Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Jaminan Nasional


System jaminan nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan
program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.
SJSN merupakan program Negara yang bertujuan untuk memberi
perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui
program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup
dasar yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilangnya
atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami
kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun.
Pengertian SJSN sebagaimana ditentukan dalam UU SJSN tersebut
bermakna bahwa jaminan sosial adalah instrumen negara yang dilaksanakan
untuk mengalihkan risiko individu secara nasional dengan dikelola sesuai
asas dan prinsip-prinsip dalam UU SJSN.
Selama kurang lebih 4 (empat) dekade, Indonesia telah menjalankan
beberapa program jaminan sosial, namun baru mencakup sebagian kecil
masyarakat. Sebagian besar rakyat belum memperoleh perlindungan yang
memadai. Di samping itu, pelaksanaan berbagai program jaminan sosial
tersebut belum mampu memberikan perlindungan yang adil dan memadai
kepada para peserta sesuai dengan manfaat program yang menjadi hak
peserta. Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu menyusun SJSN
yang mampu mensinkronisasikan penyelenggaraan berbagai bentuk jaminan
sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat
menjangkau kepesertaan yang lebih luas serta memberikan manfaat yang
lebih besar bagi setiap peserta.

B. Landasan Filosofi SJSN


Pemikiran mendasar yang melandasi penyusunan SJSN bagi
penyelenggaraan jaminan sosial untuk seluruh warga negara adalah sebagai
berikut:
1. Penyelenggaraan SJSN berlandaskan kepada hak asasi manusia dan
hak konstitusional setiap orang: UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal
28H ayat (3) menetapkan, ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat.”
2. Penyelenggaraan SJSN adalah wujud tanggung jawab Negara dalam
pembangunan perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial:
UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 34 ayat (2) menetapkan, ”Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.”
3. Program jaminan sosial ditujukan untuk memungkinkan setiap
orang mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermanfaat. Tercantum dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal
28H ayat (3), ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat.”
4. Penyelenggaraan SJSN berdasarkan asas kemanusiaan dan
berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia. UU No.
40 Tahun 2004 Pasal 2 menetapkan, “Sistem Jaminan Sosial Nasional
diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, asas
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Penjelasan Pasal 2 UU
No. 40 Tahun 2004 menjelaskan bahwa asas kemanusiaan berkaitan
dengan penghargaan terhadap martabat manusia.
5. SJSN bertujuan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang
layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. UU No. 40
Tahun 2004 Pasal 3 menetapkan, “Sistem Jaminan Sosial Nasional
bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar
hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.”
Penjelasan UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 3 menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup adalah kebutuhan esensial
setiap orang agar dapat hidup layak, demi terwujudnya kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. Landasan Sosiologis Sjsn


Paradigma hubungan antara penyelenggara Negara dengan warganya
mengalami perubahan sangat mendasar sejak reformasi ketatanegaraan pada
medio tahun 1998. Selama pemerintahan Orde Baru, hubungan tersebut
berorientasi kepada Negara (state oriented). Kemudian sejak reformasi
hubungan tersebut berubah menjadi atau berorientasi kepada rakyat yang
berdaulat (people oriented). Rakyat tidak dipandang sebagai obyek tetapi
subyek yang diberi wewenang untuk turut menentukan kebijakan publik yang
menyangkut kepentingan mereka. Negara tidak lagi menguasai
penyelenggaraan segala urusan pelayanan publik, tetapi mengatur dan
mengarahkannya.
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tersebut direspon oleh
hukum. Salah satu di antaranya adalah hukum jaminan sosial. Pemerintah
membentuk dan mengundangkan UU SJSN untuk menyikapi dinamika
masyarakat dan menangkap semangat jamannya, menyerap aspirasi, dan cita-
cita hukum masyarakat. Penyelenggaraan program jaminan sosial diubah
secara mendasar untuk memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip dana amanat diberlakukan. Dana
dikumpulkan dari iuran peserta sebagai dana titipan kepada BPJS untuk
dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk
kesejahteraan peserta.
D. Sembilan Prinsip SJSN
UU SJSN Pasal 4 menetapkan sembilan prinsip SJSN.
1. PRINSIP KEGOTONG-ROYONGAN Kebersamaan antar peserta dalam
menanggung beban biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan
kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji,
upah, atau penghasilan.
2. PRINSIP NIRLABA Pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan
hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi seluruh peserta.
3. PRINSIP KETERBUKAAN Mempermudah akses informasi yang
lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
4. PRINSIP KEHATI-HATIAN Pengelolaan dana secara cermat, teliti,
aman, dan tertib.
5. PRINSIP AKUNTABILITAS Pelaksanaan program dan pengelolaan
keuangan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
6. PRINSIP PORTABILITAS Memberikan jaminan secara berkelanjutan
meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
7. PRINSIP KEPESERTAAN WAJIB Mengharuskan seluruh penduduk
untuk menjadi peserta jaminan sosial yang dilaksanakan secara bertahap.
8. PRINSIP DANA AMANAT, Iuran dan hasil pengembangannya
merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya
bagi kepentingan peserta jaminan sosial.
9. PRINSIP HASIL PENGELOLAAN DANA JAMINAN SOSIAL
NASONAL DIPERGUNAKAN SELURUHNYA UNTUK
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN UNTUK SEBESAR-BESAR
KEPENTINGAN PESERTA. Hasil pengembangan aset jaminan sosial
dimanfaatkan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.

E. Program Sistem Jaminan Kesehatan


UU SJSN menetapkan 5 (lima) program jaminan sosial, yaitu:
1. Jaminan kesehatan
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan untuk menjamin agar peserta dan anggota
keluarganya memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
2. Jaminan kecelakaan kerja
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila ia mengalami
kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
3. Jaminan hari tua
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang
tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau
meninggal dunia.
4. Jaminan pension
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang
layak pada saat peserta mengalami kehilangan atau berkurang
penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat
tetap total
5. Jaminan kematian
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang
dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.

