Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN DISCHARGE

PLANING

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU


Jl. Drs. H. La Ode Manarfa No.- Tlp.(0402) 2825356 Fax.(0402) 2825357
E_mail : rsudkotabaubau@gmail.com
BAB I
DEFINISI

Discharge Planning / Pemulangan pasien ialah proses dimana mulainya pasien


mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan sampai pasien siap
untuk kembali ke lingkungannya yang melibatkan tim dengan tanggung jawab mengatur
kesinambungan tersebut. 1

Discharge planning ialah proses sistematis yang diberikan pada pasien ketika akan
meninggalkan tempat pelayanan kesehatan, baik pulang ke rumah maupun akan melakukan
perawatan di rumah sakit lain (Taylor).3

Discharge Planning ialah proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan 1 unit


pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum
(Kozier, 2004).3

Discharge Planning merupakan perencanaan kepulangan pasien dan memberikan


informasi kepada pasien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubungan dengan kondisi penyakitnya (Rhindianto, 2008)3

Discharge Planning merupakan komponen system perawatan berkelanjutan, pelayanan


yang diperlukan pasien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada
pasien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat
tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse,2000). 3

Pemulangan pasien yaitu proses pasien meninggalkan instalasi rawat inap / rawat jalan,
namun Rumah Sakit tetap memperhatikan kontinuitas perawatan pasien selanjutnya.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Pemulangan pasien merupakan proses sistematik yang dipersiapkan bagi pasien untuk
meninggalkan Rumah Sakit dan untuk mempertahankan kontinuitas perawatan. Sejak menerima
pasien, dokter sudah mengkaji kebutuhan pelayanan kesehatan pasien tersebut (triase) dan
harus ada penjelasan dari dokter penerima pasien mengenai rencana pelayanan kesehatan
kepada pasien / keluarganya. Pemulangan pasien dapat dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
(IGD), Instalasi Rawat Jalan (IRJA), maupun Instalasi Rawat Inap. Pemulangan pasien dapat
atas advis Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) ataupun atas permintaan pasien /
keluarganya (APS). Pada waktu pasien dan keluarganya meninggalkan RS, mereka harus
memiliki pengetahuan tentang pelayanan kesehatan selanjutnya (ada kontinuitas pelayanan)
dan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya di rumah.

Pelayanan Pemulangan Pasien di RSUD Kota baubau mencakup :


1. Pemulangan pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan atas advice
dokter
2. Dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan atas permintaan sendiri (PAPS atau
menolak rawat inap)
3. Dari Instalasi Rawat Inap atas advice Dokter Penanggung Jawab Pasien
4. Dari Instalasi Rawat Inap atas permintaan sendiri ( PAPS )
5. Pasien cuti / pulang sementara dari Instalasi Rawat Inap
6. Pasien pulang dari Instalasi Gawat Darurat meninggal
7. Pasien pulang Instalasi Rawat Inap meninggal
8. Pemulangan pasien diantar ambulance

Pemulangan pasien dapat dengan alat transportasi :


1. Kendaraan pribadi / umum : permintaan pasien dan atau keluarganya ( penolakan
ambulance), sakit ringan dengan jalan nafas, pernafasan dan hemodinamik stabil.
2. Kendaraan rumah sakit yaitu ambulance untuk pasien sakit sedang dan berat yang
membutuhkan pendampingan tenaga medis ( misal pasien yang masih memerlukan infuse
meskipun pulang, pasien koma, dll), permintaan pasien dan atau keluarga.

Kriteria pasien rawat jalan yang dipulangkan dari Rumah Sakit RSUD Kota Baubau:
1. Pasien stabil :
a. Jalan nafas paten
b. Breathing adekuat
c. Sirkulasi hemodinamik stabil
d. Suhu : 36,5 – 37,5 ⁰Celcius
e. Perdarahan teratasi
f. Luka telah dirawat, dijahit, dibebat

