tenaga kesehatan
• Likuiditas nakes dan • Standar layanan
BPJSK baik. supplier terpenuhi.
terpenuhi.
KESINAMBUNGAN PROGRAM JKN-KIS
Komitmen Peningkatan Kualitas Layanan
1 2 3
Optimalisasi Peran Petugas PPP RS Penyederhanaan Prosedur Perluasan RS dalam Penyediaan
(Penanganan Pengaduan Peserta) Layanan HD Sistem Antrian Elektronik
 Telah Implementasi 9 Desember 2019  Telah Implementasi 1 Januari 2020  Telah Implementasi 23 Desember
 Penguatan proses layanan informasi  Mempermudah prosedur pelayanan 2019
dan pengaduan di Rumah Sakit - HD – Peserta tidak perlu kembali lagi  Mengurai antrian di RS (saat ini sudah
Keberadaan petugas semakin bisa ke FKTP 1.784 RS (80.36%) dari 2.220 RS
diakses pasien kerjsama)

20
Komitmen Peningkatan Kualitas Layanan
4 5
Perluasan RS dalam Pembuatan Display RS
Penyediaan Display Tempat Tidur di RS untuk Waiting List Tindakan Operasi

 Telah Implementasi 23 Desember 2019  Mulai implementasi terbatas per 31 Desember 2019
 Meningkatkan kepuasan peserta dan mempermudah  Adanya transparansi dan kepastian bagi peserta JKN KIS
peserta dalam mencari kamar perawatan (saat ini sudah dalam hal waiting list tindakan operasi
1.739 RS (78.33%) dari 2.220 RS kerjasama)

1.739
Komitmen Peningkatan Kualitas Layanan
Integrasi Sistem Informasi FKTP dan FKRTL
6 dengan Sistem Informasi BPJS Kesehatan
 Mulai implementasi terbatas per 31 Desember 2019
 Peserta dapat melakukan pendaftaran on line ke FKTP melalui Mobile JKN dan mendapatkan nomor antrian di FKTP untuk
selanjutnya terintegrasi ke FKRTL:
Peserta dapat melihat nomor antrian di RS saat dirujuk, dan dapat melihat jumlah tempat tidur yang kosong di RS tempat
dirujuk termasuk waiting list tindakan operasi
Kanal Layanan Administrasi BPJS
Kesehatan
BPJS
Aplikasi Kader JKN Kesehatan
Mobile JKN Care Center
Mall Mobile 1500 400
Website BPJS
Pelayanan Customer Kesehatan
Publik Service
Bank/PPOB
dan Pihak
Lainnya
Kanal Layanan Informasi
dan Pengaduan BPJS Kesehatan

Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota

BPJS Kesehatan Care Center 1500 400

Mobile JKN /Website BPJS Kesehatan

PIPP Rumah Sakit

LAPOR!
Tata Cara Download
dan Registrasi Aplikasi
Mobile JKN
IDENTITAS PESERTA JKN-KIS YANG BERLAKU
KARTU DIGITAL
NOMOR VIRTUAL ACCOUNT
adalah 16 Digit angka yang dipergunakan untuk membayar Iuran BPJS
Kesehatan oleh Peserta PBPU ( KARTU JKN KIS YAA)

CONTOH

8 8 8 8 8 0 1 2 2 6 5 0 1 0 7 6

Kode Bank (1-5 10 Digit nomor Kartu


Digit) Peserta
OUTLINE

C
MANFAAT

3
1
Hak dan Kewajiban Peserta
BPJS Kesehatan
MANFAAT JAMINAN
KESEHATAN
B. Manfaat pelayanan promotif
dan preventif
A. Bersifat pelayanan kesehatan
perorangan, mencakup
pelayanan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, pelayanan
obat, bahan medis habis pakai
sesuai dengan indikiasi medis
C. Manfaat pelayanan rujukan
yang diperlukan
Berencana
yang diperlukan

D. Peserta yang
menginginkan kelas lebih
tinggi dari haknya dapat
membayar selisihnya :

33
Manfaat Pelayanan Promotif dan Preventif
Skrining kesehatan
Penyuluhan Kesehatan Imunisasi Rutin
Perorangan Keluarga Berencana

Konseling, pelayanan
Penyuluhan mengenai Pemberian jenis kontrasepsi termasuk Pelayanan skrining
pengelolaan faktor imunisasi rutin sesuai vasektomi dan tubektomi, kesehatan diberikan
bekerja sama dengan Badan secara selektif yang
risiko penyakit dan dengan ketentuan
Kependudukan dan Keluarga
perilaku hidup bersih peraturan perundang- ditujukan untuk
Berencana Nasional. Vaksin
dan sehat undangan untuk imunisasi rutin serta alat mendeteksi risiko
dan obat kontrasepsi penyakit dan mencegah
disediakan oleh Pemerintah dampak lanjutan dari
dan/atau Pemerintah Daerah risiko penyakit tertentu
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.

