Anda di halaman 1dari 40

SISTEM RUJUKAN

BERJENJANG PADA
PELAYANAN JKN

Disampaikan pada Seminar Kendali Mutu Dan Kendali Biaya Program BPJS Kesehatan di RS dan Puskemsmas
Provinsi Kalimantan Selatan, 12 September 2015

1
OUTLINE
1. PENDAHULUAN

2. TANTANGAN PELAYANAN KESEHATAN

3. PELAYANAN KESEHATAN ERA JKN

4. PERAN FKTP DALAM SISTEM KESEHATAN

5. PENUTUP

2
Pasal 28H (1), (2) , (3)

1. Setiap orang berhak hidup sejahtera


lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan
Pasal 5 (1); pengembangan dirinya secara utuh
Pasal 20 sebagai manusia yang bermartabat.

Pasal 34 (1), (2)

2. Negara mengembangkan sistem


jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan. 3
Sistem Jaminan Sosial Nasional

Hak Konstitusional Setiap Orang + Wujud Tanggung Jawab Negara


Standar minimal Jaminan Sosial (Tunjangan kesehatan, tunjangan sakit,
Konvensi ILO 102

tunjangan pengangguran, tunjangan hari tua, tunjangan kecelakaan kerja,


tunjangan keluarga, tunjangan persalinan, tunjangan kecacatan, tunjangan ahli
tahun 1952 waris

“Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial yang


Pasal 28 H ayat 3

memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh


UUD 45 sebagai manusia yang bermanfaat".

Pasal 34 ayat 2 ●
●"Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
UUD 45 mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan".

DIBENTUK SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL MELALUI UU NO. 40 TAHUN 2004


TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN
MASYARAKAT INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
SJSN merupakan program
Negara:

Setiap penduduk diharapkan


dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak apabila
terjadi hal-hal yang dapat
mengakibatkan hilang atau
berkurangnya pendapatan,
karena menderita sakit

PROGRAM JAMINAN
KESEHATAN SJSN (JKN) -
BPJS KES
PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PELAKSANAAN JKN
(UU No 40/2004 tentang SJSN & UU No. 24/2011 tentang BPJS)

Mengembangkan Sistem Pelayanan, sistem


pembayaran dan sistem kendali mutu biaya

BPJS KESEHATAN

Menentukan pola dan besaran


tarif
Menentukan paket benefit

Menentukan besaran
iuran REGULATOR
Menentukan peserta PBI

PESERTA FASKES
6
KEBERLANGSUNGAN PROGRAM JKN
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

A N

KE EHO
ST
AS

PU L
AK
ADVERSE U TA
P R

AS DE
KE ESE

AN R
SELECTION P TINGKAT
SUSTAINAB UTILISASI
ILITAS JKN

KEPUASAN FASKES

FRAUD

KENDALI MUTU KENDALI BIAYA 7


OUTLINE

2. TANTANGAN PELAYANAN KESEHATAN

8
021 – 500 400
GAMBARAN 10 DIAGNOSA TERBANYAK GAMBARAN 10 DIAGNOSA TERBANYAK
RAWAT JALAN TINGKAT LANJUTAN RAWAT JALAN TINGKAT LANJUTAN
PESERTA BPJS KESEHATAN TAHUN 2014 PESERTA BPJS KESEHATAN sd JUNI 2015
NASIONAL DIVISI REGIONAL VIII

No Nama Diagnosa Primer No Nama Diagnosa Primer


Follow-up exam after other treatment for Follow-up exam after other treatment for
1 1
other conditions other conditions
2 Extracorporeal dialysis 2 Issue of repeat prescription
3 Other physical therapy 3 Other physical therapy
4 Extracorporeal dialysis
4 Essential (primary) hypertension
5 Essential (primary) hypertension
Follow-up exam after unspec treatment for
5 Follow-up examination after surgery for
other conditions 6
other conditions
Follow-up examination after surgery for Personal history of other mental and
6 7
other conditions behavioural disorders
7 Dyspepsia Personal history of diseases of the
8 Attention to surgical dressings and sutures 8
circulatory system
9 Issue of repeat prescription 9 Dyspepsia
10 End-stage renal disease 10 Attention to surgical dressings and sutures

Sumber : hasil olahan data Grup OTI

9
www.bpjs-kesehatan.go.id
GAMBARAN 10 DIAGNOSA TERBANYAK GAMBARAN 10 DIAGNOSA TERBANYAK
RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN
PESERTA BPJS KESEHATAN TAHUN 2014 PESERTA BPJS KESEHATAN sd JUNI 2015
NASIONAL DIVISI REGIONAL VIII

