Anda di halaman 1dari 60

JAMINAN

KESEHATAN
NASIONAL

Untuk Indonesia yang lebih sehat

FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA


(FKTP)
DI ERA JKN – BPJS

Dr. Sudung Nainggolan, MHSc


Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Komunitas
FKUKI
1 Konsep Dasar JKN BPJS

2 Kepesertaan

3 Pelayanan Kesehatan Di FKTP

4 Pembiayaan FKTP

45 Menjadi FKTP BPJS

6 Masalah / Tantangan

Kesimpulan
7
1. KONSEP DASAR JKN BPJS
JAMINAN KESEHATAN BAGI SEMUA ORANG
MERUPAKAN HAK AZASI MANUSIA.
Setiap negara perlu
mengembangkan UHC melalui
mekanisme asuransi kesehatan
sosial untuk menjamin
pembiayaan kesehatan yang
yang berkelanjutan.

Deklarasi PBB 1948 Resolusi WHA ke58


2005 di Jenewa
ttg HAM
Pasal 25, Ayat (1) Pancasila
Sila ke 5

JAMINAN
KESEHATAN 4
NASIONAL
Sistem Jaminan Sosial Nasional
Hak konstitusional setiap orang + Wujud tanggung jawab negara

• Standar minimal Jaminan Sosial (Tunjangan kesehatan, tunjangan


Konvensi ILO 102 sakit, tunjangan pengangguran, tunjangan hari tua, tunjangan
kecelakaan kerja, tunjangan keluarga, tunjangan persalinan,
tahun 1952 tunjangan kecacatan, tunjangan ahli waris

Pasal 28 H ayat 3 • “Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
UUD 45 bermanfaat".

Pasal 34 ayat 2 • "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh


rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
UUD 45 mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan".

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur

BPJS KESEHATAN
UU SJSN dan UU BPJS

”1 JANUARI 2014, PT ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN”

BPJS KESEHATAN
A. DASAR HUKUM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANO. 101 TAHUN 2012
TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 12 TAHUN 2013, TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013


TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2013, TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NO. 86 TAHUN 2013


TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA DAN SETIAP ORANG, SELAIN
PEMBERI KERJA, PEKERJA, DAN PENERIMA BANTUAN IURAN DALAM
PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL
Permenkes turunan Perpres Jaminan Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur tentang:
1. Tata cara pemberian pelayanan skrining kesehatan jenis penyakit, dan waktu pelayanan skrining
kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lain yang Dijamin Dalam Manfaat Jaminan Kesehatan
3. Penggunaan hasil penilaian teknologi dalam Manfaat Jaminan Kesehatan
4. Jenis dan Plafon Harga Alat Bantu Kesehatan;
5. Tata Cara Pembayaran Selisih Biaya (Koordinasi Manfaat)
6. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dan Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
7. Daftar dan Harga Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
8. Pemberian Kompensasi oleh BPJS Kesehatan dlm Hal di Daerah Belum Tersedia Fasilitas
pelayanan kesehatan yg penuhi Syarat Guna Memenuhi Kebutuhan Medis Sejumlah Peserta
9. Persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah/Pemerintah Daerah/Swasta yang
Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan
10.Asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan yang akan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam
menyepakati besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan
11.Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s);
12.Standar Tarif Pelayanan Kesehatan yang Menjadi Acuan Bagi Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan
13.Kendali mutu dan biaya penyelenggaran Jaminan Kesehatan: pelaksanaan dan pengembangan
sistem kendali mutu pelayanan serta penjaminan kendali mutu dan kendali biaya
Sistem Jaminan Sosial Nasional
3 Azas 5 Program 9 Prinsip
Jaminan Kegotong-royongan
Kemanusiaan
Kesehatan Nirlaba
Manfaat Keterbukaan
Jaminan Kehati-hatian
Keadilan sosial Kecelakaan Kerja Akuntabilitas
bagi seluruh
Jaminan Hari Tua Portabilitas
rakyat Kepesertaan wajib
Indonesia Jaminan Pensiun
Dana amanat
Jaminan Hasil pengelolaan dana
Kematian digunakan seluruhnya
untuk pengembangan
program dan sebesar-
besarnya untuk
kepentingan peserta

