Anda di halaman 1dari 50

Edukasi Publik Sistem Jaminan Sosial Nasional

Kebijakan Kelas Rawat Inap


JKN dan Relaksasi Program
Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan di Masa
Pandemi COVID-19
Dr. Indra Budi Sumantoro
(Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional Periode 2019-2024)

Makassar, 11 Desember 2020


Sistem Jaminan Sosial Nasional

email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000

2
Landasan Filosofis SJSN
• Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
Hak Konstitusional pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
(UUD 1945 Pasal 28 H ayat (3))

• Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan


Wujud Tanggung Jawab
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
Negara
dengan martabat kemanussiaan. (UUD 1945 Pasal 34 ayat (2))

• Memungkinkan setiap orang mampu


Setiap Orang Berkembang
mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
Secara Utuh
bermartabat. (UUD 1945 Pasal 28 H ayat (3))

• Berdasarkan asas kemanusiaan dan


Asas Kemanusiaan dan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia
Martabat Manusia
• (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal (2))

• Terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak


Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Hidup Layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya
(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal (3))

3
Pengertian SJSN

SJSN
Adalah suatu cara penyelenggaraan program jaminan
sosial untuk memberikan kepastian perlindungan dan
kesejahteraan bagi seluruh penduduk.

Asuransi Sosial
Mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang
berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas
resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau
anggota keluarganya.

4
Tujuan SJSN

Memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar


hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau
anggota keluarganya apabila terjadi hal-hal yang
dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya
pendapatan karena menderita sakit, mengalami
kecelakaan kerja, memasuki
usia lanjut/pensiun, atau meninggal dunia.

5
Asas, Program, dan Prinsip
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

9 Prinsip
1. Kegotongroyongan
2. Nirlaba
5 Program 3. Keterbukaan
1. Jaminan Kesehatan 4. Kehati-hatian
Nasional (JKN) 5. Akuntabilitas
3 Asas 2. Jaminan Kecelakaan 6. Portabilitas
1. Kemanusiaan Kerja (JKK) 7. Kepesertaan Wajib
2. Manfaat 3. Jaminan Hari Tua (JHT) 8. Dana Amanat
3. Keadilan Sosial Bagi 4. Jaminan Pensiun (JP) 9. Hasil Pengelolaan Dana
Seluruh Rakyat 5. Jaminan Kematian Digunakan Seluruhnya
Indonesia (JKm) untuk Pengembangan
Program dan Sebesar-
besarnya untuk
Kepentingan Peserta

6
Jaminan Sosial : Perubahan Paradigma

1
Dari upaya merespon masalah dan kebutuhan pemberi kerja terhadap tenaga
kerja yang mempunyai keahlian dan produktivitas tinggi ke pemenuhan hak Warga
Negara

Dari pengaturan oleh berbagai peraturan perundang-undangan untuk tiap-tiap


kelompok masyarakat ke pengaturan oleh

2 satu dasar hukum jaminan sosial yang memberikan perlindungan


dasar dan menjamin kesamaan hak dan kewajiban bagi
seluruh Warga Negara

3 Dari penyelenggaraan oleh badan usaha pro-laba ke penyelenggaraan oleh


badan hukum publik nirlaba

7
UU SJSN : Reformasi Jaminan Sosial

1 Sinkronisasi penyelenggaraan program jaminan sosial


yang ada, dengan 3 asas, 9 prinsip, dan 5 program

2 SJSN diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial sebagai Badan Hukum Publik

3 Untuk penyelenggaraan SJSN dibentuk


Dewan Jaminan Sosial Nasional

8
Transformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional
Berdasarkan
pada peraturan
perundangan
yang berbeda Pra SJSN Berdasarkan SJSN
untuk setiap pada UU SJSN
kelompok kerja Sistem asuransi berdasarkan Sistem Jaminan Sosial
kelompok kerja Nasional

Kesehatan Ketenagakerjaan Jaminan


Jaminan Sosial Sosial
Bidang Bidang
Kesehatan Ketenaga-
kerjaan
PNS + TNI Tenaga Tenaga Berdasarkan
Rakyat TNI +
+ Polri + kerja kerja PNS pada UU SJSN
miskin Polri dan UU BPJS
PJKMU formal formal
Seluruh Seluruh
• Dikelola • Dikelola • Dikelola oleh • Dikelola oleh • Dikelola • Dikelola oleh penduduk pekerja
oleh oleh Jamsostek Jamsostek oleh Asabri
Kemenkes + Askes • Program: • Program: Taspen • Program:
Askes Jaminan Program: Jaminan • Dikelola oleh • Dikelola oleh
Jaminan •
Program: Pemeliharaan Tabungan Hari Tua, BPJS BPJS
• Kecelakaan
Jaminan Kesehatan Hari Tua Jaminan Kesehatan Ketenagakerjaan
Kerja, Jaminan
Kesehatan dan Kecelakaan • Program: • Program:
Kematian,
Pensiun Kerja, Jaminan Jaminan Jaminan
Jaminan
Kematian Kesehatan Kecelakaan Kerja,
Hari Tua
Pensiun Jaminan Hari Tua,
Jaminan Pensiun, dan
Jaminan Kematian