2
g. Fraktur telah dipasang bidai
h. Nyeri teratasi dan berkurang, nyeri ringan VAS 1-3
i. Tidak kejang
j. Tidak inpartu kala 1 fase aktif, kala 2, organ bayi menumbung, kala 3
2. Lengkap dokumentasi :
a. Form Rekam Medik Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap sudah diisi dan
ditandatangani lengkap oleh dokter, perawat / bidan , Tempat Pendaftaran Pasien Gawat
Darurat dan petugas lainnya.
b. Persetujuan / Penolakan (rawat inap, tindakan medis, observasi, rujukan, pendampingan
transfer, dirujuk dengan ambulance)
c. Penjelasan Dokter Penanggung Jawab Pasien tentang : kondisi, diagnose, rencana
tindakan / terapi, prognosis
d. Pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri (pasien atau jenazah)
3. Mendapatkan penjelasan dari Dokter Penanggung Jawab Pasien atau dokter jaga dan atau
perawat mengenai :
a. Kondisi
b. Diagnosa
c. Hasil pemeriksaan
d. Rencana perawatan selanjutnya : konsul, pemeriksaan ulang, perawatan luka
e. Resiko bila menolak rawat inap, observasi, pendampingan transfer dan dirujuk dengan
ambulance, dll
f. Prognosis
4. Beres administrasi ( sesuai prosedur )
Permintaan pasien dan atau keluarganya ( Pulang Atas Permintaan Sendiri )

3
BAB III
TATA LAKSANA

Tahap yang harus diperhatikan saat pemulangan pasien :


1. Pengkajian
Pengkajian mencakup : data pribadi pasien, data kesehatan pasien, penanggung jawab
pasien, diagnosa, hasil perawatan.
2. Identifikasi kebutuhan pasien
Saat perencanaan pemulangan pasien harus diketahui kebutuhan perawatan
berkelanjutan yang masih diperlukan, seperti kapan kontrol ke Dokter Penanggung Jawab
Pasien, kunjungan rumah / pelayanan homecare, fisioterapi.
3. Edukasi
Saat pemulangan pasien harus ada edukasi dari petugas medis terutama perawat kepada
pasien dan keluarganya. Penjelasan mencakup :
a. Obat-obatan yang dibawakan saat pulang (nama obat, dosis dan waktu minum
obat).
b. Rencana perawatan selanjutnya (kapan kontrol, pelayanan homecare dan
fisioterapi) beserta nomor telepon yang bisa dihubungi.
c. Diet / pembatasan makanan yang sesuai untuk kesehatannya.
4. Dokumentasi
Semua perawatan yang dilakukan harus terdokumentasi pada Rekam Medik Pasien,
Catatan Keperawatan. Semua instruksi dan hasil pemeriksaan dokter harus tercatat,
semua tindakan keperawatan dan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital harus tercatat.
Demikian juga obat-obatan yang diberikan (nama, dosis, waktu pemberian, cara
pemberian, infus ) dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan juga tersimpan rapi
dalam berkas pasien. Saat pasien pulang diberikan Resume Medis kepada pasien /
keluarganya beserta hasil pemeriksaan penunjang.
5. Implementasi
Proses pasien pulang apakah diantar ke alat transportasi pasien / keluarganya
menggunakan kursi roda, blangkar didampingi perawat atau menggunakan ambulance
dengan / tanpa perawat.
6. Evaluasi
Dilakukan evaluasi untuk menilai dan memperbaiki pelayanan RS untuk pelayanan yang
lebih baik di masa depan.

A. TATA LAKSANA PEMULANGAN PASIEN DARI IGD DAN IRJA


1. Dokter dan Perawat / bidan mengidentifikasi pasien.
2. Dokter menjelaskan mengenai :
a. Kondisi, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang bila ada, diagnosa pasien
bahwa pasien boleh pulang / tidak memerlukan rawat inap.
b. Dokter menuliskan resep obat dan menjelaskan pada pasien / keluarganya
tentang cara minum obat.
4
c. Dokter memberikan anjuran kapan kontrol, anjuran diet atau perawatan
selanjutnya (pemeriksaan yang masih perlu dilakukan atau konsul ke dokter
lain bila perlu).
3. Perawat / bidan menyerahkan hasil pemeriksaan penunjang, surat keterangan
istirahat / sakit bila ada pada pasien / keluarganya.
4. Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat menyerahkan surat pengantar mengurus
administrasi di kasir.
5. Pasien membayar di APRJ dan mengambil obat di Farmasi.
6. Petugas Tempat Pendafatarn Pasien Gawat Darurat melengkapi Rekam Medik
Instalasi Gawat Darurat :
a. Identitas pribadi pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pekerjaan
jam datang, pengantar pasien, kendaraan yang digunakan ke Iinstalasi Gawat
Darurat)
b. Menginput data pasien ke komputer.

