Anda di halaman 1dari 16

lllllll

l
MODUL EKONOMI KESEHATAN
KSM121

MODUL SESI 10

KONSEP ASURANSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

DWI NURMAWATY, SKM, MKM


ANGGUN NABILA, SKM, MKM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 /15
KONSEP ASURANSI KESEHATAN

A. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mengetahui dan memahami sejarah perasuransian kesehatan di Indonesia
2. Mengetahui dan memahami sistema jaminan sosial nasional
3. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip asuransi kesehatan

B. URAIAN
Sejarah Asuransi Kesehatan di Indonesia :
- Tahun 1947  mulai mencoba memperkenalkan prinsip asuransi kesehatan
dimulai dengan asuransi sosial dalam bidang kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

- Tahun 1960  Pemerintah mengembangkan „dana sakit‟ dengan tujuan untuk


menyediakan akses pelayanan kesehatan untuk seluruh rakyat .

- Tahun 1967  Mentri Tenaga Kerja mengeluarkan Surat Keputusan untuk


mendirikan Dana mirip dengan konsep Health Maintenance Organization (HMO)
atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang berkembang
belakangan guna mewujudkan amanat undang-undang kesehatan. Mentri
menetapkan iurannya sebesar 6% upah yang terdiri dari tanggungan majikan
sebesar 5% dan 1% lagi ditanggung oleh karyawan.

- Tahun 1968  Tidak ada perkembangan yang berarti dalam bidang asuransi
kesehatan di Indonesia. Beberapa perusahaan besar dan Pemerintah memang
telah memberikan jaminan kesehatan secara tradisional (self-insured) dengan
cara mengganti biaya kesehatan yang telah dikeluarkan oleh karyawan. Asuransi
kesehatan sosial yang wajib diikuti oleh sekelompok penduduk (misalnya
pegawai negeri), manfaat atau paket pelayanan kesehatan yang dijamin
ditetapkan oleh peraturan dan sama untuk semua peserta, dan iuran/preminya
ditetapkan dengan persentase upah atau gaji. Pada awalnya asuransi kesehatan
pegawai negeri (ASKES).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 /15
- Tahun 2002  Presiden Megawati menerbitkan Kepres nomor 20/2002 yang
membentuk Tim Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan tugas
menyusun naskah akademik dan rancangan UU (RUU) SJSN.

- Tahun 2004  tahun 1968 pemerintah mewajibkan iuran sebesar 5% dari upah.
Belakangan, iuran diturunkan menjadi 2% yang harus dibayar oleh pegawai
negeri, sementara pemerintah sebagai majikan tidak membayar iuran. Baru pada
tahun 2004, Pemerintah memulai mengiur sebesar 0,5% dari gaji yang secara
bertahap akan dinaikan menjadi 2%.

- Tahun 2004  Penanda-tanganan UU SJSN pada hari terakhir Presiden


Megawati bermukim di Istana sesungguhnya mempunyai makna simbolik sebagai
„inilah yang bisa kuberikan untuk rakyat Indonesia di akhir jabatanku‟.

- Tahun 2014  Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuat sistem jaminan sosial yang
ditetapkan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang No.40 tahun 2004. Jaminan
sosial merupakan suatu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh
pemerintah guna menjamin warga negaranya guna memenuhi kebutuhan hidup dasar
yang layak, sebagaimana dideklarasikan oleh PBB tentang HAM tahun 1948 dan
dalam konvensi ILO No. 102 tahun 1952.

Penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada dasarnya mengacu


pada beberapa hal antara lain :
1. Amanat UUD Tahun 1945 Pasal 28 huruf H ayat (3) yang menyatakan bahwa :
“Setiap orang mempunyai hak dasar untuk mendapatkan pelayanan pemenuhan
kebutuhan dasar hidupnya (basic living needs) untuk mengembangkan dirinya
secara utuh sebagaimana manusia yang bermartabat”.

2. Amanat UUD Tahun 1945 Pasal 34 ayat (2) yang menyatakan bahwa : “Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat serta
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan”.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 /15
3. UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
menjadi dasar hukum untuk menyatukan seluruh penyelenggaraan Jaminan
Sosial yang dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
yang sebelumnya adalah PT. Jamsostek, PT. Taspen, PT. Asabri, PT. Askes
guna memberikan jangkauan kepesertaan yang lebih luas serta mampu
memberikan manfaat yang lebih besar kepada peserta.