BPJS KESEHATAN
B. MENGAPA HARUS DENGAN SISTEM
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL?
JAMINAN
KESEHATAN 10
NASIONAL
Mengapa Diperlukan Jaminan Kesehatan

Asuransi
Kessos
(WAJIB)
1. Kehidupan manusia
berpotensi mengalami
risiko
2. Manusia bersifat short Prinsip
• NASIONAL
sighted • NIRLABA
• GOTONG ROYONG
• EQUITY
• dll

JAMINAN
KESEHATAN 11
NASIONAL
Apa yang Terjadi di Sekitar Kita?
Jika ada sanak-famili, tetangga, lingkungan anda yang terkena
serangan jantung/perlu masuk ICU/RS:
Berapa Rp harus ia siapkan?

Apakah ia punya dana tunai?

Apakah keluarga lain siap membantu?

Apakah majikan menanggung semua?

Apa yang harus kita perbuat?

Jika biaya perawatan mencapai Rp 50 juta, berapa banyak dari


saudara, jika tidak memiliki Jaminan kesehatan, yang sanggup
bayar ketika hal itu terjadi?
JAMINAN
KESEHATAN 12
NASIONAL
Jika Ia Mampu, Berapa banyak?
Seseorang perlu operasi dg perkiraan biaya
Rp 50 juta

Tahukah ia bahwa operasi itu memang perlu?

Tahukan ia bahwa biaya operasi itu wajar?

Sudahkah dokter menjelaskan alternatif lain


yang lebih murah dan lebih baik

Apakah ia membayar dengan senang hati?

Jika mobil kita rusak dan perlu biaya > Rp 10


juta, kita pikir, tunda, atau cari alternatif lain?

Pelayanan Rumah Sakit? Gelap !!!


JAMINAN
KESEHATAN 13
NASIONAL
KEUNTUNGAN JKN/AS.KES.SOS
Kenaikan Biaya kesehatan dpt ditekan

Biaya dan Mutu Yankes dpt dikendalikan

Kepesertaannya bersifat wajib bagi seluruh penduduk

Pembayaran dgn sistem prospektif

Adanya kepastian pembiayaan yankes berkelanjutan


Manfaat Yankes komprehensif (promotif, preventif,
kuratif & rehabilitatif)

Portabilitas

JAMINAN
KESEHATAN 14
NASIONAL
PERBEDAAN ASURANSI SOSIAL & KOMERSIAL

Sosial Kepesertaan Komersial


Wajib bagi Kepesertaan
seluruh (100%) Sukarela
penduduk

Non Profit Profit

Manfaat Manfaat sesuai


Komprehensif dgn premi yg
dibayarkan

JAMINAN
KESEHATAN 15
NASIONAL
TUGAS BPJS
• Melakukan pendaftaran/penerimaan peserta
• Memungut dan mengumpulkan iuran dari Peserta dan
Pemberi Kerja
• Menerima bantuan iuran dari Pemerintah
• Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta
• Mengumpulkan dan mengelola data peserta Program
Jaminan Sosial
• Membayarkan manfaat/membiayai pelkes sesuai ketentuan
Program Jaminan Sosial
• Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial kepada Peserta dan masyarakat

BPJS Kesehatan
WEWENANG BPJS
• Menagih pembayaran iuran
• Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi Jangka
Panjang/Pendek
• Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta
dan Pemberi Kerja dlm memenuhi kewajibannya
• Membuat kesepakatan dgn faskes mengenai pembayaran mengacu
pada standar tarif
• Membuat/menghentikan kontrak dgn faskes
• Mengenakan sanksi administratif thd Pekerja dan Pemberi Kerja
• Melaporkan Pemberi Kerja kpd instansi berwenang mengenai
ketidakpatuhan terkait iuran dan kewajiban lainnya
• Melakukan kerja sama dgn pihak lain dlm rangka penyelenggaraan
program Jaminan Sosial