No Nama Diagnosis Primer No Nama Diagnosis Primer


Diarrhoea and gastroenteritis of presumed 1 Dengue haemorrhagic fever
1 2 Spontaneous vertex delivery
infectious origin
Diarrhoea and gastroenteritis of
2 Typhoid fever 3
presumed infectious origin
3 Dyspepsia 4 Dyspepsia
4 Essential (primary) hypertension 5 Typhoid fever
Chemotherapy session for
5 Delivery by emergency caesarean section 6
neoplasm
6 Dengue haemorrhagic fever 7 Dengue fever [classical dengue]
7 Chemotherapy session for neoplasm 8 Essential (primary) hypertension
8 Congestive heart failure Delivery by emergency caesarean
9
section
9 Spontaneous vertex delivery Single spontaneous delivery,
10
10 Delivery by caesarean section, unspecified unspecified

Sumber : hasil olahan data Grup OTI


10
www.bpjs-kesehatan.go.id
PROPORSI PESERTA BPJS KESEHATAN
BERDASARKAN USIA

PROPORSI PESERTA BERDASARKAN USIA


>85
80-84
75-79
Peserta usia lanjut
70-74 beresiko terkena
65-69
60-64 penyakit degeneratif
55-59
50-54 dengan komplikasi
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14 STRENGHTENING
5-9
0-4
PRIMARY CARE
(10,000,000) (5,000,000) - 5,000,000 10,000,000

∑ Laki-Laki ∑ Wanita

Sumber Laporan Grup Kepesertaan periode 19 September 2014


OUTLINE

3. PELAYANAN KESEHATAN ERA JKN

12
021 – 500 400
Perpres No. 111 Tahun 2013

Manfaat Jaminan Kesehatan


Alur Pelayanan Kesehatan
PERMENKES No. 001 Tahun 2012

a s i
alis
Peserta p tim
us o
Fok Rujuk/Rujuk Balik
FKTP

Kegawat-
daruratan
Rumah Sakit

Kapitasi

Klaim

Kantor Cabang
BPJS Kesehatan

 SETIAP PESERTA WAJIB TERDAFTAR DI SATU FKTP

www.bpjs-kesehatan.go.id
PERAN BPJS KESEHATAN DALAM PENGEMBANGAN
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

UU NOMOR 40 TAHUN 2004


PASAL 24 AYAT 3
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial mengembangkan sistem  PENGUATAN PRIMARY CARE
pelayanan kesehatan, sistem  PENGUATAN SISTEM
kendali mutu pelayanan, dan RUJUKAN BERJENJANG
sistem pembayaran pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.

15
RUJUKAN BERJENJANG
REGULASI
REGULASI

PERMENKES No. 001 Tahun 2012


Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Pasal 3

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan


penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal

16
REGULAS
PERMENKES No. 001 Tahun 2012 I
Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Pasal 4
1. Pelayanan kesehatan dilaksanakan berjenjang, sesuai kebutuhan medis
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama
4. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau
dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat
(4) dikecualikan pada keadaan darurat, bencana, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien dan pertimbangan geografis

17
REGULAS
PERMENKES No. 001 Tahun 2012 I
Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Pasal 5
1. Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan
peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan
pemberi pelayanan kesehatan
2. Peserta asuransi komersial mengikuti aturan yang berlaku
sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi dengan tetap
mengikuti pelayanan kesehatan yang berjenjang
3. Setiap orang yang bukan pekerja jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan sosial, sebagaimana dimaksud pada ayatm
(1) dapat mengikuti sistem rujukan

18
REGULASI

Perpres No 12 Tahun 2013 Permenkes No 71 Tahun 2013 pasal 15


Pasal 29 ayat 1 sd ayat 5
REGULAS
PERMENKES No. 28 Tahun 2014 I
Tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN

BAB IV
4. Pelayanan kesehatan dalam program JKN diberikan secara berjenjang,
efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip kendali mutu dan
kendali biaya.
5. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat
kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Pelayanan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama,
kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien, pertimbangan geografis dan pertimbangan
ketersediaan fasilitas.
20
Piramida Pelayanan Kesehatan
Quantitas berbasis Rujukan Berjenjang
Koord
Timba inasi
l Ba li
k

Primer
Equity besar
Sekunder
(aksesibel bagi semua Equity ↓= tergantung Tersier
golongan) income
Equity ↓↓
Biaya terjangkau Biaya mahal Biaya sangat mahal

Penanganan Penanganan
spesialistik subspesialistik

INA CBG’S INA CBG’S


(Gatekeeper)

PENINGKATAN FOKUS PADA


FUNGSI PELAYANAN PRIMER

Cost
(Referensi: Starfield B, 1999)
www.bpjs-kesehatan.go.id
Contoh Skema
Rujukan Berjenjang

Dr. Karunia Ronnie N.