Waktu penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), berdasarkan


amanat UU No.40 Tahun 2004 dan amanat Mahkamah Konstitusi, diberikan waktu
per tanggal 18 Oktober 2009 kepada pemerintah untuk mulai penyelenggaraannya.
Serentak pada tanggal tersebut PT. Jamsostek, PT. Taspen, PT. Asabri dan PT.
Askes sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang menyesuaikan dengan
amanat UU menjadi bersifat nirlaba.

Selain itu juga dibentuk Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) untuk segera
mempersiapkan sistem dan perangkat perundangundangan sebagai payung hukum
dalam pembentukan BPJS. Setelah dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS), maka badan ini kemudian segera melakukan sosialisasi secara menyeluruh
dan membangun jejaring terhadap antara lain : kelompok akademisi, intelektual
kampus, organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus, Organisasi
Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), tokoh
masyarakat, tokoh agama dan ulama, pengusaha, pekerja/buruh, organisasi
pekerja/buruh dan para pemangku kepentingan lainnya.

Berkedudukan di bawah Presiden RI secara langsung, Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial ini memiiki mekanisme dan kemampuan untuk melakukan koordinasi
langsung dengan kementerian, departemen dan instansi terkait lainnya. Dan sebagai
badan yang independent diharapkan BPJS sebagai satu-satunya badan
penyelenggara jaminan sosial dapat melakukan penyelenggaraan yang terintegrasi
secara baik. Ditargetkan dalam kurun waktu sepuluh tahun, dari mulai dibentuknya
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), maka warga negara Indonesia harus
sudah menjadi peserta dari Sistem Jaminan Sosial Nasional dan benar-benar
dipastikan memperoleh kepesertaan dalam manfaat : Jaminan Kesehatan (JK),

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 /15
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP)
dan Jaminan Kematian (JKM).

Adapun tujuan dari pelaksanaan Jaminan Sosial Nasional antara lain :


- Melaksanakan amanat UUD Tahun 1945 dan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional
- Mewujudkan percepatan pembangunan kesejahteraan masyarakat, kemandirian
dan bangsa Indonesia yang berdikari
- Dengan berbagai landasan konseptual dan konstitusional penyelenggaraan
Jaminan Sosial Nasional, maka dengan jumlah kepesertaan yang luas dapat
meningkatkan nilai manfaat bagi peserta. Selain itu juga dapat membantu
mewujudkan stabilitas ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan (ipoleksosbud hankam).

Dengan penyelenggaraan Jaminan Sosial Nasional diharapkan dapat :


Menciptakan ketenangan bagi pengusaha, pekerja.buruh, PNS, TNI/Polri dan
seluruh warga negara Indonesia
Dapat mewujudkan dana cadangan nasional yang cukup besar
Terjadinya subsidi silang pada masyarakat dengan sifat kegotongroyongan dalam
mewujudkan kesejahteraan dan membangun kesetiakawanan sosial nasional.

Sistem jaminan sosial nasional dibuat sesuai denga paradigma tiga pilar yang
direkomendasikan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Adapun pilar-
pilar tersebut antara lain :
1. Program bantuan sosial untuk anggota masyarakat yang tidak mempunyai
sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat memenuhi
kebutuhan pokok mereka. Bantuan ini diberikan kepada anggota masyarakat
yang terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, pada saat terjadinya bencana
alam, konflik sosial, menderita penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Dana
bantuan ini diambil dari APBN dan dari dana masyarakat setempat.

2. Program asuransi sosial yang bersifat wajib, dibiayai oleh iuran yang ditarik dari
perusahaan dan pekerja. Iuran yang harus dibayar oleh peserta ditetapkan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 /15
berdasarkan tingkat pendapatan / gaji, dan berdasarkan suatu standar hidup
minumum yang berlaku di masyarakat.

3. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela, yang dapat dibeli
oleh peserta apabila mereka ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi
daripada jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran program asuransi sosial
wajib. Iuran untuk program asuransi swasta ini berbeda menurut analisis risiko
dari setiap peserta.