7. Perawat / bidan di Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan melengkapi :
a. Anamnesa keluhan pasien, riwayat sakit dahulu / turunan, riwayat alergi obat /
makanan.
b. Hasil pemeriksaan TTV (Tensi, frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu)
8. Dokter melengkapi :
a. Anamnesa keluhan pasien, riwayat sakit dahulu / turunan, riwayat alergi obat /
makanan.
b. Hasil pemeriksaan fisik yang bermakna.
c. Diagnosa.
d. Instruksi berupa pemberian obat, pemeriksaan laboratorium, radiologi dll.
e. Hasil pemeriksaan penunjang yang bermakna.
f. Nama dan dosis obat pulang yang diberikan.
g. Edukasi yang diberikan.
9. Perawat / bidan membantu pasien menuju kendaraan bila diperlukan, daoat dibantu
Satpam dan Non Medis lainnya.

B. TATA LAKSANA PEMULANGAN PASIEN DARI RUANG RAWAT


1. DPJP melakukan pemeriksaan dan mengevaluasi hasil pemeriksaan untuk
menentukan apakah pasien dapat pulang.
2. Dokter DPJP menjelaskan pada pasien dan keluarganya bahwa pasien boleh
pulang.
3. DPJP memberikan pesan / anjuran pada pasien dan keluarganya (obat yang masih
harus diminum, anjuran diet, waktu kontrol, perawatan lanjutan yang dibutuhkan
seperti fisioterapi / homecare dll).
4. Dokter memberi instruksi pada perawat / bidan bahwa pasien boleh pulang secara
lisan dan tertulis di Rekam Medis Terintegrasi beserta instruksi / pesan / anjuran
pada pasien dengan lengkap.
5
5. DPJP melengkapi dan menandatangani :
a. Rekam Medis Terintegrasi
b. Resume Medis
c. Lembar Masuk dan Keluar Pasien menulis diagnosa akhir.
d. Menulis resep untuk obat pulang.
e. Menulis surat konsul / pengantar bila pasien memerlukan konsul (misal konsul
ke Spesialis Rehab Medik bila butuh fisioterapi, atau kepada dokter dan
petugas homecare dll), Surat Keterangan Dirawat dan Surat Keterangan
Istirahat bila dianggap perlu.
6. Perawat / bidan melengkapi dan mengecek kelengkapan berkas pasien pulang
7. Perawat / bidan memberikan surat pengantar kepada keluarga pasien untuk
menyelesaikan administrasi pembiayaan pasien.
8. Keluarga pasien menyerahkan bukti administrasi kepada perawat / bidan di ruang
rawat.
9. Perawat / bidan menyerahkan kepada keluarga pasien :
a. Resume Medis asli
b. Pesan Pasien Pulang beserta penjelasan mengenai asupan makanan,
pembatasan aktivitas (bila ada), waktu dan tempat kontrol, nama dan alamat
instansi / dokter (bila dikonsulkan), tanda bahaya sehingga pasien dibawa ke
rumah sakit sebelum waktu kontrol, waktu dan cara perawatan luka / alat (bila
saat pulang masih disertakan), nomor telepon petugas Homecare (bila
memerlukan Homecare)
c. Surat Kontrol, Surat Konsul (bila dikonsul), Surat Keterangan
d. Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan di Rumah Sakit
e. Obat pulang beserta penjelasan mengenai cara peminuman, dosis
10. Perawat / bidan melepaskan alat-alat yang terpasang : infus, NGT, DC, dll.
11. Perawat / bidan menggunting gelang identitas pasien.
12. Perawat / bidan mendampingi pasien menuju kendaraan pribadi / ambulance di pintu
keluar Rumah Sakit dengan kursi roda / brancart.
13. Perawat / bidan kembali ke ruang perawatan sesuai gugus tugasnya.