BPJS Kesehatan
2. KEPESERTAAN
Peserta Jaminan
Kesehatan

Bukan Penerima Penerima Bantuan


Bantuan Iuran (PBI) Iuran (PBI)

Pekerja Penerima Pekerja Bukan


Bukan Pekerja Fakir Miskin Orang Tidak Mampu
Upah Penerima Upah

PNS

Anggota Keluarga

Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat


Isteri/Suami yang sah dari peserta
yang sah dari peserta

Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau


Tidak atau belum pernah menikah atau tidak
belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang
mempunyai penghasilan sendiri
masih melanjutkan pendidikan formal

BPJS KESEHATAN
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
HAK PESERTA KEWAJIBAN PESERTA

a. Memperoleh identitas a. Membayar iuran


Peserta
b. Melaporkan data
b. Memperoleh manfaat kepesertaannya kepada
pelayanan kesehatan di BPJS Kesehatan dgn
fasilitas kesehatan yg menunjukkan identitas
bekerjasama dgn BPJS Peserta pd saat pindah
Kesehatan domisili &/atau pindah
kerja.

JAMINAN
KESEHATAN 20
NASIONAL
BPJS Kesehatan
MASA BERLAKU KEPESERTAAN
Selama peserta membayar iuran sesuai dgn kelompok
peserta.

Bila peserta tdk membayar iuran atau meninggal


dunia maka status kepesertaannya akan hilang.

Ketentuan lebih lanjut akan diatur oleh Peraturan


BPJS

JAMINAN
KESEHATAN 22
NASIONAL
PENDAFTARAN PESERTA

BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
Formulir Daftar Isian Peserta
1 . Formulir 1 : PPU ( Pekerja Penerima Upah)
Pensiunan PNS, Veteran,dan Perintis
Kemerdekaan.
2 . Formulir 2 : PBPU (Pekerja Bukan Penerima
Upah dan Bukan Pekerja
3 . Formulir 3 : Tambahan Anggota Keluarga
4 . Formulir 4 : Perubahan Data

BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
Manfaat Akomodasi
Peserta
Bukan Penerima Bantuan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Iuran (PBI)

Pekerja
Pekerja
Bukan Bukan Orang Tidak
Penerima Fakir Miskin
Penerima Pekerja Mampu
Upah
Upah

Kelas I dan Kelas I, II Kelas I, II


Kelas III Kelas III
II dan III dan III

BPJS Kesehatan
BESARAN IURAN NON PBI

BPJS Kesehatan
3. PELAYANAN KESEHATAN DI FKTP
Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Fasilitas • memenuhi persyaratan
Kesehatan (credentialing)
• wajib bekerjasama dengan
milik BPJS Kesehatan
Pemerintah

• memenuhi persyaratan
Fasilitas (credentialing)
Kesehatan • dapat menjalin kerjasama
milik swasta dengan BPJS Kesehatan
FASKES TINGKAT PERTAMA
PERMENKES Nomor 71 tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN

1. Puskesmas beserta jejaringnya;


2. Praktik dokter dengan jejaringnya (apotek,
laboratorium, bidan, perawat);
3. Praktik dokter gigi beserta jejaringnya;
4. Klinik pratama beserta jejaringnya; dan
5. Fasilitas kesehatan milik TNI/POLRI beserta
jejaringnya
6. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara
Faskes Jejaring
Perpres No 12 tahun 2013
Pasal 30
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN DI FKTP

• bersifat pelayanan perorangan: promotif,


Manfaat preventif, kuratif & rehabilitatif termasuk
bahan medis habis pakai & obat sesuai keb.
medis medis.