Program Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan menurut asas-asas sebagai


berikut :
a. Asas saling menolong (gotong royong) : peserta yang lebih kaya akan membantu
peserta yang kurang mampu, peserta yang mempunyai risiko kecil akan
membantu peserta yang mempunyai risiko lebih besar, dan mereka yang sehat
akan membantu mereka yang sakit.

b. Asas kepesertaan wajib : seluruh penduduk Indonesia secara bertahap akan


diwajibkan untuk berpartisipasi dalam program Jamsosnas.

c. Asas dana amanah (trust fund) : dana yang dikumpulkan dari peserta akan
dikelola oleh beberapa Badan Pengelola Jamsosnas dalam sebuah dana amanah
yang akan dipergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh peserta.

d. Asas nirlaba : dana amanah ini harus bersifat nirlaba dan dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan jaminan sosial seluruh peserta.

e. Keterbukaan, pengurangan risiko, akuntabikitas, efisiensi, dan efektifitas : dasar


pengelolaan ini akan digunakan sebagai dasar pengelolaan program jamsosnas.

f. Portabilitas : peserta akan terus menjadi anggota program jamsosnas tanpa


memperdulikan besar pendapatan dan status keluarga peserta sepanjang
memenuhi kriteria untuk menerima program tersebut.

Meletakkan dasar bagi pembangunan sistem dan kelembagaan Sistem Jaminan


Sosial Nasional pada saat ini merupakan momentum paling strategis bagi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 /15
pemerintah Indonesia untuk memberikan catatan sejarah yang monumental atas
kesungguhan dan komitmennya dalam mewujudkan percepatan pembangunan
kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan salah satu program prioritas utama
pemerintah saat ini.

ASURANSI KESEHATAN
- Adalah suatu sistem pembiayaan kesehatanyang berjalan berdasarkan
konsep risiko.
- Dalam sistem asuransi kesehatan, risiko sakit secara bersama-sama di
tanggung oleh peserta dengan membayar premi yang dikelola penanggung
(adanya prinsip gotongroyong).

ASURANSI KESEHATAN
1. Asuransi Kesehatan merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan
berdasarkan konsep risiko.
2. Mentransfer risiko dari satu individu ke suatukelompok.
3. Membagi bersama jumlah kerugian denganproporsi yang adil oleh seluruh
anggota kelompok melalui penanggung.

PRINSIP ASURANSI KESEHATAN


o adanya ketidak pastian akan terjadinya kerugian (uncertainty of loss)
o hal yang diasuransikan dapat diukur dalam nilai uang (measurability of Loss)
o jumlah peserta cukup besar (a large number of insured)
o kerugian yang potensial terjadi jumlahnya cukup besar (a significant size of
potential loss)
o ada cara untuk menanggung resiko secara bersama-sama (an equitable
method of sharing the risk)/Gotong royong yang adil (Equitable Sharing)

ASURANSI KESEHATAN
- Risiko sakit perorangan Kelompok
- The Law of Large Number
- The Law of Average
- Ketidak-pastian Pasti

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 /15
Prinsip :
1. Membayar premi Benefit/santunan Kecil dalam jumlah besar
2. Melindungi tertanggung dari risiko ekonomi apabila sakit

Manfaat Asuransi Kesehatan


Ada beberapa manfaat asuransi kesehatan selain mendekatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan antara lain :

 Asuransi merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan terencana


 Asuransi membantu mengurangi risiko perorangan ke risiko sekelompok
orang dengan cara perangkuman risiko (risk pooling).

Dengan demikian terjadi subsidi silang; yang muda membantu yang tua, yang sehat
membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin.

Perangkuman Risiko
Perangkuman risiko merupakan inti dari asuransi dan terjadi ketika sejumlah individu
yang berisiko sepakat menghimpun risiko untuk mengurangi beban yang harus
ditanggung masing-masing individu.Perangkuman risiko meningkatkan kemungkinan
memperoleh keluaran yang bersifat "moderat" dan menjauhi keluaran-keluaran
ekstrem, selain itu mengurangi biaya risiko yaitu kerugian finansial yang terkait
dengan risiko peristiwa tersebut (Murti B, 2000).