RS. BB Klinik Ida Kartika
Dr. Andi Lawang
Klinik Oblique Health
RS. Dr. Tien F
Klinik Polda Kaltim RS. RS.
Bhayangkara
Pertamina Hardjanto
Pkm Margo Mulyo
Pkm Baru Ilir RS.
Klinik Fajar
Pkm Sido Mulyo Bhayangkara
Pkm Baru Tengah
Pkm Baru Ulu
Pkm Marga Sari

Pkm Gn. Samarinda


RS. Kanujoso Pkm Batu Ampar
Dr. Line Tatkariana Pkm Karang Joang
Dr. Arnold Wayong Klinik Korpri
Dr. Meriah Yacobi Klinik KF Km. 5
Klinik Mitra Sehat Dr. Sriyono
Klinik Riskytha
RS. BB RS. BB

Pkm Mekar Sari


Pkm Teritip
RS. Pkm Manggar Baru
Pkm Gn. Sari Ilir
Pkm Karang Jati
Bhayangkara RS. RSUD Pkm Sepinggan
Pkm Lamaru
Pkm Gn. Sari Ulu Restu Ibu Kota Pkm Manggar
Dr. Ballerina
Dr. Ida Aryani
Pkm Kariangau Dr. Isdiawati
Pkm Muara Rapak Dr. Ranisa Handayani
Klinik Sumber Mulia Dr. Christiana Dessy
Dr. Fahmi Zawawi
Contoh Skema
Rujukan Berjenjang
Dr. Lis Indrayati
Pkm Gn. Bahagia RS. BB PkmKarang Rejo
Klinik Yakes Telkom
Pkm Sumber Rejo
RS. BB Klinik Bornmed
RS.
Dr. Cokorda Ratih Bhayangkar
Dr. Andi Sri J. a
Dr. Endang Dwi E. RS.
RS. Dr. Indah Puspitasari
Dr. Rosman J. H. Dr. Titania Lestari
Pkm Klandasan Ilir Pertamina Restu Dr. Ratna Sudarti
Klinik Permata Bunda Ibu RS. Dr. Esther Vonny K.
Klinik Polres BPP Bhayangkar Dr. Maria Magdalena
Klinik Brimob BPP a Klinik Ibnu Sina Rpk
Klinik Piramida Jaya

Dr. Steven Fungsi


Klinik Ibnu Sina Spg
Klinik KF Klandasan
Klinik Pertamina
RS. Siloam
Dr. Syafaah
Pkm Prapatan
RS.
Pkm Telaga Sari
Bhayangkar Klinik Caya
Klinik Polres SPN RS. BB
a Klinik Panacea

Klinik Hesti Wira


Sakti RS. RSUD
Poskes Kodim 0905
Sikes Denzipur
Hardjanto Kota Pkm Damai
Klinik Medika
Sikes Dodikjur
Utama
Yonkes Yonif 600/R
Klinik KF Sepinggan
BK TNI AL
Klinik KF 136
Sikes Satrad 223
PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF
STRATEGI PROMOTIF PREVENTIF

25
Strategi Pelayanan
Promotif Preventif BPJS

PROGRAM
PENGELOLAAN
• DIABETES MELLITUS
PENYAKIT KRONIS
(PROLANIS)
• HIPERTENSI
IMUNISA
• DASAR LENGKAP SI
• VAKSINASI

SKRINING
RIWAYAT KESEHATAN
• DIABETES MELLITUS
Alat kontrasepsi dasar
• HIPERTENSI
dan vaksin untuk • DETEKSI KANKER SERVIKS
imunisasi dasar tidak KELUARGA
• DETEKSI KANKER PAYUDARA
BERENCANA
ditanggung dalam sistem
pembiayaan BPJS • PELAYANAN KB
Kesehatan  penyediaan • PELAYANAN EFEK SAMPING
ditanggung dalam
program pemerintah
Definisi DMP
Pengelolaan Penyakit (Disease management) adalah sebuah
sistem yang memadukan sistem pelayanan kesehatan dan
komunikasi kepada populasi yang memiliki kondisi dimana
kemandirian diri merupakan hal utama
The Disease Management Association of America (DMAA)