Manfaat • akomodasi & ambulans. Ambulans hanya


diberikan utk pasien rujukan dr Faskes dgn
non kondisi tertentu yg ditetapkan oleh BPJS Kes.
medis

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
PELAYANAN YANG TIDAK DIJAMIN
Tidak sesuai prosedur

Pelayanan diluar Faskes yg bekerjasama dgn BPJS

Pelayanan bertujuan kosmetik

General check up, pengobatan alternatif

Pengobatan utk mendapatkan keturunan, Pengobatan


Impotensi

Yankes pd saat bencana

Pasien bunuh diri /penyakit yg timbul akibat kesengajaan


utk menyiksa diri sendiri/ bunuh diri/narkoba
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Penguatan Sistem Gate Keeper

First Contact (Kontak pertama)


Faskes Tk. I merupakan tempat pertama yang dikunjungi peserta setiap
kali mendapat masalah kesehatan, untuk berkonsultasi dan
menyampaikan keluhannya
Continuity (Kontinuitas pelayanan)
Hubungan Faskes Tk. I dengan peserta dapat berlangsung dengan
kontinyu sehingga penanganan penyakit dapat berjalan optimal

Comprehensiveness (Komprehensif)
Faskes Tk. I memberikan pelayanan yang komprehensif terutama untuk
pelayanan promotif dan preventif

Coordination (Koordinasi) / Dokkel sebagai “Care Manager”


Faskes Tk. I berperan sebagai koordinator pelayanan bagi peserta untuk
mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya

PPK I sebagai
(Starfield B, 1998)
GateKeeper
PELAYANAN DI FASKES TINGKAT PERTAMA
PROSEDUR PELAYANAN TINGKAT PERTAMA

PESERTA FASKES TINGKAT PERTAMA

Mulai Pemeriksaan Penjaminan


Peserta BPJS Tidak
eligibilitas peserta Pribadi

Ya
Identitas Peserta
BPJS
Lihat Bispro
Peserta pelayanan RJTP
terdaftar tidak peserta tidak
terdaftar

Pemeriksaan

Perlu
Mendapatkan resep Ya
Perlu pemeriksaan pemeriksaan Perlu rawat inap
obat penunjang dasar/ lanjutan/
pratama? spesialis?
Ya
Ya Ya
Diterbitkan surat
rujukan Pasien dirawat
Pasien mengambil Pasien mendapatkan inap
resep di apotek pelayanan penunjang
jaringan PPK
Tidak

Konsultasi hasil
Tidak Pasien
penunjang Pelayanan Tingkat
Sembuh
Lanjutan

Tidak

Pasien Pulang

Butuh dukungan IT
APLIKASI P-CARE
4. PEMBIAYAAN FKTP
PERMENKES NO. 69 TAHUN 2013

TARIF PELAYANAN KESEHATAN FKTP

KAPITASI RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP)

NON
RAWAT INAP TINGKAT PERTAMA (RITP)
KAPITASI
NORMA KAPITASI
Tarif Kapitasi Maksimal (Rp) Tarif Kapitasi Maksimal (Rp)

No Norma Kapitasi Klinik/RS kelas D


Puskesmas Pratama/Klinik Dr Praktik Drg Mandiri
Pratama

6.000 5.500 5.000 4.500 3.500 3.000 10.000 8.000 8.000 2.000
Ketersediaan :
1 Dokter Umum
a. 1 orang V V V V
b. Minimal 2 orang V V V
2 Dokter Gigi V V V V V V
3 Bidan / Perawat V V V V V V V V V Perawat Gigi
4 Laboratorium Sederhan V V V V V V V V V
5 Apotek/ Pelayanan Obat V V V V V V V V V V
I. KAPITASI
A. Tarif Kapitasi di Puskesmas
NO PUSKESMAS TARIF (Rp)
1. Puskesmas 6.000