Hal ini terjadi karena sebagian besar peristiwa sakit merupakan peristiwa
independen, sehingga berlaku hukum penggandaan probabilitas (Multiplication Law
of Probability), apabila sakit merupakan peristiwa dependen, misalnya penyakit
menular, maka hukum tersebut tidak berlaku. Selanjutnya Murti memberikan contoh,
seseorang berhubungan dengan peristiwa sakit hanya mempunyai 2 (dua)
kemungkinan yaitu sehat atau sakit.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 /15
Jika ada 2 orang A dan B, maka mempunyai 4 kemungkinan yaitu :
A dan B sakit
A dan B sehat
A sakit B sehat
A sehat B sakit.

Jadi jika ada n orang, dengan rumus turunan maka akan menjadi 2” kemungkinan.

Hukum Jumlah Besar


Asuransi membutuhkan peserta dalam jumlah yang besar, agar risiko dapat
didistribusikan secara merata dan luas serta dikurangi secara efektif.
Prinsip ini merupakan konsekuensi hukum jumlah besar, makin banyak peserta,
makin besar risiko yang dapat dikurangi.Menurut para analis di Amerika Serikat,
jumlah anggota 50.000 per Health Maintenance Organization (HMO), dipandang
menguntungkan.

UNSUR-UNSUR ASURANSI KESEHATAN


1. Tertanggung (Pasilen)
2. Penanggung (Perusahaan Asuransi)
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)

FRAUD (Kecurangan Pelayanan Kesehatan)


Menurut “Black‟s Law Dictionary” Fraud adalah kesengajaan melakukan kesalahan
terhadap kebenaran untuk tujuan mendapatkan sesuatu yang bernilai atas kerugian
orang lain atau kesalahan representasi suatu fakta, baik dengan kata maupun
tindakan; kesalahan alegasi (mendakwa orang melakukan tindakan kriminal),
menutupi sesuatu yang harus terbuka, menerima tindakan atau sesuatu yang salah
dan merencanakan melakukan sesuatu yang salah kepada orang lain sehingga dia
bertindak di atas hukum yang salah.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 /15
KECURANGAN PELAYANAN KESEHATAN
Adalah kesengajaan melakukan kesalahan atau memberikan keterangan yang
salah (misrepresentasi) oleh seseorang atau entitas yang mengetahui hal itu dan
dapat menghasilkan sejumlah manfaat yang tidak legal kepada individu, entitas atau
pihak lain.

ELEMEN-ELEMEN TERJADINYA FRAUD


- Fakta pernyataan materiil harus dibuat;
- Pernyataan adalah salah dan orang yang membuatmengetahui hal tersebut
salah;
- Orang yang membuat pernyataan harus merencanakan untuk menerima
tindakan tersebut salah atau membuat orang lain salah karena pernyataan
tersebut;
- Orang yang dituju pernyataan salah tersebut diharapkan bertindak atas
dasar pernyataan tersebut;
- Pernyataan salah dibuat seseorang dengan harapan mendapat sesuatu
yang bernilai atau membuat sesuatu yang merugikan kepihak yang dituju
oleh pernyataan tersebut.

PENENTUAN BESARNYA SANTUNAN KESEHATAN


1. Penanggung akan memberikan santunan uang kepada tertanggung sebagai
santunan kesehatan untuk setiap kali tertanggung diserang penyakit tanpa
mengindahkan besar kecilnya biaya pengobatan/perawatan yang digunakan
oleh tertanggung.

2. Penanggung menyediakan dana yang akan digunakan oleh tertanggung


untuk berkali-kali tertanggung diserang penyakit, namun jumlah total yang
boleh digunakan maksimal sebesar dana yang tersedia.

PENGENDALIAN BIAYA
 Deduktibel
Tertanggung diwajibkan membayar sebagian biaya pelayanan kesehatan
terlebih dahulu sebelumperusahaan asuransi mulai membayar
pelayanankesehatan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 /15
 Co-Insurance
Tertanggung diwajibkan membayar sekian prosentase dari seluruh biaya
medis yang harus dibayar.

KEBIJAKAN ASURANSI KESEHATAN


Kebijakan menyangkut sistem pelayanan kesehatan yang “benar‟ dan “terbaik”
masih merupakan perdebatan politik ekonomi internasional, yaitu :
(1) apakah pembiayaan kesehatan seharusnya menjadi tanggung jawab
negara sehingga disediakan secara sosialistis “cuma-cuma” melalui
asuransi sosial, atau sebaiknya
(2) diserahkan melalui mekanisme pasar dan pasien membeli pelayanan
kesehatan melalui asuransi swasta

Kebijakan (1) berakar dari aliran demokrasi sosial klasik, yang melahirkan
konsepsi negara kesejahteraan (welfare state). Kebijakan (2) berakar dari
konsep fundamentalisme pasar (market fundamentalism) yang dianut aliran
Neoliberalisme.

