Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI KESEHATAN

“Konsep Asuransi Kesehatan Berdasarkan UU SJSN”


Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Kesehatan
Dosen Pengampu : Vina Novela, SKM. M.Kes

Disusun Oleh :

PUTRI KULSYUM

2013201029

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ekonomi
Kesehatan yang berjudul “Konsep Asuransi Kesehatan Berdasarkan UU SJSN”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah Ekonomi Kesehatan ini adalah
untuk memenuhi tugas dari Ibu Vina Novela, SKM, M.Kes pada Mata Kuliah
Ekonomi Kesehatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Konsep Asurasnu Kesehatan Berdasarkan UU SJSN bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Vina Novela, SKM, M.Kes
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauhdari kata
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 28 Oktober 2021

Putri Kulsyum
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………….……………………………...…….i

KATA PENGANTAR………………………………………………...…………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………….……………………..iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………..……………………….1

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH……………….…………………..1

1.2.RUMUSAN MASALAH……………………………………………...1

1.3.TUJUAN PENULISAN……………………………………………….2

1.4.MANFAAT PENULISAN…………………….…………………...….2

BAB II PEMBAHASAN………...……………………...………………….……3

2.1.PENGERTIAN SJSN………………………………………………….3

2.2.TUJUAN SJSN………………………………………………………..3

2.3.LANDASAN FILOSOFIS SJSN……………………………………...3

2.4.LANDASAN YURIDIS SJSN………………………………………...4

2.5.LANDASAN SOSIOLOGIS………………………………………….6

2.8.PROGRAM SJSN……………………………………………………..7

2.7.PRINSIP-PRINSIP SJSN……………………………………………...8

BAB III PENUTUP………………………………………………………………9

3.1.KESIMPULAN………………………………………………...……...9

3.2.SARAN………………………………………………………..………9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………….10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat miskin. UUD 1945
mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang
miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan
daerah.
Perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk
itu, UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) turut menegaskan bahwa jaminan kesehatan merupakan salah satu
bentuk perlindungan sosial. Pada hakekatnya jaminan kesehatan bertujuan
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
secara layak.
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban dalam penyediaan
sarana pelayanan kesehatan. Kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang
utama dan menjadi prioritas yang mendasar bagi kehidupan. Pelaksanaan
pembangunan dibidang kesehatan melibatkan seluruh warga masyarakat
Indonesia. Hal tersebut dapat dimengerti karena pembangunan kesehatan
mempunyai hubungan yang dinamis dengan sektor lainnya.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan pelayanan kesehatan
yang paripurna, berkeadilan, terjangkau, bertanggung jawab, aman, bermutu,
merata dan nondiskriminatif serta kerjasama secara sinergis antar sumber daya
manusia sebagai potensi.
1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan SJSN ?
b. Apa tujuan dari SJSN ?
c. Apa landasan filosofis dari SJSN ?
d. Apa landasan yuridis dari SJSN ?
e. Apa landasan sosiologis dari SJSN ?
f. Apa saja prinsip-prinsip dari SJSN ?
g. Apa saja program dari SJSN ?

1.3.Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian dari SJSN
b. Mengetahui tujuan dari SJSN
c. Mengetahui landasan fisiologis dari SJSN
d. Mengetahui landasan yuridis dari SJSN
e. Mengetahui landasan sosiologis dari SJSN
f. Mengetahui prinsip-prinsip dari SJSN
g. Mengetahui program dari SJSN

1.4.Manfaat Penulisan
a. Supaya pembaca dapat mengetahui pengertian dari SJSN
b. Supaya pembaca mengetahui tujuan dari SJSN
c. Supaya pembaca dapat mengetahui landasan fisiologis dari SJSN
d. Supaya pembaca dapat mengetahui landasan yuridis dari SJSN
e. Supaya pembaca dapat mengetahui landasan sosiologis dari SJSN
f. Supaya pembaca dapat mengetahui primsip-prinsip dari SJSN
g. Supaya pembaca dapat mengetahui program dari SJSN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian dari SJSN


SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL Adalah suatu tata cara
penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara
jaminan sosial. SJSN adalah program Negara yang bertujuan untuk memberi
perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
hidup dasar yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan
hilangnya atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami
kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun. Pengertian
SJSN sebagaimana ditentukan dalam UU SJSN tersebut bermakna bahwa jaminan
sosial adalah instrumen negara yang dilaksanakan untuk mengalihkan risiko
individu secara nasional dengan dikelola sesuai asas dan prinsip-prinsip dalam
UU SJSN.