Didukung oleh hubungan antara Dokter dan Pasien serta rencana


pengelolaan penyakit

Pencegahan komplikasi penyakit melalui penggunaan Panduan Klinis


dan strategi pengembangan pasien

Evaluasi hasil luaran klinis, ekonomi sebagai dasar penyusunan tujuan


pencapaian kualitas kesehatan
Latar Belakang
Skrining Riwayat
Klasifikasi kelompok
Kesehatan
Risiko tinggi

Sehat/Risiko rendah Risiko Tinggi

Perilaku hidup sehat Skrining Sekunder Klasifikasi


(edukasi, olahraga) (Penegakan Dx) kelompok
diagnosa medis

High Risk but Diagnosa


Un-diagnosed as Chronic penyakit kronis

Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder & Tersier


• Gaya hidup sehat (Disease Management Program
• Konseling pada Faskes primer  PROLANIS  PPDM - PPHT)

Peserta BPJSK: Peningkatan benefit (Promotif & Preventif), Peningkatan kualitas kesehatan
BPJS
Paparan Resmi Kesehatan:
PT Askes (Persero) Pengelompokan & pencegahan risiko sakit dan strategi pengendalian biaya
www.ptaskes.com
Fokus, Rutin, Pantau Prolanis
Integrasi Pelayanan, Panduan Klinis, Fokus pada Pasien, Berbasis Pelayanan Primer


Membangun jejaring komunikasi Faskes tk I,
Spesialis dan Peserta

Fokus ●


Pencatatan hasil pemantauan status kesehatan
Enrollment peserta terdaftar
Pengembangan kegiatan (Best Practice)


Pertemuan berkala Faskes Tk I dengan Spesialis Outcome

Rutin

Kunjungan dan pemeriksaan Laboratorium

Keikutsertaan/Peran aktif Peserta dalam aktifitas
klub dan edukasi

Keberadaan Faskes Tk I dan ketersediaan obat kronis
Sustainabilitas JKN


Peningkatan kompetensi Faskes Tk I

Kadar Laboratorium sesuai target

Pantau ●


pengendalian  output program
Kunjungan rutin ke Faskes Tk I
Pelaksanaan aktifitas rutin
PROLANIS BPJS Kesehatan

2010 – saat ini


PPDM Tipe 2
Penanganan komprehensif pada penyakit DM Tipe 2

Penatalaksanaan berdasarkan Panduan Klinis yang disusun bersama PERKENI

2012 – saat ini


PPHT
Penanganan komprehensif pada penyakit Hipertensi
Penatalaksanaan berdasarkan Panduan Klinis yang disusun bersama PAPDI, PERNEFRI dan PERKI
Skema Pengelolaan Penyakit Kronis
Penyakit Kronis (DM Tipe 2 &
Hipertensi )
“big trigger” unutk penyakit
lainnya penyerap biaya mahal
(kardiovaskular, stroke, dsb) RS (Spesialis)
Peserta penyandang penyakit kronis
• Kontrol rujukan
# laksanakan - Pelayanan komprehensive & • RUJUK BALIK
pola hidup sehat # berjenjang ke Faskes
- Database peserta (Panduan Klinis  Evidence Based) Primer
- Aktifitas Penunjang Program - Rujukan ke Spesialis • Mentor &
(media promkes, klub RISTI, - Edukasi Kesehatan konsultan bagi
dsb) - Monitoring Status Kesehatan Faskes Primer
- Peresepan obat kronis

- Evaluasi status kesehatan


- Biaya pelayanan kesehatan
- Workshop untuk Faskes pengelola
BPJS Kesehatan oleh Organisasi Profesi
FKTP selaku Koordinator

Panduan Klinis
Organisasi Profesi
DM (PERKENI); HIPERTENSI (PERHIMPUNAN HIPERTENSI)
PROLANIS BPJS Kesehatan

Aktifitas

Eduk asi/Konsultasi Medis

Pem antauan Kesehatan
Aktifitas Klub

Aktifitas


Eduk asi/Konsultasi Medis


Home Visit Kesehatan
Pem antauan
Rem inderKlub

Prolanis


Aktifitas


Pelay
HomeananVisit Obat secara rutin

● Mentoring
Rem inder F ask es Primer oleh Fask es Lanjutan

Prolanis
Pelay anan Obat secara rutin
Mentoring F ask es Primer oleh Fask es Lanjutan
PROLANIS BPJS Kesehatan