PENDUKUNG ASURANSI SOSIAL


1. Dengan mewajibkan anggota masyarakat untuk mengikuti asuransi, maka
asuransi sosial memungkinkan pengucuran uang bagi pemeliharaan
kesehatan
2. Asuransi sosial memastikan adanya sumberpendapatan yang stabil bagi
sektor kesehatan
3. Asuransi sosial (terutama sistem “asuransi kesehatan nasional”) tidak
mengurangi dana yang tersedia bagiDepartemen Kesehatan
4. Asuransi sosial meningkatkan kesehatan para pekerja yang amat vital bagi
pertumbuhan negara
5. Apabila memiliki fasilitas-fasilitas sendiri, makaasuransi sosial menggunakan
dana dengan lebih efisien daripada sektor swasta

PENDUKUNG ASURANSI SWASTA


Asuransi berlangsung dalam mekanisme pasar kompetitif, maka semua
perusahaan akan berupaya meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /15
serendah mungkin. Pada gilirannya, perusahaan dapat memperoleh
keuntungan wajar, dan peserta/tertanggung membayaar premi rendah.

HUKUM PEMBIAYAAN KESEHATAN


“The law of medical money “
Hukum yang mengatakan, berapapun jumlah uang yang disediakan untuk
pelayanan kesehatan akan habis, mengingat kebutuhan (needs) dari para
konsumen dan keinginan dari para “Health provider” untuk
menyelenggarakan tingkat pelayanan kesehatan itu akan selalu disesuaikan
dengan uang yang tersedia.

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN


- Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional
- Sistem Asuransi Kesehatan Sosial/Nasional
- Sistem Jaminan Sosial.

SISTEM JAMINAN SOSIAL


Menurut Pasal 34 (2) UUD‟1945. Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

PROGRAM JAMINAN SOSIAL


Program Jangka Pendek.
Adalah program jaminan sosial jangka pendek yang langsung dapat dinikmati
pesertanya (mis: program jaminan kesehatan). Program jangka pendek
memerlukan tersedianya dana setiapsaat, karena kejadian sakit bisa terjadi
setiap saat.

Program Jangka Panjang.


Adalah program jaminan sosial jangka panjang yang baru bisa dinikmati (mis:
program jaminan pensiun/hari tua). Program jangka panjang terbuka peluang
akumulasi dana yang sangat besar, karena dana tersebut tidak setiap saat
digunakan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /15
MASALAH PROGRAM JAMINAN SOSIAL
Dari mana dana untuk membiayai program jaminan sosial tersebut ? Jenis
program apa saja yang dapat dinikmati oleh masyarakat ? Bagaimana dan
siapa penyelenggara program jaminan sosial ?

CIRI PROGRAM JAMINAN SOSIAL


1. Tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sebuah
negara.
2. Ada peran peserta untuk ikut membiayai program jaminan sosial, melalui
mekanisme asuransi, baiksosial/komersial.
3. Kepesertaan bersifat wajib, sehingga hukum the lawof large numberscepat
terpenuhi.
4. Peran negara besar, baik dalam regulasi, kebijakan maupun
penyelenggaraan program jaminan sosial.
5. Bersifat not for profit, seluruh nilai tambah hasil investasi harus dikembalikan
untuk peningkatan program jaminan sosial.
6. Penyelenggara program jaminan sosial harus dapat diselenggarakan
dengan penuh kehati-hatian, transparan, akuntabel, mengingat terkait
kebutuhan masyarakat yang jumlahnya besar dan sifat jaminan sosial yang
harus berkelanjutan (sustainable).