F. Organ Sistem Jaminan Nasional


Untuk penyelenggaraan SJSN dibentuk dua organ SJSN, yaitu Dewan Jaminan Sosial
Nasional (DJSN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
1. Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
Adalah dewan yang dibentuk dengan UU SJSN untuk perumusan
kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN. DJSN
bertanggung jawab kepada Presiden. Keanggotaan DJSN sebanyak 15
(lima belas) orang terdiri dari empat unsur, yaitu:
(1) pemerintah (5 orang),
(2) organisasi pemberi kerja (2 orang)
(3) organisasi pekerja (2 orang)
(4) tokoh/ahli yang memahami bidang jaminan sosial (6 orang).
Dalam melaksanakan tugasnya, DJSN dibantu oleh Sekretariat
Dewan yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua DJSN.
Enam tugas djsn Dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai
perumusan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN,
DJSN bertugas:
a. melakukan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan
penyelenggaraan jaminan sosial.
b. mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional.
c. mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima bantuan iuran
dan tersedianya anggaran operasional kepada Pemerintah.
d. memberikan konsultasi kepada BPJS tentang bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pengelolaan program.
e. menerima tembusan laporan pengelolaan tahunan dan laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik untuk
penyampaian pertanggungjawaban tahunan BPJS kepada Presiden
f. mengajukan kepada Presiden usulan anggota pengganti antarwaktu
Dewan Pengawas dan/atau anggota Direksi BPJS

Untuk menjamin terselenggaranya program jaminan sosial dan


kesehatan keuangan BPJS, DJSN berwewenang melakukan pengawasan,
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

2. Badan Penyelenggara Jaminan SOSIAL (BPJS)


Adalah badan hukum yang dibentuk dengan UU BPJS untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial.
UU No. 24 Tahun 2011 membentuk dua BPJS, yaitu:
1) BPJS Kesehatan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan
kesehatan.
2) BPJS Ketenagakerjaan, berfungsi menyelenggarakan program
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan
jaminan pensiun.

BPJS bertanggungjawab kepada Presiden. Organ BPJS terdiri dari


Dewan Pengawas dan Direksi. Anggota Direksi BPJS diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden. Presiden menetapkan Direktur Utama.

BPJS diawasi oleh pengawas internal dan pengawas eksternal.


Pengawasan internal dilaksanakan oleh organ BPJS, yaitu Dewan
Pengawas dan sebuah unit kerja di bawah Direksi yang bernama Satuan
Pengawas Internal.

Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh badan-badan di luar BPJS,


yaitu DJSN, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).

Tujuh Tugas Bpjs Dalam rangka melaksanakan fungsi sebagai


penyelenggara program jaminan kesehatan sosial bagi seluruh penduduk
Indonesia, BPJS Kesehatan bertugas:

1. menerima pendaftaran Peserta JKN;


2. memungut dan mengumpulkan iuran JKN dari Peserta, Pemberi Kerja,
dan Pemerintah;
3. menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
4. mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan Peserta;
5. mengumpulkan dan mengelola data Peserta JKN;
6. Membayarkan manfaat, dan/membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program jaminan sosial;
7. memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan
sosial kepada Peserta dan masyarakat.
Delapan Wewenang BPJS Untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut, BPJS Kesehatan berwewenang untuk:
1. menagih pembayaran iuran;
2. menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan
jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas,
solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai
3. melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan
Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya
4. membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar
pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang
ditetapkan oleh Pemerintah
5. membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
6. mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja
yang tidak memenuhi kewajibannya
7. melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang
menangani ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam
memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
8. melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
penyelenggaraan program jaminan sosial.

Dua Hak Bpjs Dalam melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak untuk:

1. memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang


bersumber dari dana jaminan sosial dan/atau sumber lainnya
2. memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program
jaminan sosial dan DJSN setiap 6 (enam) bulan.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Setelah mencermati bagaimana SJSN bekerja, dapat ditarik kesimpulan
terhadap SJSN sebagaimana dijelaskan di bawah ini. SJSN adalah sistem
jaminan sosial seumur hidup untuk perlindungan sosial ekonomi bagi seluruh
warga negara, sehingga bersifat mengikat dalam kewajiban tenaga kerja,
pemberi kerja dan pemerintah.
SJSN memiliki lima fungsi, yaitu:
a. Instrumen negara untuk pencegahan kemiskinan serta pemberdayaan
masyarakat miskin dan tidak mampu;
b. Instrumen negara untuk penciptaan pendapatan hari tua bagi peserta, karena
iuran jaminan hari tua pada dasarnya merupakan penangguhan sebagian
pendapatan di usia produktif untuk dibayarkan pada hari tua;
c. Instrumen negara untuk redistribusi pendapatan dari peserta berpendapatan
tinggi kepada peserta berpendapatan rendah melalui ketentuan besaran
iuran ditetapkan sesuai tingkat pendapatan untuk manfaat yang sama, serta
adanya bantuan iuran bagi masyarakat miskin;
d. Instrumen negara untuk meminimalisasi peredaran uang di masyarakat
(uang primer) untuk tujuan investasi jangka panjang melalui penguncian
dana publik oleh program jaminan hari tua dan jaminan pensiun.
e. Instrumen negara sebagai pengikat berdirinya Negara Republik Indonesia
karena adanya kepastian pemenuhan kebutuhan hidup dasar yang
layak untuk mewujudkan persatuan bangsa dan kesejahteraan sosial.

Anda mungkin juga menyukai