B. Tarif Kapitasi di RS. Pratama, Klinik Pratama, Dokter


Praktek, Dokter Gigi Praktek
NO JENIS FKTP MILIK SWASTA TARIF (Rp)
1. RS. Pratama, Klinik Pratama, Praktek 8.000 – 10.000
Dokter atau Fasilitas Kesehatan setara
2. Praktek Dokter Gigi diluar Fasilitas 2.000
Kesehatan A1 dan B1
II. NON KAPITASI
NO JENIS PELAYANAN TARIF (Rp)

1. PAKET RAWAT INAP PER HARI UNTUK FASILITAS 100.000


KESEHATAN BERUPA PUSKESMAS DENGAN
PERAWATAN, RUMAH SAKIT KELAS D PRATAMA, DAN
KLINIK PRATAMA
2. PERSALINAN PERVAGINAM NORMAL 600.000
3. PENANGANAN PERDARAHAN PASKA KEGUGURAN, 750.000
PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN TINDAKAN
EMERGENSI DASAR
4. PELAYANAN TINDAKAN PASKA PERSALINAN (MIS. 175.000
PLACENTA MANUAL)
5. PELAYANAN PRA RUJUKAN PADA KOMPLIKASI 125.000
KEBIDANAN DAN NEONATAL
6. PELAYANAN KB PEMASANGAN:
- IUD/IMPLANT 100.000
- SUNTIK 15.000
7. PENANGANAN KOMPLIKASI KB PASKA PERSALINAN 125.000
5. MENJADI FASKES TINGKAT PERTAMA
BPJS KESEHATAN
MENJADI FASKES TINGKAT PERTAMA BPJS KESEHATAN

Syarat Fasilitas

Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ingin bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
dapat melayani:

 pelayanan kesehatan promotif,


 pelayanan kesehatan preventif,
 pelayanan kesehatan kuratif,
 pelayanan kesehatan rehabilitatif,
 pelayanan kebidanan,
 pelayanan kesehatan darurat medis,
 pelayanan penunjang (laboratorium sederhana dan farmasi). Jika faskes tidak
memiliki layanan penunjang, maka wajib membangun jejaring dengn sarana
penunjang tersebut.
Kelengkapan dokumen

a. Praktik dokter atau dokter gigi:

 Surat Ijin Praktik (SIP);


 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
 Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya; dan
 Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.

b. Puskesmas atau yang setara:

 Surat Ijin Operasional;


 Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi
Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan
lain;
 Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
 Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
c. Klinik Praktek atau yang setara:

 Surat Ijin Operasional;


 Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin
Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
 Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian;
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
 Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
 Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
d. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara:

 Surat Ijin Operasional;


 Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik;
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
 Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
 Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.

e. Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat pada wilayah yang tidak
terdapat dokter:

 Surat Ijin Praktik (SIP);


 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
 Perjanjian kerja sama dengan dokter atau puskesmas pembinanya; dan

Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan
Nasional
Prosedur Kerja Sama Faskes dengan BPJS Kesehatan
Koordinasi Manfaat
ASURANSI KESEHATAN
KOMERSIAL
Manfaat
Tambahan
Coordination
Pelkes Lain
yang
of Benefit
ditetapkan (COB)
oleh Menteri
Pelkes
Rujukan BPJS
Tingkat
Lanjutan KESEHATAN

Pelkes Tingkat
Pertama

BPJS Kesehatan
6. MASALAH / TANTANGAN
FKTP MASALAH / TANTANGAN
1. Kebijakan tentang Pelaksanaan JKN maupun
pemanfaatan kapitasi terlambat disahkan
2. Belum semua peserta JKN terdaftar di
Aplikasi P-Care
3. Belum semua peserta JKN berobat sesuai di
FKTP tempat peserta terdaftar
4. Beberapa peserta PBI maupun Askes Sosial
tidak terdaftar di FKTP terdahulu / tidak
PUSKESMAS sesuai dengan tempat tinggal
5. Formularium Nasional dikeluarkan sebelum
Permenkes No.5 Tahun 2014 tentang
panduan praktek klinik bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan primer,
sehingga ada beberapa obat yang belum
masuk kedalam Fornas, misal : obat terapi
migrain (floksetin, mirtazipin, dll). Obat
terapi dislipidemia (lovastatin, pravastatin,
dll)
FKTP MASALAH / TANTANGAN
6. Masih banyak peserta yang belum paham
tentang manfaat JKN dan yang tidak dijamin
oleh JKN, sehingga masih banyak APS
7. Masih banyak RS yang memberikan resep
Rujuk Balik tidak sesuai Fornas dan tidak
sesuai obat yang ada di Puskesmas serta
tidak mencantumkan jumlah obat yang
harus diberikan kepada pasien