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (UU NO. 40/2004)


- Pasal 1 (1) UU No. 40/2004 Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk
perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhikebutuhan dasar hidupnya yang layak.
- Pasal 1 (2) UU No. 40/2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu
tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan
penyelenggara jaminan sosial

KARAKTERISTIK PROGRAM JAMINAN SOSIAL


1. Program Jaminan Sosial biasanya ditentukan oleh pihak pemerintah
2. Program Jaminan Sosial memberikan kepada perorangan berupa pembayaran
tunai atau dalam bentuk pelayanan, sebagai ganti rugiakibat suatu risiko
3. Ditinjau dari jangka waktu :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /15
a. Long Term Risk, Program-program yang termasuk mengelola suatu risiko
jangka waktu panjang
b. Short Term Risk, Program-program jaminan yang dapat dikategorikan
mengelola risiko jangka waktu pendek
4. Ditinjau dari pendekatan pelaksanaan program jaminan sosial, terdiri dari:
a. Pelayanan Umum,
Untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat umum dengan biaya
yang relatif rendah (Puskesmas)
b. Bantuan Sosial,
Biasanya bersifat sesaat dan jangka pendek serta tidak ada iuran atau
kontribusi dari peserta (Bencana Alam)

C. LATIHAN
Pilihlah satu jawaban yang benar dari pertanyaan berikut di bawah ini :
1. Sistem Jaminan Sosial Nasional mulai diberlakukan tanggal :
a. 01 Januari 2012
b. 01 Januari 2013
c. 01 Januari 2014
d. 01 Januari 2015
e. 01 Januari 2016

2. Dibawah ini adalah asas dari penyelenggaraan sistem jaminan sosial


nasional, kecuali :
a. Asas saling menolong (gotong royong)
b. Asas kepesertaan wajib
c. Asas dana amanah (trust fund)
d. Asas nirlaba
e. Asas sukarela

3. Penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada dasarnya


mengacu pada beberapa hal antara lain :
a. UUD Tahun 1945 Pasal 28 huruf H ayat (3)
b. UUD Tahun 1945 Pasal 34 ayat (3)
c. UU No. 42 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /15
d. UU No.2 / 1992
e. KUHD Pasal 246

D. KUNCI LATIHAN
Jawaban :
1. C
2. E
3. A

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Morissey, Michael A. 2008. Health Insurance. Washington: AUPHA Press [e-
book]
2. Dione, Georges (editor). 2013.Handbook of Insurance, 2nd edition. New York:
Springer Science and Business Media [e-book]
3. Green, Michele A., dan JoAnn C. Rowell. 2011. Understanding Health
Insurance: A Guide to Billing and Reimbursement, 10th edition. New York:
Delmar Cengeage Learning [e-book]
4. Marcinko, David Edward dan Hope Rachel Hetico. 2006. Dictionary of Health
Insurance and Managed Care. New York: Springer Publishing [e-book]
5. Amelung, Volker Eric. 2013. Healthcare Management: Managed Care
Organisations and Instruments. Heidelberg: Springer-Verlag Berlin [e-book]
6. Rickel, Annette U. dan Thomas N. Wise. 2000. Understanding Managed Care:
An Introduction for Health Care Professional. Switzerland: Karger AG [e-book]
7. Samuel, David I. 2012. Managed Healthcare in the New Millenium: Innovative
Financial Modeling for the 21st Century. CRC Press [e-book]
8. Todd, Maria K. 2009. The Managed Care Contracting Handbook: Planning and
Negotiating the Managed Care Relationship, 2nd edition. New York:
Productivity Press. [e-book]
9. Veeder, Nancy W (editors). 2001. Managed Care Service: Policy, Program, and
Research. New Yord: Oxford University Press [e-book]
10. Zevnik, Richard Wm. 2004. The Complete Book of Insurance: Understand the
Coverage You Really Need. Illinois: Sphinx Publishing [e-book]
11. Vaughan, Emmett J. dan Therese M. Vaughan. 2014. Fundamentals of Risk
and Insurance, 11th edition. John Willey & Sons. [e-book

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /15
12. Carroll, Roberta (editor). 2009. Risk Management Handbook for Health Care
Organizations, student edition. Jossey-Bass [e-book]
13. Pauly, Mark V., Thomas G. McGuire, dan Pedro Pita Baros (editor). 2012.
Handbook of Health Economics, volume 2. Elsevier [e-book]
14. Wonderling, David, Reinhold Gruen, dan Nick Black. 2005. Introduction to
Health Economics. Open University Press [e-book]

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /15

Anda mungkin juga menyukai