Catatan: Tahun 2029, peralihan program sejenis dengan program SJSN dari PT ASABRI (Persero) dan PT Taspen (Persero) ke BPJS Ketenagakerjaan
9
Dewan Jaminan Sosial Nasional

email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000

10
Pembentukan
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
 Untuk penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional dibentuk
Dewan Jaminan Sosial Nasional (Pasal 6 UU SJSN)
 DJSN beranggotakan 15 orang anggota, yang terdiri dari:

5 orang anggota
dari unsur 6 orang anggota
2 orang anggota
pemerintah dari unsur tokoh 2 orang anggota
dari unsur
dan/atau ahli dari unsur
(Kemenko PMK, organisasi
yang memahami organisasi
Kemkeu, pemberi kerja/
bidang jaminan pekerja/buruh
Kemnaker, pengusaha
sosial
Kemkes, Kemsos)

11
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)

Keanggotaan DJSN ANGGOTA DJSN PERIODE 2019-2024


periode 2019-2024
dipilih berdasarkan Ir. Tubagus Achmad Choesni, M.A., Suminto, S.Sos, M.Sc, Ph.D. (Unsur dr. Mohamad Subuh, MPPM.

hasil pansel yang M.Phil. (Unsur Pemerintah) Pemerintah/Kemenkeu) (Unsur Pemerintah/Kemenkes)

dibentuk oleh Presiden


melalui Keputusan Dra. Haiyani Rumondang, M. A.
(Unsur Pemerintah/Kemnaker)
DR. Drs. Sonny W. Manalu, MM
(Unsur Pemerintah/Kemensos)
Iene Muliati, S.SI, MM, FSAI (Unsur
Tokoh/Ahli)

Presiden Nomor 60/P


tahun 2019. Dr. Indra Budi Sumantoro, S. Pd., Muttaqien, MPH, AAK (Unsur dr. Tono Rustiano, M. M. (Unsur
M.M. (Unsur Tokoh/Ahli) Tokoh/Ahli) Tokoh/Ahli)

Anggota DJSN periode


2019-2024 ditetapkan Mickael Bobby Hoelman, SE, M.Si dr. Asih Eka Putri, MPPM (Unsur Drs. Soeprayitno, MBA, M.Sc.,

melalui Keputusan (Unsur Tokoh/Ahli) Tokoh/Ahli) Ph.D. (Unsur Pemberi Kerja)

Presiden Nomor 61/P


tahun 2019. Drs. Paulus Agung Pambudhi,
MM(Unsur Pemberi Kerja)
Subiyanto, SH (Unsur Pekerja)
Ir. Untung Riyadi, S. E. (Unsur
Pekerja)

12
Tugas, Fungsi, dan Wewenang DJSN berdasarkan
UU SJSN dan UU BPJS
Menyampaikan hasil monitoring
Merumuskan kebijakan umum dan dan evaluasi SJSN setiap 6 bulan
FUNGSI
UU 40/2004 tentang SJSN

UU 24/2011 tentang BPJS


sinkronisasi penyelenggaraan SJSN

Mengusulkan Pergantian Antar


Melakukan kajian dan penelitian Waktu (PAW) dan Pejabat
penyelenggaraan jaminan sosial Sementara Dewan Pengawas dan
Direksi BPJS

Mengusulkan kebijakan investasi


TUGAS dana jaminan sosial Menerima Laporan Pengelolaan
Program dan Keuangan BPJS
Mengusulkan anggaran jaminan sosial
bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI)
dan anggaran operasional Memberikan konsultasi kepada
BPJS tentang Bentuk dan Isi
Laporan Pengelolaan Program
Melakukan monitoring dan evaluasi
WEWENANG (Monev) penyelenggaraan jaminan
sosial Sebagai pengawas eksternal (dalam
rangka Monev)

13
Tugas DJSN Sesuai Peraturan Pelaksanaan UU
SJSN dan UU BPJS
No Tugas Dasar Hukum Aspek
1 Mengusulkan Pansel Dewas dan Direksi Perpres 81/2015 Kelembagaan
BPJS tentang Tata Cara
2 Menjadi anggota pansel dalam Pemilihan Pemilihan Dewan
Calon Anggota Dewas dan Direksi BPJS Pengawas dan
Direksi BPJS
3 Menerima laporan dari Dewan Pengawas
atau Direksi BPJS adanya kekosongan
jabatan anggota Dewan Pengawas atau
anggota Direksi BPJS.