C. TATA LAKSANA PEMULANGAN PASIEN APS (ATAS PERMINTAAN SENDIRI)


1. Keluarga / pasien menyampaikan keinginan bahwa menghendaki pulang.
2. Perawat / bidan mengkaji keluhan, kondisi umum, tanda-tanda vital pasien
(kesadaran, tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas dalam 1 menit, suhu badan,
saturasi oksigen) dan mendokumentasikan di RM Terintegrasi.
3. Perawat / bidan menghubungi DPJP melalui telepon dan memberitahukan bahwa
pasien dan keluarga menghendaki pulang dan menyampaikan pengkajian terakhir.
Bila DPJP tidak dapat dihubungi, maka perawat / bidan melaporkan kepada Dokter
IRNA / Case Manager.
4. Perawat / bidan mendokumentasikan advis dari DPJP / Dokter IRNA / Case
Manager.
6
5. Dokter IRNA / Case Manager melakukan visit (anamnesa dan melakukan
pemeriksaan fisik, bila perlu penunjang sesuai persetujuan / penolakan pasien dan
atau keluarganya)- SPO persetujuan / penolakan tindakan medis.
6. Dokter IRNA / Case Manager dibantu perawat / bidan menjelaskan pada pasien dan
atau keluarganya :
a. Kondisi terkini pasien
b. Diagnosa pasien
c. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang telah dilakukan
d. Advis terakhir dari DPJP
e. Rencana DPJP untuk perawatan pasien
f. Resiko pasien PAPS, prosedur PAPS untuk keluarga pasien, konsekuensi
PAPS.
g. Terdokumentasi di RM Terintegrasi dan Edukasi Pasien
7. Bila pasien / keluarga tetap menghendaki pulang maka pasien dan atau keluarganya
mengisi dan menandatangani Pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri.
8. Perawat / bidan kembali melaporkan pada DPJP melalui telepon dan mencatat
instruksi dan waktu pelaporan. Mendokumentasikan di RM Terintegrasi.
9. Perawat / bidan memberikan pengantar kepada keluarga pasien untuk
menyelesaikan administrasi.
10. Setelah keluarga menyerahkan bukti penyelesaian administrasi, maka perawat /
bidan melepas alat medis yang terpasang.
11. Perawat / bidan memberikan kepada pasien dan atau keluarganya :
a. Surat izin pulang untuk diserahkan ke Satpam di pintu keluar
b. Resume Medis Pasien Pulang
c. Pesan pasien pulang : obat yang disertakan saat pulang (beserta dosis dan
cara minum obat), anjuran diet / pembatasan aktivitas / perawatan diri atau
luka, anjuran control atau tindak lanjut setelah pasien pulang, tanda
kegawatan untuk kembali ke rumah sakit
d. Surat control, surat konsul, Surat Keterangan
e. Hasil pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
f. Obat pulang
12. Perawat / bidan menggunting gelang identitas pasien.
13. Perawat / bidan mendampingi pasien dengan kursi roda / brancart sampai ke
kendaraan pulang atau ke ambulance.
14. Perawat / bidan melaporkan pada DPJP bahwa pasien telah pulang.
15. Perawat / bidan meminta DPJP untuk melengkapi berkas Rekam Medik yang harus
diisi dan ditandatangani DPJP, bila belum diisi.

D. TATA LAKSANA PEMULANGAN PASIEN / JENASAH DENGAN KENDARAAN


PRIBADI PASIEN
1. Identifikasi pasien.

7
2. Pasien / keluarganya menyerahkan bukti administrasi kepada perawat di Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat atau Instalasi Rawat Jalan.
3. Perawat melakukan serah terima Resume Medis pasien, memberikan edukasi /
pesan-pesan sebelum pasien pulang seperti yang telah dijelaskan.
4. Perawat mendampingi pasien menggunakan kursi roda / blangkar sampai kendaraan
pribadi pasien.