3
SISTEM PEMBAYARAN

LANDASAN HUKUM

a. UU Nomor 40 Tahun 2004 pasal 24


b. Perpres Nomor 19 Tahun 2016 pasal 38, 38 A dan 39
c. Permenkes Nomor 76 Tahun 2016
d. Permenkes Nomor 52 Tahun 2016
e. Permenkes Nomor 64 Tahun 2016
f. Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 pasal 12
g. Permenkes Nomor 28 Tahun 2014
h. Perdir Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelayanan Rujukan

 Sistem pembayaran dan besaran tarif


 SPNM pembayaran Faskes beserta kompensasi jika telat
 Pengajuan klaim oleh Faskes
 Kadaluarsa klaim
 Pedoman INA-CBG
35
SISTEM PEMBAYARAN

SISTEM PEMBAYARAN

FKTP FKRTL

LUAR PAKET LUAR PAKET INA


KAPITASI KAPITASI INA-CBG CBG

PER FEE FOR FEE FOR


DIEM SERVICE SERVICE
Sistem Pembayaran
Perpres 19/2016 Pasal 39 (3)

1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat


Pertama secara pra upaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang
terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.

3) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan rujukan


tingkat lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups (INA-
CBG’s).
4) Besaran kapitasi dan non kapitasi serta Indonesian Case Based Groups (INA-
CBG’s) dan non Indonesian Case Based Groups (non INA-CBG’s) ditinjau
sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Menteri.
5) Menteri dalam meninjau besaran kapitasi dan non kapitasi serta Indonesian
Case Based Groups (INA-CBG’s) dan non Indonesian Case Based Groups (non
INA-CBG’s) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan
memperhitungkan kecukupan iuran dan kesinambungan program sampai
dengan 2 (dua) tahun ke depan yang dilakukan bersama dengan BPJS
Kesehatan, DJSN, dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang keuangan.
37
Alur Pelayanan Kesehatan

Peserta

Rujuk/Rujuk Balik
Faskes Tingkat Pertama

Puskesmas, Klinik Pratama, DPP dan


Kegawatdaruratan
RS Pratama
Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan

Kapitasi
RS dan Klinik Utama

Klaim

Kantor Cabang
BPJS Kesehatan
Optimalisasi Rujukan Horizontal
Untuk Kasus Non Spesialistik
RUMAH SAKIT Cakupan pelayanan
1. Kasus spesialistik
2. Kasus non spesialistik
dgn TACC sesuai tata
laksana
Peserta Datang di

lis L
ia A
t ik
FKTP Terdaftar
e s IK
Sp ERT
si s V OPTIMALISASI RUJUKAN HORIZONTAL
no AN
ag K
Di UJU

Puskesmas
R

Laboratorium
Pelayanan Pemeriksaan
RUJUKAN HORIZONTAL J penunjang diagnostik
Diagnosis Non Cakupan pelayanan Puskesmas E
Spesialistik 1. Pelayanan Program J
Pelayanan FKTP 2. Pelayanan kapitasi A
3. Pelayanan non kapitasi R
I Apotek
FKTP Lain N Pelayanan obat

Rujukan G

Horizontal
First !! Cakupan pelayanan
1. Pelayanan kapitasi Bidan
2. Pelayanan non Pelayanan maternal,
kapitasi persalinan dan neonatal 39
PELAYANAN KESEHATAN
YANG DIJAMIN DAN TIDAK DIJAMIN
Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin Pelayanan Kesehatan Yang Tidak
Dijamin
-Pelkes tanpa prosedur yang berlaku
PELKES DI FKTP -Pelkes Non Faskes BPJS Kesehatan, kecuali gawat
- Promotif dan preventif; darurat
- Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; -Pelkes yang dijamin oleh program jaminan
- Tindakan medis non spesialistik kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas
- Obat dan bahan medis habis pakai -Pelkes di luar negeri
- Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium -Pelkes tujuan estetik
tingkat pratama; dan -Pelkes mengatasi infertilitas, meratakan gigi
- Rawat inap tingkat pertama (ortodensi)
-Ketergantungan obat / alkohol
-Gangguan akibat sengaja menyakiti diri / melakukan
hobi yang membahayakan diri
PELKES DI FKRTL -Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional,
- Adm Pelayanan -Pengobatan / tindakan medis percobaan
- Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis dasar -Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu
(emergency) -Perbekalan kesehatan rumah tangga
- Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik -Pelkes akibat bencana
- Tindakan medis spesialistik -Pelkes pada kejadian tak diharapkan yang dapat
- Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai dicegah
- Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan -Pelkes lainnya yang tidak berhubungan dg Manfaat
- Rehabilitasi medis Jamkes yang diberikan.
- Pelayanan Darah
- Pelayanan kedokteran forensik klinik
- Pelayanan jenazah pasien yang meninggal di Faskes
- Pelayanan KB
- Perawatan inap non intensif
- Perawatan inap di ruang intensif
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DALAM JKN