14
Tugas DJSN Sesuai Sesuai Peraturan Pelaksanaan
UU SJSN dan UU BPJS (2)
No Tugas Dasar Hukum Aspek

4 Membentuk dan menjadi anggota Tim PP 88/2013 tentang Tata Tata Kelola
Panel untuk menindaklanjuti laporan Cara Pengenaan Sanksi
dugaan pelanggaran terhadap ketentuan Administrasi Bagi
larangan bagi anggota Dewas dan/atau Anggota Dewas dan
Direksi BPJS. Direksi BPJS

15
Tugas DJSN Sesuai Sesuai Peraturan Pelaksanaan
UU SJSN dan UU BPJS (3)
No Tugas Dasar Hukum Aspek
5 Melakukan monitoring dan evaluasi • PP 87/2013 tentang Pengelolaan Keuangan
kondisi kesehatan keuangan aset BPJS dan Aset Dana Jamsos Kesehatan
aset Dana Jaminan Sosial
6 Menyampaikan hasil Monev
Penyelenggaraan SJSN kepada Presiden
7 Mengawasi Kinerja BPJS
8 Berkoordinasi dengan Menkeu dan PP 87/2013 dan PP 84/2015
Menkes dalam penetapan persentase tentang perubahan PP 87/2013
Dana Operasional BPJS Kesehatan

16
Kebijakan Kelas Rawat Inap JKN

email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000

17
Dasar Hukum Kelas Rawat Inap JKN
Peraturan Perundang-Undangan Implementasi
Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
Dijelaskan dalam beberapa pasal diantaranya: 1 Januari 2014
• Pasal 19 ayat (1) tentang Prinsip Asuransi Sosial dan Kelas Rawat Inap JKN tidak langsung
Prinsip Ekuitas
diterapkan karena mempertimbangkan
• Pasal 19 ayat (2) tentang Kebutuhan Dasar Kesehatan;
bahwa di Rumah Sakit kelas perawatan
dan
• Pasal 23 ayat (4) tentang Rawat Inap Kelas Standar sebelum era SJSN terbagi atas kelas 1, kelas 2,
dan kelas 3 (perlu penyesuaian secara
gradual)
Perpres No 64 Tahun 2020:
• Pasal 54A:
Peninjauan Manfaat Jaminan Kesehatan sesuai kebutuhan
Tahun 2019
dasar kesehatan dan rawat inap kelas standar paling
Dalam Peta Jalan JKN Tahun 2012-2019,
lambat bulan Desember 2O2O
semestinya implementasi KRI JKN dapat
• Pasal 54B:
dicapai pada 2019, namun hingga kini
manfaat jaminan kesehatan tersebut diterapkan secara
bertahap sampai dengan paling lambat tahun 2022 dan belum juga dilaksanakan
pelaksanaannya dilakukan secara berkesinambungan
untuk meningkatkan tata kelola Jaminan Kesehatan
Arah Kebijakan Umum JKN yang Sehat dan
Berkesinambungan

Penguatan Implementasi Manfaat Kebutuhan Evaluasi Iuran, Manfaat,


prinsip asuransi sosial Dasar dan Tarif oleh DJSN
JKN Kesehatan dan KRI JKN

• Kepesertaan Wajib Semesta • Kriteria KDK dan KRI JKN • Metode Aktuaria yang Konsisten
• Penegakan Kepatuhan Peserta • Kemampuan Membayar Iuran dan Akuntabel

• PBI Didanai Dari APBN Dan APBD dan Kapasitas Fiskal Pemerintah • Mempertimbangkan Pemenuhan

• Revisi Peraturan Presiden No. 82 Kebutuhan Dasar Kesehatan,

Tahun 2018 Kemampuan Membayar, Inflasi


Kesehatan, dan Perbaikan Tata
Kelola
Konsepsi Kelas Rawat Inap JKN
PERTIMBANGAN RANCANGAN KONSEP
PERUMUSAN DEFINISI KRI JKN PENERAPAN KRI JKN
KRI-JKN SEHARUSNYA
Penentuan Definisi dan Kriteria Kelas layanan rawat inap rumah
1 1 sakit pada program JKN yang 1
Mengutamakan keselamatan pasien
Kelas Rawat Inap JKN (Standar SKP, PPI, AP, ARK, dan HPK
ditanggung oleh BPJS (SNARS 1.1.)
Ketersediaan jumlah tempat tidur kesehatan;
2 pada setiap kelas perawatan di Letak ruang inap berada di lokasi yang
Rumah Sakit saat ini Mengedepankan keselamatan 2 tenang, aman, dan nyaman
2 pasien, mutu, dan
3 Pertumbuhan jumlah Peserta JKN keterjangkauan; Ruang rawat inap harus memiliki akses
3 yang mudah ke ruang penunjang
Dimungkinkan naik kelas bagi pelayanan lainnya
Kemampuan fiskal negara dan 3 peserta selain PBI atas
4 kemampuan masyarakat dalam pembiayaan sendiri atau Ruang rawat inap harus dipisahkan
membayar iuran asuransi tambahan; 4 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
jenis penyakit
Angka rasio utilisasi di tingkat
5 Kabupaten/ Kota
Potensi Dampak Penerapan Kelas Rawat Inap JKN
(Penguatan Prinsip Ekuitas dan Asuransi Sosial)
ASPEK KEBIJAKAN