E. TATA LAKSANA PEMULANGAN PASIEN / JENASAH DENGAN AMBULANCE


1. Identifikasi pasien.
2. Pasien / keluarganya menyampaikan dan mengisi serta menandatangani formulir
permintaan pelayanan ambulance termasuk permintaan pendampingan perawat /
tanpa perawat.
3. Pasien / keluarganya mengurus administrasi di APRJ atau APRI dan menyerahkan
bukti administrasi pada perawat.
4. Perawat berkoordinasi dengan petugas ambulance.
5. Perawat melakukan serah terima Resume Medis pasien, memberikan edukasi /
pesan-pesan sebelum pasien pulang seperti yang telah dijelaskan.
6. Pasien didampingi perawat menggunakan blangkar menuju ambulance.
7. Bila ada permintaan didampingi perawat, perawat mendampingi pasien menuju
kediamannya. Bila permintaan tanpa perawat, maka pasien didampingi keluarganya
diantar sopir menggunakan ambulance menuju rumah pasien.
8. Sopir dan perawat kembali ke Rumah Sakit.
F. TATA LAKSANA PASIEN PULANG SEMENTARA / CUTI
1. Keluarga / pasien menyampaikan keinginan bahwa menghendaki pulang sementara.
2. Perawat / bidan mengkaji keluhan, kondisi umum, tanda-tanda vital pasien
(kesadaran, tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas dalam 1 menit, suhu badan,
saturasi oksigen) dan mendokumentasikan di RM Terintegrasi.
3. Perawat / bidan menghubungi DPJP melalui telepon dan memberitahukan bahwa
pasien dan keluarga menghendaki pulang sementara dan menyampaikan pengkajian
terakhir. Bila DPJP tidak dapat dihubungi, maka perawat / bidan melaporkan kepada
Dokter IRNA / Case Manager.
4. Perawat / bidan mendokumentasikan advis dari DPJP / Dokter IRNA / Case Manager
(persetujuan atau penolakan DPJP).
5. Dokter IRNA / Case Manager melakukan visit (anamnesa dan melakukan
pemeriksaan fisik, bila perlu penunjang sesuai persetujuan / penolakan pasien dan
atau keluarganya)- SPO persetujuan / penolakan tindakan medis.
6. Dokter IRNA / Case Manager dibantu perawat / bidan menjelaskan pada pasien dan
atau keluarganya :
a. Kondisi terkini pasien
b. Diagnosa pasien
c. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang telah dilakukan
d. Advis terakhir dari DPJP
8
e. Rencana DPJP untuk perawatan pasien
f. Resiko pasien cuti, prosedur cuti untuk keluarga pasien, konsekuensi cuti.
g. Terdokumentasi di RM Terintegrasi dan Edukasi Pasien
7. Bila pasien / keluarga tetap menghendaki pulang maka pasien dan atau keluarganya
mengisi dan menandatangani Pernyataan Pasien Cuti.
8. Perawat / bidan kembali melaporkan pada DPJP melalui telepon dan mencatat
instruksi dan waktu pelaporan. Mendokumentasikan di RM Terintegrasi.
9. Perawat / bidan menandatangani Pernyataan Pasien Cuti sebagai saksi.
10. Perawat / bidan melepas alat medis invasive yang terpasang.
11. Perawat / bidan memberikan kepada pasien dan atau keluarganya :
a. Surat izin pulang sementara untuk diserahkan ke Satpam di pintu keluar
b. Pesan pasien pulang : obat yang disertakan saat pulang (beserta dosis dan
cara minum obat), anjuran diet / pembatasan aktivitas / perawatan diri atau
luka, anjuran control atau tindak lanjut setelah pasien pulang, tanda
kegawatan untuk kembali ke rumah sakit
12. Perawat / bidan mendampingi pasien dengan kursi roda / brancart sampai ke
kendaraan pulang atau ke ambulance.
13. Perawat / bidan melaporkan pada DPJP bahwa pasien telah pulang.
14. Perawat / bidan meminta DPJP untuk melengkapi berkas Rekam Medik yang harus
diisi dan ditandatangani DPJP, bila belum diisi.