UU Nomor 40/2004 Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan kesehatan perseorangan


tentang Sistem Jaminan  promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif (komprehensif)
Sosial Nasional

Rujukan horizontal
Pelayanan Kesehatan • antar Fasilitas Kesehatan
Perpres 82 tahun 2018
Rujukan Tingkat satu tingkat (PMK
tentang Jaminan

al
Lanjutan 01/2012 tentang Sistem

Ruj
rtik
Kesehatan Pelayanan Rujukan Pelayanan
(spesialistik)

uka kond
- ve
Kesehatan Kesehatan Perorangan)

n b isi s
Tingkat Ketiga • Termasuk antar FKTP

ang

alik tab
• Penguatan peran FKTP

jenj
sebagai gate keeper.

– w il
ber

ajib
kan

unt
Pelayanan Kesehatan
Ruju

uk
Tingkat Kedua

Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
(nonspesialistik)
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di FKTP serta meningkatkan efektivitas dan
efisiensi Jaminan Kesehatan khususnya di FKTP, dilakukan pengembangan sistem pembayaran kapitasi
melalui Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK)
PERPRES 82 TAHUN 2018
Peserta
Non-PBI
PPU
MANFAAT AKOMODASI Kelas I dan II

PBPU
Kelas I, II dan III

Bukan
Pekerja
Kelas I, II dan III

PBI
PBI APBN
Kelas III

PBI APBD
Kelas III

43
3. KOORDINASI MANFAAT

ASURANSI
KESEHATAN
Manfaat Tambahan
KOMERSIAL

Pelkes Lain yang


ditetapkan oleh Menteri COB
Pelkes Rujukan Tingkat
BPJS KESEHATAN
Lanjutan
Asuransi Kesehatan
Tambahan menjamin :
Pelkes Tingkat Pertama - Kenaikan kelas
- Selisih alat bantu
kesehatan
- Pelayanan kesehatan
lain yang tidak dijamin
PENJAMINAN BAYI BARU LAHIR
Perpres 12 Tahun 2013 Pasal 46
Manfaat yang dijamin Manfaat yang dijamin
Pasal 20 Perpres 82 Tahun 2018

Manfaat Jaminan Kesehatan bagi


Tidak ada diatur bayi baru lahir dari Peserta paling
lama 28 (dua puluh delapan) hari
sejak dilahirkan

Faskes mendorong agar Peserta dan/atau keluarganya segera


mendaftarkan bayinya.
HIGHLIGHT
PENJAMINAN
BAYI Penjaminan bayi baru lahir sehat sudah termasuk dalam paket
pembiayaan Ibunya.

Penjaminan bayi baru lahir di FKTP dan FKRTL (pembuatan SEP) tetap
mengacu wajib lapor 3x24 jam atau sebelum pulang jika dirawat < 2 hari.
SI SINERGI
NE
RG JKN, JKLL DAN JKK
I
AP
LI Belum Implementasi
KA
SI
Laporan Polisi
IRSMS
Kantor Cabang
FKRTL Proses verifikasi
pada Vidi
Checklist KLL
pada Vclaim
Baik KLL tunggal Sudah Implementasi
maupun ganda
Kacab/Kabag
Kaper/Kanit
Mobile
Gadget
TARGET RESPON JR
KEPASTIAN JAMINAN
2 x 24 JAM
Petugas JR Petugas JR Petugas JR

Survey Survey Survey


46
021 –1 500 400
MEKANISME PENGAJUAN KLAIM FKRTL
Pasal 76 tentang Mekanisme Pengajuan Klaim FKRTL

Poin penting (1)


BPJS Kesehatan tidak BPJS Kesehatan mengeluarkan berita acara kelengkapan
mengeluarkan berita acara berkas klaim paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
kelengkapan berkas klaim diajukan
dalam waktu 10 hari, maka
berkas klaim dinyatakan
lengkap.