KONSEP PELAKSANAAN
Konsep Kelas rawat Inap • Pelaksanaan secara bertahap;
memerlukan penyesuaian • Pendalaman opsi pentahapan:
kondisi yang ada saat ini  RS Vertikal / RS Pendidikan
 RS Pemerintah
 RS Swasta
• Memperhatikan;
 Koordinasi Antar Penyelenggara
Jaminan Kesehatan
 Kondisi Pandemi Covid-19
ATURAN  Kesiapan Pemerintah dan Rumah
Perlu harmonisasi dengan Sakit
beberapa peraturan terkait  Kecukupan TT dan BOR di Kab/
pelaksanaan jaminan kesehatan Kota
Kebutuhan Harmonisasi Perundangan
NO PERUNDANGAN/ RANCANGAN PER-UU PERIHAL
• Manfaat
1 Perpres 82/ 2018 tentang Jaminan Kesehatan
• Iuran
Perpres 64/2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 82 • Manfaat
2
tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan • Iuran
• Penyelenggaraan Rawat Inap RS
3 Permenkes 3/ 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
• Penyediaan jumlah TT
Permenkes No.51 Tahun 2018 Mengenai Pengenaan Urun Biaya Koordinasi Antar Penyelenggara
4
Dan Selisih Biaya Dalam Program Jaminan Kesehatan Jaminan Kesehatan
PMK No 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antar
Koordinasi Antar Penyelenggara
5 Penyelenggara Jaminan Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan
Jaminan Kesehatan
Kesehatan
Permenkes 52/ 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
6 Tarif pelayanan rawat inap JKN
dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
7 Permenkes 85/ 2015 tentang Pola Tarif Nasional Rumah Sakit Pola Tarif RS
Implikasi Penerapan Kelas Rawat Inap JKN
ASPEK TATA KELOLA
Penyiapan supply side termasuk
jumlah tempat tidur dan fasilitas Penentuan jumlah pendanaan dan lini
RS masa penyiapan supply-side
.

FISIK DAN NON FISIK PENDANAAN DAN JANGKA WAKTU

12
34
FASILITAS
FASILITAS SUMBER DAYA MANUSIA

Penyesuaian fasilitas Ketersediaan tenaga medis dan


KELAS RAWAT INAP JKN oleh RS non medis
Cont’d
ASPEK PEMBIAYAAN

PENYESUAIAN TARIF INA-CBG’s EFISIENSI


• Berpeluang mengurangi potensi Proses penghitungan iuran,
kecurangan (fraud) INA CBGS akibat penghitungan tarif, dan proses klaim
perbedaan kelas perawatan RS; manfaat menjadi lebih sederhana

• Tarif INA CBGs tidak lagi dibedakan


berdasarkan kelas perawatan.
IURAN
Penghitungan untuk kebijakan, desain,
dan penyesuaian iuran

24
Praktik Penerapan Kelas Rawat Inap JKN di
Berbagai Negara
FILIPINA NIGERIA SINGAPURA

PAKET ASURANSI RAWAT INAP TERMASUK


MANFAAT KESEHATAN DALAM MANFAAT YANG PENDUDUK BERHAK MENDAPATKAN
TERMASUK RAWAT INAP, DISEDIAKAN. RS PEMERINTAH SUBSIDI SEJUMLAH PRESENTASE YANG
SEMUA PESERTA BERHAK MAUPUN SWASTA TELAH DITENTUKAN DI RS
MENDAPATKAN PEMERINTAH
MENGGUNAKAN KELAS
PELAYANAN YANG SAMA PERAWATAN STANDAR TIAP KELAS PERAWATAN
MENDAPATKAN EFFECTIVE
Regulasi : Republic.Act No.
TREATMENT YANG SERUPA
11223 Philipina, Chapter III,
Session9 Regulasi: National Health KELAS A: 1 BED, AC TV (Subsidi. 0%)
Insurance Scheme Degree No. 35 KELAS B1: 4 BED, AC, TV (Subsidi 20%)
of 1999 KELAS B2: 6 BED, AC & TV TIDAK ADA
(Subsidi 20-65%)
KELAS C : 8-10 BED, AC & TV TIDAK
ADA (Subsidi 80%)