G. TATA LAKSANA PEMULANGAN PASIEN YANG MENOLAK DIRAWAT INAP


1. Dokter menjelaskan kondisi, hasil pemeriksaan penunjang bila ada dan diagnosa
pasien bahwa pasien sesungguhnya memerlukan rawat inap.
2. Pasien / keluarganya mengisi dan menandatangani formulir Penolakan Rawat Inap.
3. Dokter menuliskan resep obat dan menjelaskan pada pasien / keluarganya tentang
cara minum obat.
4. Dokter memberikan anjuran kapan kontrol, anjuran diet atau perawatan selanjutnya
(pemeriksaan yang masih perlu dilakukan atau konsul ke dokter lain bila perlu) dan
keluhan-keluhan yang harus diperhatikan sehingga segera ke Rumah Sakit.
5. Perawat / bidan menyerahkan hasil pemeriksaan penunjang, surat keterangan
istirahat / sakit bila ada pada pasien / keluarganya.
6. Dokter dan perawat / bidan menandatangani formulir Penolakan Rawat Inap.
7. Pasien membayar di APRJ dan mengambil obat di Farmasi.
8. Petugas TPPGD melengkapi RM IGD :
a. Identitas pribadi pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pekerjaan
jam datang, pengantar pasien, kendaraan yang digunakan ke IGD)
b. Menginput data pasien ke komputer.
9. Perawat / bidan IGD / IRJA melengkapi :
a. Anamnesa keluhan pasien, riwayat sakit dahulu / turunan, riwayat alergi obat /
makanan.
b. Hasil pemeriksaan TTV (Tensi, frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu).
9
10. Dokter melengkapi :
a. Anamnesa keluhan pasien, riwayat sakit dahulu / turunan, riwayat alergi obat /
makanan.
b. Hasil pemeriksaan fisik yang bermakna.
c. Diagnosa.
d. Instruksi berupa pemberian obat, pemeriksaan laboratorium / radiologi
e. Hasil pemeriksaan penunjang yang bermakna
f. Nama dan dosis obat pulang yang diberikan
11. Bila memerlukan bantuan bracart / kursi roda maka perawat / bidan membantu
mengantar pasien sampai pintu Rumah Sakit.

H. TATA LAKSANA PEMULANGAN PASIEN YANG MELARIKAN DIRI


A. PERAWAT
1. Jika kejadian pada jam dinas, perawat ruangan mencatat pada catatatn
terintegrasi
2. Lapor kepasa kepala ruanga
3. Kepala ruang menghubungi bagian billing, konsul kepada sosial worker dan
melaporkan ke kepala intstalasi melalui koordinator mutu pelayanan
4. Jika kejadian diluar jam dinas, perawat ruang menulis pada catatan terintegrasi,
lalu melaporkan ke bagian portir dengan membawa surat perawatan
5. Perawat penanggungjawab/ketua tim keperawatan melapor kepada pengawas
6. Melaporkan kepada staf berikutnya, agar diteruskan kepada kepala ruang
7. Kepala ruang mengkonsulkan ke bagian sosial worker
8. Sosial worker menelusur ke alamat sesuai dengan alamat yang ada di surat
perawatan

B. PETUGAS PORTIR
1. Koordinasi dengan bagian billing. Verifikasi akhir administrasi pasien
2. Mengirim rekam medis ke cacatan medik

10
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Rekam Medis Instalasi Gawat Darurat


2. Rekam Medis Instalasi Rawat Jalan
3. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
4. Form Edukasi Pasien
5. Discharge Planning
6. Resume Medis Pasien Pulang
7. Pernyataan Permintaan Cuti
8. Form Pulang Atas Permintaan Sendiri
9. Form Penolakan Rawat Inap
10. Form PAPS jenasah
11. Pernyataan Permintaan Pelayanan Ambulans
12. Surat Kontrol
13. Surat Rujukan

Baubau, 2 Januari 2018

Direktur RSUD Kota Baubau

dr. Hj. Maria Adela Aty Sanga, M.Kes


NIP. 19670109 199803 2 002

11
12

Anda mungkin juga menyukai