PUSKESMAS 8. Meskipun obat rujuk balik sudah diberikan


oleh apotik yang bekerjasama dengan BPJS
ke Puskesmas, namun jumlahnya belum
mencukupi
9. Masih banyaknya RS yang meminta surat
rujukan RS sebelum masa berlaku rujukan 1
bulan habis sehingga ratio rujukan masih
tinggi, sedangkan sesuai SE Menkes No.32
Tahun 2014 apabila pasien masih
membutuhkan perawatan di RS tidak perlu
memakai rujukan dari FKTP tetapi cukup
dengan surat keterangan dari Dokter yang
merawat
FKTP MASALAH / TANTANGAN
10. Masih tingginya rujukan sesuai dengan
permintaan peserta
11. Belum semua Puskesmas bisa mengakses
PUSKESMAS P-Care, dari 62 Puskesmas baru 51
Puskesmas yang bisa mengakses
12. Aplikasi P-Care tidak terintegrasi dengan
SIMPUS yang digunakan oleh Puskesmas ,
sehingga petugas Puskesmas harus entry
dua kali
FKTP MASALAH / TANTANGAN
1. Belum semua peserta JKN terdaftar di
Aplikasi P-Care
2. FKTP memberikan pelayanan kepada
Peserta JKN eks Jamsostek yang tidak
melampirkan Form 1 A, padahal
peserta tersebut tidak masuk dalam
aplikasi P-Care di FKTP tersebut
3. Klinik yang tidak mempunyai apoteker
KLINIK harus bekerja sama dengan apotik
jejaring sehingga menyulitkan pasien
karena harus mengambil obat di luar
4. Banyak BPS yang menjadi jejaring klinik
tidak bersedia dibayar dengan tarif JKN,
sehingga masih ada iur biaya
FKTP MASALAH / TANTANGAN
1. Ada beberapa obat rujuk balik yang
tidak diberikan oleh Apotik yang
DOKTER bekerjasama dengan BPJS, seperti
acarbose dan glikuinon untuk pasien
KELUARGA DM. Sehingga pasien dikembalikan ke
RS
2. Dokter Keluarga dan jejaringnya belum
paham tentang prosedur JKN
SISTEM RUJUKAN
Pembagian wewenang & tanggungjawab

Interval referral
• Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya
kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka
waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.
Collateral referral
• Menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.
Cross referral
• Menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.
Split referral
• Menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi
rujukan tidak ikut campur.
7. KESIMPULAN
1. Meningkatkan komitmen stakeholder dan seluruh PPK
untuk melaksanakan JKN sesuai dengan aturan dan hati
nurani
2. Meningkatkan sosialisasi JKN ke seluruh lapisan masyarakat
3. Menghimbau masyarakat untuk patuh terhadap aturan
pelaksanaan JKN
4. Meningkatkan kompetensi SDM dan meningkatkan Sarana
Prasarana di Faskes
5. Menghimbau masyarakat mampu dan sehat untuk ikut
mensukseskan JKN
6. Dengan JKN yang bermutu, maka KENDALI MUTU DAN
KENDALI BIAYA DAPAT TERCAPAI SEHINGGA MEWUJUDKAN
MASYARAKAT YANG LEBIH SEHAT

Anda mungkin juga menyukai