2.2.Tujuan dari SJSN


Bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup
yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Melalui program ini,
setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup  yang layak
apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya
pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan,
memasuki usia lanjut, atau pensiun.

2.3.Landasan Filosofis dari SJSN


Penyelenggaraan SJSN berlandaskan kepada hak asasi manusia dan hak
konstitusional setiap orang: UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28H ayat (3)
menetapkan, ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.”
Penyelenggaraan SJSN adalah wujud tanggung jawab Negara dalam
pembangunan perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial: UUD Negara RI
Tahun 1945 Pasal 34 ayat (2) menetapkan, ”Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.” Program jaminan sosial
ditujukan untuk memungkinkan setiap orang mampu mengembangkan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat. Tercantum dalam UUD Negara RI
Tahun 1945 Pasal 28H ayat (3), ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat.” 03 Paham SJSN 10 Penyelenggaraan SJSN berdasarkan asas
kemanusiaan dan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia. UU
No. 40 Tahun 2004 Pasal 2 menetapkan, “Sistem Jaminan Sosial Nasional
diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, asas keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.” Penjelasan Pasal 2 UU No. 40 Tahun 2004
menjelaskan bahwa asas kemanusiaan berkaitan dengan penghargaan terhadap
martabat manusia. SJSN bertujuan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup
yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. UU No. 40 Tahun
2004 Pasal 3 menetapkan, “Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk
memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
peserta dan/atau anggota keluarganya.” Penjelasan UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 3
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup adalah
kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi terwujudnya
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.4.Landasan Yuridis dari SJSN


Landasan yuridis penyelenggaraan SJSN adalah UUD Negara Republik
Indonesia Pasal 28H ayat (3) dan Pasal 34 ayat (2). Pasal 28H ayat (3) diatur
dalam Perubahan Kedua UUD NRI 1945 dan Pasal 34 ayat (2) diatur dalam
Perubahan Keempat UUD NRI 1945. Amanat konstitusi tersebut kemudian
dilaksanakan dengan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (UU SJSN). Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara No.
007/PUU-III/2005, Pemerintah bersama DPR mengundangkan sebuah peraturan
pelaksanaan UU SJSN setingkat Undang-Undang, yaitu UU No. 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (UU BPJS). Peraturan
Pelaksanaan UU SJSN dan UU BPJS terbentang mulai Peraturan Pemerintah
hingga Peraturan Lembaga. Penyelesaian seluruh dasar hukum bagi implementasi
SJSN yang mencakup UUD NRI, UU SJSN dan peraturan pelaksanaannya
membutuhkan waktu lima belas tahun (2000 – 2014). UUD NEGARA
REPUBLIK INDONESIA PERUBAHAN KEDUA (2000) DAN PERUBAHAN
KEEMPAT (2002): Pasal 28H ayat (3): ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial
yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat.” Pasal 28H ayat (3) meletakkan jaminan sosial sebagai hak asasi
manusia. Pasal 34 ayat (2): ”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan.” Pasal 34 04 Paham SJSN 13 ayat (2)
meletakkan jaminan sosial sebagai elemen penyelenggaraan perekonomian
nasional dan kesejahteraan sosial. UU NO. 40 TAHUN 2004 TENTANG
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (UU SJSN) UU SJSN diundangkan
pada tanggal 19 Oktober 2004, sebagai pelaksanaan amanat konstitusi tentang hak
konstitusional setiap orang atas jaminan sosial dengan penyelenggaraan program-
program jaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh warga negara Indonesia.
UU SJSN adalah dasar hukum untuk menyinkronkan penyelenggaraan berbagai
bentuk jaminan sosial yang telah dilaksanakan oleh beberapa badan
penyelenggara agar dapat menjangkau kepesertaan yang lebih luas serta
memberikan manfaat yang lebih besar bagi setiap peserta. UU NO. 24 TAHUN
2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (UU BPJS)
UU BPJS adalah dasar hukum bagi pembentukan badan penyelenggara jaminan
sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia.
BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun bagi seluruh tenaga
kerja di Indonesia. UU BPJS mengatur fungsi, tugas, wewenang dan tata kelola
badan penyelenggara jaminan sosial. UU BPJS mengaturtata cara pembubaran
empat Persero penyelenggara program jaminan sosial (PT Askes, PT Jamsostek,
PT Asabri, PT Taspen) berikut tata cara pengalihan aset, liabilitas, hak,
kewajiban, dan pegawai keempat persero kepada BPJS.
2.5.Landasan Sosiologis dari SJSN
Paradigma hubungan antara penyelenggara Negara dengan warganya
mengalami perubahan sangat mendasar sejak reformasi ketatanegaraan pada
medio tahun 1998.
Selama pemerintahan Orde Baru, hubungan tersebut berorientasi kepada
Negara (state oriented). Kemudian sejak reformasi hubungan tersebut berubah
menjadi atau berorientasi kepada rakyat yang berdaulat (people oriented). Rakyat
tidak dipandang sebagai obyek tetapi subyek yang diberi wewenang untuk turut
menentukan kebijakan publik yang menyangkut kepentingan mereka. Negara
tidak lagi menguasai penyelenggaraan segala urusan pelayanan publik, tetapi
mengatur dan mengarahkannya.
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tersebut direspon oleh
hukum. Salah satu di antaranya adalah hukum jaminan sosial. Pemerintah
membentuk dan mengundangkan UU SJSN untuk menyikapi dinamika
masyarakat dan menangkap semangat jamannya, menyerap aspirasi, dan cita-cita
hukum masyarakat. Penyelenggaraan program jaminan sosial diubah secara
mendasar untuk memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Prinsip dana amanat diberlakukan. Dana dikumpulkan
dari iuran peserta sebagai dana titipan kepada BPJS untuk dikelola sebaik-baiknya
dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