Edukasi/Konsultasi Medis

Dilak Fask Pem


ukan es beri
setia mate
Tk I
p ri
bula ber dapa
n pera t dari
mini n Faske
seb s Tk
mal
I,
1x agai Spesi
atau Care alis
sesu Coo atau
ai rdin pun
kebu dari
ator
tuha sesa
bagi ma
n
pese pes pese
rta erta rta
PROLANIS BPJS Kesehatan

Pemantauan Kesehatan
Ter Pe
ca ma
ntu Terca nta
Dilak m tat uan
by
ukan tab Syste
by
secar
a el m Sys
dan te
rutin
deng
me meru
paka m
an nu n ber
men
gacu ma data
isi
reka
pada ka m gra
Pand
na Medi
uan fik
k
Klinis per
yang
n Pese
telah ber rta ke
Prola
disus
das nis mb
un
yang ang
bersa
ma
ark haru
an
s
Orga an dijag kes
nisas
i
ke a eha
kera
Profe but hasia tan
si
uh anny per
a
an pes
kal ert
a
ori
OUTLINE

5. PERAN FKTP DALAM SISTEM KESEHATAN

35
021 – 500 400
PERAN FKTP DALAM SISTEM KESEHATAN
FASKES TINGKAT PERTAMA BERPERAN PENTING DALAM SISTEM KESEHATAN

 Mendekatkan akses pelayanan kepada masyarakat


 Meningkatkan kualitas pelayanan
 Fokus pada Promotif Preventif
 Doctor- patient relationship
 Dokter sebagai kontak pertama

 KOMPETENSI YANG TERSTANDARDISASI


 RASIO JUMLAH DOKTER VS POPULASI YANG PROPORSIONAL
 PENINGKATAN ALOKASI BIAYA PELAYANAN PRIMER
 PAY FOR PERFORMANCE SYSTEM
 DUKUNGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN / IT

The Impact of Primary Care: A Focused Review, Leiyu Shi, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, 8 November 2012
36
FUNGSI UTAMA PELAYANAN PRIMER
1. FUNGSI KONTAK PERTAMA 2. FUNGSI KOMPHREHENSIVITAS

1. FKTP  satu-satunya wadah yang


1. Mengkoordinasikan layanan bagi peserta saat
menjadi pilihan utama dan pertama oleh
terjadi kondisi medis peserta harus ditangani oleh
FKTP lain karena suatu kondisi ataupun faskes peserta dalam memenuhi kebutuhan
tingkat lanjutan untuk penanganan spesialistik kesehatannya
2. FKTP memiliki rasa tanggung jawab
2. Mampu mengarahkan rujukan peserta saat perlu
penanganan medis spesialistik secara efektif
terhadap optimalnya kondisi kesehatan
peserta

3. FUNGSI KOORDINATOR PELAYANAN


4. FUNGSI KONTINUITAS
1. FKTP memiliki sumber daya penunjang komprehensif
2. Dokter mampu menerapkan level kompetensi 4a 1. FKTP mampu mengelola status
dalam SKDI kesehatan sekelompok peserta
3. FKTP menyelenggarakan pelayanan primer berbasis terpelihara optimal
pada Panduan Praktik Klinis yang berlaku
2. Peserta mau, mampu, dan sadar
4. FKTP bersedia memberikan layanan promotif dan menjalankan pola hidup sehat
preventif
dalam koordinasi FKTP 37
Peraturan Direktur BPJS Kesehatan No. 58 tahun 2014, Program
Peningkatan Mutu Pelayanan Primer
Peran Dokter di FKTP

INPUT PROSES OUTCOME


 Akreditasi FKTP  FKTP sebagai first  Indeks Kualitas
contact Layanan Faskes
 Credentialing
 Mengendalikan  Pengendalian
 Pemanfaatan dana kasus rujukan non Biaya Pelayanan
Kapitasi spesialistik Kesehatan

 Kompetensi Dokter  Mengelola program


FKTP rujuk balik dan DMP

KENDALI MUTU KENDALI BIAYA


HARAPAN BPJS KESEHATAN

Dukungan dan kerja sama semua pihak


dalam pembangunan sistem pelayanan
kesehatan yang bermutu

www.bpjs-kesehatan.go.id
Terima kasih

Kartu Indonesia Sehat


Kalau Gotong royong, Semua Tertolong

BPJS Kesehatan
www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI BPJS Kesehatan
(Akun Resmi)

BPJS Kesehatan bpjskesehatan

40

Anda mungkin juga menyukai