25
Cont’d

KANADA AUSTRALIA JERMAN

SELURUH PENDUDUK ASURANSI SOSIAL MENCOVER


MELALUI PROGRAM MENDAPATKAN PERAWATAN PELAYANAN RAWAT INAP DENGAN
MEDICARE CANADA, GRATIS PADA RUANG SISTEM SHI YANG BERSTANDAR
ASURANSI KESEHATAN PERAWATAN STANDAR RS SAMA
MENCAKUP AKOMODASI PUBLIK
KELAS STANDAR
BEBERAPA KONDISI TIDAK
DITANGGUNG DAN
4 TEMPAT TIDUR PER JIKA INGIN MENDAPATKAN
MENGGUNAKAN ASURANSI
RUANGAN DENGAN 2 AKOMODASI PRIVAT DENGAN SWASTA:
KAMAR MANDI TENAGA MEDIS PRIVAT ATAU 1. PESERTA DENGAN
RS PRIVAT AKAN DIKENAKAN PENGHASILAN LEBIH DARI
BIAYA TAMBAHAN €50.850
2. MENGINGINKAN PELAYANAN
YANG LEBIH DARI STANDAR

26
Proses Konsultasi Publik

TOPIK 1 TOPIK 2 TOPIK 3 TOPIK 4 TOPIK 5 TOPIK 6 TOPIK 7

SARANA, HARMONI- PEMBELAJARAN


KEBIJAKAN KRITERIA TARIF MANFAAT DAN SASI
PRASARANA, DAN DARI NEGARA
KRI JKN KRI JKN PELAYANAN SDM FASKES IURAN JKN REGULASI LAIN

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 4


Sept 2020 Sept 2020 Sept 2020 Sept 2020 Sept 2020 Sept 2020 Sept 2020

METODE INPUT DAN PARTISIPASI


STAKEHOLDER (naskah
“ Finalisasi Naskah
Akademik kebijakan
1. Survei penelitian, policy brief, nota “
2. Webinar Kelas Rawat Inap
kebijakan, ataupun usulan
3. Curah gagasan (FGD) lainnya)
JKN
4. Wawancara Mendalam
krijkn@gmail.com
Catatan Konsultasi Publik

• Secara ide dan prinsip para stakeholder mendukung penerapan KRI JKN karena menjalankan amanah UU dan
prinsip keadilan

• Beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan :


1. Aspirasi untuk menerapkan satu kelas tanpa pembedaan PBI dan Non PBI
2. Rencana pentahapan implementasi kebijakan (Pemda membutuhkan tahapan pelaksanaan untuk
penyesuaian APBD)
3. Waktu mulai pelaksanaan terkait Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung
4. Tarif yang berkeadilan untuk RS
5. Penyesuaian Besaran Iuran
6. Mekanisme Koordinasi antar penyelenggara jaminan
7. Waktu renovasi ruang rawat inap diperlukan sekitar 3-6 bulan (ringan – sedang – berat)
8. Memperhatikan disparitas geografis di Indonesia, termasuk ketersediaan SDM
9. Perlu Harmonisasi Regulasi dan kebutuhan daerah menyesuaikan regulasi yang ada di daerah

• Peserta memberikan apresiasi terhadap proses konsultasi publik dengan melibatkan stakeholder terkait
Relaksasi Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan di Masa Pandemi
COVID-19

email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000

29
Tren Kepesertaan 2016-Agustus 2020
Tren Peserta Aktif JKK/JKM JHT JP

PU BPU Jakon

2019 2020
Tidak Aktif 21,1 3,9

Agst
Aktif 28,9 15,6 12,4
25
Tidak Aktif 20,8 5,5
20 20,2 Aktif 34,4 16,2 12,9
19,4 19,1
Juta Jiwa

2018
Tidak Aktif 20,1 4,3
16,1
15 14,6 Aktif 30,5 15,5 11,8
14,0

2017
11,5 Tidak Aktif 25,7 2,9
10 Aktif 26,2 14,6 10,6
8,5 8,6 7,9
6,7

2016
5 Tidak Aktif 25,7 2,9
4,9
Aktif 22,6 13,8 9,1
2,4 2,7 1,9
1,4 1,7 0 20 40 60 80
0 0,3
2015 2016 2017 2018 2019 Agst 2020 Juta Jiwa

• Terjadi penurunan kepesertaan aktif dari Tahun 2019 ke Agustus 2020 sebesar 15,9%
• Jumlah peserta per Agustus 2020 sebesar 49.999.236 peserta (57,8% aktif, 42,2% non-aktif):
 Capaian 71,2% dibandingkan dengan RKAT 2020
 Capaian 38,2% (131.023.808) dibandingkan dengan Penduduk Bekerja (Sakernas 2020)
 Capaian 36,3% (137.906.008) dibandingkan dengan Angkatan Kerja (Sakernas 2020)
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan
Sebaran Kepesertaan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan 31 Juli 2020
Kepesertaan paling banyak di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten

16

14

12

10
Juta Juwa

JKK/JKM JHT JP

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2020


Profil Kepesertaan Badan Usaha
800.000 Besar Menengah Kecil Mikro
700.000
600.000
Jumlah BU

500.000
400.000
7%
300.000
200.000
21%
100.000
47%
0
2016 2017 2018 2019 Juli 2020

PERDAGANGAN & JASA


KEUANGAN & INVESTASI
25%
ENERGI, TELEKOMUNIKASI & TRANSPORTASI
PROPERTI & REAL ESTATE
INDUSTRI BARANG KONSUMSI
ANEKA INDUSTRI
INDUSTRI DASAR & KIMIA
PERTAMBANGAN
PERTANIAN, PERIKANAN, PERKEBUNAN & KEHUTANAN
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan
Pendapatan Iuran dan Pembayaran Klaim
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan 2016-Juli 2020
•• Pendapatan Iuran s.d
Pendapatan Iuran s.d Juli 2020 dibandingkan
Juli 2020 dibandingkan dengan
dengan •• Pembayaran Klaim s.d
Pembayaran Klaim s.d Juli
Juli 2020
2020 dibandingkan
dibandingkan dengan
dengan
RKAT
RKAT 2020
2020 baru
baru mencapai
mencapai 54,4%
54,4% RKAT
RKAT 2020
2020 sudah
sudah mencapai
mencapai 61,7%
61,7%
•• Jumlah
Jumlah pendapatan
pendapatan iuran
iuran terbesar
terbesar pada
pada program
program JHT
JHT •• Jumlah
Jumlah pembayaran
pembayaran klaim
klaim JHT
JHT sebesar
sebesar Rp
Rp 18,5
18,5 triliun
triliun
dan
dan terkecil
terkecil pada
pada JKM
JKM di
di bulan
bulan Juli
Juli 2020 dapat berdampak
2020 dapat berdampak kepada
kepada
penggerusan
penggerusan aset
aset dana
dana jaminan
jaminan sosial
sosial
Pendapatan Iuran Jaminan Sosial Bidang Pembayaran Klaim Program Jaminan Sosial Bidang
Ketenagakerjaan, 2016 – Juli 2020 Ketenagakerjaan, 2016 – Jul 2020
50 30
45
25
40
35 33,0 18,0
20 18,5
Triliun Rupiah

28,9
30

Triliun Rupiah
25 15
20
15 10,8 10
9,7
10
4,1 3,5
5 5
0,8 0,9
1,8 1,7
0 0,6 0,7
2016 2017 2018 2019 Juli 2020 0 0,2
0,2
2016 2017 2018 2019 Juli 2020
JKK JKM JHT JP JKK JKM JHT JP

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan


Pendapatan Iuran dan Pembayaran Klaim Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan Januari-Juli 2020
Pendapatan Iuran Jaminan Sosial Bidang Pembayaran Klaim Program Jaminan Sosial Bidang
Ketenagakerjaan, Jan-Jul 2020 Ketenagakerjaan, Jan – Jul 2020

35 20
18,5
18
30 28,9
16
25 14
Triliun Rupiah

Triliun Rupiah
20 12

10
15
10,8 8
10
6

5 3,3 3,5 4
0,9 0,9
1,2
1,7 2 0,2
0 0,4 0,7
0,2 0,1
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 0 0,2
0,1
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

JKK JKM JHT JP JKK JKM JHT JP

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2020


Capaian Kepesertaan terhadap Peta Jalan
TAHUN TARGET PENERIMA JASA KONSTRUKSI BUKAN PENERIMA TOTAL KETERANGAN
UPAH UPAH
2016 Peta Jalan 14,571,791 6,682,219 1,379,072 22,633,082
Realisasi 14,571,791 6,682,219 1,379,072 22,633,082 Pencapaian sesuai
peta jalan
2017 Peta Jalan 16,924,055 7,481,859 1,750,000 26,155,914
Realisasi 16,068,453 8,459,410 1,714,169 26,242,032 Pencapaian diatas
peta jalan
2018 Peta Jalan 19,476,319 7,755,584 2,420,928 29,652,831 -
Realisasi 19.427.150 8.639.900 2.393.022 30.460.072 Pencapaian di atas
peta jalan
2019 Peta Jalan 22,778,583 8,033,829 3,541,856 34,354,268 Penyesuaian target
RPJMN
Realisasi 20.174.472 11.481.078 2.712.031 34.367.581 Pencapaian di atas
peta jalan

2016 2017 2018 2019


Sumber: Peta Jalan dan BPJS Ketenagakerjaan
Aset Kelolaan
POSISI JULI 2020

Total Aset Total Aset per Program (Rp triliun)