2.6.Prinsip-prinsip dari SJSN


a. Kegotong-royongan; prinsip kebersamaan antar peserta dalam
menanggung beban biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan
kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah
atau penghasilannya.
b. Nirlaba; prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
seluruh peserta.
c. Keterbukaan; prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar
dan jelas bagi setiap peserta.
d. Kehati-hatian; prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan
tertib.
e. Akuntabilitas; prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan
yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Portabilitas; prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun
peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
g. Kepesertaan bersifat wajib; prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk
menjadi peserta jaminan sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.
h. Dana amanat; bahwa iuran dan pengembangannya merupakan dana titipan
dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta
jaminan sosial.
i. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial (DJS) dipergunakan seluruhnya
untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta;  bahwa hasil dividen dari pemegang saham yang dikembalikan
untuk kepentingan peserta jaminan sosial.

2.7.Program dari SJSN


UU SJSN menetapkan 5 (lima) program jaminan sosial, yaitu:
1. Jaminan kesehatan
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta dan anggota keluarganya
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

2. Jaminan kecelakaan kerja


Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan
kesehatan dan santunan uang tunai apabila ia mengalami kecelakaan kerja
atau menderita penyakit akibat kerja.
3. Jaminan hari tua
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila
memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal
dunia.
4. Jaminan pensiun
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang 4 Pasal 19
ayat 1 dan ayat 2, Pasal 20 ayat 2 UU SJSN 5 Pasal 29 ayat 1 dan ayat 2
UU SJSN 6 Pasal 35 ayat 1 dan ayat 2 UU SJSN 07 Paham SJSN 20 layak
pada saat peserta mengalami kehilangan atau berkurang penghasilannya
karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat tetap total.
5. Jaminan kematian
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan
kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
a. SJSN adalah program Negara yang bertujuan untuk memberi perlindungan
dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. jenis-jenis jaminan sosial adalah teridiri dari jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan, jaminan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, jaminan
kematian.
c. Dalam penyelengggaran jaminan sosial dari hasil transformasi lembaga
penyelenggara jaminan sosial yakni BPJS dan terdiri dari BPJS Kesehatan
dan BPJS Ketenagakerjaan selain itu masih terdapat persero yang
menyelenggarakan jaminan sosial saat ini untuk sampai jangka waktu
yang ditentukan berdasarkan pada putusan Mahkamah Konstitusi untuk
melayani subjek hukum (peserta/tertentu) yang belum bertransformasi
menjadi BPJS yakni PT.ASABRI dan PT.TASPEN

3.2.Saran
Semoga pemerintah pusat maupun pemerintah daerah lebih memperhatikan
kembali bagaimana asuransi kesehatan di Indonesia khususnya daerah terpencil
dapat disalurkan dengan baik dan sampai kepada penerima yang tepat. Semoga
asuransi kesehatan ini nantinya dapat membantu masyarakat agar mempunyai
derajat kesehatan yang baik dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

UUD Negara Republik Indonesia Perubahan Kedua (2000) dan Perubahan


Keempat (2002)

UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional Tahun 2005-2025

UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara JaminanSosial


Nasional

Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang JaminanKesehatan

Purwoko, Bambang, (2006), “Teori, Program dan Badan Penyelenggara


Sistem Jaminan Sosial”, Buku Ajar untuk dipergunakan di lingkungan
Program Program Studi Magister Kesehatan FKMUI dan MPKP FEUI

Anda mungkin juga menyukai