Poin penting (3)


Poin penting (2) Jika pembayaran kepada FKRTL
Verifikasi paling lambat 15 jatuh pada hari libur maka pem-
(lima belas) hari sejak diter- bayaran pada FKRTL dilakukan
bitkannya berita acara ke- pada hari kerja berikutnya.
lengkapan berkas klaim

Poin penting (4)


Perubahan 15 hari kerja Membayar denda kepada FKRTL
menjadi 15 hari sebesar 1% (satu persen) dari
jumlah yang harus dibayarkan
untuk setiap 1 (satu) bulan keter-
lambatan
KADALUARSA KLAIM

Ketentuan sebagaimana di- Dalam hal terdapat


Pengajuan klaim penyalahgunaan pelayanan
maksud pada ayat (1) dikecua-
pembiayaan kesehatan yang dilakukan
likan bagi pelayanan kese-
pelayanan kesehatan oleh fasilitas kesehatan,
hatan yang diberikan oleh
oleh Fasilitas Kese- fasilitas kesehatan harus
Fasilitas Kesehatan sebelum
hatan kepada BPJS Ke- mengembalikan biaya yang
berlakunya Peraturan Presi-
sehatan diberikan sudah dibayarkan setelah
den ini.
jangka waktu paling dilakukan verifikasi pascak-
lambat 6 (enam) bu- laim kepada BPJS Kesehatan
Dalam hal jangka waktu pen-
lan sejak pelayanan
gajuan klaim sebagaimana
kesehatan selesai Dan begitu juga sebaliknya
dimaksud pada ayat (1) ter-
diberikan
lampaui, klaim tidak dapat di-
ajukan kembali.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN FRAUD

Pasal 92
Pasal 93 Pelaku kecurangan, kewajiban mem-
Sanksi perorangan atau kor- bangun sistem pencegahan kecurangan,
porasi, sanksi administrative, sistem dibangun sistematis dan terstruk-
sanksi tambahan, sanksi pi- tur
dana
Pasal 94
Pentukan tim pencegahan kecurangan yang
terdiri atas unsur Kementerian Kesehatan,
BPJS Kesehatan, dan Komisi Pemberantasan
Korupsi serta kementerian/Lembaga terkait

Pasal 95
Ketentuan lebih lanjut diatur dengan
peraturan Menteri

Dokter harus lebih


berhati – hati dalam
memberikan pelayanan
pada era JKN
OUTLINE

5
0
Sistem Jaminan Sosial Nasional

KEPESERTAAN BERSIFAT WAJIB


Prinsip Kepesertaan Wajib
sebagai bentuk / upaya
Negara dalam Memastikan
Seluruh Warga Negaranya
terlindungi dalam sebuah
sistem jaminan sosial
nasional, setiap peserta
mempunyai hak yang
sama dalam mendapatkan
perlindungan jaminan
sosial

Upaya memastikan
terlaksananya kewajiban
tersebut, UU
Memberikan
kewenangan kepada BPJS
untuk melakukan
pengawasan dan
pemeriksaan kepatuhan
serta mengenakan sanksi
administratif
PENEGAKAN KEPATUHAN

UPAYA
PENGAW MEMASTIKAN HAK WARGA
ASAN SELURUH NEGARA
MASYARAKAT DALAM
KEPATUH / PENDUDUK MENDAPATKA
AN DAN MEMATUHI N
KEWAJIBAN PERLINDUNG
SANKSI YANG DIATUR AN JAMINAN
ADMINIS OLEH SOSIAL AKAN
UNDANG- TERLINDUNGI
TRATIF UNDANG

Kewenangan untuk melakukan pengawasan dan mengenakan sanksi administratif


merupakan sebuah upaya dalam mendorong penduduk / masyarakat / pekerja
menjalankan kewajibannya dan pada akhirnya perlindungan akan hak jaminan sosial
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 28 H Ayat 3 UUD 1945 dapat terwujud.
KEWAJIBAN PEMBERI KERJA

• Wajib mendaftarkan dan memberikan data


dirinya dan pekerjanya beserta keluarganya
UU No.24 Thn 2011 secara lengkap dan benar kepada BPJS (Pasal 15
ayat 1 dan 2)
• Pasal 19 ayat 1 dan 2

• Wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai


Pepres No.19 Thn •
peserta dengan membayar iuran (Pasal 11 Ayat 1)
wajib memungut iuran dari Pekerjanya, membayar
2016 iuran paling lambat tanggal 10 setiap bulan (Pasal 17
Ayat 1)

• wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya


PP No. 86 Thn 2013 sebagai Peserta BPJS (Pasal 3 ayat 1)
Kewenangan BPJS
• Pasal 11 huruf c,f,g UU 24 tahun 2011 tentang BPJS
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
kepatuhan Peserta dan Pemberi Kerja dalam
memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan jaminan sosial
nasional

Mengenakan sanksi administratif kepada Peserta


atau Pemberi Kerja yang tidak memenuhi
kewajibannya

Melaporkan Kepada Instansi Yang Berwenang


Mengenai Ketidakpatuhan dalam Membayar Iuran
atau dalam memenuhi kewajiban lain

Instansi berwenang: Kepolisian, Kejaksaan, Pengawas Ketenagakerjaan


Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2017
SANKSI
Pemberi Kerja selain Penyelenggara
Negara
Sanksi Administratif:
1. Tidak Patuh untuk mendaftarkan dirinya a. teguran tertulis;
dan Pekerjanya serta anggota keluarganya ke b. Denda 0,1% ; dan/atau
BPJS Kesehatan c. tidak mendapat pelayanan
publik tertentu.
(PP 86 Tahun 2013)
2. Tidak Patuh untuk memberikan data
yang lengkap dan benar serta
menyampaikan perubahan datanya ke BPJS Pemberi Kerja Selain Penyelenggara
Kesehatan Negara
1) Denda Pelayanan Jika Terlambat
Membayar Lebih Dari 1 Bulan
2) Penghentian Pelayanan Kesehatan
3. Tidak Patuh dalam pembayaran iuran (Perpres 19 tahun 2016)
a. Tidak memungut dan menyetor Pemberi Kerja*
kewajiban pekerjanya ke BPJS 3) Sanksi Pidana:
Kesehatan a. Penjara; atau
b. Tidak menyetor kewajiban iuran yang b. denda satu milyar Rupiah
menjadi tanggung jawab pemberi kerja (PP 55 UU BPJS )
MEKANISME

Sanksi Tidak Mendapat Pelayanan Publik tertentu

•Dilaksanakan oleh Pemerintah/Pemda/instansi berwenang dengan cara (pasal 8 PP 86


tahun 2013)
•1. Atas usulan BPJS Kesehatan berdasar pemeriksaan kepatuhan kepada
Pemerintah/Pemda
•2. Pemerintah/Pemda mempersyaratkan kepada Pemberi kerja selain penyelenggara
negara untuk melengkapi identitas kepesertaan jaminan sosial dalam mendapatkan
pelayanan publik tertentu
SANKSI TIDAK MENDAPAT
PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara

1. perizinan terkait usaha;


2. izin yang diperlukan dalam mengikuti
tender proyek;
3. izin memperkerjakan tenaga kerja asing;
4. izin perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh; atau
5. izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Pasal 9 ayat (1) PP 86 tahun 2013


KETENTUAN PIDANA
Pasal 55 UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial :
“Pemberi Kerja yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8
(delapan) tahun atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah)“

Pasal 19
(1) Pemberi Kerja wajib memungut Iuran yang menjadi beban Peserta
dari Pekerjanya dan menyetorkannya kepada BPJS.
(2) Pemberi Kerja wajib membayar dan menyetor Iuran yang menjadi
tanggung jawabnya kepada BPJS.
Pasal 1 UU No. 24 tahun 2011, Pemberi kerja adalah:
- Perorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya yang
memperkerjakan tenaga kerja atau
- Penyelenggara negara yang memperkerjakan pegawai negeri dengan
membayar gaji, upah atau imbalan dalam bentuk lainnya
BENTUK SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN
PUBLIK TERTENTU

PEMBERI KERJA : SETIAP ORANG :

1. Perizinan terkait usaha


2. Izin yang diperlukan dalam 1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
mengikuti tender proyek 2. Surat Izin Mengemudi (SIM)
3. Izin Mempekerjakan Tenaga 3. Sertifikat tanah
Kerja Asing (IMTA) 4. Paspor
4. Izin Perusahaan Penyedia Jasa 5. Surat Tanda Nomor Kendaraan
Pekerja/ Buruh (PPJP/ PPJB) (STNK)
5. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
61

Anda mungkin juga menyukai