444 457 Mei 20 15,1
374 BPJS Badan 15,8 ▼ 4,6% 3,3%
Rp456,9 269
327 2019
triliun Mei 20 319,4
Jaminan Hari Tua 318,3 ▲ 0,3% 69,9%
(▲2,88% YtD) 2019
Mei 20 68,6
2016 2017 2018 2019 Juli
2020 Jaminan Pensiun 60,1 ▲14,0% 15,0%
2019
Jaminan Mei 20 39,3
36,4 ▲ 7,8% 8,6%
Kecelakaan Kerja 2019
Aset Investasi
Mei 20 14,6
Jaminan Kematian 13,4 ▲ 8,7% 3,2%
432 441 2019
Rp440,7 317
365

Triliun 261

(▲2,0% YtD)
96,5% dari
total Aset 2016 2017 2018 2019 Juli
2020

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2020


Tren Pertumbuhan Aset
Total Aset Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan
pada bulan Juli 2020 dibandingkan posisi Desember 2019 meningkat sebesar 2,9%.
500
450 444 457
BPJS
Triliun Rupiah

400
374
350 JHT
327
300
269 318 319
250 279
JP
200 254
218 JKK
150
100 60 69 JKM
26 24 40 30 36 39
50 13 12 19 6 14 8 15 11 16 13 15 15 Total
0
2016 2017 2018 2019 Juli 2020

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2020

2016 2017 2018 2019 Juli 2020 ∆ YtD (%)


BPJS 13,4 14,5 14,9 15,8 15,1 -4,6%
JHT 217,7 254,2 278,8 318,3 319,4 0,3%
JP 12,2 25,7 40,4 60,1 68,6 14,0%
JKK 19,0 24,1 29,6 36,4 39,2 7,8%
JKM 6,4 8,3 10,6 13,4 14,6 8,7%
Total 268,6 326,8 374,3 444,1 456,9 2,9%
Komposisi dan Kinerja Investasi
BPJS JHT JP JKK JKM
1% 1%
Deposito 5% 8% 12% 3% 4%
12% 12%
20% 20% 18%
Saham
12%
Sukuk 16% 8%
Obligasi 10%
42% 17% 13% 10%
Reksanada 49% 57% 60%
10%
14% 51%
Lain-Lain
15%

PORSI TOTAL PORSI TOTAL PORSI TOTAL PORSI TOTAL PORSI TOTAL
April
2,5% 11,0T 70,7% 311,4T 15,0% 65,9T 8,7% 38,2 T 3,2% 14,1 T
2020
Deposito 13,1% 57,9
TOTAL INVESTASI per Juli 2020

KOMPOSISI

Triliun Rp
Saham 14,8% 65,2
Rp440,72 triliun Sukuk 13,7% 60,3
Obligasi 50,2% 221,3
*Lain-lain berupa investasi KIK-EBA, penyertaan langsung dan tanah Reksadan 7,5% 33,2
bangunan
Lain-lain 0,6% 2,8

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan


Upaya BPJS Ketenagakerjaan untuk
Meningkatkan Kepesertaan
01 MENANDATANGANI MOU DENGAN BPS DENGAN
KESEPAKATAN UNTUK PENYEDIAAN,
03 SINERGITAS ANTAR LEMBAGA TERKAIT
06
SUBSIDI BLT BAGI
PEKERJA/BURUH
Kementerian Ketenagakerjaan RI, BPJS
PEMANFAATAN, SERTA PENGEMBANGAN DATA Adanya subsidi BLT dengan
DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PROGRAM Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
KEDUA BELAH PIHAK. Sinergi dalam Perluasan Kepesertaan dan beberapa syarat tertentu
kepatuan juga mengoptimalkan berpeluang untuk meningkatkan
Bagi BPJS Ketenagakerjaan, data ini implementasi program Jaminan Sosial kepesertaan serta kesadaran
penting untuk memetakan data potensi sesuai amanat UU untuk menjadi peserta Aktif.
peserta BPJS Ketenagakerjaan yang saat Beberapa syarat yang dimaksud
ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia adalah:

KERJASAMA DENGAN PERGURUAN •


04 TINGGI DAN LSM
Terdaftar sebagai peserta
BPJS Ketenagakerjaan aktif
SOSIALISASI DAN EDUKASI KEPADA
02 PERUSAHAAN Untuk meningkatkan kepesertaan, BPJS

sampai Juni 2020
Membayar iuran yang
Sosialisasi terkait manfaat Kepesertaan Ketenagakerjaan melakukan kerjasama
dengan PT dan LSM. dihitung berdasarkan
BPJS Ketenagakerjaan kepada
gaji/upah dibawah 5 Juta
Perusahaan-perusahaan, termasuk untuk
meningkatkan kepatuhan pemberi kerja
MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN
dalam penyelenggaraan Program BPJS TK
05 TEKNOLOGI
Teknologi untuk mempermudah proses
sosialisasi, edukasi juga mempermudah Peserta
untuk mengakses layanan BPJS Ketenagakerjaan
(LAPAK ASIK)
PP Nomor 49 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Iuran
Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan selama
Pandemi Covid-19
PASAL 3:
1) Pemerintah melakukan penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan bagi Pemberi Kerja,Peserta Penerima Upah, dan Peserta
Bukan Penerima Upah tertentu, selama bencana nonalam penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19)

2) Penyesuaian Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:


a) Kelonggaran batas waktu pembayaran Iuran JKK,
Iuran JKM, Iuran JHT, dan Iuran JP setiap bulan;
b) Keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM; dan
c) Penundaan pembayaran sebagian Iuran JP.

PASAL 24
Selama masa penyesuaian Iuran, Manfaat Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan yang diterima Peserta tetap sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerima Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi
Gaji/Upah
Permenaker Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi
Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh Dalam Penanganan
Dampak Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

Adanya bantuan Pemerintah berupa subsidi Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh


yang bertujuan untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan
kemampuan ekonomi Pekerja/Buruh dalam penanganan dampak COVID-19
dengan memperoleh benefit berupa uang sebesar Rp 600.000 selama 4 bulan
dengan syarat:

• Peserta aktif program BP JAMSOSTEK


• Gaji di bawah 5 juta
• Memiliki rekening aktif
Perlindungan Sosial untuk Mitigasi Covid-19

Sumber : Kemenkeu dalam Webinar Reformasi Sistem Perlindungan Sosial Indonesia


di Tengah Merebaknya Pandemi Covid-19
Pelayanan Klaim BPJS Ketenagakerjaan
• Layanan Tanpa Kontak Fisik” (LAPAK ASIK) melalui
platform daring (online), luring (offline), dan kolektif
sejak Maret 2020

LAPAK ASIK
Reguler/Offline Klaim

LAPAK ASIK LAPAK ASIK


Kolektif Perusahaan Online Klaim
Reformasi Perlindungan Sosial Dilakukan secara
Bertahap

Sumber : Kemenkeu dalam Webinar Reformasi Sistem Perlindungan Sosial Indonesia


di Tengah Merebaknya Pandemi Covid-19
Ahli Penggerak Profesional Jaminan
Sosial (AGENALIS)

email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000

45
Latar Belakang
BPJS Kesehatan merekrut Kader JKN untuk membantu pengumpulan iuran
1 JKN pada segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU).

BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Kantor Perisai yang


2 mempekerjakan Agen Perisai (Penggerak Jaminan Sosial) untuk memperluas
kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan pada usaha kecil dan mikro.

Untuk mengoptimalkan fungsi Kader JKN dan Agen Perisai, DJSN


3 mengintegrasikannya menjadi “Ahli Penggerak Profesional Jaminan Sosial”
(Agenalis), melalui Peraturan DJSN Nomor 2 Tahun 2020.

Dengan pengintegrasian, maka Kader JKN sekaligus menjadi Agen Perisai, dan
4 Agen Perisai sekaligus menjadi Kader JKN.

Selain melaksanakan tugas Kader JKN dan tugas Agen Perisai, Agenalis juga
5 memberikan bimbingan dan konsultasi mengenai hak dan kewajiban peserta
dalam program jaminan sosial.
Tugas dan Fungsi
1 Melaksanakan tugas Kader JKN.

2 Melaksanakan tugas Agen Perisai.

3 Melakukan sosialisasi dan edukasi publik program jaminan social.

4 Melakukan pemadanan/pencocokan data peserta.


Memberikan bimbingan & konsultasi mengenai hak & kewajiban peserta
5 dalam program jaminan sosial.

6 Pengumpulan iuran dan perluasan kepesertaan.


Syarat untuk Menjadi Agenalis

Kader JKN Orang per-perseorangan Agen Perisai

Agen Perisai - BPJS TK Kader JKN - BPJS Kes

AGENALIS
Simpulan
1. DJSN menunjuk Tim Perumus untuk menyusun standar
kompetensi Agenalis sebagai Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) untuk ditetapkan oleh Menteri
Ketenagakerjaan.
2. Uji kompetensi dilakukan oleh Panitia Teknis Uji Kompetensi
(PTUK) yang dibentuk oleh BNSP sebelum terbentuknya Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) Agenalis.
3. DJSN dapat menjadi Anggota PTUK dan Assesor.
4. Sertifikat kompetensi Agenalis diterbitkan oleh BNSP cq PTUK
sebelum terbentuk LSP.
5. Pada rapat harmonisasi Rancangan PerDJSN mengundang BNSP
dan Direktorat Bina Standarisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja,
Kemnaker.
Terima Kasih
0822-21-500500

contact@djsn.go.id
sekretariatdjsn@gmail.com

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan


Manusia dan Kebudayaan, Lantai 11, Jalan Medan
Merdeka Barat No.3, Jakarta Pusat - 10110

P.O BOX DJSN500500 Jakarta 10000


email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000

Anda mungkin juga menyukai